The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Topik 2 Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Indonesia Kelompok

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nsalimah16, 2024-01-20 04:11:05

Topik 2 Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Indonesia Kelompok

Topik 2 Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Indonesia Kelompok

T u g a s K e l o mp o k Ruang Kolaborasi laborasi


Anggota Kelompok DITA AIDANA RITONGA LISA ANGGIA LUBIS NAOMI PAKPAHAN NUR SALIMAH SIREGAR DITA AIDANA RITONGA LISA ANGGIA LUBIS NAOMI PAKPAHAN NUR SALIMAH SIREGAR


TOPIK DISKUSI Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah anda yang sejalan dengan pemikiran KHD? 1. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota Masyarakat pada konteks lokal sosialbudaya di daerah anda? 2. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid dikelas atau sekolah anda sesuai dengan konteks lokal budaya di daerah anda 3. Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah anda yang sejalan dengan pemikiran KHD? 1. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota Masyarakat pada konteks lokal sosialbudaya di daerah anda? 2. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid dikelas atau sekolah anda sesuai dengan konteks lokal budaya di daerah anda 3.


1) Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah anda yang sejalan dengan pemikiran KHD?


Di sekolah taman siswa yang didirakan oleh KHD, antara pendidikan dan permainan tidak dapat dipisahkan. Ditaman siswa permainan tradisional jawa merupakan bagian dari pembelajaran seperti: sumbar, gateng, dan unclang yang mendidik anak agar seksama, cekatan, dan menjernihkan penglihatan. Ada juga permainan seperti dafon, cublakcublak suweng, dan kubuk yang mendidik anak tentang pengertian perhitungan dan perkiraan. Selain itu, permainan gobak, terembung, raton, cugeritan, obrog, panahan sijamuran, jelungan, yang bersifat olahraga akan mendidik anak dalam hal: kekuatan dan Kesehatan badan, kecekatan dan keberanian, dan ketajaman dalam penglihatan. Ada juga permainan seperti: mengutas bunga (ngeronce), menyulam daun pinang atau janur, atau membuat tikar, dan pekerjaan anak lainnya yang dapat menjadikan mereka memiliki sikap tertib dan teratur


Nah, di Masyarakat batak juga ada filsafah sosio-kultural yang sudah melekat pada hidup orang batak sejak lahir yakni 1) falsafah dalihan natolu (manat mardongan tubu, somba marhula-hula, dan elek marboru), 2) tor-tor (berbagai macam jenis), 3) marsialap ari, 4) marhutissa, 5) falsafah hidup anakhonhi do hamoraon di au. Hubungannya dengan pemikiran ki hajar dewantara dapat kita lihat seperti bagan berikut:


1) Dalihan natolu A) Manat mardongan tubu Manat mardongan tubuh artinya Masyarakat batak dituntut agar selalu menjalin hubungan baik kepada orang yang Bersatu marga dengannya dan tetap menjaga tutur kata yang baik (sopan santun) karena mereka adalah satu garis keturunan dan wajib saling mendukung dalam setiap ada suka dan duka dimanapun dan kapanpun (mengajarkan tentang budaya berkolaborasi dan menjalin gotong royong) B) Somba marhula-hula Somba marhula-hula artinya setiap orang batak wajib hukumnya menghargai dan menghormati garis turunan dari istrinya, dan saudara iparnya karena mereka dianggap sebagai perwakilan atau tuhan dimuka bumi ini karena hula hula dalam adat batak selalu memberikan berkat lewat doadoa meraekameraeka gk


2) Tor-Tor Dalam Masyarakat batak tor-tor merupakan tarian dan sarat dengan makna.Jenis tor-tor yang dipersembahkan serta di gerakkan dan music yang mengiringi juga disesuaikan dengan situasi dan kejadiannya. Misalnya tor-tor menyambut tamu yang dimuliakan beda dengan tortor sukacita(pesta) dan tor-tor ketika dukacita. Tor-tor melambangkan kerendahan hati (saat gerakan marsomba), keceriaan hati (mangurdot atau mangembas) juga melambangkan kegembiraan hati (martumba). Tor-tor juga sangat sesuai dengan pemikiran KHD karena melalui tor-tor siswa dapat diajarkan keterampilan psikomotorik dna ketangkasan atau kecerdasan emosionalnya. Melalui tor-tor juga bisa melatih anak menjadi orang yang rendah hati dan memiliki nilai seni yang tinggi.


3) Marsialap ari Marsialap ari (gotong royong) adalah budaya batak yang mengajarkanagar tetap setiap kelompok sosial baik kelompok kecil atau besar untuksaling tolong menolong tanpa pamrih. Karena dengan bergotong royongpekerjaan sebanyak apapun akan dapat diselesaikan dengan cepat. Budayamarsialap ari ini masih terlihat saat kelompok sosial tertentu mengadakanpesta, dan setiap kerabat dan tetangga wajib saling memberikan tenagadan waktu bahkan materi sesuai dengan perannya masing-masing. Jugasaat gotong royong, warga masih memperlihatkan budaya marsialap ari inihingga sekarang Marsialap ari ini sayingnya sudah mulai redup di beberapadaerah yang ada di tanah batak ini. Nah, budaya inilah yang akan kitateruskan dalam keluarga,sekolah, desa, hingga negara kita dari sabangsampai Merauke. Marsialap ari ini sangat sesuai dengan pemikiran KHD yakniagar selalu bergotong royong.


4) Marhutissa Marhutissa adalah warisan leluhur suku batak turun temurun hingaagenerasi sekarang. Marhutissa ini mengajarkan kita bahwa melaluipermainan ini kita diajarkan bahwa pengetahuan itu sangat pentingsekali agar kita dapat berperan dalam kehidupan sosial masyarakat.Dalam permainan ini seseorang akan memberikan tebakan kata padabagi orang lain, dan orang lain tersebut akan menjawab. Setiaporang akan bergantian dalam memberikan pertanyaan dan jawaban.Permainan ini sangat sesuai dengan pemikiran ki hadjar dewantarayaitu pendidik dan permainan itu tidak dapat dipisahkan.Kontekstualnya disekolah dapat dilakukan oleh guru melalui permainanteka-teki silang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.


5) Prinsip hidup β€œ Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au ” Bagi orang batak harta dan kekayaan itu tidak ada gunanya apabilaanak nya tidak bersekolah setinggi-tinnginya. Orang batak relabekerja keras banting tulang asalkan anak-anaknya harusbersekolah dengan baik dan mampu meraih gelar sarjana. Bahkanprinsip orangtua, anak nya harus bersekolah lebih tinggi dari padaorang tua nya. Tentu saja prinsip ini sangat sesuai dengan pemikiranKHD saat beliau berjuang mendirikan taman siswa ditengah-tengahpenjajahan bangsa Eropa. Prinsip ini sangat terlihat dari rata-ratasuku batak yang memiliki anak sangat jarang tidak bersekolah. Hal inijuga mengajarkan rasa tanggung jawab sesuai dengan pemikiranKHD.


2) Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan dengan nilai luhu kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?


Pemikiran KHD dapat dikontektualkan sesuai dengannilai-nilai luhur kearifan budaya di daerah tapanuliutara seperti : Dalihan Natolu, Tortor, Marsialap Ari,Marhutissa dan prinsip anakkon hi do hamoraon di ausemuanya sangat relevan menjadi penguatan karaktermurid sebagai individu sekaligus sebagai anggotamasyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerahkami sebagaimana sudah di bahas pada topik 1.


3) Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah anda yang dapat diterapkan.


KESEPATAKAN KKELOMPOK MENGENAI TOPIK 3. Satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan lakumurid di kelas atau sekolah sesuai dengan konteks lokalsosial budaya di daerah Tapanuli Utara yang dapatditerapkan yaitu budaya β€œ Marsialap Ari” Noted: semua falsafah masyarakat batak sangatsesuai dengan konteks pemikiran KHD


K a s i h T e r i m a


Click to View FlipBook Version