The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

konsep timbulnya permasalahan gizi STR Gizi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Siti Khatijah, 2021-01-26 20:55:39

konsep timbulnya permasalahan gizi STR Gizi

konsep timbulnya permasalahan gizi STR Gizi

A. PENDAHULUAN
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat,tetapi

penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan
pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor,
karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang
terkait. Sektor terkait tersebut adalah bidang kesehatan dan luar kesehatan.
Keberhasilan program gizi, sebesar 30% ditentukan oleh sektor kesehatan atau gizi
disebut dengan intervensi spesifik dan sebesar 70% oleh sektor luar kesehatan
yang disebut dengan intervensi sensitif.

Masalah gizi, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan,
pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan panga.
Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana, kekeringan, perang,
kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan
pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh
makanan untuk semua anggotanya. Menyadari hal itu, peningkatan status gizi
masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat
untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Dalam konteks ini,
masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan, tetapi juga masalah
kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja.

Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih
didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi,
masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), masalah Kurang Vitamin A
(KVA), dan masalah obesitas terutam di kota-kota besar.

Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993, telah terungkap
bahwa Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah
gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh, sudah muncul masalah baru,
yaitu berupa gizi lebih. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi gizi buruk
adalah 5,7%, gizi kurang 19,6%, sangat kurus 5,35%, kurus 6,8%, dan gemuk
11,9%.

Selain masalah tersebut, diduga ada masalah gizi mikro lainnya seperti defisiensi
zink yang sampai saat ini belum terungkap karena adanya keterbatasan Iptek Gizi.

Secara umum masalah gizi di Indonesia, terutama KEP, masih lebih besar daripada
negara ASEAN lainnya. Pada tahun 1995, sekitar 35,4% anak balita di Indonesia
menderita KEP (persen median berat menurut umur <80%). Pada tahun 1997,
berdasarkan pemantauan status gizi (PSG) yang dilakukan oleh Direktorat Bina Gizi
Masyarakat, prevalensi KEP ini turun menjadi 23,1%. Penurunan prevalensi KEP ini
tidak dapat bertahan ketika Indonesia mengalami krisis moneter yang berakibat
pada krisis ekonomi yang berkepanjangan. Pada tahun 1998, prevalensi KEP
meningkat kembali menjadi 39,8%. Hasil Riskesdas tahun 2013 mendapatkan status
gizi remaja 5-12 tahun berdasarkan jenis kelamin yaitu sangat kurus 4,4% pada laki-
laki dan3,5% pada perempuan, kurus 7,7% pada laki-laki dan 6,7% pada
perempuan, 10,8% gemuk pada laki-laki dan 10,7% pada perempuan, dan 9,7%
obesitas pada laki-laki dan 6,6% perempuan.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari e-modul ini, mahasiswa mampu memahami konsep
timbulnya permasalahan gizi
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan permasalahan gizi yang terkait dengan
penjamu, agens dan lingkungan.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
penjamu, agens, dan lingkungan.
c. Mahasiswa dapat mengurutkan riwayat proses alamiah penyakit gizi kurang.

C. URAIAN MATERI

MASALAH GIZI YANG TERKAIT DENGAN PEJAMU, AGENS, DAN
LINGKUNGAN

Suatu penyakit timbul karena terdapat ketidakseimbangan antara berbagai
faktor, baik dari sumber penyakit (agens), pejamu (host), maupun lingkungan
(environment). Hal ini disebut juga dengan istilah penyebab majemuk (multiple
causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation).
Beberapa contoh mengenai agens, pejamu, dan lingkungan akan diuraikan di
bawah ini.

SUMBER PENYAKIT (AGENS)

Faktor sumber penyakit dapat dibagi menjadi delapan unsur, yaitu unsur gizi,
kimia dari luar, kimia dari dalam, faktor faal/fisiologis, genetik, psikis, tenaga dan
kekuatan fisik, dan biologi/parasit.

1. Gizi. unsur gizi sering diakibatkan oleh defisiensi zat gizi dan beberapa toksin
yang dihasilkan oleh beberapa bahan makanan, selain akibat kelebihan zat
gizi. Di bawah ini beberapa penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan dan
kelebihan zat gizi tertentu seperti terlihat pada Tabel 1-1.

2. Kimia dari luar. Penyakit dapat muncul karena zat kimia dari luar tubuh
seperti obat-obatan, bahan kimia yang terdapat dalam makanan, dan
penambahan zat aditif dalam makanan yang berlebihan.

3. Kimia dari dalam. Agens yang berasal dari kimia dari dalam tubuh yang
berhubungkan dengan metabolisme dalam tubuh seperti sistem hormonal
(hormon tiroksin), kelebihan lemak, dan sebagainya.

4. Faktor faal. Faktor faal dalam kondisi tertentu, seperti pada masa kehamilan,
dan eklampsia pada waktu melahirkan dengan tanda-tanda edema pada kaki
atau kejang.

5. Genetis. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh faktor genetis seperti
diabetes melitus (kencing manis), kepala besar yang terdapat pada orang
mongoloid, buta warna, hemofili, dan albino.

6. Faktor psikis. Faktor psikis yang dapat menimbulkan penyakit adalah
tekanan darah tinggi dan tukak lambung yang disebabkan oleh perasaan
tegang (stres).

7. Tenaga dan kekuatan fisik. Sinar matahari, sinar radioaktif, dll. Merupakan
faktor tenaga dan kekuatan fisik yang dapat menimbulkan penyakit.

8. Faktor biologis dan parasit. Faktor biologis dan parasit (metozoa, bakteri,
jamur) dapat menyebabkan defisiensi gizi atau penyakit infeksi.

Tabel 1-1 Penyakit yang Diakibatkan oleh Kekurangan/Kelebihan Zat Gizi

Penyakit Penyebab

Kurang Energi Protein (KEP) Kurang energi dan protein

Anemia Gizi Kekurangan protein, vitamin C, asam

folat, Vitamin B12, zat besi (Fe)

Angular stomatis Kekurangan riboflavin

keratomalasia Kekurangan vitamin A

Rakhitis Kekurangan vitamin D

Skorbut/sariawan Kekurangan vitamin C

Gondok Kekurangan iodium

Kanker hati Toksin yang ada dalam makanan

seperti aflatoksin pada kacang-

kacangan, dll.

Beri-beri Kekurangan vitamin B1

Penyakit jantung/hipertensi Kelebihan lemak/kolestrol

Pejamu (Host)

Faktor- faktor pejamu yang mempengaruhi kondisi manusia hingga menimbulkan
penyakit terdiri atas faktor genetis, umur, jenis kelamin, kelompok etnik,
fisiologis, imunologik, dan kebiasaan seseorang (kebersihan, makanan, kontak
perorangan, pekerjaan, rekreasi, pemanfaatan pelayanan kesehatan). Faktor
pejamu yang cukup berpengaruh dalam timbulnya penyakit, khususnya di negara
yang sedang berkembang, adalah kebiasaan buruk seperti membuang sampah
dan kotoran tidak pada tempatnya, tabu tentang makanan, cara penyimpanan
makanan yang kurang baik, dan higiene rumah tangga (jendela atau ventilasi,
pekarangan) yang kurang mendapat perhatian.

Lingkungan (Environment)

Faktor lingkungan dapat dibagi dalam tiga unsur utama, yaitu:

1. Lingkungan fisik, seperti cuaca atau iklim, tanah, dan air.
2. Lingkungan biologis :

a. Kependudukan : kepadatan penduduk
b. Tumbuh-tumbuhan : sumber makanan yang dapat mempengaruhi

sumber penyakit.
c. Hewan : sumber makanan juga dapat menjadi tempat munculnya sumber

penyakit.
3. Lingkungan sosial ekonomi:

a. Pekerjaan : yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia.
b. Urbanisasi : kepadatan penduduk, adanya ketegangan, dan tekanan

sosial.
c. Perkembangan ekonomi : usaha koperasi di bidang kesehatan dan

pendidikan. Golongan ekonomi yang rendah umumnya lebih banyak
menderita gizi kurang dibandingkan dengan golongan ekonomi
menengah ke atas. Sebaliknya, pada golongan ekonomi menengah ke
atas insidens penyakit kardiovaskular cenderung meningkat.
d. Bencana alam : peperangan, banjir, gunung meletus, dan sebagainya.

KONSEP YANG DISEDERHANAKAN TENTANG TIGA FAKTOR UTAMA
YANG MEMENGARUHI KESEIMBANGAN TINGKAT KESEHATAN

Agens Penjamu
(Sumber Penyakit) (Manusia)
Biologis, nutrien, kimiawi, fisik, dan Keseimbangan tergantung pada
mekanik. umur ras, seks, kebiasaan , faktor
Keseimbangan ditentukan oleg genetik, sifat kepribadian,
sifat dan ciri-ciri agens dalam mekanisme, daya tahan tubuh.
kaitannya dengan penjamu dan
lingkungan

SEIMBANG

Lingkungan
Jumlah semua faktor di luar tubuh manusia yan
memengaruhi kehidupan dan perkembangan
organisme, perilaku manusia dan masyarakat.

sViKafarOita/bcNilreiSpliEnegrPgkeuDsnegAraanSn AR TIMBULNYA PENYAKIT Variable pergeseran
sifat/ciri lingkungan

Dalam konsep dasar timbulnya penyakit, para ahli berusaha menggambarkan
berbagai model. Dewasa ini dikenal tiga model, yaitu: (1) segitiga epidemiologi
(the epidemiologic triangle); (2) jaring-jaring sebab akibat (the web of causation);
dan (3) roda (the wheel).

Segitiga Epidemiologi

Konsep terjadinya penyakit menurut konsep segitiga epidemiologi adalah kaitan
antara pejamu,agens, dan lingkungan, seperti yang terlihat pada gambar 1-1.
Menurut model ini, perubahan salah satu faktor akan mengubah keseimbangan
antara pejamu,agens, dan lingkungan.

Jaring-Jaring Sebab Akibat

Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri
sendiri, melainkan merupakan serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan
demikian, timbulnya penyakit dapat dicegah atau diatasi dengan memotong
rantai pada berbagai titik. Berdasarkan metode itu, dalam usaha memerangi
masalah gizi, kita harus melakukan intervensi berdasarkan penyebab utama
masalah gizi (rout causes of malnutrition). Contohnya di negara berkembang
terutama Filipina dan Indonesia, masalah gizi umumnya disebabkan oleh faktor
sosial ekonomi yang rendah, di samping faktor lain. Konsep jaring-jaring sebab
akibat dapat dilihat pada gambar 1-3.

Model ini juga banyak dikembangkan oleh ahli gizi. Dalam Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi (1979), digambarkan beberapa faktor yang
menyebabkan timbulnya masalah gizi dan kaitan antara satu faktor dengan
faktor yang lain. Hal ini digambarkan pada Gambar 1-3 oleh Pines (1976),
kemudian sistem itu diungkapkan dalam Gambar 1-2 yang cukup sederhana oleh
Call dan Levinson.

Roda

Seperti halnya model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan
identifikasi berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit tanpa
menekankan pentingnya agens. Dengan demikian, model ini mementingkan
hubungan antara manusia dan lingkungan hidupnya. Besar peranan tiap-tiap
lingkungan bergantung pada penyakit yang diderita. Sebagai contoh, peranan
lingkungan sosial lebih besar daripada peranan lingkungan lain pada “sorbun”.
Peranan lingkungan yang penularannya melalui vektor (vector borne disease).
Peranan genetik lebih besar daripada peranan lingkungan lainnya pada penyakit
keturunan seperti diabetes melitus (kencing manis).

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT GIZI

Riwayat Alamiah Terjadinya Penyakit

Proses alamiah terjadinya penyakit dimulai dari masa prapatogenesis (sebelum
sakit), yaitu jika terjadi ketidakseimbangan kondisi antara pejamu,agens, dan
lingkungan sehingga menimbulkan rangsangan penyakit (stimulus). Stimulus itu
akan berinteraksi dengan manusia yang mengakibatkan terjadinya proses
patogenesis dini. Lanjutan dari proses patogenesis dini adalah memasuki garis
ambang klinis. Keadaan penyakit yang terjadi bisa bersifat ringan dan berat,
yang berakhir dengan keadaan sembuh, atau cacat atau timbulnya penyakit
kronis atau dapat berakhir dengan kematian.

Patogenesis Penyakit Gizi

Dalam proses patogenesis seperti terlihat pada gambar 1-5, Jellifle dan
Florentino Solon (1977) telah membuat gambar patogenesis penyakit kurang
gizi berdasarkan penelitian dan pengalaman di negara berkembang.

Proses pada gambar tersebut terjadi akibat dari faktor lingkungan dan
faktor manusia (host) yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi.
Kekurangan zat gizi mengakibatkan simpanan zat gizi pada tubuh digunakan
untuk memenuhi kebutuhan. Jika keadaan ini berlangsung lama, simpanan zat
gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Pada keadaan
tersebut, orang sudah dapat dikatakan malnutrisi walaupun hanya ditandai
dengan penurunan berat badan dan pertumbuhan terhambat.

Dengan meningkatnya defisiensi zat gizi, muncul perubahan biokimia dan
penurunan kadar zat-zat gizi dalam darah, berupa: kadar hemoglobin, serum
vitamin A, dan karoten yang rendah. Dapat pula terjadi peningkatan beberapa
hasil metabolisme seperti asam laktat dan piruvat pada kekurangan tiamin.

Apabila keadaan itu berlangsung lama, akan terjadi perubahan fungsi
tubuh seperti fungsi saraf dengan tanda-tanda berupa

kelemahan,pusing,kelelahan,napas pendek, dan lain-lain. Kebanyakan penderita
malnutrisi sampai tahap ini.

Keadaan ini akan berkembang yang diikuti oleh tanda-tanda klasik
kekurangan gizi seperti kebutaan dan fotofobia,nyeri lidah pada penderita
kekurangan riboflavin, dan kaku di bagian kaki pada defisiensi tiamin. Keadaan
ini akan segera diikuti luka anatomi seperti xeroftalmia dan keratomalasia pada
kekurangan vitamin A, angular stomatitis pada kekurangan riboflavin, edema dan
dan luka kulit pada penderita kwashiorkor. Konsep alamiah penyakit yang sering
dijelaskan dalam masalah gizi.

Kekurangan dan kelebihan zat gizi tertentu merupakan agens terjadinya
masalah gizi. Selain gizi kurang, dewasa ini di Indonesia juga sudah
bermunculan terjadinya gizi lebih, terutama di daerah perkotaan. Akibat gizi lebih
adalah meningkatkan risiko terjadinya penyakit degeneratif. Patofisiologi gizi
lebih, dalam kaitannya dengan beberapa penyakit degeneratif.

Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Masalah Gizi

Masalah gizi utama di Indonesia masih didominasi oleh masalah gizi Kurang
Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (GAKI) dan masalah kurang vitamin A. Selain itu, diduga ada
masalah gizi mikro lainnya seperti defisiensi zink yang sampai saat ini belum
terungkap karena adanya keterbatasan Iptek Gizi.

Unicef, 1992, telah merumuskan faktor yang menyebabkan malnutrisi dan telah
dimodifikasi oleh WHO dan Kemenkes tahun 2014

Konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai dimensi yang sangat kompleks.
Daly, dan sebagainya. (1979) membuat model faktor-faktor yang mempengaruhi
keadaan gizi, yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi
makanan dipengaruhi oleh pendapatan,makanan,dan ketersediaan bahan
makanan. Faktor yang mempengaruhi keadaan gizi model Daly.

Ditinjau dari sudut pandang epidemiologi, masalah gizi sangat dipengaruh oleh
faktor pejamu,agens,dan lingkungan. Faktor pejamu meliputi
fisiologi,metabolisme,dan kebutuhan gizi. Faktor agens meliputi zat gizi, yaitu zat
gizi makro seperti karbohidrat,protein, dan lemak, serta zat gizi mikro seperti
vitamin dan mineral. Faktor lingkungan (makanan) meliputii bahan
makanan,pengolahan,penyimpanan,penghidangan,serta higiens dan sanitasi
makanan. Hubungan antara kaitan faktor pejamu,agens, dan lingkungan dengan
masalah gizi.

RINGKASAN

 Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, dan
penyebabnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terkait satu dengan
lainnya.

 WHO dan Kemenkes RI tahun 2014 telah memodifikasi penyebab malnutrisi
meliputi penyebab langsung,penyebab tidak langsung,dan akar masalah.
Intervensinya meliputi intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

 Munculnya permasalahan gizi dapat dilihat dari ketidakseimbangan antara
pejamu,agens,dan lingkungan. Unsur pejamu meliputi: faktor
genetis,umur,jenis kelamin, kelompok etnik, keadaan fisiologis, keadaan
imunologis, dan kebiasaan seseorang. Unsru sumber penyakit meliputi:
faktor gizi, kimia dari luar dan dalam tubuh, faal/fisiologi, genetis, psikis,
tenaga/kekuatan fisik, dan biologis/parasit. Unsur lingkungan meliputi tiga
faktor, yaitu lingkungan fisik, lingkungan biologis, dan lingkungan sosial,
ekonomi, dan budaya.

 Secara umum, konsep timbulnya penyakit dapat dibagi dalam tiga model,
yaitu model segitiga epidemiologi, model jaring-jaring sebab akibat, dan
model roda. Model segitiga epidemiologi yaitu kualitas antara pejamu,
sumber penyakit, dan lingkungan. Menurut model ini, perubahan salah satu
faktor akan mengubah keseimbangan antara ketiga unsur tersebut. Menurut
model jaring-jaring sebab akibat,suatu penyakit tidak bergantung pada satu
sebab yang berdiri sendiri, melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses

“sebab-akibat”. Menurut model roda, suatu penyakit disebabkan oleh
hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya.
 Proses riwayat alamiah terjadinya penyakit yang diterapkan pada masalah
gizi (gizi kurang) melalui berbaga tahap diawali dengan terjadinya infeksi
antara pejamu, sumber penyakit, dan lingkungan. Contoh
ketidakseimbangan antara ketiga faktor ini adalah terjadinya ketidakcukupan
zat gizi dalam tubuh sehingga, simpanan zat gizi akan berkurang dan lama
kelamaan menjadi habis. Apabila keadaan ini dibiarkan, akan terjadi
perubahan fungsi dan metabolisme tubuh, dan akhirnya memasuki ambang
klinis. Proses itu berlanjut sehingga menyebabkan orang sakit. Tingkat
kesakitan dimulai dari sakit ringan sampai sakit tingkat berat. Dari kondisi ini,
akhirnya ada empat kemungkinan, yaitu kematian, sakit kronis, cacat, dan
sembuh apabila ditanggulangi secara intensif.
 Patogenesis penyakit gizi kurang melalui 5 tahapan yaitu : pertama,
ketidakcukupan zat gizi. Apabila ketidakcukupan zat gizi ini berlangsung
lama,persediaan/cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi
ketidakcukupan tersebut. Kedua, apabila ini berlangsung lama, akan terjadi
kemerosotan jaringan yang ditandai dengan penurunan berat badan. Ketiga,
terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan
laboratorium. Keempat, terjadi perubahan fungsi tubuh yang ditandai dengan
tanda yang khas. Kelima, terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari
munculnya tanda yang klasik.

SOAL LATIHAN

1. Jelaskan permasalahan gizi ditinjau dari pejamu, agens, dan lingkungan!
2. Sebutkan dan jelaskan unsur agens dari gizi yang dapat menimbulkan

masalah gizi!
3. Sebutkan dan jelaskan urut-urutan proses riwayat alamiah terjadinya

masalah gizi kurang!
4. Buat bagan faktor penyebab gizi salah, baik ditinjau dari penyebab langsung,

penyebab tidak langsung, pokok permasalahan, dan akar masalah!


Click to View FlipBook Version