E-Modul Biologi
Sel
Lilis Indriyani
NUKLEUS DAN SITOPLASMA
BAB INI MEMBAHAS :
Pengertian nukleus.
Komponen-komponen nukleus.
Fungsi nukleus bagi makhluk hidup.
Pengertian sitoplasma.
Sifat sitoplasma.
Bahan-bahan yang terkandung di dalam sitoplasma.
Inklusio dan organel di dalam sitoplasma.
Fungsi sitoplasma.
TUJUAN :
1) Setelah mempelajari materi nukleus, mahasiswa diharapkan mampu
memahami, mengetahui, menganalisis dan menjelaskan mengenai materi
nukleus baik dari komponen-komponen yang ada di dalamnya maupun
fungsinya bagi makhluk hidup.
2) Setelah mempelajari materi sitoplasma, mahasiswa diharapkan mampu
memahami, mengetahui, menganalisis dan menjelaskan mengenai sitoplasma
baik sifat, bahan-bahan yang terkandung didalamnya, iklusio, organel didalam
sitoplasma dan fungsinya.
Pengertian Nukleus
Gambar 1.1 : Nukleus
(https://www.temukanpengertian.com/2016/07/pengertian-nukleus-dan-fungsi-nya.html)
Nukleus (nucleus) dikenal dengan sebutan inti sel. Berdasarkan pernyataan
tersebut, ini menandakan bahwa nukleus berada di dalam inti suatu sel. Nukleus
pertama kali diteliti oleh seorang ahli bernama Brown pada tahun 1831 pada sel
tanaman dan biasanya di dalam tiap sel hanya terdapat satu nukleus kecuali
beberapa jenis sel mempunyai lebih dari satu nukleus, yang mana dengan
menggunakan mikroskop cahaya tampak seperti bentuk bulat atau oval dan
lonjong. Namun, dari beberapa hasil penelitian para ahli, kenyataanya ukuran dan
bentuk sel dapat berubah tetapi untuk nukleusnya sendiri tetap stabil. Hal ini
sesuai dengan pernyataan teori Brown yaitu nukleus merupakan komponen dasar
dari suatu sel.
Nukleus adalah suatu organel penyusun sel yang termasuk komponen
selular serta turut terlibat pada proses kontrol genetik sel dikarenakan nukleus
mengandung kromosom, yang dimana didalam kromosom terdapat
Deoxyribonucleic Acid (DNA). Pada DNA menampung banyak gen sebagai pusat
informasi guna membawa sifat keturunan dari sel indukan ke sel anakan.
Secara umum, nukleus adalah suatu organel yang sangat menonjol pada sel
eukariotik (sel yang sudah memiliki membran inti dan endomembran). Nukleus
mempunyai besar ukuran dengan diameter 5 µm.
Komponen-Komponen Nukleus
Gambar 1.2 : Komponen nukleus
(https://www.ruangbiologi.co.id/bagian-inti-sel/)
Nukleus (inti sel) tersusun dari tiga komponen utama, apabila pada stadium
interfase dimana sel belum akan membelah nukleus dapat dilihat dengan jelas,
serta mempunyai tiga komponen atau bagian diantaranya ialah :
1) Nukleolus (anak inti)
Nukleolus merupakan suatu massa yang bergranula,
dikatakan demikian karena saat diteliti dibawah mikroskop terlihat
seperti massa granula serta memiliki warna cenderung gelap dan
terdapat serat-serat yang bergabung dengan bagian kromatin. Anak
inti ini jika di amati dibawah mikroskop cahaya akan tampak
sebagai bangunan basofil yang memiliki ukuran lebih besar dari
butir-butir maupun kelompok kromatin yang berada didalam inti
sel. Anak inti sering dijumpai lebih dari 1 anak inti pada sel dan
adakalanya anak inti ini menempel pada membran inti. Nukleolus
ini juga termasuk struktur yang menonjol berada di dalam inti sel
atau nukleus yang tidak membelah. Apabila dijumpai pada suatu
sel yang memiliki nukleolus berukuran besar maka sel tersebut
pada proses sintesis proteinnya berlangsung secara aktif, misalnya
pada sel embrio dan sel kelenjar.
Apabila diamati menggunakan mikroskop elektron, anak inti
akan tampak bagian-bagian yang dibedakan menjadi tiga macam
yaitu :
1. Pars granulosa atau daerah granuler yang tampaknya
mengandung butir-butir dengan ukuran sedikit lebih kecil
dari ribosom di dalam sitoplasma dan dijumpai pada anak
inti bagian pinggir.
2. Pars fibrilosa atau daerah fibriler terdapat ditengah anak
inti dan tampak sebagai benang-benang yang halus.
3. Daerah amorf yang merupakan matriks anak inti yang
tampak homogen dan terdiri dari protein sebagai pengikat
kedua bagian di atas.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa, anak inti tidak
memiliki membran. Kandungan protein di dalamnya sangat tinggi
dan juga RNA, pada anak inti tidak memiliki kandungan DNA.
Di dalam nukleolus, terdapat RNA ribosom yang akan
disintesis ketika terdapat instruksi didalam DNA. Selanjutnya,
protein didalam nukleolus diimport dari sitoplasma kemudian
dirakit bersama rRNA (ribosome-ribonucleic acid) dan
menghasilkan subunit ribosom dengan ukuran besar dan kecil.
Selanjutnya, subunit ribosom tersebut akan keluar melalui pori-pori
nukleus menuju sitoplasma. Tujuan dikeluarkan subunit ribosom
tersebut, karena di daerah sitoplasma terdapat salah satu tempat
khusus satu subunit ribosom besar dan kecil dapat bergabung
menjadi satu ribosom.
Nukleolus mempunyai jumlah lebih dari dua, jumlah ini
bergantung pada tiap spesies serta tahap siklus reproduksi sel.
Dengan demikian, nukleolus berperan juga sebagai sistem regulasi
dari beberapa proses selular yaitu pembelahan sel selain berperan
sebagai tempat pembuatan protein yang akan di pakai untuk
membuat ribosom dan juga sebagai tempat mengadakan sintesis
RNA. Dalam menjalankan fungsinya, anak inti akan dikontrol oleh
bagian kromosom yang mengandung gen tertentu yang disebut
dengan nucleolar organizer.
2) Membran nukleus
Seperti penjelasan sebelumnya, nukleus sangat menonjol
pada sel eukariotik yaitu sel yang sudah memiliki endomembran.
Oleh karena itu, organel nukleus didalam sel juga memiliki
membran yang menyelubunginya dan memisahkan isinya dari
sitoplasma.
Membran nukleus terdiri dari dua atau ganda membran, yang
dimana masing-masing membran adalah lapisan ganda lipid dengan
protein terkait. Antara membran luar dan dalam selubung nukleus
terdapat ruangan sebesar 20-40 nm dalam interval jarak tidak
beraturan yang memisahkan kedua membran tersebut yang disebut
dengan ruang porinukleus dan untuk membentuk pori-pori nukleus
yang menempati 10 % dari luas seluruh permukaan membran inti.
Membran berpori ini mempunyai diameter kurang lebih 100 nm.
Melalui pori-pori inilah yang memungkinkan terjadinya proses
timbal balik khususnya dalam proses biokimiawi yaitu pertukaran
zat ke dalam dan keluar antara nukleus dan sitoplasma.
Lubang pada membran nukleus dilengkapi dengan bangunan
yang menyerupai corong atau silinder dimana lubang luar dan
dalam lebih besar dari pada bagian tengahnya yang disebut cincin
atau annulus porus neclearis. Cincin ini dinamakan kompleks
lubang atau pore complex yang memiliki fungsi sebagai pengatur
aliran ion dan molekul-molekul keluar masuk inti sel.
Membran nukleus memiliki ukuran 3 kali lebih tebal
dibandingkan dengan membran sel, serta mempunyai tekstur yang
halus pada membran bagian luar sedangkan membran bagian dalam
mengandung ribosom dan menyatu dengan RE (retikulum
endoplasma) baik kasar maupun halus atau dalam stadium awal
pada proses mitosis lapisan luar membran nukleus akan terlihat
berhubungan dengan retikulum endoplasma yang ada didalam
sitoplasma, lapisan luarnya terlihat kurang padat dan disini
menempel butir-butir ribosom sedangkan lapisan dalamnya terlihat
lebih padat dan menempel butir-butir kromatin yang membentuk
kelompok-kelompok.
Disaat proses pembelahan sel, membran nukleus akan hilang
dan kemudian akan muncul kembali setelah pembelahan sel selesai.
3) Nukleoplasma
Di dalam nukleus terdapat cairan yang memisahkan isi
didalamnya dari sitoplasma disebut dengan nukleoplasma atau
cairan nukleus (inti), namun dari beberapa usul para ahli cairan inti
dinamakan juga sebagai substansi interkromatin. Cairan inti ini
memiliki sifat seperti protoplasma pada umumnya dan memiliki
derajat kekentalan lebih tinggi serta memiliki hubungan dengan
sitoplasma melalui porus nuclearis sehingga bahan yang
diperlukan oleh inti sel dapat diperoleh dari sitoplasma sedangkan
bahan yang dibutuhkan oleh sitoplasma dapat diperoleh keluar dari
inti sel ke dalam sitoplasma.
Nukleoplasma merupakan suatu matriks yang menyelubungi
kromatin. Matriks ini tersusun dari protein, ion, enzim, nukleotida,
dan kromatin.
Kromatin merupakan istilah bahan nukleus yang dimana di
dalamnya berisi materi genetik berupa Deoxyribonucleic Acid
(DNA). Kromatin apabila dilihat dibawah mikroskop tampak
seperti benang-benang yang kusut seperti gumpalan tidak beraturan
atau granula basofilik kuat atau benda berwarna biru yang
menyebar ke seluruh nukleus. Kemudian kromatin tersusun dari
rantai pilin DNA yang terikat pada protein basa histon, beragam
jumlah RNA, dan protein nonhiston lain serta sistem enzim.
Nantinya akan menghasilkan nukleosom, dan beberapa nukleosom
ini akan saling bergabung membentuk gulungan yang disebut
dengan kromosom. Pada sel yang sedang membelah, kromatin akan
menebal dan berpilin untuk membentuk satu unit khusus yaitu
kromosom. Sel pada manusia memiliki 23 pasang kromosom.
Fungsi Nukleus Bagi Makhluk Hidup
Nukleus merupakan bagian dari sel yang mempunyai fungsi paling utama
seagai mengadakan kontrol terhadap aktivitas sel, jadi pada setiap sel akan dapat
bekerja melaksanakan fungsinya dengan baik dikarenakan terdapat nukleus. Hal
ini dapat dibuktikan melalui percobaan pemotongan sel pada amoeba dimana
bagian yang satunya masih terdapat nukleus sedangkan bagian yang satunya lagi
tidak terdapat nukleus. Ternyata, pada bagian yang mengandung nukleus akan
tetap dapat hidup dan bertumbuh kembali menjadi amoeba normal, karena
metabolisme di dalam sel akan berjalan normal seperti biasa apabila terdapat
nukleus didalamnya. Sedangkan bagian yang tidak memiliki nukleus akan dapat
hidup namun tidak tumbuh dan membelah diri sehingga lama kelamaan akan mati,
hal tersebut dikarenakan karena rangkaian metabolisme di dalam sel akan terputus
karena tidak ada nukleus.
Dalam pernyataan tersebut, nukleus tidak melakukan kontrol terhadap
kegiatan sel secara setiap saat melainkan nukleus hanya menentukan pola-pola
aktivitas suatu sel saja atau nukleus disini memberikan instruksi atau pengarahan
secara jangka panjang terhadap fungsi dan kerja sel, misalnya pada sel eritrosit
yang mana setelah masuk ke dalam peredaran darah nantinya akan kehilangan inti
akan tetapi dapat melaksanakan fungsinya dengan baik untuk jangka dalam jangka
waktu yang relatif lama yaitu sekitar 120 hari.
Selain itu, seperti yang telah diketahui nukleus memiliki kandungan materi
genetik berupa DNA, melalui DNA ini nukleus berfungsi sebagai mengkode
informasi untuk mengontrol sintesis protein dan reproduksi sel.
Pengertian Sitoplasma
Gambar 1.3 : Sitoplasma pada sel tumbuhan dan sel hewan
(https://kotakputihkata.blogspot.com/2018/01/perbedaan-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan.html)
Sitoplasma adalah bagian cairan terbesar dari suatu sel yang dimana di
dalamnya mengandung bagian-bagian sel seperti organel-organel sel, inklusio,
dan inti sel (nukleus) disamping bahan-bahan lain yang terlarut dalam cairan
sitoplasma. Apabila dilihat dibawah mikroskop cahaya, suatu sitoplasma terlihat
sebagai massa yang berhomogen dan berwarna jernih dengan adanya partikel-
partikel atau benda benda refraktil di dalamnya maka nampak seperti butir-butir
atau granula di dalam sel.
Sitoplasma ini termasuk ke dalam benda setengah cair yang di dalamnya
mengandung bangunan dan memiliki fungsi masing-masing yang terlihat sebagai
granula. Granula ini sebenarnya merupakan suatu organel dan inklusio yang
terdapat di dalam sitoplasma serta memiliki fungsi yang sangat penting untuk
melakukan kehidupan sel.
Secara sepintas, sitoplasma memiliki dua bagian yaitu bagian luar dan
bagian tengah. Pada bagian luar ini berada di dekat membran plasma yang
mengandung granula lebih banyak disebut dengan ekstoplasma, sedangkan pada
bagian tengah mengandung granula yang sedikit disebut dengan endosplasma.
Bahan-Bahan Yang Terkandung Di Dalam Sitoplasma
Pada sitoplasma diantara organel didalamnya dengan inklusio terdapat
matriks dari sitoplasma yang dimana sebagian besarnya mengandung molekul-
molekul protein berupa makromolekul, sehingga tidak dapat keluar melewati
membran plasma.
Selain mengandung protein, di dalam sitoplasma mengandung molekul
karbohidrat, lipid, vitamin, enzim, serta bahan-bahan organik lain dan juga bahan
anorganik yang berbentuk ion-ion. Dengan adanya kandungan bahan-bahan
tersebut di dalam sitoplasma mengakibatkan sitoplasma memiliki bentuk setengah
cair yang mempunyai derajat kekentalan tertentu.
Di dalam sitoplasma inilah, terjadi proses kimiawi baik berupa proses
biosintesis, proses glikolisis, proses hidrolisis, serta proses-proses kimia lainnya.
Kemudian terjadi pula proses lain di dalam sitoplasma yang merupakan dasar dari
fungsi sel.
Sifat Sitoplasma
Sitoplasma memiliki karakteristik sifat tertentu, berdasarkan hasil dari
penelitian yang dilakukan oleh para ahli sitoplasma mempunyai sifat fisiologi
yang khas yang berhubungan dengan fungsi suatu sel yaitu :
1. Iritabilitas
Sifat iritabilitas adalah kemampuan untuk bereaksi terhadap
rangsangan. Kemampuan ini pada metazoa mengalami spesifikasi,
dengan begitu kemampuan sifat iritabilitas sel nya tidak sama.
Sel-sel yang mempunyai sifat iritabilitas tinggi dapat dilihat
pada sel saraf terutama pada sel saraf penerima rangsang misalnya
sel-sel pada retina mata, selaput lendir hidung, dan selaput lendir
mulut.
2. Konduktivitas
Sifat konduktivitas adalah kemampuan untuk meneruskan
rangsang. Kemampuan ini adalah kemampuan untuk meneruskan
gelombang eksitasi mulai dari tempat menerima rangsang sampai
ke pusat penerima rangsang atau sebaliknya. Pada kemampuan ini
tampak sangat menonjol pada sel-sel saraf.
3. Kontraktilitas
Sifat kontraktilitas merupakan kemampuan mengubah
panjang. Kemampuan ini adalah kemampuan sel untuk memanjang
atau memendek sehingga keseluruhan atau sebagian sel akan
berubah panjangnya, misalnya pada sel otot.
4. Absorbsi dan asimilasi
Sifat ini merupakan kemampuan sitoplasma berperan sebagai
pengambil bahan-bahan disekitar sel (adsorbsi) dan kemudian
menggunakannya untuk membentuk energi yang diperlukan oleh
proses asimilasi sel. Kemampuan adsorbsi sitoplasma sangat
menonjol misalnya pada sel-sel epitel usus sedangkan pada
kemampuan asimilasi pada sel hati.
5. Ekskresi dan sekresi
Ekskresi adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh
sitoplasma untuk mengeluarkan bahan-bahan yang tidak
dibutuhkan atau berbahaya bagi sel, sedangakan sekresi adalah
kemampuan yang dimiliki oleh sitoplasma untuk mengeluarkan
bahan-bahan yang dihasilkan oleh sel-sel untuk dipergunakan oleh
sel lain atau jaringan lain. Kemampuan ekskresi dapat dilihat
misalnya pada sel epitel tubuli ginjal dan kemampuan sekresi
misalnya pada semua sel kelenjar.
6. Respirasi
Respirasi adalah kemampuan semua jenis sel untuk
melakukan proses respirasi yaitu pengolahan bahan makanan
menjadi energi dengan bantuan oksigen. Proses ini memerlukan
adanya enzim-enzim didalam sitoplasma.
7. Pertumbuhan dan pembelahan
Suatu pertumbuhan sel terjadi dikarenakan akibat
bertambahnya volume sitoplasma serta komponen-komponen dan
setelah mencapai maksimal akan mengalami pembelahan sel.
Dengan adanya proses pembelahan sel, dengan demikian
jumlah sel akan bertambah di dalam tubuh makhluk hidup sehingga
jaringan tubuh akan bertambah besar.
Pertumbuhan dan pembelahan sel merupakan bagian dari
siklus hidup sel. Sel yang memiliki kemampuan bertumbuh dan
membelah diri dapat dijumpai pada sel kelamin.
Inklusio
Di dalam sitoplasma terdapat bangunan-bangunan yang memiliki fungsi
masing-masing yang dimana berperan sebagai kehidupan sel serta fungsi sel.
Bangunan ini umumnya terdapat dua macam yaitu inklusio dan organel. Dibawah
ini akan diuraikan materi mengenai bangunan inklusio. Inklusio juga disebut
sebagai paraplasma yang merupakan benda-benda mati yang terdapat di dalam
sitoplasma yang merupakan hasil aktivitas sel tetapi tidak ikut serta dalam proses
metabolisme.
Organel Yang Terkandung Di Dalam Sitoplasma
Pada penjelasan sebelumnya, diketahui bahwa bangunan di dalam
sitoplasma terdapat dua macam yaitu inklusio dan organel. Berikut ini adalah
uraian materi mengenai bangunan yang kedua yaitu organel.
Organel merupakan bangunan di dalam sitoplasma yang dianggap sebagai
alat sel dan merupakan suatu substansi hidup yang berperan penting sebagai
kehidupan bagi sel. Berdasarkan funginya yang berkaitan dengan metabolisme sel,
organel dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Organel yang aktif dalam metabolisme sel :
a) Ribosom, granula pada sitoplasma dinamakan granula palade
yang dimana sekarang kita menyebutnya sebagai ribosom.
Berdasarkan hasil penelitian oleh para ahli, ribosom
mengandung banyak asam nukleat yang berbeda di dalam
kromatin dalam inti sel. Kemudian setelah dilakukan penelitian
lebih lanjut dengan menggunakan reaksi Fuelgen ternyata asam
nukleat tersebut bersifat Fuelgen negatif.
Ribosom merupakan benda-benda halus yang terdiri atas
nukleoprotein dengan diameter sekitar 15 milimikron. Ribosom
memiliki dua bentuk yaitu ribosom yang terdapat bebas didalam
sitoplasma dan ribosom yang menempel pada retikulum
endoplasma. Fungsi ribosom yang terdapat bebas didalam
sitoplasma sebagai pengadaan sintesis protein untuk
pertumbuhan sel dan pembelahan sel sedangkan fungsi ribosom
yang menempel pada retikulum endoplasma sebagai pengadaan
sintesis protein yang akan di keluarkan dari sel melalui organel
yang mempunyai fungsi sekresi.
Namun, adakalanya ribosom ini tersusun bersejajar satu dengan
yang lainnya dihubungkan oleh semacam benang halus yang
disebut poliribosom yang memiliki fungsi untuk mengadakan
sintesis protein yang lebih kompleks.
b) Mitokondria, Organel ini diteliti pertama kalinya oleh seorang
ahli bernama Altmann pada tahun 1894 yang diberi nama
bioblast dan kemudian oleh Benda pada tahun 1897 dinamakan
mitokondria.
Pada tahun 1943 Hogeboom dan kawan-kawan berhasil
menunjukkan terjadinya suatu proses respirasi di dalam
mitokondria. Dengan diteliti dibawah mikroskop elektron
diperoleh struktur mitokondria sehingga dapat ditemukan
adanya molekul DNA di dalamnya yang memiliki peran penting
sebagai sintesis protein mitokondria sendiri.
Mitokondria memiliki diameter sekitar 0,5 milimikron dengan
panjang yang sangat bervariasi dan yang terpanjang sekitar 7
milimikron. Mitokondria memiliki peran sebagai pembentukan
energi sehingga mitokondria mempunyai banyak sekali jenis
enzim.
c) Retikulum Endoplasma, RE ditemukan oleh seorang ahli
bernama Porter dkk pada tahun 1945. RE merupakan bangunan
yang berbentuk ruangan-ruangan berdinding membran dan
saling berhubungan membentuk suatu anyaman dan memiliki
bentuk yang berbeda-beda, ada yang berbentuk sisterna, tubuler,
dan vesikuler.
RE juga ada yang bergranula yang dimana pada dindingnya
menempel ribosom disebut rough endoplasmic reticulum, dan
ada juga RE yang tidak memiliki granula disebut smooth
endoplasmic reticulum. Fungsi RE ini sebagai sintesis lipid,
kolesterol, dan hormon steroid, pembentukan glikogen dalam sel
hati dan otot, detoksikasi obat obatan dalam sel hati, serta
metabolisme mineral.
d) Aparatus Golgi, Organel ini ditemukan oleh Camillo Golgi
pada tahun 1898 di dalam jaringan saraf otak yang difiksasi
dengan larutan bikromat dan diwarnai dengan garam perak.
Namun, setelah penelitian lebih lanjut ternyata aparatus golgi
juga ditemukan pada sel lainnya, dan aparatus golgi ini
merupakan gelembung berdinding membran dengan 3 bagian
yaitu saccula, vesikel sekretoris, dan mikrovesikel. Fungsi
organel ini sebagai transportasi protein keluar sel dan
memelihara membran plasma.
e) Lisosom, organel ini ditemukan oleh Cristian De Duve tahun
1955. Lisosom berbentuk bulat atau oval dengan diamater rata-
rata 0,4 mikron dalam keadaan tidak aktif. Organel ini berfungsi
sebagai penghancur organel lain yang tidak berfungsi disebut
sitolisosom.
f) Vakuola, organel ini adalah ruang yang berisi cairan yang
berupa rongga diselaputi oleh membran. Fungsi organel ini
sebagai tempat penyimpanan zat cadangan makanan.
2. Organel yang tidak aktif dalam metabolime sel adalah sentriol,
mikrotubuli, fibril, dan mikrobodi.
Fungsi Sitoplasma
Terdapat fungsi sitoplasma adalah sebagai perantara transportasi zat dari
luar sel ke organel sel, sebagai tempat metabolisme sel, memberi bentuk terhadap
sel, dan sebagai tempat penyimpanan nutrisi dan berbagai zat kimia yang
digunakan untuk proses metabolisme sel.
RANGKUMAN :
I. Nukleus
Nukleus pertama kali diteliti oleh seorang ahli bernama Brown pada tahun
1831 pada sel tanaman dan biasanya didalam tiap sel hanya terdapat satu nukleus
kecuali beberapa jenis sel mempunyai lebih dari satu nukleus. Nukleus memiliki
bentuk bulat atau oval dan lonjong.
Nukleus adalah suatu organel penyusun sel yang termasuk komponen
selular serta turut terlibat pada proses kontrol genetik sel dikarenakan nukleus
mengandung kromosom, yang dimana didalam kromosom terdapat
Deoxyribonucleic Acid (DNA). Nukleus memiliki 3 komponen utama yaitu (1)
Nukleolus atau anak inti, (2) Membran nukleus, dan (3) Nukleoplasma (cairan
inti). Nukleus memiliki fungsi bagi makhluk hidup sebagai mengadakan kontrol
terhadap aktivitas sel, sebagai pengkode informasi untuk melakukan proses
sintesis protein, dan berperan dalam proses reproduksi sel.
II. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian cairan terbesar dari suatu sel yang dimana di
dalamnya mengandung bagian-bagian sel seperti organel-organel sel, inklusio,
dan inti sel (nukleus) disamping bahan-bahan lain yang terlarut dalam cairan
sitoplasma. Sitoplasma secara sepintas memiliki dua bagian yaitu bagian luar dan
bagian tengah. Pada bagian luar ini berada di dekat membran plasma yang
mengandung granula lebih banyak disebut dengan ekstoplasma, sedangkan pada
bagian tengah mengandung granula yang sedikit disebut dengan endosplasma.
Sitoplasma mengandung bahan-bahan seperti molekul protein, karbohidrat,
lipid, vitamin, enzim, serta bahan-bahan organik lain dan juga bahan anorganik
yang berbentuk ion-ion. Dengan adanya kandungan bahan-bahan tersebut di
dalam sitoplasma mengakibatkan sitoplasma memiliki bentuk setengah cair yang
mempunyai derajat kekentalan tertentu. Sitoplasma memiliki sifat-sifat fisiologi
yang khas yaitu (1) Iritabilitas, (2) Kontraktilitas, (3) Absorbsi dan asimilasi, (4)
Ekskresi dan sekresi, (5) Respirasi, (6) Konduktivitas dan (7) Pertumbuhan dan
pembelahan.
Di dalam sitoplasma terdapat bangunan-bangunan yang memiliki fungsi
masing-masing yang dimana berperan sebagai kehidupan sel serta fungsi sel.
Bangunan ini umunya terdapat dua macam yaitu inklusio dan organel. Inklusio
adalah benda mati yang terdapat di dalam sitoplasma yang dimana hasil aktivitas
sel namun tidak ikut serta dalam proses metabolisme, sedangkan organel adalah
bangunan di dalam sitoplasma yang di anggap sebagai alat sel dan merupakan
suatu substansi hidup yang berperan penting sebagai kehidupan bagi sel. Organel
dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya yang berkaitan dengan
metabolisme sel yaitu (1) Organel yang aktif dalam metabolisme sel yaitu
Ribosom, Mitokondria, RE, Aparatus Golgi, Lisosom, dan Vakuola. (2) Organel
yang tidak aktif dalam metabolisme yaitu sentriol, mikrotubuli, fibril, dan
mikrobodi.
Sitoplasma memiliki fungsi sebagai perantara transportasi zat dari luar sel
ke organel sel, sebagai tempat metabolisme sel, memberi bentuk terhadap sel, dan
sebagai tempat penyimpanan nutrisi dan berbagai zat kimia yang digunakan untuk
proses metabolisme sel.
TES FORMATIF :
1) Dibawah ini tertera ciri-ciri dari organel sel :
a) Ada di suatu sel hidup setidaknya pada awal perkembangan sel.
b) Di lengkapi oleh pori-pori yang berfungsi sebagai keluar-masuknya zat.
c) Memiliki membran ganda.
d) Di dalamnya terdapat kromosom.
Berdasarkan ciri-ciri diatas, organel yang memiliki ciri-ciri tersebut adalah...
Kunci Jawaban : Nukleus, karena organel ini memiliki kandungan
kromosom didalamnya serta selalu ada pada sel
hidup dan memiliki membran ganda serta pori-pori
nukleus.
2) Salah satu organel ada yang memiliki granula dan tidak. Pada organel yang
memiliki granula yang dimana pada dindingnya menempel ribosom disebut
rough endoplasmic reticulum, dan organel yang tidak memiliki granula
disebut smooth endoplasmic reticulum. Organel apakah yang dimaksud pada
pernyataan disamping? Mengapa?
Kunci Jawaban : Organel yang dimaksud pada pernyataan soal diatas
adalah Retikulum Endoplasma, karena organel ini
dibedakan menjadi dua yaitu RE kasar dan RE
halus. Pada RE kasar terdapat ribosom yang
menempel di dindingnya sehingga hal inilah yang
menyebabkan teksturnya menjadi kasar.
Sedangkan pada RE halus pada dindingnya tidak
terdapat ribosom sehingga teksturnya menjadi
halus.
3) Berikan analisis saudara mengenai kerusakan sel yang mengancam organel-
organel didalamnya yang diakibatkan oleh defisiensi oksigen. Apakah sel
yang sudah terlanjur mengalami kerusakan dapat kembali normal?
Kunci Jawaban : Kerusakan sel sendiri merupakan suatu peristiwa
dimana kondisi sel sudah tidak dapat lagi melakukan fungsinya secara
optimal kembali. Hal tersebut dapat terjadi karena banyak faktor salah
satunya adalah defisiensi oksigen. Defisiensi oksigen merupakan suatu
keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan kadar pasokan oksigen,
kita ketahui oksigen berperan sangat penting bagi tubuh. Jika kadar
oksigen di dalam tubuh mengalami penurunan akan berdampak pada
berbagai aktifitas pemeliharaan dan sintesis dari sel berhenti secara
cepat. Sehingga fungsi dari sel yang ada di dalam tubuh lama kelamaan
akan menurun bahkan menyebabkan kematian. Sel yang sudah
terlanjur mengalami kerusakan bersifat reversibel akan tetapi
bergantung pada tingkat kerusakannya. Apabila sel masih dapat
melakukan pemulihan homoestasis maka dapat diatasi dan kembali
normal kembali. Namun, sebaliknya apabila tingkat kerusakan sudah
parah melebihi kemampuan sel untuk memperbaiki atau memulihkan,
dimungkinkan tidak dapat diatasi dan sel akan mati.
Sumber Referensi
Campbell, et all. (2010). Biologi edisi kedelapan jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Juwono & Juniarto, A, Z. (2012). Biologi sel. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Kotak Putih Kata. (2018). Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan. (online).
(https://kotakputihkata.blogspot.com/2018/01/perbedaan-sel-hewan-dan-
sel-tumbuhan.html). Diakses tanggal 26 Oktober 2020.
Rafika, Ainur, Fida Rachmadiarti, & Isnawati. (2015). Identifikasi miskonsepsi
siswa pada subtopik struktur dan fungsi organel sel menggunakan
instrumen CRI dan wawancara diagnotik. Jurnal IPA, 4 (2), 1-5.
Rochima, E. (2018). Mengenal sel hingga sistem gerak. Bandung : Dunia Pustaka.
Ruang Biologi. (2020). Bagian inti sel. (online).
(https://www.ruangbiologi.co.id/bagian-inti-sel/). Diakses tanggal 26
Oktober 2020.
Sloane, E. (2018). Anatomy and physiology : an easy learner. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Stansfield, W. (2006). Biologi molekuler dan sel. Jakarta : Erlangga.
Temukan Pengertian. (2016). Pengertian nukleus dan fungsinya. (online).
(https://www.temukanpengertian.com/2016/07/pengertian-nukleus-dan-
fungsi-nya.html). Diakses tanggal 26 Oktober 2020.