PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR - FKIP
UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2022
KOMIK ELEKTRONIK
GUSJIGANG
ASAL USUL KOTA KUDUS
DAN KEARIFAN LOKALNYA
Dahulu kala terdapat seorang pedagang dari Cina yang bernama Sun Ging,
tidak hanya berdagang, ia juga sangat mahir mengukir. Kemahirannya
terdengar hingga Majapahit, sehingga ia dipanggil untuk mengukir ornamen
Kerajaan......
Haii..... Sun Ging kami
mendengar kabar bahwa
kamu pandai mengukir ya?
Iya Prajurit
Baiklah kalau begitu, kami mendapatkan Baik Prajurit, saya
tugas untuk mengajakmu datang ke kerajaan akan ikut pergi ke
Majapahit untuk mengukir sebuah ornamen kerajaan Majapahit
di kerajaan
Karena hasil ukiran dari Sun Ging yang bagus, ia mendapatkan hadiah. Sun
Ging meminta sebidang tanah dan di tanah tersebut ia ingin mendirikan
sekolah mengukir, lambat laut daerah yang terkenal tadi diberinama desa
Sunggingan.....
Sungguh ukiran yang sangat Baik baginda Raja, apakah
bagus Sun Ging. Aku akan saya diperbolehkan meminta
memberimu hadiah, hadiah sebidang tanah baginda?
apa yang kamu minta Sun
Ging? Terima kasih
baginda raja
Jika itu yang kamu
inginkan Sun Ging, maka
akan saya berikan.
Ini tanah yang baginda berikan
kepadamu Sun Ging, sebagai hadiah
karena kamu telah mengukir di kerajaan
Sekali lagi saya
mengucapkan Terima
kasih baginda raja.
Akhirnya sekolah
untuk mengukir,
sudah jadi.
Desa terkenal ini akan
saya berinama Desa
Sunggingan.
Desa Sunggingan yang semakin populer itu terdengar hingga telinga Raden
Fatah dari Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Beliau
tertarik dengan desa Sunggingan dan berkeinginan untuk mengislamkan
masyarakat daerah Sunggingan. Kemudia Syekh Ja’far Shadiq diperintahkan
untuk melakukan tugas ini, beliau merupakan ulama besar dari Persia.
Wahai Syekh Ja’far Shadiq.... Baik Raden Fatah,
saya mendengar bahwa akan kulaksanakan
terdapat sebuah desa yang amanah dari Raden
terkenal, desa tersebut Fatah.
bernama Sunggingan, saya
memberi amanah kepadamu
untuk mengislamkan desa
tersebut!!!
Karena adanya perintah itu, akhirnya Syekh Ja’far Shadiq pergi ke desa
Sunggingan.
Alhamduliilah..
akhirnya saya
sampai di desa
Sungingan
Setelah sampai di desa Sunggingan, Syekh Ja’far Shadiq melihat suatu
bangunan dengan pintu gerbang Kerajaan Majapahit yang sudah rusak, Demi
menarik perhatian masyarakat penganut agama Hindu, beliau membangun
kembali gerbang tersebut.
Kenapa bangunannya hancur??
baiklah akan saya perbaiki
gerbang ini, agar masyarakat
disini tertarik.
Alhamdulillah ya Allah. Atas
ridlo-Mu, akhirnya gerbang ini
bisa terlihat bagus kembali.
Di gerbang itu, Syekh Ja’far Shadiq menambatkan seekor sapi jantan gemuk
dan beliau mulai berkhutbah. Karena kesabaran, keramahan, dan kewibawaan
pribadinya, dalam waktu dekat masyarakat Sunggingan banyak yang memeluk
agama Islam termasuk The Ling Sing, bahkan The Ling Sing mendapatkan
gelar Kiai Telingsing......
Marilah saudara-saudaraku
kita memeluk agama Islam.
Baik Syekh
Baik Syekh Baik Syekh
Wahai The Ling Sing, karena
kamu murid terbaik yang saya
punya, maka kamu saya berikan
gelar sebagai Kiai Telingsing
Baik Syekh, akan saya terima
gelar tersebut, doakan ya
Syekh, Semoga saya bisa
amanah dengn gelar ini.
Syekh Ja’farShadiq akhirnya bermukim disana dan mendirikan masjid di
daerah itu pada tahun 1956 H atau 1548 M. Yang semula masjid tersebut
diberi nama Al-Manar atau masjid Al-Aqsha, meniru salah satu masjid yang
ada di Yerussalem.
Masjid ini akan
saya berinama
masjid Al-Manar
atau masjid Al-
Aqsha
Yerusalem juga disebut baitul Maqdis atau Al-Quds, dari kata Al-Quds
tersebut kemudian lahir kata Kudus sekarang.
Apakah lebih baik
jika kota ini saya
berinama sebagai
kota kudus?
Aqsho, meniru nama Masjid di Yerussalem yang bernama Masjidil Aqsho. Kota
Yerussalem juga disebut sebagai Baitul Maqdis atau Al-Quds. Dari kata Al-
Quds tersebut kemudian lahir kata Kudus, yang kemudian digunakan untuk
nama kota Kudus Sekarang.
KUDUS