The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ridhameidinap, 2022-05-30 03:20:36

Data Kebahasaan (F-G)

DATA KEBAHASAAN (F-G)

DATA
KEBAHASAAN

F. Korpus dan Mentes

Korpus adalah kumpulan rekaman data yang diperoleh dari sumber data.
Korpus juga bisa disebut sebagai bank Bahasa. Korpus adalah kumpulan catatan
data yang direkam pada kartu data. Korpus dapat dikatakan bahwa suatu sumber
data yang sudah ada. Sumber data yang berisi unit linguistik yang sudah siap
untuk diteliti.

Contohnya kamus, kamus sudah dibuat oleh penulis, seorang peneliti
cukup memakai kamus tersebut sebagai sumber data. Lalu Objek penelitian di
bidang bahasa berarti berupa satuan kebahasaan.

Satuan kebahasaan yang dijadikan objek penelitian itu memiliki badan dan
jiwa. Badan objek penelitian itu disebut Korpus, sedangkan jiwanya disebut
Mentes. Korpus dapat dikenali oleh siapapun, tetapi mentes hanya diketahui
secara baik oleh penelitinya. Adanya korpus dan mentes inilah yang menjadi
alasan kuat mengapa pengumpulan data itu hendaklah dilakukan oleh peneliti itu
sendiri.

Dengan mencatat sendiri data penelitian itu, maka si peneliti akan
mengetahui aspek jiwa objek dari data penelitiannya. Dia akan mengetahui
konteks bagaimana bunyi bahasa itu dihasilkan oleh penuturnya waktu proses
pengumpulan data dilakukan. Tidak semua ujaran yang diperoleh dilapangan
dapat dijadikan korpus penelitian.

Oleh karena itu. Kita harus mempertimbangkan sifat-
sifat korpus yang baik. Ada beberapa point yang menjadi
sifat-sifat dari korpus yang baik itu seperti apa.

Sifat-sifat Korpus yang baik

1.

Seragam secara dialektis, maksudnya seluruh
data dalam korpus itu harus dari satu dialek saja.
Artinya harus dihindari dari Percampuran dialek
yang berbeda pada bahasa yang akan kita teliti.

Lazim dan biasa, yaitu ujaran yang dikumpulkan dalam situasi 2.
wajar. Namun, kelaziman suatu ujaran itu tergantung pada
tujuannya, pembicaraannya, dan kondisi penggunaannya. Apa
yang dikatakan biasa pada suatu keadaan, mungkin tidak biasa
pada keadaan yang lain.

3.

Beraneka ragam, maksudnya korpus yang di dapat
haruslah beranekaragam karena data didapatkan dari
masyarakat suatu dialek yang beraneka ragam pula.
Keanekaragaman ini bisa dilihat dari usia penutur, jenis
kelamin, tingkat sosial atau jenis pekerjaan penutur,
emosi penutur, tepatnya ucapan, topik, jenis, dan gaya
pembicaraan.

Sifat-sifat korpus yang baik

4.

Sempurna, artinya suatu korpus dikatakan sempurna
jika semua jenis kata sudah terdapat didalamnya. Dan
membentuk sebuah kalimat atau ujaran yang komplit
dan terstruktur dengan baik.

5.

Berulang-ulang, maksudnya kemunculan ujaran itu berulang-ulang
dalam konteks yang berbeda. Perulangan munculnya data ini
sangat penting untuk mengetahui sifat data itu dan pada
lingkungan mana saja dia dapat digunakan.

6.

Menarik, maksudnya suatu korpus yang menarik adalah yang
isinya bermanfaat untuk dipelajari setelah bentuknya dapat
dinalisis dari sisi struktur linguistik. Misalnya yang berhubungan
dengan kegiatan utama atau sehari-hari dalam masyarakat yang
kita teliti.

G. Sumber data: Substantif

dan lokasional

Seperti penelitian pada umumnya, penelitian linguistik juga memerlukan
data, termasuk penelitian Bahasa ini. Data dapat diartikan sebagai bahan-jadi
penelitian, bukan bahan-mentah. Data tersebut tidak muncul dari suatu
ketiadaan, tapi ada sumbernya atau ada asalnya. Asal data disebut sumber data.

Sumber data atau asal data dapat dibedakan atas sumber data substantif
dan sumber data lokasional. Asal substantif menunjukkan bahan yang digunakan,
yaitu data diperoleh dari sampel, dan sampel diperoleh dari populasi.

Sumber data lokasional menunjukkan orang yang menghasilkan atau
menciptakan data tersebut, yaitu penutur bahasa yang diteliti.

Sumber data substantif apabila sumber itu berwujud dan berjenis sama
dengan data penelitian sesungguhnya. Sumber itu dapat berupa percakapan
yang di dalamnya mengandung maksud imperatif beserta dengan wujud
tanggapan baik. Sedangkan sumber data lokasional apabila sumber itu
merupakan lokasi asal muasalnya data yang dianggap sebagai penghasil atau
pencipta data. Sumber data ini adalah si penutur bahasa itu sendiri yang dalam
keseharian nya bertutur dengan menggunakan bahasa tersebut.

Oleh karena itu penutur bahasa yang diteliti adalah sumber data. Penutur
bahasa suatu bahasa tersebar dalam beberapa daerah yang berbeda. Peneliti
harus bisa menentukan dari daerah mana penutur yang dijadikan sumber data
itu diambil agar konsisten dengan masalah dan tujuan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti. Jadi, masalah perbedaan dialek dalam suatu bahasa harus
dipertimbangkan oleh peneliti waktu menentukan sumber data lokasional ini.

Sudaryanto (1988) menyatakan bahwa asal substantif
berhubungan dengan pertanyaan “dari apa”, dan asal lokasional
bersangkutan dengan pertanyaan “dari siapa”. Data yang valid dan
reliable dalam penelitian bahasa adalah data yang memang berasal
dari penutur asli bahasa yang berkaitan.

Daftar Pustaka

Zaim. M. (2014). Metode Penelitian Bahasa: Pendekatan Struktural. Padang:
Penerbit PBS UNP Press Padang.

Zaim. M. (2008a). Pergeseran Sistem Pembentukan Kata Bahasa Indonesia
Pasca Orde Baru: Laporan Hasil Penelitian. Jakarta: Depdiknas.

Setiawan, T. (2017). Linguistik Korpus dalam Pengajaran Bahasa. Makalah,
dalam seminar nasional Perspektif Baru Penelitian Linguistik
Terapan: Program Pancasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta.


Click to View FlipBook Version