The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by riyanapkn, 2022-12-10 03:27:50

MODUL AJAR PPKn

MODUL AJAR PPKn

Keywords: PPKn

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Pengembangan E-Modul PPKn Berbasis Kvisoft Flipbook Maker Untuk Meningkatkan
Berpikir Tingkat Tinggi Pada Materi Membandingkan Cara Pandang Para Pendiri Bangsa

Tentang Rumusan dan isi Pancasila Pada Kelas X di SMK Negeri 1 Kertak Hanyar

Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum dan Bahan Ajar PPKn

Dosen Pengampu : Dr. SRI UNTARI, M.Si

OLEH:
RIYANA ( 220712810710 )

PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

1. Desain cover
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Peta Konsep

Membandingkan cara pandang para pendiri bangsa
tentang rumusan dan isi Pancasila

PPKn FASE E
Elemen

PANCASILA

MODUL AJAR

1. INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL : SMK Negeri 1 Kertak Hanyar
: Riyana
Sekolah : X ( sepuluh ) / Semua Program Keahlian
Nama Penyusun : 2022 / 2023
Kelas / Program Keahlian : 180 Menit (4 JP @1 JP x 45’)
Tahun Pelajaran
Durasi

B. KOMPETENSI AWAL

Pada bagian ini kalian akan belajar mengenai Pancasila. Masih ingatkah kalian materi
tentang Pancasila saat belajar di SMP/MTs? Karena apa yang akan kalian pelajari pada
jenjang SMK ini merupakan kelanjutan dari jenjang sebelumnya. Terkait dengan materi
pancasila yang akan dipelajari minimal kalian sudah belajar tentang kronologi sejarah
lahirnya Pancasila, kajian kritis tentang penerapan Pancasila dari masa ke masa, serta fungsi
dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi
negara.

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA

Peserta didik akan mengembangkan sikap beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlaq mulia, mandiri, kreatif, mampu bernalar kritis, berkebhinekaan global, serta
bergotong royong.

D. SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

Alat : PC / LAPTOP, Smatphone,

Media Pembelajaran : WhatsApp, E-learning, CBT, Classroom, FB dan Gmeet

Sumber Belajar/ Bahan Media : 1. Bacaan Unit 1 Buku Guru dan siswa

2. Buku PPKn kelas X

3. Gambar / Poster, Artikel, Video Pembelajaran,Internet

Virtual : CBT, Google meet, Google Sites dan Classroom

Strategi Pembelajaran : Bekerja dalam kelompok, Pembiasaan dan Pembelajaran

berbasis budaya

E. TARGET PESERTA DIDIK
Peserta yang menjadi target dalam pembelajaran adalah :
 Peserta didik Reguler / Tipikal : umum tidak ada kesulitan dalam mencerna atau
memahami materi ajar
 Peserta didik yang memiliki kesulitan belajar : memiliki gaya belajar yang terbatas
 Peserta didik dengan Pencapaian tinggi : mencerna dan memahami materi ajar dengan
cepat

F. MODEL PEMBELAJARAN
Blended Learning ( PJJ / Online dan PTM / Luring )

G. METODE PEMBELAJARAN
Teknik membaca Jigsaw, bekerja dalam kelompok , membuat rangkuman, Refleksi

2. KOMPONEN INTI

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
FASE E / ELEMEN PANCASILA

Peserta didik dapat membandingkan cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan dan
isi Pancasila

B. KATA KUNCI
Negara merdeka, Dasar negara, Rumusan Pancasila

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi cara pandang para pendiri bangsa tentang
rumusan dan isi Pancasila, termasuk di dalamnya pandangan para pendiri bangsa tentang
hubungan agama dan negara terkait frasa “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dalam Piagam Jakarta.

2. Peserta didik mampu mengidentifikasi pokok-pokok pikiran yang muncul dalam panitia
sembilan yang melahirkan Preambule atau Mukaddimah / Piagam Jakarta, terutama
terkait dengan gagasan relasi agama dan negara.

D. PEMAHAMAN BERMAKNA
1. Kita harus berani mengemukakan pendapat pada orang lain, meskipun berbeda. Juga
harus menghormati, menghargaai dan tidak memaksakan kehendak atau keinginan kita
pada orang lain.
2. Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 tidak bisa dirubah oleh siapapun termasuk
MPR hasil pemilu karena memuat pokok-pokok pikiran yang dihasilkan oleh pendiri
bangsa

E. PERTANYAAN PEMANTIK

1. Bagaimana pandangan para pendiri bangsa, termasuk Mohammad Yamin, Soepomo, dan
Ir. Soekarno terhadap negara merdeka?

2. Apa persamaan dan perbedaannya?
3. Bagaimana memaknai proses perancangan dan isi dari rumusan dasar negara yang

bernama Mukaddimah Hukum Dasar atau yang juga dikenal Piagam Jakarta?
4. Apa pandangan para pendiri bangsa terkait isi Mukaddimah, terutama frasa “Ketuhanan,

dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”?

F. PERSIAPAN PEMBELAJARAN
1. Menyiapkan materi untuk presentasi pembelajaran
2. Lembar kegiatan, rubrik penilaian, gambar terkait materi, video pembelajaran dan artikel
3. Format Refleksi
4. Format Jurnal harian Pengamalan Pancasila

G. AKTIVITAS / KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Daring dan Luring

1. Sebelum kegiatan Pembelajaran Daring
Guru menginformasikan jadual pembelajaran ( lewat WA Group) dan mengirim link
google meet ( lewat whatsapp Group)

2. Kegiatan Pembelajaran Daring dan Luring
A. Kegiatan Pendahuluan
(1) Guru masuk kelas maya tepat waktu, mengajak siswa untuk bergabung dengan link
google meet yang sudah dibagikan secara mandiri
(2) Guru mengucapkan salam dan berdo’a sebelum kegiatan pembelajaran sebagai
perwujudan iman dan Takwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
(3) Menyanyikan lagu bernuansa patriotik dan rasa cinta tanah air ( kebhinekaan global )
(4) Presensi kehadiran Luring ( TM ) dan online ( melalui CBT ) secara mandiri
(5) Memberikan informasi kegiatan pembelajaran yang harus diakses siswa melalui CBT
(6) Peserta didik bersama dengan guru membuat kesepakatan yang akan diterapkan dalam
pembelajaran

3. Kegiatan Inti ( Kegiatan 1 )
Pembelajaran Daring dan Luring

(1) Guru menyapa siswa melalui WhatsApp group, sekaligus mengirimkan link google
meet untuk pertemuan secara virtual

(2) Guru menjelaskan tujuan, materi pembelajaran, dan tugas yang harus dikerjakan siswa
melalui Virtual dengan google meet dengan bahan presentasi video pembelajaran dan
file materi menggali Ide Pendiri Bangsa Tentang Dasar Negara melalui CBT dan
Google Sites secara mandiri dan kreatif

(3) Guru membagi peserta didik 2-4 orang perkelompok secara luring dan daring .
(4) Pesdik mengakses CBT, mendonwload dan membaca materi Elemen Pancasila Unit 1

pertemuan 1, melakukan aktifitas pembelajaran dan bekerja dalam kelompok.

(5) Pesdik menyimak video pembelajaran, menggali ilmu pengetahuan secara literasi dan
berkolaborasi

(6) Guru menjelaskan materi pembelajaran Elemen Pancasila tentang Pokok-pokok pikiran
dalam BPUPKI secara virtual dan lewat Video pembelajaran dengan link video yang
terdapat di CBT / Google Sites

(7) Peserta didik mengerjakan tugas secara berpasangan untuk menjawab pertanyaan
Pemantik soal no 1, 2 dan 3 yang terdapat di CBT dengan jujur, kreatif, bernalar
kritis dan berkolaborasi

(8) Peserta didik mengkomunikasikan dengan santun, dan percaya diri hasil pemahaman
dan kajian menurut mereka melalui tugas berpasangan pada forum diskusi kelas daring
dan luring.

(9) Peserta didik mengirimkan hasil tugas kelompok dalam bentuk file word

Kegiatan 2 ( Pertemuan 2 )
Pembelajaran Daring dan Luring

(1) Guru menyapa siswa melalui WhatsApp group, sekaligus mengirimkan link google
meet untuk pertemuan secara virtual

(2) Guru menjelaskan tujuan, materi pembelajaran, dan tugas yang harus dikerjakan siswa
melalui Virtual dengan google meet dengan bahan presentasi video pembelajaran dan
file materi elemen Pancasila Unit 1 pertemuan ke 2 melalui CBT / Google Sites secara
mandiri dan kreatif

(3) Guru mengajak peserta didik mengingat kembali topik pembahasan pada pertemuan
sebelumnya dengan mengulang kembali pertanyaan kunci pada pertemuan ke2 ini
dengan mengajukan pertanyaan “Bagaimana pandangan Mohammad Yamin, Soepomo
dan Soekarno terhadap negara merdeka? Apa persamaan dan perbedaannya?“

(4) Guru mengirimkan file materi dan meminta pesdik untuk membaca dan mempelajari
tentang Panitia sembilan dan Mukaddimah Dasar Negara melalui CBT / Google Sites
untuk pembelajaran Daring dan Luring

(5) Pesdik mengakses CBT, mendonwload dan membaca materi 3.12, melakukan aktifitas
pembelajaran dan bekerja dalam kelompok

(6) Pesdik membaca, menyimak dan memahami isi Artikel yang terdapat dalam CBT/
Google Sites tentang detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI, menggali ilmu
pengetahuan secara literasi, berkolaborasi dan kreatif

(7) Guru menjelaskan materi pembelajaran Elemen Pancasila tentang Panitia sembilan dan
Mukaddimah Dasar Negara ( lewat Google meet )

(8) Peserta didik mencatat informasi penting terkait topik bacaan dengan menjawab soal
pemantik no 4. dan pertanyaan kunci :
 Bagaimana proses perancangan dasar negara yang bernama Mukaddimah Hukum
Dasar atau yang juga dikenal Piagam Jakarta?
 Apa yang menjadi inti dari isi Piagam Jakarta?
 Apa pandangan para pendiri bangsa terkait isi Mukaddimah, terutama frase
“Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” ?
 Apa saja peristiwa penting saat penyusunan Mukaddimah Hukum Dasar?

(9) Peserta didik mengerjakan tugas secara berpasangan ( dengan browsing ), dan untuk
memberi kesempatan pada pesdik mengembangkan nalar kritisnya. dengan kreatif dan
berkolaborasi, maka jawaban boleh dalam bentuk cerita, karikatur, puisi, lukisan atau
sebuag ilusi.

(10) Pesdik mengkomunikasikan dengan santun, hasil pemahaman menurut mereka melalui
forum diskusi kelas yang ada di CBT

(11) Peserta didik mengirimkan hasil tugas kerja kelompok secara berpasangan dalam
bentuk file word

4. Kegiatan Penutup

Guru menutup pembelajaran secara virtual melalui google meet dan ( TM ) dengan :
(1) Merefleksi terhadap kegiatan pembelajaran secara mandiri
(2) Melalui virtual,penugasan di CBT dan TM pesdik dan guru menyimpulkan materi
(3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdo’a bersama pesdik secara virtual dan TM

H. ASESMEN

Asesmen Diognostik Kognitif

Penilaian Sikap ( Profil Penilaian Kognitif Penilaian Keterampilan
Pelajar Pancasila ) ( Performa )
 Partisipasi diskusi
 Observasi  Pemahaman materi melalui  Presentasi,
 Jurnal harian
( Penugasan, Tes Online/  laporan tugas,
penerapan Pancasila tertulis berbentuk Pilgan,
 Refleksi jawaban singkat, menjodohkan  lembar Releksi pesdik
dan benar salah )
 Konten infografis ( media
visual seperti gambar, ilustrasi,
lukisan, peta konsep, cerita )

Asesmen Non-Kognitif

Informasi apa saja yang ingin Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan
digali?
1. Apa saja kegiatanmu sepanjang hari di rumah?
Aktivitas peserta didik selama 2. Apakah memiliki waktu cukup untuk belajar?
belajar di rumah 3. Apa hal yang paling menyenangkan dan

Aktivitas di rumah yang yang paling tidak menyenangkan ketika
mendukung minat dan sedang belajar.
bakat peserta didik 4. Apa harapan dan mimpimu?

1. Apakah hobimu?
2. Apakah hobimu berkaitan dengan programkeahlian

yang dipilih?
3. Apakah merasa senang ketika diminta untuk

Membaca buku atau menonton berita?

I. PENGAYAAN DAN REMEDIAL

PENGAYAAN

Memberikan sumber bacaan lanjutan yang sesuai dengan topik untuk dipelajari oleh peserta
didik, kemudian disampaikan oleh peserta didik yang bersangkutan pada sesi pertemuan
berikutnya

REMEDIAL

kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai Capaian
Pembelajaran, untuk membantu mereka dalam mencapainya dengan memberikan aktivitas
belajar tambahan di luar jam pelajaran, baik dilakukan secara mandiri maupun bersama
temannya

J. REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN GURU

REFLEKSI ( RELAKSI GURU )

Guru melakukan releksi mengenai apa yang telah berjalan dengan baik dan apa yang masih
kurang pada kegiatan pembelajaran secara daring dan luring, sehingga guru dapat
memperbaiki sistem pembelajarannya untuk meningkatkan / memperbaiki pelaksanaan dan
hasil pembelajaran pada pertemuan berikutnya

REFLEKSI ( RELAKSI SISWA )

Setelah proses belajar hari ini, peserta didik melakukan releksi terhadap diri sendiri
dengan menjawab pertanyaan :
1. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah .....
2. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin

mengetahui lebih dalam tentang
3. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan se-hari-hari

3. LAMPIRAN-LAMPIRAN

(1) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
 Tabel kerja peserta didik
 Lembar asesmen
 Lembar Penilaian presentasi
 Jurnal harian pengamalan Pancasila

Tabel Aktivitas Belajar Mengisi KWL

Saya Tahu ......... Saya ingin Tahu ......... Saya telah mengetahui ........

Diisi di awal Pembelajaran Diisi di awal Pembelajaran Diisi di akhir Pembelajaran

FORMAT : JURNAL HARIAN PENGAMALAN PANCASILA

Nama Kelas Hari / Tempat Pengamalan sila ke Deskripsi
Tanggal Kegiatan 12 3 4 5
kegiatan

FORMAT : REFLEKSI / RELEKSI SISWA

Nama : .......................................
Kelas / Program Keahlian : .......................................
Hari / Tanggal : .......................................
Materi Pembelajaran : .......................................

Dari proses belajar hari
ini, hal yang saya pahami
adalah ..............

Dari proses belajar hari
ini, hal yang belum saya
pahami adalah/saya ingin
mengetahui lebih dalam
tentang .......................

Dari proses belajar hari
ini, hal yang akan saya
lakukan dalam kehidupan
sehari-hari ................

(2) BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
MATERI PERTEMUAN 1

Menggali Ide Pendiri Bangsa

Gambar 1 : Sidang BPUPKI

Pertanyaan kunci pada pertemuan 1 yang akan dikaji
adalah :

1. Bagaimana pandangan para pendiri bangsa, termasuk Mohammad
Yamin, Soepomo dan Ir. Soekarno terhadap Negara Merdeka ?

2. Apa Pandangan Para pendiri bangsa terkait isi Mukaddimah
terutama frasa “ Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”?

1. Ide-Ide Pendiri Bangsa tentang Negara Merdeka

Perjuangan bangsa Indonesia untuk keluar dari penjajahan melewati fase panjang. Dalam
catatan sejarah disebutkan bahwa kekalahan Belanda atas Jepang dalam perang Asia Timur
Raya menyebabkan bangsa Indonesia terlepas dari penjajahan Belanda menuju ke
penjajahan Jepang. Jepang dapat menguasai wilayah Indonesia setelah Belanda menyerah di
Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 8 Maret 1942. Jepang menggunakan sejumlah semboyan,
seperti “Jepang Pelindung Asia”, “Jepang Cahaya Asia”, “Jepang Saudara Tua”, untuk
menarik simpati bangsa Indonesia.
Namun, kemenangan Jepang ini tidak bertahan lama, karena pihak Sekutu (Inggris, Amerika
Serikat, dan Belanda) melakukan serangan balasan kepada Jepang untuk merebut kembali
Indonesia. Sekutu berhasil menguasai sejumlah daerah. Mencermati situasi yang semakin
terdesak tersebut, pada peringatan Pembangunan Djawa Baroe pada 1 Maret 1945, Jepang

mengumumkan rencananya untuk membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPK).

Jepang pun mewujudkan janjinya dengan membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdeka-an/BPUPK) pada 29 April 1945 bersamaan
dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito, atas izin Panglima Letnan Jenderal Kumakichi
Harada. Di dalam BPUPK, terdapat dua badan; 1) Badan Perundingan atau Badan
Persidangan, 2) Kantor Tata Usaha atau sekretariat. Badan Perundingan diisi oleh seorang
kaico (ketua), dua orang fuku kaico (ketua muda atau wakil ketua) dan 62 orang iin atau
anggota. Termasuk juga dalam BPUPK ini adalah 7 orang Jepang berstatus sebagai
pengurus istimewa yang bertugas mengawasi.

BPUPK sendiri diketuai oleh KRT Radjiman Wedyodiningrat dengan Wakil Ketua
Ichibangase Yosio dan Raden Pandji Soeroso. BPUPK ini melaksanakan 2 kali sidang; 1) 29
Mei-1 Juni 1945 membahas tentang Dasar Negara, 2) 10-17 Juli 1945 membahas tentang
Rancangan Undang-Undang Dasar.

PERSIAPAN KEMERDEKAAN

Janji Jepang Pembentukan Sidang Pertama

Dalam acara peringatan Dokuritsu Zyunbi Dalam acara peringatan
Pembangunan Djawa Barrow Tyoosakai dibentuk Pembangunan Djawa Barrow
Jepang berjanji membentuk bersamaan dengan hari Jepang berjanji membentuk
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai ulang tahun Kaisar Hirohito Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai

01 APRIL 1945 29 APRIL 1945 29 MEI 1945

Pringgodigdo menyebutkan beberapa nama yang berpidato pada 29 Mei 1945, yaitu:
Margono, Sosrodiningrat, Soemitro, Wiranatakoesoema, Woerjaningrat, Soerjo, Soesanto,
Soedirman, Dasaad, Rooseno, dan Aris. Sementara itu, pada 30 Mei 1945, ada sembilan
tokoh yang berpidato pada sidang BPUPK, yaitu: M. Hatta, H. Agoes Salim, Samsoedin,
Wongsonagoro, Soerachman, Soewandi, A. Rachim, Soekiman, dan Soetardjo. Adapun pada
sidang BPUPK tanggal 31 Mei 1945, ada empat belas tokoh yang menyampaikan pidato,
yaitu: Soepomo, Abdul Kadir, Hendromartono, Mohammad Yamin, Sanoesi, Liem Koen
Hian, Moenandar, Dahler, Soekarno, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Koesoema Atmaja, Oei
Tjong Hauw, Parada Harahap, dan Boentaran. Sementara pada tanggal 1 Juni, anggota
BPUPK yang menyampaikan pidato di antaranya Baswedan, Mudzakkir, Otto
Iskandardinata, dan Soekarno.
Sekurang-kurangnya terdapat tiga pokok bahasan dalam sidang BPUPK berkenaan dengan
dasar negara, yaitu:
1) apakah Indonesia akan dijadikan sebagai negara kesatuan atau negara federal (bondstaat)

atau negara perserikatan (statenbond),
2) masalah hubungan agama dan negara, dan
3) apakah negara akan menjadi republik atau kerajaan.
Selain mendiskusikan secara lisan (pidato), para anggota BPUPK juga diminta memberikan

usulan secara tertulis untuk kemudian diserahkan ke sekretariat atau Kantor Tata Usaha.
Untuk menampung berbagai usulan pemikiran para pendiri bangsa, dibentuklah panitia kecil
yang berjumlah delapan orang.

Gambar 2
Suasana sidang BPUPK,
Jakarta, 29 Mei 1945

Sidang kedua Hiroshima

Sidang kedua membahas Hiroshima dibom menjadikan
tentSaindagngraknedcuaanmgaemnbahas Jepang semakin terdesak, para
UndtUeannndtagan-ngUg-RnUadnnadcanangnggDaDnaassaarr pendiri bangsa semakin
mendesak kemerdekaan,
Sidang Kedua
06 AGUSTUS 1945
11
- 17 JULI 1945

2. Pokok-pokok Pikiran dalam sidang BPUPKI

(1) MOHAMMAD YAMIN

Salah satu tokoh yang menyampaikan pidato pada sidang pertama BPUPK (29 Mei-1 Juni)
adalah Mohammad Yamin. Ia menyampaikan pidato pada 29 Mei, sekitar 20 menit. Dalam
Naskah Persiapan disebutkan bahwa Yamin menyampaikan pidato tentang lima poin yang
menjadi dasar pembentukan negara merdeka, yaitu:
1. Peri Kebangsaan;
2. Peri Kemanusiaan;
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan (poin empat ini memiliki anak poin lagi yaitu, permusyawaratan,

perwakilan, dan kebijakan);
5. Kesejahteraan Rakyat

Biografi Mohamad Yamin

Mohamad Yamin lahir di Sumatera Barat pada 24 Agustus 1903, wafat pada 17 Oktober
1962. Pendidikan dasarnya ditempuh di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Palembang.
Kemudian ia melanjutkan ke Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta. Di sekolah
AMS ini, ia belajar sejarah purbakala dan berbagai bahasa seperti Yunani dan Latin. Ia

berencana melanjutkan pendidikan ke Belanda, tetapi diurungkan karena ayahnya wafat.
Akhirnya ia melanjutkan kuliah ke Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di
Jakarta yang kelak menjadi Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia berhasil memperoleh
gelar Meester in de Rechten (Sarjana Hukum) pada 1932.

Yamin adalah seorang penulis dan aktivis. Ia melahirkan banyak karya. Ia juga aktif Jong
Sumatranen Bond. Pada tahun 1942, ia menjadi anggota Partindo. Setelah Partindo bubar, ia
menjadi anggota Volksra-ad Gerindo. Pada saat pendudukan Jepang, Yamin bertugas pada
Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). Pada tahun 1945, ia terpilih menjadi anggota BPUPK.
Setelah Indonesia merdeka, ia pernah menjadi Anggota DPR RI, Menteri
Kehakiman (1951-1952), Menteri Pengajaran Pendidikan & Kebudayaan
(1953-1955), Menteri Urusan Sosial dan Budaya (1959-1960), Ketua
Dewan Perancang Nasional, Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara
(1961-1962), Menteri Penerangan (1962-1963)

Gambar 3. Mohammad Yamin

Mohammad Yamin disebutkan membuat konsep tertulis tentang Indonesia merdeka, yang
isinya berbeda dengan isi pidatonya. Dalam konsep tertulisnya, Mohammad Yamin
menuliskan lima poin bagi Indonesia merdeka, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Kebangsaan persatuan Indonesia;
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/

perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

(2) SOEPOMO

Pada 31 Mei 1945, Soepomo menyampaikan pidato di BPUPKI. Soepomo berbicara
mengenai struktur sosial bangsa Indonesia yang ditopang oleh semangat persatuan hidup,
semangat kekeluargaan, keseimbangan lahir batin masyarakat, yang senantiasa
bermusyawarah dengan rakyatnya demi menyelenggarakan keinsyafan keadilan rakyat.
Nugroho Notosutanto menafsirkan bahwa Soepomo menyampaikan lima dasar bagi negara
merdeka, yaitu:
(1) Persatuan,
(2) Kekeluargaan,
(3) Keseim-bangan lahir dan batin,
(4) Musyawarah,
(5) Keadilan rakyat.

Dalam pidato ini, Soepomo juga menyebutkan mengenai aliran pikiran (staatsidee) Indonesia
nantinya, yaitu negara yang integralistik. Dalam konteks hubungan agama dan negara,
Soepomo memiliki pandangan yang sama dengan pidato pemikiran Mohammad Hatta pada 30
Mei 1945, yaitu pemisahan agama dan negara. Urusan keagamaan harus dipisahkan dengan
urusan kenegaraan.

Mari kita baca beberapa pokok pikiran yang disampaikan Soepomo pada sidang BPUPKI
tanggal 31 Mei 1945, yang dimuat dalam Naskah Persiapan karya Mohammad Yamin

Tentang sjarat mutlak lain-lainnja, pertama tentang daerah, saja mufakat dengan pendapat
jang mengatakan: "Pada dasarnja Indonesia, jang harus meliputi batas Hindia-Belanda”. Akan
tetapi djikalau misalnja daerah Indonesia lain, umpamanja negeri Malaka, Borneo Utara hen-
dak ingin djuga masuk lingkungan Indonesia, hal itu kami tidak keberatan. Sudah tentu itu
bukan kita sadja jang akan menentukan, akan tetapi djuga pihak saudara-saudara jang ada di
Malaka dan Borneo Utara

Tentang sjarat mutlak kedua, hal rakjat sebagai warga-negara. Pada dasarnja ialah, sebagai
warga-negara jang mempunjai kebang saan Indonesia, dengan sendirinja bangsa Indonesia
Asli. Bangsa Peranakan, Tionghoa, India, Arab jang telah berturun-temurun tinggal di
Indonesia dan sebagai baru sadja diuraikan oleh anggota jang terhormat Dahler, mempunjai
kehendak jang sungguh-sungguh untuk turut bersatu dengan bangsa Indonesia jang asli, harus
diterima sebagai warga-negara dengan diberi kebangsaan Indonesia (nasionaliteit Indonesia

Sjarat mutlak jang ketiga, ialah Pemerintah daulat menurut hukum internasional.

Biografi Mohamad Yamin

Prof. Dr. Soepomo lahir pada Sukoharjo, Jawa Tengah pada

tanggal 22 Januari 1903. Soepomo meneruskan pendidikannya

di ELS (Europeesche Lagere School),setara sekolah dasar

di Boyolali (1917). Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya

di MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920) dan

menyelesaikan pendidikan kejuruan hukum di Bataviasche

Rechtsschool di Batavia pada tahun 1923. Gambar 4 : Dr. Soepomo

Soepomo ditunjuk sebagai pegawai pemerintah kolonial Hindia Belanda yang diperbantukan
pada Ketua Pengadilan Negeri Sragen.

Soepomo juga membicarakan soal struktur dan karakteristik bangsa Indonesia, di mana
negara Indonesia merdeka harus merujuk pada karakteristik bangsa Indonesia tersebut.
Struktur masyarakat Indonesia dalam hemat Soepomo adalah bercita-cita pada persatuan
hidup, keseimbangan lahir dan batin, senantiasa bermusyawarah, dan kekeluargaan. Di bagian
lain pidatonya, Soepomo juga menyebut agar warga negara cinta tanah air. Soepomo juga
mengutip Panca Dharma pasal dua yang berbunyi: Kita mendirikan negara Indonesia yang
(makmur, bersatu, berdaulat) adil.

Selain itu, Soepomo juga meng usulkan bentuk negara integralistik, yang dimaknai sebagai
negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan-
golongannya dalam lapangan apapun. Soepomo juga menyoroti soal hubungan agama dan
negara. Ia setuju dengan pemikiran Moh. Hatta, yaitu adanya permisahan agama dan negara

(3) SOEKARNO

Soekarno mengawali pidatonya tanpa teks pada 1 Juni 1945. Dalam pidatonya, ia memberikan
catatan kritis terhadap para anggota BPUPK yang telah menyampaikan pidato di forum itu.
Soekarno menilai bahwa isi pidato mereka tidak menjawab pertanyaan pokok yang diajukan
oleh Radjiman Wedyodiningrat selaku ketua BPUPK.

"Maaf, beribu maaf! izinkanlah saja membitjarakan, memberitahukan kepada tuan-tuan
sekalian, apakah jang saja artikan dengan perkataan 'merdeka'."

"Tuan-tuan sekalian! Untuk menjusun, mengadakan, mengakui satu negara jang merdeka,
tidak diadakan sjarat jang neko-neko, jang mendjelimet, tidak! Sjaratnja sekedar bumi, rakjat,
pemerintah jang teguh! Ini sudah tjukup untuk internationaal reclit. Tjukup, saudara-saudara.
Asal ada buminja ada rakjatnja, ada pemerintahnja, kemudian diakui oleh salah satu negara
jang lain, jang merdeka inilah jang sudah bernama: merdeka. Tidak perduli rakjat dapat batja
atau tidak, tidak perduli rakjat hebat ekonominja atau tidak, tidak perduli rakjat bodoh atau
pintar, asal menurut hukum internasional mempunjai sjarat-sjarat suatu negara merdeka, jaitu
ada rakjatnja, ada buminja dan ada pemerintahnja, — sudahlah ia merdeka."

"Kita hendak mendirikan suatu negara "semua buat semua”. Bukan buat satu orang, bukan
buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan jang kaja, — tetapi “semua
buat semua”. Inilali salah satu dasar pikiran jang nanti akan saja kupas lagi. Maka, jang selalu
mendengung didalam saja punja djiwa, bukan sadja didalam beberapa hari didalam sidang
Dokuritu Zyunbi Tyoosakai ini, akan tetapi sedjak tahun 1918, 25 tahun lebih, ialah:

Dasar pertama, jang baik didjadikan dasar buat Negara Indonesia, ialah dasar kebangsaa.
Kita mendirikan satu Negara Kebangsaan Indonesia. "

Biografi Soekarno

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa

dipanggil Bung Karno, lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901

dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden

Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Soekarno

mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri

Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati,

Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan

Bayu. Sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Gambar 5 : Soekarno

Jepang bernama asli Naoko Nemoto, mempunyai anak Kartika. Masa kecil Soekarno hanya

beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, Soekarno

tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan

pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School).

Saat belajar di HBS itu, Soekarno menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS

tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah

Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada tanggal 25

Mei 1926.

Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional
lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia merdeka. Akibatnya, Belanda
memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan
kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, Soekarno
menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pembelaannya itu
membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah be-
bas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya.
Akibatnya, Soekarno kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933.
Empat tahun kemudian, dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta
memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.
Dalam sidang BPUPK tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar
negara yang disebutnya Pancasila. Pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945, Soekarno
terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, Soekarno juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar
(ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Soekarno berupaya mempersatukan
nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan
Amerika Latin melalui Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 yang kemudian
berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan
MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat
Presiden. Kesehatannya terus memburuk, hingga akhirnya pada Minggu, 21 Juni 1970,
Soekarno meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan
dimakamkan di Blitar, Jawa Timur di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai.
Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".

Soekarno kemudian mengajukan dasar negara yang kedua.

"Kita bukan sadja harus mendirikan Negara Indonesia Merdeka tetapi kita harus menudju pula
kepada kekeluargaan bangsa-bangsa.

Djustru inilah prinsip saja jang kedua. Inilah ilosoisch principe jang nomor dua, jang saja
usulkan kepada tuan-tuan, jang boleh saja namakan “internasionalisme”.
Tetapi djikalau saja katakan internasionalisme, bukanlah saja bermaksud kosmopolitisme ,
jang tidak mau adanja kebangsaau, jang mengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon,
tidak ada Birma, tidak ada Inggris, tidak ada Amerika dan lain-lainnja."

Soekarno kembali melanjutkan kepada dasar negara yang ketiga. "Kemudian, apakah dasar
jang ke-3? Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusjawaratan. Negara
Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan
walaupun golongan kaja. Tetapi kita mendirikan negara “semua buat semua”, satu buat
semua, semua buat satu”. Saja jakin, bahwa sjarat jang mutlak untuk kuatnja Negara
Indonesia ialah permu sjawaratan, perwakilan."
Kemudian, Soekarno melanjutkan dengan prinsip yang keempat.

"Prinsip No. 4 sekarang saja usulkan. Saja didalam 3 hari ini belum mendengarkan prinsip itu,
jaitu prinsip kesedjahteraan, prinsip: tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka.
Apakah kita mau Indonesia Merdeka, jang kaum kapitalnja meradjalela, ataukah jang semua
rakjatnja sedjahtera, jang semua orang tjukup makan, tjukup pakaian, hidup dalam
kesedjahteraan, merasa di pangku oleh Ibu Pertiwi jang tjukup memberi sandang-pangan
kepadanja? Mana jang kita pilih, saudara-saudara?
Prinsip yang kelima menurut Soekarno."Saudara-saudara, apakah prinsip ke-5? Saja telah
mengemukakan 4 prinsip: Kebangsaan Indonesia.Internasionalisme, atau perikemanusiaan.
Mufakat, atau demokrasi. Kesedjahteraan sosial. Prinsip Indonesia Merdeka dengan bertaqwa
kepada Tuhan jang Maha Esa
Kelima prinsip dasar atau philosophische grondslag atau weltanschauung tersebut oleh
Soekarno tidak disebut dengan Panca Dharma. Dengan petunjuk temannya yang ahli bahasa,
kelima prinsip tersebut dinamakan sebagai Pancasila." Sila artinja azas atau dasar, dan diatas
kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.
Soekarno pun memberikan pilihan, jika sekiranya lima prinsip tersebut tidak disetujui. Kelima
prinsip tersebut dapat diperas menjadi tiga prinsip, yaitu sosio nasionalis, sosio demokratik,
dan Ketuhanan. Bahkan, ketiga prinsip tersebut dapat diperas lagi menjadi satu prinsip,
gotong royong.

.

(3) GLOSARIUM

Fase : Fase, dari bahasa Belanda, yang awalnya dari bahasa Yunani, phasisi,
bisa berarti: tahap, tingkatan, masa. Semua perubahan yang terjadi
berturut-turut dari pada sebuah proses

Negara Federal : Federasi adalah sebuah bentuk pemerintahan yang terdiri dari negara-
negara bagian yang saling bekerja sama dan membentuk suatu
kesatuan bernama negara federal

Negara Merdeka : Negara yang bebas dari penjajahan bangsa lain, Negara yang memiliki
kedaulatan untuk mengatur negaranya sendiri tanpa campur tangan
negara lain

Aktivis : adalah orang atau sekelompok orang yang menggerakkan sebuah
organisasi atau kegiatan

Integralistik : Secara garis besar, teori integralistik menjelaskan tentang hubungan
antara masyarakat dengan penguasa negara, sehingga membentuk satu
kesatuan utuh yang didukung oleh rasa kekeluargaan serta
kebersamaan.

Politisi : politisi adalah menjalankan kebijakan berdasarkan aspirasi
masyarakat. Para politisi biasa kita jumpai menjadi pemimpin
pemerintahan atau sebagai anggota parlemen

lobi-lobi aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok
dengan tujuan mempengaruhi pimpinan organisasi lain maupun orang
yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan
sehingga dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri ataupun
organisasi dan perusahaan

(4) DAFTAR PUSTAKA

Hatim Gazali, dkk, 2021. Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Abdul Waidi, dkk, 2021. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukua Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Oktaviani Wahyu Widayanti, 2021 Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
oleh 3 Tokoh Nasional.
https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/05/21/sejarah-perumusan-
pancasila-sebagai-dasar-negara-oleh-3-tokoh-
nasional.Tribunnews.com.diakses tanggal 6 Agustus 2021.

Rakhmat Nur Hakim, 2021. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI , Jakarta, Kompas.com
Diakses tanggal 6 Agustus 2021

MATERI PERTEMUAN 2

Bacalah artikel di bawah ini dan catatlah infor-masi-informasi penting
yang menjawab pertanyaan kunci pada unit ini pada kolom yang
telah disediakan

Panitia Sembilan dan Mukaddimah
Dasar Negara

Seusai sidang pertama BPUPK, sejumlah anggota BPUPK mengadakan pertemuan untuk
membicarakan langkah berikutnya, yang kemudian terbentuk dua panitia kecil. Panitia kesatu
beranggotakan delapan orang bertugas untuk mengumpulkan berbagai usulan para anggota untuk
kemudian dibahas pada sidang berikutnya. Sementara panitia kedua beranggotakan sembilan
orang bertugas menyusun Pembukaan Hukum Dasar

Panitia Delapan Panitia Sembilan

1. Soekarno (ketua) 1. Soekarno (ketua)
2. Ki Bagus Hadikusumo 2. Moh. Hatta
3. KH. Wachid Hasjim 3. Maramis
4. Moh. Yamin 4. H. Agus Salim
5. Sutardjo 5. Achmad Subardjo
6. Maramis 6. KH. Abdul Kahar Moedzakkir
7. Oto Iskandar Dinata 7. Abi Kusno Tjokrosujoso
8. Moh. Hatta 8. KH. Wachid Hasjim
9. Moh. Yamin

Gambar 1 : Panitia sembilan

Dari kepanitiaan di atas, terdapat 5 orang yang merangkap dalam dua kepanitiaan sekaligus,
yaitu Soekarno, Moh. Yamin, KH. Wachid Hasjim, Moh. Hatta, dan Maramis. Panitia delapan
berhasil membuat sembilan pokok pikiran yang diusulkan para anggota BPUPK, yaitu:

1. Indonesia merdeka selekas-lekasnya;
2. mengenai dasar negara;
3. mengenai soal uniikasi atau federasi;
4. bentuk negara dan kepala negara;
5. mengenai warga negara;
6. mengenai daerah;
7. mengenai agama dan negara;
8. mengenai pembelaan;
9. mengenai keuangan.

Panitia Sembilan mengadakan rapat pada 22 Juni 1945 tentang dasar negara. Diskusi
berlangsung alot ketika membahas bagaimana relasi agama dan negara, sebagaimana juga yang
tergambar dalam sidang BPUPK. Beberapa anggota BPUPK menghendaki bahwa dasar negara
Indonesia harus berlandaskan Islam, mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim.
Sementara itu, sebagian kelompok lain menolak menjadikan agama (dalam hal ini Islam) sebagai
dasar negara. Bahkan, Moh. Hatta, Soepomo dan Ir. Soekarno mengusulkan pemisahan agama
dan negara

Piagam Jakarta dan Upaya Kompromi

Pokok-pokok pikiran yang muncul dalam sidang BPUPK itu kemudian dikaji secara mendalam
oleh Panitia Sembilan. Salah satu topik dari sembilan pokok bahasan yang sangat alot
pembahasannya adalah soal hubungan agama dan negara. Lobi-lobi di antara anggota Panitia
Sembilan dilakukan.

Usulan sejumlah anggota untuk menjadikan Islam sebagai dasar negara mendapat sanggahan dari
anggota lainnya. Dengan mengacu kepada seluruh masukan para anggota BPUPK, terutama
pidato Soekarno yang secara gamblang menjelaskan dasar negara, akhirnya disepakatinya
rancangan asas atau dasar Indonesia Merdeka, yang diberi nama oleh Soekarno sebagai
Mukadimah, Moh. Yamin menyebutnya sebagai Piagam Jakarta. Isinya sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hasil keputusan Panitia Sembilan tersebut kemudian dilaporkan ke hadapan seluruh anggota
BPUPK pada 22 Juni 1945. Karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya, BPUPK
dibubarkan pada 7 Agustus 1945. Agenda berikutnya adalah menyiapkan dan mematangkan

serta mengesahkan hal-hal penting untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Maka pada
9 Agustus 1945 dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI).

PPKI belum menjalankan tugas, situasi Indonesia semakin memanas seiring dengan dibomnya
Nagasaki dan Hiroshima, sehingga pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu.
Seiring dengan itu, terjadi kekosongan kekuasaan, sehingga situasi tersebut dimanfaatkan oleh
para pendiri bangsa untuk mempercepat kemerdekaan Indonesia. Akhirnya, Indonesia
diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945

Penulis Rakhmat Nur Hakim | Editor Rakhmat Nur Hakim JAKARTA,
KOMPAS.com

Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI

Peritiwa yang mengiringi detik-detik proklamasi terjadi di bulan suci
Ramadhan, termasuk pula peristiwa Rengasdengklok. Saat itu, Soekarno dan
Hatta "diculik" para pemuda ke Rengasdengklok, sebuah wilayah di Karawang,
Jawa Barat, untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa Rengasdengklok diawali dengan debat panas antara golongan muda
dan tua di rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 pada 15
Agustus. Para pemuda yang telah mengetahui bahwa Jepang telah menyerah
kepada sekutu mendesak agar Bung Karno segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesa hari itu juga untuk menghindari kesan bahwa
kemerdekaan Indonesia adalah hadiah pemberian Jepang. Mereka menginginkan
proklamasi kemerdekaan dilakukan langsung oleh Bung Karno tanpa membawa
embel-embel Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang merupakan
bentukan Jepang.

Soekarno bersikeras menolak desakan para pemuda karena hendak
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan menghindari pertumpahan
darah. Sebab, meskipun Jepang telah menyerah kepada sekutu, tentara mereka
di Indonesia diinstruksikan untuk menjaga status quo hingga sekutu mendarat di
Jakarta. Bung Karno khawatir memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
secara tiba-tiba akan memancing reaksi tentara Jepang di Jakarta dan justru
menggagalkan seluruh rencana yang telah disusun untuk mengumumkan
kemerdekaan Indonesia. Karenanya, Bung Karno dan Bung Hatta ingin
melakukan rapat bersama anggota PPKI terlebih dahulu untuk membahas situasi
keamanan terkini sebelum menyusun rencana memproklamasikan kemerdekaan.

Peristiwa penculikan itu berlangsung saat Bung Karno dan Bung Hatta tengah
menikmati santapan sahur, yakni sekitar pukul 03.00 dino hari pada 16 Agustus.
"Terdengarlah sayup suara mendesir dari balik semak-semak dan serombongan
pemuda berpakaian seragam masuk dengan diam-diam," ujar Bung Karno.

Tiba-tiba salah seorang tokoh pemuda, Sukarni, masuk ke dalam rumah Bung
Karno lengkap bersenjatakan pistol dan pedang. "Berpakaianlah Bung, sudah
saatnya," ujar Sukarni kepada Soekarno. "Ya, sudah saatnya untuk dibunuh!
Jika aku yang memimpin pemberontakanmu ini gagal, aku kehilangan kepala,
engkau pun juga. Kalau aku mati, coba siapa pikirmu yang akan memimpin
rakyat bila datang waktunya yang tepat?" jawab Soekarno dengan berang.
Sukarni lantas menjawab karena itu golongan pemuda hendak melarikan Bung
Karno dan Bung Hatta ke tempat yang aman dan jauh dari pengaruh Jepang.

Para pemuda berharap desakan mereka dari Jakarta yang menuntut agar
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan secepatnya usai Jepang menyerah
kepada sekutu bisa mendorong Bung Karno dan Bung Hatta untuk mengumukan
kepada dunia bahwa Indonesia telah merdeka. Tak hanya Bung Karno
Bung Hatta yang tengah sahur juga didatangi para pemuda

Rumah tempat penculikan Ir. Soekarno dan Drs. M. Hatta di desa

Rengasdengklok

Sukarni yang mendatangi Bung Hatta menyatakan, sebanyak 15.000 pemuda
akan menyerbu Jakarta pada 16 Agustus tengah hari untuk melucuti tentara
Jepang. Kata Sukarni, karena itu para pemuda akan membawa Bung Karno dan
Bung Hatta ke tempat yang aman guna mempersiapkan proklamasi
kemerdekaan.

Namun selama kedua tokoh itu berada di Rengasdengklok, revolusi besar-
besaran yang diharapkan para pemuda tak kunjung terjadi. Beberapa kali para
pemuda mengirim kurir untuk mengetahui situasi di Jakarta, namun kabar yang
didapat nihil hasilnya. Sebanyak 15.000 massa pemuda yang diharapkan datang
menyerbu jakarta untuk melucuti tentara Jepang tak kunjung datang.

Naskah proklamasi merupakan buah pikir utama tiga tokoh yakni Bung Hatta,
Bung Karno, dan Achmad Soebardjo. Selain mereka, para tokoh pemuda seperti
Sukarni, Sudiro, dan BM Diah juga turut menyaksikan. Mulanya Bung Karno
mempersilakan Bung Hatta menyusun draf awal naskah proklamasi tersebut.
Setelah kita memperoleh persetujuan, kita bawa ke muka sidang lengkap yang
sudah hadir di tengah," ujar Bung Karno Bung Hatta pun setuju. Ia lantas
meminta Bung Karno menuliskan apa yang ia diktekan sebagai draf awal teks
proklamasi. Usai menulis apa yang didiktekan Bung Hatta, Bung Karno
bersama peserta rapat lainnya membahas naskah tersebut. Begitu selesai,
mereka membacakannya kepada seluruh peserta rapat dan meminta persetujuan.
Bung Hatta lalu meminta semua peserta rapat menandatangani naskah tersebut
sebagai bukti siapa saja yang terlibat dalam peristiwa penyusunan teks
proklamasi dan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Usai kesepakatan tersebut, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa kembali ke
Jakarta dan tiba pada pukul 02.00 WIB dini hari, delapan jam sebelum
proklamasi. Setibanya di Jakarta, mereka singgah di rumah Laksamana Muda
Tadashi Maeda, Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat tentara
Kekaisaran Jepang. Di rumah Laksamana Maeda itulah, mereka bertiga
merumuskan teks proklamasi.

Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, 18 Agustus 1945, PPKI melaksanakan sidang. Dalam
sidang inilah, peristiwa penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta terjadi. Mohammad Hatta
adalah salah satu tokoh penting di balik ide penghapusan tujuh kata tersebut. Alasannya,
sejumlah pihak “keberatan” dengan adanya tujuh kata tersebut sehingga berpotensi terjadi
perpecahan. Diskusi dan lobi-lobi dilakukan kepada sejumlah tokoh yang selama ini
mengusulkan Indonesia berasaskan Islam, seperti Ki Bagus Hadikusumo dan K.H.A. Wachid
Hasjim.
Para tokoh Islam itu berbesar hati dan mendahulukan kepentingan bersama, yakni menjaga
keutuhan bangsa. Mereka pun sepakat dengan penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta
tersebut.

TEKS PROKLAMASI YANG ASLI TULISAN TANGAN

TEKS PROKLAMASI YANG DIKETIK SAYUTI MALIK

Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, 18 Agustus 1945, PPKI melaksanakan sidang. Dalam
sidang inilah, peristiwa penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta terjadi. Mohammad Hatta
adalah salah satu tokoh penting di balik ide penghapusan tujuh kata tersebut. Alasannya,
sejumlah pihak “keberatan” dengan adanya tujuh kata tersebut sehingga berpotensi terjadi
perpecahan. Diskusi dan lobi-lobi dilakukan kepada sejumlah tokoh yang selama ini
mengusulkan Indonesia berasaskan Islam, seperti Ki Bagus Hadikusumo dan K.H.A. Wachid
Hasjim.

Para tokoh Islam itu berbesar hati dan mendahulukan kepentingan bersama, yakni menjaga
keutuhan bangsa. Mereka pun sepakat dengan penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta
tersebut.

RANGKUMAN MATERI

Setelah sidang BPUPK, dibentuk Panitia Delapan dan Panitia Sembilan. Panitia Delapan
bertugas untuk mengumpulkan berbagai usulan para anggota. Sementara Panitia
Sembilan bertugas menyusun Pembukaan Hukum Dasar.
Ada 9 pokok usulan yang berhasil dirangkum oleh Panitia Delapan, yaitu: (1) meminta
Indonesia merdeka selekas-lekasnya, (2) mengenai dasar negara, (3) mengenai soal
uniikasi atau federasi, (4) mengenai bentuk negara dan kepala negara, (5) mengenai
warga negara, (6) mengenai daerah, (7) mengenai agama dan negara, (8) mengenai
pembelaan, dan (9) mengenai keuangan.
Panitia Sembilan mengadakan rapat pada 22 Juni 1945 tentang dasar negara, membahas
bagaimana relasi agama dan negara, Beberapa anggota BPUPK menghendaki bahwa
dasar negara Indonesia harus berlandaskan Islam, mengingat mayoritas penduduk
Indonesia adalah Muslim. Sementara itu, sebagian kelompok lain menolak menjadikan
agama (dalam hal ini Islam) sebagai dasar negara.Piagam Jakarta adalah kesepakatan
Panitia Sembilan, yang di dalamnya terdapat tujuh kata dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya
Juga terjadi peristiwa bersejarah tentang pristiwa Rengasdengklok, dan Proklamasi
Kemerdekaan RI 17 agustus 1945

TUGAS MATERI 1

KERJAKAN TUGAS SECARA BERPASANGAN

A. PERTANYAAN PEMANTIK
Coba jawab pertanyaan berikut ini, agar kamu dapat memahami dan
mengidentifikasi pandangan pendiri negara tentang isi dan rumusan Pancasila

1. Bagaimana pandangan para pendiri bangsa, termasuk Mohammad Yamin,
Soepomo, dan Ir. Soekarno terhadap negara merdeka?

2. Apa persamaan dan perbedaannya?
3. Bagaimana memaknai proses perancangan dan isi dari rumusan dasar negara

yang bernama Mukaddimah Hukum Dasar atau yang juga dikenal Piagam
Jakarta?
4. Apa pandangan para pendiri bangsa terkait isi Mukaddimah, terutama frasa
“Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”?

TUGAS MATERI 2

KERJAKAN TUGAS SECARA BERPASANGAN

A. PERTANYAAN PEMANTIK
Coba jawab pertanyaan berikut ini, agar kamu dapat memahami dan
mengidentifikasi tugas panitia sembilan terkait dengan Mukaddimah UUD
Negara RI tahun 1945 , hal-hal apa saja yang terjadi mendekati detik-detik
Proklamasi kemerdekaan RI ;

1. Apakah tugas panitia delapan sama dengan tugas panitia sembilan
menurut kesimpulan kamu ?

2. Menurut pendapat kalian hal-hal apa saja yang muncul pada saat panitia
sembilan mengadakan rapat tanggal 22 Juni 1945 ? dan bagaimana cara
mereka menyelesaikannya ?

3. Setelah kalian membaca dan memahami artikel tentang detik-detik
Proklamasi Kemerdekaan RI peristiwa apa saja yang terjadi dalam
penyususnan teks Proklamasi kemerdekaan RI ?

Silahkan kamu berkreasi dengan jawabannya dengan memilih salah
satu alternatif dibawah ini yaitu :

1. dalam bentuk cerita menurut pemahaman kamu
2. dalam bentuk karikatur
3. dalam bentuk puisi
4. dalam bentuk lukisan
4. Bagaimana menurut pandangan kamu tentang sosok pahlawan
di masa kemerdekaan dan di masa sekarang ini ?

gambarkan dengan kreasi kalian pilih salah satu alternatif seperti
tersebut diatas !


Click to View FlipBook Version