ANALISIS TEKS DESKRIPSI
BERDASARKAN 7 SYARAT
TEKSTUALITAS DAN
ACUANNYA
ANGGOTA KELOMPOK
Agis Winardi Iklima Aulia
195030008 Salsabila
195030040
Teks Deskripsi Teks yang menggambarkan
suatu objek atau keadaan
tertentu dengan serinci-
rincinya berdasarkan sudut
pandang penulis.
7 SYARAT 1. Koherensi
TEKSTUALITAS 2. Kohesi
3. Maksud Pengirim
4. Keberterimaan
5. Memberikan Informasi
6. Intertekstualitas
7. Situasi Pengujaran
8. Acuan Situasional
&
Acuan Tekstual
Ibu, Inspirasiku
Ibuku bernama Wulandari. Mukanya selalu bersinar seperti bulan. Cocok sekali dengan namanya
yang berarti bulan bersinar. Mukanya bulat dengan alis tipis seperti semut beriring. Kulit ibuku
sawo matang, khas wanita Jawa. Beliau tidaklah tinggi, tidak pula pendek. Rambutnya hitam
bergelombang. Sampai usia 56 tahun kulihat rambutnya masih legam tanpa semir. Pandangan
matanya yang kuat kini sudah mulai sayu termakan usia. Namun mata hatinya tetap kuat
bagaikan baja.
Ibu adalah wanita yang sangat baik. Dia ramah dan tutur katanya lembut kepada siapa saja. Dia
sangat suka membantu orang lain, terutama yang sedang dalam kesusahan. Profesinya sebagai
guru semakin mengokohkan prinsipnya untuk selalu mengajarkan kebaikan kepada sesama.
Meskipun sudah berumur, ibuku masih menuntut ilmu. Ibuku melanjutkan ke jenjang
S-2. Padahal harusnya dia sudah tidak disibukkan oleh tugas kuliah. Tetapi, sepertinya ibuku
sangat menikmati sekolahnya. Sambil bernyanyi kecil dia mengerjakan tugas kuliahnya. Belajar
terus sepanjang hayat, itulah semboyannya.
1. Koherensi
Paragarf ke-1 dengan paragraf lainnya dikatakan
koheren karena memiliki keterkaitan dan hubungan
secara komsep/gagasan, sehingga dapat dipahami
oleh pembaca. Hal ini ditandai dengan adanya
kesamaan makna mengenai pembahasan tentang
ibu penulis yang bernama Wulandari.
2. Kohesi
“Ibuku bernama Wulandari. Mukanya selalu bersinar seperti bulan”.
Kalimat ke-1 dan ke-2 dikatakan kohesi karena terdapat penanda kohesi
pada kalimat tersebut yang ditandai dengan adanya “-nya” pada kata
“mukanya” yang merujuk pada wulandari (ibu).
“Ibu adalah wanita yang sangat baik. Dia ramah dan tutur katanya lembut
kepada siapa saja”. Kalimat ke-11 dan kalimat ke-12 dikatakan kohesi
karena terdapat penanda kohesi pada kalimat tersebut yang ditandai
dengan adanya kata “dia” yang merupakan kata ganti orang dan merujuk
pada ibu.
3. Maksud pengirim
Maksud pengirim pada teks tersebut adalah untuk
memberi tahu kepada para pembaca mengenai orang
yang penulis jadikan sebagai inspirasi yaitu ibunya yang
bernama Wulandari.
4. Keberterimaan
Orang-orang akan mencari teks “Ibu, Inspirasiku” untuk
dijadikan sebagai inspirasi tentang betapa hebatnya
seorang ibu. Namun, bisa saja teks tersebut tidak
tersampaikan karena faktor penerima pesan yang tidak
membutuhkan informasinya.
5. Memberikan informasi
Teks ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada
pembaca dengan tujuan untuk memberikan gambaran
mengenai suatu objek yaitu Wulandari (ibu penulis) secara
detail sehingga dapat menimbulkan imajinasi bagi pembaca,
serta membuat pembaca seolah-olah mengalami atau
merasakan langsung objek yang dideskripsikan.
6. Situasi pengujaran
Situasi pengujaran teks tersebut bersifat formal karena
teks tersebut terdapat pada buku siswa Bahasa
Indonesia kelas 7 dan ditunjukkan untuk semua
kalangan.
7. Intertekstualitas
Teks diatas memiliki keterkaitan antara teks
deskripsi dengan teks inspirasi.
8. Acuan
Acuan dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Acuan tekstualitas
“Kulit ibuku sawo matang, khas wanita Jawa. Beliau
tidaklah tinggi, tidak pula pendek”.
2) Acuan situasional
Acuan situasional pada teks tersebut mengacu pada:
Objek: Ibu (ibu penulis bernama Wulandari)
Ruang: Media Digital
Waktu: Diakses kapan saja
Analisis Karakteristik
1) Paragraf atau karangan deskripsi menggambarkan atau melukiskan
sesuatu.
Karakteristik teks deskripsi salah satunya adalah paragraf atau
karangan deskripsi menggambarkan atau melukiskan sesuatu. Hal itu
sesuai dengan isi teks deskripsi yang berjudul “Ibu, Inspirasiku” dimana
isi paragraf pada teks tersebut menggambarkan tentang Wulandari (ibu
penulis) yang penulis jadikan sebagai sosok inspirasi.
2) Paragraf yang digambarkan, dijelaskan dengan sangat jelas dan rinci serta
melibatkan kesan indera.
Melibatkan indera penglihatan:
• “Kulit ibuku sawo matang, khas wanita Jawa”.
Melibatkan indera pendengaran:
• “Sambil bernyanyi kecil dia mengerjakan tugas kuliahnya”.
Kutipan-kutipan kalimat pada teks tersebut sesuai dengan salah satu
karakteristik teks deskripsi, yaitu menggambarkan sangat jelas dan rinci serta
melibatkan kesan indera. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kesan indera
penglihatan dan indera pendengaran yang terdapat pada teks deskripsi berjudul
“Ibu, Inspirasiku”.
3) Penggambaran atau penjelasan suatu objek yang menjadi topik di tuliskan secara
detail.
“Ibuku bernama Wulandari. Mukanya selalu bersinar seperti bulan. Cocok sekali dengan
namanya yang berarti bulan bersinar. Mukanya bulat dengan alis tipis seperti semut
beriring. Kulit ibuku sawo matang, khas wanita Jawa. Beliau tidaklah tinggi, tidak pula
pendek. Rambutnya hitam bergelombang. Sampai usia 56 tahun kulihat rambutnya masih
legam tanpa semir. Pandangan matanya yang kuat kini sudah mulai sayu termakan usia.
Namun mata hatinya tetap kuat bagaikan baja”. Kutipan paragraf pada teks tersebut
sesuai dengan karakteristik dari teks deskripsi. Yaitu menggambarkan atau menjelaskan
suatu objek yang menjadi topik yang di tuliskan secara detail, dimana teks tersebut
menggambarkan serta menjelaskan tentang sosok Wulandari (ibu penulis) mulai dari ciri-
ciri fisiknya sampai ke sifatnya.
4) Teks deskripsi menjelaskan ciri-ciri fisik objek, seperti
bentuk, ukuran, warna, atau ciri-ciri psikis/keadaan suatu objek
dengan rinci.
“Mukanya bulat dengan alis tipis seperti semut beriring. Kulit
ibuku sawo matang, khas wanita Jawa. Beliau tidaklah tinggi,
tidak pula pendek. Rambutnya hitam bergelombang. Sampai
usia 56 tahun kulihat rambutnya masih legam tanpa semir”. Hal
ini sesuai dengan kutipan kalimat pada teks yang berjudul “Ibu,
Inspirasiku” dimana pada kutipan tersebut menjelaskan ciri-ciri
fisik Wulandari.
TERIMA KASIH