The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Mata kuliah Hematologi 1 dengan materi MORFOLOGI DAN PERAN LEUKOSIT
Nama : Rezandis
NIM : PO714203211063

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by REZANDIS RAMLI, 2022-08-26 21:16:13

MORFOLOGI DAN PERAN LEUKOSIT

Mata kuliah Hematologi 1 dengan materi MORFOLOGI DAN PERAN LEUKOSIT
Nama : Rezandis
NIM : PO714203211063

Keywords: MORFOLOGI DAN PERAN LEUKOSIT

MORFOLOGI
DAN PERAN
LEUKOSIT

Dosen Pengampu :
Zulfikar Ali Hasan, S.ST.,M.Kes

DISUSUN UNTUK DISUSUN OLEH
Bahan Ajar REZANDIS (063)

DEFINISI LEUKOSIT

“Leukosit Sel darah putih tidak
merupakan salah berwarna, memiliki
satu jenis sel darah
yang berperan inti, memiliki ukuran
dalam pertahanan yang lebih besar dari
tubuh terhadap eritrosit, memiliki ciri
infeksi dan khas sel yang berbeda-
mendorong respon beda, bergerak secara
imun tubuh. ” ameboid dan dapat

menembus dinding
kapiler (diapedesis).

Jenis sel leukosit yang Memiliki masa hidup
13-20 hari dan jumlah
secara normal ada di sel leukositdidalam
tubuh 4000 –
darah tepi terbagi atas 10.000 / mm3.

jenis sel myeloid

(neutrophil, eosinophil,

basophil, monosit) dan

jenis sel limfoid (limfosit). Dibentuk di sumsum

Tiap jenis leukosit tulang,limpa, nodus

tersebut mempunyai limfa dan jaringan

peran dan fungsi retikuloendothelium.

terhadap spesifitas Memilikinucleus dan

respons imun tubuh mitokondria

masing-masing

JENIS LEUKOSIT

GRANULOSIT
Disebut juga polimorfonuklear

adalah sel darah putih yang

memiliki granula di

sitoplasmanya. Terdiri dari

basofil, eosinofil dan neutrofil




AGRANULOSIT

Merupakan bagian

dari seldarah putih

yang mempunyai 1

sel lobus dan tidak

memiliki granula

pada sitoplasmanya.

Meliputi monosit

dan limfosit

MORFOLOGI LEUKOSIT

NEUTROFIL

Neutrofil memiliki diameter 10 –

15 µm, berinti satu, dan biasanya

memiliki 2-5 lobus

Didalam sitoplasmanya terdapat

granula halus dalam jumlah

banyak dengan pewarnaan

giemsa akan tampak keunguan

Granula bersifat azurofilik

Jumlah neutrofil 50 – 70% dari

leukosit darah

EOSINOFIL

Eosinofil memiliki inti, biasanya

berlobus 2

Sitoplasmanya dipenuhi oleh

granula yang besar, bulat dan

berwarna merah jingga

Granula sitoplasmanya bersifat

eosinofilik sehingga dengan

pengecatan giemsa akan

berwarna merah karena mengikat

zat eosin.

Jumlah eosinofil 1 – 3% dari

leukosit darah

MORFOLOGI LEUKOSIT

BASOFIL

Basofil memiliki diameter 10– 14 µm, berinti
satu, besar dan irreguler.
Sitoplasma basofil terisigranula yang
besar, kasar dan berwarna biru.
Granula basofil bentuknyairreguler dan
seringkali menutupi inti.
Jumlah basofil 0 – 1% dari leukosit darah

MONOSIT

Monosit adalah sel leukosit yang

berukuran paling besar, memiliki diameter

12– 20 µm

inti monosit biasanya tidak beraturan,

terdapat kromatin yang halus

Sitoplasma berwarna keabu-abuan,

biasanya terdapat vakuola

Jumlah monosit 2 – 8% dari leukosit darah

LIMPOSIT

Dikenal dengan limfosit kecil(8-10 µm) dan
limfositbesar (12-16 µm)
Nukleus biasanya berbentuk bulat dan
letaknya eksentrikberwarna ungu tua
kebiruan
Kromatin inti padat berwarna biru-ungu tua
dan sitoplasmanya tidak mengandung
granula
jumlah limfosit 20 – 40%dari leukosit darah

FUNGSI LEUKOSIT

Fungsi leukosit yaitu
Menjaga dan
mempertahankan tubuh dari
: invasi pathogen, toksin
dan juga membersihkan
debris sel / sel abnormal
dan sampah.

JENIS DAN STRUKTUR LEUKOSIT

Fagosit Pembentukan Ab

Leukosit dalam Sirkulasi
Memiliki 4 Karakteristik




1. Dapat Bermigrasi
Keluar Dari Aliran Darah

Ketika leukosit dalam darah teraktivasi, leukosit akan
bergerak menuju tepi kemudian berkontak dengan
pembuluh darah lalu menempel pada dinding pembuluh

darah, proses ini disebut marginasi atau bergerak ke tepi

Melalui interaksinya dengan pembuluh darah
yangdiperantarai oleh molekul kimiawi tertentu, leukosit
akhirnya mampu menyelip diantara sel – sel endotel
pembuluh darah kemudian keluar dari pembuluh darah
menuju ke jaringan disekitar pembuluh, proses ini disebut
diapedesis.

2. Dapat Bergerak Secara Amoeboid

Leukosit mampu melakukan Gerakan
amoeboid. Dengan Gerakan amoeboid
sel fagosit bebas keluar masuk
pembuluh darah dan menjangkau
seluruh jaringan tubuh.

Leukosit dalam Sirkulasi
Memiliki 4 Karakteristik




3. Kemotaksis Positif

Semua leukosit dapat merespon mendekati stimulus
kimiawi spesifik. Stimulus kimiawi inilah yang akan
memandu leukosit untuk mendekat kepada pathogen
yang masuk kedalam tubuh atau kejaringan yang rusak
atau ke leukosit lain yang aktif

4. Memiliki Kemampuan Fagositosis

Granulosit dan monositmemiliki kemampuan
fagositosis atau menelan baik itu pathogen,
debris sel atau material lainnya. neutrophil dan
eosinophil kadang disebut mikrofag,untuk
membedakan dengan makrofag yang lebih besar
dan berada dijaringan penyambung.

Makrofag sebenarnyaadalah monosit yang sudah
bermigrasi keluar dari aliran darah dan secara
aktif melakukan fagositosis.

TAHAPAN FATOSITOSIS

Sel fagosit mengepung daerah yang terinfeksi / cedera lalu menangkap organisme penyusup
Sel fagosit mengeluarkan enzim yang dapat memecah protein yang memungkinkannya
merusak jaringan hidup dan menghancurkannya
Sel fagosit lalu menyingkirkan bahan lain seperti kotoran, serpihan dan bagian pathogen
lainnya.
Jika sel fagosit bekerja secara sempurna maka infeksi dan peradangan dapat dihentikan sama
sekali. Jika fagositik tidak berhasil secara sempurna maka akan terbentuk nanah. Nanah berisi
bangkai patogen dan sel fagosit yang mati saat melawan patogen tersebut ditambah juga
dengan sejumlah besar jaringan yang rusak dan mencair.

FUNGSI NEUTROFIL

Memiliki granula yang mengandung enzim lisosomal yang bersifat bakterisidal
Sel yang sangat aktif bergerak (mobile).

# Neutrofil akan tiba pertama kali dilokasi jejas/ luka / lokasi infeksi
Sel ini aktif dalam menyerang bakteri.

# Ketika berjumpa dengan bakteri neutrofil akan dengan cepat menelan /
memfagositnya dan kemudian akan meningkatkan kecepatan metaboliknya sehingga
terjadi produksi agen – agen kimiawi yang akan sangat mudah bereaksi dengan
bakteri dan sifatnya destruktif antara lain hidrogen peroksida dan anionsupraoksida,
keduanya mampu membunuh bakteri

Dapat membunuh bakteri, jamur, dan virus.
Dapat memproduksi prostaglandin dan leukotrien

# Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan permeabilitas kapiler pada area
disekitar jejas/luka dan akan menyebabkan inflamasi lokal yang akan membatasi area
penyebaran infeksi.

# Leukotrien adalah suatu hormon yang akan menarik sel-sel fagosit lainnya dan
membantu koordinasi respon imun.

Neutrofil berumur sekitar 10 jam dalam aliran darah. Ketika keluar dari aliran
darah dan teraktivasi untuk memfagosit, maka usianya bisa ± 30 menit.
Setelah mencerna 1-2 lusin bakteri, biasanya neutrofil akan mati namun pelepasan
materi yang dicerna neutrofil nantinya akan menarik neutrofil-neutrofil lain untuk
datang ke lokasi jejas. Campuran antara sel neutrofil yang mati, debris sel, dan
produk sisa lainnya, termasuk bakteri yang sudah dicerna itu membentuk suatu
matriks atau massa yang disebut pus/nanah, yang diasosiasikan dengan luka yang
terinfeksi.

FUNGSI EOSINOFIL

Menyerang objek yang sudah dilapisi antibody misalnya bakteri, protozoa
atau debris seluler.
Menyerang dengan cara eksositosis/melepaskan zat-zat toksik termasuk
nitrit oksida dan enzim-enzim sitotoksik lainnya. efektif untuk melawan
parasite multiseluler yang agak susah ditelan/difagosit misalnya cacing
Eosinofil akan meningkat pada infeksi parasitik dan reaksi alergi, karena
eosinofil ini termasuk sel yang sensitif terhadap alergen
Eosinofil juga berfungsi mengurangi perluasan inflamasi yang disebabkan
sel mast dan neutrofil. Jadi eosinofil akan tertarik datang ke lokasi jejas
dan kemudian akan melepaskan enzim yang bersifat mengurangi
inflamasi yang dihasilkan oleh kedua sel ini

FUNGSI EOSINOFIL

Menyerang objek yang sudah dilapisi antibody misalnya bakteri, protozoa atau
debris seluler.
Menyerang dengan cara eksositosis/melepaskan zat-zat toksik termasuk nitrit
oksida dan enzim-enzim sitotoksik lainnya. efektif untuk melawan parasite
multiseluler yang agak susah ditelan/difagosit misalnya cacing
Eosinofil akan meningkat pada infeksi parasitik dan reaksi alergi, karena eosinofil
ini termasuk sel yang sensitif terhadap alergen
Eosinofil juga berfungsi mengurangi perluasan inflamasi yang disebabkan sel mast
dan neutrofil. Jadi eosinofil akan tertarik datang ke lokasi jejas dan kemudian akan
melepaskan enzim yang bersifat mengurangi inflamasi yang dihasilkan oleh kedua
sel ini

FUNGSI BASOFIL

Basofil mampu bermigrasi ke daerah luka dengan menembus kapiler
endothelium untuk berkumpul dijaringan yang rusak.
Setelah bermigrasi ke lokasi jejas, akan melepaskan isi granula berupa
histamin dan heparin ke cairan interstitial.

#Histamin merupakan zat yang mampu melebarkan atau menyebabkan
vasodilatasi pembuluh darah sehingga akan meningkatkan permeabilitas
kapiler
#Heparin adalah suatu zat yang mampu mencegah terjadinya aglutinasi

Basofil yang terstimulasi akan melepaskan zat-zat kimiawi ke cairan
interstitial untuk meningkatkan inflamasi local yang sudah dimuat oleh
sel mast. Sel mast mampu mengeluarkan zat-zat yang sama dengan
basophil namun demikian sel mast dan basophil adalah populasi sel
yang berbeda dengan asal yang berbeda.
Basofil yang sudah terstimulasi juga akan mengeluarkan zat kimiawi
lainnya, yang akan menarik basofil lain dan eosinofil ke area jejas /
inflamasi.

FUNGSI MONOSIT

Berada dalam aliran darah 24 jam, kemudian memasuki jaringan perifer,
menjadi makrofag jaringan. Makrofag ini adalah fagosit yang sangat agresif
dan mampu menelan objek lebih besar dari dirinya sendiri bahkan sampai
2 kali dari dirinya
Monosit yang aktif akan melepaskan zat kimiawi yang mampu menarik dan
menstimulasi neutrophil, monosit dan sel fagositik lainnya
Makrofag yang aktif juga mampu menarik fibroblast ke area inflamasi.
Dimana fibroblast ini akan mulai memproduksi kolagen yang akan menjadi
jaringan parut yang fungsinya membatasi area yang mengalami jejas.

FUNGSI BASOFIL

Limfosit secara terus menerus bermigrasi dari aliran darah ke jaringan perifer
kemudian kembali lagi ke aliran darah, sehingga pada setiap saat hampir seluruh
limfosit dalam tubuh kita berada di jaringan konektif dan di organ system
limfatik.
Ada 3 kelas fungsional yaitu limfosit T, limfosit B dan Sel NK
Limfosit T berperan dalam system imunitas seluler yaitu suatu mekanisme
pertahanan tubuh yang sifatnya spesifik dan mampu melawan sel-sel asing yang
masuk ke tubuh kita. Selain itu limfosit T juga berperan dalam koordinasi respon
imun. Sel limfosit T yang memasuki jaringan perifer akan langsung menyerang
sel asing ataumengontrolaktivitas dari sel limfosit lainnya
Limfosit B berperan dalam system imunitas humoral, merupakan suatu
mekanisme pertahanan tubuh yang sifatnya spesifik dan melibatkan produksi
antibody (Ab). Sel B yang teraktivasi oleh antigen spesifik akan berdiferensiasi

menjadi sel plasma kemudian sel plasma akan memproduksi dan
mensekresikan antibody spesifik ke dalam darah. Ab ini akan diedarkan tidak
hanya didalam darah tepi tapi juga ke cairan limfatik dan cairan interstitial.
NantinyaAb ini jika bertemu dengan antigen (Ag) asing yang spesifik untuk Ab
tersebut akan mampu menyerang Ag tersebut. Jika sel T harus bermigrasi
menuju sel targetnya, maka sel B / sel plasma cukup berada di satu tempat
namun Ab yang dihasilkannya dapat menghancurkan Ag asing yang spesifik
yang berada dimana saja.
Sel NK (Natural Killer) berperan untuk mendeteksi dan menghancurkan sel-sel
yang sifatnya abnormal, dia juga disebut sebagai sel limfosit granula besar.

KELAINAN JUMLAH LEUKOSIT



KELAINAN JUMLAH NEUTROFIL KELAINAN JUMLAH EOSINOFIL

Neutrofilia Adalah peningkatan jumlah Eosinofilia merupakan istilah yang
neutrofil didalam darah. Meningkat pada
infeksi bakteri maupun jamur, adanya digunakan jika ditemukan jumlah
proses inflamasi akut, nekrosis jaringan
dll. eosinophil yang meningkat.

Neutropenia Didefinisikan sebagai Kondisi yang menyebabkan
berkurangnya jumlah neutrofil didalam
darah disebabkan oleh produksi eosinophilia adalah alergi, infeksi
neutrofil yang menurunatau peningkatan
dekstruksi neutrofil. Misalnya pada parasite, infeksi jamur, dermatitis,
Keganasan sel, anemia aplastik, kelainan
sumsum tulang dll CML (Cronic Myeloid Leukimia).

KELAINAN JUMLAH LIMPOSIT

KELAINAN JUMLAH BASOFIL Limfositosis Adalah peningkatan

jumlah limfosit didalam darah.

Dapat terjadi pada infeksi virus

Basofilia merupakan istilah yang akut (campak, cacar, hepatitis),

digunakan jika ditemukan jumlah infeksi toksoplasmosis,

basofil lebih dari nilai normal. sitomegalovirus, infeksi kronis

Basofilia dapat ditemukan pada (tuberculosis, sifilis dll), Acute

penyakit chronic myeloid Lymfoblastik Leukimia (ALL) dan

leukimia (CML), reaksi Chronic Lymfoblastik Leukimia

hipersensitivitas, infeksi virus (CLL)

cacar, anemia hemolitik kronik dll

Limfositopenia Didefinisikan

sebagai berkurangnya jumlah

KELAINAN JUMLAH MONOSIT limfosit didalam darah disebabkan

oleh adanya peningkatan destruksi

Monositosis merupakan istilah limfosit karena penggunaan

yang digunakan jika ditemukan kortikosteroid, obat sitotoksik

jumlah monosit lebih dari nilai dan radiasi. Bisa juga disebabkan

normal. Monositosis dapat karena Anemia aplastic, AIDS, dan

ditemukan pada infeksi bakteri, TB

infeksi malaria, sifilis, reaksi

inflamasi pada penyakit

autoimun (SLE, rheumatoid

arthritis), leukimia

mielomonositik akut dll

"Tuhan menciptakan orang-orang
seperti kita dengan hati dan
punggung yang kuat dan harus
bisa berusaha melukis jalan
sendiri"

@RREZA.ND


Click to View FlipBook Version