JURNAL REFLEKSI DARI SEBUAH AKSI NYATA
PENERAPAN MODUL 1.4
Sartika M. Lumbantoruan
CGP Angkatan 7 DKI Jakarta
Unit Kerja : SMA Cinta kasih Tzu Chi
Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 4F yaitu:
1. Fact
2. Feeling
3. Findings
4. Future
Fact (Peristiwa)
Setelah melewati modul 1.1 tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara, dan modul
1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak melalui LMS Pendidikan Guru Penggerak serta
pembelajaran modul 1.3 tentang visi guru penggerak. Saya juga mengikuti pembelajaran modul
1.4 tentang budaya positif. Dalam modul ini, Saya dan teman-teman mengeksplor kegiatan di
LMS yang dimulai dengan melakukan refleksi di alur mulai dari diri dimana tujuan
pembelajaran khusus mengaktifkan pengetahuan awal apa yang telah dipelajari sebelumnya
tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep lingkungan dan
budaya positif di sekolah, lalu mempelajari modul dan berdiskusi tertulis di alur eksplorasi
konsep yang mencakup beberapa bagian yaitu : Disiplin positif dan Nilai-nilai Kebajikan
Universal, Lima Posisi Kontrol,teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi,
Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas, Segitiga Restitusi.
Setelah mempelajari materi dan berdiskusi di alur eksplorasi konsep, saya dan teman-
teman melakukan diskusi di ruang kolaborasi 1.4, tepatnya pada kegiatan diskusi ini dipandu
oleh Ibu Fasilitator yaitu Ibu Henny. Sebelum kegiatan diskusi
mandiri dimulai Ibu Henny selaku fasilitator menjelaskan dan
mengarahkan bagaimana teknis pelaksanaan diskusi mandiri.
Kemudian kami dibagi menjadi 3 kelompok. Saya berada di
kelompok 1 bersama dengan Pak Warta, bu Ria Virgiana dan bu
Deli. Di dalam diskusi kelompok, kami diminta melakuakn
analisis mendalam terhadap kasus -kasus yang sudah disediakan
di LMS.
Kegiatan di modul 1.4 diakhiri dengan kegiatan diskusi virtual di ruang elaborasi
pemahaman bersama instruktur Ibu Purnama Sari Pelupessy . Kegiatan elaborasi pemahaman
ini sangat menarik karena membuka wawasan dan pendalaman materi tentang segitiga restitusi
dalam mewujudkan Budaya positif yang telah dipelajari sebelumnya saat eksplorasi konsep.
Dari rangkaian kegiatan modul 1.4, hal yang paling penting dalam proses pembelajaran modul
1.1 hingga modul 1.4 adalah Budaya positif dilaksanakan sesuai dengan tujuan pendidikan
menurut Ki Hadjar Dewantara yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat. Budaya positif merupakan bagian
dari visi guru penggerak. Budaya positif harus
dikembangkan sehingga mampu untuk mewujudkan visi
guru penggerak yang nantinya juga akan lebih luas lagi
menjadi visi sekolah. Untuk mewujudkan visi tersebut
diperlukan adanya kolaborasi kekuatan positif yang ada
baik dari luar maupun dari dalam sekolah (pemetaan
kekuatan).
Feelings (Perasaan)
Setelah memperlajari modul 1.4 tentang budaya positif, yang saya rasakan yaitu timbul
dan tumbuhnya kesadaran dalam diri dimana hati saya mulai tergerak dan merasa sangat
bersemangat untuk melakukan perubahan pada diri saya sendiri terlebih dahulu. Saya ingin
memperbaiki hal-hal yang kurang baik selama ini, lalu berusaha untuk menumbuhkan nilai dan
peran yang harus dimiliki oleh seorang guru penggerak. Setelah saya tergerak, selanjutnya saya
ingin menggerakkan teman sejawat di sekolah sehingga bisa bergerak bersama mewujudkan
murid yang berkarakter sesuai dengan profil pelajar pancasila.
PEMBELAJARAN:
Pembelajaran yang saya dapatkan setelah mempelajari modul ini adalah bahwa sebagai
calon guru penggerak harus mampu menempatkan diri dalam posisi kontrol yang tepat dalam
penerapan budaya positif disekolah yaitu posisi kontrol sebagai manajer dengan menerapkan
segitiga restitusi sebagai solusi Ketika ada murid yang melanggar keyakinan kelas karena
dengan penerapan segitiga restitusi
PENERAPAN KE DEPAN:
Hal yang akan saya lakukan untuk melakukan perubahan yang positif dengan lebih
memperhatikan kebutuhan peserta didik, menggunakan posisi control sebagai manager dalam
menangani kasus siswa, menerapkan segitiga restitusi dan selalu menganalisis secara reflektif
dan kritis penerapan budaya positif disekolah dengan berkolaborasi dengan warga sekolah dan
berbagai pemangku kepentingan.