IRAWAN KARSENO 15
“Melukis Dari Dalam Kereta” 2OK0T
Kurator: Heru Joni Putra
18
20SEPT
18 September – 15 Oktober 2020
Irawan Karseno
Catatan Kuratorial
Keriangan dalam Kesementaraan
Heru Joni Putra
Kurator galerikertas
Ketika ia masih menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), saya
sering melihat Irawan Kareno di semua agenda komite-komite yang ada di
lembaga itu. Ia adalah sosok yang ramah dengan siapa saja. Senantiasa riang.
Mungkin, karena postur tubuhnya yang cukup tinggi untuk rata-rata orang
Indonesia, kita begitu mudah menemukannya di tengah keramaian.
Dari suatu titik, ia gampang terlihat, sedang asyik bercengkrama.
Sebentar-sebentar ia sudah terlihat lagi di pojok lain, mengobrol dengan
sekelompok lainnya. Tak lama kemudian, ia sudah berada di titik yang
berbeda, dan lagi-lagi, sedang bercakap-cakap penuh suka-ria dengan
segerombolan lain.
Dan ketika berjalan dari satu titik ke titik lain, ia suka mengangkat
tangan kanannya, memberi semacam hormat, untuk menyapa orang lain
atau membalas sapaan orang kepadanya. Keramahan seperti itu agaknya
sangat khas dari orang-orang yang terbiasa berhadap-hadapan dengan
berbagai jenis tingkah-laku manusia, dalam kecendrungan gelanggang yang
tak sepenuhnya bisa diduga.
Irawan Karseno merupakan anak kandung dari hiruk-pikuk tiga kota besar.
Ia lahir di Surabaya, salah satu kota besar di Indonesia. Kemudian, ia belajar
seni rupa di Bandung, kota besar lainnya. Hingga kemudian berkiprah
sampai sekarang di Jakarta. Tiga kota besar itu tentu bergerak dengan
berbagai level perubahan dan barangkali itulah yang telah membuat Irawan
Karseno cepat bersaudara dengan kesementaraan. Ia tampak begitu akrab
dengan kesementaraan dan segala yang—meminjam larik Chairil
Anwar—“sekali berarti dan setelah itu mati”.
Tapi, kesementaraan itu tidak dijalani Irawan Karseno dengan
murung. Malah sebaliknya, penuh keriangan. Dan soal keriangan itu, tak
hanya dapat kita temukan dari sosoknya. Juga, dari karya-karya asbtraknya
dalam pameran kali ini di Galerikertas. Abstraksi Irawan agaknya tidak
sepenuhnya berambisi menghadirkan percik-keheningan melainkan
tukik-keriuhan.
01
Ia seperti sedang melukis dari dalam kereta api. Dalam keriangan
berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan dari satu pengalaman ke
pengalaman lain, ia tampak menangkap sesuatu yang hadir sebagai kilasan,
mengabadikan sesuatu yang muncul sebagai lesatan, barangkali untuk
memberi bekas pada yang lekas tertinggal.
Dari karya-karyanya, ia tampak sebagai pelukis yang senang—meminjam larik
lain dari Chairil—“bersandar pada tarian warna pelangi”. Larik itu agaknya
tepat untuk menggambarkan karya Irawan Karseno. Bila kata tarian kita
gunakan untuk menyebut aspek gerak dalam lukisannya. Tarian itu adalah
tarian riang-eskpresif meski sesekali diselingi oleh gerak-gerak lambat dan
tenang.
Lalu, kata pelangi kita gunakan untuk menyebut komposisi warna
lukisan itu sendiri. Keriangan Irawan tak hanya keriangan berpindah-pindah
dari satu corak ke corak lain, tetapi juga keriangan warna-warni. Pada
beberapa karyanya bahkan Irawan tampak lebih gembira dengan warna yang
apa adanya dibanding mencoba bermain-main dengan—sebut
aja—peleburan warna tertentu. Atau, ketika ia ingin bermain-main dengan
persilangan warna, itu didapatkannya sebagai efek tak terduga dari
keriangannya dalam menyapu dan memoles.
I. Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
II. irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
’2013
02
Dengan kata lain, corak-corak warna dalam lukisan abstraknya yang
seperti itu adalah sepenuhnya hasil dari peristiwa di atas kertas/kanvas dan
bukan campuran antara sesuatu yang katakanlah direncanakan dan sesuatu
yang dibiarkan tak terduga. Ia mungkin punya bayangan awal tentang corak
warna tapi bukan sebagai tujuan. Bayangan yang dibangun untuk segera
diruntuhkan oleh kehendak untuk mencari yang tak terbayangkan
sebelumnya. Karya ciptaan adalah sarana untuk menciptakan keriangan
dalam mencipta.
Irawan sangat menikmati proses melukisnya hingga ia pun tak sadar bahwa
sudah begitu banyak karya yang telah dikerjakannya. Ia sudah begitu riang
untuk berpindah dari satu corak ke corak lain; untuk tidak terlalu ngotot
memberikan beban wacana kepada para pemandang lukisan abstraknya;
untuk menjadikan kerja melukis sebagai kenikmatan untuk melakukan
perpindahan dari satu kesementaraan ke kesementaraan lainnya.
Kini, dalam konteks yang lebih luas, orang-orang semakin cemas
dengan kesementaraan. Ketakutan untuk tidak dikenang lagi, ketakutan
untuk tidak dipandang lagi, ketakutan untuk tidak didengar lagi, ketakutan
untuk tidak diperhatikan lagi dan seterusnya adalah bagian kecil dari
kecemasan tersebut. Dan ketika semakin banyak yang cemas akan
kesementaraan yang seperti itu, lukisan Irawan justru menawarkan
keriangan dalam kesementaraan. Keberadaannya, sebagaimana
karya-karyanya, membawa momen untuk rileks sejenak dari ambisi untuk
abadi.
Tapi, meskipun Irawan tampak begitu riang dan tanpa beban seperti itu,
bukan berarti karya-karyanya menjadi manasuka belaka, tak teraba
karakteristiknya, dan seterusnya. Bagaimanapun juga, ia tetap tampak
memikirkan untuk menciptakan gejala-gejala tertentu di dalam karyanya,
gejala-gejala yang membuat kita mau untuk berdiam sejenak di depan
karyanya, untuk memasuki semacam ruang-ruang kecil untuk
berkontemplasi di antara yang riuh, sekilas momen untuk merenung di
antara yang bising, dan merasakan sentuhan akan ketenangan di antara
yang kalebut. Seperti kita sedang berada di dalam kereta api.
03
Dan itu tak berarti ia tiba-tiba jatuh sebagai pelukis yang sibuk
dengan dirinya sendiri. Justru Irawan bukan pelukis yang seperti itu. Malahan
sebaliknya, ia adalah seseorang yang sangat peduli terhadap isu-isu sosial
dan bahkan terlibat dalam advokasi.
Dan itulah sebuah posisi menarik yang diambil Irawan Karseno.
Sebagai seseorang yang sangat aktif memikirkan isu-isu sosial dan terlibat
dalam berbagai kerja advokasi (bahkan di dalam pernyataan-pernyataannya
di panggung publik ia selalu bicara soal negara dan kebudayaan), ia justru
tak semerta-merta menjadikan karyanya sebagai toa belaka untuk
responsnya atas isu-isu sosial tersebut. Ia agaknya memang ingin
membiarkan karyanya berbicara sesuai apa yang paling mungkin
dibicarakan oleh karya itu.
Tapi, mungkin juga Irawan adalah orang yang percaya bahwa isu-isu
sosial seperti itu memang untuk dikerjakan di ranah advokasi dan
sejenisnya. Sedangkan kesenian, seberapapun selalu ada ruang untuk
menjadikannya sebagai sarana perjuangan sosial, tetap punya keterbatasan
sendiri dibanding kerja-kerja yang lebih tersusun secara komunal. Irawan
mungkin ingin memaksimalkan ekspresi indiviualnya secara penuh di
karya-karya abstraknya sementara itu pada aksi-aksi advokasi ia
memaksimalkan dirinya sebagai bagian dari orang banyak yang tentu saja
tak sepenuhnya bisa tegak-berdiri sebagai individu belaka. ***
III. Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
IV. irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
’2013
04
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2012
05
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
06
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
2013
07
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
08
Irawan Karseno
Acrylic on papper
60 cm x 44 cm
‘2019
09
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
10
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
11
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
12
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
13
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
14
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
15
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
16
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
17
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
18
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2012
19
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
20
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2012
21
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
22
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2012
23
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
24
Irawan Karseno
Acrylic on papper
60 cm x 44 cm
25
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 x 70 cm
‘2013
25
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
26
Irawan Karseno
Acrylic on papper
60 cm x 44 cm
‘2019
27
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2013
28
Irawan Karseno
Acrylic on papper
100 cm x 70 cm
‘2012
29
Irawan Karseno
Acrylic on papper
60 cm x 44 cm
‘2016
30
Irawan Karseno
Acrylic on papper
60 cm x 44 cm
‘2006
31
Irawan Karseno
Acrylic on papper
60 cm x 44 cm
‘2016
32
Profile Irawan Karseno
Workshop
2004 Art Residency & Workshop
Vermont Studio Center,
Jhonson,Vermont. USA
1984 Workshop & Pameran Pelukis
Muda ASEAN, Kuala Lumpur,
Malaysia
Pengalaman Kerja
1988-1994 Direktur Utama PT. work
Galery,Jakarta
1994-1995 GAMBAR SOROT,
Jakarta
Production House
1996 sekarang Kordinator Kreatif
CV. Saudagar Gambar,Jakarta
2000 Mendirikan IRAWAN KARSENO
ART’S Bergerak dibidang Jasa
Konsultan & Pengadaan Art Work
2007 Mendirikan SENI KAWIN
Bergerak dibidang Jasa Wediing
Organizer
2007 Mendirikan LUMPANG EMAS
Bergerak dibidang Jasa Boga
Irawan Karseno ( warung pinky mini steak ),
Frachise & Catering
Surabaya, 05 Desember 1960
2009 Membangun “Smart Art”, art
Pendidikan culture program.
1977 Magister Management Jurusan 2012 Mendirikan ONE STUDIO,studio
Marketing STIE. Jakarta . ilustrasi dan komik,Jakarta
1986 Fakultas Seni Rupa & Desain, Jurusan 2015 Steering committee Kongres
Seni Lukis,Institut Teknologi Bandung, Kesenian V, Bandung
Bandung .
2016 Pokja Kongres Kesenian 2019 Juri Lomba Musik Pusterad
V, Bandung, Kemendikbud TNI AD
2018 Penilai Satu Pintu Subsektor 2019 Juri Lomba Melukis Museum
senirupa, Bekraf Basuki Abdulah
2013-2015 Anggota Dewan Kesenian 2019 Juri/kurator ‘Projek 1,Mural
Jakarta Cikini’, TIM
(Ketua Pengurus Harian)
2019 Steering Committee Kongres
2016-2018 Anggota Dewan Kesenian dan Pemilihan Ketua Ikatan
Jakarta Alumni Seni Rupa ITB
(Ketua Pengurus Harian)
2019 Juri London Bienalle Design,
2018 Juri Lomba Lukis Pusterad BEKRAF
TNI AD
2019 Koordinator Advokasi Kebijak
an Koalisi Seni
Pameran Tunggal
2012 “Believe it or not” Solo Exhibition,
Galleri Cipta lll, Dewan Kesenian
Jakarta. Taman Ismail Marzuki, Jakarta
2010 “sekali lagi untuk kesekian” Gallery
Cemara 6,Jakarta
2006 “TRUE LIES” Sokka gallery, Jakarta
2004 “LOVE”, Red Millis Gallery.,Vermont
Studio Center, Vermont. USA
2002 “Solo” Exhibition, Gallery Millenium,
Jakarta
2004 “Solo” Exhibition, Hilton Executif
Club, Jakarta
1999 “Apa Salah Mu Bunga??” Exhibition.
Galleri Cipta ll, Dewan Kesenian
Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta
1998 ”Piccaso Clown & Stupid King”, 2011 “icad ll”,hotel Grandkemang,
essence gallery, Jakarta Jakarta
1997 “Solo” Exhibition, Hilton Excecutif 2009 “icad l”,hotel Grandkemang,
Club, Jakarta Jakarta
1984 “Solo” Exhibition, Pusat Kebudayaan 2009 “Manifesto”,Gallery Nasional,
Indonesia – Perancis, Bandung Jakarta
Pameran Bersama (terseleksi) 2005 “Abstrak Coret” (Instalasi Project),
Galeri Cemara 6,Jakarta
2013 “Gratefull Dead”,Bentara Budaya
Gallery, Jakarta 2004 ”Indonesia Contemporary Art”,
Pameran Keliling Negara-negara
2012 “Save Agoes Jolly”,Taman ismail Eropa,Yayasan Seni Rupa
Jakarta, Jakarta Indonesia
2012 “Icad lll”,hotel Grandkemang,Jakarta 2004 “intimate colour”, Fego Gallery,
Jakarta
2003 “Abstrak Contemporary”,
Gallery 678, Jakarta
2002 “Nusantara”, Gallery Nasional,
Jakarta
2001 “Urban Project”,
Gallery Millenium,Jakarta
Proyek (terseleksi)
- Bhumi Resources, Jakarta
- Setasiun kereta api medan
- Kantor sindo
- Grand hyatt,Kota Kinabalu,
Sabah. Malaysia
- Kantor Vico,Jakarta
- Kantor Petrosea, Jakarta
- Kantor Salamander, Jakarta
- Kantor Premier Oil Jakarta
- Kantor Adaro, Jakarta
- Hotel Sheraton Bandara,Jakarta 2009 “4 Indonesia Dignity”, Launching
- Kantor CER,Jakarta
- Kantor Garuda,Jakarta Ratna Sarumpaet 4 President,
- Mont’Dor, Jakarta
Gallery Cemara 6, Chandra
List curatorial
Johan, Diyanto, Tisna Sanjaya,
2006 ”Kaligrafi Tanpa Dinding”. Darmint
café & Gallery. Vonny Ratna Irawan Karseno, Semsar
Indah- Anisa
Siahaan, Giri Basuki, Vonny
2008 Pameran 50 Tahun Logistik Bank
Indonesia, Loby Utama Gedung Bank Ratna Indah, Sukamto,
Indonesia. Jakarta
Akhmad Syakrie.
2009 “icad I”,
HOTEL GRANDKEMANG,Jakarta 2009 “Peringatan Hari Pers Nasional”.
Newseum Gallery,Jakarta.
Chandra Johan, Tisna Sanjaya,
Irawan Karseno, Ghalam Zulkifly,
Dipoandi, Yusrizal.
2012 “Sketsa Perjalanan Romo Muji
Sutrisno”,Galerry Cipta III,Taman
Ismail marzuki,Jakarta
Galerikertas & Studiohanafi
0Ga,l1eri#ke$rt)a2s #$+,3
]07"#-$"#+03) 6"#%=0$0&) #%0&() ",%$03-) 3"$07-(%3) =#.6.3-) 50&()
,-3",-0$0&G)a*le+r%ike,r-t.a8s0&m0er@up-a)k%an&r+ua%ng$) e3d"u&ka-6si0&se)ka6li%gu,s0)p,-ro) m/&o,s.i&y"a3n-g0)d5is0e&dia()kan
9"#$0#50)S6t"u&dio(h(%an&afi0u$n0tu&k s)e$n"i#m+a0n3m4u)d9a0d-$i I)n$d"o#n+es0ia3y)3an"g90be(0rk-a)r6y"a,-m%en6g:4g)u6n0a+ka"n#k-ertas,
074)0+0%bla)a0inik=ny0ka=e.r%tas&s)e$b"a6g%ai &m(e$d-iu&m0,&m)a=te"r&ial?, -a=t+au00a&pa)p7u0n-&ke&m5u0ng;kinan penciptaan
)
%*"&?0+#%0)$9)"9Smd#ea"$ecn#n0a$gkr7a0ea0jm#ab)k5eu$r0d0kbi)aae6,lnba0-e)&bkr0aea)$mrp$p0aia"&am6ske%)aennr6ai,m"-nm0&ae&dn(ni%)ggm9ua&lun"edd#r,i0aak=ne&0rygt6a(asn)"seg#.3nD0"ijmu&a&glaaa-)nm6,-bb0)pee&(rrr0okp)7saee9r"nys"#ga#ba-$=leda"rme"k#n&aa+grny(a00anu37int;k0u)teu,6<rkkt00aab&7sme0r)iuk6ana)ktrauynak
=#.3"3)9"#m$e0la#k5u0ka)n-+p%en4g)a$m0a6t-a)n0$d0an&d)6ia"lo&g (i0n't0e$ns)i9f "b9e"r#sa0m=a0)s3e"n&im-a6n0&be)rp6e%ng,0al)aman
,500&&)(),-'%07(.0(tbde))eibr9rs-aie&k"hub#at+u$snt"0yd&as#a.e5n3cS0a-idrr@)kiak,u"u)ll&aarasn9si(g"i0ss#o&ue3lnpe)0ghe$.r6ts"Pi0e#a)nind+imi3al0a"ah3g&n)iliy%r-baa6enn&0rgnp&y+eman)%, gek9an$alj"ara)#ymd6a=ika""asn7en&0nla$(iglmu0%a7aledn$0ripi0k6ame&0mru&t)aeds=ra)k"as+t&nee"br(p#sa0ea3gb6da"ua0i9t+r%bua0uak+l&aan)nng)
3"?0#0) 70e&du(k3a%si.&(;) E0,0) (-7-#0&&504) $0#50) 3"&-60&) 6%,0) +"#3"9%+)
0$0&) ,-90803) ,0&) ,-$%#03-) .7"8) 3"&-60&) 9"#="&(07060&) 707%)
,-=06"#$0&) =0,0) 9%70&) 9"#-$%+&50;) *-#$%703-) 3"="#+-) -&-708) 50&()
6"&'0,-$0&)(07"#-$"#+03)3"90(0-)#%0&()",%$03-;
Selanjutnya, untuk menjalankan fungsi sebagai ruang promosi, dialog antar
seniman di galerikertas diperdalam dalam bentuk penciptaan karya yang
kemudian dilakukan oleh seniman muda itu sendiri. Karya- karya mereka, pada
*"70&'%+dgial&irnakn5enm0yau4,da)ika%annd&dipida+imsk%eurski$kaan)n6ddi"ga&anledr'i0ikku7erra0tas&isople$ahd0as&ewnai)kmt@uanb%ebreikr&uptenn(y3gaa.-la)m3a"n9t0er(s0eb-u)t#%0&()=#.6
0&+0#) 3"&-60&) ,-) (07"#-$"#+03) ,-="#,0706) ,0706) 9"&+%$) ="&?-=+
$0#50)50&tDeerln(ag)lua$nk"ub6seu%gtitdu,a,-rg0iaja&lelarink)e,u-rtm7as0ums$eb%yeann$gar0sne&ylaams)e.a7dian"ni8gm)be3emr"up&soash-isa6ikm0ane&nruc)aa6rnig%jaelad,n0uyk)aa-ns+igd%taank)3"&,-#-;)20#
$0#50) 6"rb#uea"rnt$ogl0apk4rbo)eml=aoks0ain,t0ge.r)lMa(lau-k7jaa,u-dh#i g0sael&ehrinik&gegrat5ats0a,mk4ep)tea0rkli$bbae0traa&ndsa)edn,i-imd,-ua3na$bwe%ilrapye3anh-g$yaal0anmg&asna)nd,g0aan&t ) ,-$%#03-)
3"&-60&s)e9n"im#a=n "m&u(d0a7d0a6la0m&s)at+u"#ru3an"g9%dia+lo)g,0m&en)ja$d"i 6b%agia,-n0&da)ri,-p=ro0s6es"#$0&),-)(07
$"#+03)=bm0ee,r0mke)pm1rob0ma$nog+sisk%eacna)rb9aed"rub#aa-ga$aria%hg.a+ga&san50at;au percobaan penciptaan yang sedang
)
<"&(0&)9"(-+%4)(07"#-$"#+03)3"9"&0#&50)3",0&()9"#%3080)6"&?0#-
50&()+0$)+"#707%)$%3%+),0#-)'070&)%6%6)50&()3"7060)-&-)6"6=.3
#%0&()",%$03-),0&)#%0&()=#.6.3-)+"#707%)'0%8)3"8-&((0)+06=0$)9"
,-),%0)1-70508)50&()30&(0+)9"#+.70$)9"70$0&(;)C0$04),-)(07"#-$"#+
$"+"#7-90+0&) 3"&-60&) 9"#="&(07060&) ,0&) 3"&-60&) 6%,0) ,0706) 3
#%0&() ,-07.() 6"&'0,-) 90(-0&) ,0#-) =#.3"3) 6"6=#.6.3-$0&) 9"#90(0-)
(0(030&)0+0%)="#?.900&)="&?-=+00&)50&()3",0&()9"#$"690&()3"?
,%0)0#08;
Studiohanafi
Studiohanafi berdiri pada tahun 1999, sebagai komunitas nirlaba-non profit.
Awalnya Studiohanafi merupakan sebuah studio pribadi bagi Hanafi
berkarya— terletak di bibir sungai Pesanggrahan, Parung Bingung- Depok,
Jawa Barat. Studiohanafi memulai langkah berkesenian dengan pertanyaan,
dari mana dan hendak kemana?
Studiohanafi semacam gerakan sosial untuk menumbuhkembangkan
kesenian melalui studi ekologi (mempelajari interaksi antara organisme
dengan lingkungannya) dengan pendekatan kultural.
Visi misi studiohanafi adalah berjalan bersama dalam kesenian dan ihtiar
melakukan regenerasi lewat kesenian dan kebudayaan. Dengan memakai
pola residensi, diskusi, pendekatan masalah untuk konsep, festival kesenian,
dan workshop.
Datangnya reformasi sebagai koreksi terhadap Orde Baru, gaungnya seperti suara yang
menghormati kebebasan manusia dan sebagai modal utama untuk dapat bergerak maju
secara terbuka. Studiohanafi makin ramai dengan datangnya berbagai kelompok lintas
disiplin. Studiohanafi lebih terasa “sebagai “dapur kreatif” tempat segala ramuan
diolah-matangkan, siap disajikan di panggung-panggung, galeri-galeri, lembaga-lembaga
kesenian dan komunitas. Tahun 2005, studiohanafi membuka perpustakaan dan tempat
belajar tari, teater, musik, menulis dan melukis bagi anak-anak dan remaja. Sebuah komu-
nitas anak-anak dan remaja, berlatih setiap akhir pekan pada sabtu dan minggu.
Studiohanafi, masih berjalan, semoga melebar dan jauh, dalam keterbatasan banyak hal.
Akhirnya, mudah-mudahan dapur kreatif studiohanafi mampu menjalankan fungsinya
sebagai penghormatan terhadap kebebasan berkarya. Kebebasan bukanlah hadiah dari
pemerintah, bukan jua pemberian yang harus diminta kepada Negara, tetapi merupakan
hak yang melekat dalam kodrat seseorang sebagai manusia, sebagai seniman. Serta
bermanfaat terhadap siapa saja yang peduli terhadap kesenian. Untuk informasi lebih
lanjut tentang kerja studiohanafi, bisa dilihat di www.studiohanafi.com
Staff Galerikertas & Studiohanafi
Hanafi
Direktur Studiohanafi
Milliya
Pimpinan produksi
Heru Joni Putra
Kurator ( in House )
Adinda Luthvianti
Konsep Program
Hilda
Hunmas & Marketing
Dewi
Administrasi
Ita
Konsumsi
Fhika
Konsumsi
Ajis
Dokumentasi
Dedeng
Display
Fajar
Display
Likea
Desainer
Agenda Galerikertas
“Melukis Dari Dalam Kereta”
Untuk Pengunjung Umum
( Komunitas, Plajar dan Mahasiswa )
Sesi I Pukul, 12.00 - 13.00 Wib ( 4/9 orang )
Sesi II Pukul, 13.30 - 14.30 Wib ( 4/9 orang )
Sesi III Pukul, 15.00 - 16.00 Wib ( 4/9 orang )
Daftarkan Diri Melalui
bit.ly/MelukisdaridalamKereta
Kunjungan atau wawancara dapat dilakukan pada tanggal
21 september, 28 september, 05 oktober, 12 oktober 2020
Daftarkan diri Melalui
bit.ly/Formkunjunganjurnalis
Diskusi Zoom karya Irawan Karseno “Melukis dari dalam Kereta”
Tanggal diskusi : Sabtu, 19 September 2020 pukul 19.30 WIB
Pembicara : - Heru Joni Putra (kurator galerikertas),
- Asmudjo (kurator senirupa),
- Irawan Karseno (seniman),
- Hanafi (seniman
Saksikan di : (http://bit.ly/youtubegalker)
Youtube galerikertas
Facebook Studiohanafi : (http://facebook.com/studiohanafi)
Presentasi karya perupa muda
“ Melukis dari dalam Kereta”
Kurator : Heru Joni Putra
Tanggal 19 september dan 20 september
Pukul 16.00 WIB
Daftarkan diri melalui
bit.ly/Formpresentasiperupamuda
Setiap sesi 7 perupa muda melakukan presentasi
Galerikertas Studiohanafi Mengucapan Terimakasih Kepada:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Komunitas Akarpohon
Depok Arts District
Nawanaitem
Raya Graff
Irawan Karseno
Hanafi Muhammad
Adinda Luthvianti
Asmudjo Jono Irianto
Heru Joni Putra
Rapin Team
Milliya
Rizki Asasi
Hilda
Dewi
Fhika
Ita
Dedeng
Suyatno
Gigin Ginanjar
Fajar
Budi Kurniawan
Ajis
Likea
Seluruh pihak yang membantu dalam pameran, “Melukis dari dalam Kereta”