Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Putri yang Tamak
mendapatkan bagiannya masing-masing, tetapi
Putri Eleonor masih saja iri dengan kakaknya.
“Ayah, aku juga ingin sepatu itu. Kakak
mendapatkan dua barang, sementara aku hanya
satu barang,” rengek Putri Eleonor.
“Aku hanya memberinya sepatu dan gelang,
sementara kamu mendapatkan pakaian yang
sangat indah. Mengapa kamu masih menginginkan
miliknya?” tanya Raja.
“Karena sepatu itu lebih bagus daripada
pakaian ini. Aku harus mendapatkan sepatu
tersebut!” kata Putri Eleonor.
“Sudah Ayah, biarkan saja sepatu ini
untuknya. Gelang ini sudah sangat cukup untukku,”
ucap Putri Eleana sembari memberikan sepatu
tersebut kepada Putri Eleonor.
Enam tahun kemudian, Raja terkena
penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan
hidupnya tidak lama lagi. Raja pun memerintahkan
pelayan untuk memanggil kedua putrinya masuk ke
kamarnya.
36
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Putri yang Tamak
“Anakku, umurku sudah tidak lama lagi. Oleh
karena itu aku memanggil kalian ke sini untuk
membahas tentang harta warisanku,” ucap Raja.
Dia lalu mengambil sebuah kalung
peninggalan Ratu.
“Kalung itu sangat indah! Milik siapa itu?”
tanya Putri Eleana.
“Ini peninggalan ibumu, Nak. Dia
menyuruhku untuk memberikannya kepada salah
satu dari kalian yang akan melanjutkan Kerajaan
Pelangi ini,” ucap Raja.
Raja lalu memasangkan kalung itu kepada
Putri Eleana. Putri Eleana mendapatkan tahta
Kerajaan Pelangi sementara Putri Eleonor
mendapatkan sawah, ladang, dan tanah milik Raja.
Putri Eleonor merasa itu tidak adil dan ingin
menyingkirkan kakaknya agar dapat menguasai
Kerajaan Pelangi.
Beberapa hari kemudian, Raja meninggal
dunia dan Putri Eleana resmi menjadi pemimpin
baru Kerajaan Pelangi. Putri Eleonor pun
menjalankan misinya.
37
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Putri yang Tamak
“Kak, apakah kamu mau menemaniku pergi
berkemah di hutan?” ajak Putri Eleonor.
“Tentu saja, aku sudah lama sekali tidak
berkemah,” jawab Putri Eleana.
“Baiklah, mari kita pergi sekarang. Tolong
jangan bawa prajuritmu, aku sedang ingin berdua
denganmu,” ucap Putri Eleonor.
“Baiklah,” jawab Putri Eleana.
Mereka pun berangkat menuju hutan.
Sesampai di hutan, Putri Eleonor membagi tugas
dan menyuruh kakaknya untuk mendirikan tenda,
sementara dia menyiapkan makan malam. Tanpa
sepengetahuan Putri Eleana, Putri Eleonor diam-
diam memasukkan racun kedalam minuman
kakaknya. Saat sedang makan, Putri Eleana
mengalami kejang.
“Apa yang terjadi?” tanya Putri Eleonor.
“Tolong aku,” ucap Putri Eleana.
Bukannya menolong, Putri Eleonor hanya
melihat kejadian tersebut sambil menyantap
makanannya dengan santai. Setelah itu dia pun
38
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Putri yang Tamak
meninggalkan kakaknya yang sudah tidak
bernyawa di dalam hutan.
Saat hendak pergi, Putri Eleonor dihalangi
oleh Peri Penjaga Hutan yang memiliki tubuh kecil
dengan sayap berwarna pelangi.
“Mengapa kamu tega membunuh kakakmu?
Hal tersebut tidak boleh kau lakukan,” ucap Peri
Penjaga Hutan.
“Kamu siapa? Itu bukan urusanmu,” jawab
Putri Eleonor hendak pergi.
Tanpa Putri Eleonor ketahui, Peri Penjaga
Hutan tersebut adalah ibunya yang turun ke bumi.
Peri Penjaga Hutan merasa sedih dan kecewa atas
sikap Putri Eleonor.
“Aku adalah Ibumu,” ucap Peri Penjaga
Hutan.
Mendengar hal itu, Putri Eleonor terdiam.
“Aku akan mengutukmu menjadi pohon.
Kamu hanya bisa kembali seperti semula jika Putri
Eleana terlahir kembali dan mau merawatmu
sebagai pohon,” ucap Peri Penjaga Hutan.
“Tidak!” teriak Putri Eleonor.
39
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Putri yang Tamak
Peri Penjaga Hutan pun mengucapkan
mantranya dan Putri Eleonor berubah menjadi
pohon.
40
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Kisah Auretta
KISAH AURETTA
Oleh Zefanya Dameria Saragih
Sore itu Auretta sangat lelah. Sepulang dari
sekolah dia membereskan tas dan seragam
sekolahnya. Dia meraih buku harian
kesayangannya sambil bersandar di punggung
tempat tidur. Auretta kemudian menuliskan
kisahnya hari itu.
Tak lama kemudian Auretta tertidur dan
bermimpi.
Auretta mendengar suara musik yang
mengalun indah dalam mimpinya. Alunan musik itu
membawa langkah kakinya ke arah sebuah telaga
yang indah. Di sana dia melihat kupu-kupu
berwarna cantik, kelinci berbulu putih, dan rusa
yang manis. Rusa tersebut kemudian
menghampirinya.
“Hai, siapa namamu peri cantik? Kami belum
pernah melihatmu sebelumnya,” ucap Rusa.
“Namaku Auretta. Tempat apa ini?” ucap
Auretta dengan wajah bingung.
41
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Kisah Auretta
“Peri cantik, kamu sekarang bersama kami
di Telaga Btari,” ucap Rusa.
“Auretta, kamu tidak sendiri. Banyak peri di
sini. Jika kamu mau, kita akan mengajakmu
bertemu dengan peri yang lain,” ucap Rusa.
Auretta mengangguk sambil tersenyum. Dia
berjalan mengikuti Rusa. Saat di perjalanan,
mereka berjumpa dengan seorang peri bernama
Elaine yang sedang memetik jamur di sebuah
pohon.
“Hai Elaine, kita kedatangan teman baru
namanya Auretta,” sapa Rusa.
“Senang bertemu denganmu, Auretta,”
sambut Elaine ramah.
Auretta melanjutkan perjalanannya. Mata
Auretta tertuju pada selembar daun keemasan
yang menyilaukan mata.
“Rusa, daun apakah itu?” tanya Auretta.
Rusa menjelaskan bahwa daun itu sumber
kehidupan di telaga ini. Jika daun itu mulai
meredup pertanda bahaya akan datang. Tepat di
bawah pohon itu, ada tiga peri sedang bersenda
42
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Kisah Auretta
gurau. Rusa mengajak Auretta untuk bergabung
dengan mereka.
“Hai, Valeri, Reina, Keira bolehkah aku dan
Auretta bergabung dengan kalian?” tanyaRusa.
“Hai, senang bertemu denganmu. Mari
bergabung dengan kita,” jawab ketiga peri tersebut.
Kemudian, Auretta menyanyi, menari, dan
bercanda dengan mereka. Tak terasa senja pun
tiba, Auretta memutuskan untuk menginap di rumah
Rusa. Ternyata, Rusa tinggal bersama Keira.
Malam itu Keira memasak sup jamur yang sangat
lezat.
Pagi hari, Auretta mendengar alunan musik
yang sangat indah. Dia mencari keberadaan Rusa.
Auretta berjalan menikmati pemandangan indah di
Telaga Btari. Kemudian, dia melihat sebuah
keranjang berisi buah stroberi yang ranum dan
segar. Ketika hendak mengambil buah stroberi itu,
Keira menghampirinya.
“Selamat pagi, Auretta. Kamu sedang apa?”
tanya Keira.
43
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Kisah Auretta
“Aku ingin mengambil buah stroberi yang
ada di keranjang itu,” jawab Auretta.
“Baiklah, kalau begitu aku mau memetik
buah apel di sana,” ucap Keira.
Auretta mengambil buah stroberi itu dan
membawanya masuk ke dalam rumah untuk
dijadikan jus stroberi. Setelah itu, dia masuk ke
kamar dan berbaring di kasur sambil memikirkan
keluarganya yang ada di dunia manusia. Dia
sangat rindu dengan orang tua dan juga teman-
temannya. Tak lama Keira pulang membawa
buah apel yang sudah dipetik. Lalu dia
menawarkan buah apel yang sangat lezat.
“Aku membawakan buah apel untukmu
Auretta,” ucap Keira.
“Terima kasih, aku juga membuatkan jus
stroberi untukmu,” ucap Auretta.
“Aku sangat suka jus stoberi,” ucap Keira
dengan sangat senang.
Kemudian, Keira berlari menuju dapur untuk
mencoba jus stroberi buatan Auretta. Saat
meminum jus itu, Keira terjatuh dan pingsan.
44
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Kisah Auretta
Auretta langsung menuju dapur melihat kondisi
Keira. Dia sangat terkejut saat melihat Keira yang
sudah tergeletak di lantai.
“Keira … Keira … Keira …!” teriak Auretta
membangunkan Keira yang pingsan.
Mendengar teriakan Auretta, Rusa lalu
mendatangi Auretta.
“Ada apa, Auretta?” tanya Rusa.
“Keira jatuh pingsan,” jawab Auretta.
“Bagaimana bisa? Apakah dia meminum
atau memakan sesuatu?” tanya Rusa.
“Keira habis meminum jus stroberi yang aku
buat beberapa menit yang lalu,” terang Auretta.
“Apakah kamu mengambil buah stroberi itu
di keranjang dekat pohon?” tanya Rusa.
“Iya,” jawab Auretta.
“Aku tadi melihat Valeri menuangkan racun
di buah stroberi itu,” jelas Rusa.
“Tidak mungkin! Valeri ‘kan peri yang baik.
Tidak mungkin dia melakukan hal tersebut,” jelas
Auretta.
45
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Kisah Auretta
“Percayalah padaku. Aku melihatnya
sendiri,” jawab Rusa.
Auretta lalu membopong Keira ke tempat
tidurnya. Tidak lama kemudian, Valeri dan Reina
datang untuk melihat keadaan Keira.
“Apa yang sudah terjadi kepada Keira?”
tanya Valeri dengan nada tinggi.
“Dia terjatuh pingsan saat meminum jus
stroberi buatanku,” jawab Auretta.
“Kamu sudah meracuni temanku!” ucap
Valeri.
“Tidak! Aku tidak mungkin meracuni
temanku sendiri,” bantah Auretta.
“Aku tidak percaya denganmu. Kamu tidak
pantas ada di dunia ini!” ucap Valeri marah.
“Valeri, ini semua bukan salah Auretta. Ini
semua salahmu!” jelas Rusa.
“Kenapa bisa aku? Aku hanya bermain di
Telaga Btari dengan Reina,” ucap Valeri.
“Sebelumnya, aku melihat rencana jahatmu.
Kamu menuangkan racun di buah stroberi yang
46
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Kisah Auretta
ada di keranjang. Aku sudah tahu semuanya!”
ungkap Rusa.
Valeri terlihat panik mendengar perkataan
Rusa.
“Melihat wajahmu yang panik itu, kamu
sudah ketahuan Valeri!” terang Rusa.
“Bukan aku pelakunya! Kamu juga tidak ada
bukti jika aku yang menuangkan racun ke buah
stroberi tersebut,” bantah Valeri.
Tanpa sengaja, Reina menunjukkan video
saat Valeri menuangkan racun ke dalam buah
stroberi milik Auretta.
“Dari mana kamu dapat video itu?” tanya
Valeri.
“Aku sudah tahu rencanamu, Valeri,” jawab
Reina.
Segera Valeri berlari keluar rumah Keira
dengan wajah malu dan takut. Auretta, Reina, dan
Rusa berusaha untuk membangunkan Keira yang
masih belum sadar. Rusa kemudian membuat
ramuan penangkal racun dan memberikannya
kepada Keira.
47
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Kisah Auretta
“Apa yang terjadi?” ucap Keira setelah sadar
dari pingsannya.
“Ceritanya panjang, Keira,” ucap Auretta
dengan khawatir.
“Apakah aku pingsan setelah meminum jus
stroberimu? Aku tidak ingat,” ucap Keira.
“Iya, benar,” jawab Auretta.
Setelah Keira sadar dari pingsannya, Reina
mengajak teman-temannya mencari buah pir pixie
di Telaga Btari. Akhirnya, mereka berempat
memetik buah pir pixie bersama-sama dengan
gembira. Sepanjang perjalanan, mereka bergurau,
bernyanyi, dan menari. Samar-samar terdengar
suara ibu memanggil Auretta.
Seketika Auretta terbangun dari tidurnya.
48
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Sofia in Wonderland
SOFIA IN WONDERLAND
Oleh Zulfia Rahmadani
Mungkin karena terlalu lelah membantu orang tua
bekerja, aku langsung terlelap begitu saja. Saat
terbangun dan membuka mata, sungguh terasa
asing. Aku mulai tersadar sepenuhnya dan terkejut
ketika melihat sekelilingku. Aku berada di mana
sekarang? Padahal seingatku tadi aku sedang
tertidur di kamar sambil membaca buku cerita
favoritku.
Namun, sekarang aku sudah berada di
tengah hutan yang lebat. Banyak pohon tinggi dan
terdengar kicauan burung yang bersautan. Aku
kebingungan dan ketakutan. Berjalan tanpa tujuan
dan tak tahu harus ke mana, mengikuti jalan
setapak yang ada di depanku.
Tak lama kemudian, aku melihat seorang
lelaki tua yang sedang membelah kayu dengan
kapaknya. Dia mengayunkan kapak ke arah kayu
dengan sangat keras.
49
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Sofia in Wonderland
PRAK … PRAK ...!
Jantungku berdetak sangat kencang. Aku
memberanikan diri untuk mendekati lelaki tua itu.
Semakin dekat, wajah pria tua itu tampak tak asing.
Kurasa aku mengenalinya. Ya, ternyata itu kakek
Jerry. Dia adalah adik dari kakekku yang telah lama
tidak berjumpa. Aku segera berlari dan memanggil
kakek Jerry.
“Kamu siapa?” teriak kakek Jerry yang
tampak kaget.
“Aku Sofia, cucu Kakek Tonny,” ucapku.
“Maaf aku tidak mengenalimu,” jawabnya.
Sontak saja aku kebingungan saat Kakek
Jerry tidak mengenaliku. Tapi mungkin saja Kakek
Jerry lupa karena sudah enam tahun tidak bertemu
denganku. Belum selesai melanjutkan
pertanyaanku kepada Kakek Jerry, terdengar suara
orang berteriak meminta bantuan.
“Tolong … Tolong …!” teriak seseorang dari
jauh.
50
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Sofia in Wonderland
Di ujung sana aku melihat kobaran api yang
menyala sangat besar, menimbulkan asap tebal
yang membumbung tinggi di udara.
“Ayo ikut aku,” ajak Kakek Jerry sambil
menarik pergelangan tanganku untuk segera
berlindung.
“Kakek Jerry, kita mau ke mana?” tanyaku.
“Ayo ke desa tempat tinggalku,” ajak kakek
Jerry.
Aku hanya diam dan mengikuti langkah
kakek Jerry. Kami terus melangkah dan berlari di
atas rumput hijau. Tanpa disadari, kami telah tiba di
sebuah gubuk tempat kakek Jerry tinggal. Aku
terkejut melihat keadaan desa telah hancur porak-
poranda. Kepingan bangunan berserakan. Kobaran
api yang melahap banyak korban yang bertebaran
seperti daun di musim gugur.
Ternyata pelakunya adalah raksasa hijau
yang sangat besar. Rambutnya yang lebat dan
gimbal terlihat mengerikan. Matanya merah dan
badannya berbau tidak sedap. Kakek Jerry
51
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Sofia in Wonderland
menyuruhku segera bersembunyi di bawah semak-
semak.
Kakek Jerry menghadapi raksasa dengan
gagah berani. Dia mengeluarkan kapak dan
mengacungkan ke arah raksasa hijau itu.
“Raksasa hijau! Bertarunglah denganku!”
teriak kakek Jerry.
Aku sangat terkejut kapak itu mengeluarkan
cahaya yang bersinar terang sekali. Seketika kakek
Jerry berubah menjadi lebih kekar dan
mengenakan jubah putih yang panjang. Raksasa
itu mendekat ke arah kami. Kakek Jerry pun
melawan dengan kapaknya. Namun, raksasa itu
berhasil menangkisnya.
Aku pun memejamkan mata berusaha untuk
tidak melihat pertarungan sengit itu. Kemudian
terdengar suara yang samar menyuruhku untuk
segera membantu Kakek Jerry.
“Sofia … cepat bantu Kakek Jerry!” perintah
suara asing itu.
Aku kembali membuka mata dan melihat
tubuhku mengeluarkan cahaya yang sama dengan
52
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Sofia in Wonderland
kapak Kakek Jerry. Sesaat setelah cahaya itu
redup, baju piyama yang aku kenakan berubah
menjadi gaun biru muda yang mekar. Bunga-bunga
cantik bermunculan di gaunku. Aku juga terkejut
karena muncul sepasang sayap mungil yang
sangat indah di belakang punggungku.
“Cepat bantu Kakek! Mari gabungkan
kekuatan kita!” teriak kakek Jerry kepadaku.
“Baik, Kakek,” jawabku.
Aku tersadar bahwa ini waktu yang tepat
untuk segera membantu kakek Jerry. Aku pun
terbang menghampiri kakek Jerry. Sejujurnya aku
takut sekali. Namun, aku harus membantu kakek
Jerry melawan raksasa itu. Kami pun segera
menggabungkan kekuatan. Muncul kilatan cahaya
yang mengarah tepat di kepala raksasa itu. Tak
lama kemudian, ia langsung jatuh tersungkur. Kami
berhasil mengalahkan raksasa itu. Aku senang
sekali.
Selang beberapa waktu, wujudku kembali
seperti semula. Sofia, seorang gadis kecil yang
mengenakan piyama. Aku bergegas menghampiri
53
Gendis Sewu Berkarya:
Dunia Imajinasi – Sofia in Wonderland
kakek Jerry. Namun, tubuhnya menghilang begitu
saja. Hujat lebat turun seketika membasahi
tubuhku.
Aku pun tersadar dari tidurku. Ternyata
semua itu hanyalah mimpi. Aku terbangun dan
merasakan tubuhku basah kuyup bukan karena
hujan, tetapi karena keringat saat ketakutan melihat
raksasa. Mungkin ini karena aku ketiduran dan
tidak sempat berdoa dulu sebelum tidur.
54