PEDOMAN PENYUSUNAN RPS
STKIP BABUNNAJAH PANDEGLANG
Diterbitkan oleh: Page i
Lembaga Penjaminan Mutu
STKIP Babunnajah, Pandeglang
2022
tr
o
PEDOMAN PENYUSUNAN RPS
STKIP BABUNNAJAH PANDEGLANG
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU
STKIP BABUNNAJAH PANDEGLANG
TAHUN 2022
STKIP BABUNNAJAH No: .................
PANDEGLANG Tanggal : Februari 2022
Revisi : 1
PEDOMAN PENYUSUNAN RPS Halaman:
PEDOMAN PENYUSUNAN RPS
Proses Penanggungjawab
Jabatan
Nama TTD
Ketua LPM
1. Perumusan Sekretaris LPM
Anggota LPM
2. Persetujuan Drs. H. Edi Junaedi, M.Pd. Wakil Ketua I
3. Penetapan Dr. Rahmat Yuliadi,M.Pd. Ketua
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah iii
KATA PENGANTAR
Pada Tahun 2021 STKIP Babunnajah telah mengembangkan kurikulum baru yakni Kurikulum
berbasis SN-Dikti dan KKNI. Dengan adanya kurikulum baru ini, tentu berimplikasi pada sistem
pendidikan yang diterapkan oleh STKIP Babunnajah. Berdasarkan hal ini, maka dalam mendesain
pembelajaran, dosen-dosen STKIP Babunnajah wajib mengikuti kurikulum yang telah ditetapkan.
Perencanaan pembelajaran yang matang dan telah sesuai dengan kurikulum diharapkan dapat
mempercepat terwujudnya visi misi sekaligus meningkatkan kualitas lulusan STKIP Babunnajah. RPS
berbasis SN-Dikti dan KKNI yang memberikan kejelasan dalam capaian pembelajaran lulusan
diharapkan dapat memberikan arah yang jelas bagi dosen dalam meningkatkan kompetensi lulusan
melalui mata kuliah yang diampu. Hal ini dimaksudkan agar lulusan STKIP Babunnajah mempunyai
kemampuan yang seimbang antara sikap, pengetahuan dan keterampilan, sehingga lulusan STKIP
Babunnajah tidak hanya profesional, kritis, kreatif serta inovatif tetapi juga berkarakter.
Pada tahun 2022, STKIP Babunnajah kembali melakukan revisi kurikulum. Revisi kurikulum ini
dilakukan dengan tujuan untuk menyesuaikan sistem pendidikan di STKIP Babunnajah sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat serta menyelaraskan sistem pendidikan dengan
kemajuan IPTEK dan kebijakan-kebijakan terbaru, misalnya Keputusan tentang SKL dan CPL pada
jenjang S1 serta diterbitkannya Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi di era revolusi
industri 4.0 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2018. Secara garis besar, RPS
yang dikembangkan STKIP Babunnajah tidak jauh berbeda dengan RPS tahun 2021. Adapun desain
RPS pada tahun 2022 lebih dikuatkan pada relevansi CPL dan CPMK dengan profil lulusan, deskripsi
mata kuliah serta bentuk dan model pembelajaran yang digunakan.
Memperhatikan beberapa hal tersebut, maka sebelum menyusun RPS, dosen STKIP
Babunnajah wajib memperhatikan kurikulum masing-masing prodi secara menyeluruh, terutama
dengan profil lulusan, CPL, nama mata kuliah, kode yang digunakan, deskripsi mata kuliah,
model/pendekatan/strategi/metode atau media pembelajaran yang digunakan serta sistem
evaluasinya. Model pembelajaran yang diterapkan oleh dosen perlu memperhatikan kondisi saat
ini dimana masih dalam masa pandemi covid 19, sehingga perkuliahan cenderung dilakukan secara
blended learning atau justru hanya daring saja.
Buku pedoman ini disusun untuk membantu dosen dalam mendesain kegiatan pembelajaran
sesuai mata kuliah yang diampu. Setiap dosen STKIP Babunnajah perlu mencermati petunjuk teknis
dalam pedoman ini, sehingga diharapkan tidak ada lagi dosen STKIP Babunnajah yang menyusun
RPS masih menggunakan format perguruan tinggi Lain. RPS yang disusun oleh masing-masing dosen
akan divalidasi oleh kaprodi dan ketua LPM.
Penyusun menyadari bahwa buku pedoman ini masih banyak kekurangan, sehingga saran
dan kritik dari pembaca selalu diharapkan untuk penyempurnaan di kemudian hari. Semoga buku
pedoman ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Pandeglang, 05 Februari 2022
Penyusun
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah iv
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ......................................................................................................... iii
Kata pengantar ................................................................................................................. iv
Daftar isi............................................................................................................................v
A. Pendahuluan..............................................................................................................1
B. RPS STKIP Babunnajah...............................................................................................5
C. Format RPS STKIP Babunnajah ..................................................................................9
1. Prinsip Penyusunan RPS ......................................................................................9
2. Sistematika Penulisan..........................................................................................9
3. Format Penulisan RPS.......................................................................................... 11
4. Pelaporan Hasil Penyusunan RPS ........................................................................ 11
D. Penutup ..................................................................................................................... 11
E. Referensi.................................................................................................................... 12
Lampiran-lampiran ........................................................................................................... 13
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah v
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
A. PENDAHULUAN
Mengacu pada Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
dijelaskan bahwa Rencana Pembelajaran Semester (RPS) adalah perencanaan proses
pembelajaran yang disusun untuk setiap mata kuliah dalam satu semester yang
ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam
kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam suatu
program studi. Setiap dosen yang akan melaksanakan kegiatan perkuliahan wajib
menyusun RPS. Jika setiap dosen mempunyai perencanaan yang baik maka diharapkan
tujuan pembelajaran juga akan tercapai dengan baik.
Kalau dilihat dari perkembangan RPS itu sendiri maka ada beberapa istilah lain yang
pernah digunakan sebelum istilah RPS itu muncul yakni:
1. Garis Besar Program Perkuliahan (GBPP) dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang
diterapkan sebelum tahun 2005. Istilah ini dituangkan dalam Kurikulum Pendidikan
Tinggi di Indonesia Tahun 1999. Tujuan pembelajaran dalam kurikulum ini
dirumuskan dalam bentuk Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan
Instruksional Khusus (TIK).
2. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diterapkan tahun 2005-
2013. Hal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan. Perencanaan pembelajaran model ini merupakan
bagian dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dimana tujuan pembelajarannya
dirumuskan dalam bentuk Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
3. Rencana Pembelajaran Semester yang diterapkan setelah Tahun 2013. Aturan ini
berdasarkan PP No. 32 Tahun 2013, Permendikbud No. 49 Tahun 2014 dan
Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015. RPS merupakan istilah yang digunakan untuk
perencanaan pembelajaran yang didasarkan pada Kurikulum Berbasis Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN
Dikti), dimana tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk Capaian
Pembelajaran Lulusan (CPL)
Mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka sudah semestinya setiap Perguruan
Tinggi di Indonesia menerapkan kurikulum berbasis SN-DIKTI dan KKNI.
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah Page 1
Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI) dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 adalah satuan standar yang meliputi Standar
Nasional Pendidikan, Standar Nasional Penelitian, dan Standar Nasional Pengabdian
kepada Masyarakat. Peraturan tersebut merupakan landasan hukum untuk
merumuskan Capaian Pembelajaran (CP), terutama ketentuan yang tercantum dalam
salah satu standar yakni Standar Kompetensi Lulusan (SKL). SKL merupakan kriteria
minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan ketrampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran (Dirjen Dikti,
2014).
Selanjutnya terkait KKNI, menurut Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi, Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI adalah
kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan
kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja
sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. KKNI pada sistem pendidikan
tinggi dinyatakan dalam Undang- Undang Republik Indonesia nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi. Pada Pasal 29 Undang Undang tersebut dinyatakan bahwa:
(1) Kerangka Kualifikasi Nasional merupakan penjenjangan capaian pembelajaran
yang menyetarakan luaran bidang pendidikan formal, nonformal, informal, atau
pengalaman kerja dalam rangka pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan di berbagai sektor.
(2) Kerangka Kualifikasi Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan
pokok dalam penetapan kompetensi lulusan pendidikan akademik, pendidikan
vokasi, dan pendidikan profesi.
(3) Penetapan kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
oleh Menteri.
Berdasarkan beberapa hal tersebut maka mulai Tahun 2021 STKIP Babunnajah
mengembangkan berbagai standar pendidikan tinggi mengacu SN-DIKTI dan KKNI. Hal
ini berdasarkan amanat Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
pasal 5 ayat 3. Mengacu pada penjelasan ini, maka format RPS yang dikembangkan
oleh STKIP Babunnajah didasarkan pada capaian pembelajaran lulusan KKNI. Dengan
kata lain, isi dan kelengkapan deskripsi Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) sesuai
ketentuan SN-DIKTI, sementara kesetaraan level kualifikasinya sesuai dengan KKNI.
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah 2
Terkait dengan SN-DIKTI dan KKNI dapat dijelaskan secara singkat sebagai
berikut.
1) SN-DIKTI
Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI) yang diatur dalam Peraturan
Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi meliputi Standar
Nasional Pendidikan; Standar Nasional Penelitian; dan Standar Nasional
Pengabdian kepada Masyarakat. Pada pasal 4a dituliskan bahwa Standar Nasional
Pendidikan terdiri atas:
a) Standar kompetensi lulusan;
b) Standar isi pembelajaran;
c) Standar proses pembelajaran;
d) Standar penilaian pembelajaran;
e) Standar dosen dan tenaga kependidikan;
f) Standar sarana dan prasarana pembelajaran;
g) Standar pengelolaan pembelajaran; dan
h) Standar pembiayaan pembelajaran.
Selanjutnya di pasal 4 (b) dijelaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan
menjadi acuan dalam menyusun, menyelenggarakan, dan mengevaluasi
kurikulum.
2) KKNI
Berdasarkan pedoman penyusunan CPL yang dikeluarkan Dirjen Dikti (2014),
Kerangka kualifikasi adalah instrumen untuk menentukan jenjang kualifikasi
berdasarkan deskripsi CP. Deskripsi tersebut merupakan alat untuk memetakan
keahlian dan karir seseorang, serta mengembangkan kurikulum pendidikan. CP
merupakan pernyataan tentang apa yang diketahui, difahami dan dapat
dikerjakan oleh seseorang setelah menyelesaikan proses belajar. Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan
antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja.
Jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri dari sembilan jenjang dimulai dari jenjang 1
sampai dengan jenjang 9 sebagai jenjang tertinggi. Setiap jenjang memiliki
deskripsi CPL yang sesuai dengan kualifikasinya. Jenjang kualifikasi yang dihasilkan
melalui pendidikan formal dapat disetarakan dengan tingkat keahlian pada bidang
pekerjaan. Kesetaraan CPL yang dihasilkan melalui pendidikan dengan jenjang
kualifikasi pada KKNI terdiri atas:
a) Lulusan pendidikan dasar setara dengan jenjang 1;
b) Lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang 2;
c) Lulusan Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3;
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah 3
d) Lulusan Diploma 2 paling rendah setara dengan jenjang 4;
e) Lulusan Diploma 3 paling rendah setara dengan jenjang 5;
f) Lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara
dengan jenjang 6
g) lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendah setara dengan
jenjang 8
h) Lulusan Doktor Terapan dan Doktor setara dengan jenjang 9;
i) Lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8;
j) Lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9
Berikut diagram penjenjangan KKNI
(Sumber: Aulia, 2014)
3) Hubungan SN-DIKTI dan KKNI
Hubungan SN-DIKTI dan KKNI dapat dilihat dalam diagram berikut.
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah 4
(Sumber: Aulia, 2014)
B. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) STKIP BABUNNAJAH
STKIP Babunnajah mengembangkan RPS berdasarkan KKNI dan SN-DIKTI. Selanjutnya
RPS yang dikembangkan oleh STKIP Babunnajah disebut dengan RPS STKIP Babunnajah.
Berikut dasar hukum yang digunakan dalam pengembangan format RPS STKIP
Babunnajah.
1. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI)
2. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang
Pendidikan Tinggi
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 tahun 2014
5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
6. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Tentang SKL dan CPL pada Jenjang S1
tahun 2018.
Sebelum menggunakan format RPS STKIP Babunnajah maka perlu disampaikan
beberapa istilah dan penjelasan penting berikut. Beberapa istilah dan penjelasan
berikut dirujuk dari Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Sebelum menyusun RPS, Dosen STKIP Babunnajah wajib mencermati hal-hal berikut.
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah 5
1. Rencana pembelajaran semester (RPS) adalah perencanaan proses pembelajaran
yang disusun untuk setiap mata kuliah dalam satu semester yang ditetapkan dan
dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian
suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi.
2. Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain paling sedikit memuat:
a) Nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen
pengampu;
b) Capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah
c) Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk
memenuhi capaian pembelajaran lulusan;
d) Bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;
e) Metode pembelajaran;
f) Waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap
pembelajaran;
g) Kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan
h) Daftar referensi yang digunakan.
3. Satuan Kredit Semester, yang selanjutnya disingkat SKS adalah takaran waktu
kegiatan belajar yang di bebankan pada mahasiswa per minggu per semester dalam
proses pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya
pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler
di suatu program studi.
Perlu dipahami oleh Dosen STKIP Babunnajah bahwa yang dimaksud dengan 1
(satu) SKS adalah sebagai berikut.
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah 6
Berdasarkan ketentuan ini maka Dosen STKIP Babunnajah wajib mengisi
perkuliahan 16 Pertemuan baik secara daring maupun luring. 40% dari total
pertemuan adalah presentasi dosen, selebihnya diperbolehkan presentasi
mahasiswa.
4. Sikap merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan
aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan spiritual dan sosial
melalui proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau
pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.
5. Pengetahuan merupakan penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah
bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam
proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau
pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.
6. Keterampilan merupakan kemampuan melakukan unjuk kerja dengan
menggunakan konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen, yang diperoleh
melalui pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau
pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran, mencakup:
a) keterampilan umum sebagai kemampuan kerja umum yang wajib dimiliki oleh
setiap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan lulusan sesuai
tingkat program dan jenis pendidikan tinggi; dan
b) Keterampilan khusus sebagai kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh
setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi.
7. Rumusan sikap dan keterampilan umum sebagai bagian dari capaian pembelajaran
lulusan untuk setiap tingkat program dan jenis pendidikan tinggi telah ditentukan
oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
8. Rumusan sikap dan keterampilan umum dapat ditambah oleh perguruan tinggi.
9. Rumusan pengetahuan dan keterampilan khusus sebagai bagian dari capaian
pembelajaran lulusan wajib disusun oleh:
1) Forum program studi sejenis atau nama lain yang setara; atau
2) Pengelola program studi dalam hal tidak memiliki forum program studi sejenis.
Untuk contoh Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi dapat dilihat
dalam Lampiran 1.
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah 7
10. Bentuk pembelajaran dapat berupa:
a. kuliah;
b. responsi dan tutorial;
c. seminar; dan
d. praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan.
11. Metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh Dosen STKIP Babunnajah untuk
pelaksanaan pembelajaran mata kuliah didasarkan pada teori belajar
konstruktivisme. Contoh metode yang dapat digunakan adalah: diskusi kelompok,
simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif,
pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode
pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian
pembelajaran lulusan.
12. Prinsip penilaian mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan
transparan yang dilakukan secara terintegrasi.
13. Teknik penilaian yang dapat digunakan antara lain: observasi, partisipasi, unjuk
kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket.
14. Instrumen penilaian terdiri atas penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau
penilaian hasil dalam bentuk portofolio atau karya desain.
15. Penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi.
16. Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan
khusus dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi dari berbagi teknik dan
instrumen penilaian
17. Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen
penilaian yang digunakan.
18. Mekanisme penilaian terdiri atas:
a. menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria,
indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan
rencana pembelajaran;
b. melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen,
kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian
c. memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil
penilaian kepada mahasiswa; dan
d. mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara
akuntabel dan transparan.
19. Bobot (%) tiap jenis penilaian sesuai dengan kedalaman dan keluasan Capaian
Pembelajaran Mata Kuliah di setiap tahapan pembelajaran.
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah 8
C. FORMAT RPS STKIP BABUNNAJAH
1. PRINSIP PENYUSUNAN RPS
Mengacu pada Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0
dari Dikti, prinsip-prinsip penyusunan RPS STKIP Babunnajah yang digunakan adalah
sebagai berikut.
a. Didesain sedemikian rupa sehingga relevan dengan profil lulusan, dan CPL yang telah
ditetapkan pada masing-masing prodi.
b. Dirancang untuk memandu kinerja mahasiswa dalam pembelajaran.
c. Implementasi model pembelajaran berbasis konstruktivisme yang berorientasi nilai-
nilai agama serta penerapan pendekatan pembelajaran berpusat pada mahasiswa
(student centered learning)
d. RPS akan ditinjau secara berkala dan disesuaikan dengan perkembangan IPTEK dan
kebijakan-kebijakan terbaru.
2. SISTEMATIKA PENULISAN
Berdasarkan penjelasan di muka, maka STKIP Babunnajah mengembangkan Format
RPS sesuai model 3 dalam panduan penyusunan kurikulum perguruan tinggi di era industri
4.0 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Berikut penjelasan lebih lanjut untuk
sistematika yang digunakan pada RPS STKIP Babunnajah.
KOP RPS STKIP Babunnajah
A. IDENTITAS
1. Fakultas/Prodi :
2. Nama Matakuliah :
3. Kode Matakuliah :
4. Semester/SKS :
5. Jenis Mata Kuliah :
6. Prasyarat :
7. Dosen/Tim Dosen :
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN (CPL)
1. Sikap
2. Penguasaan Pengetahuan
3. Keterampilan Umum
4. Keterampilan Khusus
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)
1. Sikap
2. Penguasaan Pengetahuan
3. Keterampilan Umum
4. Keterampilan Khusus
D. DESKRIPSI MATA KULIAH
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah 9
E. MATRIKS PEMBELAJARAN
Berikut beberapa penjelasan lebih lanjut berkaitan dengan matriks tersebut
1. Pertemuan pertama dilakukan orientasi matakuliah beserta penyampaian visi misi
sekolah tinggi, dan prodi sesuai dengan prodi dimana mata kuliah tersebut diajarkan.
2. Indikator capaian pembelajaran merupakan kemampuan akhir yang diharapkan dilihat
dari tiga ranah yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan.
3. Bahan kajian berisi materi-materi pokok yang akan diajarkan.
4. Kolom Bentuk pembelajaran berisi model/metode/media Pembelajaran diisi dengan
bentuk, model, metode dan media pembelajaran yang akan digunakan. Bentuk
pembelajaran dapat berupa kuliah, tutorial, seminar, pratikum dan sebagainya. Model
pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik materi, waktu dan kemampuan
mahasiswa. Sesuai landasan filosofi dan psikologi pengembangan kurikulum STKIP
Babunnajah, dosen direkomendasikan untuk menggunakan model-model berdasarkan
teori konstruktivisme, misalnya: pembelajaran kooperatif, kolaboratif, pembelajaran
berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek dan sebagainya.
5. Waktu diisi sesuai dengan bobot SKS mata kuliah, misalnya: Tatap Muka (TM) : 2 x 50,
Tugas Mandiri (TM) : 2 x 60, dan Tugas Terstruktur : 2 x 60. Jika hanya ingin
memasukkan tugas saja tanpa menuliskan mandiri atau terstruktur maka dapat
dituliskan T : 2 x 120.
6. Tugas dan penilaian memuat tiga ranah yakni sikap, pengetahuan dan ketrampilan
sesuai dengan capaian pembelajaran.
7. Kolom rujukan berisi daftar referensi yang dipakai sesuai materi pembelajaran.
F. REFERENSI
G. LAMPIRAN 1 (Instrumen Penilaian)
H. LAMPIRAN 2 (Bahan Ajar)
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah 10
4 FORMAT PENULISAN RPS
Penulisan RPS mengacu pada ketentuan berikut.
a. Kertas bertipe A4 dengan huruf Time New Roman ukuran 12. Penulisan di dalam
tabel bisa disesuaikan dengan luas kolom, misalnya menggunakan tipe huruf Arial
Narrow dengan ukuran 11.
b. Margin kiri 3 cm, margin kanan 2,5. Margin atas 2,5 dan margin bawah 2,5.
5. PELAPORAN HASIL PENYUSUNAN RPS
a. Konsultasi RPS
Setelah RPS selesai disusun oleh masing-masing dosen sesuai mata kuliah yang di
ampu, kemudian di print untuk dikonsultasikan ke Ketua Prodi masing-masing dan
Lembaga penjaminan Mutu untuk selanjutnya divalidasi oleh kedua unit tersebut
b. Validasi RPS
Validasi RPS dilakukan oleh ketua Program Studi dan Lembaga Penjaminan Mutu
Institut. Program studi akan memvalidasi konten dari RPS sementara LPM akan
memvalidasi format penulisan RPS yang disusun.
c. Penyerahan RPS
RPS yang telah divalidasi oleh Ketua Program Studi dan LPM kemudian diperbaiki
sesuai arahan Kaprodi dan LPM. Selanjutnya RPS di Print sebanyak 1 (satu) kali
untuk disahkan oleh Kaprodi dan Ketua LPM. Dosen kemudian memfotocopi
sebanyak 1 (satu) eksemplar untuk diserahkan kepada Ketua Prodi masing-masing
sebagai arsip dan mengirimkan file-nya ke LPM dalam format Word. RPS yang telah
di sahkan dapat diserahkan secara langsung ke staff LPM.
Untuk template RPS STKIP Babunnajah dapat dilihat di Lampiran 2.
D. PENUTUP
Pedoman penyusunan RPS merupakan panduan bagi seluruh Dosen STKIP Babunnajah
dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Setiap Dosen harus lebih mencermati
perkembangan keilmuan dan teknologi saat ini termasuk perubahan-perubahan
kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan tinggi. Hal ini dimaksudkan agar setiap
dosen STKIP Babunnajah dapat meningkatkan kinerja profesionalnya. Dengan kinerja
yang baik diharapkan ketercapaian visi misi dan tujuan STKIP Babunnajah akan segera
terwujud, sehingga “Integrative, Competitive, Berakhlakul Karimah” tidak hanya
sekedar menjadi motto saja namun benar- benar dapat diimplementasikan di semua
unit di bawah STKIP Babunnajah. Setiap dosen juga diharapkan lebih disiplin, tertib
administrasi dan selalu mengimplementasikan budaya mutu secara menyeluruh dan
kontinu untuk peningkatan kualitas pendidikan di STKIP Babunnajah.
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah 11
E. REFERENSI
Aulia Siti Aisjah. 2014. Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Surabaya: ITS
Direktorat pembelajaran dan kemahasiswaan Dirjendikti. 2014. Panduan
Penyusunan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 17 Tahun 2013
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi;
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 4/VIII/PB/2014 dan Nomor 24 Tahun
2014 tentang Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Dosen dan Angka
Kreditnya
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 92 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Jabatan
Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0 tahun 2018 dari
Direktorat Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah 12
Lampiran 1. Contoh Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan 13
CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN PROGRAM STUDI PGSD
SIKAP
S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
PENGUASAAN PENGETAHUAN
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
KETERAMPILAN UMUM
KU1
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah
KU2 14
KU3
KU4
KU5
KU6
KU7
KU8
KU9
KETERAMPILAN KHUSUS
KK1
KK2
KK3
KK4
KK5
KK6
KK7
KK8
KK9
KK10
KK11
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah
Lampiran 2. Template Rencana Pembelajaran Semester Semester
Pedoman Penyusunan RPS STKIP Babunnajah 15