The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Kenangan Reuni Akbar 41 Tahun Smantri 81 Edisi Revisi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ajokhoghant, 2022-12-02 23:30:20

BUKU KENANGAN REUNI 41 TAHUN

Buku Kenangan Reuni Akbar 41 Tahun Smantri 81 Edisi Revisi

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

44. John Novarly.

Masuk pertama kali ke SMA 3 sudah dipertengahan
semester. Maklum, karena memang sebagai siswa
pindahan dari SMA 2 Palembang. Yaaaa ….ngikut
Bokap dan Nyokap yang pindah tugas pula. Rada-
rada gamang juga, karena sepi, sebab sekolahnya
masih baru, ditengah areal persawahan pula
lokasinya. Yaaaa….gimana gitu ????? agak terasa
asing lah bagi “orang kota”………Namun tidak lama
berselang, masuk pula murid baru “berkaca mata” Gala Garnida
Rojali pindahan dari Bogor. Sebagai sesama orang baru dan siswa
pindahan, Gala menjadi teman akrab di sekolah, dan kebetulan pula
rumah kami berdekatan di daerah Padang Baru. Tapi yang
bersangkutan tidak sempat sampai selesai, karena kembali pindah.
Sebagai teman akrab, saya risau juga, karena setelah kepindahannya
tidak ada kabar dan “loss contact” dengan Gala Garnida Rojali ini.
Sedihnya lagi, kira-kira 10 tahun yang lalu dapat kabar, kalau yang
bersangkutan sudah berpulang ke rahmatullah karena sakit ginjal
yang kritis.
Tiga tahun di SMA 3, banyak sekali sweet memory yang tak kan
terlupakan. Yang jelas semua guru-guru dan teman-teman baru
sangat baik dan berkesan, sebut saja diantaranya Nene.., Rina..,
Adek.., Pendi.., Iin.., Cahyo.., Lili.., Ita Mega.., Elly Tachi..,
Neneng.., Tina Ratu.., Fit..,dan lain-lain..., banyak lagi. Daiantara
“temen” itu ada 2 (dua) “bidadari” yang “membuat hidup saya
semakin hidup dan berbunga-bunga”……..ha ha ha ha ha …!!!!
Tentunya (untuk semua itu) terima kasih kepada semua alumni yang
telah berbagi suka dan duka selama kita bersam-sama di sekolah.
Selesai menamatkan pendidikan di SMA 3, melanjutkan kuliah di IPB
jurusan Teknologi Hasil Hutan, kemudian bekerja dan terakhir sudah
pensiun pula.

Ada satu lagi hebatnya kawan kita ini. Kalau kemaren ini orang
pada meributkan Penyakit corona….corona….corona,,, sementara
puluhan tahun yang lalu John Novarly sudah sangat akrab dengan
Corona ini. Apalagi kalau sudah malam Minggu, dia racak saja
Corona ini untuk menyambangi “bidadari” nya. Yaaaa…..asyiiiik…
asyiiiiik aja. ??????

Created by: [email protected] 50

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

45. Junaini.

Created by: [email protected] 51

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

46. Kusdianto.

Terlahir sebagai anak ke 5 dari 10 bersaudara.
Bapak seorang anggota POLRI, tinggal di
Asrama Polri Jati, dimana kesejahteraan
anggota Polri waktu itu tidaklah sebaik sekarang
ini. Pergi ke sekolah dengan sepeda motor bebek
Honda 90cc dengan grup ”KUCHAI”. Grup
dari Jurusan IPA ini sangat ditakuti juga lah,
karena tidak ada yang pacaran satu kelas.
Grup KUCHAI ini terdiri dari Tafdil alias Tadong, Edy Marta alias
Edy Bajau, Yerri alias Yei, Witra Marta alias Uwak Sanga, Rayhan
alias Kale, dan Edinof alias Kempes.
Bukan KUCHAI namanya, kalau tidak tampel beda. Tiap Sabtu (yang
lain pada pulang kampung), dia cabut ke Bukittinggi, Pesisir, atau ke
Lubuk Minturun untuk cari durian dan rambutan. Yei dengan CB100 sama
Kale, Cakra dengan bebek hijau sama Kempes, Witra dengan bebek
merahnya, Edy Bajau dengan GL sama (Alm) Edwar, dan saya dengan
bebek merah 90cc sama Tadong. Meski ada pertandingan bola antar kelas,
Genk Motor ini tidak ambil bagian, tapi malah pergi camping ke Painan
bersama anak Bahasa adik kelas. Pas lagi apes, saat ke Painan, Witra alias

“Uwak (yang tidak) Sanga” menabrak sapi yang tiba-tiba menyerobot ke
jalan. Syukur saja tidak terjadi musibah yang berati.

Tetapi untuk urusan belajar bagi kami tetap saja serius, apalagi
saat-saat ujian. Masjid di komplek PGAI adalah tempat yang dipilih
untuk belajar, sambil lihat hantu di ruangan sekolah PGAI, atau
belajar bersama di jalan Flamboyan.

Selingan saat belajar yaitu makan Mie Ayam “Lelek” yang di Bandar
Purus, yang pergi membeli adalah Kale sama Kempes. Sebelum sampai di
rumah, daging ayamnya sudah dimakan dulu oleh si Kale. Curiga….jelas.
Saat ditanya, koq jadi seidikit ?, dengan enteng dijawab, memang segitu
yang dikasi. Namun besoknya ngaku juga, bahwa sudah diangsur duluan
tadi di jalan.

Sempat kuliah di Pertanian Unand namun tidak selesai, tapi
dilanjutkan masuk AKABRI.

Pesan saya, tetaplah terus bersahabat sampai Allah berkata
waktunya pulang dan jangan silaturrahmi sampai terputus.

Menikmati pasa pensiunnya, Cudek hidup bahagia bersama keluarga
tercinta, yaitu A. Desywar (urang rumahnya) serta Fadhel Wira Satri, Putri
Amelia dan Atiqah Bunga Sulthanah (anak-anaknya). Terima kasih.

Created by: [email protected] 52

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

47. Lili Irianti.

Berlelah-lelah dari Pekanbaru ke Padang untuk
menghadiri dan mengikuti acara Reuni Akbar 41
Tahun Smantri 81, tidaklah menjadi soal-soal
betul bagi Lili Irianti. Kerinduan untuk ketemu
dengan wajah-wajah manis nan ceria (ketika
SMA dahulu) telah mendorong hasratnya untuk
(sementara) meninggalkan rutinitasnya di
Pekanbaru. Apatah lagi karena memang sudah
sangat lama dan sangat jarang berjumpa dengan kawan-kawan SMA

itu.
Ada yang sangat terkesan bagi Lili Irianti ini yaitu sewaktu Kelas

3, duduk sebangku dengan Ita Mega dan rumah kami pun sangat
berdekatan….(yaaaa…tetangga sebelah). So pasti pergi dan pulang
sekolah beriringan jalan kaki. (Hampir) sepanjang jalan orang-orang
selalu melihat dan memperhatikan kami. Kenapa tidak,,, seperti
telunjuk dan jempol saja nampaknya. Yang satu (Ita Mega) tinggi
semampai (kalah mambali – manang mamakai), sementara Lili –
randah donek se. Waktu terus berlalu, sementara kita tak pernah
lagi ketemu. Merasa sedih juga, karena dapat kabar terakhir Ita
Mega lagi tidak sehat. Dan kita hanya mendo‟akan semoga Ita bisa

segera pulih, hingga suatu ketika dapat kembali jumpa. Aamiin…..!!!!
Lahir di Bukittinggi pada tanggal 15 Juli 1962. Sarjana Muda

AKB&P Padang ini bekerja sebagai PNS di Pekanbaru dan sekarang
sudah pensiun. Bersuamikan Armen, dikaruniai 3 (tiga) orang anak

yaitu Qurrata „Aini, Muhammad Zaki Fadhillah, Ahmad Haris Rezeki
Fadhillah.

Beda lagi pengalaman sewaktu Reuni 41 Tahun ini. Saya dan Len
sekamar di Dahlia 2. Kamar kami besar dengan tempat tidur untuk 3
orang, sedangkan kamar lainnya yaitu nomor 4 dihuni oleh Een dan
Lidia yang tempat tidurnya hanya 1 dan serba 1 pula; bantal satu,
handuk satu, dan kamarnya pun sempit. Ketika pas mau pulang,
barulah Een dan Lidia cerita bahwa mereka tidurnya dempet dengan
bantal satu. Kesal jadinya hati ini, rasanya mau nambah hari lagi
reuniannya biar Een dan Lidia bisa tidur sama kami. Salut untuk
Een dan Lidia, teman yang sabar dan baik hati….Saaaluuuuut !!!!

Created by: [email protected] 53

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

48. Lili Syafril Yanti.

Betapa senang dan gembiranya Lily dan juga
(barangkali) kawan-kawan yang lain, ketika
mendapat kabar dari pihak sekolah tentang
rencana pergi “jalan-jalan” ke SMA di Kota
Medan. Horeeee...bisa jalan-jalan jauah, ke
kota, ini Medan.........Bung !!!!!! Tidak
pernah terbayangkan sedikitpun, baa kito lalok
di meja belajar, di ruang lokal. Lai ko ka aman ?
bagaimana dengan nyamuk, dan gangguan-gangguan lainnya, yang
penting ikut. Indak pernah pulo tabayang di tampek nan dituju tu,
bara buah kamar mandinyo, lai layak ko untuak mandi. Kok lai
kamar mandinyo, ciek kamar mandi untuak bara urang ? Urang gaek
awak, indak lo nyinyie batanyo, baa beko disitu ? Yang ado dalam
pangana urang gaek awak, baa caro mancukuik an pitih untuak
iyuran jalan-jalan ka Medan, pitih lanjo di jalan, lanjo anak salamo
disinan. Pokoknyo anaknyo sanang dan bisa ikuik.
Jadi tak pernah pula terbayangkan, bagaimana repotnya tuan rumah
SMA 4 Medan, sampai-sampai meliburkan muridnya sekian hari. Yang
terbayang, bisa heppy, gembira gabung sama teman-teman dari Padang.
Indak ado pulo raso cameh katiko itu, dima bagai ka shalat, baa kalau

tingga-tingga shalat, atau baa pantiangnyo bado‟a panjang pendek sebagai
obat pelipur raso cameh supayo selalu dalam perlindungan Allah swt. Yang
ada hanya perasaan senang dan gembira saja. Baa ka indak, namo lah
tercatat dalam daftar peserta......

Tidak tau pula lah kita, dengan perasaan Lily yang seperti itu. Lily
yang lahir di Jakarta pada tanggal 3 April 1962 ini, mungkin baginya dan
juga bagi orang tuanya, tidak ada pula yang perlu dirisau-risaukan benar.
Tapi Alhamdulillah, semua (mungkin ada kekhawatiran) itu, endingnya
okey-okey saja.

Menyelesaikan S1 Akuntansi Unand, kemudian menikah dengan
Novizar dan menjadi ibu rumah tangga yang baik untuk keluarga dan 2
(dua) orang anaknya, yaitu Meuthia Annisa Novizar dan Putri Athirah
Novizar yang sekarang sudah berkeluarga pula.

Mungkin mengingat banyak kesempatan dan waktu luang bagi
Lily, maka Panitia Reuni Akbar ini mempercayakan urusan pitih
mamitih kepadanya selaku Bendahara. Dan Alhamdulillah,
endingnya okey-okey pula…..Selamat dan sukses buat Lily….!!!!!

Created by: [email protected] 54

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

49. Magdalena.

Created by: [email protected] 55

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

50. Masril.

Meskipun tidak bisa hadir secara langsung pada
acara “Reuni Akbar 41 Tahun Smantri 81” untuk
“Malapeh Taragak Basu” , namun Masril
yang sekarang tinggal di Subang Jawa Barat ini
masih mengirimkan kesan dan kenangannya
untuk kawan-kawan Alumni Smantri 81.
Pengalamannya ketika pernah bekerja di Dinas
Perkebunan Jawa Tengah sepertinya tidak mem-
buat hati dan pikirannya “nyaman”. Makanya sejak tahun 1989
Masril mengundurkan diri sebagai pegawai Dinas Perkebunan Jawa
Tengah tersebut.
Sejak saat itu, Masril tidak tertarik lagi dalam “dunia kerja”
yang banyak “tipu muslihatnya” sebagaimana yang pernah
dialaminya itu. Antah apo ko lah sabab karanonyo, yang jaleh, lah
amba se hatinyo……bialah ambo mundur se…..bitu keceknyo.!!!
Mungkin sudah begitu pula “suratan hidup” nya yang tidak
dapat dielakkan. Namun yang jelas sekarang dia sudah nyaman-
nyaman saja bersama “urang rumah” nya menjalani hari-hari dan
kehidupannya di daerah Subang Jawan Barat.
Untuk acara “Reuni” kali ini (mohon maaf) Masril memang
tidak bisa hadir, tapi bagaimanapun juga dia telah titip pesan sama
Herman dan “Bunda” Ros. Bia lah ndak tibo bana badan ,
namun “pangana” jo pakirim lai sampai juo ka kawan-
kawan……Alhamdulillah…!!!!!

Created by: [email protected] 56

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

50. Mulyarman.

“Beruntung” lah Mulyarman (kini dengan
rambut klimis dan jenggot terpelihara) yang

ketika sekolah dahulu “mungkin” terasa penat
dan capek, karena kadang-kadang harus jalan

kaki. Memang waktu pergi sekolah naik oplet
dari Pasar Raya dan pulangnya jalan kaki sama

kawan-kawan sambil bercanda sampai simpang
Alai dan lanjut naik oplt lagi. Namun kadang-

kadang pergi ke sekolah naik sepeda ontel dan pulangnya sama

kawan searah sambil kebut-kebutan. Yang ini tentunya
asyiiiik juga…..???? Selama sekolah juga ikut kegiatan

kepramukaan, pergi Camping ke Alahan Panjang dan kegiatan
lainnya.
Setelah selesai sekolah pergi merantau ke Jakarta ikut Abang
untuk mencari sesuap nasi. “Beruntung” nya, tidak sekedar

sesuap nasi yang diperdapat, tapi malah beberapa suap, sampai
kekenyangan. Beberapa kali juga pernah berkumpul dengan teman-

teman Ikasmantri lintas angkatan di Depok maupun wisata ke
Puncak Bogor tahun 1985.
Alhamdulillah, diterima sebagai pegawai di Kemenkeu, pertama

ditempatkan di Jakarta, setelah itu dipromosi pertama ke Jambi dan
sering mengalami mutasi sampai 8 kali (Jambi, Jakarta, Pontianak,
Bekasi, Banda Aceh, Surabaya, Makassar dan Bandar Lampung)

dalam rentang 2 – 4 tahun. Tetapi sayangnya tidak ada mutasi di

kampung sendiri Padang. Setiap daerah/kota mutasi banyak kita

pelajari budaya daerah dan tetap berkumpul dengan komunitas
orang Minang.
Mulyarman yang lahir di Padang pada tanggal 22 Oktober
1960 ini untuk memantapkan pengabdiannya di Kemenkeu juga

sudah menyelesaikan pendidikan S2 nya dengan spesifikasi
Manajemen Publik.
Sekarang Mulyarman tinggal di Jakarta bersama keluarga

tercinta. Tahmida isterinya dengan 3 (tiga) orang anak
kesayangannya yaitu ; Amanda Nur Shadrina, Muhammad Diandra

Rafif, Adella Nur Shabrina. …..Alhamdulillah….wa syukurillah ….!!!!

Created by: [email protected] 57

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

52. Nasrul Yahya.

Selama beberapa bulan setelah kepindahan ke

SMANTRI, datang ke sekolah dengan mangayuah

kotangin dari Air Tawar lewat Khatib Sulaiman yang

jalannya masih berkerekel. Tapi karena sudah ada

timbunan sampah (yang bikin pusing kepala),

akhirnya kost di Alai. Karena keadaan, pulang pergi
sekolah hanya bisa jalan kaki. Waktu istirahat

“kalua main” terpaksa harus gonta ganti pinjam

motor kawan untuk makan ke kost, karena tidak bisa

belanja di kantin sekolah. “Marasai” juga lah kawan-kawan jadinya, seperti
Dores, Sap-Sap (Alm), Edinof “Mpes”, Witra Marta, dan lain-lain…..??????
Gonta ganti baca novel dari “Pustaka Kelas”, ternyata berpengaruh
besar dalam mengasah pemahaman dan pendalaman sastra Awak untuk
waktu selanjutnya. Termasuk latihan deklamasi dalam pelajaran Bahasa

Indonesia ke puncak Gunung Pangilun bersama pak Mustafa Ibrahim.
Berbanding terbalik dengan mata pelajaran bidang IPA terutama

Matematika yang hanya “rata-rata air” saja. Sehingga saking kesalnya

(mungkin), karena tidak mengerti-mengerti juga, “nanti kamu pindah

jurusan aja yaa”, begitu Pak Pin bertutur. Tapi (rupanya) pak Guru ini

kemudian sadar bahwa sekarang sudah kelas 2 (dua), ndak bisa lagi untuk

pindah jurusan……...selamatlah jadinya.

Mengingat “perangai” kawan-kawan ini, kadang-kadang bisa bikin
ketawa-ketawa sendiri. Betapa tidak, untuk masuk ruang praktikum harus

pakai “snaljas”, sementara untuk Yerri, Sabernard dan dua tiga orang kawan
yang lain, cuman pakai baju putih biasa. Tapi karena ukurannya besar dan

kedodoran,,,jadilah seperti snaljas. Aman-aman pula lah masuk Lab.

Entah karena apa, atau sebab apa, di acara Reuni kali ini Nasrul
Yahya atau simpelnya JoNas, dilibatkan dalam kepanitiaan. Jadilah ia

mondar-mandir dari tempatnya sekarang Padang Panjang – Padang. Meski

“katepong” kendaraannya kena “toncik”, dia jalan terus. Yang penting

tugasnya dikerjakan, dan acara “besar” ini harus dapat berjalan dengan
sukses. Alhamdulillah, secara umum acara ini dapat dibilang sukses.

Meskipun sudah pensiun dari PNS/ASN, namun Walikota nya masih
memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengelola Islamic Centre Padang
Panjang. Sambil berseloroh JoNas berujar, “mungkin karena sudah biasa jadi
Garin sejak dulu, makanya dipercaya mengurus ini” ????
Sekarang tinggal menikmati masa pensiunnya dengan penuh rasa syukur
bersama Yossita, isterinya serta 3 (tiga) orang anaknya; Annisa Tiara Yonas,
Muhammad Ridho Yonas dan Aulia Putri Yonas. Alhamdulillah……!!!!!!!!

Created by: [email protected] 58

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

53. Niswarni.

Yobana sabana taubek payah setelah jalan jauh
dari Palembang untuk hadir dan mengikuti
perhelatan besar Reuni Akbar 41 Tahun Smantri
81 yang mengusung tema “Malapeh Taragak
Basuo”. Bagi Niswarni atau terakhir lebih
akrab disapa dengan “Uniang”, yang lahir di
Kuraitaji – Pariaman 18 Agustus 1961 ini, betul-
betul dapat mengobat rindunya. Taragak sobok
jo kawan-kawan – banyak nan batamu. Taragak balagu – nyo
agiah “ciek kaset”. Karena itu memang hobbynya. Tidak sekedar
menyanyi, tapi dari tangannya sudah tercipta 10 lagu da’wah.
Makonyo (pasan Uniang) jan lupo menelusuri karya-karya
inovatifnya di : https://youyube.com/user/niswarni dan

https://youtube.com/channel/UCMyM8emROCCZA1zxZwT5avA.
Cuman ado nan ndak ka mungkin lupo dek Uniang ko, katiko sakola

daulu. Urang ka ulangan Kimia, persiapan (rasanya) sudah oke. Tapi ado
ciek rumus nan alun bisa apa, akhirnyo dicatat, masuak an ka saku. Tau -
taunyo yobana kalua dalam ujian, tapi ka maambiak ka saku, tanganko alah
manggaretek duluan, akhirnyo uurung nyontek.....Dasar murid
jujur..hehehehehe.. (ngapik daun kunik) !!!!

“Kejujuran” itu pula yang meluluhkan hati Mak Uwo yang jualan di
Kantin sekolah. Sebab kalau Uniang sudah pesan belanja “bubue
hitam” (karena memang itu hobby dan seleranya), tetap saja dikasih bonus
karak bubue oleh Mak Uwo. Dengan itu batambah lamak lah kenyoh
Uniang.....

Dengan tugas sebagai guru, Uniang dipercaya pula sebagai Kepala
Sekolah (yang berprestasi) yaitu Juara 1 Kepala Sekolah Berprestasi tingkat
Kota Palembang serta Juara 2 tingkat Provinsi Sumatera Selatan. Dengan
tambahan bekal S2 Magister Pendidikan Matematika nya, telah terbit buku-
buku Matematika, dimana 4 buku diantaranya sudah punya ISBN.

Pensiun dengan pangkat tertinggi IV/e, dan dinikmati bersama
Drs. Sak‟ari, AB (sang suami), beserta anak cucu yang terdiri dari :
MR. Pratama (Perhubungan dengan isteri Dwi Mustika (dokter) dan
2 anak. Dwita Septiani (Pegadaian) dan suami Trisna Heriyanto
(Pertamina) dengan 3 anak,Trinanda Y (PLN) dan suami Rendra Adi
(PLN) dengan 1 anak. Dan sekali-sekali malapeh taragak menyanyi,
disalurkan juga lewat “karaoke”.............Alhamdulillah...!!!!!!

Created by: [email protected] 59

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

54. Nong Herlina.

Created by: [email protected] 60

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

55. Nurfitri.

Created by: [email protected] 61

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

56. Nurhayati.

Jarak dari rumahnya ke sekolah SMA 3 lumayan
jauh, lebih kurang 7 Km, dan itu setiap hari
dilaluinya dengan bersepeda. Ndak tau ujan –
ndak tau paneh, pokoknyo barangkek sakola –
kayuah kotangin tu.
Bak kata pepatah; “sepandai-pandai tupai
melompat, sesekali jatuh juga”. Peristiwa itu
terjadi saat pagi-pagi di perjalanan ke sekolah,
saya terpeleset dan terjatuh ketika melewati jembatan kecil yang
hanya terbuat dari batang pohon kelapa. Dibawah jembatan tersebut
rupanya ada potongan-potongan bambu yang dengan sengaja
ditanam (dipancang).
Karena saya khawatir dengan kondisi jembatan tadi, lalu saya
turun dan tidak saya racak sepeda saya. Tapi malang bagi saya, kaki
saya malah terpeleset dan saya terjatuh. Tapi syukur Alhamdulillah
saya jatuh di sela-sela pancangan bambu tadi, cuman kepala saya
yang tertimpa sepeda. Kepala saya bocor, (syukur saja tidak
kempes), lalu saya dibawa oleh teman ke rumah seorang perawat
yang tinggal dekat tempat kejadian. Akhirnya kepala saya dijahit,
(koq dijahit... ????..... biasanya kalau bocor,,,,,,yaaa ditempel !!!!).
Yang luar biasanya adalah nekat nya perawat tadi. Tindakan jahit
menjahit ini dilakukan tanpa bius dan kemudian diberi obat, tapi
bekasnya masih ada sampai saat ini.
Nurhayati “iNon” yang lahir di Padang pada tanggal 11
November 1963 ini, menyelesaikan pendidikan S1 nya di Universitas
Negeri Padang, atau IKIP barangkali. Sekarang masih mengajar di
SMPN 18 Padang.
Alhamdulillah, setelah berkeluarga dengan Efendi sebagai
suami, telah diberi amanah “mengurus” buah hati kesayangan yaitu
Yanne Pradwi Efendi, Hanrevio Efendi, Suri Hanifa Efendi, dan
Fadhilla Annisa Efendi. Selamat.......ya Cik Gu..”iNon” !!!!!!!!!

Created by: [email protected] 62

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

57. Nuryetti.

Angkatan kami lah yang pertama harus
membuat Karya Tulis atau “Paper” sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan kelulusan
dalam menyelesaikan sekolah, (kayak sudah
mau jadi sarjana aja). Karena baru pertama
kali, dapatlah dimaklumi, bahwa dalam
pengerjaannya tentu menemui kesulitan dan
tantangan tersendiri. Paper dibuat dari mata pe-
lajaran pokok masing-masing jurusan, misalnya untuk Jurusan IPA
dengan pilihan mata pelajaran Fisika, Kimia, Biologi atau
Matematika. Entah dari mana pula pangkal sebabnya, hampir semua
kawan-kawan membuat paper dalam mata pelajaran Biologi,
sehingga mata pelajaran lain “tidak kebagian”. Merasa tidak imbang,
akhirnya diambil “kebijakan” oleh guru-guru, bahwa penulisan paper
berdasarkan nilai tertinggi pada mata pelajaran pokok tadi. Saya
dapat kebagian membuat Paper (karya tulis) dalam mata pelajaran
Matematika. Pembimbingnya adalah Bapak Wilmar (guru
Matematika kami) yang baru pulang dari Malaysia. Bapak itu baik
sekali. Sekarang sudah pensiun.
Kemudian “kenakalan” ini, sepertinya akan terus teringat, yaitu
ketika kami cabut pada jam belajar untuk pergi “nonton bareng”
bersama teman-teman satu lokal. Besoknya kami dimarahi oleh
Kepala Sekolah dan harus membuat Surat Perjanjian yang
ditandatangani oleh orang tua.
Nuryetti yang lahir di Padang 4 Juli 1961 ini setamat SMA
melanjutkan pendidikan dan terakhir S2 Matematika di selesaikan di
Unand. Bekerja sebagai PNS menjadi Guru di SMA 5 Pariaman, dan
sejak Agustus 2021 sudah pensiun.
Menikah dengan Nasri, kemudian kami dikaruniai 3 (tiga)
orang anak yaitu; Nurul Dini Ramadani, Nisa Al Istiqamah, Nurul
Muthmainnah.

Created by: [email protected] 63

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

58. Prim Haryadi.

Prim Haryadi, yang terakhir lebih okey disapa
dengan “Kim-Prim” ini lahir di Bengkalis (negeri
pulau di pantai Timur Sumatera) pada tanggal 25
Maret 1963. Selesai di SD Muhammadiyah Bengkalis,
melanjutkan ke SMP di Tembilahan (masih di Pantai

Timur Sumatera – negeri penghasil kelapa). Dari
sanalah “Kim – Prim” ini berlelah-lelah pergi ke
Padang di SMA 3. Betapa tidak, untuk sampai ke
Padang ini dari Tembilahan perlu perjuangan berat
dengan kondisi jalan yang ada pada saat itu. Untuk
sampai ke “palayangan” saja harus melewati setidaknya 75 jembatan.
Belum lagi “ngeri” nya naik palayangan, salah-salah bisa mobilnya kecebur
ke Batang Indragiri yang berarus deras.

Di SMA 3 inilah bintangnya bersinar, sejalan dengan hobbynya berolah
raga (yang terus ditekuninya) sampai sekarang. Dengan perawakan yang
tinggi semampai, volley dan basket adalah kesukaannya. Apalagi setelah
bertemu dengan Pak K. Saruli atau Pak Liang (Guru Olahraga), semakin
mewarnai kehidupan dan hobbynya. Karena beliaulah yang mengajak Kim
– Prim bergabung dengan club volley terkenal di Kota Padang Viva Club
Volley Ball. Untuk yang satu ini, Kim – Prim memang menjadi idola dan
andalan di Smantri, hingga sering menjadi juara atau runner up antar SLTA
di kota Padang bahkan level Sumatera Barat. Selain itu, di OSIS pun kawan
kita ini juga aktif dan berperan.

Menuntaskan Sarjana Hukum di Unand, kemudian melanjutkan
sampai sekolah paling tinggi (S3), masih di bidang Hukum. Berbekal itu lah
Kim – Prim bekerja dan bertugas serta telah melanglangbuana ke
berbagai tempat dan berbagai jabatan di profesinya. Bahkan sebelum
jabatan terakhir sebagai Hakim Agung di Mahkamah Agung RI saat ini,
Kim – Prim telah dipercaya sebagai Direktur Jenderal pada Direktorat
Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung.

Menikah dengan Roseyanti adalah suatu kebahagiaan dan
keberuntungan tersediri pula bagi Kim – Prim. Kenapa tidak, ketika
menemukan case yang pelik di kantornya, Kim – Prim mendapatkan
lawan diskusi dan berdebat yang hangat di rumahnya. Bahkan perdebatan
itu kadang malah sampai pada “pergumulan” yang masing-masing tidak
bisa disabarkan. Tapi, Alhamdulillah pula, dampaknya betul-betul nyata
dengan lahirnya Ihsan Putra Haryadi, Sinartrya Putra dan Asyfa

Ramadhani, anak kesayangannya. Alhamdulillah………!!!!!!!

Created by: [email protected] 64

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

59. Raflis.

Dialah Raflis Rustam yang low profile, murah
senyum, pintar, suka bergaul dan akrab
dengan teman-teman. Tak salah pula kiranya
kawan-kawan memberikan amanah kepadanya
sebagai Ketua OSIS SMA 3 Padang.
Sehingga ketika ditagih untuk menuliskan kesan
dan kenangannya selama di sekolah Smantri,
Pak dotor Raflis ini, jadi kelimpungan dan
“kepayahan”. “Semuanya berkesan”, begitulah
ungkapnya. Karena memang, bagi Raflis perjalanannya selama di
Smantri, memberikan pelajaran dan kesan yang sangat berarti.
Raflis yang lahir di Padang pada tanggal 1 Maret 1962 ini, sekolahnya
semenjak dari TK (yang terendah) sampai yang tertinggi (S3/Doktor),
memang lancar-lancar saja. Selesai dari TK Persit Cenderawasih I Padang
(yang di samping Kantor Pos dan Giro Padang), dia khatamkan SD dan SMP

nya di “Pergoeroean” Adabiah Padang. Kemudian bersama Eeng Eriyadi,
Een Peles serta beberapa kawan yang lain dari Smantri, masuk di
Kedokteran Unand. Tamat dokter umum dari FK Unand, Raflis kemudian
bekerja dan ditempatkan di Puskesmas Sukorejo Tanjung Jabung, Jambi
selama 3 tahun.

Belum puas dengan dokter umum, selanjutnya dia ambil
Spesialis Bedah. Dengan prediket dokter spesialis, Raflis kemudian
ditempatkan di RSUD Padang Panjang. Ketika bertugas di Padang
Panjang itu pula lah Raflis ketemu dengan JoNas, yang kebetulan
anaknya dapat kecelakaan, sehingga tangannya patah. Pak dotor
Raflis inilah yang menangani dan merawatnya.

Rupanya dokter spesialis saja bagi Raflis belum lah cukup dan
memadai. Akhirnya dilanjutkan dan diselesaikan Subspesialis nya
untuk Bedah Vaskuler dan kemudian ditempatkan di RSUP Dr. M.
Jamil Padang. Belum cukup pula rasanya, akhirnya dia selesaikan S3
nya untuk Biomedik hingga beroleh prediket Doktor di bidang
Biomedik,,,,,,,,,. Begitulah kawan kita ini…ndak pueh dek sakola…???

Menikah dengan Finny Fitry Yani, kemudian dikaruniai 4 orang
anak Muhammad Ansyar Rafi Putra (Aan), Annisa Fildzah Rafi
Putri (Cica), Muhammad Zahran Rafi Putra (Eja), dan Atikah
Khairunnisa Rafi Putri (Tika)…..Alhamdulillah…..syukurnya !!

Created by: [email protected] 65

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

60. Rapsodi.

Created by: [email protected] 66

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

61. Ratifa Iriani.

Cik Gu Ratifa Iriani yang lahir di Padang pada
tanggal 21 September 1962, sudah menuntaskan
pengabdiannya sebagai guru pada September
2022 yang lalu. Berbekal S1 dari IKIP Padang,
Ratifa Iriani kemudian mengajar yang terus
dilakoninya sampai selesai. Dukungan kapasitas
dan jam terbangnya, menyebabkan ia dipercaya
sebagai Kepala Sekolah SMP Angkasa Tabing
Padang sejak 2012 sampai purna bakti.
Memang tidak sia-sia lah perjuangannya dulu ketika bersekolah di
SMA 3 yang jauh dari rumahnya di Air Tawar. Baru timbang – tarimo
rangik jo langau – antaro sabue-sabue tangguang, Ratifa Iriani sudah
berangkat ke sekolah. Maklum saja pada waktu itu angkot belum banyak.
Kalaupun ada, biasanya pagi itu berebut dengan kawan-kawan yang lain
yang arah SMA 2.,,,yaa begitulah !!! Sekiranya berangkat sudah lewat dari
jam 6 ke luar rumah, maka sudah ada harapan akan terlambat sampai di
sekolah

Dapat tumpangan, naik angkot dari Air Tawar, turun di Simpang Ujung
Gurun. Sudah selesai ????? Ternyata belum dan masih harus jalan kaki
dulu untuk bisa dapat angkot sambungan. Tapi syukur saja, untuk jalan ini,
sudah ada teman bareng sama Rosmiati (Emi) dan Ramadanura (Nura).
Alhasil, 1 hari itu harus naik angkot 4 kali, dan itu harus dijalani dengan

disiplin. Terlambat ???? bisa kacau……..

Dengan merendah, Ratifa Iriani berujar, begitulah kita dari keluarga
sederhana, yang uang belanjanya “pas-pasan”. Kalau mau belanja atau
jajannya lebih, terpaksa dikurangi naik angkotnya,,,,,alias banyak jalan
kakinya. Tapi sebenarnya, kalau kita mah.… enjoy aja dengan uang

belanja yang “pas-pasan” itu. Taragak naiak oto, pitih pas, taragak lanjo
di kantin, pitih pas, taragak nonton sakali-sakali, pitih pas. Yaaaa…itulah
yang ”pas-pasan” …….hehehehehehe………

Meskipun begitu, tidaklah menyurutkan semangatnya untuk menuntut
ilmu. Bahkan saking semangatnya “menuntut ilmu” sampai harus kena
maraaaah sama Pak Nov karena ketahuan nyontek punya Fanelda saat
ujian Kimia berlangsung….

Saat ini Ratifa Iriani sudah nyaman saja menjalani hari-harinya
bersama 1 (satu) orang anaknya, sembari menikmati masa pensiunnya, di
rumahnya yang asri di Perumahan Gerry Permai Blok D nomor 56 Lubuk
Buaya Padang.

Created by: [email protected] 67

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

62. Ratna Kustini.

Membahas mengenai SMANTRI bagi Ratna
Kustini semuanya “istimewa”. Meski lahir nun
jauh disana di Mataram Lombok (Pulau
“seribu masjid”), pada tanggal 22 Nopember
1962, Ratna Kustini lancar-lancar saja
menyelesaikan sekolah di SMA 3 Padang ini.
Selama mengikuti pendidikan di SMANTRI ini,
ada satu hal yang begitu terkesan dan tetap jadi
ingatan sampai saat ini. Mungkin bagi kita di Padang atau di
Minangkabau pada umumnya, memakai baju adat (baju kurung)
sepertinya sudah biasa atau terbiasa. Akan tetapi bagi Ratna Kustini,
memakai “baju adat (baju kurung)” yang harus dipakai ke sekolah
setiap hari Jum‟at, sepertinya jadi “luar biasa”. Itulah yang
menyebabkan keadaan itu jadi kenangan tersendiri baginya.
Melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, kemudian bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Sidoarjo Jawa
Timur, adalah “jalan hidup” yang telah dilaluinya. Tidak saja sekedar
itu, untuk meningkatkan bekal pengabdiannya, pendidikan Magister
Manajemen pun dituntaskannya. Dan ketika waktunya sampai, saat
ini Ratna Kustini sudah pensiun sebagai ASN. Sekarang tinggal lagi
menikmati hari-harinya bersama keluarga yang disayanginya.
.

Created by: [email protected] 68

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

63. Rayhan.

Created by: [email protected] 69

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

64. Reza Virgo Rita.

Created by: [email protected] 70

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

65. Rini Dian Anggraini.

Rini Dian Anggraini, lahir di Bukittinggi pada
tanggal 6 Desember 1962. Bekerja sebagai dosen

pada Universitas Riau (Unri) Pekanbaru. Menikah
dengan Riel Syofni, dan Alhamdulillah

dikaruniai 3 (tiga) orang anak yaitu Putri Limbak
Cahaya, Putri Embun Sari dan Putri Irene Agisty

yang kesemuanya sudah berkeluarga.
Daripadanya, keluarga ini sudah diramaikan pula

dengan 5 (lima) orang cucu, 2 orang laki-laki dan 3 orang

perempuan yang sangat lucu-lucu dan menggemaskan bagi yang
memandangnya, betul-betul menjadi qurrata a’yun.Alhamdulillah

Sebagai sekolah yang baru dan belum lama berdiri, SMA 3
Padang memang berada pada lokasi yang belum begitu ramai, yaitu

di areal persawahan di dekat jalur jalan kereta api di Gunung

Pangilun. Memahami keadaan “yang tersuruk” ini, ada-ada saja
perangai kawan-kawan ini “menjahili” teman-temannya.

Pernah suatu pagi Rini menemukan bunga rampai yang masih

segar di laci meja sekolah. Dan pagi itu sudah ada beberapa teman
yang sudah hadir didalam kelas. Mendapat kabar dan pertanyaan

dari Rini seputar bunga rampai yang sudah ada di laci meja
belajarnya, teman-teman yang ditanya ini malah menakut-nakuti

kalau akan terjadi sesuatu yang membahayakan, atau yang
meletakkan bunga itu (sudah) punya niat jahat. Meskipun begitu,

teman-teman ini menyarankan supaya bunga itu harus
dilangkahi,,,,sebab kalau ndak,,,,bisa berabe....????? Maka

jadilah....dengan ketakutan yang luar biasa, Rini (terpaksa)
melangkahi bunga itu, dan Alhamdulillah,,, aman-aman saja sampai

saat ini.
Mungkin yang berbuat iseng saat itu (yang sudah lebih dari empat
dasarsa), dan membaca buku ini akan ketawa terpingkal-pingkal karena
berhasil membuat teman nya ketakutan yang luar biasa (colek Chudex dkk,

semoga Allah mengampuni kesalahan mereka, Aamiin).

Selebihnya adaalah kenangan manis bersama teman-teman yang tak
akan terlupakan, hingga akhirnya kelar di SMA 3 untuk selanjutnya kuliah

dan bekerja mengabdikan ilmu di Unri, yang sebelumnya telah dilengkapi

pula dengan bekal sekolah Pasca Sarjana. Alhamdulillah......!!!!!!!

Created by: [email protected] 71

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

66. Rini Setyowati.

Bagi Rini Setyowati memilih dan memilah
kenangan yang mau dituliskannya selama atau
sesudah SMA 3 Padang ini terasa begitu sulit.
Apalagi kenangannya dengan kawan-kawan
SMA, pokoknya semua kenangan indah bersama
teman, tapi “kurang indah” dengan guru-guru,
karena sering dimarahin, akibat kurang fokus
dan banyak main.
Rini yang lahir di Surabaya 14 Agustus 1962, orangnya supel.
Salah satu hobbynya adalah senang berorganisasi, sehingga punya
teman banyak. Tidak sekedar itu, untuk semua kegiatan ekstra
kulikuler out door yang diadakan sekolah dan kawan-kawan, Rini
selalu ikut. Sering nonton dan belajar bareng dan juga jalan-jalan
bareng teman-teman, Rini jarang ketinggalan.
Akibat dari hobby dan kesukaannya banyak main ini, sehingga
dalam mengikuti pelajaran jadi kurang fokus. Itulah sebabnya Rini
sering kena marah oleh guru. Meskipun demikian, akhirnya sadar
juga bahwa sekolah ini harus diselesaikan. Dua minggu akan ujian
akhir, baru pontang panting belajar…..yaaa, walau tidak telat-telat
amat………Haa……akhirnya lulus juga, meski dengan nilai kurang
memuaskan. “Itulah resiko – itulah konsekwensi”, begitu pikir Rini.
Tekadnya yang membara untuk melanjutkan ke Perguruan
Tinggi di satu sisi, dan pemahamannya akan banyak kekurangan
persiapan belajarnya disisi lain, maka keputusan yang diambil
adalah langsung kabur ke Jawa begitu ujian akhir selesai.
Tujuannya hanya satu yaitu “bimbel intensif”. Sehingga Ijazah
kelulusannya pun diambil di Jawa………seru juga……..pikirnya !!!!!
Alhamdulillah, berbekal tekad dan semangat serta kerja keras
yang dilakukan, Rini dapat menyelesaikan S1 nya di Teknik Sipil
UGM. Habis itu kerja di Tamara Bank, kemudian lanjut jadi guru
sampai pensiun. Bersuamikan Sukarjo (yang sudah lebih awal
dipanggil Sang Khalik), dikaruniai dengan dua anak yaitu Guritno
Wirandoko dan Oki Haryo Nugroho……
Sekarang Rini atau Uty Rini tinggal menjalani hari-harinya
sembari menikmati masa pensiunnya….sekali lagi Alhamdulillah!!

Created by: [email protected] 72

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

67. Rormaniar.

Created by: [email protected] 73

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

68. Rozalita Gustia.

Ketika diingat-ingat kemudian, dengan
kenangan ini, rasanya jadi deg-degan juga.
Pengalaman ini adalah ketika menyalurkan
hobby menjelajah alam, berupa “napak tilas”.
Perjalanan napak tilas menelusuri dan
menyusuri Bukit Barisan dari Bukittinggi
menuju Padang bersama kawan-kawan, terasa
mengasyikkan dan menyenangkan tapi penuh
dengan tantangan tersendiri.
Entah saking semangatnya atau entah karena lupa, atau
(mungkin) sudah ”dilulue palak”, sehingga kami tersesat dan
tidak tau jalan keluar. Saat maghrib posisi kami masih di atas bukit.
Segala upaya terus dilakukan agar kami bisa keluar. Syukur kami
tidak kehilangan akal. Untuk mempercepat penyelamatan dilakukan
turun dengan tali tambang ala Tarzan. Maklum saja cuaca sudah
mulai agak gelap, sehingga tak begitu jelas temapt kami turun ini
dimana. Dan ternyata di bawah bukan daratan, tapi sawah rawa yang
dalamnya sepinggang. Alhamdulillah, kami bisa selamat sampai di
luar dan terus melanjutkan perjalanan pulang.
Sampai di penginapan ternyata tubuh kami dihinggapi banyak
lintah dan pacet yang sudah bulat-bulat kekenyangan. Tapakiak
lah kami sadonyo kagalian. Dan Rini yang duluan tau, sudah
berteriak-teriak ketakutan sampai duduk di pasir menggesek-
gesekkan kedua kakinya supaya lintahnya lepas.. Yaaa…..akhirnya
lintah nya lepas juga, cuman “geli-geli ngeri” nya ini yang bikin
“galinggaman”….…..??????

Setamat SMA “OCHA” yang lahir di Muaro Labuah pada
tanggal 21 Agustus 1961 ini melanjutkan ke FIPIA Unand dan
diselesaikan S1 nya pada jurusan Kimia. Dengan bekal itu, Ocha
kemudian bekerja di Perusahaan Swasta dan sekarang sudah
pensiun.

Saat ini hari-harinya disibukkan dengan rutinitas keseharian
bersama anak kesayangannya yaitu Nabillah Dieniyyah.

“Iiiiiiiiiiyyy, syukur se lintah nyo lai ndak manjala
ingkin kamari”……gumam Ocha sembari mengenang………..!!!!!!!

Created by: [email protected] 74

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

69. Rustam.
Rustam yang lahir di Padang pada tanggal 3 Mei
1961, dengan suara Bariton dan ketawanya yang

khas, masih seperti itu sampai sekarang. Dan itu

sesuai dengan tongkrongannya yang badagok
gadang. Mungkin dengan pertimbangan itu pula

barangkali, Tim Panitia memprcayakan urusan Acara

untuk dikoordinirnya, demi untuk suksesnnya

hajatan Reuni Akbar 41 Tahun Smantri 81 ini.

Hospitality dan kepeduliannya kepada sesama
menyebabkan “Babe” Rustam ( begitu ia biasa di-

panggil oleh sebagian kawan-kawan), mudah dekat dengan yang lain.
Akan tetapi “nakal” nya waktu sekolah masih membekas dalam

ingatannya sampai saat ini. Betapa tidak, gara-gara seragamnya yang tidak

rapi karena baju ndak masuk kedalam, yaaaa…dapek kanai piriak sama

buk Emfimar. Yaaaaa…..lumayan juga, pikirnya.

Naluri bisnisnya, sepertinya sudah mulai tumbuh sejak dahulu. Dan itu
tetap terpelihara sampai sekarang. Dapat dibayangkan, hanya lewat
promosi sederhana yang dia lakukan, maka Cindua Pattimura (Cinpat)
tetap tersohor sampai sekarang. Itu hanya gara-gara kalau pulang sekolah

sering ngajak kawan-kawannya makan/minum cendol di Jalan Pattimura,

dimana waktu itu jualannya masih pakai gerobak dorong.

Tiap hari Sabtu pulang sekolah raun-raun dulu ka Bukittinggi jo Solok
dan Bungus dengan honda bebek zamannya, kiro-kiro ado 5 (limo) buah

motor. Tiap waktu shalat kami selalu berjama‟ah. Kalau untuk belajar

memang biasa-biasa sajo (standar). Olahraga dicubo sadoalahnyo dan ado
acara kemping serta hiking kito ikuti juo.

Pernah mencarter (bangku) pesawat untuk terbang mengejar Perintis I
bersama Almi Oktarina dan Dermi Rozana. Namun (seperti yang dibilang

Pak Net), kamu itu cocoknya cuma Perintis 8. Meskipun begitu, setelah

selesai S1 di Bung Hatta, dia kelarkan pula Magister Manajemen nya di

UNP.
Pensiun sebagai PNS di Padang Panjang, sekarang tinggal menikmati
hari-harinya bersama keluarga di rumahnya yang nyaman dan sejuk di

Jorong Batang Gadih, Batipuah Baruah, Tanah Datar (tapak kaki Gunuang

Marapi). Alhamdulillah, kenyamanan itu pula yang ia nikmati bersama

Yulizawati, isterinya, dengan 4 (empat) orang anaknya, yaitu Raisya Prima

Annisa, Robby Fajrino Nugraha, Ryan Kusuma Ramadhan dan Ricky
Hardian Razzaq. Alhamdulillah ,,,,,,,,wasyukurillah……….pak Haji.

Created by: [email protected] 75

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

70. Saidatul Fitri.

Created by: [email protected] 76

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

71. Sri Indraswari.

Dipikir-pikir dan diinap-menungkan kemudian
oleh Sri Indraswari, yang terakhir lebih enjoy

disapa dengan “Anduang” ini, tentang
kehadiran dan keberadaannya di SMA 3.

Rasanya tak ada pula “malang yang
semujur” ini. Betapa tidak….???? Dulu

Anduang maraso “terbuang” dari kawan-
kawan, karano diterima di SMA 3. Karena dapat

dimaklumi, Anduang kan alumni SMP 1. Sementara SMP 1 kan lagi

top2 nya waktu itu. Rato-rato ditarimo di SMA 1 atau SMA 2. Tapi
karano waktu itu untuk pertama kali masuak SMA pakai sistim

rayon, berdasarkan alamat rumah atau alamat tempat tinggal. Maka
“terkirimlah” Anduang ke SMA 3. Sementara SMA 3 masih belum

punya nama dan sekolahnyapun pembangunannya belum begitu
rapih dan masih di tangah sawah, kalo hujan keadaannya jadi becek.
Tapi seiring berjalannya waktu, karena masih ada teman-teman dekat
komplek dan alumni SMP 1 juga seperti Lili Irianti, Elli Asrina Lubis (Alm),

Rini Suroto serta Indra Cakra dan Rini Dian Anggraini, malah ada juga
teman SD diterima di Smantri, maka jadi sedikit terhibur. Lama-lama

akhirnya menjadi senang apalagi teman-teman baru juga rata-rata baik

semua dan langsung kompak. Ada Yastina Ratu (Alm) yang cantiknya

seperti boneka India dan Neneng Mawardi (Alm) yang manis dan rendah

hati anak Rektor Unand.

Ada satu yang tak mungkin lupa oleh Anduang yaitu kalau ado

guru yang ndak masuk karena sakit atau guru ada rapat, itulah saat
yang ditunggu-tunggu… senang benar. Karena kita langsung rame-

rame naik angkot ke rumah Neneng Mawardi untuk kumpul-kumpul
dan main sampai siang dengan dijamu makan siang dan kadang-

kadang jajanan “Sate Pono” yang di simpang KBN. Kami juga

punya kelompok belajar…. Biasanya poskonya di rumah Lili Irianti.
“Mujur”nya kemudian, adalah karena di SMA 3 pula lah kisah-
kasih nya bermula serta berlanjut sampai tak bisa dipisahkan.

Bertemu dengan Cahyo Hartono (siswa pindahan), dengan segala

dinamika dan romantika nya, selalu bersama sampai hari ini, dan in
syaa Allah, hanya maut yang akan memisahkan….Saaaluuuttt!

Created by: [email protected] 77

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

72. Sudirmanto.

Created by: [email protected] 78

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

73. Sulastri.

Begitulah “nasib anak kost” kawan kita yang
satu ini. Selama SMA sampai tiga kali pindah
rumah kost. Sulastri yang lahir di Lubuk
Alung pada tanggal 12 Desember 1961 ini, ketika
bersekolah memang jauh dari orang tua.
Pertama, tinggal di Gunung Pangilun. Oleh
karena ndak ado kawan samo SMA, karena
semuanya anak PGA, lalu pindah dekat SMA,
di rumah pak Polisi (lupa namanya), satu rumah sama Desmansyah,
sekamar dengan anak Bahasa angkatan 80. Ndak nyaman disini,
kemudian pindah lagi ke depan rumah itu. Satu kamar dengan si Iim
dan Yet urang Paritmalintang (antah dima Yet tu kini ??????).
Belajar sama kawan-kawan ini, kadang banyak pula suka
dukanya. Suatu kali, pernah samo baraja jo Desmansyah (Mon).
Lantaran usil, katiko si Mon ko ka duduak, awak ambiak kurisinyo,
sampai si Mon ko takongkang. Mancaliak si Mon manyaringik
kasakik an, taraso ibo lai, galak pun tabasuik lo. Pada kesempatan
lain, pernah lo baraja dan lalok di tampek si Lin (Astalini). Ketika
tengah malam, si Lin ini kena damam paneh, dek Kuro. Badannyo
manggigie, sampai baroyak tampek tidue dek nyo. Di lain waktu,
pernah pula belajar sama si Efit dan Reza yang rumah tempat
tinggalnya dekat SMA. Yang ini lain pula kurenahnya. Mangenyoh
(ngemil) se karajonyo sambie baraja.
Namun ada satu hal yang ndak bisa dilupokan. Ketika satu kost
dengan si Iim, entah apa pangkal sebabnya, atau karena mentang-
mentang awak anak sakola, ada Amak Dukun yang berlantas
angan. Apa boleh buat, tapaso awak lawan, sampai bacakak jo
Amak Dukun tu. Syukur sajo lai ndak jo jampi-jampi, dan lai
salamaik sajo sampai kini. Alhamdulillah.
Dengan semangat belajar yang luar biasa, Sulastri dapat
menuntaskan sekaligus S1 nya di Ekonomi UBH dan Sarjana Hukum
Unand. Kemudian bekerja sebagai PNS di ujung negeri di Papua
dan sekarang sudah pensiun. Saat ini sudah kembali ke Lubuk Alung
bersama Radial (suami) dan telah dikaruniai pula 3 orang anak yaitu

Rizki Radial, Anwar dan Anisa Fajriani. Selamat yo Las……..!!!!!

Created by: [email protected] 79

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

74. Tafdil Husni.

Created by: [email protected] 80

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

75. Wigati.

Pertama masuk SMA 3 Padang yaitu pada saat
Kelas II, karena pindah dari Jawa. Tinggal di

Rimbo Kaluang, dekat Gelanggang Pacuan
Kuda. Awal masuk ke kelas sebagai murid baru

(pindahan), rasanya takut juga dan bingung
untuk beradaptasi dengan teman-teman Kelas II

IPA 4. Maklum saja karena suasana, karakter
dan kebiasaannya jauh berbeda ketika di Jawa.

Tapi bagi Wigati yang lahir di Singaraja Bali pada tanggal 21 Juni
1963 ini, semua itu dapat dilaluinya dan berjalan dengan lancar.
Bahkan ketika menerima Rapor kenaikan kelas sudah berhasil
masuk 10 besar, Alhamdulillah…….!!!!
Matematika dan Bahasa Jerman adalah pelajaran yang paling
disukai. Dan itu menjadi bekal yang sangat berharga ketika Atik

melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Sedangkan
guru favoritnya adalah Pak Nasir dan Buk Emfimar (maklum

beliau ini adalah tetangga sebelah rumah).
Dari semua yang dijalaninya selama di SMA 3 ini, ada satu hal yang
(barangkali) sulit juga untuk dilupakan. Bahkan mengenangnya pun bisa
bikin senyum-senyum sendiri. Suatu ketika pernah di sekolah pulang cepat,

tapi kami tak langsung ke rumah. Malah bersama beberapa teman, kami

main ke Pasar Raya. Kami lupa kalau di baju kami tertempel nama dan

badge sekolah SMA 3. Alhasil ada yang menegur kami; “lain kali pulang

dulu ganti baju, baru pergi main”. Malu juga rasanya……?????

Keinginan Atik (jebolah S2 Teknik Industri Universitas

Indonesia) yang sudah purna tugas sebagai PNS pada Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional ( LAPAN) Jakarta ini untuk

bertemu degan kawan-kawan SMA nya pada acara Reuni Akbar 41
Tahun Smantri 81 ini begitu besar. Jauh-jauh hari sudah

dipersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Akan tetapi Allah

swt yang punya kuasa, rupanya berkehendak lain. Kondisi
kesehatan isteri dari Hari Takariyadi atau bunda dari Indira Oki

Setiawati ini tak memungkinkannya untuk bisa hadir. Dengan
perasaan rindu bercampur sedih, akhirnya Atik tak jadi datang. In

syaa Allah, next time masih ada kesempatan diberikan Allah
untuk itu. Semoga…..!!!!

Created by: [email protected] 81

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

76. Witra Marta.

Created by: [email protected] 82

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

77. Yanuar.

Inilah kawan kita yang “tidak akan pernah tua”,

karena sedari dulu selalu “Bujang”. Tapi bukan
berarti Yanuar alias “Bujang” ini senantiasa
“membujang”. Karena bagaimanapun, Bujang
ini sudah berkeluarga dengan 2 (dua) orang
anak.
Kalau anak remaja milenial saat ini akan sangat
bangga dan jumawa dengan prediket anak

“alaayy”. Ooww, alun lai…. kawan kita ini ma-
lah sudah semenjak dulu jadi anak Alai. Lahir di Padang pada
tanggal 5 Januari 1962, sekarang menetap di Perumahan Harapan
Indah, Blok YF 12 A RT 04 RW 20 Kelurahan Pejuang, Kota Bekasi.

Tidak salah pula jika badannya yang “tinggi berdegap” ini
senantiasa terpelihara, karena memang renang dan jalan santai
adalah hobby nya. Meskipun rutinitas kesehariannya adalah sebagai
Dosen di Universitas Tarumanegara Jakarta, berkebun adalah juga
hobby nya yang lain. Dan untuk yang satu ini, betul-betul
dilakoninya dengan sungguh-sungguh. Penat di kampus, maka dia
akan segarkan suasana di kebun, yang penuh berisi dengan
Budidaya Aren. Caro kampuangnyo….buek “gulo anau”.

Dan memang, sebagai Dosen, Yanuar (Doktor Bidang Ilmu
Ekonomi) ini, tidak hanya berkutat di kampus. Dia turun langsung ke
lapangan sebagai Tim Pemberdayaan Petani Aren untuk
Pembangunan Ekonomi Wilayah Sumatera Barat. Masuak rimbo –
kalua rimbo lo lah kawan kito ko. Masuk Nagari – ke luar Nagari

pula lah ia. Mulai dari Simpang Tonang di Pasaman, terus ke
Kamang di Agam sampai ke Sago Laban di 50 Kota. (Jauah na
marantau, nan kampuang lai takana juo dek liau).

Kebayang kan, lagak anak “alaayy” zaman kini ??? Belum
seberapa dibanding dengan lagak anak Alai zaman Orba !!!!.
Baginya tak ada bukit yang tinggi, tak ada pula lurah yang dalam,
semua dijejal…..Tapi…..sudahlah…..itu telah berlalu. Sekarang

tinggal mengisi hari-harinya untuk sesuatu yang bisa dijadikan bekal
untuk dibawa “pulang”. Mudah-mudahan ada juga yang bisa
dikenang oleh generasi di belakang…….Semoga…..!!!!!

Created by: [email protected] 83

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

78. Yasmi.

Lahir di Lirik – Riau, pada tanggal 20 Mei 1962 (kota
kecil penghasil minyak bumi yang dikelola PT,
STANVAC di Kab. Indragiri Hulu). Setamat SMA,
Yasmi kuliah di AAI (Akademi Akuntansi Indonesia).
kemudian dilanjutkan ke STAN. Berbekal itulah
Yasmi bekerja atau mengabdi sebagai PNS pada
Kantor BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan) di Palembang sebagai Auditor.
Sambil bekerja, terus menambah ilmunya lagi di Uni-
versitas Palembang. Sekarang sudah pensiun, setelah dijalaninya bekerja
selama lebih kurang 33 tahun.
Sekarang tinggal menikmati masa pensiunnya saja bersama
Suhendra Saad sang suami. Dari perkawinan kami dikaruniai 3 (tiga)

orang anak yaitu M. Ichasan, Fieldzah Shabrina dan M. Fadhiil….
Saking antusiasnya Yasmi menyampaikan kesan / kenangannya saat

bersekolah di Smantri dulu, sehingga dia harus menuliskan bahwa “nan iko
memang pengalaman nan sabananyo”. (ado juo ruponyo pengalaman ko
nan bagarah-garah…..hehehe), bahkan kalau perlu bisa dikonfirmasi
kepada yang bersangkutan. Begitu Yasmi pengen meyakinkan kawan-
kawan yang lain. Waktu Kelas I, pergi sekolah sama- sama Ita dan Darmi
naik sapeda dayuang, lumayanlah……bisa segera sampai di sekolah.

Setelah naik Kelas II, si Darmi sudah pakai sepeda motor (hadiah
kenaikan kelas dari ortu tercinta). Tapi Darmi ini bawa sepeda motor nya
masih rada-rada takut. Lalu Darmi nanyo ka Ambo; Yasmi bisa bawa

motor ….??? (dengan pede abis)….Ambo jawab bisa…. Jadilah Ambo yang
bawa motor baru tersebut. Ambo bawa pelan-pelan, jalannyo juga mulus,
jadi (sampai kondisi ini) tidak ada masalah. Katiko sudah sampai di jalan

bebatuan, reflek saja ambo naikkan gas……hasilnyo….lolos melewati jalan
bebatuan itu. Dan motor pun terus melaju, akan tetapi terasa ada yang
beda, karena (sedikit) terasa ringan motor yang ambo bawa ko. Sementara
(dibelakang) kedengaran ado pulo yang memanggil-manggil namo ambo;
yasmiiiii,,,,,yasmiiiiii ,,,, Kontan sajo ambo baranti. Saat ambo liek ka

balakang, ….eeehhhh ruponyo si Darmi ko lah taduduak di jalan alias
tajatuah dari boncengan….Ndak ado lai,,, ambo yobana sabana cameh,
samantaro si Darmi lah pucek. Meskipun sudah demikian, masih saja ada

“untungnya” … Untuang Darmi wakatu itu masih mudo….kalau indak,
antah baa lah kajadian, mungkian lah patah-patah tulang Darmi.

Maaf yo Darmi, kisah ko ambo bagikan ke kawan-kawan, karano nyo
tagih dek Jonas, ha ha ha ha ha ……!!!!!

Created by: [email protected] 84

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

79. Yenisbeth.

Yenisbet atau Yen yang lahir di Padang pada
tanggal 15 Desember 1962, termasuk pribadi
yang apik dan teliti. Coba bayangkan……Kartu
Tanda Anggota OSIS nya aja, masih terawat
baik dan tersimpan rapi sampai saat ini. Dan itu
sudah lebih dari empat dasawarsa yang lalu.
Kartu yang ditandatangani oleh Firdaus Gani
selaku Ketua dan T. Basyaruddin selaku
Sekretaris, betul-betul jadi kenangan yang masih
tetap terpelihara. Akan tetapi ketika ditagih untuk menyampaikan
kesan/kenangannya yang dapat diingat-ingat ketika di SMA 3 dulu,
Yen alah banyak nan lupo, maklum alah tuo, kilahnya…..
Namun bagaimanapun, masih ada juga pengalamannya yang tak
kan pernah terlupakan bersama kawan-kawan Smantri. Waktu itu
ikut kegiatan Napak Tilas dengan rombongan 10 orang laki-laki
dan 10 orang pula perempuan. Yang ingat diantaranya seperti
Gustinawati Mukhtar, Fariati, dan lain-lain. Rombongan Napak
Tilas ini berjalan kaki dari Bukittinggi ke Padang menelusuri dan
menyusuri Bukit Barisan…….lumayan lah jauhnya …..untuak
mambuek badan panek-panek sarato kaki “kapocong”. Entah
rombongan ini pula kah yang tersesat di hutan sampai hari
menjelang sore, entah bukan,,,,, Yen tak pula begitu ingat. Yang
teringat itu, cuman keseruannya saja…….yang masih berbekas…..
Selesai SMA 3, Yen melanjutkan ke Fakultas Hukum Unand.
Berbekal Sarjana Hukum, Yen kemudian bekerja di Perusahaan
Swasta di Jakarta. Setelah menikah, dikaruniai 3 (tiga) orang anak, 2
orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Dan sekarang menetap di
Perumahan “Pondok Maharta” Pondok Aren Tangerang Selatan…..!!!

Created by: [email protected] 85

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

80. Yulia Roza.

Banyak sekali memang kenangan “yang taserak”
yang tak mungkin dihimpun, ketika kita coba
lakukan pada waktu sekarang. Yaaa wajar saja,
karena memang sudah begitu lama. Itulah yang
diibaratkan “bagai menggantang anak ayam,
dicokok sikue – lapeh duo, dicokok limo – lapeh
tigo”,,,,,,yaaa begitulah kira-kira. Akan tetapi
keseruan jalan kaki sampai Simpang Alai sama
Ayu dan teman-teman yang lain ketika pulang
sekolah guna menunggu angkot, tentu akan terus teringat sampai
sekarang. Maklum jumlah angkutan masih terbatas. Awak tunggu
lah oto Persopak yang dari Nanggalo atau Kampuang Kalawi
untuk bisa sampai ke Simpang Sawahan.
Meskipun dalam kondisi serba sulit seperti itu, namun semangat
belajar memang tak pernah luntur. Susah belajar sendiri, maka ikut
bersama kawan-kawan dalam grup belajar. Erli Evita adalah salah
satu diantaranya. Dengan ini rasanya cukup terbantu, apalagi kawan
yang satu ini orangnya pintar dan suka pula menolong. Hadir ke
rumah Erli Evita, selalu melewati Banda Bakali, yang jalannya
masih belum diaspal. Makanya, bia lah tarompa baluluak, karano
jalannyo masih buruak, apo lai tampeknyo agak tasuruak, nan
pokok bisa masuak,,,,,,,,???? Alhamdulillah, memang sekarang
semuanya sudah berubah.
Begitulah Yulia Roza atau “Cha-Cha” yang lahir di Padang
pada tanggal 21 Juli 1961 ini mengenang masa-masa di lebih empat
dasawarsa yang lalu itu. Dengan semangat belajar yang tinggi itu
pula, akhirnya dia selesaikan Sarjana Hukum nya di Fakultas Hukum
Unand.
Menikah dengan Bayanuddin Boer, kemudian Cha-Cha
menjalani hari-harinya sebagai Ibu Rumah Tangga yang baik.
Alhamdulillah, dari perkawinan itu telah dikaruniai pula 2 (dua)
orang anak yaitu Mahyasari dan Siti Muthia Allia Masyithah.

Created by: [email protected] 86

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

81. Zulbakri.

Created by: [email protected] 87

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

82. Zulkifli.

Created by: [email protected] 88

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

83. Zulmainiar.

“Batandang lalok” bagi para gadis pada masa
itu, kalau tidak karena ada hal yang luar

biasa, sepertinya menjadi sesuatu yang agak
janggal. Itu pula lah yang dirasaikan

Zulmainiar, karena gara-gara nginap di
rumah teman, dan kejadian itu dilaporkan

oleh kakaknya ke pihak sekolah, langsung
dimarahi oleh Buk Emfimar di kelas dihadap-

an teman-teman. Rasanya malu sekali, maklum karena awak “kuper”

(kurang pergaulan). Meskipun begitu, ada juga baiknya Buk Em ini.
Ketika disuruh ke depan kelas membaca arti bacaan shalat, nama-

namanya dipanggil berurutan sejak dari huruf “A”. Karena awal
nama saya huruf “Z” , jadilah dapat kesempatan giliran yang bagian

akhir-akhir. Sambil menunggu giliran, biar nggak lupa terus dibaca
dalam hati ketika shalat, sampai sekarang pun dibaca terus.

Syukurnya, giliran itu tidak jadi sampai ke awak, karena saking

panjangnya antrian….???
Terima kasih Buk Em, lai sumbayang juo awak baru sampai
kini dengan bacaan yang diajarkan/ditugaskan dulu. Lai alun di

sumbayangan urang lai. Mudah-mudahan Buk Em (di alam sana)

senantiasa dapat kiriman pahala dari manfaat ilmu yang diajarkan
itu dan telah diajarkan pula secara bersambung pada anak

keturunan.
Zulmainiar yang lahir di Padang pada 7 Mei 1961 ini,
sebenarnya punya banyak kenangan juga untuk diceritakan. Tapi
cuman itu (rasanya) yang paling berkesan.
Melanjutkan ke Fakultas Hukum sampai memperoleh gelar
Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Unand, kemudian Zulmainiar

ini bekerja di Perusahaan Besar Farmasi (PBF).
Menikah dengan Elfirwan, dan Alhamdulillah telah dikaruniai
pula 2 (dua) orang anak yaitu Bayu Setiawan dan Indah Loverinia
Elfira.

Created by: [email protected] 89

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

84. Zuraida.

Meski hanya dengan mengendarai/mendayung
sepeda SANKI (ok MINI) setiap pergi ke

sekolah, bagi Zuraida tidaklah terlalu jadi
masalah. Karena begitulah keadaannya waktu

itu. Semangat belajarnya yang tinggi, telah
mengalahkan kelelahannya berpanas-panas

mangayuah kotangin untuk sampai di sekolah.
Cik Gu Zuraida yang dilahirkan di Medan pada

tanggal 25 Februari 1962 ini pantang untuk menyerah. Betapa tidak,

ketika pernah suatu hari ban sepeda kesayangannya ini bocor,
terpaksalah ia waktu itu harus jalan kaki ke sekolah. Lancar-lancar

saja…….!!!!!! Dan untuk pulangnya, yaaa….jalan kaki lagi. Tapi
karena cuaca pada saat itu paneh badangkang, dia coba

memberanikan diri bersama dengan dua orang temannya untuk
menghadang mobil berplat merah yang dikendarai oleh seorang

pejabat. Terhadang jalannya oleh tiga orang “cewek-cewek nakal”,
terpaksalah si Bapak Pejabat ini menghentikan mobilnya. Rupanya

pak pejabat itu orang “baik hati” pula dan berkenan untuk
menumpangkan “para penghadang” ini. Maka selamatlah Zuraida

n Gank sampai di rumah……Alhamdulillah, syukurnya.

Semangat belajar serta kerja keras dan pantang menyerahnya

inilah yang telah membawanya untuk melanjutkan dan menyelsaikan

pendidikan tingginya di FKIP IKIP Padang. Lancar-lancar
saja…….!!!!!! Kemudian mengabdi jadi PNS sebagai Guru, dan
sekarang sudah pensiun. Yaaaaa.. Lancar-lancar saja…….!!!!!!
Menikah dengan Marius (sekarang sudah almarhum), Zuraida
dititipkan amanah oleh Allah dengan 5 (lima) orang anak yaitu;

Septian Kurniadi, Novian Fajri, Pindo Kurniat. Id’ha Satria, dan
Atika Mayyola. Alhamdulillah, syukurnya.

Created by: [email protected] 90

Buku Kenangan Reuni Akbar Alumni 81 Smantri Padang Tahun 2022

85. Zurhalena.

Berat juga perjuangan si Len ini untuk sampai ke
Gunung Pangilun. Pergi sekolah jalan kaki dari
rumah orang tua di Ampang, sering barengan
dengan Adek Gustinawati, Adriwati. Dengan
perawakan “kuruih-kuruih – cimpin dan
rambut di kepang dua”, perjalanan Ampang –

Gunung Pangilun ini ternyata (nampaknya)
sangat mengasyikkan. Pulangnya jalan kaki lagi
sampai simpang Alai, terus naik angkot sampai Ampang.
Kalau ada PR Matematika dari pak Pin (Pak Firdaus), ketika
sampai di sekolah buku PR saya sering jadi rebutan sama kawan-
kawan sekelas. Disamping tulisannya “rancak”, hasil kerjanya pun
“bagus”.
Paper saya tentang Pembersihan Air Minum oleh PDAM, judul
yang benar saya lupa.
Perjuangan berat itu ternyata berbuah manis. Mulus masuk dan
kuliah di Pertanian Unand (Perintis III – walaupun sebenarnya,
pengennya bisa jebol di Perintis I) dan kemudian berkarir di
Fakultas yang sama meski pada tempat berbeda.
Semangat, kerja keras, istiqomah, dan keikhlasan untuk berbuat
yang ada pada dirinya itulah yang dia tularkan kepada mahasiswa
bimbingannya. Masuk kampung - ke luar kampung, masuk kota - ke
luar kota, masuk negeri - ke luar negeri dilakoninya dengan senang
hati dalam pengabdian tugasnya.
Pernah suatu ketika bertemu dengan sahabat dekatnya dan
beliau bercerita, “si Len tu urangnyo tageh dan disiplin, suko
pakawan”.
Saat ini ketika sudah berada di ujung-ujung pengabdiannya,
Len beserta Johnli Aziz (sang suami) yang telah dikaruniai pula
dengan 2 orang anak (Fakhri Hakim dan Fadhil Ramadhan),
menjalani dan menikmati kehidupannya dengan penuh rasa syukur,
atas nikmat dan karunia Allah yang dicurahkan kepadanya.
Selamat……. kenangan itu telah meliput dan memagut asa untuk
sentiasa berupaya dan berdo’a………Alhamdulillah !!!!!!!!!

Created by: [email protected] 91


Click to View FlipBook Version