The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Tugas Anisa Dunggio_CONTOH KASUS PERAN MAHASISWA

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by definatriputri, 2021-04-19 02:45:57

Tugas Anisa Dunggio_CONTOH KASUS PERAN MAHASISWA

Tugas Anisa Dunggio_CONTOH KASUS PERAN MAHASISWA

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
(Kasus Keterlibatan dalam Memberantas Korupsi)
Dosen pengampuh : Siti Choirul Dwi Astuti, M.tr.Keb

Nama : Anisa Dunggio
Nim : 751540120006
Kelas : 1A Kebidanan
Prodi : D-III Kebidanan
POLTEKES KEMENKES GORONTALO

2021

Contoh Kasus Mahasiswa Dalam Gerakan Antikorupsi Dilingkungan
Nasional Baik Yang Benar Dan Salah

1. Contoh Kasus Yang Benar
Contohnya :
Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam menghadapi ujian
semester. Tidak menyontek saat ujian, atau melakukan plagiarisme lainnya.
Penjelasan :
Mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
pelajar perguruan tinggi. Dalam struktur pendidikan Indonesia, mahasiswa
menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi di antara yang lainnya. Oleh
karenanya, sebagai mahasiswa harus mampu membuat perubahan langsung
dalam kehidupannya. Ataupun membuat dirinya sebagai sebuah agen dari
perubahan (agent of change), karena telah banyak mengenyam pendidikan
dengan skala yang cukup. Artinya adalah bahwa mahasiswa memiliki
merupakan sumber daya yang besar dalam pendidikan pembentukan
karakater, bahkan tak pernah habis.
. Pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa tidak terlepas dari
pengetahuan yang didapatkannya selama belajar di kampus. Termasuk
memberikan pengetahuan dalam proses pemberantasannya. Nilai-nilai
korupsi harus terus ditanamkan agar mahasiswa juga memiliki kompetensi
dalam melakukan pencegahan pada orang lain untuk korupsi.
Tetapi juga melakukan pencegahan pada diri sendiri untuk tidak
melakukan korupsi. Sebagai salah satu contoh nyata bagi mahasiswa adalah
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam menghadapi ujian
semester. Tidak menyontek saat ujian, atau melakukan plagiarisme lainnya.
Itu menjadi contoh kecil tentang pendidikan anti korupsi yang harus

dipahami mahasiswa. Artinya, mahasiswa harus mampu mengenali dan
memahami korupsi itu dengan benar.

Dari hal itulah dapat dipetik kesimpulan bahwa mahasiswa harus
mampu memahami perilaku korupsi dengan memperhatikan berbagai
peristiwa yang terjadi di lingkungan kampus. Namun, juga tidak melupakan
berbagai aspek yang turut serta dalam pendidikan karakter ini yakni
keluarga dan lingkungan sekitar.
2. Contoh Kasus Yang Salah
Contohnya : Menyontek
Penjelasan :

Pemberi contek atau yang mencontek sama-sama salah. Namun
keduanya tidak menyadari akan kesalahan itu. Pada saat ujian tiba,
mahasiwa yang mencontek sangat mudah ditemukan di ruang kelas.
Perbuatan mencontek beda tipis dengan perbuatan korupsi. Itulah yang saya
maksud dari judul tulisan ini. Fenomena ini sangat mencolok sekali di
kampus.Secara sederhana pengertian korupsi adalah mengambil sesuatu apa
yang bukan kepunyaannya untuk kepentingannya pribadi. Pengertian
korupsi yang sederhana itu akan mudah kita jumpai di setiap kampus pada
saat ujian tiba. Tidak sedikit mahasiswa/i mencontek atau dengan membuat
catatan kecil (sering disebut jimek) untuk menjawab soal ujian.

Alasan kuat mengapa para kaum intelektual itu mencontek tidak lain
karena kurang atau malas belajar. Meskipun ia penuh kesibukan atau kerja
sambil kuliah. Jadilah ia tidak mampu menjawab soal ujian. Memang betul
ada beberapa soal yang sangat sulit dijawab, tetapi bukan berarti soal ujian
itu sulit semuanya.Fakta lain mengapa mahasiswa mencontek tak peduli
dengan catatan, bahan bacaan pun tak dimiliki atau malas membiasakan diri
membaca. Ia berharap besar dari jawaban temannya. Perbuatan itu terjadi
hampir di setiap fakultas. Sialnya, ada pengawas yang kurang ketat dalam
mengawas ujian, seakan para mahasiswa diizinkan melakukan aksi lihat
jimek.

Mahasiswa yang jujur pasti akan menjawab soal semampunya, ia
tidak mau mencontek meskipun nilainya lebih rendah dari temannya yang
lain.Lagi pula, nilai mahasiwa tidak mutlak ditentukan dari hasil ujian pad
saat itu. Ada penilaian lain seperi karakter, kehadiran, praktikum, tugas,
presentasi, dsb.Memang kita harus akui bahwa kemampuan setiap orang
berbeda-beda. Tapi bukan berarti itu adalah alasan pembenaran dalam
mencontek. Melarang atau mengharamkan perbuatan mencontek bukanlah
memandang sebelah mata bagi mahasiswa yang kurang baik dalam
mencerna pelajaran. Hanya saja mahasiswa seperti itu butuh banyak belajar
dan bertanya kepada dosen yang ia rasa sangat penting.

;:


Click to View FlipBook Version