The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

BUKU ANTOLOGI - SEKOLAH SEBAGAI RUMAH YANG MENYENANGKAN
TAHUN 2021

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by arie.tiyawarman, 2022-06-09 23:22:35

BUKU ANTOLOGI - SEKOLAH SEBAGAI RUMAH YANG MENYENANGKAN

BUKU ANTOLOGI - SEKOLAH SEBAGAI RUMAH YANG MENYENANGKAN
TAHUN 2021

JUDUL : CERITA INSPIRASI GURU
PENULIS : PESERTA WORKSHOP PEKAN RAYA IT DAN NON IT KE-1
KOTA SINGKAWANG HEBAT

SINOPSIS
Guru adalah ujung tombak generasi penerus bangsa. Sepak terjang mereka
menjadi inspirasi bagi siapa saja yang ingin menjadi sosok berguna dan sukses
dikemudian hari. Sebab tak satupun kesuksesan seseorang tanpa kontribusi guru di
dalamnya.
Buku ini merupakan salah satu upaya kami untuk turut serta dalam upaya
meningkatkan kualitas guru dengan cara saling memberikan pencerahan dan berbagi
pengalaman antar sesama guru. Buku ini juga memuat berbagai macam inovasi mulai
dari strategi pembelajaran, penggunaan model dan media pembelajaran yang
diciptakan guru untuk melaksanakan pembelajaran yang bermakna dan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
Tercapainya tujuan pembelajaran tidak terlepas dari keberhasilan seorang guru
dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif sehingga
disukai peserta didik. Berbagai model, media dan metode juga sudah diterapkan dalam
menjalankan profesinya. Pengalaman berharga tersebut akan sangat berarti dan
bermanfaat bila dibagikan kepada guru-guru lain sehingga bisa mereka terapkan di
sekolah masing-masing. Untuk itulah kami melakukan kolaborasi dan berbagi dengan
para guru agar harapannya bisa tumbuh bersama.
Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi pemacu semangat
rekan guru untuk terus bergerak dan tetap berjuang dalam menciptakan generasi
unggul masa depan.

KATA PENGANTAR

Ruahan syukur kepada Sang Maha Sastra Kami sembahkan karena Ialah yang
telah mengisi ghirah dan kekuatan. Dia yang menebarkan ujian, lalu menyemaikan
hikmah dari tiap sari patinya. Sehingga Para Guru Kota Singkawang Hebat bisa
menyelesaikan Buku Antologi ini yang berjudul “Cerita Inspirasi Guru“.
Alhamdulillah, akhirnya tulisan ini mampu kami rampungkan dan sampaikan ke
tangan pembaca yang budiman.

Tentu tidak sendiri dalam menyelesaikan karya ini. Banyak pihak yang
membantu membangunkan semangat kami, memberikan masukan saat kami
kehabisan energi, memberikan asupan kisah saat ide kami mulai mengering, untuk
mereka, ucapan terima kasih ini tidak akan cukup adanya.

Tak ada kata berhenti untuk belajar, bahkan bagi seorang guru sekalipun,
belajar menjadi kewajiban yang tak boleh ditinggalkan. Belajar harus dimaknai dalam
pengertian seluas-luasnya, termasuk belajar dari sesama guru.

Zaman kekinian sudah tak elok lagi saling sikut atau melakukan persaingan
tidak sehat. Saat ini adalah zaman kolaborasi, memadukan kompetensi dan potensi
dari berbagai pihak untuk mencapai kemaslahatan bersama. Dengan spirit itu pula,
Disdikbud Kota Singkawang menggandeng berbagai pihak untuk melaksanakan
program-program demi peningkatan kompetensi guru. Program tersebut dikemas
dalam kegiatan workshop dan penerbitan, sehingga didapatlah output konkret berupa
media pembelajaran baik itu yang berbasis IT maupun yang berbasis Non IT juga
nantinya media tersebut dijadikan sebuah karya buku dari para pesertanya.

Akhir kata, terima kasih kami ucapkan kepada segenap Tim SAGUSAKU IGI
dan JSDI Kota Singkawang, mulai dari Narasumber, panitia dan teman-teman peserta
lainnya yang ikut menyukseskan agenda “Pekan Raya IT dan Non IT Ke-1 Kota
Singkawang Hebat” serta editor, layouter dan semua yang terlibat dalam penerbitan
karya ini. Semoga buku ini bermakna bagi pembaca, juga harapannya menjadi
dorongan dan pemacu semangat rekan guru untuk tetap bergerak dan berjuang dalam
menciptakan generasi unggul masa depan.
Selamat membaca!

Singkawang, November 2021
Tim SAGUSAKU IGI dan JSDI Kota Singkawang

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................................................1
1. BIG BOOK ( Yuli Evawani & Profil Penulis ) ..........................................................5
2. PEMBELAJARAN MENYENANGKAN MENGGUNAKAN

MEDIA PUZZLE ( Yesi ) .......................................................................................12
3. MOTIVASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MENYENANGKAN

( Hero Fernando & Profil Penulis ) ...........................................................................17
4. SISWA SENANG, GURU BAHAGIA ( Arnold Jacobus & Profil Penulis ) .........24
5. PEMBELAJARAN MENYENANGKAN MENGGUNAKAN

BERBAGAI KONTEN DI GOOGLE ( Dinarti ) ..................................................34
6. PAPAN MUSI ( MULTIFUNGSI ) ( Inta Ariningsih & Profil Penulis )...............38
7. KISAHKU DAN PEMBELAJARAN MENYENANGKAN

( Yuniarti & Profil Penulis ) ......................................................................................45
8. BELAJAR SAMBIL BERMAIN ( Septi Maulini )................................................50
9. LANGKAH AWAL JADI PNS ( Gustriadi )..........................................................54
10. TAK KENAL MAKA TAK SAYANG, KARENA

BAHAGIA ITU SEDERHANA ( Kartina & Profil Penulis ) .................................64
11. PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DENGAN

ACTIVITY-BASED LEARNING (Ana Sulistiyana & Profil Penulis ) .................71
12. MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN

( Lili Zunarsih )..........................................................................................................79
13. PEMBELAJARAN BK YANG MENYENANGKAN ( Sarmita )........................88
14. TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

YANG MENYENANGKAN ( Tri Hastuti Mustikasari )........................................93
15. PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN DENGAN

BASIC PENDEKATAN CINTA KASIH DAN
CARA INTERAKSI FEEDBACK ( Risa Oktalina & Profil Penulis ) ..................96
16. SISWA MEMBUTUHKAN GURU YANG BAHAGIA ( Izhar ) ......................100
17. PEMBELAJARAN DI TEPIAN SUNGAI YANG MENYENANGKAN
( Carsan & Profil Penulis ) ......................................................................................104

18. PEMBELAJARAN MENYENANGKAN ( Desi Haryanti & Profil Penulis ) ....110
19. PENGALAMANKU ( Tri Haryani & Profil Penulis )...........................................116
20. GURU MEMESONA DALAM PEMBELAJARAN MENYENANGKAN

( Sunarti dan Profil Penulis ) ...................................................................................121
21. PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DENGAN

VIDEO PEMBELAJARAN ( Fitriyanti Mareti & Profil Penulis ).......................126
22. BERMAIN SAMBIL BELAJAR ( Zamilah & Profil Penulis ) .......................... 131
23. PEMBELAJARAN FPB DAN KPK DENGAN METODE SISIR

( Nerianty & Profil Penulis )................................................................................... 136
24. MEDIA KECILKU RUKUN IMAN ( Herlinda & Profil Penulis ) .....................142
25. BUAT SISWA KREATIF DENGAN CANVA ( Tri Macoalo )......................... 149
26. PERJALANAN PENDIDIK ( Agung Rosyadi & Profil Penulis ) .......................152
27. SEKOLAH SEBAGAI RUMAH YANG MENYENANGKAN

( Arie Tiyawarman dan Profil Penulis )...................................................................155
28. MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MASA PANDEMI COVID-19

( Harvina )................................................................................................................163
29. PEJUANG MEMBACA, MENULIS, DAN BERHITUNG ( Linda Budiarti )..171
30. SEKOLAH MENYENANGKAN ( Jena Sentiana & Profil Penulis ) ..................176
31. ASYIKNYA PRAKTIKUM KIMIA PEMBUATAN ES KRIM

( Syahbani & Profil Penulis )...................................................................................181
32. MENGHADIRKAN PEMBELAJARAN MENYENANGKAN

DI MASA PANDEMI COVID-19 ( Sandra Widayanti & Profil Penulis )...........187
33. KEBAHAGIAANKU TUMBUH BERSAMA MEREKA

( Junny Iwastie & Profil Penulis ) ...........................................................................196
34. GAMES ( BELAJAR SAMBIL BERMAIN )

( Winda Apriyana & Profil Penulis ) .......................................................................202
35. BELAJAR DARI ALAM ( Fitri & Profil Penulis )...............................................207
36. GALI POTENSI DENGAN MAHKOTA MOTIVASI

( Nastiti Hariyanti & Profil Penulis ).......................................................................212
37. PEMBELAJARAN MENYENANGKAN ( Sri Sartika & Profil Penulis )..........216
38. MANFAAT SAMPAH ( Eva Monalisa & Profil Penulis )....................................222

39. LIVEWORKSHEET, SOLUSI BELAJAR LEWAT INTERNET
( Nur Widya Ichsani & Profil Penulis ) .................................................................. 231

40. CARA BELAJAR LEBIH MENYENANGKAN ( Rizal & Profil Penulis ).......239
41. MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA ( Zubaidi & Profil Penulis ) ..245
42. SEKOLAH MENYENANGKAN ITU… ( Ade Kurnia dan Profil Penulis ).......250
43. DARI SEBUAH DUSUN DI UJUNG NEGERI

( Sri Mantalia & Profil Menulis ) ............................................................................252
44. PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN

( Rizka Ramadhayanti & Profil Penulis ) ................................................................255
45. PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DENGAN

PRAKTIK LANGSUNG ( Dyah Handayani & Profil Penulis ) ...........................259
46. GURU MENYENANGKAN ( Eko Kaswali dan Profil Penulis ) .........................269

SEKOLAH SEBAGAI RUMAH YANG MENYENANGKAN
Oleh : Arie Tiyawarman, S. Pd.

Perkenalkan nama saya Arie Tiyawarman. Saya ditugaskan di SD Negeri 74
Singkawang, beralamat di Jalan Gambir, Kelurahan Mayasopa, Kecamatan Singkawang
Timur, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat. Sengaja aku tuliskan agak
lengkap alamat sekolahku, agar teman-teman guru mengetahui dengan jelas lokasi
tempat saya mengajar. hehe

Sekolah merupakan tempat yang setiap hari dikunjungi oleh guru dan peserta
didik, di luar hari libur. Menjadikan sekolah sebagai rumah kedua adalah upaya
membuat suasana sekolah senyaman mungkin sehingga semua warga sekolah semakin
betah, nyaman, dan tenang berada di sekolah dan menjalankan segala kewajiban dengan
baik. Dengan menjadikan sekolah sebagai rumah kedua juga bisa membuat semua
warga sekolah memberikan perhatiannya secara penuh kepada sekolah sebagai wujud
kepedulian dan rasa tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan.

Baru-baru ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang
mensosialisasikan tentang Program Gerakan Sekolah Menyenangkan. Kami menyambut
dengan antusias program tersebut dan sangat mendukung. Program ini seakan memberi
warna kembali terhadap kelesuan pendidikan di Masa Pendemi ini. Program tersebut
juga sejalan dengan tugas guru, yaitu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
Jadi, jika sekolah atau kelas sudah menyenangkan, apalagi ditambah pembelajaran yang
menyenangkan, kemakmuran pendidikan akan tercapai.

Terkait Gerakan Sekolah Menyenangkan merupakan gerakan akar rumput yang
mempromosikan dan membangun kesadaran guru, kepala sekolah, orang tua, dan
pemangku kebijakan pendidikan untuk membangun ekosistem sekolah sebagai tempat
yang menyenangkan untuk belajar ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup agar
peserta didik menjadi pembelajar yang adaptif, mandiri, tangkas, dan cepat menghadapi
perubahan dunia yang sangat cepat dan tak menentu.

Dalam konteks pembelajaran menyenangkan, peserta didik lebih diarahkan
untuk memiliki motivasi tinggi dalam belajar dengan menciptakan situasi yang
menyenangkan dan menggembirakan. Pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila
di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik,

bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah,
lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira, konsentrasi tinggi.
Sementara sebaliknya pembelajaran menjadi tidak menyenangkan apabila suasana
tertekan, perasaan terancam, perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya, tidak
bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan, suasana pembelajaran monoton,
pembelajaran tidak menarik peserta didik.

Tentu saja konsentrasi yang tinggi tidak akan terwujud jika kondisi kelas tidak
nyaman. Oleh karena itu pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar peserta
didik mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya.
Lingkungan belajar yang demokratis memberi kebebasan kepada peserta didik untuk
melakukan pilihan-pilihan tindakan belajar dan akan mendorong anak untuk terlibat
secara fisik, emosional dan mental dalam proses belajar, sehingga akan dapat
memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif.

Demikian pula sebaliknya, prakarsa peserta didik untuk belajar akan mati bila
kepadanya dihadapkan pada berbagai macam aturan yang tak ada kaitannya dengan
belajar. Banyaknya aturan yang sering kali dibuat oleh pengajar dan harus ditaati oleh
peserta didik akan menyebabkan peserta didik selalu diliputi rasa takut. Lebih jauh lagi,
peserta didik akan kehilangan kebebasan berbuat dan melakukan kontrol diri. Apa yang
terjadi bila peserta didik selalu dikuasai oleh rasa takut. peserta didik akan
mengembangkan pertahanan diri ( defence mechanism ), sehingga yang dipelajari
bukanlah pesan-pesan pembelajaran, melainkan cara-cara untuk mempertahankan diri
mengatasi rasa takut. Peserta didik demikian tidak akan mengalami pertumbuhan dalam
belajar ( growth in learning ), dan akan selalu menyembunyikan ketidakmampuannya.

Selama ini sebagian guru atau sekolah masih terperangkap dalam tradisi yang
mengurung kreatifitas peserta didik. Seperti kebiasaan yang selalu dilakukan oleh suatu
sekolah ketika guru masuk kelas, dimana ketua kelas memberikan aba-aba dengan kata-
kata DUDUK YANG RAPI, TANGAN DI MEJA, MULUT DIKUNCI. Memang
sepintas kebiasaan tersebut terlihat baik karena suasana kelas menjadi hening dan tidak
gaduh, tetapi suasana tersebut mempengaruhi keleluasaan peserta didik dalam
berekspresi dan mengemukakan pendapat. Peserta didik menjadi takut dan lebih banyak
menerima dari guru ketimbang aktif mencari. Para guru merasa sukses mengajar jika

para peserta didiknya memperhatikan dengan seksama penjelasan sang guru, serius, dan
tidak ngobrol. Tapi apa seperti itu proses pembelajaran yang sesungguhnya ?

Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, beberapa hal
yang harus dilakukan oleh guru antara lain :
1. Menyapa Peserta Didik dengan Ramah dan Bersemangat

Menciptakan awal yang berkesan adalah penting karena akan mempengaruhi
proses selanjutnya. Jika awalnya baik, menarik, dan memikat, maka proses
pembelajaran akan lebih hidup dan menggairahkan. Oleh karena itu selalu awali
kegiatan pembelajaran dengan memberikan sapaan hangat kepada peserta didik,
misalnya “anak-anak senang bertemu kalian hari ini, kalian adalah anak-anak bapak
atau/ibu yang hebat”. Karena sapaan hangat dan raut wajah cerah memantulkan
energi positif yang dapat mempengaruhi semangat para peserta didik. Kita dapat
bayangkan jika seorang guru ketika memulai pembelajaran dengan raut muka ruwet,
tidak senyum, penampilan kusut, tentu saja suasana kelas menjadi menegangkan dan
menakutkan.
2. Menciptakan Suasana Rileks

Ciptakanlah lingkungan yang rileks, yaitu dengan menciptakan lingkungan
yang nyaman. Oleh karena itu aturlah posisi tempat duduk secara berkala sesuai
keinginan peserta didik. Bisa memakai format U, lingkaran, Cevron, dan lain-lain.
Selain itu, ciptakanlah suasana kelas dimana peserta didik tidak takut melakukan
kesalahan. Untuk menanamkan keberanian kepada peserta didik dalam
mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan, katakan kepada peserta didik
jika jawabannya salah, katakan "KAN LAGI BELAJAR". Karena sedang belajar,
maka kesalahan adalah suatu yang lumrah dan tidak berdosa.
3. Memotivasi Peserta Didik

Motivasi adalah sebuah konsep utama dalam banyak teori pembelajaran.
Motivasi ini erat kaitannya dengan dorongan, perhatian, kecemasan, dan umpan
balik/penguatan. Adanya dorongan dalam diri individu untuk belajar bukan hanya
tumbuh dari dirinya secara langsung, tetapi bisa saja karena rangsangan dari luar,
misalnya berupa stimulus model pembelajaran yang menarik memungkinkan respon
yang baik dari diri peserta didik yang akan belajar. Respon yang baik tersebut, akan
berubah menjadi sebuah motivasi yang tumbuh dalam dirinya, sehingga ia merasa

terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran dengan penuh perhatian dan
antusias.

Apabila dalam diri peserta didik telah tumbuh respon, hingga termotivasi
untuk belajar, maka tujuan belajar akan lebih mudah dicapai. Peserta didik yang
antusias dalam proses pembelajaran memiliki kecenderungan berhasil lebih besar
dibanding mereka yang mengikuti proses dengan terpaksa atau asal-asalan.

Kebanyakan pendidik mengajar hanya untuk mengejar target tanpa
memperdulikan pemahaman peserta didik. Padahal belajar adalah suatu bentuk
aktivitas manusia yang memerlukan adanya motivasi untuk mencapai tujuan.
Semakin tinggi motivasi yang didapat peserta didik maka semakin tinggi pula
keberhasilan yang akan dicapai.
4. Menggunakan Ice Breaking

Dalam pelajaran terkadang kita melihat timbulnya suasana yang kurang
mendukung hingga menyebabkan tidak tercapainya tujuan dari pembelajaran.
Suasana yang dimaksud adalah kaku, dingin, atau beku sehingga pembelajaran saat
itu menjadi kurang nyaman.

Ice Breaking berguna untuk menaikkan kembali derajat perhatian peserta
didik. Hal ini perlu dilakukan oleh guru karena berdasarkan hasil penelitian, rata-
rata setiap orang untuk dapat berkonsentrasi pada satu fokus tertentu hanyalah
sekitar 15 menit. Setelah itu konsentrasi seseorang sudah tidak lagi dapat
memusatkan perhatian. Seorang guru harus peka ketika melihat gejala yang
menunjukkan bahwa peserta didik sudah tidak dapat konsentrasi lagi. Dengan
melakukan Ice Breaking harapannya peserta didik menjadi segar dan konsentrasi
kembali. Ice Breaking bisa berupa yel -yel, tepuk tangan, menyanyi, gerak dan lagu,
gerak anggota badan, dan games.
5. Menggunakan Metode yang Variatif

Individu adalah makhluk yang unik memiliki kecenderungan, kecerdasan,
dan gaya belajar yang berbeda-beda. Paling tidak ada 4 gaya belajar peserta didik
seperti yang diungkapkan oleh Howard Gardner yaitu Auditory, Visual, Reading dan
Kinesthetic. Guru perlu menyadari bahwa peserta didik dalam satu kelas memiliki
gaya belajar yang berbeda-beda. Jika metode pembelajaran mengasyikkan, peserta
didik akan ketagihan belajar. Begitu pula jika bahan belajar menarik, peserta didik

akan jatuh cinta. Peserta didik akan selalu penasaran dan menunggu, kira-kira
pembelajaran apalagi yang akan mereka lakukan besok di sekolah. Peserta didik
akan merasa rugi, jika tidak ke sekolah, karena akan ketinggalan sesuatu yang baru.
Oleh karena itu, untuk mengakomodir semua peserta didik belajar dengan latar
belakang yang berbeda tersebut guru dapat menggunakan metode yang bervariasi
dan inovatif.
6. Memanfaatkan Teknologi

Salah satu cara mengajar yang asyik dan menyenangkan adalah dengan
memanfaatkan teknologi. Jangan beranggapan bahwa teknologi hanya perlu
digunakan saat mengajar online. Baik mengajar online ataupun offline, teknologi
memiliki peranan penting dalam menciptakan suasana belajar yang seru. Saat
mengajar offline, guru dapat memanfaatkan smartboard, projector, atau
menggunakan media-media pembelajaran interaktif yang banyak ditemukan baik
yang gratis maupun berbayar. Pada saat mengajar online, kebutuhan guru untuk
menggandeng teknologi tentu lebih besar. Minimal guru mampu mengoperasikan
laptop atau smartphone saat menyelenggarakan pembelajaran. Berbagai aplikasi
telah berkembang pesat untuk menyediakan penunjang pembelajaran online.
Pertanyaannya adalah apakah Guru sudah familiar dengan teknologi-teknologi
tersebut ? Jika belum, jangan pernah malu untuk belajar dan bertanya.
7. Jangan Kaku

Tidak ada salahnya sekali waktu guru memunculkan sisi humoris. Jika
suasana belajar terlalu tegang, peserta didik tidak akan dapat menikmati proses
pembelajaran. Tidak perlu terlalu pandai melawak sehingga membuat peserta didik
terpingkal-pingkal. Guru cukup menebar senyuman, melontarkan tebak-tebakan,
atau guyonan ringan saja. Sikap yang tidak terlalu kaku di kelas membuat peserta
didik merasa nyaman. Ini juga bermanfaat untuk menyegarkan suasana belajar. Guru
harus jeli membaca situasi kapan harus bersikap santai, dan kapan harus serius.
Lakukan semuanya secara seimbang, maka kelas tidak akan kaku.
8. Tunjukkan Perhatian yang Adil dan Merata

Guru wajib mengusahakan semua peserta didik mendapatkan perhatian.
Kadang kala tanpa sadar kita lebih fokus pada peserta didik yang pintar dan aktif
sehingga melupakan peserta didik yang pendiam. Meskipun tidak disampaikan

secara langsung, peserta didik pasti ingin diperhatikan. Ganti salam menjadi lebih
personal. Jika biasanya hanya dengan “selamat pagi anak-anak! Apa kabarnya hari
ini?” Guru bisa mengganti dengan “Wah, Windy, Vino, Tasya hari ini kalian terlihat
bersemangat. Sarapan apa pagi ini?” Guru juga dapat memanggil nama peserta didik
satu persatu sehingga muncul rasa memiliki satu sama lain.

Inovasi guru perlu terus ditingkatkan untuk mencapai hasil belajar yang lebih
berkualitas. Secara sosial, saat ini interaksi guru dengan peserta didik di kelas seolah
tanpa sekat, begitupun ketika berada di luar kelas. Dulu jarak pendidik dan peserta didik
seolah berjarak dan terasa semakin jauh jika berada di luar kelas, ledakan perubahan ini
jika tidak diantisipasi dengan cermat akan melahirkan budaya belajar yang tak selaras.
Saat ini peserta didik dari berbagai jenjang dapat menemukan apa saja yang ia mau
dengan pendekatan E-Learning. Model ini memiliki intensitas yang tak terbatas dan
seolah dapat menembus dinding sekat ruang kelas dan materi pelajaran. Kita sebagai
pendidik di Era Digital ini butuh usaha yang lebih keras untuk tetap menjalankan tugas
kita sebagai guru dengan tetap mengedepankan karakter siswa. Jangan sampai kemajuan
zaman membuat karakter siswa kita jadi menjadi rendah. Perlu adanya kerja sama yang
baik dan sinergi di antara semua pelaku dan penggerak pendidikan dalam menangani hal
tersebut.

Pelaksanaan pendidikan di Indonesia tentu tidak terlepas dari tujuan pendidikan
di Indonesia, pendidikan Indonesia yang dimaksud ialah pendidikan yang dilakukan
untuk kepentingan bangsa Indonesia. Pendidikan yang mengarah pada pendekatan
efektif yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah,
menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan
demikian, pendidik dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar
pembelajaran tersebut dapat berguna bagi peserta didik di masa depan kelak.

Pendidikan di sekolah sudah selayaknya difokuskan pada pembentukan perilaku-
perilaku peserta didik. Menjadi tugas utama kita sebagai pendidik untuk menjadikan
sekolah sebagai rumah kedua bagi peserta didik. Karena itu merupakan kesatuan dari
pendidikan yang holistik. Ilmu dan karakter tidak bisa berkembang secara tunggal,
tetapi harus di dukung lingkungan yang aman, sehat, ramah anak dan melindungi
kebebasan tumbuh kembang anak. Kombinasi antara Gerakan Sekolah Menyenangkan

dan Pembelajaran yang Menyenangkan, pasti banyak memunculkan penanaman nilai-
nilai pendidikan dan karakter, kombinasi yang epic sih, menurut saya.

Tercapainya tujuan pembelajaran tidak terlepas dari keberhasilan seorang guru
dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif sehingga disukai
peserta didik. Berbagai model, media dan metode juga sudah diterapkan dalam
menjalankan profesinya. Pengalaman dan pengetahuan kita sebagai guru harus selalu di
upgrade agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Untuk proses
peningkatan kompetensi guru tersebut, banyak cara yang dapat kita lakukan, misalnya
bergabung dengan organisasi profesi, mengikuti workshop, sharing dan kolaborasi
dengan rekan guru di sekolah lain, dan masih banyak lagi cara yang lain. Dengan
sharing dan kolaborasi guru, selain untuk menambah kekayaan akan ilmu yang
menunjang kompetensi kita sebagai guru, juga menambah relasi sekaligus bahan
refleksi kita agar harapan ke depannya guru-guru bisa tumbuh bersama. Apalagi
sekarang zaman modern ini sudah tak elok lagi rasanya saling sikut atau melakukan
persaingan tidak sehat. Saat ini adalah zaman kolaborasi, bersinergi memadukan
kompetensi dan potensi dari berbagai pihak untuk mencapai kemaslahatan bersama.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi pemacu semangat
rekan guru untuk terus bergerak dan tetap berjuang dalam menciptakan generasi unggul
masa depan.

PROFIL PENULIS

Arie Tiyawarman, berprofesi sebagai Guru Kelas di SD Negeri 74 Singkawang,
Kalimantan Barat. Menjadi ASN Pemerintah Kota Singkawang pada tahun 2019. Suami
dari Nor Fitriani, S.E dan Ayah dari anak laki-laki yang bernama Arkenzy Arshan Zayn.
Menurutnya, setelah mengikuti kegiatan Pekan Raya IT dan Non IT ke-1 Kota
Singkawang Hebat Tahun 2021 ini, ia merasa menjadi pribadi yang positif dan
bersemangat dalam mengembangkan kompetensi, karier dan karya. Harapan ke
depannya, agar kegiatan seperti ini bisa berlanjut terus, sehingga bisa memberi
kesempatan serta peluang kepada guru-guru untuk mengembangkan kompetensi dan
berkarya. TERUS BERGERAK !!!


Click to View FlipBook Version