Definisi Musik Levinson menganggap musik sebagai suara yang disusun dengan sengaja untuk meningkatkan pengalaman, melibatkan kita secara aktif melalui mendengarkan, menari, atau pertunjukan. Ini bisa mencakup suara-suara yang dianggap penting, bahkan elemen seperti ritme tanpa makna nyata (Davies, 2012). Kania, di sisi lain, melihat musik sebagai apa pun yang diciptakan dengan tujuan dinikmati melalui pendengaran. Musik bisa mencakup unsur-unsur musikal seperti ritme dan nada, atau kita dapat fokus pada unsur-unsur ini saat mendengarkannya. Jadi, definisi Kania lebih inklusif dan mencakup beragam bentuk music (Davies, 2012). Musik Pendidikan Pendidikan musik adalah cara di mana kita belajar tentang musik, baik dengan bernyanyi, bermain alat musik, atau mendengarkan. Ini membantu kita memahami bagaimana musik bekerja, mengenalinya, dan bahkan membuat musik sendiri. Tujuannya adalah membuat kita lebih tahu dan kreatif dalam hal musik. Pendidikan musik di Inggris dan banyak negara lainnya telah mengalami perubahan cepat. Seiring dengan perkembangan ini, pendidikan musik menjadi semakin terkait dengan berbagai bidang lain, mengadopsi teori dan metode dari spesialisasi yang beragam. Hal ini memiliki dua dampak yang signifikan. Dampak pertama adalah peningkatan fleksibilitas masyarakat dalam mendengarkan berbagai jenis musik, kapan pun dan di berbagai situasi. Ini berarti orang dapat menikmati musik dalam beragam konteks yang lebih luas. Dampak kedua adalah bahwa masyarakat sekarang lebih aktif terlibat dalam musik dalam kehidupan sehari-hari mereka. Namun, hal ini juga berarti bahwa mereka sering kali tidak memiliki kendali penuh atas musik yang mereka dengarkan di tempat-tempat seperti toko, restoran, dan tempat lainnya.(Hargreaves et al., 2003) Unsur-Unsur Musik a. Irama Irama dalam musik adalah cara di mana waktu dirasakan dan diatur. Ketika anda menghentakkan kaki atau mengikuti aliran musik dengan gerakan tubuh anda, anda sedang menjaga irama, yang berarti anda berada dalam sinkronisasi dengan pola waktu yang mendasari musik. Dengan menjaga irama, anda mengikuti struktur waktu yang telah dibangun dalam musik tersebut, dan inilah yang membuat anda dapat bergerak atau berdansa sesuai dengan musik. Irama adalah dasar penting dalam memahami dan mengekspresikan diri dalam musik, dan menjaganya membantu kita terhubung dengan lagu atau komposisi musik dengan lebih baik. Ada beberapa aspek penting dari ritme: • Durasi: berapa lama suara (atau keheningan) berlangsung. • Tempo: kecepatan BEAT.
• Meter: Ketukan disusun menjadi pola aksen yang dapat dikenali/berulang. • Syncopation: penekanan atau aksen yang ditempatkan pada suatu bagian musik di luar ritme yang dihitung. • Ritardando: saat musik secara perlahan-lahan melambat, yang artinya tempo musik bergerak lebih pelan dari sebelumnya. • Accelerando: ketika musik secara perlahan-lahan mempercepat, yang berarti tempo musik meningkat secara bertahap. • Rubato: ketika musik dimainkan dengan kebebasan ekspresif, memungkinkan perubahan tempo yang lembut dan tidak terikat oleh irama yang ketat. b. Dynamics Dinamika dalam musik merujuk pada sejauh mana musik bisa terdengar keras atau lembut. Ini adalah elemen musik yang mengontrol tingkat kebisingan atau ketenangan dalam karya musik. Dinamika memberikan dimensi ekspresif pada musik, memungkinkan perubahan intensitas yang menciptakan nuansa emosional. Ketika musik menjadi lebih keras, itu bisa menciptakan perasaan semangat atau ketegangan, sementara ketika menjadi lebih lembut, itu mungkin menghadirkan ketenangan atau kelembutan. Jadi, dinamika adalah cara di mana musik menciptakan variasi dalam intensitas suara untuk menyampaikan pesan dan emosi kepada pendengarnya. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan level dinamis sering kali dalam bahasa Italia: • pianissimo [pp] = (very quiet) • piano [p] = (quiet) • mezzo-piano [mp] = (moderately quiet) • mezzo-forte [mf ] = (moderately loud) • forte [f ] = (loud) • fortissimo [ff ] = (very loud) Crescendo: secara bertahap semakin KERAS
Diminuendo (atau decrescendo) : secara bertahap menjadi LEBIH TENA c. Melodi Melodi dalam musik adalah seperti jalinan nada yang mengalir satu per satu, menciptakan pola suara yang menggambarkan tinggi-rendahnya nada secara berurutan. Bagian musik yang kita cerna sebagaimana kita mengikuti lagu; suara-suaranya yang membentuk inti atau tema dari sebuah musik. Melodi adalah apa yang membuat banyak komposisi musik terkenal terasa begitu mengena dan mudah diingat, karena ini adalah bagian yang paling mencolok dan memikat pendengar. Melodi dapat berasal dari berbagai jenis tangga nada atau keluarga nada yang mengatur nada-nada dalam musik. Ada yang umum seperti tangga nada mayor dan minor yang digunakan dalam musik klasik, serta yang lebih eksperimental seperti mode gereja lama dari Abad Pertengahan dan Renaisans, tangga nada kromatik, dan tangga nada keseluruhan yang digunakan dalam musik populer dan seni pada abad ke-19 dan ke-20. Selain itu, setiap budaya di seluruh dunia memiliki sistem tangga nada unik yang digunakan dalam musik mereka. Jadi, melodi bisa dibangun dengan berbagai kombinasi nada dari berbagai keluarga nada ini, menciptakan keragaman yang menarik dalam musik di seluruh dunia. d. Harmoni Harmoni dalam musik mirip dengan cara kita menyusun batu untuk membuat tumpukan. Ketika kita menggabungkan beberapa batu bersama, itu menjadi sebuah akord, seperti meletakkan batu-batu tersebut dalam satu "blok". Lalu, akord-akord ini diatur dalam urutan tertentu, seperti mengatur kata-kata menjadi kalimat, yang disebut progresi akord. Dengan cara ini, harmoni adalah cara kita mengorganisasi akord-akord ini sehingga musik memiliki suara yang indah dan menyentuh hati. Ini adalah cara di mana elemen-elemen musik yang berbeda bekerja bersama untuk menciptakan keindahan dalam musik. e. Warna nada Alat musik dan suara manusia memiliki karakteristik unik yang disebut "warna nada" atau timbre. Meskipun detail ilmiahnya kompleks, setiap alat musik dan suara memiliki pola nada tambahan yang khas yang membuatnya terdengar berbeda. Inilah yang memberikan suatu alat musik atau suara vokal identitas dan keunikan dalam musik, bahkan jika mereka memainkan nada yang sama. f. Tekstur
Tekstur dalam musik adalah cara kita melihat berapa banyak "garis" musik yang dimainkan secara bersamaan dan cara garis-garis ini saling berhubungan. Ini seperti mengamati berapa banyak cerita yang diceritakan dalam musik dan bagaimana cerita-cerita ini berinteraksi satu sama lain. Tekstur menciptakan keragaman dalam suara musik, baik dengan melodi tunggal atau beberapa melodi yang berjalan bersamaan. Ini adalah cara di mana berbagai elemen musik bekerja bersama untuk menciptakan kekayaan dan kedalaman dalam komposisi musik. • Tekstur monofonik (nada tunggal): Musik yang hanya dibunyikan satu nada dalam satu waktu (tidak memiliki harmoni atau pengiring). • Tekstur homofonik : Musik dengan dua nada atau lebih yang dibunyikan secara bersamaan, namun umumnya menampilkan melodi yang menonjol di bagian atas, didukung oleh pengiring harmonis yang tidak terlalu rumit di bawahnya (seringkali didasarkan pada akord yang homogen—BLOK suara). • Tekstur polifonik : Musik dengan dua atau lebih melodi independen yang dibunyikan secara bersamaan. Tekstur monofonik (nada tunggal): Jenis tekstur polifonik yang paling rumit— kanon dan fugue—dapat menghasilkan tiga, empat, lima atau lebih melodi independen secara bersamaan! • Tekstur tiruan : Tekstur tiruan adalah gaya musik yang melibatkan pengulangan atau "meniru" ide musik dari satu "suara" ke suara lainnya. Ini sering terjadi dalam musik polifonik, di mana beberapa suara bermain bersama dan masing-masing meniru melodi yang sama. Meskipun gaya ini dapat ditemui dalam musik satu suara, lebih umum terjadi dalam musik yang memiliki banyak suara berbeda yang bekerja
bersama, terutama selama periode musik Renaisans dan Barok. Tekstur tiruan menciptakan kerumitan dan keindahan dalam musik dengan menggabungkan dan mengulangi ide-ide musik melalui berbagai suara yang saling mengekor satu sama lain. g. Bentuk Musik Dalam komposisi musik berskala besar, bentuknya bisa seperti memecahnya menjadi bagian-bagian yang berbeda. Tradisionalnya, dalam musik Barat, bentuk ini terkait dengan cara melodi, harmoni, dan ritme disusun dalam karya musik. Huruf-huruf seperti A, B, C digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian ini, di mana A bisa menjadi satu bagian musik dengan melodi tertentu, kemudian B bisa menjadi bagian berikutnya dengan melodi atau karakter yang berbeda, dan seterusnya. Ini membantu pendengar mengikuti struktur musik yang kompleks dengan mengidentifikasi bagianbagian yang berulang atau kontras. Dengan cara ini, elemen-elemen musik yang telah dipelajari sebelumnya diorganisir menjadi bentuk yang lebih besar, memudahkan pemahaman dan apresiasi komposisi music (Kwidura et al., 2021) Garis para nada (Stave Lines) Stave atau staff dalam musik adalah rangkaian lima garis horizontal tempat kita meletakkan not-not musik. Dalam konteks nyanyian, terkadang garis-garis ini mewakili nada-nada seperti B, D, F, dan A jika nyanyian berada di tessitura (rentang nada) yang lebih rendah dan tidak memerlukan garis C'. Penting untuk dicatat bahwa biasanya hanya ada empat garis di stave, yang mewakili empat garis "paranada." Dalam notasi musik modern, penekanan lebih diberikan pada nota-nota pada stave daripada pada kata-kata. Notasi musik yang ditulis di atas stave ini memerlukan lebih banyak ruang pada halaman karena lebih kompleks daripada notasi neumatik yang lebih sederhana. Notasi neumatik lebih menekankan kata-kata dalam musik. Namun, dengan berkembangnya notasi musik yang menggunakan stave, musik menjadi lebih dominan dalam pentingnya dibandingkan dengan katakata. Pada stave dengan empat garis ini, kita menggunakan dua jenis kunci musik untuk mewakili lokasi nada-nada dalam paranada. Kunci musik pertama adalah kunci C, yang ditempatkan di tiga baris teratas stave dan bentuknya mirip dengan huruf C. Ini menandakan posisi tengah dari not C di atas papan kunci. Kunci musik kedua adalah kunci F, yang ditempatkan di dua garis paling atas stave dan memiliki simbol tengah berbentuk F. Kunci ini menunjukkan posisi F di bawah tengah C. Dengan menggunakan kedua jenis kunci ini pada stave, kita dapat menggambarkan lokasi semua nada yang terdapat dalam paranada (Gorog, 2015). Kunci G (G clef)
Clef treble, yang juga dikenal sebagai kunci G, memiliki simbol berupa spiral yang mengelilingi huruf G. Sementara clef bass, atau kunci F, ditandai dengan dua titik yang terletak di tengah-tengah simbol kunci F. Jadi, meskipun kunci-kunci ini muncul di tempat yang tidak konvensional, Anda masih dapat mengenali kunci treble dengan spiral melingkari huruf G, dan kunci bass dengan dua titik di tengahnya. Ini membantu pemusik menginterpretasikan notasi musik dengan benar, bahkan jika kunci-kunci tersebut ditempatkan di lokasi yang tidak biasa (Schmidt-Jones, 2008). Garis Birama (bar line) Bar line adalah garis vertikal dalam notasi musik yang digunakan untuk membagi musik menjadi bagian-bagian yang lebih pendek atau mengatur tata letak not-not. Garis ini membantu pemusik dalam membaca dan mengikuti alur musik, memberikan poin rujukan untuk berbagai sejumlah not dan irama dalam komposisi. garis bantu dapat ditambahkan untuk menunjukkannya. Bar line vertikal digunakan untuk membagi staf menjadi bagian-bagian pendek yang disebut sebagai ukuran atau bar. Garis bar line ganda, baik yang lebih tebal atau lebih tipis, digunakan untuk menandai akhir dari bagian besar dalam musik, seperti akhir dari sebuah lagu yang ditandai dengan garis bar ganda yang lebih tebal. Semoga ini membantu memahami lebih baik notasi musik dan cara struktur notasi yang digunakan untuk membagi dan mengorganisir music (Schmidt-Jones, 2008). Tanda Sukar Tanda sukat dalam notasi musik adalah tanda yang memberikan petunjuk kepada pemusik untuk memainkan atau menyanyikan musik dengan kecepatan yang lebih lambat daripada tempo aslinya. Ini biasanya dilambangkan dengan simbol seperti angka yang menunjukkan perbandingan relatif dengan tempo dasar. Sebagai contoh, tanda sukat yang paling umum adalah "ritardando" atau "rit." yang berarti pemain harus mulai memperlambat tempo secara bertahap. Ada juga tanda sukat lain seperti "rallentando" atau "rall." yang mengindikasikan penurunan tempo, dan "adagio" yang berarti bermain dengan tempo yang sangat lambat. Tanda sukat ini memberi panduan kepada pemusik untuk mengungkapkan nuansa atau ekspresi tertentu dalam karya musik, memberikan kesempatan untuk penekanan atau dramatisasi tertentu dalam penampilan musik. Penting untuk dipahami bahwa tanda sukat ini memainkan peran penting dalam interpretasi musik, dan pemusik harus memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana mengikuti petunjuk tempo ini agar dapat mengungkapkan nuansa dan emosi yang diinginkan oleh komposer dalam karya musik yang dimainkan (Tuncer, 2015). Time Sinature Tanda waktu atau "time signature" adalah simbol dalam notasi musik yang memberi petunjuk kepada pemain tentang berapa banyak ketukan yang akan ada dalam setiap ukuran atau birama musik, serta nilai not yang mewakili setiap ketukan tersebut. Tanda waktu juga memberitahu apakah
ketukan itu sederhana atau majemuk. Tanda birama sederhana biasanya memiliki angka 2, 3, atau 4 sebagai angka teratas. Angka teratas mengindikasikan jumlah ketukan dalam satu ukuran, sedangkan angka bawah menunjukkan nilai not yang mewakili setiap ketukan tersebut. Sebagai contoh, tanda birama sederhana yang umum meliputi 2/4, 2/2, 3/16, 3/4, 4/8, dan 4/4. Pemilihan tanda waktu ini memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana musik dimainkan, dan dalam penelitian ini, contoh tanda waktu 3/4 dan 4/4 digunakan untuk memahami pengenalan ketukan sederhana (Tuncer, 2015). Ritme (Rhytm) Tempo dalam musik adalah seberapa cepat atau lambatnya sebuah karya musik dimainkan. Ini sebagian besar berkaitan dengan kecepatan peristiwa musik, seperti ketukan, yang terjadi dalam interval waktu tertentu dan dianggap oleh pendengar sebagai terjadi secara teratur. Jadi, tempo adalah cara untuk mengkomunikasikan kecepatan keseluruhan musik, apakah itu terasa sangat cepat dan bersemangat atau lebih lambat dan tenang. Di sisi lain, ritme dalam musik adalah pola atau urutan beragam durasi suara (nada) dan keheningan (istirahat). Ini adalah apa yang memberi karakteristik unik pada pergerakan musik dan menciptakan getaran emosional dalam karya tersebut. Ritme melibatkan interaksi antara nada-nada yang dimainkan dan istirahat di antara mereka, menciptakan dasar bagi gerakan, irama, dan pola yang membuat musik terdengar seperti yang kita kenal. Jadi, tempo dan ritme adalah elemen penting yang membentuk bagaimana kita mendengarkan, merasakan, dan meresapi music (Irama & Mcauley, 2015). Melodi Melodi dalam musik adalah seperti "pola suara" yang kita dengar, yang terbentuk melalui sejumlah perubahan dalam beberapa aspek. Ini termasuk tinggi rendahnya nada, seberapa cepat atau lambat musik dimainkan (tempo), jenis suara atau karakteristik unik (timbre), tingkat kenyaringan, serta bagaimana suara tersebar dalam ruang dan apakah ada pantulan suara (lingkungan gema). Ini adalah definisi yang umum. Sederhananya, melodi adalah serangkaian nada yang membentuk inti dari apa yang kita dengar dalam musik. (Gómez et al., 2003). Unisono Canon Unisono Canon adalah teknik dalam musik di mana dua atau lebih suara atau instrumen memainkan melodi yang sama, dimulai pada waktu yang berbeda. Mereka mengikuti melodi yang sama dalam unisono, yang berarti mereka bermain atau menyanyikan not-not yang identik pada waktu yang berbeda. Ini menciptakan efek kanonik di mana melodi yang sama "mengikuti" satu sama lain seperti pantulan suara yang berjalan bersama. Unisono Canon adalah cara yang menarik untuk menciptakan kedalaman dan lapisan dalam musik dengan menggunakan melodi yang sama dengan pergeseran waktu. Conducting Conducting adalah seni dan teknik memimpin sebuah grup musisi dalam sebuah pertunjukan musik. Orang yang memimpin, yang disebut "konduktor," menggunakan gerakan tangan, lengan, ekspresi wajah, dan tanggapan tubuh untuk memberikan arahan dan petunjuk kepada para musisi tentang bagaimana memainkan musik. Konduktor membantu menjaga tempo, dinamika, dan koordinasi antara semua bagian musik, sehingga pertunjukan berjalan dengan mulus dan sesuai dengan visi
artistik komposer. Dengan kata lain, konduktor adalah "pemandu" yang memastikan bahwa semua elemen musik berjalan bersama dan menghasilkan kinerja yang harmonis dan terstruktu
Daftar Rujukan Davies, S. (2012). On Defining Music. Monist, 95(4), 535–555. https://doi.org/10.5840/monist201295427 Gómez, E., Klapuri, A., & Meudic, B. (2003). Melody description and extraction in the context of music content processing. International Journal of Phytoremediation, 21(1), 23–40. https://doi.org/10.1076/jnmr.32.1.23.16799 Gorog, C. S. (2015). Slashes, Dashes, Points, and Squares: The Development of Musical Notation. The Research and Scholarship Symposium, 5, 1–18. Hargreaves, D. J., Marshall, N. A., & North, A. C. (2003). Music education in the twenty-first century: a psychological perspective. British Journal of Music Education, 20(2), 147–163. https://doi.org/10.1017/s0265051703005357 Irama, T., & Mcauley, J. D. (2015). Bab 6. https://doi.org/10.1007/978-1-4419-6114-3 Kwidura, N., Utomo, U., & Wadiyo, W. (2021). Catharsis: Journal of Arts Education The Use of Musical Elements in Music Learning as an Effort to Foster Creativity of Children. Catharsis: Journal of Arts Education, 10(1), 96–105. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chatarsis Schmidt-Jones, C. (2008). Reading Music: Common Notation. http://cnx.org/content/col10209/1.9/ Tuncer, D. (2015). In Music Education, in the Context of Measuring Beats, Anacrusic Examples Prepared with Simple Time Signature. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 197(February), 2403–2406. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.07.301