The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga (Insekta). Flipbook ini membahas materi tentang Klasifikasi Hemiptera dan Isoptera.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by BIOLOGY EDUCATION, 2022-02-17 01:44:48

KELOMPOK 9_KLASIFIKASI HEMIPTERA DAN ISOPTERA

Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga (Insekta). Flipbook ini membahas materi tentang Klasifikasi Hemiptera dan Isoptera.

Keywords: FLIPBOOK ENTOMOLOGI

KLASIFIKASI HEMIPTERA DAN ISOPTERA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Entomologi Pada
Program Studi Pendidikan Biologi

Dosen Pengampu:
Dr. H. Uus Toharudin, M. Pd.
Ida Yayu Nurul Hizqiyah, S. Pd., M. Si.
Saiman rosamsi, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Dede Sobar Wati 185040068
Uki Nupasari 185040078
Melianti Delvia 185040087
Bela Aprilia 185040104
Anggun Prihatin 185040108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN
2022

PRAKATA

Alhamdulillahirabbila’lamin, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan
kepada Allah Yang Maha Kuasa. Tanpa karunia-Nya, mustahil flipbook ini dapat
terselesaikan. Penulis menyadari selama penyusunan flipbook ini penulis mendapatkan
lebih banyak ilmu.

Terselesaikannya pembuatan flipbook ini juga tidak terlepas dari bantuan
beberapa pihak. Karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah entomologi yaitu Bapak Dr. Hj. Uus Toharudin, M.Pd., Ibu Ida Yayu Nurul
Hizqiyah, S. Pd., M. Si. dan Saiman rosamsi, S. Pd., M. Pd. Selain itu, penulis juga
menyampaikan rasa terimakasih kepada rekan mahasiswa/mahasiswi untuk semua
bantuan, motivasi, dan saran-saran dalam penyusunan flipbook ini. Meskipun telah
berusaha untuk menghindari kesalahan, penulis menyadari juga bahwa flipbook ini masih
mempunyai kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu, penulis berharap agar
pembaca berkenan menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan
keterbukaan, penulis menyampaikan rasa terimakasih dengan setulus-tulusnya.

Akhir kata, penulis berharap agar flipbook ini dapat membawa manfaat kepada
pembaca yang dapat memudahkan atau melengkapi dalam pelaksanaan pembelajaran.

Bandung, Februari 2022

Penulis

i

DAFTAR ISI

PRAKATA........................................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iii
HEMIPTERA................................................................................................... 1

A. Ciri-Ciri Ordo Hemiptera ...........................................................................................2
B. Morfologi Ordo Hemiptera ......................................................................................2
C. Habitat Ordo Hemiptera ............................................................................................4
D. Siklus Hidup Ordo Hemiptera..................................................................................5
E. Contoh Spesies Ordo Hemiptera.............................................................................6
F. Klasifikasi Ordo Hemiptera ......................................................................................9
ISOPTERA .................................................................................................... 19
A. Ciri-Ciri Ordo Isoptera............................................................................................. 20
B. Morfologi dan Anatomi Ordo Isoptera .............................................................. 20
C. Siklus Hidup Ordo Isoptera ................................................................................... 22
D. Struktur Hidup Ordo Isoptera ............................................................................. 23
E. Habitat Ordo Isoptera.............................................................................................. 25
F. Klasifikasi Ordo Isoptera ........................................................................................ 26
G. Peranan dan Pengendalian Ordo Isoptera....................................................... 32
KESIMPULAN............................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 35

ii

Ulasan Materi

HEMIPTERA

Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah) dan pteron (sayap)
sehingga diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti yang bersayap setengah".
Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian
pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap
depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi
sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota
Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang (Jumar. 2000).
Sedangkan menurut Hidayat, O. D., Sutarno, N. D., Suhara, D., & Sanjaya, Y. (2005, hlm.
72) mengatakan, Ordo hemiptera sering juga oleh masyarakat disebut dengan kepik.”

1

A. Ciri-Ciri Ordo Hemiptera

Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang
berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk
jaringan dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri
adalah omnivora yang berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan mulai
dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan
(Vumar. 2000).

B. Morfologi Ordo Hemiptera

Menurut Endang, Liliek P. (2005, hlm. 4) mengatakan, “ciri-ciri ordo Hemiptera
mempunyai ukuran antara 1-110 mm, mempunyai berbagai bentuk: sangat pipih (kutub
busuk, Cimex lecturalis), panjang (walang sangit, Leptocorisa acuta), bulat telur
(Termitaladus australiensis), hampir segitiga (kepik air, Loricula pselaphiformis) dan

pada umumnya kepik
berwarna kusam tetapi ada
juga yang berwarna cerah”.

Menurut Endang,

Liliek P. (2005, hlm. 5)

menjelaskan, bahwa kepik

terdiri atas 3 bagian utama,

yaitu kepala, dada (thoraks),

dan perut (abdomen).

Gambar 2.1 Struktur Morfologi Hemiptera

(Sumber : Endang, Liliek P.)

a. Kepala

Menurut Endang, Liliek P. (2005, hlm.
5) mengatakan, “Kepala merupakan pusat
syaraf, bagian ini terdiri dari alat mulut,
mata dan antena”.

Gambar 2.2 Struktur kepala Hemiptera

(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson. )

2

1) Alat Mulut (Rostrum)
Bentuknya seperti paruh kecil dan tipis, yang muncul dari bagian ujung
kepala menjulur dibawa kepala hingga dada dan alat mulut ini berfungsi
untuk menusuk tanaman/hewan. Di dalam alat mulut juga terdapat gigi
(maksila dan mandibula) yang berfungsi untuk menghisap cairan
tumbuhan/hewan,dan labrum untuk melindungi bagian depan labium”.

2) Mata
Terdapat 2 macam mata, yaitu mata majemuk (mata besar) yang
berkembang sangat baik dan oselli (mata kecil)

3) Antena
Antena pada hemiptera berjumlah antara 4 atau 5 ruas. Bagian antena ini
merupakan bagian yang sangat dekat dengan dadanya.

b. Dada (thorax)
Bagian dada terbagi menjadi 3 ruas, yaitu prothoraks terdapat sepasang

tungkai depan, mesothoraks terdapat sepasang sayap depan dan sepasang
tungkai tengah, dan metathoraks terdapat sepasang saya belakang dan
sepasang tungkai belakang.”

1) Tungkai
Tungkai terdiri dari coxa, trochanter, femur, tibia, tarsus, dan kuku. Bentuk pada
tungkai depan, tengah dan
belakang berariasi, sesuai dengan
fungsinya, untuk menggali tanah,
menagkap mangsa, mendayung
atau melompat. Bau pada kepik
terletak di metasternum diantara
coxa tungkai tengah dan belakang.
Fungsi dari bau itu sendiri sebagi
bentuk mempertahankan diri.

Gambar 2.3 Jenis-Jenis Tungkai Hemiptera
(Sumber: Borror Triplehorn, Johnson.)

3

2) Sayap
Terdapat 2 pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. sayap
depan disebut hemelitra yang ukurannya lebih kecil dari sayap belakang dan
strukturnya sangat keras. Fungsi sayap depan
untuk terbang dan melindungi tubuh. Sayap
depan merupakan salah satu karakter untuk
pengelomokan suku. Sedangkan sayap
belakang adalah sayap lebih besar, transparan
dan tidak berwarna dan fungsinya hanya
untuk terbang. Dalam keadaan beristirahat
sayap belakang terlipat berada dibawah sayap
depan. Venasi sayapnya banyak mereduksi
yang tersisa hanya tiga, yaitu corium, clavus,
dan membran”

Gambar 2.4 Jenis – jenis Sayap Hemiptera

(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson. )

c. Perut (abdomen)
Di bagian abdomen terdapat bagian-bagian penting, yaitu alat pernafasan,

pencernaan, dan pengeluaran kotoran. Bagian ini terdiri dari 10 ruas, pada ruas
1 sampai 8 terdapat alat pencernaan dan pernafasan atau spirakel. Ruas ke 9
berubah bentuk menjadi alat genital jantan, sedangkan pada hemiptera betina
perubahan bentuk terjadi pada ruas 8 dan 9. Ruas ke 10 berubah bentuk
menjadi anus atau lubang pengeluaran kotoran”.

C. Habitat Ordo Hemiptera

Hemiptera tersebar di seluruh dunia, kecuali di daerah-daerah yang
terlampau dingin seperti wilayah kutub. Cara hidup mereka yang beragam membuat
persebaran mereka begitu huas. Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangit
dan tonggeret hidup pada tanaman dan menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga
hidup di antara tanaman, narmun mereka memburu hewan-hewan kecil. Sebagian
kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai parasit dan
menghisap darah hewan yang lebih besar Anggota Hemiptera lainmya juga diketahui
hidup di air, misalnya anggang-anggang dan kepik air raksasa. Salah satu anggang-
anggang dari genus Halobes bahkan diketahui hidup di air asin.

4

D. Siklus hidup Ordo Hemiptera

Dalam hidupnya, kepik mengalami tiga tahapan perubahan bentuk
(metamorfosis), yaitu telur, nimfa dan dewasa. Perubahan bentuk tersebut
termasuk metamorfosis sederhana/tidak lengkap.

Gambar 2.5 Siklus Hidup Hemiptera
(Sumber: Endang Lilik P.)
a. Telur

Telur kepik berbentuk panjang, silindris, melengkung, bulat, dan ada yang
berbentuk seperti drum. Telur diletakan oleh induk betina satu persatu di atas
permukaan daun atau batang, dibenamkan dalam jaringan tumbuhan, diselipkan
dicelah – celah kayu, dimasukan dalam tanah atau dibiarkan di permukaan tanah
kemudian ditutup dengan serasah.”
b. Nimfa

Kepik yang baru menetas hidup berkelompok, kemudian setelah istar
ketiga atau keempat akan men yebar ke te mpat yang agak jauh untuk hidup
sendiri atau berkelompok hingga dewasa. Makanan nimfa dan dewasannya sama.
Bentuk nimfa dan dewasa hampir sama, hanya pada nimfa sayap belum
tumbuh sempurna. Nimfa mengalami 5 kali tahapan pergantian kulit atau
disebut istar dan proses ini han ya belangsung dalam beberapa minggu saja.
c. Dewasa

Bentuk kepik dewasa masih sama bentuknya seperti nimfa, hanya saja
sudah sempurna pertumbuhan sayap dan alat-alat genitalnya

5

E. Contoh Spesies Ordo Hemiptera

a. Walang Sangit (Leptcorisa oratorius)

Siklus hidup walang sangit adalah sekitar 35-56 hari. Biasanya serangga ini

aktif pada pagi dan sore hari. Waktu siang hari biasanya bersembunyi dibawah

tanaman atau rerumputan. Yang khas dari walang sangit adalah bila diganggu

maka akan mengeluarkan bau khas (bau 'sangit"). Kepadatan populasi walang

sangit biasanya akan meningkat pada kondisi tanaman sedang berbunga, cuaca

hangat dan gerimis (sebaliknya, hujan lebat dapat menurunkan populasi).

Serangga ini biasa menyerang padi fase masak susu dengan mengisap cairan biji

padi. Bekas tusukannya akan berupa bercak berwarna gelap. Padi yang terserang

walang sangit bobotnya akan menurun bahkan menjadi hampa kosong

(Wikipedia. Hemiptera. 2008).

Klasifíikasi:

• Kingdom : Animalia

• Phylum : Arthropoda

• Kelas : Insecta

• Ordo : Hemiptera

• Famili : Alydidae

• Genus : Leptocorixa

• Spesies : Oratorius

Gambar : Walang sangit
(Sumber: https://images.app.goo.gl)

Walang sangit (L. acuta) mengalami metamorfosis sederhana yang
perkembangannya dimulai dari stadia telur, nimfa dan imago. Imago berbentuk
seperti kepik, bertubuh ramping, antena dan tungkai relatif panjang. Warma
tubuh hijau kuning kecoklatan dan panjangnya berkisar antara 15-30 mm.

Telur berbentuk sepeti cakram berwarna merah coklat gelap dan diletakkan
secara berkelompok. Kelompok telur biasanya terdiri dari 10-20 butir, Telur-
telur tersebut biasanya diletakan pada permukaan atas daun di dekat ibu tulang
daun. Peletakan telur umumaya dilakukan pada saat padi berbunga. Telur akan
menetas 5-8 hari setelah diletakan. Perkembangan dari telur sampai imago
adalah 25 hari dan satu generasi mencapai 46 hari.

6

b. Kepik Hijau (Nezara viridula L)
Kepik hijau, selain menyerang tanaman kedele, juga menyerang tanaman

kacang hijau, kacang tunggak, padi, orok-orok jagung dan kapas. Imago (bakal
kepik) mulai datang dipertanaman sejak pembentukan bunga. Serangan hama ini
menyebabkan biji dan polong kempis. polong gugur, biji menjadi busuk, berwarna
hitam, kulit biji keriput dan adanya bercak-bercak coklat pada kulit baji. Periode
kritis tanaman terhadap serangan kepik hijau adalah saat stadia pengisian biji.
Klasifikasi
• Kingdom : Animalia ( Hfewan)
• Filam : Arthropoda
• Kelas : Insecta
• Ordo : Hemiptera
• Famili : Pentatomidae
• Genus : Nezara
• Spesies : Nezara viridula

Gambar : Kepik Hijau
(Sumber : https://images.app.goo.gl/uTT9THe9Vi8k9YAh8)

Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6
hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih
Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong. memakan
polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan.

Hama kepik hijau ini pada stadium imago berwarna hijau polos, kepala
berwarma hijau serta pronotumnya berwana jingga dan kuning keemasan. kuning
kehijauan dengan tiga bintik berwarna hijau dan kuning polos. Telur diletakkan
berkelompok (10-90 butir kelompok) pada permukaan bawah daun Nimfa terdiri
dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian
menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong. Tanaman
inangnya yaitu tanaman kedelai, kacang hijau, kacang tunggak, orok-orok, kacang
gede, jagung, padi dan kapas.

7

c. Bapak Pucung (Dysdercus cingulatus F)

Bapak pucung mudah dikenali karena berwarna merah dan ada belang

merah dan hitam pada punggungnya. Nimfa memakan biji di buah kapas yang

terbuka sehingga mengurangi daya kecambah biji dewasa membolongi buah

kapas supaya dapat makan biji. Serat kapas di buah yang terserang menjadi

coklat kekuningan dan buah menjadi busuk. Musuh alami bapak pucung

termasuk laba-laba, kepuk, dan burung. Lalat tachunid juga memarasit bapak

pucung. Kelompok telur diletakkan di tanah dibawah tanaman kapas.

Bapak Pucung (Dysdercus cingulatus) atau Red Cotton Bug merupakan

hama baik serangga muda maupun dewasa, yang menyerang tanaman dari

keluarga Malvaceae (kapas, rosela, dan okra) serta keluarga Bombacaceae

(kapuk randu). Badan bapak pucung berwarna merah dengan panjang 11-17 mm

dan lebar 4-5 mm. Di belakang kepala dan perut ada garis putih dan hitam. Pada

sayapnya yang berwarna coklat terdapat sepasang bercak hitam. Nimfanya

berwarna cerah dan hidup berkelompok (kartasapoetra,2002).

Telur bapak pucung biasanya dietakan dibawah tanaman inang atau di

tempat yang terlindung pada lubang kecil. Lubang tersebut kemudian ditutup

dengan butiran tanah atau serasah. Jumlah telur sckitar 100 yang dibagi dalam 8

kelompok. Untuk perkembangannya, telur perlu kelembaban yang tinggi. Jika

keadaan kering, telur akan mati. Telur menetas dalam 5 hari pada suhu 27 derajat

Celcius, atau 8 hari pada ruhu 23 derajat Celcius (Kartasapoetra, 2002).

Klasifikasi

• Kingdom : Animalia

• Phylam : Arthropoda

• Class : Insecta

• Order : Hempier

• Family : Pyrhocoridae

• Genus : Dysdercus

• Species : D. cingulatus

8

F. Klasifikasi Ordo Hemiptera

Hemiptera dibagi menjadi 7 sub ordo yang dintadai oleh akhiran morpha.
Berikut merupakan pembagian klasifikasi Hemiptera dari sub ordo hingga famili.
• Kerajaan : Animalia
• Filum : Arthropoda
• Kelas : Insecta
• Ordo : Hemiptera

1. Sub Ordo Enicochephalophorma
Sub Ordo ini mencakup satu famili tunggal yaitu Enicocephalidae yang

dulunya ada kaitanyya dengan Reduviidae karena sama dengan struktur
kepalanya.

a. Famili Enicocephalidae
famili ini merupakan famili yang paling unik
sehingga dijuluki kepik berkepala unik/
berkepala agas. Kepik ini berukuran 2-5 mm,
ramping, termasuk kepik pemangsa dan
biasanya terdapat di bawah bebatuan atau kulit
kayu dan kotoran.

Gambar 2.6 Seekor kepik famili Enicocehalidae
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

2. Sub Ordo Dipsocoromorpha
Kepik ini merupakan kepik-kepik kecil yang jarang dijumpai kebaradaannya

a. Famili-famili Dipsocoridae dan Schizopteridae
Famili- famili ini merupakan kepik peloncat tanah yang merupakan kepik
lembut yang ukuran 1-1,5 mm, yang hidupnya ditempat yang lembab di atas
tanah, dibawah dedaunan yang mati, atau di tanah-tanah lembab

3. Sub Ordo Nepomorpha
Sub Ordo ini merupakan kepik-kepik akuatik yang memiliki ciri sungutnya

lebih pendek daripada kepala dan biasa tersembunyi di lekukan sisi bawah
kepalanya.

9

a. Famili Nepidae
Famili ini biasa disebut kalajengking air dan merupakan kepik predator air.
Walaupun hidup di air kepik ini juga memiliki sayap namun jarang
digunakan untuk terbang. Famili ini Memiliki 2 spesies yaitu, Nepa apiculata
dan Ranatra fusca.

(B) Ranatra fusca

(A) Nepa apiculata

Gambar 2.7 Kepik famili Nepidae, (A) Nepa apiculata dan (B) Ranatra fusca
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

b. Famili Belostomitidae
Kepik ini hidup di Danau, makanannya berupa ikan kecil, selain menghabiskan
waktunya di air, kepik ini pula bisa terbang. famili ini termasuk kepik
berukuran besar dan jumlah spesiesnya di Dunia cukup banyak dan info terakhir
famili ini sekitar 143 jenis di dunia.

Gambar 2.8 Seekor kepik famili Belostomidae, Systelloderes biceps
(Sumber : Hidayat, O. D., Sutarno, N. D., Suhara, D., & Sanjaya, Y .)

10
0

c. Famili Corixidae
Famili ini dapat ditemukan dimana-mana
(kosmopolit) khususya di air, ukurannya kecil
berkisara antara 1,5-16 mm bentuk tubuhnya
panjang. Kepala pendek, berbetuk segitiga, melebar
ke samping dan mampat pada thoraks.

Gambar 2.9 Famili Corixidae, Hesperocorixa atopodonta
(Sumber : Hidayat, O. D., Sutarno, N. D., Suhara, D., & Sanjaya, Y .)

4. Subordo Gerromorpha
Sub ordo ini merupakan sub ordo semi akuatik yang hidupnya di tepi air.

Dalam subordo ini memiliki 6 famili yaitu sebagai berikut: Mesoveliidae,
Hydrometridae, Hebridae, Macroveliidae, Veliidae, dan Gerridae
a. Famili Mesoveliidae

Famili ini merupakan kepik pejalan air yang biasanya merayap diatasa
tumbuhan yang mengambang di air atau tepi kolam. Bila diganggu merka
akan lari sangat cepat pada permukaan air. Ukuran tubuhnya 5 mm atau
kurang, warnanya hijau kekuningan dan diantara mereka ada yang memiliki
sayap dan ada pula yang tanpa sayap

Gambar 2.10 Kepik famili Mesoveliidae, Mesovelia mulsanti
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

11
0

b. Famili Hydrometridae
Kepik ini merupakan kepik pengukur air, ukuran
tubuhnya kecil berkisaran 3-8 mm dan sangat
ramping, warna nya keabu- abuan, bentuknya
menyerupai seperti belalang tongkat.

Gambar 2.11 Kepik Famili Hydrometridae, Hydrometra martini
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

c. Famili Hebridae
Famili ini merupakan kepik beludru yang ukuran nya
sangat kecil kurang dari 3 mm, bahunya lebar dan
seluruh tubuh dipenuhi dengan rambut-rambut
seperti beludru. Mereka dapat ditemukan diper-
mukaan air perairan dangkal ataupun pada tepian
air.

Gambar 2.12 Kepik Hebridae, Hebrus sobrinus
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

d. Famili Macroveliidae
Kelompok ini sangat mirip dengan famili Mesoveliidae yang hanya memiliki
satu jenis tunggal hewan yaitu Macrovelia hornii tetapi berbeda hanya
betuknya saja yang mirip perbedaan nya mereka memiliki enam sel-sel
pada hemelytra, dan pronotum mempunyai satu gelambir yang mengarah
kebelakang yang menutupi skutelum. Kepik ini terdapat sepanjang aliran air
biasanya pada lumut

e. Famili Veliidae
Kepik-kepik pejalan air famili ini ukurannya kecil
berkisaran 1,5-5,5 mm, warnanya coklat dan hitam
,tidak bersayap, dan dapat ditemukan di atas
permukaan air atau diatas pinggira air mereka
memaka seragga akuatik yang lebih kecil dari
ukuran mereka.

Gambar 2.13 Kepik Famili Veliidae, Rhagovelia obesa
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

12
0

f. Famili Gerridae
Kepik ini adalah kepik yang bertugkai panjang,
tugkai depan ukuranya pendek digunakan untuk
menangkap makanan, sedangkan tungkai tengah
dan belakang ukurannya panjang digunakan
untuk berjalan. Kepik ini wrnanya hitam dan
tubuhnya panjang.

Gambar 2.14 Kepik Famili Gerridae, Gerris sp.
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

5. Subordo leptopodomorpha (Kepik Pantai)
Anggota subordo ini adalah penghuni tepi air pantai, mereka mempunyai

sungut yang panjang dan memiliki tiga pasang trikobatria pada kepala.

a. Famili Saldidae
Kepik pada famili ini merpakan kepik penghuni tepi pantai bentuknya
bulat telur, gepeng, warnanya hitam, coklat dan putih. Mereka biasanya
terbang dengan cepat pada suatu jarak yang pendek kemudia bersembunyi
dibalik tumbuhan.

b. Leptodidae
Kepik ini merupakan kepik patai berduri degan dua pita transversal yang
berwarna coklat tua pada hemelytra nya.

6. Subordo Cimicomorpha
Dalam subordo ini memiliki 9 famili yaitu sebagai berikut:

Thaumastocoridae, Tingidae, Microphysidae,Miridae,Nabidae, Antrocoridae,
Cimicidae, Polyctenidae, dan Reduviidae.

a. Famili Thaumastocoridae
Kepik ini hanya memiliki satu jenis yaitu Xylastodoris luteolus yang hanya
terdapat di Florida. Serangga ini panjangnya 2-2,5 mm, bentuknya gepeng bulat
telur, warnanya pucat kekuningan dan matanya berwarna merah.

13
0

b. Famili Tingidae
Dalam subordo ini famaili ini merupakan salah satu kepik yang terbesar dan
hampir terdapat 150 jenis yang didapatkan di Amerika dan kepik yang paling
kecil pada famili ini berukuran 5 mm. Famili ini juga disebut kepik renda karena
bentuk mereka seperti renda.

Gambar 2.15 Kepik-kepik Famili Tingiidae
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

c. Famili Microphysidae
Kepik ini hanya dapat ditemukan di Amerika dan hanya memili satu jenis
Mallochiola gagates kepik ini menyerupai mirid yang mempunyai satu
kuneus, tetapi memiliki mata tunggal, alat kelamin jantan yang setangkup,
dan tarsi yang mempunyai dua ruas, bentuknya bulat telur melebar dan agak
gepeng, warnanya hitam mengkilat dan berukuran
1,2 mm.

d. Famili Miridae
Famili ini merupakan kepik
tumbuhan dan famili yang paling
terbanyak jenis nya pada subordo
ini, tubuhnya lunak, bentuknya
panjang berukuran 4-10 mm,
warnanya bervariasi.

Gambar 2.16 Kepik-kepik Famili Miridae
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

14
0

e. Famili Nabidae
Kepik ini sering disebut kepik perawan bangsawan karena
kepik ini memangsa seragga kecil lain. Ukuran tubuhnya
langsing denga femora depan yang agak membesar, dan
memiliki selaput hemiletra yang memiliki sejumlah sel-
sel.

Gambar 2.17 Kepik-kepik Famili Nabidae
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

f. Famili Anthocoridae
Kepik ini ukurannya kecil berukuran 2-5mm, bentuknya
bulat telur memanjang dan agak gepeng, bersifat
pemangsa, berwarna hitam dan sering disebut kepik
perompak.

Gambar 2.18 Kepik-kepik Famili Anthocoridae, Orius insidiosus
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

Gambar 2.19 Kepik Famili Cimicidae, g. Famili Cimicidae
Cimex Cimicidae merupakan kepik kutu busuk bentuk nya bulat
Sumber: Endang Liliek P. telur melebar ukuranya 6 mm, menghisap darah unggas
dan mamalia dan sesekali higgap di pepohonan. Kutu
busuk aktif di malam hari dan pada siang hari
bersembunyi di dinding dan juga pepohona atau pun
tempat yang serupa. Hewan ini tidak terbang, karena
kedua sayapnya tereduksi yang tersisa hanya bantalan
nya saja.

h. Famili Polyctenidae
Famili ini sering disebut kutu busuk kelalawar yang hanya terdapat di
Amerika Serikat dan California. Mereka merupakan ektoparasit pada
kelalawar, tidak bersayap, tidak mempunyai mata majemuk dan tunggal
dan berukuran 3-4 mm.

15
0

i. Famili Reduviidae
Reduviidae merupakan kepik kepik pembunuh air maupun daratan yang
memiliki sifat pemangsa dan banyak jenisnya. Kepala biasnya memanjang
dengan bagian belakang mata seperti leher, ukurunanya bervariasi daru
ukuran 2 mm hingga 22 mm.

Gambar 2.20 Kepik-kepik Famili Reduviidae
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

7. Subordo Pentatomomorpha
Dalam subordo ini memiliki 12 famili yaitu sebagai berikut: Aradidae,

Piesmatidae, Berytidae, Lygaeidae, Pyrrhocoridae, Coreidae, Alydidae,
Rhopalidae, Cydnidae, Thyreocoridae, Tessaratomidae, dan Pentatomidae

a. Famili Lygaeidae
Famili ini merupakan famili golongan terbesar diperkirakan ada 927 jenis,
bentuk tubuhnya gelap coklat atau hitam, berkepala besar bentuk segitiga,
mata besar terletak dibagian belakang kepala, antena berjumlah 4 ruas
mucul dari ara depan mata,dan memiliki 2 bentuk sayap, yaitu brachyptera
dan macroptera.

Gambar 2.21 Kepik-kepik Famili Lygaeidae 16
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.) 0

b. Famili Pyrrhocoridae
Anggota famili ini sangat eksklusif, karena seluruh
anggotanya di dunia hanya berjumlah sekita 400 jenis yang
tersebar di daerah tropis da sedikit subtropis saja. Jenis
famili ini hampir mirip famili lygaeidae. Bentuk
tubuhnya proporsional, mata besar, warnanya menarik,
antena 4 ruas dan berukuran 8-30 mm.

Gambar 2.22 Kepik-kepik Famili Pyrrhocoridae
(Sumber : Endang, Liliek P.)

c. Famili Coreidae
Kepik ini sering disebut kepik daun karena kebanyakan
anggota dari famili ini mempunyai betuk tungkai belalang
yang sangat khas, yaitu bagia femur besar dan berduri, tibia
nya pipih dan melebar sehingga terkesan seperti
daun.ukuranya 7-45 mm, bentuk nya elips.

Gambar 2.23 Kepik-kepik Famili Coreidae
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

d. Famili Alydidae
Anggota famili ini mirip dengan anggota famili coreidae,
bedanya pada famili ini postur tubuhnya lebih langsing.
Ukurannya 8-20 mm, kepalanya besar lebar segitiga, mata
oselli,antena 4 ruas melebihi panjang kepalanya.

Gambar 2.24 Kepik-kepik Famili Alydidae 17
(Sumber : Endang, Liliek P.) 0

e. Famili Thyreocoridae
Famili ini adalah kepik-kepik hitam yang ukurannya kecil
yaitu, 3-6 mm bentukya bulat telur, warnanya hitam
mengkilat dan bentuk nya sangat mirip degan kumbang,
skutellumnya sangat besar dan menutupi hampir seluruh
abdomen dan sayap-sayap

Gambar 2.25 Kepik famili Thyreocoridae, Allocoris pulicaria
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

f. Famili Tessaratomidae
Tessaratomidae termasuk kepik besar yang berukuran 15
mm, bentuk tubuhnya oval dan terkesan gagah, kepala kecil
segitiga, mata terletak dibagian tepi belakang kepala, oselli
terletak dekat mata, antena beruas 4-5 dan alat mulut nya
pendek, panjangnya hanya mencapai coxa tungkai depan

Gambar 2.26 Kepik-kepik Famili Tessaratomidae
(Sumber : Endang, Liliek P.)

g. Famili Pentatomidae
Bentuk tubuh famili ini seperti kura-kura tubuhnya cembung,
ukuranya 4-20 mm, kepalanya kecil dan pipih, matanya besar
terletak dibelakang berbatasan dengan pronotum dan
osselinya dekat sekali denga mata.

Gambar 2.27 Kepik-kepik Famili Pentatomidae
(Sumber : Borror, Triplehorn, Johnson.)

18
0

Ulasan Materi

ISOPTERA

Isoptera berasal dari bahasa Latin adalah iso = sama, pteron = sayap yang
berarti Insekta bersayap sama. Rayap adalah tergolong dalam binatang Arthropoda,
kelas Insekta dari Ordo Isoptera yang terdiri atas enam family. yaitu Mastotermitidae,
Kalotermitidae, Hodotermitidae, Rhinotermitidae, Semitermitidae, dan Termitidae
(Krishna 1969).

Rayap merupakan salah satu serangga yang rperan penting dalam kerusakan
kayu di dunia. Serangga ini merusak kayu dengan cara membuat liang kembara pada
kayu dan menjadikannya sebagai tempat tinggal sekaligus sumber nutrisi koloni
rayap. Hal ini menyebabkan kayu menjadi keropos dan hancur (Tarumingkeng,
2004).

19
0

A. Ciri-Ciri Ordo Isoptera

Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera adalah sebagai berikut
(smantono, 2005):
1) Tubuh hunak.
2) Memıiki dua sayap yaitu sayap depan berupa Sayap yang agak menebal seperti

kulit.
3) Bersifat hemitabola
4) Memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama Toraks

berhubungan langsung dengan abdomen yang ukuran lebih besar,merupakan
serangga social.
5) Mengalami metamorfosis tidak sempurna
6) Tipe mulut pengunyah.
7) Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang
disebut polimorfisme. Pembagian tugas iu adalah raja, ratu dan prajurt
arautentara.
8) Contoh spesies : Helanithermis sp. (rayap). Rayap mengalami 4 kasta meliputi:
• Kasta reproduksi pertama, bersayap dan akan ditanggalkan setelah

perkawinan.
• Kasta reproduksi kedua, dewasa secara seksual tapi dalam bentuk nympha.
• Kasta pekega, tidak bersayap, buta, dan memilkı banyak tugas yang berguna

untuk memelihara koloni.
• Kasta tentara, bersifat steril tidak bersayap, memiliki kepala danmandibula
• yang besar, serta bertugas menjaga koloni.

B. Morfologi dan Anatomi

Rayap yang ditemukan di daerah
tropis jumlah telurnya dapat mencapai +
36000 sehari bila koloninya sudah
berumur*5 tahun. Bentuk telur rayap ada
yang berupa butiran yang lepas dan ada pula
yang berupa kelompok terdiri dari 16-24
butir telur yang melekat satu sama lain.
Telurtelur ini berbentuk silinder dengan
ukuran panjang yang bervariasi antara 1-1,5
mm (Hasan, 1986).

20
0

Nimfa muda akan mengalami pergantian kulit sebanyak 8 kali, sampai
kemudian berkembang menjadi kasta pekerja. prajurit dan calon laron (Nandika dkk,
2003).

Kepala berwarna kuning, antena, labrum, dan pronotum kuning pucat. Bentuk
kepala bulat ukuran panjang sedikit lebih besar daripada lebamya. Antena terdini dari
segmen. Mandibel berbentuk seperti arit dan melengkung diujungnya, batas antara
sebelah dalam dari mandibel kanan sama sekali rata. Panjang kepala dengan
mandibel 2,46-2,66 mm, panjang mandibel tanpa kepala 1,40-1,44 mm dengan lebar
pronotum 1,00-1,03 mm dan panjangnya 0,56 mm, panjang badan 5,5-6 mm. Bagian
abdomen ditutupi dengan rambut yang menyerupai duri Abdomen bervarna putih
kekuning-kuningan (Nandika dkk, 2003). Tubuh Isoptera tersusun oleh:
1) Caput

Prognathous. Mempunyai mata majemuk, kadang-kadang mengeci,
mempunyai dua ocellus atau tidak mempunyai. Antena panjang tersusun atas
sejumlah segme sampai tigapuluh segmen. Tipe mulut penggigit dan pengunyah
(Rizali, 1995).

2) Thorax
Mempunyai dua pasangan sayap yang besifat membran, kedua pasang sayap

ini mempunyai bentuk dan ukuran yangg sama, pada keadaan istirahat pasangan
sayap melipat di bagian dorsal abdomen. Kebanyakan pekerja dan tentara tidak
bersayap.

21
0

Pasangan-pasangan kaki pendek, coxae sangat berkembang, terdiri atas empat
sampai lima segmen, dengan sepasang ungues (Rizali, 1995).

3) Abdomen
Tersusun atas sebelas segmen. Stermum segmen abdomen pertama mengecıl

Sternum segmen abdomen kesebelas menjadi paraproct Cercus pendek tersusun
atas enam sampai delapan segmen (Rizali, 1995)

C. Siklus Hidup Ordo Isoptera

Sumber : ditjenbun.pertanian.go.id

Telur yang menetas yang menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar. Jumlah
telur rayap bervarnasi, tergantung kepada jenis dan umur Saat pertama bertelur
betina mengeluarkan 4-15 butir telur. Telur rayap berbentuk silindris, dengan bagian
ujung yang membulat yang berwama putih. Panjang tehr bervariasi antara 1-1,5 mm.
Telur C.curvignathus akan menetas setelah berumur 8-11 hari. Dalam perkembangan
hidupnya berada dalam lingkugan yang sebagian besar diaturdalam koloni dan
terisolir dari pengaruh nimfa sesuai dengan kebutuhan koloni. Nimfa-nimfa yang

22

sedang tumbuh dapat diatur menjadi anggota kasta, yang diperlakukan bahwa nasib
rayap dewasa an siap terbang dapat diatur (Borror, 1995).

Nimfa muda akan mengalami pergantian kulit sebanyak 8 kali, sampai
kemudian berkembang menjadi kasta pekerja, prajurit dan calon laron (Nandika,
2003). Kasta pekerja jumlahnya jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat
dalam koloni rayap. Nimfa yang menetas dari telur pertama dari seluruh koloni yang
baru akan berkembang menjadi kasta pekerja. Waktu keseluruhan yang dibutuhkan
dari keadaan telur sampai dapat bekerja secara efektif sebagai kasta pekerja pada
umumnya adalah 6-7 bulan. Umur kasta pekerja dapat mencapai 19-24 bulan. Kasta
pekerja berīkutnya berbentuk dari nimfa- nimfa yang cukup besar dan mempunyai
wama yang lebih gelap dibandingkan denan anggota perbentukan pertama. Kepala
dilapisin dengan polisacharida yang disebut chitin dan menebal pada bagian
rahangnya. Pada segmen terakhir dari pangkal sterink terdapat alat kelamin yang
tidak berkembang dengan sempurna sehingga membuat kasta pekerja ini menjadi
mandul (Hasan, 1986).

D. Struktur Hidup Ordo Isoptera

Rayap merupakan serangga social yang hidup dalam suatu koloni dengan
pembagian tugas yang efisien. Satu koloni rayap terdiri atas kasta reproduksi Gantan
dan ratu) dan non reproduksi (kasta prajurit dan kasta pekerja). Rayap kasta
reproduksi berperan dalam pembentukan dan penyebaran koloni. Rayap kasta
prajurit bertugas menjaga sarang dan anggota koloni dari hewan-hewan penggangu.
Rayap kasta pekerja bertugas dalam merawat telur dan nimfa, membuat dan
menmelihara sarang serta mencari dan
member makan untuk seluruh anggota
koloni (Krishna, 1969). Seperti dalam
kehidupan masyarakat, rayap memiliki
kelompok-kelompok yang disebut kasta
Masing-masing kasta mempunyai tugas
dan peran masing-masing yang dilakukan
dengan tekun selama mereka hidup demi
untuk mempertahankan kelangsungan
hidup mereka. Kasta rayap dibagi menjadi
3 yaitu:

23

1) Kasta Reproduksi 24
Kasta Reproduktif terdiri atas individu-individu seksual yaitu rayap betina

(yang abdomennya biasanya sangat membesar) yang tugasnya hanya bertelur
dan jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina. Raja sebenarmya tak
sepenting ratu jika dibandingkan dengan lamanya ia bertugas karena dengan
sekali kawin, betina dapat menghasikan ribuan telur, dan sperma dapat disimpan
oleh betina dalam kantong khusus untuk itu, sehingga mungkin sekali tak
diperlukan kopulasi berulang-ulang. Jika koloni rayap masih relatif muda
biasanya kasta reproduktif berukuran besar sehingga disebut ratu (lsmantono,
2005).

Biasanya ratu dan raja adalah individu pertama pendiri koloni, yaitru
Laron/Alates sepasang laron yang mulai menjalin kehidupan bersama sejak
penerbangan alata. Pasangan ini disebut reprodukif primer. Jika mereka mati
bukan berarti koloni rayap akan berhenti bertumbuh. Koloni akan membentuk
"ratu" atau "raja" baru dari individu lain (biasanya dari kasta pekerja) tetapi
ukuran abdomen ratu baru tak akan sangat membesar seperti ratu asli. Ratu dan
raja baru ini disebut reproduktif suplementer atau neoten. Jadi, dengan
membunuh ratu atau raja kita tak perlu sesumbar bahwa koloni rayap akan
punah. Bahkan dengan matinya ratu, diduga dapat terbentuk berpuluh-puluh
neoten yang menggantikan tugasnya untuk bertelur. Dengan adanya banyak
neoten maka jika terjadi bencana yang mengakibatkan sarang rayap terpecah-
pecah, maka setiap pecahan sarang dapat membentuk koloni baru (Ismantono,
2005).

2) Kasta Prajurit / Soldier
Kasta ini drtandai dengan bentuk tubuh yang kekar karena penebalan

(sklerotisasi) kulitmya agar mampu melawan musuh dalam rangka tugasnya
mempertahankan kelangsungan hidup koloninya. Mereka berjalan hilir mudik di
antara para pekerja yang sibuk mencari dan mengangkut makanan. Setiap ada
gangguan dapat diteruskan melalui suara tertentu sehingga prajurit-prajurit
bergegas menuju ke sumber gangguan dan berusaha mengatasinya. Jika
terowongan kembara diganggu sehingga terbuka tidak jarang kita saksikan
pekerja-pekerja diserang oleh semut sedangkan para prajurit sibuk bertempur
melawan semut-semut, walaupun mereka umumnya kalah karena semut lebih
lincah bergerak dan menyerang. Tapi karena prajurit rayap biasanya dilengkapi
dengan mandibel (rahang) yang berbentuk gunting maka sekali mandibel

menjepit musuhnya, biasanya gigitan tidak akan terlepas walaupun prajurit 25
rayap akhimya mati. Mandabel bertipe gunting (yang bentuknya juga bemacam-
macam) umum terdapat di antara rayap famili Termitidae, kecuali pada
INasutitermes ukuran mandibelnya tidak mencolok tetapi memiliki nasut (yang
berarti hidung, dan penampilannya seperti "tusuk") sebagai alat penyemprot
racun bagi musuhnya (Prayogo, 2007).

3) Kasta Pekerja /Worker
Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang dari $0

persen populasi dalanm koloni merupakan individu-individu pekesja. Tugasnya
melulu hanya bekerja tanpa berhenti hilir mudik di dalam liang-liang kembara
dalam rangka mencari makanan dan mengangkutnya ke sarang, membuat
terowongan-terowongan, menyuapi dan membersihkan reproduktif dan prajurit,
membersihkan telur-telur, dan membunuh serta memakan rayap-rayap yang
tidak produkrif lagi (karena sakit, sudah tua atau juga mungkin karena malas),
baik reproduktif, prajurit maupun kasta pekerja sendiri.

E. Habitat Ordo Isoptera

Dasar pembangunan sarang ini adalah adanya
rangsangan yang mungkin berupa pergerakan udara,
bau, cahaya, temperatur dan sebagainya
yangberbedamengganggu keadaan normal dari
lingkungan koloni PadaZootermopsis dan
Reticulitermes, rangsangan direspon dengan
menumpukkotoran dan memberikan alarm rayap lain,
ini diikuti dengan pembangunansarang Kemudian
akan timbul rangsangan kedua dan seterusnya. Adanya
rangsangan-rangsangan ini disebut stigmergie
hypothesis yaitu mekanisme perilaku membangun
(Susanta, 2007).

Pembuatan sarang rayap tanah dimulai dari
bawah membentuk queenchamber yang berbentuk
dome, kemudian sarang dikembangkan ke atassecara berlapis-lapis mengikuti bentuk
queen chamber (Prayogo, 2007). Sistem Struktur Pada Sarang Rayap Tanah pada dasarmya
sarang tersusun dari bulatan-bulatan yang memilikidimensi dan bentuk yang tidak
beraturan (maksudaya bulatan itu tidaksempurma bulatnya) lebih menyerupai crispy pada
coklat (Putra, 1994).

F. Klasifikasi Ordo Isoptera

Klasifikasi rayap tanah C. cunvignathus sebagai berikut:

• Kingdom : Animalia

• Phyum : Artropoda

• Kelas : Insecta

• Sub-kelas : Pterigota

• Ordo : Isoptera

• Family : Rhinotermitidae

• Sub-Family : Coptotemitinae

• Gemus : Coptotermes

• Spesies : Coptotermes curvignathus

1) Genus Cryptotermes
Memiliki ciri antena rayap prajurit terdiri dari 11 ruas dengan panjang

tubuh 5,2 mm. Ciri morfologi kepala berwarna hitam, mandibel hampir tidak
tampak, didapatkan pada kayu kering tidak berhubunhgan dengan tanah.

Tarumingkeng (1971) menyatakan genus Cryptotermes memiliki ciri-ciri
hidup dan bersarang dalam kayu mati yang kering hawa, tidak berhubungan
dengan tanah, memilik jumlah antena 11-14
ruas, panjang prajurit 5,0- 6,2 mm, bahan-
bahan tanah tidak terdapat di dalam sarang,
menyebabkan kerusakan dalam kayu,
berbentuk rongga-rongga tak teratur, agak
memanjang searah serat dan sering
menyerang perabot rumah tangga.

2) Genus Glyptotermes 26
Rayap prajurit memilik antena 12 ruas

dengan panjang tubuh ± 5,1 mm, panjang
kepala dengan mandibel 2,1 mm, tubuh
berwarnah putih pucat, kepala berwarna
kuning muda, didapat pada tumpukan kayu
kering pada kebun karet.

Sornnuwat, Vongkaluang dan Takematsu
(2004) menyatakan genus ini memiliki ciri-ciri

menyerang tunggak, dan kayu mati yang lembab, memiliki antena 15 ruas atau
lebih panjang prajurit 5,0-6,5 mm. Rayap yang hidup dan berkembang hanya
dengan mengkonsumsi serat kayu yang mengandung serat kasar tinggi
(Ketaren dkk., 2001).

3) Genus Coptotermes
Rayap ini memiliki ciri morfologi kepala berwarna kuning, kepala berbentuk

bulat segitiga, antena terdiri dari 14 ruas. Mandibel berbentuk melengkung di
ujungnya. Panjang tubuh prajurit 5,0 mm,
panjang tubuh pekerja 4,8 mm, panjang kepala
dengan mandibel 2,0 mm, dari mulut
mengeluarkan cairan susu. Didapatkan pada
kayu kering lembab berhubungan dengan tanah.

Sesua identifikasi Subekti (2010) genus
Coptotermes memiliki kepala berwarna kuning,
antena, lambrum dan pronotum kuning pucat.
Antena terdiri dari 9-15 ruas, ruas kedua dan ruas keempat sama panjangnya.
Rata-rata panjang kepala tanpa mandibel pada seluruh sampel rayap berkisar
antara 0.92-1.3 mm. Rayap dari genus ini juga sering disimpulkan sebagai hama
pada tanaman yang berada pada kondisi kelembaban udara 75-90% dan suhu
optimum 15-38oC (Ngatiman, 2014).

4) Genus Reticulitermes

Rayap prajurit ini memeiliki ciri morfologi tubuh agak keras disbanding
rayap lain, kepala berbentuk seperti kapsul berwarna merah tua, memiliki
antena 10 ruas, panjang tubuh 6,0 mm, panjang kepala dengan mandiblel 2,4
mm, didapatkan pada kayu mati yang lembab
pada pekarangan rumah.

Rayap dari genus ini memiliki ciri-ciri hidup
atau bersarang di dalam tanah oleh karena itu
sering disebut sebagai rayap tanah atau subteran
(Wicaksono, 2007). Pada kasta pekerja ukuran
morfologinya agak lebih besar dibandingkan
dengan prajuritnya.

27

5) Genus Schedorhinotermes 28
Prajurit (dimorfis), tubuh berwarna kuning

keseluruhan, antena terdiri 15 ruas, panjang
tubuh prajurit mayor 5,9 mm, panjang kepala
mayor dengan mandibel 2,1 mm, panjang tubuh
prajurit minor 3,9 mm dengan panjang kepala
prajurit minor 1,3 mm.

Menurut Tarumingkeng, (1971) prajurit dari
genus ini memiliki dua ukuran (dimorfis) yaitu
mayor dan minor dengan jumlah ruas antena 15-17. Ciri umum lainnya seperti
yang dijelaskan oleh Pribadi, (2009) bahwa genus Schedorhinotermes dapat
ditemukan sampai ketinggian 1000 m dpl. Selain itu rayap genus
Schedorhinotermes memiliki daya jelajah sangat luas mencapai 295 m dari
sarangnya (Haneda dan Firmansah, 2015).

6) Genus Bulbitermes
Dari hasil pengamatan Bulbitermes yang ditemukan memiliki ciri morfologi

tubuh berwarna coklat, kepala bulat segitiga dan memiliki nasus, antena 12 ruas,
panjang tubuh 4,8 mm, panjang kepala dengan
mandibel 1,2 mm dan ditemukan pada batang pohon
hidup dan mati dengan membuat liang kembara.
Secara sepintas memiliki bentuk morfologi hampir
mirip dengan Nasutitermes, yang membedakan
tampak jelas dari bentuk kepala.

Sesuai dengan yang dinyatakan (Husni dan
Syaukani, 2012). Bulbitermes memiliki kepala
berbentuk segitiga. Genus ini memiliki ciri-ciri antena 12-14 ruas, panjang kepala
sampai ke rostrum (nasus) 1,24-1,35 mm, panjang kepala dengan mandibel 0,98-
1,12 mm, panjang rostrum 0,32-0,37 mm dan panjang pronotum 0,16-0,18 mm.

7) Genus Hospitalitermes
Dari hasil pengamatan genus ini memiliki ciri-ciri tubuh berwarna hitam

agak kehijauan, mempunyai nasus, antena 13 ruas, panjang tubuh 5,8 mm,
panjang kepala 1,9 mm, ruas antena berbentuk panjang, jika diganggu
menyemprotkan cairan lengket yang keluar dari nususnya, sarang arboreal dan
berwarna gelap.

Menurut Handru, Herwina dan Dahelmi
(2012). Hospitalitermes memiliki ciri-ciri: pada
kasta prajurit tubuh berwarna coklat sampai
hitam kecoklatan, dimorfis (besar dan kecil),
kepala menyempit pada bagian belakang sendi
antena, rostrum relatif pendek, antena dengan 13-
14 ruas, ruas ke tiga sama atau lebih panjang
daripada ruas ke empat.

8) Genus Nasutitermes
Nasutitermes yang ditemukan memiliki ciri

morfologi: Jumlah antena 11 ruas, dengan
panjang tubuh 4,8 mm, panjang kepala dengan
mandibel 1,2 mm, memilik ciri hidup sama
dengan Bulbitermes dengan membuat liang
kembara dibatang bohon atau kayu mati.

Ciri-ciri diatas sesuai dengan yang
dinyatakan (Syaukani, 2006). Bahwa kasta
prajurit memiliki ciri kapsul kepala bervariasi, baik dalam ukuran dan bentuk,
tanpa penyempitan di belakang lekukan antena. Rostrum berbentuk kerucut
sampai silindris; bentuk pronotum berupa sadel; kaki-kaki pendek, abdomen
terelongasi dan jumlah antena antara 11-14 ruas. Kasta pekerja tubuh
berwarna putih kekuning-kuningan sampai merah kecoklatan jumlah antena
antara 12-15 ruas.

Sub famili Termitinae

Sub famili ini beranekaragam dari segi pakan dan morfologinya. Golongan
rayap ini terdiri atas dua kelompok berdasarkan sumber pakannya yaitu
pemakan kayu dan pemakan tanah atau humus. Termitinae pemakan kayu
secara evolusi dianggap lebih rendah daripada pemakan tanah. Termitinae
pemakan tanah ini terdiri atas dua golongan berdasarkan morfologi
mandibel prajuritnya yaitu kelompok mandibel penggigit yang simetris
bilateral dan kelompok bermandibel penampar yang dikenal sebagai
kelompok Capritermes (Susilo, 2007).

29

9) Genus Globitermes 30
Bulbitermes yang ditemukan memiliki ciri morfologi: Tubuh berwarna putih

dan kepala bulat berwarna kuning cerah, memiliki antena 13 ruas dengan
panjang tubuh 4,4 mm, panjang kepala dengan mandibel 1,1 mm, mandibel
melengkung membulat dan ada gigi marginal ditengah, jika merasa terganggau
rayap ini mamu mengeluarkan cairan putih susu
dari mulutnya, didapatkan pada kayu lapuk yang
sudah tertimbun tanah.

Seperti yang diungkapkan oleh Sornnuwat,
Vongkaluang dan Takematsu (2004) bahwa
genus ini memiliki ciri morfologi kepala
berbentuk lingkaran atau membulat, mandibel
melengkung, kuat, terdapat sepasang gigi
marginal dan mengeluarkan cairan putih seperti
susu jika merasa terganggu.

10) Genus Pericapritermes
Kasta prajurit Pericapritermes yang ditemukan memiliki ciri morfologi

bentuk kepala seperti tabung (elongated headed), kapsul kepala berwarna
kuning sampai kuning kecoklatan, mandibel kiri
dan kanan saling menyilang, ujung mandibel kiri
melebar, agak membengkok, antena berjumlah 14
ruas, panjang tubuh 8,1 mm panjang kepala
dengan mandibel 3,2 mm, ditemukan didalam
tanah yang tertutup kayu mati yang sudah lapuk.

Hal ini sesuai dengan ciri-ciri yang
dikemukakan oleh Handru, Herwina dan Dahelmi
(2012). Kasta pekerja pada Pericapritermes
memiliki ciri-ciri: antena berjumlah 13-14 ruas, warna kapsul kepala kuning
pucat sampai putih. Kasta reproduktif atau alates biasanya terbang keluar
sarang pada siang hari, sesaat setelah atau sebelum hujan turun.

11) Genus Termes
Pada kasta pekerja Termes yang ditemukan memiliki ciri morfologi warna

kapsul kepala putih pucat, antena berjumlah 14 ruas dan abdomen tampak
transparan dengan panjang tubuh 4,5 mm. Jenis ini membuat sarang dari kayu

mati dan sisa-sisa kayu lapuk di bagian bawah pohon dan dibagian ujung kepala 31
ada tonjolan.

Ciri-ciri di atas sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Handru, Herwina dan
Dahelmi (2012). Kasta prajurit dari Termes
memiliki ciri-ciri kapsul kepala berwarna
putih pucat, labrum pendek dengan sisi
lateral lurus, mempunyai penonjolan pada
bagian frontal dikepala, Antena berjumlah
13-14 ruas, mandibula menyilang dan pada
bagian ujung meruncing.

12) Genus Macrotermes
Macrotermes yang ditemukan memilik ciri morfologi: Warna kepala prajurit

berwarna coklat merah. Kasta prajurit
terdiri dari dua bentuk ukuran (dimorfis)
yaitu rayap prajurit mayor dan rayap
prajurit minor panjang kepala prajurit
mayor 5,1 mm, prajurit minor 3,0 mm,
antena 17 ruas, panjang tubuh prajurit
mayor 13,1 mm dan panjang tubuh prajurit
minor 6,5 mm. Pada penelitian ini, genus
Macrotermes didapatkan disetiap lokasi
penelitian.

Identifikasi di atas sesuai dengan pendapat Sayuthi (2012) bahwa
Macrotermes mayor berfontanel pada bagian atas kepala, ujung labrum
berhyalin, gigi marginal tereduksi, antena 17 segmen, memiliki sebaran rambut
dan pronotum berbentuk pelana kuda (saddle shape), panjang kepala prajurit
besar, 4,8-5,5 mm dan panjang prajurit kecil 3,0-3,4 mm. Salah satu ciri khas saat
mengidentifikasi rayap prajurit Macrotermes dijelaskan lagi oleh Riny, (2007)
yaitu terlihat adanya sepasang mandibula yang berukuran besar berwarna lebih
gelap dari kepala, simetris, dapat menutup dan tajam.

13) Genus Microtermes
Dari pengamatan morfologinya genus ini memiliki ciri tubuh berwarna

kuning cerah dengan panjang tubuh prajurit besar 5,9 mm, panjang kepala
dengan mandibel 1,6 mm, antena 15 ruas, didapatkan pada kayu lapuk yang tang
berhubungan dengan tanah, dan juga didapatkan pada semua lokasi penelitian.

Jenis berukuran kecil, prajurit dan pekerja,
dimorfis dan panjang prajurit - besar 3,5-4,75 mm
dan panjang prajurit kecil 2,5-3,75 mm. Mandibula
tipis, basis konkaf, antena 12-15 ruas, spesies
berukuran kecil, rayap prajurit lebih kecil daripada
rayap pekerja (Kadarsah, 2005).

14) Genus Odontotermes 32
Dari hasil pengamatan genus Odontotermes

memiliki ciri tubuh berwarna kuning terang
dengan panjang tubuh 8,9 mm, panjang kepala
dengan mandibel 4,1 mm, jumlah ruas antena 16
ruas dan mandibel kiri terdapat gigi marginal.
Didapatkan di semua lokasi penelitian dan hidup
didalam tanah. Jenis-jenis berukuran sedang,
prajurit dan pekerja monomorfis panjang tubuh
prajurit 5-7.5 mm dan antena 15-19 ruas.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Yunilasari (2008) bahwa morfologi lain
dari rayap ini adalah kepala berwarna coklat tua sampai coklat kemerahan.
Bentuk kepala melebar, dengan panjang kepala 2.15-2.30 mm dan lebarnya
1.50-1.75 mm. Pada mandibel sebelah kiri terdapat gigi marginal. Antena terdiri
dari 17 ruas. Ruas kedua sama panjang atau lebih pendek dari ruas ketiga.

G. Peranan dan Pengendalian Ordo Isoptera

Diseluruh dunia jenis rayap yang telah dikenal ada sekitar 2000 spesies
(sekitar 120 spesies merupakan ham) sedangkan lebih kurang dari 20 spesies yang
diketahui berperan sebagai hama perusak kayu dan sebagai vektor penyakit pada
manusia. Namun, tidak semua serangga bersifat sebagai hama dan perusak bengunan.
Kebanyakan serangga seperti jenis rayap juga sangat diperlukan dan berguna bagi
manusia Rayap biasa berperan dalam menjaga daur hidup rantai dan jaring-jaring
makanan di suatu ekosistem. Sebagai contoh apabila benthos (larva serangga yang
hidup di perairan) jumlahnya sedikit, secara langsung akan mempengaruhi
kehidupan ikan dan komunitas hidup organisme lainnya di suatu ekosisterm sungai
atau danau. Di bidang pertanian, apabila serangga penyerbuk tidak ditemukan maka
keberhasilan proses penyerbukan akan terhambat (Tobing, 2007).

Pengendalian rayap hingga saat ini masih mengandalkan penggunaan
insektisida kimia (temisida), yang dapat diaplikasikan dalam beberapa cara yaitu
melalui penyemprotan, atau pencampuran termisida dalam bentuk serbuk atau
granula dengan tanah. Teknik penyuntikan pada bagian pohon atau sistem perakaran
tanaman yang terserang atau dengan cara penyiraman disekitar tanaman (Wulandari,
2009).

Racun kuat yang kebanyakan dari kelompok fosfat-organik atau organofosfat
dan karbamat kurang dapat mengendalikan populasi rayap karena sifatnya yang
tidak tahan lama (non persistent) di lingkungan, walaupun kekuatannya luar biasa.
Salah satu contoh fosfat organic yang sering digunakan untuk soil treatment terhadap
rayap penyerang bangunan adalah chlorpytifos (Wulandari 2009).

Nematoda Steinernema carpocapsae memiliki efektifitas cukup
mengendalikan rayap. Umumnya nematoda Steinernema carpocapsae banyak
ditemukan didalam tanah, sehingga diharapkan rayap C. curvignathus yang selalu
berhubungan dengan tanah akan dapat dimanfatkan sebagai agen hayati Pemberian
nematoda dengan jumlah terkecil menimbulkan 38,16% dan dengan jumlah tertinggi
menimbulkan mortalitas 60,80%. Pengendalian hama terpadu (PHT) termasuk
pengendalian rayap pada kelapa sawit berpedoman pada Undang- undang No.12
tahun 1992 tentang system Budidaya Tanaman dan dalam sistem tersebut
pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alani hama seperti parasitoid,
predator dan pathogen menjadi komponen utama, sedangkan secara kimiawi
merupakan alternative terakhir (Wulandari 2009).

Pengumpanan adalah salah satu teknik pengendalian yang ramah lingkungan.
Dilakukan dengan menginduksi racun slow action kedalam kayu umpan, dengan air
trofalaksinya kayu tersebut dimakan rayap pekerja dan di sebarkan kedalam
koloninya Teknik pengumpana selain untuk mengendalikan juga dapat digunakan
untuk mempelajari keragaman rayap tanah (Wulandari 2009).

33

KESIMPULAN

Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik

Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda: Auchenorshyncha, Coleorhyncha, Heteroptera,

dan Sternorrhyncha.

Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk

seperti jarum.
Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangt dan tonggeret hıdup pada tanaman dan

menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga hidup di antara tanaman, namun mereka

memburu hewan-hewan kecil. Sebagian kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk diketahui

hidup sebagai parasit dan menghisap darah hewan yang lebih besar. Anggota Hemiptera

lainnya juga diketahui hidup air.

Siklus hidup Flemiptera tidak mengalami metamorfosis tidak sernpurna.

Beberapa contoh spesies dari Ordo Hemiptera adalah Walang sangit (Leptcorisa oratorius),

Kepik hjau (Nezara viridula ), dan Bapak pucung (Dysdercus cingulatus)
Ciri-ciri yang dimiliki oleh Ordo Isoptera yaitu berupa Tubuh lunak, Memiliki dua
Sayap yaitu sayap depan berupa Sayap yang agak menebal seperti kulit, Bersifat
hemitabola, Memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Toraks
berhubungan langsung dengan abdomen yang ukuran lebih besar, merupakan
serangga social Isoptera mengalami metamorfosis tidak sempurna, dengan Tipe
mulut pengunyah, dan Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian
tugas tertentu yang disebut polimorfisme. Sedangkan Pembagian tugas pada struktur
hidupnya berupa raja ratu dan prajurit serta tentara. Contoh spesies : Helanithermis
sp. (rayap). Rayap mengalami 4 kasta.
Anatomi dari Tubuh Isoptera tersusun oleh Caput, Thorak dan abdormen.
Siklus hidup dari Isoptera mengalami metamorfosis tidak sempuna berupa telur,
nimfa, dari nimfa akan menjadi (prajurit, pekerja dan nimfa fertile), kemudian dari
fertile akan menjadi Laron dan terlepas sayapnya, mengalamai seleksi menjadi Kasta
Reproduksi (Raja dan Ratu).
Pengendalian rayap hingga saat ini masih mengandalkan penggunaan insektisida
kimia (termisida). yang dapat diaplikasikan dalam beberapa cara yaitu melalui
penyemprotan, atau pencampuran termisida dalam bentuk serbuk atau granula
dengan tanah. Teknik penyuntikan pada bagian pohon atau sistem perakaran
tanaman yang terserang atau dengan cara penyiraman disekitar tanaman.

34

DAFTAR PUSTAKA

Djafaruddin, 2000. Dasar-Dasar Pengendalian Penyakit Tanaman. Bumi Aksara,
Jakarta

Fachruddin, L., 2000. Budidaya Kacang-Kacangan. Kanisius, Yogyakarta

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka cipta, Jakarta

Anonim. 2012. Rayapt. http://www.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 05 Mei 2012.

Banot, R 2007. Ant Biology and Life Cycle. http://www.knoledge gallery/article
112/ant-biology-and-life-cycle.htm. Diakses tanggal 05 Mei 2012.

Boror, D. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta, UGM Press.

smantono, R (2005). Fisiologi Dan Kebiasaan Rayap (Online). http://buungkicauan
inews-siklus-hidup. Diakses tanggal 05 Mei 2015.

Nandika, et al. 2003. Rayap Biologi dan Pengendaliannya. Harun JP Ed
Muhammadiyah University Press, Surakarta.

Prayogo, I. 2007. Beberapa Pengalaman Menghadapi Serangan Rayap dan paya
Pencegahannya (Online). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/
21340/4/ Chapter 62011.pdf. Diakses tanggal 05 Mei 2012.

Susanta, 2007. Cara Praktis Mencegah dan Membasmi Rayap. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Tarumingkeng. CR 2001. Biologi dan Perilaku Rayap (Online).
http//www.rudyct.com/biologi dan_perilaku_rayap.htm. PSIH IPB, Bogor.
Diakses tanggal 20 Mei 2011.

Astuti. 2013. Identifikasi, Sebarandan Derajat Kerusakan Kayu oleh Serangan Rayap
Coptotermes (Isoptera: Rhinotermitidae) di Sulawesi Selatan. Disertasi.
Universitas Hasanuddin. Makassar.

35


Click to View FlipBook Version