The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by frisiliasuleman93, 2021-03-31 07:43:38

RESUM MATERI LUSVITA

RESUM MATERI LUSVITA

RESUME MATERI
ASFIKSIA DAN APGAR SKOR

NAMA : LUSVITA BANGI
NIM : 751540120049

Pengertian asfiksia

Istilah asfiksia sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti nadi yang
berhenti . Asfiksia terjadi apabila terdapat kegagalan pertukaran gas di
organ, definisi asfiksia sendiri menurut WHO adalah kegagalan bernapas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia adalah suatu keadaan dimana
bayi baru lahir mengalami gagal nafas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir. Asfiksia merupakan penyebab kematian bayi baru lahir.

Setiap tahunnya terdapat 120 juta bayi lahir didunia dan 1 juta bayi
meninggal disebabkan asfiksia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara penyakit kehamilan dan jenis persalinan dengan kejadian
asfiksia. Hasil uji menunjukkan bahwa, sebagian besar penyakit kehamilan adalah
preeklamsi berat , sebagian besar jenis persalinan adalah persalinan
spontan , dan sebagian besar bayi yang dilahirkan adalah asfiksia sedang . Hasil
uji ntibioti dengan menggunakan Chi square mengenai penyakit kehamilan
menunjukkan bahwa nilai p = 0,025, dimana nilai p < alpha , sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara penyakit kehamilan dengan asfiksia.

Sedangkan untuk jenis persalinan, hasil menunjukkan nilai p =
0,945, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara jenis persalinan
dengan asfiksia. Konsekuensi fisiologis yang terutama terjadi pada asfiksia adalah
depresi susunan saraf pusat dengan ntibiot menurut World Health Organization
tahun 2008 didapatkan adanya gangguan neurologis berupa hypoxic ischaemic
enchepalopaty , akan tetapi kelainan ini tidak dapat diketahui dengan
segera . Data terkait dengan asfiksia di Indonesia Angka Kematian Bayi masih
tinggi yaitu 34/1.000 Kelahiran Hidup , sekitar 56% kematian terjadi pada periode
sangat dini yaitu di masa neonatal. Penyebab utama kematian bayi baru lahir atau
neonatal di dunia antara lain bayi lahir ntibioti 29%, sepsis dan pneumonia 25%
dan 23% merupakan bayi lahir dengan Asfiksia dan trauma.

Asfiksia lahir menempati penyebab kematian bayi ke 3 di dunia dalam
periode awal kehidupan . Upaya pemerintah dalam mengendalikan angka
kejadian asfiksia pada bayi baru lahir terus dicanangkan. Tahun 2005 Kementrian
Kesehatan RI dan Unit kerja Koordinasi Perinatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi telah mengembangkan pelatihan
Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir. Harapannya adalah pengetahuan dan
ketrampilan bidan meningkat sehingga mampu melakukan penanganan asfiksia
dengan tepat dan benar.

A. Faktor Penyebab Asfiksia

Faktor yang menyebabkan asfiksia antara lain keadaan ibu, ntibi keadaan bayi, actor

plasenta dan persalinan. Seringkali bayi yang baru lahir tidak dapat diantisipasi akan mengalami

kesulitan dalam bernafas, sehingga akibat lebih lanjut dari asfiksia ini dapat menyebabkan

epilepsi dan keterbelakangan mental.

B. Klasifikasi Asfiksia

1. Asfiksia Ringan

2. Asfiksia Sedang

3. Asfiksia Berat

C. . Penatalaksanaan
•Penatalaksanaan Umum
•Berikan oksigen dengan kecepatan aliran sedang.
•Jika frekuensi pernapasan bayi kurang dari 30 kali per menit, amati bayi secara cermat. Jika

frekuensi pernapasan selalu kurang dari 20 kali per menit, resusitasi bayi dengan menggunakan

kantung dan masker.
•Jika bayi mengalami apnea :
•Stimulasi bayi untuk bernapas dengan menggosok punggung bayi selama 10 detik.
•Jika bayi tidak segera mulai bernapas, resusitasi bayi dengan menggunakan kantung dan masker.
•Ukur glukosa darah. Jika glukosa darah kurang dari 45mg/d1 (2,6 mmol1/1), atasi glukosa darah

yang rendah.

•Jika ada tanda-tanda selain kesulitan bernapas, lihat Temuan Multipel (paling
sering Sepsis atau Asfiksia). Untuk menentukan apakah masalah bayi karena
ukuran yang kecil atau apakah bayi mengalami asfiksia, sepsis, atau sifilis
congenital, dan lanjutkan untuk mengatasi kesulitan bernapas.
•Jika frekuensi pernapasan bayi lebih dari 60 kali per menit dan bayi
mengalami sianosis sentral (walaupun mendapatkan oksigen dengan kecepatan
aliran tinggi) tetapi tidak ada tarikan dinding dada ke dalam atau grunting saat
ekspirasi, curagi adanya abnormalitas jantung congenital.
•Klasifikasi kesulitan bernapas sebagai berat, sedang, atau ringan dan lakukan
penatalaksaan sesuai dengannya.

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK 1

1. Pertanyaan jika bayi mengalami Asfiksia penanganan/pengobatan seperti apa yang di
berikan dan berapa lama bayi tersebut harus menjalani pengobatan tersebut

jawaban
Asfksia yang terjadi pada bayi harus segera di tangani dengan melakukan teknik muscle
pumping. Teknik muscle pumping merupakan salah satu tindakan untuk meningkatkan aliran
balik darah vena menuju ke jantung, yaitu untuk mengalirkan darah yang berada di
ekstremitas inferior bayi menuju ke atrium kanan sehingga terjadi sirkulasi darah yang
teratur, maka berpengaruh terhadap antibi pernafasan. Teknik muscle pumping dapat
digambarkan dengan cara menggerakan kedua kaki bayi, posisi kedua lutut dilipat menuju
kearah dada bayi. Sloane (2003) menjelaskan bahwa curah jantung adalah volume darah yang
dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit, dan hal ini dipengaruhi ntibi sirkulasi yang
merupakan penghubung antara lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh.
Sistem ini membawa nutrisi ke semua sel, jaringan, organ, serta membawa produk akhir
ntibioti keluar. Melalui teknik muscle pumping mampu meningkatkan curah jantung dan
aliran balik vena ke jantung

2. Pertanyaan bagaimana cara kita sebagai bidan untuk mencegah bayi yang baru lahir agar
tidak menderita asfiksia

jawaban
Penggunaan alat bantu pernapasan untuk mengalirkan udara ke paru-paru bayi. Sebagian bayi
mungkin akan membutuhkan tambahan gas nitric oxide melalui tabung pernapasan. Pemberian
obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah dan meredakan kejang apabila terjadi.

3. Pertanyaan Mengapa keadaan ibu merupakan faktor penyebab asfiksia ..?dan bagaimana
tindakan bidan jika terjadi asfiksia berat pada bayi..?
jawaban
,Faktor yang menyebabkan asfiksia antara lain keadaan ibu, ntibi keadaan bayi, actor plasenta
dan persalinan. Berdaasarkan hasil penelitian yang dilakukan, angka kejadian asfiksia yang
disebabkan oleh penyakit ibu di antaranya preeklamsia dan eklamsi sebesar (24%), anemia
(10%), infeksi berat (11%), sedangkan pada persalinan meliputi partus lama atau macet
sebesar (2,8-4,9%), persalinan dengan penyulit(seperti letak sungsang, kembar, distosia bahu,
vakum ekstraksi, forsep) sebesar (3-4%). Berdasarkan data tersebut mengenai jenis persalinan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis persalinan spontan dan tidak spontan
dengan kejadian asfiksia. Seringkali bayi yang baru lahir tidak dapat diantisipasi akan
mengalami kesulitan dalam bernafas, sehingga akibat lebih lanjut dari asfiksia ini dapat
menyebabkan epilepsi dan keterbelakangan mental.

Penanganan bidan apabila terjadi asfksia berat: Kesulitan Bernafas Berat:
1 )Pasang slang lambung untuk mengosongkan lambung dari udara dan
sekresi. 2) Atasi sepsis 3) Pantau dan catat frekuensi pernapasan bayi,
adanya starikan dinding dada ke dalam atau grunting saat ekspirasi, dan
episode apnea setiap tiga jam sampai bayi tidak lagi memerlukan oksigen
dan selama 24 jam kemudian. 4) Pantau respons bayi terhadap oksigen. 5)
Saat bayi mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan : A) Berikan
perasaan ASI melalui slang lambung. B ) Saat oksegen tidak lagi
dibutuhkan, izinkan bayi mulai menyusu. Jika bayi tidak dapat menyusu,
berikan perasaan ASI dengan menggunakan metode pemberian makan
alternative dan segera rujuk bayi ke rumah sakit tersier atau pusat
spesialisasi yang mampu membantu ventilasi, jika memunginkan.

Apgar score adalah saran untuk menilai kondisi bayi Anda di menit pertama setelah bayi lahir.
Ada lima parameter mudah untuk menilai kondisi bayi secara umum. Skor ini digunakan oleh
dokter untuk menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan begitu bayi Anda lahir.

Apgar score meliputi sebagai berikut : Denyut jantung janin (DJJ), napas, gerakan, warna kulit
dan Refleks. tes apgar juga adalah tes untuk menunujukan dengan cepat apakah bayi baru lahir
tersebut membutuhkan penanganan medis segera dan tidak desaian untuk memberikan prediksi
jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.

1. Kriteria nilai dari masing-masing kriteria Apgar Score adalah:
a. Activity (aktivitas otot)
• Jika bayi menggerakkan kedua kaki dan tangannya secara spontan begitu lahir, maka
skoryang diberikan adalah 2
•Jika bayi hanya melakukan sedikit gerakan begitu lahir, maka skor yang diberikan
adalah 1
•Jika bayi tidak bergerak sama sekali begitu ia lahir , maka skor yang diberikan adalah
0
B. Pulse (denyut jantung)
•Jika jantung bayi berdenyut setidaknya 100 kali per menit, maka skor yanG
diberikanadalah 2
•Jika jantung bayi berdenyut kurang dari 100 kali per menit, maka skor yang diberikan
adalah 1
•Jika jantung bayi tidak berdenyut sama sekali, maka skor yang diberikan adalah 0

C. Appearance (warna kulit)
•Jika seluruh kulit di tubuhnya berwarna kemerahan, maka skor yang diberikan adalah
2
•Jika kulit tubuh bayi berwarna kemerahan, tetapi tangan dan kakinya berwarna
kebiruan,maka skor yang diberikan adalah 1
•Jika seluruh kulit bayi berwarna kebiruan, keabu-abuan, atau pucat pasi, maka skor
yangdiberikan adalah 0

D. Grimace (reflek gerak)
•Jika bayi menangis, batuk atau bersin, serta menarik diri ketika dokter
memberikanrangsangan, maka skor yang diberikan adalah 2
•Jika bayi meringis, menangis lemah ketika ketika dokter memberikan rangsangan,
makaskor yang diberikan adalah 1
•Jika bayi tidak menangis atau bahkan merespons sama sekali ketika dokter
memberikanrangsangan, maka skor yang diberikan adalah 0

E. Respiration ( pernapasan)
•Jika bayi langsung menangis dengan kencang dan kuat, maka skor yang diberikan
adalah 2
•Jika bayi hanya merintih, maka skor yang diberikan adalah 1
•Jika bayi tidak menangis sama sekali alias diam membisu, maka skor yang diberikan
adalah 0

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK 2

1. pertanyaan bagaimana cara menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru
lahir ? Sekian terimakasih

jawaban : Untuk menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru lahir,
digunakan Neonatal Resuscitation Algorithm. Persiapan dimulai dari sebelum bayi lahir
yakni dengan menilai risiko perinatal. Komponen dari Neonatal Resuscitation Algorithm
adalah: 1. kehamilan aterm. 2. bayi memiliki tonus otot yang baik. 3. bayi bernapas atau
menangis. Tiga komponen ini dinilai dalam 30 detik pertama kelahiran bayi. Jika bayi
butuh resusitasi, skor APGAR kemudian digunakan untuk menilai respons bayi terhadap
resusitasi. Pedoman dari Neonatal Resuscitation Program menyatakan bahwa jika skor
APGAR berjumlah di bawah 7 setelah menit ke-5, penilaian dengan skor APGAR perlu
diulang setiap 5 menit sampai menit ke-20. Skor APGAR yang menetap di angka 0
setelah menit ke-10 dapat menjadi pertimbangan untuk melanjutkan atau menghentikan
resusitasi. Sangat sedikit bayi dengan skor APGAR 0 setelah menit ke-10 dapat
bertahan hidup tanpa kelainan neurologis. Pedoman resusitasi neonatus dari American
Heart Association tahun 2015 menyatakan jika dapat dikonfirmasi bahwa tidak ada
denyut jantung setelah paling tidak 10 menit, resusitasi dapat dihentikan.

2. Pertanyaan apakah penilaian apgar skore termasuk dalam pemeriksaan pada bayi
ketika kondisi kritis setelah melahirkan ?

Jawaban : Iyaa karena Pada kasus tertentu, seperti ketika kondisi bayi kritis setelah
dilahirkan, maka akan dilakukan penilaian Apgar score kembali pada menit ke-10,
menit ke-15, dan menit ke-20 untuk memantau perkembangan kondisi bayi. Kondisi
kritis bayi bisa dilihat dari hasil total penilaian Apgar score yang rendah, yaitu 0-3.
Rendahnya nilai ini juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko kematian bayi, cacat
otak, dan epilepsi pada bayi di kemudian hari, terutama jika Apgar score tidak
mengalami perbaikan pada 20 menit pertama sejak dilahirkan.

3. Pertanyaan : Bagaimana bila bayi memiiiki apgar skor yang rendah?

Jawaban : Banyak bayi dengan Apgar skor rendah justru sangat sehat dan baik-baik
saja setelah menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim. Bila dokter khawatir
dengan Apgar skor bayi, ia akan memberi tahu Ibu dan menjelaskan bagaimana
kondisi bayi, apa yang mungkin menjadi penyebabnya, dan perawatan yang perlu
diberikan. Apgar skor tidak dirancang untuk memprediksi kondisi kesehatan jangka
panjang bayi, perilakunya, intelegensinya, maupun kepribadiannya. Apgar skor
digunakan untuk membantu dokter mengetahui kondisi fisik bayi secara
keseluruhan agar bisa dengan cepat memutuskan apakah bayi membutuhkan
perawatan medis darurat. Setelah beberapa lama menyesuaikan dengan
lingkungan yang baru dan menerima perawatan medis yang dibutuhkan,
kebanyakan bayi akan baik-baik saja.


Click to View FlipBook Version