The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Sabbihisma Fiqza_B18_PogresProject

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by sabbihismafiqza, 2021-05-04 07:43:59

Bahan Ajar Geografi

Sabbihisma Fiqza_B18_PogresProject

HUBUNGAN MANUSIA DAN
LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA

HIDROSFER

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DIGITAL

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar Digital
yang diampu oleh Bapak Drs. Djoko Soelistijo , M.Si

Oleh:
Sabbihisma Fiqza
NIM 180121600556

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

2021

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat serta Nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Pengembangan Bahan Ajar Digital dengan materi “HUBUNGAN MANUSIA
DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFER”. Pengembangan
Bahan Ajar ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan
Ajar Digital.

Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa adanya bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, Tugas Pengembangan Bahan Ajar ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada :

1. Bapak Drs. Djoko Soelistijo , M.Si selaku Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Pengembangan Bahan Ajar Digital yang dengan sabar memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, masukan, dan saran demi kelancaran
pembuatan bahan ajar digital.

2. Semua Pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dorongan serta bantuan selama penyusunan pengembangan
bahan ajar ini.

Semoga Bahan Ajar Digital ini bermanfaat bagi semua pihak. Penulis
menyadari masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dalam
penyusunan Bahan Ajara ini, untuk itu saran dan masukan yang membangun
sangat diharapkan.

Malang, April 2021
Penulis

Sabbihisma Fiqza
NIM 180121600556

ii

DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................iii
PETUNJUK UMUM .............................................................................. iv
BAB 1
SIKLUS HIDROLOGI.............................................................................. 1
BAB 2
Perairan Darat dan Potensinya .................................................................. 5
BAB 3
Perairan Laut dan Potensinya .................................................................. 16
BAB 4
Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Darat dalam Unit DAS ............... 21
BAB 5
Pemanfaatan dan Pelestarian Laut Secara Berkelanjutan........................ 24
Latihan Soal ........................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 29

iii

PETUNJUK UMUM

Model pembelajaran : Blanded Learning
Metode pembelajaran : Diskusi dan Tanya Jawab
Strategi pembelajaran : Saintifik Learning

Kompetensi Inti
 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar
 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat

dari dinamika hidrosfera.
 Menyajikan hasil analisis hubungan antara manusia dengan lingkungannya

sebagai pengaruh dinamika hidrosfer dalam bentuk narasi, tabel, bagan,
grafik, gambar ilustrasi, dan atau peta konsep.

iv

Tujuan Pembelajaran
 Siswa mampu mendeskripikan jenis-jenis siklus air
 Siswa mampu mendeskripsikan perairan darat dan potensinya
 Siswa mampu mendeskripsikan perairan laut dan potensinya
 Siswa mampu menjelaskan pemanfaatan dan pelestarian perairan darat dalam

unit Daerah Aliran Sungai (DAS)
 Siswa mampu menganalisis pemanfaatan dan pelestarian laut secara

berkelanjutan
Materi Pokok
Hubungan Manusia Dan Lingkungan Akibat Dinamika Hidrosfer
 Siklus air
 Perairan darat dan potensinya
 Perairan laut dan potensinya
 Pemanfaatan dan pelestarian perairan darat dalam unit DAS
 Pemanfaatan dan pelestarian laut secara berkelanjutan

v

BAB 1 SIKLUS HIDRILOGI

PENGERTIAN SIKLUS HIDROLOGI

Berawal dari Hidrosfer berasal dari kata
hidros = air dan sphere = daerah atau
bulatan. Hidrosfer dapat diartikan daerah
perairan yang mengikuti bentuk bumi
yang bulat. Daerah perairan ini meliputi
samudera, laut, danau, sungai, gletser, air
tanah, dan uap air yang terdapat di
atmosfer.
Air di bumi memiliki jumlah yang tetap
dan senantiasa bergerak dalam suatu
lingkaran peredaran yang disebut dengan
siklus hidrologi, siklus air atau daur
hidrologi.

Hidrologi atau siklus air adalah
rangkaian atau tahapan yang dilalui oleh air dari bumi, ke atmosfer, dan kembali
lagi ke bumi. Simpelnya, yaitu fenomena air yang ada di bumi menguap, jadi
awan, terus turun lagi menjadi hujan. Proses ini yang menyebabkan volume air di
bumi itu relatif sama dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi terus menerus terutaman
pada daerah tropis seperti Indonesia.

1

JENIS-JENIS SIKLUS HIDROLOGI

Siklus Hidrologi Pendek

Siklus ini merupakan yang paling pendek, yang bida disebut juga hujan laut. Hal
ini bisa terjadi karena faktor sebagai berikut:
• Air laun yang terkana pemanasan

sinar matahari anak mengalami
penguapan dan menjadi uap air.
• Uap air tersebut akan mengalami
kondensasi dan membentuk awan.
• Awan yang terbentuk tersebut akan
menjadi hujan di sekitar permukaan
laut tersebut.

Siklus Hidrologi Sedang

Proses terjadinya Siklus Hidrologi Sedang, antara lain:
• Air laut yang terkena pemanasan

sinar matahari akan mengalami
penguapan dan menjadi uap air.
• Uap air yang sudah terbentuk
mengalami proses adveksi karena
adanya angin dan tekanan udara,
sehingga bergerak menuju ke
daratan.
• Di atmosfer daratan, uap air tersebur
akan membentuk awan dan kemudia aka berubah menjadi hujan.
• Air hujan yang jatuh di permukaan Bumi atau daratan akan mengalami run off,
menuju ke sungai dan kembali ke laut.

2

Siklus Hidrologi Panjang

Yang terakhir sesuai namanya, Siklus Hidrologi Panjang. Jadi, siklus ini
merupakan siklus air yang paling panjang prosesnya. Biasanya Siklus ini terjadi
pada daerah yang beriklim SubTropis atau daerah pegunungan.

Pada Siklus ini hujan tidak langsung berbentuk air, melainkan turun dalam bentuk
salju ataupun gleser. Tahapan dalam Siklus Panjang yaitu:
• Terjadinya penguapan yang terjadi dilaut yang disebut evaporasi, yang berasal

dari laut ataupun danau.
• Selain penguapan dari air, penguapan bisa terbentuk oleh tumbuhan

(Tranpirasi) maupun penguapan oleh es (Sublumasi).
• Lalu uap air tersebut berubah menjadi awan yang mengandung kristal-kristal es

dan mengalami proses Kondensasi.
• Setelah itu awan bergerak atau berpidah dari satu tempat ke tempat lain

(Adveksi) menuju ke Pegunungan yang memiliki tekanan udara yang legih
rendah.
• Awan akan mengalami Presipitasi dan turun sebagai salju, lalu terbentuklh
gleser, lalu terbentuklah Run Off.
• Setelah itu gleser akan mencair karena adanya pengaruh suhu udara, dan
mengalir ke sungai dan kembali lagi ke laut.

3

ISTILAH DALAM SIKLUS HIDROLOGI

A. Evaporasi

Penguapan dari air yang ada dibumi, seperti samudera, laut, danau, rawa, dan
sungai.

B. Transpirasi

Penguapan yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan.

C. Evapotranspirasi

Merupakan gabungan dari proses Evaporasi dan juga Transpirasi.

D. Sublimasi

Merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air,
tanpa harus melakukan proses cair.

E. Kondensasi

Merupakan proses berubahnya uap air menjadi pertikel-pertikel es.

F. Adveksi

Merupakan perpindahan awan dari satu titik ke titik lain, secara horizontal.

G. Presipitasi

Merupakan proses mencairnya awan hitam akibat adanya pengaruh suhu udara
yang tinggi, pada tahapan ini terjadilah hujan.

H. Run off / Limpasan

Merupakan proses pergeseran air dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang
lebih rendah. Pergerakan air tersebut dapat terjadi melalui saluran-saluran, seperti
saluran got, sungai, danau, muara sungai, hingga samudra.

I. Infiltrasi

Merupakan proses peresapan air ke dalam tahan.

4

BAB 2 Perairan Darat
dan Potensinya
PERAIRAN DARAT

Peraiaran darat merupakan air yang berada di atas permukaan tanah dalam
keadaan diam (statis) atau mengalir. Pada proses pembentukannya perairan darat
merupakan hasil dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi (peresapan), atau
bisa dikarekana air hujan muncul kembali ke permukaan sebagai sumber mata air.
Dilihat dari jenisnya perairan darat dibagi menjadi beberapa perairan seperti,
sungai, danau, rawa, dan air tanah.

A. SUNGAI

Sungai merupakan air tawar yang mengalir dari daratan tinggi (pegunungan) dan
bermuaran ke dataran rendah (lautan). Secara garis besar, bagian-bagian sungai
terdiri atas bagian yaitu sungai hulu, sungai tengah, dan sungai hilir.

5

BAGIAN-BAGIAN SUNGAI

1. Sungai bagian hulu, memiliki karakteristik:

• Arus air deras.
• Arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal).
• Lembahnya curam.
• Lembahnya berbentuk v.
• Kadang-kadang terdapat air terjun.
• Terdapat erosi mudik.
• Tidak terjadi pengendapan (sedimentasi).

2. Sungai bagian tengah, memiliki karakteristik:

• Arus air sungai tidak begitu deras.
• Erosi sungai mulai ke samping (erosi

horizontal).
• Aliran sungai mulai berkelok-kelok.
• Mulai terjadi proses sedimentasi (pengendapan)

karena kecepatan air mulai berkurang.

3. Sungai bagian hilir, memiliki karakteristik:

• Arus air sungai tenang.
• Banyak terjadi sedimentasi.
• Erosi ke arah samping (horizontal).
• Sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering).
• Di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.

6

SUNGAI BERDASARKAN PEMBENTUKANNYA:

1. Sungai Hujan

yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan yang berkumpul membuat
suatu aliran besar.

2. Sungai gletser

yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari es, salju, atau gletser mencair, lalu
berkumpul menjadi kumpulan air besar yang mengalir.

3. Sungai campuran

yaitu sungai yang airnya bersumber dari campuran dua atau tiga sumber air yaitu
pencampuran antara air hujan dengan air salju yang mencair.

7

SUNGAI BERDASARKAN ARAH ALIRANKANNYA:

1. Sungai konsekwen

yaitu sungai yang arah alirannya sesuai dengan kemiringan lereng.

2. Sungai subsekwen

yaitu sungai yang mengalirnya tegak lurus pada sungai konsekuen.

3. Sungai obsekwen

yaitu anak sungai subsekuen yang arahnya berlawanan dengan sungai konsekuen.

4. Sungai resekwen

yaitu anak sungai subsekuen yang arah alirannya sejajar dengan sungai
konsekuen.

5. Sungai insekwen

yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur dan tidak terikat oleh lereng
daratan.

8

SUNGAI BERDASARKAN POLA ALIRANKANNYA:

1. Pola dendritik atau dendritis

Pola aliran yang tidak teratur. Anak sungai bermuara ke induk sungai dengan
sudut tumpul . Pola ini ada pada daerah dataran rendah.

2. Pola Rectangular

Pola aliran terjadi pada daerah patahan. Anakanak sungai yang menuju induk
sungai membentuk sudut sikusiku

3. Pola Trellis

Pola ini terdapat pada daerah lipatan. Aliran dari anak sungai sejajar dengan
sungai induk , dan alirannya bertemu membentuk sudut siku-siku.

4. Pola Radial

Dapat dibedakan menjadi pola radial memusat ( Sentripetal ) dan pola radial
menyebar ( Sentrifugal ). Pola radial memusat terjadi di daerah yang berupa basin
sedangkan pola radial menyebar terjadi di daerah yang berbentuk kubah (dome).

5. Pola Annular

Annular adalah sungaiutama melingkar dengan anak sungai yang membentuk
sudu hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang berseling
antara lunak dan keras.

9

POTENSI DAN MANFAAT SUNGAI:

NO POTENSI & MANFAAT GAMBAR

1. Irigasi atau pengairan.

2. Sumber tenaga.

3. Keperluan domestik.

4. Industri.

5. Transportasi.

6. Rekreasi atau olahraga.

10

B. DANAU

Danau merupakan cekungan di permukaan bumi yang terisi oleh air dengan
jumlah yang relatif banyak. Air danau berasal dari beberapa sumber seperti sungai,
air hujan, air tanah, dan mata air. Danau mengalami pengaliran air yang dapat
disebabkan penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengairan air melalui
sungai. Menurut jenis airnya, danau dapat dibedakan menjadi, danau air asin dan
danau air tawar. Danau memiliki tiga kriteria sebagai berikut :
• Permukaan air danau cukup luas hingga mampu menimbulkan gelombang.
• Danau memiliki strata suhu pada setiap kedalaman airnya.
• Danau memiliki banyak vegetasi yang mengapung diatas permukaan air.

Danau berdasarkan sebab terbentuknya:

• Danau vulkanik, merupakan danau yang terbentuk akibat peristiwa

vulkanisme.
• Danau tektonik, merupakan danau yang terjadi karena peristiwa tektonik.
• Danau tekto-vulkanik, merupakan danau terjadi karena tenaga tektonik dan

vulkanik.
• Danau karst, merupakan danau yang terdapat di pegunungan kapur, yang

terjadi karena proses pelarutan kimia.
• Danau glasial, Merupakan danau yang terjadi karena erosi glasial pada

zaman es dilluvium.

11

• Danau aliran, Bendungan, Merupakan danau terjadi karena terbendungnya
aliran sungai oleh lava, akibat letusan gunung api.

• Danau buatan, merupakan aliran sungai yang dibendung, disebut juga
waduk.

POTENSI DAN MANFAAT DANAU:

NO POTENSI & MANFAAT GAMBAR

1. Irigasi atau pengairan.

2. Sumber tenaga.

3. Keperluan domestik.

4. Rekreasi atau olahraga.

5. Pengatur volume air.

12

C. RAWA

Rawa merupakan daerah yang digenangi oleh air dan selalu basah karena drainase
alamiah yang terhambat, dikarenakan memiliki daerah yang relief lebih rendah
dari daerah sekitar.

Berdasarkan Jenisnya, rawa bisa dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu:

• Rawa payau, dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
• Rawa sungai, berada di kanan-kiri sungai.
• Rawa pantai, terdapat dipinggir pantai.
• Rawa danau, terjadi karena dipengaruhi oleh pasang surut air danau.

Berdasarkan letaknya, rawa bisa dibedakan menjadi 3 macam,

yaitu:

• Rawa dataran rendah

Terjadi di daerah depresi yang membentuk permukaan datar dan cekung. Air

rawa ini berasal dari air hujan, air tanah, dan air sungai, serta kaya akan

mineral.
• Rawa Dataran Tinggi

Rawa jenis ini terletak di daerah tinggi (daripada daerah disekitarnya) dan

memiliki permukaan cekung. Sumber air rawa jenis ini berasal dari air hujan

dan airnya tidak begitu asam.
• Rawa Peralihan

Rawa jenis ini sebagian tanahnya bisa digunakan sebagai lahan pertanian.

13

Adapun potensi dan manfaat rawa, sebagai berikut:

• Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut.
• Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat.
• Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
• Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan

bio gas dan barang-barang kerajinan anyaman

D. AIR TANAH

Air tanah merupakan air yang terletak di bawah permukaan tanah yang dibatasi
oleh satu atau dua lapisan tanah atau batuan. Air tanah berasal dari air hujan yang
meresap melalui berbagai media peresapan yaitu seperti :
• Pori-pori tanah
• Retakan-retakan lapisan tanah
• Rongga-rongga akibat robohnya tumbuhan yang berakar besar
• Rongga-rongga akibat pencairan berbagai kristal yang membeku pada musim

dingin.

Air tanah dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Air Tanah Dangkal (Freatik) :
Air tanah yg terdapat di atas lapisan batu kedap air. Air tanah dangkal contohnya
ialah air sumur yg memiliki lapisan ketebalan dan ketipisan berbedabeda.

14

2. Air Tanah Dalam:
Air tanah yg terletak diantara dua lapisan batuan kedap air. Air tanah dalam
adalah sumber air yg tak pernah kering. Apabila memancar disebut sebagai air.

Adapun potensi dan manfaat air tanah, sebagai berikut:

• Kebutuhan rumah tangga, yaitu untuk mencuci, mandi, memasak, dan air
minum.

• Irigasi, yaitu sumber air bagi pertanian.
• Perindustrian, yaitu dimanfaatkan untuk pencelupan, industri kulit untuk

membersihkan kulit, dan lain-lain.

15

BAB 3 Perairan Laut
dan Potensinya

PERAIRAN LAUT

Laut adalah bagian permukaan bumi yang dipenuhi dengan air yang sangat

banyak dan memiliki kadar garam yang sangat
tinggi. Ilmu yang mempelajari perairan laut

yaitu oseanografi.

Pada laut terdapat pesisir dan pantai, yaitu:
Pesisir, merupakan wilayah peralihan antara
daratan dan lautan.
Pantai, merupakan jalur daerah tempat
pertemuan antara daratan dan laut, mulai batas
muka air pada waktu surut sampai batas
tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang.

16

Perairan laut berdasarkan luas dan bentuknya:

1. Laut
Laut adalah perairan yang terletak di antara pulau-pulau yang relative lebih luas
dibandingkan dengan selat.

2. Teluk
Teluk adalah bagian laut yang menjorok ke darat.

3. Selat
Selat adalah laut yang relative sempit dan terletak antara dua pulau.

17

4. Samudera
Samudra adalah laut yang sangat luas dan terletak diantara benua.

Perairan laut berdasarkan proses terjadinya:

1. Laut Transgesi
Laut transgesi adalah laut yang terjadi sebagai akibat naiknya transgesi yang
biasanya kurang dari 200 meter. Oleh karena itu, laut ini sering juga disebut laut
dangkal.
2. Laut Ingresi
Laut ingresi adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan bagian permukaan
bumi (degradasi). Kedalaman laut ingresi biasanya lebih dari 200 meter, sehingga
laut ingresi dikenal sebagai laut dalam.
3. Laut Regresi
Laut regresi adalah laut yang terjadi sebagai akibat proses pengendapan lumpur
sungai (sedimen fluvial).

18

Perairan laut berdasarkan letaknya:

1. Laut Tepi
Laut tepi yaitu laut yang terletak ditepian
benua yang seolah-olah terpisah dari lautan
oleh deretan pulau-pulau dan semenanjung.
Contohnya Laut Cina Selatan, Laut Jepang,
dan Laut Bering.

2. Laut Pertengahan
Laut pertengahan adalah laut yang terletak
diantara benua-benua. Biasanya merupakan
wilayah laut dalam. Contoh: Laut Mediteran
yang terletak diantara Benua Eropa-Asia dan
Afrika.

3. Laut Pedalaman
Laut pedalaman adalah laut yang terletak di
tengah-tengah benua atau hampir seluruhnya
dikelilingi daratan. Contoh: Laut Kaspia, Laut
Baltik, Laut Mati, dan Laut Hitam.

19

Perairan laut berdasarkan kedalamannya:

1. Zona Litoral
Zone litoral adalah wilayah laut yang pada saat terjadinya pasang naik tertutup
oleh air laut dan ketika air laut surut wilayah ini menjadi kering. Zona ini sering
disebut sebagai wilayah pasang surut.
2. Zona Neritik
Zona neritik adalah wilayah laut mulai zona pasang surut sampai kedalaman 200
meter. Zona ini merupakan tempat terkonsentrasinya biota laut, terutama berbagai
jenis ikan. Zona neritik sering disebut wilayah laut dangkal.
3. Zona Batial
Zona batial adalah wilayah laut yang merupakan lereng benua yang tenggelam di
dasar samudera. Kedalaman zona ini berkisar di atas 200 meter – 2000 meter.
4. Zona Abisal
Zona abisial adalah wilayah laut yang merupakan wilayah dasar samudra.
Kedalamannya di atas 2000 meter, dan jenis biota yang ada pada zona ini terbatas.

20

BAB 4 Pemanfaatan dan
Pelestarian Perairan
Darat dalam Unit DAS

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

Dilihat dari definisinya Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah di sekitar
sungai tempat air hujan tertampung dan tempat di mana air hujan dialirkan ke
sungai tersebut.

DAS dapat dibagi menjadi 3 bagian:

• DAS bagian hulu adalah daerah terdekat dengan aliran sungai yang merupakan
tempat tertinggi dalam suatu DAS.

• DAS bagian tengah adalah daerah yang terletak diantara daerah hulu dan daerah
hilir.

• DAS bagian hilir adalah daerah yang dekat dengan jalan keluar air bagi setiap
DAS.

21

Fungsi DAS menyesuaikan dengan bagiannya yaitu:

• DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk
mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara
lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air,
kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.

• DAS bagian tengahdidasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang
dikelola untuk dapat memberikanmanfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi,
yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan
menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana
pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau.

• DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola
untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang
diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air,
ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta
pengelolaan air limbah.

Pemanfaatan perairan darat dalam unit daerah aliran sungai
(DAS), yaitu:

• Sebagai lahan pertanian dan non-pertanian
• Sebagai sumber air minum (air tanah)
• Sebagai sumber air untuk tempat mencuci
• Sebagai sumber air untuk mandi
• Sebagai sarana transportasi

22

Pelestarian perairan darat dalam unit daerah aliran sungai
(DAS), yaitu:

23

BAB 5 Pemanfaatan dan
Pelestarian Perairan Laut
Secara Berkelanjutan

Pemanfaatan Perairan Laut

Air merupakan sumber utama yang dibutuhkan setiap makhluk hidup.Air
memiliki peranan yang sangat kuat di dalam kehidupan. Di dalam dan di atas laut
terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan. Laut memiliki
peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Perairan laut bagi manusia
dapat dimanfaatkan manusia antara lain untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Laut sebagai sumber makanan

Dikatakan laut sebagai sumber makanan, karena makanan yang biasa kita makan
berasal dari laut, seperti ikan, rumput laut, garam, dsb. Ikan banyak dijumpai di
daerah pertemuan arus panas dan dingin seperti yang terdapat di Jepang, Selat
Malaka, New Foundlandbank.

2. Laut Sebagai Sumber Air Minum

Jika kita berfikir sesaat,pasti yang terlintas di benak kita “bagaimana mungkin air
laut dapat diminum, sementara rasanya asin”. Memang benar, air laut tidak bisa
diminum secara langsung. Air laut dapat diminnum jika telah melalui sebuah
proses yang disebut dengan “DESALINASI”.

24

3. Laut Sebagai Alat Perhubungan dan Pengangkutan

Laut dapat dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas kapal-kapal angkutan dari pulau
yang satu ke pulau yang lain sehingga arus transportasi barang dan manusia dapat
berlangsung dengan baik. Di samping itu, akan terjadi hubungan timbal balik
antara negara yang satu dengan negara yang lain, baik dalam lapangan sosial,
ekonomi, politik, dan lain-lain.

4. Laut Sebagai Sumber Tenaga

Arus laut dapat memperingan tenaga perahu, sebab adanya arus laut perahu dapat
meluncur dengan tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Selain itu, gerak
pasang surut air laut juga dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik.

5. Laut Sebagai Daerah Perikanan

Sumber daya hewan dari laut dapat memberi kehidupan kepada penduduk.
Sumber daya hewan tersebut berupa berbagai jenis ikan, kerang, kepiting, udang,
mutiara, dan lain-lain. Daerah penangkapan ikan laut berada di Dangkalan Sahul,
Dangkalan Sunda, Laut Jawa, Selat Bali, dan Selat Malaka. Daerah perikanan di
Indonesia yang terbesar terdapat di Bagan Siapiapi, Riau.

6. Laut Sebagai Daerah Pertanian

Usaha pertanian laut dapat dilakukan dengan memanfaatkan pasang naik dan
pasang surut untuk persawahan (sawah pasang surut), misalnya di muara Sungai
Musi sampai Sungai Rokan. Selain itu, budi daya rumput laut dapat diusahakan di
wilayah laut dangkal seperti Sumba dan Maluku, hasilnya digunakan untuk bahan
pembuat agar-agar.

7. Laut Sebagai Tempat Rekreasi/Pariwisata

Kawasan laut dengan relief pantainya yang indah banyak didatangi para

wisatawan. Objek wisata laut di Indonesia yang terkenal, yaitu Pantai

Pangandaran (Jawa Barat), Maluku, Laut Banda, Parangtritis (Yogyakarta), Ancol

(Jakarta), dan lain-lain

25

Pelestarian Laut secara berkelanjutan

Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan
biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir
pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan
manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang
mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar
pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.

Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat
dilakukan dengan cara:

• Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar
laut,

• Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari
ikan.

• Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
• Melakukan tanaman bakau

26

Cara mengatasi kerusakan di lingkungan laut,
Diantaranya:

1. Meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut
Peningkatan pendayagunaan potensi yang ada di lingkungan laut, baik luar
maupun dalam laut. Misalnya dalam pendayagunaan lingkungan laut sebagai
pariwisata, budidaya rumput laut, maupun budidaya ikan.

2. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan
Penangkapan ikan sebagai cara mencari nafkah para nelayan ataupun untuk
indutri perikanan dapat diperbolehkan. Asal cadangan ikan yang mereka tangkap
tidak dalam keadaan punah, sedangkan untuk ikan yang belum mencapai besar
tertentu, harus dilepaskan kembali ke dalam laut.

3. Mengembangkan potensi industri kelautan
Pengendalian pencemaran oleh indutri, hendaknya bersifat bahwa jumlah bahan
yang mengakibatkan polusi tidak harus berbahaya dan tidak mengganggu
keberadaan biota laut. Oleh karena itu, buangan limbah sebelum dialirkanke
sungai ataupun perairan perlu teknik pengolahan imbah seuai bata yang
ditentukan.

4. Mempertahankan daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut.
Penanggulangan kerusakan tersebut, diharapkan warga yang ada di daerah pesisir
laut untuk dapat mempertahankan aset-aset yang terdapat dalam lingkungan laut
tersebut, menyadari akan kepentingan laut dan ekosistemnya yaitu sebagai
sumber hayati, meletarikan kemampuan alam untuk menjadikan sumber mata
pencaharian penduduk sekitar laut sehingga menadikan suatu kesejahteraan
masyarakatnya.

27

LATIHAN SOAL

Pemberitahuan!

Terdapat dua bentuk latihan soal yaitu pilihan ganda dan
essay. Soal-soal tersebut dapat kalian akses dengan melakukan
scan pada barcode dibawah ini!
Latihan Soal Pilihan Ganda!

Latihan Soal Essay!

28

DAFTAR PUSTAKA

Darmawijaya, Isa. 1990. Klasifikasi Tanah: Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan
Pelaksana Pertanian di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Darmawijaya, Isa. 1997. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 1995. Laut dan
Kita. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Kebudayaan.

Endarto, Danang. 2010 Kosmografi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Hutabarat, Sahala dan Evans S.M. 2000. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI-

Press.
Rahayu, Saptanti dkk. 2009. BSENuansa Geografi untuk SMA/MA Kelas X.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tjasyono, Bayong. 2006. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT. Rosda

Karya
Tjasjono, Boyong. 1999. Klimatologi Umum. Bandung: Institut Teknologi

Bandung (ITB).
Waluya, Bagja. 2009. Memahami geografi SMA/MA kelas X Semester I dan II.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wardiyatmoko.K. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta : Erlangga.
www.psb-psma.org
www.wikipedia.com

29


Click to View FlipBook Version