1 c C PERMAINAN TRADISIONAL Nama: Serniman Julita Giawa Nim: 1223111111 Mata Kuliah: Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Dosen Pengampu: Dr. Winara, S.Si,
2 KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunianya sehingga Buku ini dapat diselesaikan dengan judul “Permainan Tradisional” sebagai pegangan bagi peserta didik dalam mempelajari dan memahami Permainan Tradisional. Adapun materi yang dibahas dalam buku ini sudah disesuaikan dengan garis-garis besar Permainan Tradisional. Buku ini diharapkan bisa membantu peserta didik dalam memahami materi-materi yang terdapat dalam pembelajaran Permainan Tradisonal. Buku ajar inni diharapkan bisa digunakan sebagai referensi, baik peserta didik maupun masyarakat. Namun demikian, buku ini bukan satu-satunya referensi yang dipergunakan dalam pembelajaran Permainan. Dalam penyusunan buku ini, saya menyadari masih banyak kekurangan baik materi serta teknik penyusunannya. Oleh karena itu setiap penggunaan buku ini diharapkan dapat memberikan balikan yang akan dimanfaatkan sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan buku ini. Medan, Maret 2023 Penulis
3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………….. 2 DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………….….... 3 BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………..….. 4 BAB 2 PERMAINAN TRADISIONAL ………………………………………………………….......….. 5 A. Pengertian Permainan Tradisional ………………………………………………..….....…. 5 B. Karakteristik Permainan Tradisional ………………………………………………...……. 6 C. Jenis-jenis Permainan Tradisional ………………………………………………...…...….. 7 D. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Permainan Tradisional ………………..………....….. 32 E. Pemanfatan Permainan Tradisional ………………………………………………...……. 33 F. Perbedaaan Permainan Tradisional dan Permainan Modern ……………...….….….……. 34 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….....…… 36
4 BAB 1 PENDAHULUAN Masa kanak-kanak adalah masa yang seharusnya menyenangkan dan gembira. Banyak waktu yang digunakan untuk bermain dengan berbagai permainan yang menyenangkan sehingga masa kanak-kanak mnjadi masa yang akan selalu dikenang oleh setiap individu. Bermain merupakan aktivitas anak yang dilakukan dengan gerakan atau perbuatan tertentu untuk mendatangkan rasa puas, senang, dan gembira. Dimana pun ada anak disitu ada permainan, sedangkan dunia anak tersebut tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bermain. Permainan merupakan kesibukan yang dipilih sendiri tanpa adanya unsur paksaan, tanpa didesak oleh tanggung jawab. Di Indonesia memiliki berbagai kekayaan yang beragam salah satunya kekayaan budaya bangsa kita, yang dapat tercermin dalam budaya ialah permainan tradisional anak tempo dulu yang jumlahnya tidak sedikit, Permainan tradisional pada dasarnya permainan yang bersifat sederhana dan mengandalkan kekompakan dari masing-masing peserta dalam kegiatan bermain. Namun Permainan tradisional mengalami keterpurukan dalam beberapa decade belakang ini, hal ini dipengaruhi oleh perkembangan pola pikir dari masyarakat yang semakin maju sehingga meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang masih bersifat tradisional ke kebiasaan modern yang serba mudah dan instan. Terutama pada anak-anak yang saat ini lebih sering memainkan permainan modern seperti bermain game online, video online dan sebagainya yang cukup memberikan pengaruh yang gawat pada sosialiasi anak kepada lingkungan. Dalam proses sosialisasi, anak butuh teman sebaya untuk bermain melalui Permainan tradisonal yang terkadung banyak makna setiap permainan tentang sebuah Kebersamaan, Kekompakan hingga Kerja Tim yang baik. Sehingga anak-anak akan merasakan betapa menyenangkan dan gembiranya bermain bersama teman-teman di lingkungan sekitar.
5 BAB 2 PERMAINAN TRADISONAL A. Pengertian Permainan Tradisional Permainan tradisional atau biasa disebut dengan permainan rakyat merupakan hasil dari penggalian budaya lokal yang didalamnya banyak terkandung nilai-nilai pendidikan dan nilai budaya serta dapat menyenangkan hati yang memainkannya Berikut Pengertian Permainan Tradisional menurut para ahli sebagai berikut: 1. Kurniati (2011) Permainan Tradisional merupakan suatu aktivitas permainan yang tumbuh dan berkembang didaerah tertentu, yang sarat nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. 2. Atik Soepandi Permainan Tradisional adalah permainan yang menggunakan alat-alat sederhana yang mengandung unsur budaya dan pendidikan. Unsur buday dan pendidikan dalam permainan tradisional menjadi satu lantaran dalam kegiatannya selalu bertumbuh pada kemampuan intelektualitas. 3. Achroni Permainan Tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang tersebar melalui lisan dan mempunyai pesan moral dan manfaat didalamnya. 4. Homo Ludens Permainan Tradisional adalah permianan yang dilakukan untuk menanamkan budaya dan karekter terhadap pelakunya. Budaya karakter ini terjadi secara langsung ataupun tidak langsung, misalnya karakter pantang menyerah, soprtifitas, dan lain sebagainya. 5. Domingos, dkk Permainan Tradisional seperti nekeran/kelereng merupakan salah satu jenis ragam permainan kreatif yang berfungsi melatih anak untuk fokus, melatih anak untuk memberi penghargaan kepada ketercapaian seorang teman, serta melatih anak untuk percaya diri. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan tradisional adalah suatu hasil budaya masyarakat yang telah tumbuh dan hidup hingga sekarang, dimana permainan tersebut dimainkan dengan menggunakan bahasa maupun ciri khas daerah tertentu yang harus dilestarikan guna memperkokoh jati diri bangsa.
6 B. Karakteristik Permainan Tradisional Pada dasarnya permainan tradisional lebih banyak memberikan kesempatan kepada pelaku untuk bermain secara berkelompok. Permainan tradisional setidaknya dilakukan minimal oleh dua orang, dengan menggunakan alat-alat yang sederhana, mudah dicari, menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar serta mencerminkan kepribadian bangsa sendiri. Permainan tradisional banyak memiliki nilai-nilai yang positif yang dapat dikembangkan. Nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional dapat ditelaah dari sudut penggunaan bahasa, senandung/nyanyian/kakawihan, aktifitas fisik, dan aktifitas psikis. Permainan tradisional memiliki unsur senang yang dapat membantu anak belajar berdasarkan kesadaran sendiri tanpa dipaksa. Anak yang memiliki masalah penyesuaian sosial cenderung berprilaku ambivalent terhadap aturan dan perintah orang dewasa, sehingga memerlukan pendekatan yang dapat diterima, contohnya melalui parmainan yang memiliki unsur senang sehingga anak dapat melakukan kegiatan dengan sukarela tanpa paksaan. Permainan tradisional dapat membantu siswa dalam menjalin relasi sosial yang baik dengan teman sebaya (peer group) maupun dengan teman yang usianya lebih muda atau lebih tua.Permainan tradisional dapat digunakan untuk melatih anak dalam mengatasi konflik dan belajar memecahkan masalah yang sedang dihadapi
7 C. Jenis-Jenis Permainan Tradisional 1. Permainan Tradisional Egrang atau Jejangkung Permainan egrang ataupun jejangkungan dimainkan dengan mempergunakan sepasang tongkat atau galah yang terbuat dari kayu atau bambu setinggi kira-kira 2-3 meter. Sementara untuk tumpuan atau pijakan kaki dibuat dengan ketinggian kira-kira 30-60 cm dari ujung bawah tongkat. Media bambu yang digunakan umumnya bambu tali (awi tali) ataupun bambu hijau (awi hejo) dan bambu hitam (awi hideung). Manfaat permainan engrang yaitu, Menstimulasi perkembangan fisik, Melatih ketekunan, Melatih semangat dalam kompetisi secara sehat dan Mengarah kecerdasaan naturalis dengan memanfaatkan bahan alam seperti, bambu, batok kelapa dll. Sumber: Gurusiana.com Cara Bermain : Permainan egrang atau jajangkungan biasa dimainkan dengan pemain berdiri bertumpu pada pijakan tongkat bambu atau galah, permainan ini dapat dimainkan serentak dengan beberapa orang pemain berjalan bersama-sama. Waktu atau lamanya permainan tergantung keinginan dari para pemain itu sendiri. Disejumlah daerah, umumnya permainan egrang ini dilakukan sebagai adu ketahanan keseimbangan tubuh, dimana para pemain berusaha berjalan, berdiri dengan mempergunakan bambu/galah tanpa jatuh. Tangan harus kuat memegang bambu/galah, sedangkan mata harus juga memperhatikan medan yang dilewati.
8 2. Permainan Terompah Panjang Terompah panjang adalah permainan olahraga tradisional yang mempergunakan kayu panjang dengan ukuran tertentu sebagai alat mengadu kecepatan dengan menempuh jarak yang telah ditentukan. Permainan terompah panjang ini juga sudah cukup dikenal hampir masyarakat Indonesia dan sering dilombakan pada acara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan agustus. Manfaat dari permainan ini yaitu: Melatih kekompakan, Melatih daya pikir agar kaki dengan teman tetap sama, Melatih Kecepatan, Menciptkan kerja tim yang baik. Sumber: Suara Surabaya.com Cara Bermain : Untuk melakukan permainan ini dibutuhkan tiga atau lima orang dalam sepasang terompah. Panjang Terompah disesuaikan dengan jumlah pelaku yang akan mempergunakannya. Lebar kayu 10 cm dengan ketebalan 2,5 cm. Pengait kedua kaki pelaku dibuat dari karet ban, dengan lebar 7 cm sedangkan panjang karet disesuaikan dengan lingkar kaki. Pengait kaki ini dipaku dengan kuat di kedua sisi kayu. Jarak antara karet pengait dengan lainnya 40 cm. Sehingga, apabila dalam satu kayu tersebut adalah 141 cm. Lain halnya, apabila dalam satu kayu mempergunakan lima karet pengait kaki, panjang keseluruhan kayu tersebut adalah 235 cm.
9 3. Permainan Tradisional Conglak Permainan conglak ini tidak diketahui persis kapan ada dan tumbuh berkembang di Indonesia. Berdasarkan hasil penelusuran, permainan congklak ini ada di seluruh penjuru tanah air, bahkan dunia walau dengan nama dan istilah yang berbeda. Di pulau Sumatera dan juga Malaysia permainan ini dikenal dengan nama congkak. Di jawa dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Di Lampung dikenal dengan nama dentuman lamban sedang di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama mokaotan, manggaleceng, anggalacang dan nogarata. Dalam bahasa inggris, permainan ini disebut mancala. Manfaat dari permainan ini yaitu: Menstimulasi kemampuan motorik halus anak, Menstimulasi kemampuan berhitung, Melatih kesabaran anak, Melatih koordinasi mata dan tangan. Sumber: Happy Play Indonesia.com Cara Bermain: Masing-masing pemain terlebih dahulu mengisi lubang congklak dengan 7 biji kewuk, setelah semua lubang terisi pemain menentukan pemain yang akan memulai terlebih dengan cara suit atau suten. Pemain pertama baru akan berhenti bila biji masuk bidang atau lubang yang kosong. Bila biji kewuk masuk lubang kosong dan dilubang lawan terisi, maka isi biji kewuk akan menjadi miliknya dengan istilah”nembak”. Pemain tidak boleh mengisi pundi milik lawan. Permainan dilakukan bergantian sampai biji kewuk seluruhnya masuk pundi (bidang atau lubang utama). Pemain yang berhasil mengumpulkan biji kewuk paling banyak ke pundi miliknya dia akan keluar sebagai pemenang.
10 4. Permainan Tradisional Gobak Sodor/Galasin/Hadang Permainan Gobak Sodor/Galasin/Hadang adalah permainan tradisional dengan menggunakan lapangan berbentuk segi empat berpetak-petak. Setiap garis dijaga oleh pihak penjaga. Pihak yang akan masuk harus melewati garis dan jika kena sentuh penjaga harus berganti menjadi penjaga. Manfaat dari permainan ini yaitu: Memupuk semangat kebersamaan dan kekompakan tim, Tidak mudah menyerah, Pengendalian diri, Belajar focus dan Sportivitas. Sumber: Popmama.com Cara Bermain: Permain dibagi menjadi dua tim dimana satu tim bermain dan satu tim yang berjaga. Kelompok yang menjaga dibagi menjadi dua, pemain yang menjaga vertical dan pemain yang menjaga garis horizontal. Kelompok bermain memulai permainan dari garis start. Pemain yang menjaga berusaha semaksimal mungkin menghadang kelompok lawan untuk tidak dapat melewati garis batas yang sudah ditentukkan sampai digaris finis. Dan kelompok bermain berusaha agar tubuhnya tidak tersentuh dengan penjaga dan berusaha sampai digaris finish. Tim baru dapat dikatakan menang jika semua anggota tim kembali dengan selamat ke garis start dan Tim dikatakan kalah dan baru bisa terjadi pergantian posisi jika ada yang tersentuh oleh tim yang menjaga
11 5. Permainan Tradisional Petak Umpet Petak umpet adalah jenis permainan yang mempunyai berbagai macam jenis di setiap jenisnya memiliki peraturan yang berbedabeda. Permainan ini sangat popular di tanah air, masih ada anak-anak yang sering memainkannya. Karena permainan petak umpet sangat mudah dimainkan. Manfaat dari permainan ini yaitu, Menstimulasi perkembangan motorik kasar, Menstimulasi kemampuan berhitung anak, Melatih kesabaran dan sportivitas anak, Melatih ingatan anak, dan mealatih ketelitian anak. Sumber: Rinso.com Cara Bermain: Simpelnya di permainan ini ada satu orang yang bertugas menjaga dan mencari, pemain lainnya yang bersembunyi. Saat mencari tempat sembunyi pemain yang tidak bertugas menjaga diberikan waktu dengan hitungan, biasanya 1 sampai 10. Pemain yang tertebak akan di undi untuk dipilih siapa yang akan bertugas menjaga selanjutnya.
12 6. Permainan Tradisional Tarik Tambang Permainan tarik tambang adalah permainan yang mempergunakan seutas tali dengan ukuran tertentu sebagai alat adu kekuatan.Manfaat dari permainan yaitu: Semangat gotong royong, Semangat pantang menyerah dan Sportivitas. Sumber: Rakyatku.com Cara Bermain: Permainan ini melibatkan dua regu, dimana dua regu tersebut bertanding dari sisi yang berlawanan dan memegang sebuah tali tambang. Di tengah-tengah tali tambang terdapat pita/kain sebagai pembatas, Setiap regu berupaya untuk menarik tali tambang sekuat tenaga agar regu lawan melewati garis batas. Regu yang tertarik melewati garis pembatas dinyatakan kalah.
13 7. Permainan Tradisional Lompat Tali Permainan lompat tali adalah permainan yang menggunakan gelang yang dijalin atau disambung menyerupai tali. Manfaat dari permainan ini yaitu: Melatih kemampuan motorik halus dan kasar anak, Mengembangkan kemampuan berhitung anak dan Melatih kesabaran anak Sumber:Dictio Community.com Cara Bermain: Dalam permainan lompat tali ada beberapa cara bermain tergantung daerah darimana permainan lompat tali tersebut berasal. Permainan diawali dengan suiten atau hompimpah. Langkah ini untuk menentukan dua orang anak yang harus menjaga atau memegang kedua ujung karet. Setelah ditentukan anak yang bertugas memegang ujung karet, maka untaian karet selanjutnya diputar membentuk setengah lingkaran dan anak anak yang tidak bertugas memegang ujung karet mulai melompat didalam putaran karet tadi, diawali dengan lompatan biasa sampai semua pemain mendapat giliran. Sistem atau aturan melompat, mulai dari awal memasuki putaran karet hingga cara melompat harus sesuai yang disepakati bersama. Lompatan dapat dilakukan seorang diri (bergiliran sendirisendiri) atau lompatan juga dapat dilakukan dua sampai tiga orang anak sekaligus.
14 8. Permainan Tradisional Gundul/kelereng/Guli/Neker Permainan anak-anak dengan menggunakan bola kecil yang terbuat dari tanah yang dibakar, marmer, atau kaca yang disebut dengan permainan gundul/kelereng/guli/neker yang dimainkan dimana saja dan tidak memerlukan lapangan khusus. Manfaat permainan ini yaitu: Melatih fokus, Menstimulasi motorik halus dan kasar, Mengembangkan kemampuan sosialisasi, Mengembangkan kemampuan bahasa, dan Melatih kejujuran. Sumber: ANTARA News Aceh.com Cara Bermain: Diawali dengan membuat lingkaran diatas tanah, ubin atau permukaan semen sebagai tempat bermain. Masing-masing anak biasanya meletakan 5 buah kelereng, selanjutnya para pemain berdiri digaris start yang berjarak kurang lebih 2- 3 meter dari lingkaran yang telah dibuat tadi. Semua pemain melemparkan kelereng (gacuk) yang menjadi andalannya kedalam lingkaran sambil berusaha mengeluarkan kelereng yang ada di dalam lingkaran tersebut. Kelereng yang berhasil keluar dari lingkaran menjadi miliknya . Gacuk akan selalu dipergunakan untuk membidik kelereng lainnya namun gacuk tidak boleh berhenti di dalam lingkaran, jika gacuk berhenti di dalam lingkaran maka pemain dianggap mati. Jika semua pemain tidak dapat mengeluarkan kelereng dari dalam lingkaran maka pemilik gacuk yang paling dekat posisinya dengan lingkaran mendapat kesempatan pertama untuk bermain membidik kelereng yang ada dalam lingkaran. Setiap kelereng yang berhasil di sentil dan keluar dari dalam lingkaran menjadi miliknya. Pemenang dalam permainan ini adalah yang mendapatkan kelereng terbanyak.
15 9. Permainan Tradisional Engklek/Dampu/Engklan/Templak Permainan yang lebih popular dengan nama dampu adalah permainan tradisional yang dimainkan dengan di sebidang tanah yang dibatasi dengan 2 garis, yaitu garis start dan garis hantam, yang dimainkan 2 orang pemain. Manfaat dari permainan ini yaitu: Melatih ketelitian, Menstimulasi motorik halus dan kasar, Menstimulasi kemampuan berhitung anak, Menstimulasi kemampuan bersosialisasi, dan Melatih konsentrasi anak. Sumber: theAsianparent.com Cara Bermain: Sebelum mulai bermain anak-anak akan membuat dulu gambar bidang/arena yang telah disepakati. Jika permainan dilakukan di atas tanah dapat mempergunakan ranting untuk membuat garis gambar bidang. Dapat juga mempergunakan kapur tulis jika dimainkan di atas halaman semen atau aspal. Untuk menentukan pemain yang bermain terlebih dahulu dimulai dengan hompimpah, suten, atau suit. Selanjutnya pemain yang menang dapat lebih dulu melempar pecahan genting atau batu pipih miliknya ke dalam kotak. Pecahan genting atau batu pipih melewati garis kotak maka pemain akan diganti dengan pemain lain. Selanjutnya pemain melompat dari satu kotak ke kotak lainnya menggunakan satu kaki (jingkring) sampai pada dua kotak kedua kaki boleh menginjak tanah. Kotak yang terdapat pecahan genting atau batu pipih tidak boleh diinjak oleh setiap pemain. Jadi para pemain harus melompat ke bidang berikutnya. Pemain dinyatakan kalah jika menginjak garis bidang atau bagian luar bidang. Pemain pertama disebut mi-hiji, kedua mi-dua, ketiga mi-tilu, keempat mi-opat, dan seterusnya.
16 10. Permainan Tradisional Oray-orayan/ Ular Naga Panjang Permainan oray-orayan berasal dari kata „oray‟ yang artinya ular, oray-orayan berarti menyerupai ular, karena para pemain saling berbaris memegang bahu/pinggang temannya yang berada di depan lalu berjalan meliuk seperti ular. Manfaat dari permainan ini yait: Melatih motorik kasar dan kecerdasan kinestetik, Melatih kerjasama, dan Mengasah kecerdasan music. Sumber: Kumparan.com Cara Bermain: Permainan oray-orayan berjumlah pemain 7-12 orang. Permainan ini tidak memerlukan alat hanya memerlukan halaman/tanah lapang yang luas agar para pemain dapat dengan leluasa bergerak dan memakai kawih(nyanyian) yang berisi tanya jawab yang dilakukan sendiri oleh mereka yang bermain. Permainan dimulai dengan barisan pemain berjalan seperti ular memasuki terowongan, barisan paling belakang atau yang menjadi ekor yang ditangkap oleh dua orang yang membentuk terowongan tersebut diatas dan yang tertangkap akan ditanya “hoyong bulan atanapi bintang” dan lama kelamaan ular menjadi pendek dan habis, tergantikan menjadi dua rangkaian ular yang baru dari hasil tangkapan “ekor”ular yang semula. Selanjutnya dua orang pemain yang awalnya menjadi terowongan berganti menjadi kepala ular yang saling berhadapan. Anak yang menjadi kepala „ular‟ adalah anak yang dianggap lebih kuat agar dapat menahan rangkaian teman-temannya yang berbaris beriringan, sedangkan untuk ekor dipilih anak yang kecil tapi lincah karena ia harus dapat mengelakkan tangkapan si kepala ular lawannya. Permainan akan semakin seru pada saat “kepala ular” akan menerkam „ekor ular‟, maka biasanya anak-anak akan menjerit, sehingga menimbulkan tawa riang dari anak-anak yang bermain.
17 11. Permainan Tradisional Kelom Batok/Engrang Kelapa Beberapa daerah di Indonesia menamakan permainan ini engrang batok kelapa. Di Jawa Barat permainan ini dinamakan “kelom batok” karena alat yang digunakan dibuat dari tempurung kelapa yang dibelah dua dan dibentuk seperti kelom/pijakan. Manfaat dari permainan ini yaitu, Menstimulasi perkembangan motorik anak, Menstimulasi kemampuan sosial anak, dan melatih keseimbangan anak Sumber: Visual-Republika.com Cara Bermain: Kaki bertumpu pada batok kelapa Ibu jari dan jari telunjuk kaki menjepit tali yang ada ditengah-tengah batok yang sudah dilubangi dan dipasang tali. Usahakan posisi berdiri dengan rileks/nyaman. Selanjutnya pegang tali dengan kedua belah tangan dan tarik tali keatas hingga tali tegak. Selanjutnya pada saat kaki melangkah, tangan juga bergerak menarik tali. Usahakan tali tetap tegak sehingga kaki dapat tetap bertumpu pada batok. Permainan kelom batok juga dimainkan sebagai adu ketahanan, fisik juga strategi. Pemain juga dapat melakukan berbagi variasi gerakan seperti berjalan, berlari atau melompat pada saat memainkan kelom batok ini. Kelincahan pemain sangat dibutuhkan dalam permainan ini. Kecepatan berjalan dengan kelom batok akan sangat berpengaruh dari berat badan peserta dan kelincahan pemain. Permainan kelom batok (tempurung kelapa) tidak jauh bedanya dengan permainan egrang/jajangkungan. Perbedakan adalah bila pada permainan kelom batok selain tumpuan pada bagian kaki (pijakan) tumpuan juga ada pada tangan yang memegang tali (tali pegangan), karena tali selain berfungsi sebagai pegangan juga sebagai kendali mengatur naik turunnya kaki. Sedangkan permainan egrang, tumpuan hanya pada kaki. Fungsi tangan yang memegang bambu hanya sebagai keseimbangan.
18 12. Permainan Tradisional Patok Lele/Patil Lele/Benthik/Gantik Permainan ini dalam bahasa Jawa disebut benthic ini bermakna „benturan‟ yakni membenturkan kayu panjang dengan kayu pendek sehingga berbunyi „thik‟. Kayu dipotong dua dengan ukuran 30 cm sebagai tongkat panjang dan 10 cm untuk tongkat pendek, kulit kayu dikelupas dengan hati-hati menggunakan pisau untuk unruk membuat kedua permukaan tongkat lebih halus. Biasanya permainan ini seringkali dimainkan pada saat jam istirahat sekolah atau selepas pula sekolah ini sangatlah popular dimasa dahulu. Manfaat dari permainan ini yaitu, Kebersamaan, Keuletan, Ketekunan, Fokus, dan Melatih ketangkasan serta Kelenturan tubuh. Sumber: Beautynesia.com Cara bermain: Buat lubang sepanjang batang anakan 10 cm dengan lebar 3 cm dengan kedalaman 5 cm, Permainan ini dimulai hompipa, Pemain memasang tongkat yang pendek diatas lubang luncur secara melintang. Tongkat pendek didorong sekuat tenaga dengan bantuan tongkat panjang supaya dapat melambung sejauh mungkin. Bila lawan berhasil menangkap tongkat pendek, posisi pemain bisa menjadi berubah yang berjaga atau pihak lawan menjadi pemain. Setiap tangkapan mendapat point yang berbeda-beda misal 10 point untuk menangkap dengan tangan; 25 point dengan tangan kanan;dan 50 point menangkap dengan tangan kiri. Pihak lawan yang bertugas melempar tongkat pendek yang telah dilemparkan tadi kearah tongkat panjang. Bila tongkat pendek mengenai atau menyentuh tongkat panjang, saatnya berganti posisi. Pihak yang berjaga menjadi pemain dan yang tadinya bermain sekarang mendapat giliran jaga.
19 13. Permainan Tradisional Bekel/Bekelan Permainan bola bekel atau dalam bahasa Belanda bikkelen ialah permainan dengan sebuah bola karet kecil atau buah mainan berupa kerang (siput, laut,dsb. yang berjumlah 4,6, atau 8), yang dilakukan dengan cara melambungkan bola keatas. Permainan bekel/bekelan identik dengan permainan anak perempuan, sangat jarang anak laki-laki bermain permainan bekel ini. Manfaat dari permainan ini yaitu, Melatih motorik halus anak, Melatih koordinasi tangan mata dan konsentrasi, Mengembangkan kemampuan sosialisasi dan Melatih kesabaran. Sumber: Koropak.com Cara Bermain: Para pemain duduk membuat lingkaran atau menyerupai lingkaran. Bola bekel dan kuwuk diletakkan berada di tengahtengah lingkaran. Permainan dimulai oleh satu orang pemain dan yang lainnya mengamati, pemain akan bergantian setelah pemain yang sedang bermain melanggar peraturan. Biasanya peraturan disepakati diawal permainan misalnya: gengam biji kuwuk dan peganglah bola bekel menggunakan jari telunjuk dan ibu jari, dipegang di satu tangan yang sama, selanjutnya lemparkan bola bekel ke atas dan jatuhkan semua biji kuwuk, lalu setelah bola bekel memantul tangkaplah kembali bola bekel, lempar kembali bola bekel, sebelum bola bekel memantul ambilah satu biji kuwuk lalu tangkap kembali bola bekel. Begitu seterusnya hingga biji kuwuk sudah diambil semua. Permainan dilanjutkan ke babak. Babak kedua ini, pemain harus bisa mengambil dua biji kuwuk dalam satu lemparan, begitu seterusnya.
20 14. Permainan Tradisional Cublak-cublak Suweng Permainan ini biasanya dimainkan beramai-ramai di halaman. Permainan yang berasal dari daerah Jawa Timur ini biasanya dimainkan pada saat anak-anak mengisi waktu luang dan diiringi dengan tembang dolanan culak-cublak suweng. Manfaat dari permainan ini yaitu, Melatih konsetrasi dan kejelian dalam mengamati serta membaca grak-gerik teman yang diduga memegang kerikil, Menstimulasi kemampuan sosial anak, dan Menstimulasi kecerdasan musik anak. Sumber: Bobo Grid.- Grid.ID Cara Bermain: Setelah anak melakukan hompimpah/pingsuit dan menentukan anak yang menjadi “pak Empo”, selanjutnya anak yang menjadi “Pak empo”akan memposisikan tubuh menelungkup (sujud). Sementara para pemain yang lain akan duduk melingkari anak yang jadi “Pak Empo”. Pemain akan meletakkan telapak di atas punggung pemain yang jadi “Pak Empo” dalam posisi telapak tangan menghadap ke atas. Seorang pemain kemudian akan mengambil sebuah kerikil/gumpalan kertas, selanjutnya semua pemain kecuali yang jadi “Pak Empo” menyanyikan lagu cublakcublak suweng sambil memindahkan kerikil/gumpalan kertas dari telapak tangan pemain yang satu ke telapak tangan pemain yang lain secara berurutan sampai syair/lagu habis dinyanyikan. Kerikil/gumpalan kertas ditaruh pada telapak tangan pemain dimana syair/lagu berhenti dan semua pemain menutup telapak tangannya seperti menggengam sesuatu. Hal ini untuk mengecoh anak yang jadi “Pak Empo” dalam menebak ditangan siapa kerikil/gumpalan kertas berada. Syair/ lagu biasanya dinyanyikan 2 sampai 3 kali putaran. Setelah syair/lagu berhenti anak yang jadi “Pak Empo” akan bangun dari telungkupnya mengambil posisi duduk. kemudian dia akan mencoba menebak pemain mana yang menggenggam kerikil/gumpalan kertas tadi.
21 15. Permainan Tradisional Layang-layang Permainan Layang-layang merupakan permainan yang menggunakan lembaran kertas tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dengan menggunakan benang gelasan yang dikendalikan dari daaratan. Bentuk laying beraneka rupa seperti benuk ikan, burung, capung, naga dan lain-lain. Manfaat dari permainan ini yaitu, Ketekunan, Ketelitian, Kesabaran, Keikhlasan, Kekompakan, Kebersamaan, dan Kreativitas. Sumber: HaloGeet.com Cara Bermain: Pertama mulai dengan membuat kerangka layangan, peganglah gulungan benang sementara teman anda memegang laying-layang. Layang-layang harus menghadap kea rah anda, sedangkan punggung anda menghadap arah datangnya angin kemudian lepaskan benang dari gulungan kira-kira sepanjang 20 cm. Beri isyarat kepada teman anda untuk melepaskan laying-layang. Perhatikan arah angina, pastkan angin bertiup dalam arah lurus dari posisi anda ke teman anda. Lepaskan benang untuk membuat laying-layang mengangkasa lebih tinggi . Tariklah benang dengan ringan untuk menurunkan atau membuat layinglayang terbang lebih rendah.
22 16. Permainan Tradisional Balap Karung Permainan balap karung masih sering dilakukan pada saat perayaan hari kemerdekaan RI yaitu disetiap tanggal 17 Agustus. Permainan ini banyak diikuti dari anak-anak hingga orang dewasa. Permainan balap karung tidak memerlukan alat yang mahal. Alat yang digunakan hanya karung yang sesuai dengan ukuran tinggi peserta lomba. Berdasarkan sejarahnya, permainan ini sudah ada sejak dahulu bahkan ada yang mengatakan permainan ini ada sejak zaman Indonesia masih di jajah oleh Belanda. Permainan ini dibuat oleh misionaris Belanda yang biasanya digelar saat ada acara-acara perayaan Belanda. Manfaat dari permainan ini yaitu, Melatih kemampuan motorik halus dan kasar, Melatih kerjasama, Mengembangkan rasa percaya diri, dan Melatih konsentrasi. Sumber: theAsianparent.com Cara Bermain: Pertama-tama buatlah garis awal (start) dan akhir (finish) dengan jarak 7-10 meter. Jarak dapat disesuaikan dengan kemampuan dan usia peserta. Setiap pemain harus masuk di karung sampai menutupi semua bagian kaki. Selanjutnya para pemain berjalan dengan melompat atau berjalan biasa dan berusaha untuk mencapai garis akhir. Peserta yang tercepat sampai ke garis akhir dialah yang keluar sebagai pemenangnya. Permainan bisa dengan kerja tim atau sendirian.
23 17. Permainan Tradisional Panjat Pinang Permainan ini merupakan permainan tradisional seluruh rakyat Indonesia. Permainan ini biasanya dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada perayaan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus. Permainan ini tidak hanya dilakukan oleh anak usia sekolah, tetapi juga oleh orang dewasa. Batang pinang yang digunakan dalam permainan ini berasal dari pohon pinang yang sudah ditebang. Tinggi batang pinang bisa mencapai lima meter. Batang pinang tersebut dilumuri dengan pelicin. Di puncaknya digantung berbagai hadiah. Hadiah bisa berupa sepeda, pakaian, atau makanan ringan. Selain itu, ada bendera yang ditancapkan tepat di puncak batang pohon pinang tersebut. Batang pinang inilah yang dipanjat para pemain. Manfaat dari permainan ini yaitu, Menumbuhkan kerjasama, Kecerdikan, Saling membantu dan Melatih daya pikir untuk membuat strategis. Sumber: Lifestyle – Bisnis.com Cara Bermain: Permainan ini membutuhkan kerja sama dan kekompakan tim. Satu tim terdiri atas lima sampai enam orang. Mereka berlomba dengan tim lain untuk memanjat batang pinang yang sudah dilumuri pelicin. Tentu saja tidak mudah untuk sampai ke atas. Dibutuhkan kecerdikan seorang anggota tim untuk bisa naik ke atas pundak teman satu tim. Anggota itu lalu bertahan hingga teman lainnya berhasil naik ke pundaknya. Dalam permainan ini anggota tim dituntut saling membahu membentuk tangga. Dengan begitu salah seorang anggota tim akan berhasil mencapai puncak batang pinang
24 18. Permainan Tradisional Masak-masakan Anak perempuan diwaktu kacil sering bermain masak-masakan . Hal ini tentunya karena biasa melihat ibu memasak didapur. Masakan yang dibuat tentunya masakan bohongan-bohongan, dan peralatannya juga bohong-bohongan atau tiruan. Manfaat dari permainan ini yaitu, Kebersamaan, Ketulusan untuk berbagi, Kekompakan, Saling membantu, Belajar mandiri, Bertanggung jawab, Bersyukur atas nikmat Tuhan Yang Mahakuasa. Sumber: Liputan6.com Cara Bermain: Siapkan peralatan dan bahan yang akan dimasak, Racik bahan makanan dengan yang diinginkan seperti sayur, pasir dan sebagainya, Masak bahan makanan yang sudah diracik setelah matang angkat dan letakkan diatas wadah yang telah disiapkan kemudian hidangkan dan makan bersama-sama atau menjual makanan tersebut dengan teman dengan bohongan.
25 19. Permainan Tradisional Gasing Permainan Gasing merupakan permainan yang digemari oleh anak laki-laki. Permainan ini membutuhkan tanah yang keras karena gasing hanya berputar dengan bagus pada tanah yang keras. Gasing bisa dibuat dari kayu. Di kampung-kampung, gasing dibuat dari cabang pohon nangka atau pohon gading. Namun, gasing juga bisa diperoleh di pasar mainan. Manfaat dari permainan ini yaitu, Melatih kekuatan menarik tali gasing, Melatih Keahlian memainkannya agar gasing dapat berputar kencang. Sumber: Koropak.com Cara Bermain: Permainan ini membutuhkan seutas tali, selain gasing. Tali itu dililitkan pada tampuk gasing. Lalu tali ditarik sekuat mungkin agar gasing yang jatuh ke tanah berputar kencang. Selain dimainkan sendiri, gasing juga bisa dimainkan bersama teman, bertanding siapa yang paling lama putaran gasingnya. Bisa juga bertanding memukul gasing. Gasing lawan yang sedang berputar dipukul dengan gasing kita. Jika gasing kita tetap berputar dan putarannya mengalahkan putaran gasing lawan, gasing kitalah yang menang.
26 20. Permainan Tradisional Hula-Hoop Hula hoop atau rotan pinggang adalah permainan tradisional Nusantara yang dahulunya terbuat dari rotan. Sesuai dengan perkembangan zaman, hula hoop sekarang ada yang terbuat dari bahan plastik. Hula hoop adalah permainan gampang-gampang susah. Perlu keahlian dan latihan memainkannya. Para pemula jangan putus asa mencoba hingga berhasil. Hula hoop ada yang terbuat dari rotan, ada juga yang dari plastik. Bentuknya bulat dengan beberapa ukuran. Ukuran kecil biasanya untuk anak-anak. Ukuran besar untuk orang dewasa. Manfaat dari permainan ini yaitu, Melatih kesabaran, Tidak putus asa terutama dalam memainkannya hula hoop di pinggang, leher, lengan, dan kaki. Permainan ini bagian dari olahraga peregangan otot-otot. Sumber: Ali Muchon.com Cara Bermain: Hula hoop diletakkan di pinggang. Pemain kemudian bergoyang sambil memainkannya. Hula hoop itu akan berputar-putar. Jika bermain bersama kawan, siapa yang paling lama mampu memutarnya, dialah yang dianggap menang. Selain itu, permainan ini juga bisa dilakukan secara kreatif. Pemain membawa hula hoop dari pinggang turun ke kaki tanpa menggunakan tangan, cukup dengan memutar pinggang. Pemain juga bisa memainkannya di leher
27 21. Permainan Tradisional Injit-Injit Semut Permainan injit-injit semut adalah jenis permainan tradisional dengan iringan lagu selama memainkannya. Orang yang ikut bermain harus dilakukan paling sedikit 2 orang dan lebih asyik jika diikuti oleh banyak orang. Permainan ini dimainkan sambil menyanyikan lagu Injit-Injit Semut yang berasal dari Jambi. Manfaat dari permainan ini yaitu, Nilai kebersamaan, Kejujuran, Belajar menyanyi daerah untuk menumbuhkankembangkan kecintaan terhadap kesenian daerah terutama nyanyian daerah dan Meningkatkan ketangkasan serta Keterampilan memainkan tangan (kecepatan tangan). Sumber: Ruangguru.com Cara Bermain: Injit- injit bisa dimainkan dua orang atau lebih. Semua pemain duduk di lantai membentuk lingkaran. Tangan para pemain dikumpulkan sambil mencubit tangan pemain yang ada di bawahnya. Tangan yang saling mencubit dan berbaris rapi ke atas itu digoyang-goyangkan ke atas dan ke bawah sambil menyanyikan lagu “Injit-injit semut, siapa sakit naik ke atas.” Tangan yang paling bawah bisa naik ke atas. begitu seterusnya.
28 22. Permainan Tradisional Bedil Bambu Permainan bedil bamboo adalah nama permainan yang dimainkan oleh anak-anak dihampir semua daerah di Tanah Air. Permainan badil bamboo ini dimainkan dengan menggunakan mainan berbentuk senjata tembak/pistol/senapan yang terbuat dari bambu. Pelurunya menggunakan bji buah-buahan kecil seperti putik jambu, lenca ataupun kertas yang basahkan lalu digulung kecil-kecil. Manfaat dari permainan ini yaitu, Keberanian, Meningkatkan keterampilan, Semangat kebersamaan, dan Kehatianhatian. Sumber: IDN Times Jabar.com Cara Bermain: Masukkan peluru kedalam lubang laras utama, Peluru yang dimasukkan terdiri dari dua peluru. Masukkan peluru kedua sekaligus dengan cara didorong atau ditolak atapun disodok dengan sekuat tenaga yang berfungsi sebagai klep pompa untuk menembak peluru pertama, dengan cara didorong ujung laras utaa. Peluru akan selalu dimasukkan selama permainan berlangsung.
29 23. Permainan Tradisional Telepon-teleponan Permainan tradisional telepon-teleponan dengan menggunakan kaleng bekas dan benang kasur ini sangatlah menyenangkan. Dua orang seolah-olah sedang berkomunikasi lewat telepon, Padahal satu sama lain jaraknya tidak terlalu jauh. Manfaat dari permainan ini yaitu, Kreativitas, Belajar tentang perambatan bunyi melalui media benang dan kaleng bekas, Belajar berpikir ilmiah dengan melakukan proses hingga melakukan komunikasi dan menmukan hasil, Belajar bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik dan santu. Sumber:Koropak.com Cara Bermain: Permainan ini dimainkan dua orang, satu orang memegang satu kaleng dan satu orang lainnya lagi juga demikian, Kedua orang tersebut melakukan komunikasi dengan alat telepon-telepon dengan jarak 5 m melalui perambatan bunyi.
30 24. Permainan Tradisional Ketapel Ketapel merupakan sederhana yang terbuat darinkayu yang berbentuk “Y” bagian atas, kiri dan kanan dan ditengahnya diikat selembar bahan kulit sintetis sebagai tempat batu/benda yang akan dijadikan peluru. Katapel biasanya digunakan untuk menangkap burung atau menjantuhkan buah-buahan yang tergantung di pohon. Manfaat dari permainan ini yaitu, Semakin memahami adanya energy potensial dan elestisitas, Melatih focus pada sasaran, dan Kehati-hatian. Sumber: mijil.id Cara Bermain: Pegang katapel dengan tangan kanan, masukkan peluru kedalam tempat yang usdah disediakan untuk di lontarkan. Tarik peluru dengan sekuat-kuatnya, arahkan pada sasaran dan kemudian lepaskan. Semakin kuat tarikan karetnya, semakin jauh lontaran kerikilnya. Hati-hati jangan salah sasaran dan lihat kesekeliling.
31 25. Permainan Tradisional Yoyo Yoyo adalah mainan yang terbuat dari kayu atau plastik ataupun logam, yoyo terbentuk dari dua buah cakram/lempengan berbentuk bulat kecil yang diberi warna dan diberi tali. Kedua lempengan bundar ini saling saling menempel dengan celah sempit diantaranya. Pada celah sempit yang menghubungkan dua lempeng itu diikat dengan seutas tali yang panjangnya kira-kira 1 cm yang dihubungkan dengan tali. Manfaat dari permainan ini yaitu, Keterampilan, Kemahiran dalam memainkannya dan Kesabaran. Sumber: ANTARA Foto.com Cara Bermain: Yoyo dimainkan dengan cara mengaitkan atau melilitkan dengan tali atau benang di tengah-tengah lempengan. Tali dililitkan dengan memutari celah ditengah sampai seluruh tali terlilit, ujung tali dikaitkan dengan salah satu jati biasanya di jari tengah. Yoyo dilemparkan ke bawah dengan sedikit sentakan tali keatas, yoyo sedang berputar akan naik ke atas dengan sendirinya. Dengan mengaitkannya atau mengikat diujung tengah yoyo kemudian ditempatkan ke bawah.
32 D. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Permainan Tradisional Bermain atau kegiatan melakukan permainan ini sangat memungkinkan anak-anak untuk bertemu teman sebaya. Maka bermain dianggap sebagai media yang penting untuk bersosialisasi. Bermain juga membantu anak dalam menjalin hubungan sosial, mengembangkan kognisi, bahasa, dan motorik kasar dan halus. Anak menggunkan gerakan dan kemampuan fisiknya, melatih kreativitas, dan mengasah kemampuannya untuk menyelesaikan masalah dengan menghadapi berbagai permainan (Mulyani,2016:52). Sedangkan menurut Nugroho yang dikutip dari Mulyani (2016:55), banyak sekali nilai pendidikan yang terkandung dalam gerak permainannya atau dalam tembang. Maka nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional, adalah sebagai berikut: 1. Nilai Demokrasi Nilai demokrasi dalam permainan anak tradisional sebenarnya telah diajukan oleh anak-anak sebeum mereka memulai bermain. Terbukti, dengan cara memilih dan menentukkan jenis permainan, harus mengikuti tata tertib atau aturan yang disepakati. 2. Nilai Pendidikan Permainan tradisional baik untuk pendidikan aspek kejasmanian maupun kerohanian. Misalnya; Sifat displin, etika, kejujuran, dan kemandirian. Nilai kepribadian dengan bermain anak dapat mempunyai kesiapan mental dan kesiapan diri untuk mengatasi sehari-hari. 3. Nilai Kesehatan Aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak merupakan suatu kegiatan yang banyak menggunakan unsur berlari, melompat, kejar-kejaran sehingga otot-otot tubuh dapat bergerak 4. Nilai Persatuan Permainan kelompok dapat dilakukan sebagai permainan yang sangat positif karena masing-masing anggota kelompok harus mempunyai jiwa persatuan dan kesatuan untuk mencapai suatu tujuan yait, kemenangan 5. Nilai Moral Dengan permainan tradisional anak dapat memahami dan mengenal kultur atau budaya bangsa serta pesan-pesan moral yang terkandung didalamnya.
33 E. Pemanfaatan Permainan Tradisional 1. Permainan Tradisional sebagai Media Pembelajaran Permainan tradisional tentu memberikan dampak positif bagi peserta didik dalam mengembangkan kreativitas, kognitif, afektif maupun motorik anak. Contoh permainan tradisional yaitu gobag sodor, engklek,egrang dan sebaginya. Dalam permainan tradisional terdapat aspek-aspek yang ditonjolkan seperti gobag sodor yang menonjolkan kerja sama dan kompetisi (keterampilan sosial) dan juga permainan engklek yang dapat mengembangkan keterampilan motorik dan keseimbangan. Pasaran atau masak-masak merupakan salah satu permainan tradisional yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, terutama pembelajaran model tematik. Permainan ini selain mudah dilaksanakan juga tidak mahal. Rata-rata anak yang tinggal didaerah pedesaan mengenai permainan ini. Dengan menggunakan pembelajaran tematik, permainan ini dapat mencangkup berbagai bidang studi pelajaran. Pelajaran yang dapat diterapkan dalam permainan ini adalah matematika (berhitung), bahasa Indonesia (percakapan, tawar-menawar), IPS (hakikat jual beli), PKN (sopan santun dalam jual beli) , Agama (kejujuran), Penjaskes (motorik), Seni budaya (keterampilan membungkus dan melipat benda), dan berbagai manfaat lainnya. Permainan tradisional mempunyai makna simbolis di balik gerakan, ucapan maupun alat-alat yang digunakan. Pesan-pesan tersebut bermanfaat bagi perkembangan kognitif, emosi dan sosial anak sebagai persiapan atau sarana belajar menuju pada masa dewasa. 2. Permainan Tradisional sebagai Media Pengembangan Otak Kanan Dalam bermain, tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadpan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realitis akan dirinya. Bermain melalui permainan memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah baik disekolah maupun di rumah. 3. Permainan Tradisional sebagai Media Sosialisasi Dalam permainan kelompok, anak akan belajar tentang sosialisasi yang menempatkan dirinya sebagai makhluk sosial. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompo. Ketika anak memainkan peran “baik” atau “jahat”, hal tersebut membuat anak kaya akan pengalaman emosi, anak akan memahami perasaan yang yang terkait dan ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia hadapi. Dengan kegiatan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktikan rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam bernegoisasi, memecahkan masalah atau sekedar bergaul dengan orang disekitarnya.
34 F. Perbedaan Permainan Tradisional dan Permainan Modern Permainan tradisional memiliki begitu banyak manfaat, selain kegembiraan yang didapat oleh para pemain permainan tradisional tersebut, anak bergerak aktif, bermain dengan berkelompok, ada lagu/kawi yang mengiringi permainan tradisional. Permainan dan mainan modern yang bersifat edukatif sebenarnya pun memiliki banyak manfaat untuk anak, tetapi permainan modern memiliki beberapa kelemahan yang dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi generasi penerus. Di bawah ini beberapa sifat permainan modern yang perlu diwaspadai, antara lain: 1. Lebih bersifat individualis Kebanyakan permainan modern dapat dimainkan secara individu, sehingga kurang menstimulasi aspek-aspek perkembangan anak. Dampak permainan modern antara lain anak kurang dapat kesempatan untuk bersosialisasi, kecerdasan sosial anak kurang berkembang, anak lebih sering berteman dengan teman “virtual” seperti dalam permainan game online yang akan menimbulkan anak menjadi egois, pemalu, dan individualis. Keadaan atau sifat-sifat tersebut bisa jadi akan terbawa sampai kelak anak menjadi dewasa. 2. Kurang gerakan Pada permainan modern kebanyakan hanya dimainkan dalam keadaan duduk. Hal ini dapat menyebabkan perkembangan fisik anak kurang terstimulasi pergerakan. Anak menjadi terbatas sehingga tidak sedikit anak menjadi kelebihan berat atau obesitas, serta tubuh anak tidak lentur karena tidak terlatih dalam bergerak. 3. Memerlukan biaya Pada umumnya permainan modern, alat dan bahannya dibuat oleh pabrikan. Anak tidak terlatih juga untuk membuat sendiri mainannya, seperti robot-robotan, play station, mainan bongkar pasang, sehingga untuk bermain dan mendapatkan mainan tersebut diperlukan biaya yang kadang tidak murah. 4. Dapat menimbulkan kecanduaan Permainan-permainan seperti game online, play station, atau game-game lain yang ada di computer pada umumnya dibuat berkelanjutan atau ada level yang harus dimainkan pada tahap berikutnya dari level paling rendah hingga pada level tertinggi. Hal inilah yang membuat anak menjadi kecanduan karena ada rasa penasaran untuk lanjut ke level berikutnya sehingga terkadang anak melupakan kewajiban yang harus 19 dilakukan seperti belajar, makan, mandi, istirahat, tidur dan bersosialisasi. Keinginan anak untuk memenangkan pertandingan pada tiap levelnya juga membuat anak merasa tegang dan tertekan. Emosi anak menjadi tidak stabil sehingga bermain tidak lagi menyenangkan. 5. Banyak yang memerlukan keahlian khusus Permainan modern memerlukan keahlian dan latihan khusus yang harus dipelajari anak saat memainkan permainan modern. Hal ini mendorong anak untuk terus menerus berusaha untuk lebih mahir dan terampil dibandingkan teman-temannya. Keinginan bersaing
35 yang berlebihan membuat kegembiraan, spontanitas, dan kebersamaan yang mereka rasakan menjadi berkurang, bahkan bisa hilang. Padahal dalam bermain, hal tersebut semestinya selalu terjaga. 6. Diperlukan pendampingan orang dewasa Banyak permainan modern yang pada saat bermain perlu pendampingan orang tua/orang dewasa dalam memainkannya seperti aplikasi permainan dan game-game yang ada di gadget karena tidak semua permainan itu cocok untuk usia anak. Hal ini untuk memastikan permainan tersebut baik untuk anak. Fungsi pendampingan dari Orang tua/orang dewasa yaitu untuk memfilter/menyaringnya. Ditambahkan lagi ada efek yang kurang baik dari permainan modern (game). Seperti yang sampaikan oleh Dr. Akio Mori, Profesor Bedah Saraf di Universitas Nihon Tokyo College of Humaniora, dalam buku "Game-nou-no-kyofu" (Teror Game Brain), menulis hasil penelitiannya tentang efek game bagi anak. Kesimpulannya, kecanduan game dapat menurunkan aktivitas gelombang otak depan (pengendali emosi dan agresivitas). Sehingga anak menjadi mudah marah, mood cepat berubah, dan sulit konsentrasi. Bukankah ini yang dialami anak-anak kita? Dr. Mori juga menambahkan, game tiga dimensi yang menampilkan animasi berputar dan gerakan cepat, memengaruhi fokus pergerakan mata dan saraf otak. Bermain game terlalu lama dapat menyebabkan pusing dan bahkan pingsan.
36 DAFTAR PUSTAKA Rahmilawati Eka. 2010. Bermain Asyik Permainan Tradisional, Jakarta: PT Multi Kreasi Satudelapam. Widya Rika,dkk. 2022. Permainan Tradisional Berbasis Multimedia, Yogyakarta: Jejak Pustaka. Yani Huri,dkk. 2018. Permainan Tradisional Anak Negeri, Jakarta: Redaksi Balai Pustaka. Utomo, Ismail Murniyanti. 2019. Permainan Tradisional Media Stimulasi dan Intervensi AUDBK, Banjarbaru: PJ JPOK FKIP ULM Press. Yulita Rizky. 2017. Permainan Tradisional Anak Nusantara, Jakarta Timur: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
37