BAHAN BACAAN ANCAMAN DAN UPAYA PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI X FASE E
DAFTAR ISI A. Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati di Indonesia Hilangnya Habitat Pembukaan Hutan atau Deforestasi Pencemaran Lingkungan Budidaya Monokultur Dan Dampak Negatif Rekayasa Genetik Eksploitasi Sumber Daya Alam Hayati yang Berlebihan atau Perburuan dan Perdagangan Ilegal 1. 2. 3. 4. 5. B. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia Pelestarian In Situ Pelestarian Ek Situ 1. 2. 1 C. Daftar Pustaka Glosarium
Manusia merupakan salah satu komponen yang dapat mempengaruhi ekosistem. Manusia dapat melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan produksi komponen biotik ekosistem, tetapi sebaliknya ulah manusia juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Manusia saat ini sedang mengikuti perkembangan industrialisasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga banyak aktivitas yang tidak disadari dapat mengancam keanekaragaman hayati sekitarnya. Jika hal ini dibiarkan, maka keanekaragaman hayati akan mengalami penurunan, baik kualitas dan kuantitasnya. Beberapa ratus tahun yang lalu, sebagian besar flora dan fauna telah berkurang karena kegiatan manusia. Di sisi lain manusia merupakan satu-satunya makhluk hidup yang mampu membendung terjadinya kepunahan berbagai jenis flora dan fauna. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan manusia yang dapat menurunkan atau mengancam keanekaragaman hayati di Indonesia A. Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati di Indonesia 2Keanekaragaman hayati merujuk pada beragamnya makhluk hidup, spesies, gen, dan ekosistem di planet Bumi. Keanekaragaman hayati merupakan salah satu aset paling berharga yang dimiliki oleh manusia, tetapi saat ini, keanekaragaman hayati di seluruh dunia menghadapi berbagai ancaman serius. Materi ini akan membahas ancaman-ancaman tersebut dan upaya-upaya pelestarian yang dapat diambil untuk melindungi keanekaragaman hayati. 1. Hilangnya Habitat Hilangnya habitat adalah ancaman serius terhadap keanekaragaman hayati di seluruh dunia. Habitat adalah lingkungan di mana makhluk hidup berkembang biak, mencari makan, dan bertahan hidup. Jika habitat alami hancur atau berkurang secara drastis, banyak spesies menjadi terancam punah karena tidak memiliki tempat yang cocok untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Dampaknya tidak hanya pada spesies yang terkena dampak langsung, tetapi juga pada ekosistem secara keseluruhan, yang dapat mengganggu keseimbangan alamiah dan mengancam banyak spesies lainnya. https://kslundip.wordpress.com/2018/01/02/pengaruh-pembukaanlahan-terhadap-keanekaragaman-hayati/
Pembukaan hutan, seperti untuk lahan pertanian, perumahan, pertambangan dan industri yang disebabkan pertambahan populasi manusia akan berakibat terhadap keseimbangan ekosistem hutan. Terjadinya penggundulan hutan akan mengakibatkan banjir. Kegiatan pembukaan hutan akan menghilangkan beribu-ribu spesies asli yang ada di hutan karena habitatnya telah rusak. Tindakan tindak bertanggung jawab tersebut merusak keseimbangan ekosistem di bumi sehingga menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. 3 2. Pembukaan Hutan atau Deforestasi https://apakabaronline.com/opini-deforestasi-hutan-di-wilayah-indonesia-danbeberapa-kontroversi-yang-kontradiktif/ Contoh dampak yang disebabkan dari pembukaan hutan antara lain yaitu semakin langkanya jalak putih bali karena habitatnya tergusur, dan menurunnya populasi harimau jawa akibat habitatnya menyempit. https://jenis.net/penyebab-kelangkaan-burung-jalak-bali/ https://www.detik.com/jabar/berita/d-6132310/perburuan-dan-hilangnya-habitatpenyebab-harimau-jawa-punah
Peningkatan jumlah pemukiman dan industri akan membawa konsekuensi terciptanya limbah yang akan mencemari lingkungan baik air, tanah atau udara. Pencemaran merupakan perubahan lingkungan akibat ulah manusia. Perubahan lingkungan ini akan memberikan tekanan terhadap makhluk hidup yang akan sangat membahayakan kelangsungan biodiversitas atau keanekaragamanhayati di permukaan bumi. 43. Pencemaran Lingkungan https://www.cnnindonesia.com/nasi onal/20151201091307-20- 95126/ribuan-ikan-mati-di-ancoldiduga-akibat-limbah-industri Contoh semakin langkanya jenis-jenis ikan air tawar yang ada di sungai Ciliwung akibat pencemaran limbah industri, matinya ribuan ikan laut di Pantai Teluk Jakarta akibat pencemaran limbah industri. https://megapolitan.kompas. com/read/2021/10/04/14074 221/saat-jutaan-ikan-matimendadak-di-teluk-jakartakarena-pencemaran-limbah
Sistem pertanian monokultur yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pangan, berpengaruh negatif terhadap jenis-jenis tumbuhan yang kurang bersifat unggul karena menjadi kurang dibudidayakan sehingga hilang dari lingkungan dan pada akhirnya menjadi punah. Selain itu, pemanfaatan bibit unggul yang tahan hama dan penyakit hasil rekayasa genetika juga dapat menyebabkan erosi plasma nutfah bagi tanaman yang tidak tahan terhadap hama dan penyakit. 54. Budidaya Monokultur Dan Dampak Negatif Rekayasa Genetik https://faperta.umsu.ac.id/2023/05/ 23/apa-itu-pertanian-monokulturkelebihan-dan-kekurangannya/ 5. Eksploitasi Sumber Daya Alam Hayati yang Berlebihan atau Perburuan dan Perdagangan Ilegal Pertambahan populasi manusia yang sangat cepat mengakibatkan pengambilan sumber daya alam hayati oleh manusia dapat melebihi batas regenerasi dan reproduksi dari organism tersebut. Kenyataan semacam itu menyebabkan kepunahan pada berbagai jenis makhluk hidup, sehingga menurunkan keanekaragaman hayati. https://www.harapanrakyat.com/2016/12/pemukiman-pendudukdi-ciamis-mulai-padat-dprd-akan-atur-pranata-sosialnya/
6Perburuan ilegal mencakup perburuan hewan liar tanpa izin atau melebihi kuota yang ditetapkan. Perburuan ini biasanya dilakukan untuk memperoleh bagian tubuh hewan yang bernilai tinggi seperti gading gajah, tanduk badak, kulit harimau, dan lain-lain. Sedangkan perdagangan ilegal adalah perdagangan satwa liar, tanaman, atau produk-produk hasil keanekaragaman hayati tanpa izin yang sah atau melanggar peraturan internasional. Perdagangan ini sering terlibat dalam penjualan hewan hidup, produk kulit, barang antik, dan obat-obatan tradisional yang terbuat dari spesies yang dilindungi atau diambil dari alam liar secara ilegal. Perdagangan ilegal meningkatkan permintaan atas produk tersebut dan mendorong aktivitas perburuan ilegal yang lebih intensif. Hal ini tentunya menyebabkan hilangnya populasi hewan dan tumbuhan, serta mengganggu ekosistem https://www.antarafoto.com/id/view/8536 02/ungkap-kasus-perburuan-hewan-ilegal https://gardaanimalia.com/perdaganga n-ilegal-satwa-liar-marak-dijumpai-inipenyebab-utamanya/
Pemerintah Indonesia telah menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan seperti yang dideklarasikan pada Konferensi PBB untuk Lingkungan di Stockholm pada tahun 1972 (UNCSD 2012) yang dipertegas lagi pada KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992 (UNEP 1993). Indonesia juga meratifikasi Konvensi PBB untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati pada tahun 1994 (Undang-Undang Nomor 5Tahun 1994). Sebagai konsekuensinya, pelestarian keanekaragaman hayati menjadiissue penting dalam setiap kegiatan pembangunan dan telah melahirkan gerakan-gerakan green economy dengan 15 prinsipnya, green industry dan green companyatau green business (Gunawan, 2009). Adanya eksploitasi hutan tropis menjadi lahan pertanian dan penggundulan hutan, berdampak besar pada proses hilangnya sumber daya alam hayati. Indonesia memiliki daftar terpanjang jenis tumbuhan dan hewan yang terancam kepunahan. Sudah tercatat paling tidak, ada 126 jenis burung, 63 jenis hewan mamalia, dan 21 jenis hewan melata yang dinyatakan terancam punah. Populasi kayu ramin menipis,kayu gaharu, dan kayu cendana terancam punah. Dengan menurunnya keanekaragaman hayati, manusia perlu melakukan upaya dan aktivitas yang dapatmelestarikan dan mengembangkan keanekaragaman hayati. Ada dua cara pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, yaitu pelestarian In situ dan Ek situ. B. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia 7
Pelestarian In situ, yaitu suatu upaya pelestarian sumber daya alam hayati di habitat atau tempat aslinya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan karakteristik tumbuhan atau hewan tertentu sangat membahayakan kelestariannya apabila dipindahkan ke tempat lainnya. Indonesia saat ini memiliki 30 taman nasional dan ratusan cagar alam sehingga flora dan fauna asli Indonesia memiliki kesempatan baik untuk hidup terus, tentu apabila peraturan pemerintah ditaati. Contohnya sebagai berikut: 81. Pelestarian In Situ a. Suaka margasatwa untuk komodo di Taman Nasional Komodo, Pulau Komodo. b. Suaka margasatwa untuk badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat. c. Pelestarian bunga Rafflesia di Taman Nasional Bengkulu. d. Pelestarian terumbu karang di Bunaken.
Beberapa contoh upaya pelestarian in situ yang penting meliputi: a. Pembentukan dan Pengelolaan Kawasan Konservasi Pembentukan taman nasional, cagar biosfer, hutan lindung, dan kawasan konservasi lainnya merupakan langkah penting dalam pelestarian keanekaragaman hayati secara in situ. Kawasan-kawasan ini melindungi habitat alami, mempertahankan populasi spesies yang terancam, dan mengamankan ekosistem yang penting bagi kelangsungan hayati. b. Pengawetan habitat Menjaga keaslian dan kualitas habitat alami adalah upaya penting dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Ini melibatkan perlindungan terhadap kerusakan lingkungan seperti deforestasi, degradasi lahan, dan pencemaran air. Upaya juga dilakukan untuk mengendalikan spesies invasif yang dapat mengganggu ekosistem. c. Program Pemulihan spesies Terancam Untuk spesies yang terancam punah, upaya pemulihan spesies dilakukan secara in situ. Ini melibatkan langkah-langkah seperti pemuliaan dalam lingkungan alami, pengawasan dan perlindungan langsung, serta pengaturan program konservasi yang menyeluruh untuk memperbaiki populasi dan habitat mereka. d. Rehabilitasi dan Restorasi Ekosistem Jika habitat alami mengalami kerusakan, upaya restorasi dan rehabilitasi ekosistem dilakukan. Ini mencakup pengembalian fungsi dan keanekaragaman ekosistem yang rusak melalui penanaman kembali vegetasi asli, pengendalian erosi, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. 9
Pelestarian ex situ adalah pelestarian keanekaragaman hayati (tumbuhan dan hewan) dengan cara dikeluarkan dari habitatnya dan dipelihara di tempat lain. Pelestarian secara ex situ dapat melakukan cara-cara sebagai berikut. 102. Pelestarian Ex Situ a. Konservasi di Kebun Binatang Kebun binatang memiliki peran penting dalam pelestarian ex situ dengan menyediakan lingkungan yang aman bagi spesies yang terancam punah. Mereka melakukan program pemuliaan, pemeliharaan populasi captive, dan penelitian untuk memperkuat populasi spesies yang terancam dan mempertahankan keanekaragaman genetik. Kebun raya menjalankan program koleksi tumbuhan yang melibatkan pengumpulan, pemeliharaan, dan pemuliaan tanaman langka dan terancam. Koleksi tersebut berfungsi sebagai cadangan genetik untuk keanekaragaman hayati dan sebagai sumber untuk penelitian ilmiah dan pemulihan habitat alami b. Koleksi di Kebun Raya Upaya pelestarian ex situ juga melibatkan penyimpanan benih tanaman dan spesimen tumbuhan, hewan, dan mikroba di bank benih dan museum sejarah alam. Hal ini memungkinkan pelestarian keanekaragaman genetik dan penelitian lebih lanjut pada spesies yang terancam atau punah c. Penyimpanan Benih dan spesimen Pusat pemuliaan merupakan fasilitas yang secara intensif memelihara dan membiakkan spesies yang terancam punah untuk memperkuat populasi dan memperbaiki keanekaragaman genetik. Teknik-teknik seperti inseminasi buatan, penyuapan, dan pemeliharaan terkontrol digunakan untuk memastikan kelangsungan hidup spesies tersebut c. Pemulihan Spesies dipusat Pemulihan
C. Daftar Pustaka Puspaningsih ayuk Ratna dkk. 2021. Ilmu Pengetahauan Alam untuk SMA Kelas X. Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Widayati, Sri dkk. (2009). Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Yani, Riana dkk. (2009). Biologi 1 SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Deforestasi : Proses penggundulan hutan secara besar-besaran yang memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan dan kehidupan di Bumi Ekosistem : Hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungana biotik eksploitasi : Tindakan atau praktik memanfaatkan atau menggunakan sumber daya atau orang secara berlebihan atau tidak adil untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu Erosi plasma nutfah : Pengikisan dari pembawa gen asli dari proses persilangan antar indukan yang menyebabkan indukan mengalami kepunahan. Fauna : Hewan Flora : Tumbuhan Habitat : Lingkungan tempat di mana suatu spesies atau komunitas organisme hidup, tumbuh, berkembang, dan mendapatkan kebutuhan hidupnya seperti makanan, air, tempat tinggal, dan kondisi lingkungan lainnya. Industrialisasi : Proses perluasan dan intensifikasi sektor industri dalam suatu wilayah, negara, atau masyarakat. Konservasi : Usaha yang dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati Limbah : Limbah adalah zat, materi, atau bahan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia, proses alam, atau kegiatan industri yang tidak lagi memiliki nilai ekonomi atau manfaat bagi orang yang membuangnya. Monokultur : Praktik pertanian atau kehutanan di mana hanya satu jenis tanaman atau organisme yang ditanam atau dibudidayakan dalam suatu area atau lahan selama periode waktu tertentu Pelestarian : Serangkaian tindakan, kebijakan, dan usaha yang dilakukan untuk melindungi, menjaga, dan mempertahankan suatu objek atau makhluk hidup. Pelestarian ek situ : Upaya melestarikan keanekaragaman hayati di luar habitat alaminya. Pelestarian In situ : Upaya melestarikan keanekaragaman hayati di habitat alaminya. Pencemaran : Penambahan atau dimasukkannya bahan-bahan atau energi asing ke lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan atau perubahan yang tidak diinginkan dalam ekosistem, mengganggu kesehatan manusia, makhluk hidup, dan properti. Populasi captive : Kelompok hewan, tumbuhan, atau mikroorganisme yang hidup dan direproduksi dalam lingkungan terkendali, seperti kebun binatang, akuarium, pusat penangkaran, atau fasilitas penelitian. Spesies : Kelompok makhluk hidup yang memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang sama dan dapat saling berinteraksi secara alami. GLOSARIUM
KEANEKARAGAMAN HAYATI ANCAMAN DAN UPAYA PELESTARIAN FASE E