TUBEKTOMI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan Kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya saya bisa
menyelesaikan penyusunan booklet
Tubektomi dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.
Saya sadar bahwa isi booklet ini
bukan merupakan hasil kerja saya
sendiri. Ada banyak pihak yang sudah
berjasa dalam membantu saya
menyelesaikan booklet ini seperti
pengambilan materi, gambar dan
lain-lain. Maka dari itu saya
mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan wawasan
kepada saya ketika membuat booklet
ini.
Saya juga sadar bahwa booklet yang
saya buat masih tidak belum bisa
dikatakan sempurna. Maka dari itu,
saya meminta dukungan dan
masukan dari para pembaca, agar
kedepannya saya bisa lebih baik lagi
di dalam membuat sebuah booklet
Penulis
NOPI FUJIASTUTY R. DAUD
DAFTAR ISI
A. Kata Pengantar......................................................i
B. Daftar isi................................................................ii
C. Pembahasan............................................................1
Perbedaan MOW dan MOP.......................................1
Pengertian Tubektomi?............................................2
Tujuan Kontrasepsi Tubektomi?...............................4
Bagaimana cara kerja Tubektomi.............................5
Waktu yang tepat pemasangan Tubektomi.............6
Prosedur Tubektomi..................................................7
Sifat Tubektomi......................................................11
Alasan wanita tidak menggunakan Tubektom.........12
Perawatan Pasca Tubektomi...................................13
Kelebihan Tubektomi..............................................14
Kekurangan Tubektomi...........................................15
D.Daftar pustaka........................................................19
Perbedaan MOW dan MOP
Metode kontrasepsi mantap mempunyai 2 jenis yaitu
Metode Operasi Wanita (MOW) dan Metode Operasi
Pria (MOP). Metode opeasi wanita yang juga biasa
disebut tubektomi juga pemotongan tuba falopi
sehingga membuntukan saluran yang
mempertemukan ovum dan sperma. Sedangkan
Metode operasi pada pria disebut dengan vasektomi
yang berarti pemotongan pada saluran sperma
sehingga air mani yang diejakulasikan tidak
mengandung sperma.
Apa Itu Tubektomi?
Tubektomi atau sering dikenal dengan istilah kontrasepsi
mantap pada wanita, bahkan ada yang menyebut
dengan metode operasi wanita (MOW) adalah suatu
tindakan berupa penutupan saluran kiri dan kanan tuba
fallopii dimana sel telur dan sperma tidak dapat bertemu
sehingga menyebabkan tidak terjadinya pembuahan.
Tubektomi dapat dilakukan pada seseorang setelah
persalinan (pasca salin), pasca keguguran, dan masa
interval yaitu keadaan tidak hamil. Pada waktu zaman
dulu MOW dikenal dengan proses pengangkatan rahim,
tetapi pada masa kini diera yang sudah canggih maka
dilakukan cukup dengan mengikat saluran tuba atau
dengan kata lain tubektomi
Tubektomi merupakan suatu tindakan
pemotongan saluran indung telur sehingga sel
telur tidak bisa lagi memasuki rahim untuk
dibuahi.Tubektomi atau kontrasepsi mantap
dilakukan atas indikasi medis seperti seorang ibu
yang berpenyakit, kelainan jiwa, kemungkinan
kehamilan yang dapat membahayakan nyawa ibu
atau penyakit keturunan. Tubektomi ialah alat
kontrasepsi yang efektif dan efisien untuk
mencegah Kehamilan.
Tujuan
Kontrasepsi tubektomi ini merupakan metode
kontrasepsi jangka panjang yang bertujuan apabila
seorang wanita tidak ingin memiliki anak lagi
ataupun hamil. Dulu kebanyakan wanita yang
menggunakan tubektomi untuk masalah kesehatan,
seperti resiko kehamilan yang dapat
membahayakan nyawa ibu dan anak pada saat
hamil dan melahirkan, kelainan jiwa, serta penyakit
keturunan. Kini
MOW dilakukan untuk menentukan jumlah anak
yang ingin dimiliki oleh sebuah pasangan maupun
keluarga.
Bagaimana Cara Kerja
Tubektomi?
Pada tubektomi prosedur pemotongan dilakukan
pada kedua saluran tuba fallopi wanita sebelah
kiri dan kanan. Dulu, tubektomi dikerjakan dengan
cara laparotomi atau operasi vagina. Namun
seiring canggihnya teknologi saat ini pengerjaan
tubektomi jadi lebih mudah dilakukan dan tidak
membutuhkan rawat inap di rumah sakit. Cara
Pelaksanaannya adalah dilakukan pengikatan dan
pemutusan jalur sel telur masuk rongga rahim,
dilakukan melalui suatu operasi kecil pada dinding
perut bagian bawah.
Kapan waktu yang tepat
dilakukan pemasangan
tubektomi?
Bagi ibu yang bersalin secara normal, tubektomi
dapat dilakukan dengan teknik laparoskopi (bedah
di rongga perut dengan sayatan minimal).
Tubektomi dapat dilakukan maksimal 1 minggu
pascapersalinan. Lewat dari waktu tersebut
tubektomi paling cepat dilakukan 4 minggu setelah
persalinan. Tubektomi tidak akan mengganggu
produksi ASI, sehingga dapat digunakan bagi ibu
menyusui.
Bagi ibu yang bersalin dengan sectio caesaria,
tubektomi dapat dilakukan sesaat setelah bayi
dikeluarkan.
Prosedur Tubektomi?
1
LAPAROSKOPI
Tubektomi laparoskopi lebih sering dipilih daripada
minilaparotomi dan juga menjadi pilihan dalam
kontrasepsi mantap pascaabortus. Keunggulan
prosedur laparoskopi adalah sayatan yang kecil
dan pulihnya kemampuan beraktivitas lebih cepat.
Namun, keterbatasannya adalah kebutuhan
peralatan dan pelatihan tenaga ahli khusus, serta
peningkatan risiko cedera usus, kandung kemih,
atau pembuluh darah utama. Selain itu,
penggunaan anestesi umum dapat meningkatkan
risiko komplikasi terkait anestesi.
PROSEDUR LAPAROSKOPI
Membuat 1 atau 2 sayatan kecil di dekat pusar
Memompa gas ke dalam perut agar tuba falopi
dan rahim terlihat jelas
Memasukan laparoskop (tabung kamera mini)
ke dalam perut untuk meilihat tuba falopi
Memasukan alat untuk menutup atau
memotong tuba falopi melalui laparoskop atau
sayatan kecil lain
Membakar atau menyumbat tuba falopi
Mengeluarkan laparos
kop dan alat lainya lalu
menjahit sayatan
2
MINILAPARATOMI
Tubektomi dengan metode minilaparotomi
biasanya dilakukan pada wanita dengan risiko
komplikasi rendah. Tindakan ini pada
umumnya dilakukan setelah persalinan
pervaginam ketika involusi uterus telah
signifikan. Metode ini dilakukan melalui
sayatan kecil di bawah pusar dan dianjurkan
bagi pasien yang mengalami obesitas, baru
menjalani operasi perut atau panggul, serta
pernah mengalami infeksi panggul yang
berdampak pada rahim maupun tuba falopi.
PROSEDUR MINILAPARATOMI
Di samping operasi, tubektomi bisa
dilakukan dengan prosedur
histeroskopi. Metode ini dilakukan
lewat leher rahim sehingga tidak
membutuhkan operasi dan jarang
memerlukan anestesi.
Apakah Tubektomi Permanen?
Metode Tubektomi bersifat permanen dan
efektiff karena melakukan tindakan
pembedahan secara steril untuk pemotongan
saluran sel telur sehingga tidak dapat dibuahi
oleh sel sperma. Tindakan ini dinilai cukup
sederhana, dan sering dilakukan. oleh wanita
pasca melahirkan anak yang banyak dan tidak
ingin memiliki anak lagi diusia kurang lebih tiga
puluh lima tahun
tidak ada efek samping yang ditimbulkan, tidak
mengganggu hubungan seks dan tidak
mempengaruhi proses menyusui.
APA SAJA SYARAT YANG MEMBUAT WANITA
TIDAK MENGGUNAKAN TUBEKTOMI?
1 2
Wanita hamil atau Adanya perdarahan melalui
dicurigai hamil. vagina yang belum
terjelaskan penyebabnya.
3 4
Adanya infeksi sistematik Adanya kondisi yang
atau pelvic akut yang belum menyebabkan ibu
sembuh atau masih tidak boleh menjalani
dikontrol. proses pembedahan.
5 6
Ibu dan/atau pasangan masih Belum memberikan
kurang mantap atau kurang persetujuan tertulis
pasti dengan rencananya terkait (informed consent).
fertilitas pada masa mendatang.
APA SAJA PERAWATAN PASCA TUBEKTOMI?
1
dtMianendlaaiknkudakunak(nsai dpdaeorkbwteeabrtearnapluakma esteosdueaitumbeetkotdoemi)
2
Hbuinladnari angkat beban berat setidaknya 1
3
Hindari aktivitas berat selama 1-2 minggu
4
Hboinledharsiadautlkuosnetkrsoul aral wsaamt pjaaliadninyatakan
KELEBIHAN TUBEKTOMI
1.Sangat efektif, aman untuk jangka
panjang
2.Sekali untuk seterusnya melindungi ibu
dari kehamilan
3.Tidak mengangu hubungan seksual suami
istri
4.Tidak perlu pengobatan dan pemeriksaan
berkala
5.Bersifat mantap sekali untuk seterusnya
melindungi istri resiko tinggi dari
kehamilan
6.Efektivitas hampir 100%
7.Tidak mempengaruhi proses menyusui
8.Tidak ada efek samping jangka panjang
9. Tidak ada perubahan pada fungsi seksual
KEKURANGAN TUBEKTOMI
1. Tidak semua wanita usia subur dapat
dilayani pada tubektomi. ada 3
persyaratan yang di tetapkan pada
perkumpulan kontrasepsi mantap
indonesia yaitu sukarela, bahagia dan
sehat
2. Tempat pelayanan harus di Rumah sakit
3. Tingkat keberhasilan 99%
4. kesuburan sulit kembali karena metode
tubektomi merupakan kontrasepsi
permanen. meskipun saluran telur yang
tadinya di potong atau diikat dapat di
sambung kembali namun tingkat
keberhasilan untuk hamil lagi sangat kecil
DAFTAR PUSTAKA
Salimung, H. D. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemilihan Alat Kontrasepsi Tubektomi Pada Pasangan Usia Subur
Di Rumah Sakit Umum Sawerigading Kota Palopo. Jurnal
Fenomena Kesehatan, 2(2), 286-294.
Mangeto, R. (2019). Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan
Akseptor Kb Terhadap Tindakan Tubektomi Di Puskesmas Kassi-Kassi
Makassar Tahun 2019. Jurnal Farmasi Sandi Karsa, 5(1), 65-70.
Bahu, R., Hasania, E., & Hilamuhu, F. (2019). Hubungan Paritas dan
Dukungan Suami dengan Rendahnya Minat Penggunaan Alat
Kontrasepsi Metode Tubektomi di Puskesmas Tibawa. Akademika,
8(1), 67-77.
Shaliha, L. A., Kasanah, U., & Altika, S. (2021). GAMBARAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUAMI DALAM MEMBERIKAN
DUKUNGAN KB TUBEKTOMI PADA IBU. Jurnal Ilmu Kebidanan dan
Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health), 12(2), 14-25.
Mirdahni, R., & Idawati, I. (2021). Pengaruh Usia dan Penyakit Ibu
dalam Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi di Ruang Bersalin RSUD
Tgk Chik Ditiro. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas
Muhammadiyah Buton, 7(4), 662-669.
Redo, P. (2021). Efektifitas Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
dalam Mencegah Kehamilan Dini: Kajian Deskriptif di Puskesmas Sasi
Kota Kefamenanu. Jurnal Penelitian Inovatif, 1(2), 95-106.
Yoshep Dedy, K. (2021). RASIONALITAS AKSEPTOR KB DALAM
MENGAMBIL KEPUTUSAN METODE TUBEKTOMI PADA KELUARGA PRA
SEJAHTERA DI KECAMATAN JOMBANG (Studi Kasus di Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang) (Doctoral dissertation, Universitas Darul
Ulum).
Fadhilah, I. (2020). PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA
VIDEO TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI
TENTANG PROGRAM KB PADA UNMET NEED (Doctoral dissertation,
Universitas Hasanuddin).
Setiawan, T. W., Indarwati, I., & Fatmawati, S. (2020). PENTINGNYA
DUKUNGAN SUAMI DALAM MENJAGA JARAK KELAHIRAN ANAK (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS'AISYIYAH SURAKARTA).
Hatta, F. A. (2021). Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang pembatasan
keturunan melalui vasektomi dan tubektomi perspektif maslahah
mursalah (Doctoral dissertation, INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
MADURA).
Yuliana, Y., Johan, A., & Rochana, N. (2021). Pengaruh Mobilisasi Dini
terhadap Penyembuhan Luka dan Peningkatan Aktivitas Pasien
Postoperasi Laparatomi. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 10(1), 238-
249.
Mirdahni, R., & Idawati, I. (2021). Pengaruh Usia dan Penyakit Ibu dalam
Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi di Ruang Bersalin RSUD Tgk Chik
Ditiro. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton,
7(4), 662-669.