The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by pss.genius.bestari.sksb2, 2021-10-04 03:33:09

ALADIN DENGAN LAMPU AJAIB

ALADIN DENGAN LAMPU AJAIB

Keywords: ALADIN

ALADIN DENGAN
LAMPU AJAIB

Dahulu kala, di kota Mesir, seorang
Ibu tinggal dengan anak laki-
lakinya yang bernama Aladin.

Suatu hari datanglah seorang laki-
laki mendekati Aladin yang sedang

bermain.
Kemudian laki-laki itu mengakui
Aladin sebagai saudaranya. Laki-
laki itu mengajak Aladin pergi ke
luar kota dengan izin ibu Aladin

untuk membantunya.

Jalan yang ditempuh sangat jauh.
Aladin mengeluh keletihan kepada

bapa saudaranya tetapi ia
dimarah dan disuruh untuk mencari

kayu api, kalau tidak mau Aladin
akan dihukumnya.

Aladin akhirnya sedar bahwa laki-laki
itu mungkin bukan bapa saudaranya

melainkan seorang penyihir.

Laki-laki penyihir itu kemudian
menyalakan api dengan kayu api
dan mulai mengucapkan mantera.

“Kraak…” tiba-tiba tanah menjadi
berlubang seperti gua. Di dalam
lubang gua terdapat tangga yang
menuju ke dasar gua. “Ayuh turun!
Ambilkan aku lampu antik di dasar

gua itu”, seru si penyihir.

“Tidak, aku takut turun ke sana”,
jawab Aladin. Penyihir itu kemudian

mengeluarkan sebatang lilin dan
memberikannya kepada Aladin.

“Ini adalah lilin, lilin ini akan
memberi penerangan di dalam”

kata si penyihir.

Akhirnya Aladin menuruni tangga itu
dengan perasaan takut. Setelah
sampai di dasar ia menemukan
pohon-pohon berbuah permata.

Setelah permata dan lampu yang ada
di situ dibawanya, ia segera menaiki
tangga kembali. Tetapi, pintu lubang
sudah tertutup sebahagian. “Cepat
berikan lampunya !”, seru penyihir.

“Tidak ! Lampu ini akan kuberikan
setelah aku keluar”, jawab Aladin.
Setelah berdebat, si penyihir menjadi
tidak sabar dan akhirnya “Brak!” pintu
lubang ditutup oleh si penyihir lalu
meninggalkan Aladin terkurung di

dalam lubang bawah tanah.

Aladin menjadi sedih, dan duduk

termenung.

“Aku lapar, Aku ingin bertemu ibu, Tuhan,
tolonglah aku !”, ucap Aladin. Aladin
merapatkan kedua tangannya untuk

memegangi dan mengusap lampunya.

Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi merah
dan asap bergumpal. Bersamaan

dengan itu muncul seekor raksasa. Aladin
sangat ketakutan.

“Maafkan saya, karena telah
mengejutkan Tuan”, saya adalah jin
lampu kata raksasa itu. “Oh, kalau begitu
bawalah aku pulang ke rumah.” “Baik
Tuan, naiklah ke atasku, kita akan segera

pergi dari sini”, ujar jin lampu.

Dalam waktu singkat, Aladin sudah
sampai di depan rumahnya. “Kalau tuan

memerlukan saya panggillah dengan
menggosok lampu itu.”

Aladin kemudian menceritakan semua
hal yang dialaminya kepada ibunya.
“ooo ternyata penyihir itu menginginkan
lampu ini kerana ada jinnya”, kata Ibu
sambil memegangi lampu itu. setelah
bercerita banyak Aladin dan ibunya

merasa lapar.

Lalu Aladin pun menggosok-gosok
lampu itu,dan “Syut !” Tiba-tiba asap
bergumpal dan muncul seekor raksasa

jin lampu.

“Sebutkanlah perintah tuan”, kata si jin
lampu. Aladin yang sudah pernah
mengalami hal seperti ini memberi

perintah,”kami lapar, tolong siapkan
makanan untuk kami”.

Dalam waktu singkat jin Lampu
membawa makanan yang lazat-lazat

kemudian mempersilakan mereka
makan. “Jika ada yang diinginkan lagi,
panggil saja saya dengan menggosok

lampu itu”, kata si jin lampu.

Hari , bulan, tahun pun berganti, Aladin
hidup bahagia dengan ibunya. Aladin
sekarang sudah menjadi seorang pemuda.

Suatu hari seorang Puteri Raja lalu di
depan rumahnya. Ia sangat terpesona
dan merasa jatuh cinta kepada Puteri

Cantik itu.

Aladin lalu menceritakan keinginannya
kepada ibunya untuk memperisteri puteri

raja.

Akhirnya, ibu Aladin pun punya idea,

lalu berkata kepada Aladin “tenang
nak Ibu akan mengusahakannya”.

Ibu pergi ke istana raja dengan membawa
permata-permata kepunyaan Aladin.

“Tuanku, ini adalah hadiah untuk tuanku
dari anak laki-lakiku.

” Raja amat senang. “Wah…, anakmu
pasti seorang putera yang tampan, besok
aku akan datang ke Istana kalian dengan

membawa puteriku”.

Setelah tiba di rumah Aladin dan
ibunya segera menggosok lampu

dan meminta jin lampu untuk
membawakan sebuah istana.

Aladin dan ibunya menunggu di
atas bukit. Tak lama kemudian jin

lampu datang dengan istana
besar di belakangnya.

“Tuan, ini istananya”. Esok hari
Sang Raja dan puterinya datang
berkunjung ke Istana Aladin yang

sangat besar.

“Maukah engkau menjadikan
anakku sebagai isterimu ?”,

Tanya sang Raja. Aladin sangat
gembira mendengarnya. Lalu
mereka berdua melaksanakan

pesta pernikahan.

Nun jauh di sana, si penyihir
ternyata melihat semua kejadian itu

melalui bola kristalnya.

Ia lalu pergi ke tempat Aladin dan
pura-pura menjadi seorang penjual

lampu di depan Istana Aladin. Ia
berteriak-teriak, “tukarkan lampu
lama anda dengan lampu baru !”.

Sang permaisuri yang melihat
lampu ajaib Aladin yang usang
segera keluar dan menukarkannya

dengan lampu baru.

Segera si penyihir menggosok lampu
itu dan memerintahkan jin lampu

membawa istana beserta isinya dan
isteri Aladin ke rumahnya.

Ketika Aladin pulang, ia sangat
terkejut. Lalu Aladin pun mencari isteri
dan istananya,setelah lama mencari
akhirnya Aladin menemukan istananya

yang di bawa oleh penyihir.

Sesampainya di Istana, Aladin
menyelinap masuk mencari kamar

tempat sang Puteri dikurung.

“Penyihir itu sedang tidur kerana
banyak makan”, ujar sang Putri. “Baik,

jangan kuatir aku akan mengambil
kembali lampu ajaib itu, kita nanti

akan menang”, jawab Aladin.

Aladin mengendap mendekati
penyihir yang sedang tidur. Ternyata
lampu ajaib terkeluar dari poketnya.

Aladin kemudian mengambilnya
dan segera menggosoknya.

“Singkirkan penjahat ini”, seru
Aladin kepada jin lampu. Penyihir
terbangun, lalu menyerang Aladin.

Tetapi jin lampu langsung
menyerang penyihir itu hingga

keluar jauh dari istana.

“Terima kasih jin lampu, bawalah
kami dan Istana ini kembali ke

Mesir”. Sesampainya di mesir. Aladin
hidup bahagia. Ia mempergunakan
sihir dari jin lampu untuk membantu
orang-orang miskin dan kesusahan.

Pesan moral : jadilah orang yang
baik dan saling menolong orang-
orang yang membutuhkan, agar
tercipta kehidupan yang rukun
dan damai.


Click to View FlipBook Version