The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by hajerahalil, 2022-06-02 19:16:39

MATERI AJAR LMK_Sistem Koloid

MATERI AJAR LMK_Sistem Koloid

Hajerah, S.Pd // Bab 5 Sistem Koloid Page 1

A. Pendahuluan

Dikelas X, kalian sudah mempelajari pengertian larutan. Masih
ingatkah kalian? Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui
beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat.
Berdasarkan perbedaan sifat dan ukuran partikelnya, campuran
tersebut dapat diklasifikasikan kedalam larutan, suspense, dan
koloid. Klasifikasi ini diperlukan untuk memahami konsep-konsep
koloid dan membedakannya dari jenis yang lain. Untuk mengawali
pembelajaran tentang koloid, lakukan kegiatan berikut. Jangan lupa
berdoa sebelum belajar agar diberi kemudahan.

B. INTI

a) Kompetensi Dasar
3.14 Mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid dan
menjelaskan kegunaan koloid dalam kehidupan
berdasarkan sifat-sifatnya.
1.14 Membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid
atau melibatkan prinsip koloid

b) Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model Discovery

Learning dan metode diskusi, tanya jawab, dan penugasan,
peserta didik dapat Mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid
dan menjelaskan kegunaan koloid dalam kehidupan berdasarkan
sifat-sifatnya sehingga peserta didik dapat Membuat makanan
atau produk lain yang berupa koloid atau melibatkan prinsip
koloid sehingga peserta didik dapat menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya melalui belajar
bahasa Indonesia, mengembangkan sikap/ karakter jujur, peduli,
dan bertanggung jawab serta dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi,
berkreasi (4C) dan berliterasi

Hajerah, S.Pd // Bab 5 Sistem Koloid Page 2

Jika suatu zat di larutkan ke dalam suatu pelarut tertentu

maka zat terlarut tersebut akan terdispersi ke dalam pelarutnya

(medium pendispersi). Berdasarkan ukuran partikel hasil

pendispersian tersebut, dapat digolongkan tiga sistem dispersi ,

yaitu

1. Larutan sejati, ukuran partikel 1å -10 å

2. Koloid, ukuran partikel 10 å -2.ooo å

3. Suspensi, ukuran partikel lebih besar dari 2.000å.

System dispersi koloid terdiri atas dua fase, yaitu fase

terdispersi dan medium pendispersi. Fase terdispersi maupun

medium pendispersi dapat berupa gas, cair, maupun padat.

Ditinjau dari segi fase terdispersi dan medium

pendispersi, ada delapan tipe system disperse koloid (system

disperse koloid antara dua gas tidak dapat terjadi karena kedua

gas tersebut membentuk larutan sejati) seperti ditunjukkan

dalam tabel berikut:

Medium Fase terdispersi

pendispersi Gas Cair Padat

Gas [larutan sejati] Aerosol cair Aerosol padat

[awan, kabut] [debu,jelaga

dalam udara]

Cair Buih Emulsi Sol

[buih air sabun, [susu, krim [tinta, koloit

buih soda] rambut] emas]

Padat Buih padat Emulsi Sol padat

[gabus, batu padat/gel [paduan logam]

apung] [mentega, keju]

Hajerah, S.Pd // Bab 5 Sistem Koloid Page 3

Perbedaan secara umum antara larutan, suspense, dan
koloid adalah sebagai berikut:

Perbedaan Larutan Suspensi Koloid

Ukuran partikel < 100 nm > 100 nm 1 – 100 nm

Penampilan fisik Jernih, partikel Keruh, partikel Keruh – Jernih,
terdispersi tidak terdispersi partikel
dapat diamati dapat diamati terdispersi
dengan langsung hanya dapat
mikroskop ultra dengan mata diamati dengan
mikroskop ultra

Kestabilan (Jika Tidak terpisah Mudah terpisah Sukar terpisah

didiamkan) (sangat stabil) (mengendap) (relative stabil)

Cara pemisahan Tidak dapat Filtrasi Tidak dapat

disaring (penyaringan) disaring

Sifat koloid mempunyai sifat yang khas, yang berbeda
dengan sistem disperse lainnya, seperti :
1. Efek tyndall

Jika sorotan cahaya yang kuat dilewatkan pada suatu
koloid maka akan tampak hamburan sinar dari koloid
tersebut seperti diilustrasikan pada gambar 8.2. Fenomena ini
disebut efek tyndall

Dalam kehidupan sehari-hari, efek tyndall dijumpai pada
peristiwa berikut:
a) Terlihatnya cahaya lampu kendaraan di jalan yang

berdebu.
b) Cahaya masuk dalam suatu ruangan.

Efek tyndall dapat digunakan untuk membedakan larutan
koloid dan larutan sejati sebab larutan sejati tidak
menunjukkan efek Tyndall.

2. Gerak Brown
Jika suatu sol diperiksa dengan mikroskop ultra maka

akan terlihat bahwa partikel-partikel sol tersebut mengalami
gerakan yang cepat membentuk garis-garis lurus yang
pendek dan mengubah arah gerakanya secara mendadak
[zig-zig] seperti diilustrasikan pada Gambar 8.3 Gerakan itu

Hajerah, S.Pd // Bab 5 Sistem Koloid Page 4

disebut gerak Brown , diambil dari nama penemunya, Robert
Brown [1773-1858] seorang ahli botani.

3. Pengendapan
Pengendapan atau penggumpalan koloid sol dapat terjadi

karena:
a. Penambahan elektrolit,
b. Elektroforesis
c. Pencampuran 2 sol yang berlawanan muatannya, dan
d. Pendidihan.

4. Sifat kelistrikan
Salah satu sifat penting dari partikel koloid adalah dapat

memiliki muatan positif dan negative. Muatan partikel koloid
dapat terjadi karena:
a. Absorpsi ion dari medium pendispersinya dan
b. Ionisasi gugusan permukaan.

5. Elektroforesis
Partikel koloid yang bermuatan dapat dipengaruhi oleh

aru listrik searah. Koloid positif tertarik ke elektrode
negative. Sedangkan koloid negatif tertarik ke elektrode
positif seperti diilustrasikan pada gambar 8.6. gerakan
partikel karena pengaruh potensial listrik tersebut disebut
elektroforesis atau kataforesis.

Dengan menggunakan air sebagai medium elektroforesis.
Beberapa contoh koloid yang bermuatan ditunjukan dalam
tabel 8.2.

Penerapan prinsip eelektroferesis ini, antara lain
1. Pembersihan asap dari cerebong asap,
2. Pelapisan karet pada permukaan logam dari sol lateks,
3. Pengecatan bagian logam pada mobil dengan pigmen

koloid,

Hajerah, S.Pd // Bab 5 Sistem Koloid Page 5

Let’s Practice

“Mengamati Sistem Koloid”

Percobaan ini bertujuan untuk mengamati dan membedakan koloid dari
tampilan fisik (kenampakannya) serta beberapa sifatnya secara umum.

1. Alat dan Bahan Jumlah Bahan
Gula pasir
Alat 4 buah Susu bubuk atau santan
1 buah pasir
Gelas kimia 1 buah
Lampu senter 1 buah
Corong secukupnya
Erlenmeyer
Kertas saring

2. Cara Kerja
a. Siapkan 3 gelas kimia dan isilah dengan air kira-kira setengahnya
b. Larutakan satu spatula gula pasir ke dalam gelas kimia 1, satu
spatula susu bubuk ke dalam gelas kimia, dan satu spatula pasir ke
dalam gelas kimia 3.
c. Sorotlah setipa larutan dengan senter. Amati jalannya sinar pada
setiap larutan. Catat hasil pengamatan anda.
d. Saringlah ketiga larutan dengan kertas saring dan tamping hasil
saringannya di dalam Erlenmeyer. Amati apakah residu yang
tertinggal pada kertas saring dan filtrate hasil saringan dalam
Erlenmeyer.

3. Pengamatan

Isilah hasil pengamatan Anda pada tabel berikut:

Sistem Sebelum Sesudah Penyaringan Kestabilan
Dispersi disaring disaring (ada tidaknya (mudah
(Kekeruhan, (Kekeruhan,
jalannya jalannya residu, mengendap
kondisi atau tidak)
sinar) sinar) filtrate)

Larutan
(air+gula
pasir

Hajerah, S.Pd // Bab 5 Sistem Koloid Page 6

Koloid
(air+susu
bubuk)

Suspense
(air+pasir)

Buatlah kesimpulan terhadap ketiga sistem disperse yang Anda amati dari
segi ketabilan, kekeruhan, hamburan terhadap cahaya, dan penyaringan
yang dilakukan terhadap sistem disperse. Diskusikan dengan kelompok
Anda!

Hajerah, S.Pd // Bab 5 Sistem Koloid Page 7

C. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Banyak contoh aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-

hari dan industry. Pengetahuan kimia koloid penting untuk
memahami berbagai fenomena di sekitar kita.
1. Pembentukan Delta pada muara sungai

Sungai mengandung partikel koloid tanah liat/lempung
dan pasir yang membawa muatan negative. Di sisi lain, air
laut mengandung ion-ion positif. Pada saat air sungai
bertemu dengan air laut, muatan ion-ion positif air laut
menetralkan muatan partikel-partikel koloid air sungai dan
mengendap. Lama-kelamaan, endapan yang terbentuk makin
banyak dan membentuk suatu delta seperti dilustrasikan
pada gambar 8.16
2. Mesin ginjal buatan

Ginjal manusia memurnikan darah secara dialisis melalui
membrane alam. Sampah racun seperti urea dan asam urat
melalui membrane tersebut, sedangkan partikel protein
darah (hemoglobin) yang berupa koloid tetap dalam ginjal.
Kegagalan ginjal dapat menyebabkan kematian karena
akumulasi sampah dalam darah. Saat ini, kegagalan ginjal
dapapt diatasi dengan menggunakan mesin ginjal buatan.
3. Langit tampak Berwarna Biru

Tidak ada langit yang bebas dari partikel-partikel koloid.
Partikel-partikel tersebut menghamburkan cahaya matahari
ke mata manusia.

Tidak semua sinar matahari yang dipantulkan oleh
partikel-partikel koloid frekuensinya sama. Sinar putih
matahari merupakan bermacam frekuensi sinar tampak, dari
yang terendah hingga frekuensi tertinggi. Frekuesni sinar biru
hingga violet merupakan sinar yang frekuensinya paling
intens dihamburkan sehingga siang hari langit cerah
berwarna biru.
4. Pemutihan Gula

Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan
melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan
melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel
koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-
partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula
tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

Hajerah, S.Pd // Bab 5 Sistem Koloid Page 8

5. Penggumpalan Darah

Darah mengandung sejumlah koloid protein yang

bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat

diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung

ion-ion Al 3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar

partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses

penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.

6. Penjernihan Air

Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-

partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya

yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk

menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan

beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat

dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan

tawas (Al 2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut

akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH) 3 yang

bermuatan positif melalui reaksi: Al3+ + 3H2O Al(OH)3

+ 3H+ Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan

negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi

koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian

mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena

pengaruh gravitasi.

Hajerah, S.Pd // Bab 5 Sistem Koloid Page 9

C. PENUTUP

1. Rangkuman

a. Sistem disperse adalah campuran suatu zat dengan zat lain dan
terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke zat lain.

b. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem disperse dibedakan
menjadi tiga yaitu larutan, suspense, koloid

c. Suspense adalah sistem disperse dengan partikel yang
berukuran related besar tersebar merata di dalam medium
pendispersinya. Umumnya merupakan campuran heterogen.

d. Larutan merupakan sistem disperse dengan ukuran partikel-
partikelnya sangat kecil sehinngga tidak dapat dibedakan
(diamamti) antara partikel pendispersi dan partikel terdispersi
meski menggunakan mikroskop dengan pembesaran tinggi
(mikroskop ultara)

e. Koloid berasal dari kata Kolia yang dalam bahasa Yunani berarti
lem. Koloid disebut juga disperse koloid atau sistem koloid
merupakan sistem disperse dengan ukuran partikel yang lebih
besar tetapi lebih kecil dari suspense.

f. Sistem koloid mempunyai sifat yang khas yaitu Efek Tyndall,
Gerak Brown, Adsoprsi, dan koagulasi.

g. Efek Tyndall adalah terhamburnya berkas cahaya oleh partikel
koloid.

h. Gerak Brown adalah gerak partikel koloid denngan lintasan lurus
dan arah yang acak yang terjadi akibat adanya tumbukan
partikel-partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi
sehingga partikel terdispersi akan terlontar.

i. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-
permukaan partikel koloid. Adsoprsi terjadi karena adanya
kemampuan partikel koloid untuk ditempeli partikel-partikel
kecil.

j. Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik
disebut elektroforesis. Sistem ini dimanfaatkan dalam penyaring
debu pada cerobong asap pabrik yang disebut pengendap Cottrel.

k. Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan koloid karena
peristiwa mekanis seperti pemanasan atau pendinginan dan
peristiwa kimia seperti pencampuran koloid yang berbeda
muatan atau adanya elektrolit.

Hajerah, S.Pd // Bab 5 Sistem Koloid Page 10

l. Koloid merupakan sistem disperse yang kurang stabil. Untuk
menstabilkannya dapat dilakukan dengan menghilangkan
muatan koloid atau menambahkan stabilisator koloid seperi
emulgator dan koloid pelindung.

m. Berdasarkan interaksi partikel terdispersi dengan medium
pendispersinya, sistem koloid dibedakan menjadi dua macam,
yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil adalah koloid
dengan fase terdispersinya suka menarik medium
pendispersinya. Koloid liofob adalah koloid yang fase
terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya.

n. Pembuatan koloid ada dua yaitu cara disperse dan kondensasi.
Cara disperse dilakukan dengan mempekecil ukuran partikel.
Cara kondensasi dilakukan dengan mengubah larutan menjadi
koloid, antara lain melalui reaksi hidrolisis, reaksi redoks, atau
pertukaran ion.

Hajerah, S.Pd // Bab 5 Sistem Koloid Page 11

D AFTARPUSTAKA

Sudarmo, Unggul, 2017. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013
Revisi. Surakarta : Erlangga.

Hajerah, S.Pd // Bab 5 Sistem Koloid Page 12


Click to View FlipBook Version