The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku berjudul Dunia Binatang hasil karya bibit penulis Gendis Sewu SDN Kertajaya 4 Surabaya, bersama pendampingan petugas TBM se-Kecamatan Gubeng. Melalui antologi cerpen ini, para penulis mengajak pembaca untuk menyelami kisah menarik dengan kalimat sarat pesan informatif dan edukatif tentang berbagai macam kisah hewan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tbmkecamatangubeng, 2022-06-15 23:41:45

DUNIA BINATANG

Buku berjudul Dunia Binatang hasil karya bibit penulis Gendis Sewu SDN Kertajaya 4 Surabaya, bersama pendampingan petugas TBM se-Kecamatan Gubeng. Melalui antologi cerpen ini, para penulis mengajak pembaca untuk menyelami kisah menarik dengan kalimat sarat pesan informatif dan edukatif tentang berbagai macam kisah hewan.

Keywords: Fabel,Hewan,Binatang,Child

GENDIS SEWU BERKARYA

DUNIA BINATANG

Antologi Cerita Pendek
Bibit Penulis Gendis Sewu Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Surabaya
Bekerja Sama dengan SDN Kertajaya 4 Surabaya

DUNIA BINATANG

Penulis : Bima Chandra Haryatno,

Calvina Farus Ramadhani,

Eka Putri Maulidya, dkk.

Desain Sampul : Salsabila Anjar Firhani

Penyunting : Nesa Karina, Rr. Ika

Widiastutik, Salsabila Anjar F.,

Sapto Wicaksono

Penyunting Akhir : Faradila Elifin Malidin, Vivi

Sulviana, Ayu Dewi A.S.N.,

Rici Alric K, Vegasari Yuniati

Diterbitkan pada tahun 2022 oleh
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya.
Jalan Rungkut Asri Tengah 5-7, Surabaya
Buku ini merupakan kumpulan karya dari bibit
Gendis Sewu, sebagai penghargaan atas
partisipasi yang telah diberikan dalam melahirkan
1000 Penulis dan 1000 Pendongeng.
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji selalu kami panjatkan
kepada Allah SWT atas rida-Nya sehingga mampu
menyelesaikan buku ini sebagai bentuk apresiasi
kepada para bibit penulis SDN Kertajaya 4
mengikuti Gerakan Melahirkan 1000 Penulis Dan
1000 Pendongeng (Gendis Sewu) dengan baik dan
lancar.

Dalam penyusunan buku ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
terkait yang ikut andil menyukseskan, membantu,
mengarahkan, dan membimbing kami.

Kami menghaturkan terima kasih kepada:
1. Mia Santi Dewi, SH, M.Si selaku Kepala

Dinas dan Perpustakaan Kota Surabaya
2. Sri Wening Ing Tyas Handayani, M.Pd.

selaku Kepala SDN Kertajaya 4
3. Anna Novem Riswati, S.Pd. selaku Kepala

Perpustakaan dan guru SDN Kertajaya 4

4. Para bibit penulis Gendis sewu SDN
Kertajaya 4

5. Kapten Tim Penulis
6. Editor Tim Penulis

a. Tutor Kelas Reguler Tingkat Kecamatan
b. Editor Area Wilayah Timur
7. Segenap petugas Dinas Perpustakaan Kota
Surabaya
8. Siswa-siswi SDN Kertajaya 4
Buku ini tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan. Jika pembaca menemukan kesalahan
apapun, penulis mohon maaf setulusnya. Selalu
ada kesempatan untuk memperbaiki setiap
kesalahan, karena itu, dukungan berupa kritik &
saran akan selalu penulis terima dengan tangan
terbuka.
Kami menyadari bahwa sebuah karya
memiliki ketidaksempurnaan. Apabila dalam
penyusunan buku ini masih jauh dari sempurna dan
masih ada kekurangan maka kami mengharap kritik
dan saran yang bisa membangun dari pembaca
buku ini.

Semoga buku ini menjadi manfaat bagi
perkembangan karya tulis anak bangsa khususnya
di kota Surabaya dan seluruh Indonesia umumnya.

Surabaya, 2022

Petugas TBM se-Kecamatan Gubeng

KATA SAMBUTAN

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya

Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
Inayah-Nya, hanya dengan kemurahan-Nya kita
selalu dapat berikhtiar untuk berkarya dalam
membangun Kota Surabaya yang kita cintai.

Kita patut bangga dan memberi apresiasi
kepada para bibit penulis Gendis Sewu (Gerakan
Melahirkan 1000 Bibit Penulis dan 1000 Bibit
Pendongeng), para editor penulis Dispusip di Kota
Surabaya yang telah bekerja keras membuat karya
tulis yang berjudul Dunia Binatang.

Buku para bibit penulis Gendis Sewu
menghasilkan karya tulis dari anak-anak cerdas
yang telah melalui proses panjang dan berjenjang
dan merupakan karya-karya imajinatif yang
mengandung pesan moral dengan bahasa yang
mudah dipahami juga sangat baik untuk dinikmati.

Semoga ke depannya akan menjadi inspirasi
untuk berkembangnya budaya literasi dari berbagai
kalangan masyarakat di Kota Surabaya. Akhir kata,
semoga buku berkarya Gendis Sewu berkarya
dengan judul Dunia Binatang bermanfaat bagi
semua pihak dan perkembangan para bibit Gendis
Sewu.

Surabaya, 2022

Kepala Dinas Perpustakaan dan kearsipan

Kota Surabaya,

Mia Santi Dewi, SH, M.Si

SEKAPUR SIRIH

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya

Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah SWT
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
sangat bersyukur atas ke hadirat-Nya, hanya
dengan kemurahan Allah SWT, kami dapat
menghimpun berbagai karya tulis para bibit penulis
Gendis Sewu dan menerbitkannya dalam sebuah
buku antologi cerpen dengan judul Dunia Binatang.

Buku ini merupakan antologi cerpen
kolaborasi Gendis Sewu dengan SDN Kertajaya 4.
Kolaborasi ini menghasilkan 11 karya tulis cerpen
pendampingan Petugas se-Kecamatan Gubeng
yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kota Surabaya.

Kegiatan Gendis Sewu memanfaatkan
platform buatan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya yang bernama Taman Kalimas.

Taman Kalimas yang merupakan singkatan
dari Tempat Menampung Karya Literasi Masyarakat
memberikan layanan literasi yang di dalamnya
terdapat tiga layanan sekaligus, antara lain layanan
Taman Kalimas Pembelajaran, Taman Kalimas
Karya dan Taman Kalimas Publikasi.

Para bibit penulis Gendis Sewu terlebih
dahulu didaftarkan untuk mengikuti kelas
berjenjang dari mulai kelas reguler Taman Kalimas
di tingkat kecamatan, lalu untuk bibit terbaik akan
mendapat reward naik ke kelas khusus minat dan
bakat setelah itu karyanya akan dIbuat dan
dipublikasikan.

Saya mengapresiasi kepada para bibit
penulis Gendis Sewu yang memiliki semangat
literasi dengan tidak hanya menjadi pembaca pasif
melainkan menjadi pembaca aktif, yaitu selain
membaca juga mampu menulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada Tim Gendis Sewu dan Tim Inti Penulis
Dispusip yang terdiri dari dari para tutor kelas
reguler di tingkat kecamatan, para editor area

(Dira), dan para penyunting akhir hingga buku ini
terselesaikan secara baik.

Buku ini adalah jawaban nyata atas kinerja
para Petugas TBM se-Kecamatan Gubeng yang
berkolaborasi dengan SDN Kertajaya 4.

Membangun kota maka perlu disertai
‘membangun’ manusia di dalamnya. Tentu tidaklah
mudah, karena awal membangun sering kali terlihat
abstrak, dipertanyakan, atau diragukan. Walaupun
begitu, tetap terus ‘membangun’ karena
‘membangun’ manusia melalui literasi adalah
sebuah investasi jangka panjang untuk kota tercinta
kita Kota Surabaya.
Salam Literasi.

Surabaya, 2022

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya

Dani Arijanti, SE, M.Si

DAFTAR ISI

PERTANDINGAN MONYET DAN KURA-KURA 1

RUBAH YANG SOMBONG 5

DI MANA MAKANANKU? 9

GERRY SI JERAPAH ANGKUH 13

RUBAH DAN MONYET 17

TOLONG AKU, GAJAH! 21

JANGKRIK DAN BELALANG 25

MERAK YANG SOMBONG 29

KELINCI INGIN JADI DOKTER 31

RATU SEMUT YANG KEJAM 34

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Pertandingan Monyet dan Kura-kura

PERTANDINGAN MONYET DAN
KURA-KURA

Oleh Bima Chandra Haryatno

Suatu pagi yang cerah di hutan, hiduplah Monyet
sombong yang suka meremehkan orang lain. Ia
mempunyai teman seekor Kura-kura yang sabar
dan baik hati. Pada siang hari Monyet bertemu
dengan Kura-kura yang sedang berjalan
menyusuri hutan.

“Hai Kura-kura, lama sekali kau berjalan.
Aku mau memberitahu kalau aku ingin
menantangmu,” ledek Monyet.

Kura-kura menjawab, “Kau mau
menantangku apa Monyet?”

“Aku ingin menantangmu untuk bercocok
tanam dan berlomba lari!” kata Monyet.

“Eeeemmm ... baiklah Monyet, aku
menerima tantanganmu,” jawab Kura-kura.

Kura-kura bertanya kepada Monyet “Kita
akan menanam apa? Dan berlomba lari di mana?”

“Bagaimana kalau kita bercocok tanam buah
pisang dan kita berlomba lari di kawasan hutan

1

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Pertandingan Monyet dan Kura-kura

dekat sungai!” jawab Monyet.
“Baiklah Monyet...,” jawab Kura-kura.
Keesokan harinya Monyet mencari tunas

pohon pisang bersama Kura-kura. Kemudian
Monyet dan Kura-kura menemukan tunas pohon
pisang di dalam hutan. Akhirnya tunas pisang itu
ditanam untuk tantangan Monyet. Monyet
menanam buah pisang di kawasan tempat
tinggalnya sendiri dan sedangkan Kura-kura
menanam pohon pisangnya di wilayah tempat
tinggalnya juga.

Setiap hari Kura-kura rajin merawat pohon
pisangnya hingga tumbuh besar dan subur.
Sedangkan Monyet bermalas-malasan, dia tidak
merawat tanamannya dengan baik sehingga
pohon pisang miliknya menjadi layu dan mati.

Monyet menjadi kesal dan marah sehingga
ia mencari cara yang licik dan curang untuk
mengelabuhi temannya sendiri.

“Monyet, bolehkah aku minta tolong?” tanya
Kura-kura.

“Pertolongan apa Kura-kura?” jawab Monyet.

2

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Pertandingan Monyet dan Kura-kura

Kura-kura menjawab, “Tolong ambilkan buah
pisang dan panjatkan pohon pisangku.”

“Baik Kura-kura …,” jawab Monyet.
Akhirnya Monyet menuruti permintaan
Kura-kura. Monyet pun langsung melakukan aksi
licik yang sudah direncanakan olehnya. Di atas
pohon pisang milik Kura-kura, Monyet memakan
12 buah pisang. Kura-kura marah dan menegur
sahabatnya itu. Akhirnya Kura-kura menantang
Monyet berlomba lari keesokan harinya. Monyet
langsung mengejek dan sombong kepada
Kura-kura.
Esok harinya para hewan yang ada di hutan
berkumpul untuk menyaksikan lomba lari antara
Kura-kura dan Monyet. Di awal perlombaan,
Kura-kura tertinggal sangat jauh dari Monyet.
Kura-kura tidak patah semangat, dia terus
berjuang untuk memenangkan perlombaan ini
dengan sekuat tenaganya. Jarak antara mereka
yang jauh menyebabkan Monyet bersantai
hingga tertidur.
Kura-kura akhirnya yang memenangkan

3

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Pertandingan Monyet dan Kura-kura

perlombaan lari ini. Monyet pun mengakui
kehebatan temannya dan Monyet meminta maaf
kepada Kura-kura karena sudah menganggap
lemah.

4

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Rubah yang Sombong

RUBAH YANG SOMBONG

Oleh Calvina Farus Rahmadani

Pada siang hari ditengah hutan ada seekor Rubah
yang sedang menata bulu di rumahnya. Setelah
selesai, Rubah langsung pergi jalan-jalan
mengelilingi hutan. 

Saat si Rubah sedang berjalan santai, ada
Kucing yang menabraknya. Kucing dan Rubah
akhirnya terjatuh bersamaan. Rubah berdiri lebih
dulu, tetapi  dengan sikap yang  sombong Rubah
malah memarahi Kucing yang sedang kesakitan.
  "Hei Kucing, gara-gara kamu buluku yang
cantik malah berantakan," kata si Rubah.

"Maaf Rubah, tadi aku tak sengaja
menabrakmu," jawab Kucing.
  "Pokoknya aku tidak mau tahu, kamu harus
merapikan buluku seperti semula!" jawab Rubah. 
  "Iya, aku rapikan," ujar Kucing.

Namun, Rubah ingin bertanya kepada
Kucing. 

5

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Rubah yang Sombong

    "Kucing, tadi kamu kenapa berlari dengan
kencang? Sampai-sampai kamu menabrakku,"
tanya Rubah.
     "Karena tadi aku dikejar harimau," jawab
Kucing.
     "Jadi begitu, tapi kamu ada yang terluka?”
tanya Rubah.
     "Tidak ada kok," jawab Kucing. 

Rubah langsung pergi meninggalkan Kucing.
Rubah dengan sombong tidak mengucapkan terima
kasih kepada Kucing. Padahal Kucing sudah
merapikan bulu Rubah seperti semula. Kucing
masih tetap sabar melihat sikap Rubah. 

Rubah pun kembali jalan-jalan mengelilingi
hutan. Di hutan ada dua Tupai yang sedang
mengobrol. Rubah berbicara kepada dua Tupai itu. 

"Kalian berdua, lihatlah buluku yang indah
dan cantik ini. Bagus ‘kan?" tanya Rubah.

"Tidak, biasa saja," ujar Tupai.
    “Kamu iri ya?" tanya Rubah.
     "Kenapa aku harus iri? Aku ini Tupai, bukan
Rubah sepertimu!" kata Tupai. 

6

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Rubah yang Sombong

"Iya, aku tahu!" kata Rubah. 
Kemudian Rubah pergi meninggalkan dua
Tupai itu.
Kedua Tupai tidak suka kalau dekat dengan
Rubah karena sifatnya yang sombong dan suka
pamer. Kucing yang melihat kesombongan Rubah
pun langsung memanggilnya.
     "Rubah, kenapa kamu bersifat seperti itu
kepada semua hewan yang ada di sini?” tanya
Kucing.
    "Memangnya kenapa?" kata si Rubah.
   "Sifat sombongmu membuat semua hewan
di sini marah," ucap Kucing.
Rubah tetap mengelak dan tidak merasa
bersalah. Kucing kesal mendengar ucapan Rubah
yang seperti itu. Ia langsung pergi meninggalkan
Rubah yang sedang merapikan bulunya sejak tadi. 
Setelah itu, Rubah pergi mencari makan.
Tanpa sadar, Rubah menginjak lumpur yang cukup
dalam. Rubah panik dan teriak dengan keras. 
     "Tolong ... tolong … tolong ...,” teriak Rubah.

7

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Rubah yang Sombong

Teriakan Rubah terdengar oleh Kucing.
Kucing pun berlari ke arah Rubah dan langsung
menolongnya dengan menggunakan tali panjang
yang kuat. 

Akhirnya Rubah berhasil lolos dari lumpur.
Rubah pun meminta maaf kepada Kucing. Setelah
lolos dari lumpur, bulu Rubah menjadi kotor. Sejak
peristiwa itu, sikap Rubah berubah menjadi baik.

8

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Di Mana Makananku?

DI MANA MAKANANKU?

Oleh Eka Putri Maulidya

Pada suatu hari, Kancil sedang mencari makan di
hutan. Kancil mendengar suara burung yang
sedang kesakitan. Kancil pun menghampiri burung
itu. Ternyata dia seekor Merpati yang sedang
kesakitan. Kancil segera mencari pertolongan, dan
akhirnya Kancil melihat ada daun yang bisa
mengobati luka Merpati.   

“Mengapa kau bisa terjatuh Merpati?” tanya
Kancil.

“Aku terkena ranting pohon yang tajam
sehingga sayapku tergores,” jawab Merpati sambil
menahan sakit.
      Setelah Kancil mengobati sayap Merpati,
Merpati pun mencoba untuk terbang. Ternyata
sayapnya sudah tidak terasa sakit lagi. Keesokkan
harinya saat Kancil mencari makan, Merpati tidak
sengaja menjatuhkan batu ke badan Kancil,
untungnya Kancil tidak kesakitan.

9

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Di Mana Makananku?

     “Siapa yang menjatuhkan batu ini ke
badanku?” ucap Kancil.
   “Maaf aku tidak sengaja Kancil,” sahut
Merpati.

“Tidak apa-apa Merpati, tetapi lain kali kamu
harus berhati-hati,” ucap Kancil sambil tersenyum.

Hari mulai sore, Kancil dan Merpati
bersama-sama mencari makan. Merpati tidak
mendapatkan makanan, sedangkan Kancil
mendapat banyak sekali makanan. Merpati
mempunyai ide untuk mengambil makanan milik
Kancil secara diam-diam, kemudian ia langsung
terbang membawa semua makanan Kancil.

“Hai … Merpati! Mengapa kau bawa semua
makananku?” teriak Kancil kepada Merpati.
    Merpati tidak menghiraukannya, ia tetap
terbang begitu saja.

Keesokan harinya, lagi-lagi Merpati mencuri
makanan milik Kancil. Merpati tidak mempedulikan
Kancil yang kelaparan. Sekitar pukul empat sore,
Kancil pergi ke sarang tempat tinggal Merpati.

10

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Di Mana Makananku?

“Wahai Merpati, turunlah dari sarangmu itu!
Aku tahu kau ada di atas sana!” teriak Kancil.

Merpati tidak kunjung turun juga karena ia
takut. Beberapa saat kemudian, Merpati pun turun
dengan wajah ketakutan karena ia yakin Kancil
akan marah kepadanya.

“Merpati, mengapa kau selalu mengambil
makananku?” tanya Kancil.

“Maaf Kancil, karena aku tidak mendapatkan
satu pun makanan, sedangkan kamu sudah
mendapatkan banyak,” jawab Merpati ragu.

“Tidak apa-apa, tolong jangan diulangi lagi,”
ucap Kancil.

“Baik Kancil, terima kasih karena sudah
memaafkanku,” kata Merpati.

“Sama-sama Merpati, ayo kita mencari
makan bersama lagi,” ajak Kancil.

Keesokan harinya, Kancil dan Merpati
sedang mencari makan. Merpati melihat  buah
pisang dan pepaya yang sudah jatuh dari
pohonnya. Merpati segera mengambil dan
memakan buah itu bersama Kancil di bawah pohon

11

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Di Mana Makananku?

yang rindang. Mereka sangat menikmati buah itu
dan bahagia bersahabat selamanya.

12

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Gerry Si Jerapah Angkuh

GERRY SI JERAPAH ANGKUH

Oleh Eqiora Inaya Saki Irawan

Suatu hari hiduplah seekor lebah di hutan bernama
Merry dan sahabatnya bernama Dessy. Mereka
sedang asyik membangun rumah baru yang lebih
besar dan luas. Saat sedang membangun, mereka
kedatangan seekor jerapah bernama Gerry.

“Hai Merry, apa yang sedang kamu
lakukan?” tanya Gerry.

“Aku sedang membangun rumah baru,”
jawab Merry. 

“Kau sedang membangun rumah? Kenapa
rumahmu sangat kecil? Lihat saja rumahku, lebih
besar dari rumahmu!” ejek Gerry.
          “Gerry! Kenapa kamu datang mengejek
kami?” jawab Dessy membela Merry. 

“Lihat saja rumahmu itu sangat kecil!” ejek
Gerry lagi.

“Sudah Dessy, kita harus bersabar.
Memangnya kenapa jika rumah kami kecil? Bagi

13

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Gerry Si Jerapah Angkuh

kami rumah ini sudah cukup besar kok,” balas
Merry.

“Namun bagiku rumah kalian sangat kecil!
Cocok bagi kalian yang kecil dan lemah,” ucap
Gerry masih mengejek.

“Tidak kok! Kita tidak lemah. Buktinya kita
bisa membuat rumah ini berdua saja,” jawab
Merry. 

“Ah … sudahlah intinya aku lebih besar dari
pada kalian!” kata Gerry dengan sombong. 

Walaupun Gerry terus-menerus mengejek
Merry dan Dessy, mereka tetap membuat rumah
bersama dengan hati senang dan tidak
mempermasalahkan kalau tubuh mereka kecil.
          Hari ini, Merry dan Dessy sudah siap
menghuni rumahnya.

“Wah … akhirnya selesai juga ya rumah kita.
Oh iya Merry, besok keluargaku mau berkunjung.
Bolehkah keluargaku menginap di sini?” tanya
Dessy.

14

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Gerry Si Jerapah Angkuh

          “Iya Dessy tidak apa. Sebetulnya, besok
keluargaku juga mau datang. Apa tidak
mengganggu keluargamu?” tanya Merry. 

“Iya tidak apa Merry,” jawab Dessy.  
“Baik, terima kasih sahabatku,” ucap Merry.
Ternyata saat Merry dan Dessy sedang
berbincang, Gerry menguping percakapan mereka.
“Hai … apa rumah kalian sudah jadi?” tanya
Gerry.  
“Iya, sudah jadi Gerry,” jawab Merry.
“Gerry, kenapa kamu datang ke sini?” tanya
Dessy. 
“Sebenarnya aku datang ke sini ingin
meminta maaf karena kemarin aku sudah
mengejek kalian,” kata Gerry.
“Iya tidak apa, kita sudah memaafkanmu
sebelum kamu meminta maaf,” jawab Merry.  
“Lain kali kamu tidak boleh mengejek
sesama makhluk hidup. Semua makhluk hidup
pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan,”
jawab Dessy.

15

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Gerry Si Jerapah Angkuh

“Iya, kemarin aku bertemu harimau yang
tidak sengaja mendengar perdebatan kita. Dia
berkata kalau kita semua memiliki kekurangan dan
kelebihan. Aku juga memiliki kekurangan, yaitu
tidak bisa terbang. Aku juga tidak bisa makan
makanan yang ada di permukaan tanah, karena
kakiku sangat panjang. Aku hanya bisa makan
yang ada di pohon. Aku pun tersadar dan
berencana meminta maaf kepada kalian. Maafkan
aku,” jelas Gerry dengan penuh penyesalan.

“Syukurlah kalau begitu, berarti sekarang
kita menjadi teman baik lagi dan kita harus berjanji
agar tidak saling mengejek sesama makhluk
hidup,” kata Dessy. 

“Janji!” jawab Merry dan Gerry bersamaan.

16

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Rubah dan Monyet

RUBAH DAN MONYET

Oleh Faizah Azalia Widjayanti

Suatu hari di dalam hutan terdapat banyak jenis
binatang, di antaranya Rubah dan Monyet. Rubah
dan Monyet selalu bermusuhan. Binatang lain
sampai heran melihat tingkah laku mereka.

Rubah mempunyai sifat pelit yang tidak mau
berbagi dalam hal apapun dengan semua binatang.
Sebaliknya, Monyet memiliki sikap yang baik hati
dan suka menolong pada semua binatang. 

Pada musim kemarau, hutan menjadi
gersang. Semua binatang berebut makanan.
Monyet tidak kebagian karena persediaan makanan
yang terbatas. Namun, Rubah memiliki banyak
sekali persediaan makanan untuk beberapa hari ke
depan.

Tak lama kemudian, Rubah lewat di depan
Monyet yang sedang kelaparan sambil membawa
makanan.

17

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Rubah dan Monyet

   “Rubah! Bolehkah aku meminta sedikit
makananmu?” ucap Monyet sambil memegang
perutnya yang lapar.

“Tidak mau, cari saja sendiri. Makanya
jangan malas untuk mencari makanan!” jawab
Rubah. 

“Bukannya aku malas mencari, tetapi
memang persediaan makanannya yang terbatas,”
ucap Monyet.

“Tetap saja, aku tidak mau berbagi
denganmu!” jawab Rubah sambil mengejek
Monyet.

“Tega sekali kamu Rubah, padahal aku
meminta sedikit saja karena aku sangat kelaparan.”

Rubah tidak peduli pada keadaan Monyet, ia
meninggalkannya sendirian sambil mengejek dan
memamerkan makanan.

Tak lama kemudian, Rubah terkena
musibah. Ia terjatuh ke dalam lubang yang cukup
dalam. Ia pun berteriak meminta pertolongan. 

    “Tolong … tolong ... tolong …,” teriak
Rubah.

18

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Rubah dan Monyet

Hari menjelang senja, tetapi tidak ada yang
mendengar teriakan Rubah. Sesaat kemudian,
Monyet mendengar teriakan itu dan segera mencari
sumber suara tersebut. Teriakan itu terdengar jelas
dari dalam lubang. Monyet melihat ke dalamnya,
ternyata ada Rubah yang terperosok.

“Rubah apa kau baik-baik saja?” tanya
Monyet.

“Monyet tolong aku,” ucap Rubah.
“Baiklah Rubah, aku akan mencarikan
ranting untuk menarikmu,” jawab Monyet.
Monyet menemukan ranting yang kuat dan
panjang di bawah Pohon besar. Saat Monyet
mengambil ranting itu, Pohon itu berbicara.
         “Hai Monyet,” ucap Pohon.
         “Suara siapa itu?” Monyet mencari suara
tersebut.
         “Aku Pohon di depanmu,” jawab Pohon.
         “Maaf Pohon, aku tidak tahu kamu yang
berbicara,” ucap Monyet. 
         “Kenapa kamu mau menolong Rubah? Dia
sudah jahat sama kamu,” tanya Pohon.

19

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Rubah dan Monyet

         “Kita sesama makhluk ciptaan Tuhan harus
saling membantu,” jawab Monyet.
         “Baiklah Monyet aku berikan sebagian
rantingku untukmu,” kata Pohon.
         “Terima kasih Pohon atas kebaikanmu,” kata
Monyet. 

Setelah itu Monyet bergegas menuju lubang
untuk menolong Rubah. 

“Maaf telah lama menunggu,” ujar Monyet.
Rubah menjawab, “Tidak apa Monyet.”
“Rubah, peganglah ranting ini! Aku akan
menarikmu!” seru Monyet.
Akhirnya, Rubah berhasil ditarik keluar oleh
Monyet.
“Terima kasih Monyet kamu sudah
menyelamatkanku. Meskipun aku tidak mau
berbagi makanan kepadamu,” sesal Rubah.
“Tidak apa, memang sudah seharusnya kita
membantu teman yang kesusahan,” ucap Monyet.
“Aku ingin membalas kebaikanmu dengan
mengajak ke gubukku untuk makan bersama,” ajak
Rubah.

20

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Rubah dan Monyet

“Terima kasih banyak Rubah.” 
Sejak hari itu Rubah dan Monyet berteman
baik. Rubah juga berjanji untuk berbagi makanan
kepada binatang lain yang membutuhkan.

21

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Tolong Aku, Gajah!

TOLONG AKU, GAJAH!

Oleh Farrelyan Arif Maulana

Suatu ketika ada seekor Kancil yang sedang
berpetualang di hutan. Namun, Kancil tidak
berhati-hati, sehingga ia terperosok ke dalam
lubang di tanah. Berulang kali Kancil berteriak
meminta tolong kepada siapapun yang lewat, tidak
ada satupun yang menolongnya.

“Tolong … tolong … tolong …!” Kancil
berteriak sekuat tenaga agar ada yang mendengar
suaranya. 

Teriakan Kancil pun membuahkan hasil.
Seekor Gajah yang kebetulan sedang lewat terkejut
mendengar teriakan Kancil.

“Halo, ada orang di sana? Siapa yang ada di
lubang itu?” teriak Gajah penasaran.

“Hai Gajah! Ini aku, tolong aku!” jawab
Kancil.

“Kamu siapa?” tanya Gajah.
“Ini aku, Kancil sahabatmu!” teriak Kancil
kepada Gajah.

22

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Tolong Aku, Gajah!

“Kancil? Bagaimana bisa kamu masuk ke
dalam lubang itu?” tanya Gajah kembali.

Kancil hanya terdiam. Ia tidak menggubris
pertanyaan Gajah. Ia sibuk berpikir dan mencari
cara agar Gajah mau menolongnya. 

“Bisakah kau membantuku mengangkat ikan
ini?” tanya Kancil yang berniat membohongi Gajah.

“Jangan bohong Kancil, yang benar saja!”
ucap Gajah yang meragukannya.

“Kalau kamu tidak percaya, kemari turunlah!”
ajak Kancil.

Gajah masih belum yakin dengan ajakannya.
Ia berpikir sejenak.

“Kancil, mana ikan yang kau dapatkan?”
tanya Gajah.

“Ini ada di kakiku,” jawab Kancil.
“Jika aku menolongmu, lalu bagaimana aku
naik dari lubang itu?” Gajah bertanya lagi.
Kancil pun hanya terdiam, dia tidak percaya
bahwa Gajah sangat cerdik dan tidak mudah
diperdaya.

23

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Tolong Aku, Gajah!

“Kenapa diam saja? Kamu mau menipuku
ya?” tanya Gajah.

“Tolong aku, Gajah! Aku mohon bantulah
sekali ini saja,” jawab Kancil dengan suara
memelas.

“Tidak!” ucap Gajah tegas.
Kancil yang mendengar hal tersebut
langsung berteriak dengan kencang.
“Wahai langit dan bumi, serta seluruh
binatang yang ada di hutan. Aku bersumpah tidak
akan menipu untuk kepentinganku lagi!” teriak
Kancil.
Tidak lama berselang, Gajah muncul
menyusul Kancil jatuh di lubang. Ia tidak
meninggalkan Kancil sendirian. Gajah yang baik
hati itu iba dan membantu Kancil keluar dari
lubang. 
“Aku akan membantumu karena kamu sudah
berjanji. Jadi jangan lupa untuk menepatinya, ya,”
ucap Gajah.
“Terima kasih sudah menolongku. Aku tidak
akan melupakan kebaikanmu.”

24

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Tolong Aku, Gajah!

Mereka berdua pun segera mencari cara
untuk bisa segera naik ke atas. Sejak saat itu,
Kancil belajar dari Gajah untuk selalu berbuat baik
dan saling menolong kepada sesama. Berbohong
itu tidak baik. Lebih baik berkata jujur, karena orang
lain akan lebih menghargai kita jika berkata jujur. 

25

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Jangkrik dan Belalang

JANGKRIK DAN BELALANG

Oleh Fidi Zhafran Abimarta

Di suatu hutan hiduplah seekor Belalang. Ia baru
saja bangun dari tidurnya dan merasa kelaparan. Ia
pun memutuskan untuk segera mencari makanan.
Saat Belalang tiba di sebuah danau yang sangat
luas, ia melihat ada sekelompok hewan yang
sedang berkumpul. Ternyata di sana ada seekor
Jangkrik yang sedang memamerkan kehebatannya.
Jankgrik tersebut menciptakan suara dari
sayapnya.

Jangkrik sombong itu berkata, “Kalian mana
bisa bersuara sepertiku? Hahaha.”

Kemudian Belalang mengatakan, “Jangan
sombong wahai Jangkrik! Apapun bisa terjadi
kepadamu.”

“Hahaha kamu pasti iri padaku, ya?” ucap
Jangkrik.

Hewan-hewan yang berada di sana merasa
jengkel terhadap sikap Jangkrik yang sombong.

26

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Jangkrik dan Belalang

Suatu sore, Jangkrik sedang berjalan-jalan
mengelilingi hutan. Sesaat kemudian ia tidak
sengaja bertemu dengan Belalang. Jangkrik pun
berniat untuk menyapa Belalang.

“Hai Belalang … apa yang sedang kamu
lakukan di hutan sendirian?” tanya Jangkrik.

“Seperti biasa, aku sedang mencari
makanan di sekitar sini,” jawab Belalang.

Mengingat perkataan Belalang tempo hari di
danau, Jangkrik yang kesal ingin menantang
Belalang. Ia terpikir untuk mengajak adu kecepatan
dengan Belalang.

Jangkrik berkata “Mengapa kamu
meremehkan kemampuanku saat membuat
bunyi-bunyian di danau kemarin?”

“Aku tidak meremehkanmu. Aku hanya
mengingatkan saja,” jawab Belalang.

“Bagaimana kalau kita adu kecepatan saja?
Siapa yang sampai di tempat tujuan lebih dahulu,
dia yang menang. Supaya kamu tidak
meremehkanku. Aku itu banyak bisanya loh
hahaha,” ucap Jangkrik dengan sombongnya.

27

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Jangkrik dan Belalang

Belalang mulai jengkel dengan ocehan
Jangkrik.

Belalang menjawab, “Oke, tidak masalah.
Mari kita lihat siapa yang akan memenangkan
perlombaan ini.”

Kemudian Jangkrik menimpali lagi, “Kita
bertemu besok di dekat danau agar hewan-hewan
lain juga bisa menyaksikan perlombaan ini,”

“Iya, sampai jumpa besok kalau begitu.” ujar
Belalang.

Tibalah di hari perlombaan Jangkrik
melawan Belalang. Di pinggir danau sangat ramai
hewan-hewan yang ingin melihat perlombaan ini.
Mereka banyak yang mendukung Belalang untuk
menang.

Tak lama kemudian perlombaan pun dimulai.
Jangkrik langsung terbang menggunakan
sayapnya, dan Belalang mengunakan
lompatannya. Mereka saling beradu kecepatan. Tak
ada yang mau mengalah di antara mereka.
Suasana perlombaan semakin memanas seiring
dengan riuh teriakan hewan-hewan yang

28

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Jangkrik dan Belalang

menyaksikan perlombaan itu. Sampai pada
akhirnya, sayap Jangkrik robek karena tersangkut
ranting. Belalang pun berhasil memenangkan
perlombaan tersebut.

Setelah itu, Belalang membantu Jangkrik
yang malu karena kalah dari perlombaan. Jangkrik
meminta maaf kepada para hewan tak terkecuali,
Belalang.

“Aku minta maaf semuanya … tidak
seharusnya aku bersikap sombong pada kalian
semua,” ucap Jangkrik tertunduk malu.

Belalang menjawab, “Tidak apa, semoga
kamu bisa mengambil hikmah dari kejadian ini ya.”

Jangkrik pulang dengan rasa malu. Ia
menyesal telah bersikap sombong dan pamer
kepada hewan-hewan lain.

29

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Merak yang Sombong

 MERAK YANG SOMBONG

Oleh Izzatul Afifah

Di sebuah hutan tinggallah beberapa hewan seperti
Kancil, Ayam, dan Angsa. Suatu ketika datanglah
penghuni baru yaitu seekor Merak yang
mempunyai bulu sangat cantik. Kecantikan bulunya
membuat hewan lain sangat takjub. Mereka sampai
berkerumun untuk melihat kecantikan bulu Merak.

Merak terus berkeliling untuk mencari
seluruh penghuni hutan. Ia tidak berhenti
memamerkan kecantikan bulunya kepada hewan
lain.

Aku akan membuat seluruh hutan ini
terpesona dengan kecantikan dan kepintaranku,
kata Merak dalam hati.

Merak memamerkan kecantikan bulunya
kepada seluruh penghuni hutan. Ayam dan Angsa
tidak habis pikir dengan Merak yang cantik dan
pintar, tapi sangat sombong.

Hari mulai berganti, Merak pun terus
mencari perhatian kepada semua hewan di hutan.

30

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Merak yang Sombong

Namun, semua hewan tidak peduli kepada Merak.
Merak mendengar bahwa Kancil adalah hewan
yang cerdik dan pintar. Merak pun ingin
mengalahkan Kancil supaya hewan-hewan yang
tinggal di hutan kagum padanya. Merak segera
menemui Kancil. Sesampai di sana ternyata Kancil
masih tertidur pulas.

“Kancil, aku mau menantangmu,” kata
Merak.

“Maaf Merak, aku mengantuk sekali setelah
berkelana,” jawab Kancil.

“Ya sudah lain kali saja aku akan
menantangmu! Dasar penakut!” kata Merak.

Merak pun meninggalkan Kancil dengan
rasa marah. Keesokan harinya Merak kembali
menantang Kancil.

“Ayo, kapan kita adu kecerdasannya?” kata
Kancil.

“Sekarang!” kata Merak.
Mereka akhirnya adu kecerdasan dan
pemenangnya adalah Kancil. Merak pun meminta
maaf kepada Kancil. Merak merasa bersalah atas

31

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Merak yang Sombong

sikap dan sifatnya selama ini. Mereka pun akhirnya
menjadi sahabat selamanya.

32

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Kelinci Ingin Jadi Dokter

KELINCI INGIN JADI DOKTER

Oleh Lum'ah Nafa Hatus Syaharia

Pada sore hari ada keluarga kelinci sedang
berkumpul dan berbincang-bincang. Kelinci
berbicara kepada Ibu dan keluarga yang lain kalau
ingin menjadi dokter. Keluarga sangat mendukung
cita-citanya itu. Ibu pun berpesan kepada Kelinci
agar rajin belajar supaya bisa meraih cita-citanya. 

Saat di sekolah, Ibu Guru bertanya pada
muridnya, "Anak-anak apa cita-cita kalian?"

 Kelinci menjawab, "Aku ingin menjadi
dokter, Bu."

 Kura-kura tertawa, "Hahaha memang kamu
bisa jadi dokter?"

Kelinci hanya terdiam mendengar Kura-kura
tertawa mengejeknya.

Ibu guru pun menasihati murid-muridnya,
“Tidak ada yang tidak mungkin jika kalian mau
berusaha dan terus belajar dengan giat dan tekun.”

 Akhirnya Kelinci tidak patah semangat
karena ditertawakan oleh Kura-kura. Ia dengan

33

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Kelinci Ingin Jadi Dokter

semangat terus belajar dan berusaha agar bisa
mewujudkan cita-cita menjadi seorang dokter
sehingga bisa membuktikan kepada teman-teman
yang sudah menertawakannya.

Kelinci akhirnya bisa melanjutkan di salah
satu universitas setelah bertahun-tahun
menyelesaikan studinya dari sekolah dasar sampai
sekolah menengah atas. Ia memilih jurusan di
kedokteran sesuai dengan cita-citanya. Kelinci
terus belajar dengan tekun dan penuh semangat.
Selain belajar, ia juga mendapatkan dukungan dari
seluruh keluarga dan temannya.

Lima tahun kemudian, Kelinci akhirnya
menjadi dokter yang sangat hebat. Keluarganya
sangat senang, karena dengan usaha yang
dilakukan selama ini Kelinci bisa meraih
cita-citanya menjadi dokter.

Sore hari yang cerah, Kelinci pun ingin
berjalan-jalan ke taman. Ia tidak sengaja bertemu
dengan Kura-kura yang dulu pernah menertawakan
cita-citanya untuk menjadi dokter.

34

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Kelinci Ingin Jadi Dokter

Kelinci pun menyapa kura-kura itu, "Hai
Kura-kura bagaimana kabarmu sekarang?"

 "Aku baik, kamu apa kabar Kelinci?" tanya
Kura-kura.

 "Aku juga baik-baik saja," jawab Kelinci.
"Sekarang kegiatanmu apa?" Kura-kura
bertanya kepada Kelinci.
"Aku sekarang sudah menjadi dokter di
salah satu rumah sakit," jawab Kelinci.
"Wah, Kelinci kamu hebat. Maaf, dulu aku
sudah mengejekmu," kata Kura-kura sambil
menundukkan kepalanya di depan Kelinci.
 "Iya, tidak apa Kura-kura. Aku sudah
memaafkanmu."
Akhirnya Kelinci dan Kura-kura menjadi
sahabat selamanya.

35

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Ratu Semut yang Kejam

RATU SEMUT YANG KEJAM

Oleh Nimas Keyna Larasati

Di suatu hutan, ada sebuah kerajaan semut yang
dipimpin oleh ratu yang sangat kejam. Ratu semut
tersebut bernama Ratu Grace. Kekejaman Ratu
Grace terbukti dari banyaknya rakyat yang tewas
akibat dari perintahnya. Ia pernah memerintahkan
rakyatnya membawa batu berat melewati gurun
pasir tanpa makan. Jika rakyat tidak menuruti
perintahnya, rakyat akan dijatuhi hukuman penjara. 

Suatu hari, dua pengawal Ratu Grace yang
bernama Roxy dan Bao diperintahkan untuk
mencari sekotak koin emas. Sebenarnya Roxy dan
Bao enggan untuk menuruti perintah ratu yang
tidak masuk akal. Mencari satu keping koin emas
saja luar biasa susahnya. 

Lima hari telah berlalu, Roxy dan Bao tidak
kunjung kembali ke istana. Ratu sudah mulai
menaruh rasa curiga pada mereka. Ratu berpikir
mereka melarikan diri dari perintahnya.

36

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Ratu Semut yang Kejam

Keesokan paginya, Roxy dan Bao kembali
ke istana dengan hanya membawa satu keping
koin emas. Ratu Grace murka kepada mereka
karena tidak bisa membawakan sekotak koin emas
sesuai perintahnya.

“Tolong maafkan kami Ratu. Kami tidak bisa
membawakan sekotak koin emas seperti
perintahmu,” ucap Bao dan Roxy bersamaan.

“Permintaan maafmu tidak ada gunanya!
Kalian berdua akan aku masukkan ke dalam
penjara!” balas Ratu Grace.

“Ra-ratu t-tolong maafkan kami berdua,
tolong jangan masukkan kami ke penjara,” mohon
Roxy dan Bao.

Hanya dianggap angin lewat, Ratu Grace
menutup telinga akan permohonan maaf mereka
lalu segera memerintahkan para prajuritnya yang
lain untuk segera menyeret Roxy dan Bao ke
penjara.

“Prajurit!!! Cepat ke sini dan bawa dua
pengawal bodohku ini ke penjara!” ucap Ratu
Grace.

37

Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Binatang – Ratu Semut yang Kejam

Roxy dan Bao sudah dibawa ke penjara.
“Aku sungguh menyesal Bao karena kita
hanya membawa satu keping koin emas bukannya
satu kotak,” sesal Roxy.
“Apakah kau tidak berpikir Roxy bagaimana
susahnya perjuangan kita mencari satu keping koin
emas? Seandainya kita dapat menemukan satu
kotak koin emas pun apakah kita berdua sanggup
membawanya?” cecar Bao.
Roxy hanya terdiam setelah mendengar
jawaban dari Bao.
Berhari-hari Roxy dan Bao dipenjara tanpa
diberi makanan. Mereka sudah sangat kelaparan.
Biasanya para prajurit yang dipenjara akan diberi
makanan dan minuman satu kali sehari, berbeda
dengan rakyat biasa yang hanya diberi makan dua
hari sekali, sangat kejam memang.
Suatu ketika, Roxy dan Bao bingung
mengapa para prajurit tidak ada yang berjaga.
Pintu penjara dan gerbang juga tidak dikunci.
“Bao bangunlah dari tidurmu,” ucap Roxy
sambil mengguncang tubuh Bao.

38


Click to View FlipBook Version