MATERI KULIAH
i
DAFTAR ISI
A. KOMUNIKASI INTERPERSONAL ........................................................................................... 1
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal............................................................................ 1
2. Proses Komunikasi Interpersonal................................................................................... 2
3. Jenis-jenis Komunikasi Interpersonal ........................................................................... 5
4. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal (Antarpribadi) ........................................................... 6
5. Fungsi Komunikasi Interpersonal ................................................................................... 8
6. Tujuan Komunikasi Interpersonal .................................................................................. 9
7. Klasifikasi Komunikasi Interpersonal............................................................................ 11
8. Efektifitas Komunikasi Interpersonal ........................................................................... 12
9. Aspek-aspek komunikasi interpersonal........................................................................ 13
10. Bentuk-bentuk komunikasi interpersonal................................................................... 17
11. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal ................................... 19
12. Peran Komunikasi Interpersonal.................................................................................. 21
13. Indikator Komunikasi Interpersonal........................................................................... 31
14. Hambatan Komunikasi Interpersonal......................................................................... 34
B. KOMUNIKASI VIRTUAL ...................................................................................................... 36
1. Pengertian Komunikasi Virtual ..................................................................................... 36
2. Jenis-jenis Komunikasi Virtual ...................................................................................... 38
3. Model Komunikasi Virtual ............................................................................................ 39
4. Manfaat Komunikasi Virtual......................................................................................... 41
5. Keunggulan Komunikasi Virtual.................................................................................... 43
6. Kekurangan Komunikasi Virtual ................................................................................... 44
Daftar Rujukan ....................................................................................................................... 45
ii
MATERI KULIAH
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Dosen Pengampu: Dr. H. Maman Rukmana
STKIP Babunnajah Pandeglang
A. KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Joseph A.Devito mendefinisikan komunikasi interpersonal
(antarpribadi) sebagai “proses pengiriman pesan-pesan antara dua
orang atau lebih diantara sekelompok kecil orang-orang dengan
beberapa efek da umpan balik seketika.
Pengertian ini sesuai dengan pendapat Hafied Cangara
yang menyataka bahwa komunikasi interpersonal adalah “suatu
proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih
secara tatap muka”. Sedangkan menurut Wiranto dikatakan
bahwa “komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih
baik secara terorganisir maupun dalam keluarga”.
Menurut Onong Uchjana Effendy umpan balik dalam
komunikasi interpersonal dapat langsung diketahui karena
komunikasi dilakukan dengan tatap muka (face to face
communication) dan tanggapan komunikan segera diketahui.
Menurut Agus M. Hardjana komunikasi interpersonal adalah
1
interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana
pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima
pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.
Menurut Deddy Mulyana komunikasi interpersonal adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi
interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang seperti
suami istri, dua sahabat, guru dan murid, orang tua dan anak dan
sebagainya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan
bahwa yang dimaksud komunikasi interpersonal (antarpribadi)
adalah suatu proses komunikasi yang biasanya terjadi antara dua
orang atau lebih yang berlangsung secara tatap muka, komunikasi
ini jenis ini sangat efektif karena dapat langsung diketahui respon dari
komunikan. Komunikasi interpersonal pada dasarnya sangat penting
dalam rangka menjalin hubungan dalam proses kehidupan , terutama
komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak.
2. Proses Komunikasi Interpersonal
Komunikasi sebagai proses pengoperan atau penyampaian
pesan secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk
proses, yaitu proses
komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder.
Mengenai kedua proses komunikasi ini telah dijelaskan oleh Onong
2
Uchjana Effendy sebagai berikut: “proses komunikasi secara primer
adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media. Lambang disini berupa bahasa, isyarat, gambar, warna dan
sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran
atau perasaan komunikator kepada komunikan”. Proses komunikasi
sekunder adalah “proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama”. Berkaitan
dengan dua bentuk komunikasi di atas, maka komunikasi
interpersonal merupakan salah satu bentuk proses komunikasi
primer, karena komunikasi interpersonal berlangsung secara face to
face (tatap muka) dalam suatu percakapan dengan menggunkan
bahasa lisan. Dalam komunikasi interpersonal, hubungan
yang baik antara komunikator dengan komunikan juga harus
dijaga dengan baik, karena berhasil tidaknya komunikan tergantung
pada hubungan yang baik diantara mereka.
Gambar 1. Proses Komunikasi
Menurut Jalaluddin Rakhmat ada dua tahap hubungan, tahap
3
pertama disebut “tahap perkenalan, hendaknya komunikator
memberikan kesan pertama yang bagus seperti penampilan yang
menarik, sikap yang baik. Tahap kedua yaitu “peneguhan hubungan,
ada empat faktor penting dalam memelihara hubungan yaitu: faktor
keakraban pemenuhan kebutuhan rasa kasih sayang, faktor control
(kedua belah pihak saling mengontrol), factor ketetapan respon yang
merupakan pemberian respon sesuai dengan stimulus yang diterima,
faktor keserasian susana emosioal ketika berlangsunganya
komunikasi”.
Menurut david Berlo dalam The Proses Of
Communication menekankan bahwa diantara komunikator dengan
komunikan harus terdapat hubungan interdepensi. Interdepensi
adalah “kedua belah pihak terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi”. Oleh sebab itu, orang tua dalam berkomunikasi
tidak boleh melihat pada kepentingannya sendiri tetapi juga harus
melihat pad kepentinga dan kebutuhan anaknya
dengan memeperhatikan kepentingan dan pendapatnya serta
menciptakan hubungan yang akrab. Selain itu, dalam komunikasi
interpersonal juga dibutuhkan sikap saling menghormati dan
mempercayai antara orang tua dan anak yang didasarkan pada
persamaan antara keduanya, karena keberhasilan dari komunikasi
yaitu dengan adanya persamaan sikap antara orang tua dan anak.
Dinh Meyer dan Kay telah menguraikan mengenai ciri-ciri hubungan
yang didasari persamaan seperti yang dikutip oleh Maurice Balson
sebagai berikut:
4
a. Saling memperhatikan dan memperdulikan
b. Saling memberikan empati
c. Adanya keinginan untuk saling mendengarkan satu sama lain
d. Lebih menekankan pada asset dari pada melihat kesalahan-
kesalahn
e. Adanya rasa keterikatan untuk ikut bekerjasama, disamping
memanfaatkan persamaan hak dan kewajiban dalam
memecahkan dan menyelesaikan konflik-konflik
f. Sama-sama satu pemikiran dan perasaan serta tidak
menyembunyikan dan menanggun beban sendiri
g. Saling merasakan satu keterikatan terhadap tujuan hidup
bersama
h. Saling membantu dan menerima satu sama lain karena tidak ada
orang yang sempurna dalam perkembangan hidupnya.
3. Jenis-jenis Komunikasi Interpersonal
Secara teoritis komunikasi interpersonal di klasifikasikan
menjadi dua jenis menurut sifatnya, yaitu:
a. Komunikasi Diadik ( dyadic communication)
Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung
antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik
menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni
percakapan, dialog, dan wawancara. Percakapan berlangsung
dalam suasana yang bersahabat dan informal. Dialog
berlangsung dalam situasi intim, lebih dalam, dan lebih
5
personal, sedangkan wawancar sifatnya lebih serius, yakni
adanya pihak yang dominan pada porsi bertanya dan yang lainnya
pada posisi menjawab.
b. Komunikasi Triadik (triadic communication)
Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang
pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan
dua orang komunikan. Jika misalnya A yang menjadi
komunikator maka ia pertama-tama menyampaikan kepada
komunikan B, kemudian kalau dijawab atau ditanggapi, beralih
kepada komunikan juga secara dialogis. Apabila dibandingkan
dengan komunikasi triadik, maka komunikasi diadik lebih
efektif, karena komunikator hanya memusatkan perhatiannya
kepada komunikan, sehingga ia dapat mengusai frame of
reference komunikan sepenuhnya, juga umpan balik yang
berlangsung, kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap
efektifitas tidaknya proses komunikasi.
4. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal (Antarpribadi)
Beberapa ciri khas yang dimiliki komunikasi
antarpribadi yang menjadi pembeda dengan komunikasi
massa adalah :
a. Arus pesan cenderung dua arah
b. Konteks komunikasi adalah tatap muka
c. Tingkat umpan balik yang tinggi atau cepat mengerti
d. Kemampuan menguasai tingkat selektifitas sangat tinggi
6
e. Kecepatan untuk menjangkau sasaran yang lebih besar
sangat lamban
f. Efek yang terjadi antara lain adalah perubahan sikap.
Gambar 2. Komunikasi Antarpersonal
Melihat ciri-ciri diatas maka sangatlah jelas dengan komunikasi
yang cenderung dua arah dan berlangsung secara tatap muka, maka
komunikator dapat melihat langsung umpan balik yang diberikan
komunikan. Hal ini juga memungkinkan terjadinya perubahan
sikap secara cepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
komunikasi interpersonal adalah mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain melalui teknik komunikasi persuasive. Jenis
komunikasi ini sangatlah baik digunakan dalam mengarahkan
sikap dan tindakan seseorang, sama halnya dengan menanamkan
nilai-nilai a gama islampada anak yang akan berjalan lebih efektif
apabila terjadi komunikasi yang baik.
7
5. Fungsi Komunikasi Interpersonal
Menurut definisinya, fungsi adalah sebagai tujuan di mana
komunikas digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi utama
komunikasi ialah mengendalikan lingkungan guna memperoleh
imbalan-imbalan tertent berupa fisik, ekonomi dan sosial. Johnson
(dalam A. Supraktik) menyatakan bahwa “komunikas
interpersonal memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia
diantaranya:
a. Membantu perkembangan intelektual dan sosial.
b. Terbentuknya jati diri melalui interaksi dan komunikasi
dengan sesamanya.
c. Terbentuknya kemampuan dalam memahami realitas yang
terjadi di sekeliling.
d. Terbentuknya kesehatan mental yang ditentukan oleh
kualitakomunikasi/hubungan dengan orang lain, terlebih orang-
oran yang merupakan tokoh signifikan dalam kehidupan individu.
Berdasarkan beberapa manfaat komunikasi interpersonal
(antarpribadi) di atas, dapat diketahui bahwa komunikasi
interpersonal yang dilakukan orang tua kepada anaknya dapat
berpengaruh pada perkembangan mental anak kedepannya. Karena
orang tualah yang berperan dalam menjaga, merawat, mendidik dan
membimbing anaknya.
8
6. Tujuan Komunikasi Interpersonal
Terdapat berbagai tujuan dalam komunikasi interpersonal.
Menurut Arni Muhammad tujuan komunikasi interpersonal tidak
perlu disadari pada saat terjadinya pertemuan dan juga tidak perlu
ditanyakan, tujuan ini boleh disadari atau tidak disadari dan boleh
disengaja atau tidak disengaja. Diantara tujuan-tujuan itu sebagai
berikut:
a. Menemukan Diri Sendiri. Salah satu tujuan komunikasi
interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila
kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang
lainkita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang
lain. Kenyataanya sebagian besar dari persepsi kita adalah hasil
dari apa yang telah kita pelajari dalam pertemuan interpersonal.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita
untuk berbicara tentang apa yang kita sukai atau mengenai diri
kita.
b. Menemukan Dunia Luar. Hanya komunikasi interpersonal
menjadikan kita memahami lebih banyak tentang diri kita dan
orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Hal ini menjadikan
kita memahami lebih baik dunia luar, dunia objek, kejadian-
kejadian dan orang lain.
c. Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti. Salah satu
keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu
kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabdikan
untuk membentuk dan menjaga hubungan dengan orang lain.
9
d. Berubah Sikap dan Tingkah Laku. Banyak waktu kita gunakan
untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan
pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka
memilih cara tertentu. Kita lebih sering memebuju melalui
komunikasi interpersonal dari padakomunikasi secara
media massa.
e. Untuk Bermain dan Kesenangan. Bermain mencakup semua
aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari
kesenangan. Dengan melakukan komunikasi interpersonal
semacam itu dapat memberikan keseimbangan yangpenting
dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua
keseriusan dilingkungan kita.
f. Untuk Membantu. Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologis
klinis dan terapi menggunakn komunikasi interpersonal dalam
kegiatan professional mereka mengarahkan kliennya. Kita
smua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi
interpersonal kita sehari-hari. Apakah professional atau
tidak professional, keberhasilan memberikan bantuan
tergantung kepada pengetahuan dan keterampilan
komunikasi interpersonal.
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan
komunikasi interpersonal adalah untuk mencapai kedekatan dan
kenyamanan dalam berkomunikasi sehingga dapat diterima oleh
orang-orang lingkungan kita sehari hari dan untuk keberhasilan
pencapaian tujuan yang sudah ditargetkan.
10
7. Klasifikasi Komunikasi Interpersonal
Ada bermacam-macam nama dalam komunikasi interpersonal
antaranya komunikasi diadik, dialog, wawancara, percakapan, dan
komunikasi tatap muka. Redding mengembangkan klasifikasi
komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan
sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara:
a. Interaksi Intim
Interaksi intim termasuk komunikasi diantara teman baik,
pasangan yang sudah menikah, keluarga, dan orang yang
mempunyai ikatan emosional yang kuat.
b. Percakapan Sosial
Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan
seseorang secara sederhana dengan sedikit berbicara. Percakapan
biasanya tidak begitu terlibat secara mendalam.
c. Interogasi dan Pemeriksaan
Interogasi dan pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang
yang ada dalam control, yang meminta atau bahkan menuntut
informasi dari pada yang lain.
d. Wawancara
Wawacara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal
dimana dua orang terlibat dalam percakapanyang berupa tanya
jawab. Salah seorang mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan
informasi dan yang lainnya mendengarkan dengan baik kemudian
memberikan jawaban yang dikehendaki sampai tujuan
wawancara tercapai. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
komunikasi interpersonal dapat dibedakan menjadi komunikasi
11
antara dua orang dalam pertemuan langsung.
8. Efektifitas Komunikasi Interpersonal
Menurut Kumar kemudian dikutp oleh Wiranto dalam bukunya
pengantar ilmu komunikasi antarpribadi mempunyai beberapa
efektivitas, sebagai berikut:
a. Keterbukaan, sikap dapat menerima masukan dari orang lain,
serta berkenaan menyampaikan informasi penting kepada orang
lain.
b. Empati, kemampuan seseorang untuk merasakan kalua
seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang
sedang dialami orang lain, dapat merasakan apa yang orang lain,
dan dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang
lain melalui kacamata orang lain,
c. Dukungan, hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan
dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness) artinya
masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen
untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka.
d. Sikap positif, sikap positif ditunjukan dalam bentuk sikap dan
perilaku. Sikap positif dapat ditunjukan dengan berbagai macam
perilaku dan sikap antara lain: menghargai orang lain, berfikiran
positif terhadap orang lain, tidak menaruh curiga secara
berlebihan dan meyakini pentingnya orang lain.
e. Kesetaraan, pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah
pihak menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting
12
untuk disampaikan.
9. Aspek-aspek komunikasi interpersonal
Munurut Ahmad dan Harapan (2014: 55) mengatakan ada
tujuh aspek utama yang mendasarinya dalam komunikasi
antarpribadi, yaitu
a. Berbagi maksud, gagasan, dan perasaaan yang ada dalam diri
pengirim pesan serta bentuk perilaku yang dipilihnya.
b. Proses kodifikasi pesan oleh pengirim, pengirim pesa atau
komunikator mengubah gagasan, perasaan, dan maksud-
maksudnya ke dalam bentuk pesan yang dapat dikirimkan.
c. Proses pengiriman pesan kepada penerima
d. Adanya saluran (channel) atau media, melalui apa pesan
terebutdikirimkan
e. Proses dekodifikasi pesan oleh penerima Penerima
menginterpretasikan atau menafsirkan makna pesan.
f. Tanggapan batin oleh penerima pesan terhadap hasil
interpretasinya tentang makna pesan yang ditangkap
g. Kemungkinan adanya hambatan (noise) tertentu
13
Gambar 3. Saluran Komunikasi
Menurut Wood (2013: 23-27) karakteristik komunikasi
interpersonal ada delapan karakteristik, yakni
a. Selektif
Kita tidak mungkin berkomunikasi secara akrab dengan semua
orang yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kita
berusaha untuk membuka diri seutuhnya hanya dengan beberapa
orang yang dikenal baik.
b. Sistemis
Dikatakan bersifat sitemis karena ia terjadi dalam sistem
yang bervariasi. Komunikasi terjadi dalam konteks yang
mempengaruhi peristiwa dan makna yang melekat
terhadapnya. Terdapat banyak sistem yang melekat pada proses
komunikasi interpersonal.setiap system mempengaruhi apa yang
kita harapkan dari orang lain. Cara manusia berkomunikasi sangat
beragam dan bervariasi.
c. Unik
Pada tingkatan yang paling dalam komunikasi interpersonal
14
sangat unik, pada interaksi yang melampaui peran sosial, setiap
orang menjadi unik dan oleh karena itu menjadi tidak tergantikan.
d. Processual
Komunikasi interpersonal adalah proses yang berkelanjutan.
Hal ini berarti komunikasi senantiasa berkembang dan menjadi
lebih personal dari masa ke masa. Hubungan persahabatan dan
hubungan romantic dapat tumbuh lebih dalam atau lebih
renggang seiring berjalannya waktu. Hubungan dalam
lingkungan kerja juga dapat berkembang dari masa ke masa.
e. Transaksional
Pada dasarnya, komunikasi interpersonal adalah proses transaksi
antara beberapa orang. Ketika bercerita sesuatu yang menarik
pada seorang teman, ia tertawa. Ketika atasan anda di kantor
menjelaskan sebuah gagasan, anda mengangguk sebagai tanda
kalau anda paham. Ketika anda dimarahin orangtua, bisa jadi
kepala anda tertunduk sebagai tanda rasa bersalah.
f. Individual
Kita mengetahui bahwa bagian terdalam dari komunikasi
interpersonal melibatkan manusia sebagai individu yang unik dan
berbeda dengan orang lain
g. Pengetahuan personal
Komunikasi interpersonal membantu perkembangan
pengetahuanpersonal dan wawasan kita terhadap interaksi
manusia. Agar dapat memahami keunikan individu, kita harus
memahami piker an dan perasaan orang lain secara personal.
15
h. Menciptakan makna
Komunikasi interpersonal adalah berbagi makna dan informasi
antara dua belah pihak. Kita tidak hanya bertukar kalimat, tetapi
juga saling berkomunikasi. Kita menciptakan makna seperti kita
memahami tujuan setiap kata dan perilaku yang ditampilkan oleh
orang lain.
Menurut Cangara (2004: 36-37) menurut sifatnya komunikasi
dibedakan atas dua macam, yakni.
a. Komunikasi Diadik ( Dyadic Comunication)
Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung
antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik
dapat dilakukan dalam tiga bentuk: (1) Percakapan berlangsung
dalam suasana yang bersahabat dan informal. (2) Dialog
berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam, dan
lebih personal. (3) Wawancara sifatnya lebih serius, yakni
adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang
lainnya pada posisi menjawab.
b. Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Comunication)
Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang
berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka,
di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama
lainnya.
Jadi, bedasarkan teori tentang aspek-aspek komunikasi
16
interpersonal, maka aspek-aspek komunikasi interpersonal antara
“anak” dengan orangtua lanjut usia yaitu dimana aspek komunikasi
interpersonal bisa dikatakan bahwa sejauh ini kita sudah melihat
komunikasi dalam sebuah rangkaian kesatuan. Kita telah
memahami bahwa cara terbaik untuk memahami komunikasi
adalah sebagai proses transaksional, bukan linier.
Mendefinisikan komunikasi sebagai proses transaksi yang selektif,
sistemik, unik dan berkelanjutan yang melibatkan beberapa orang.
Proses tersebut merefleksikan, membangun, dan menciptakan
makna terhadap pemahaman personal di antara mereka.
10. Bentuk-bentuk komunikasi interpersonal
Menurut Wood (2013: 19-20) mengatakan ada tiga
proses dalam komunikasi interpersonal, yaitu
a. Model Linear
Model pertama dalam komunikasi interpersonal digambarkan
sebagai bentuk yang linear atau searah, proses di mana seseorang
bertindak terhadap orang lain. Ini adalah model lisan yang
terdiri atas lima pertanyaan. (Siapa?, apa yang dikatakan?,
Sedang berbicara di mana?, berbicara pada siapa?, Apa dampak
dari pembicaraan tersebut?)
b. Model Interaktif
Model interaktif menggambarkan komunikasi sebagai proses di
mana pendengaran memberikan umpan balik sebagai respon
terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikan.
17
c. Model Transaksional
Menekankan pada pola komunikasi yang dinamis dan berbagai
peran yang dijalankan seseorang selama proses interaksi.
Menurut Buber (dalam Wood, 2013: 22-23) dalam
komunikasi interpersonal dibagi menjadi tiga tingkatan.
a. Komunikasi I-it
Dalam komunikasi I-it, interaksi antara kita dan orang lain sangat
tidak personal, bisa dikatakan orang lain hanya sebagai objek.
Membuat kita tidak mengakui keberadaan orang lain secara
personal, melainkan hanya hanya bersifat kebendaan.
b. Komunikasi I-You
Jenis yang paling banyak digunakan dalam interaksi sehari-hari.
Kitameperlakukan orang lain lebih dari sekedar objek,
tetapi kitasepenuhnya tidak menganggap mereka sebagai manusia
yang unik.
c. Komunikasi I-Thou
Jenis komunikasi ini jarang terjadi dalam sebuah interaksi sosial,
model ini sebagai bentuk tertinggi dalam interaksi manusia,
karena di dalamnya manusia saling menguatkan dan
menghargai keunikan masing-masing.
Berdasarkan teori-teori tentang bentuk-bentuk komunikasi
interpersonal. Maka bentuk-bentuk komunikasi interpersonal ada 3
model dan tiga bentuk komunikasi yaitu model linier, model
interaktif, model transaksional dan komunikasi I-it, komunikasi I-
18
You, komunikasi I-Thou.
11. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
interpersonal
Menurut Rakhmat ( 2007: 97-129) faktor yang mempengaruhi
komunikasi interpersonal ada empat, yaitu
a. Persepsi Interpersonal
Pengaruh persepsi interpersonal pada komunikasi interpersonal
sudah jelas perilaku kita dalam komunikasi interpersonal amat
bergantung pada persepsi interpersonal. Bila anda diberitahu
bahwa dosen anda yang baru itu galak dan tidak senang dikritik,
anda akan berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan.
b. Konsep Diri
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan
dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah
laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila
seorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang
rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur,
membuat catatan yang baik, mempelajari kuliah yang
sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang
baik.
c. Atraksi Interpersonal
Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang
lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional.
19
Kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketiak kita
menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal
yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika kita
membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara
negatif.
d. Hubungan Interpersonal
Pola-pola komunikasi interpersonal mempunyai efek yang
berlainan pada hubungan interpersonal. Tidak benar anggapan
orang bahwa makin sering orang melakukan komunikasi
interpersonal dengan orang lain, makin baik hubungan mereka.
Yang menjadi soal bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan
tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan.
Menurut Wood (2013: 31-33) mengatakan ada 3 faktor yang
mepengaruhi dalam komunikasi interpersonal adalah
a. Etika
Etika adalah cabang dari filsafat yang fokus pada prinsip moral
dan aturan terkait perilaku. Etika menaruh perhatian pada masalah
benar dan salah. oleh karena komunikasi interpersonal bersifat
tidak dapat ditarik kembali, ia selalu memiliki dampak dalam
etika antarmanusia. Apa yang kita katakana dan apa yang kita
lakukan berpengaruh terhadap orang lain. Dengan demikian,
orang yang bertanggung jawab selalu berhati-hati dengan etika
dalam komunikasi.
b. Makna
Proses pemaknaan muncul dari bagaimana kita
20
menginterpretasikan komunikasi. Dalam komunikasi
interpersonal, seorang selalu menerjemahkan apa yang dikatakan
oleh orang lain.
c. Hubungan
Komunikasi interpersonal adalah cara utama untuk membangun
dan meperbaiki sebuah hubungan. Bagaimana cara kita
menangani masalah? Apakah dengan konfrontasi, menjauh,
atau menggunakan strategi khusus untuk segera meperbaiki
hubungan? Oleh karenakomunikais tidak memiliki makna
intrinsik, kita harus membangkitkan pemahaman pribadi terkait
komunikasi.
Berdasarkan uraian teori tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi interpersonal, maka faktor-faktor
yang mempengaruhi meliputi persepsi interpersonal, konsep diri,
atraksi interpersonal dan hubungan interpersonal. Karena dalam
komunikasi interpersonal faktor-faktor ini sangat mempengaruhi
jalannya sebuah komunikasi yang dimana bisa saja terjadi
komunikasi yang baik, terbuka dan saling percaya atau sebaliknya
yng terjadi dimana komunikasi menjadi tertutup dan saling kurang
percaya.
12. Peran Komunikasi Interpersonal
Komunikasi memiliki sejumlah peran yang strategis yaitu
informasi, sosialisasi, motivasi, pendidikan, kebudayaan, hiburan,
21
intergrasi dan inovasi. Komunikasi memiliki peran untuk
mengumpulkan dan menyimpan data, fakta dan pesan, serta opini,
sehingga orang dapat mengetahui keadaan yang terjadi. Keadaan
tersebut merupakan informasi yang berharga. Melalui komunikasi,
keluhan yang dirasakan pelanggan akan mudah ditanggapi untuk
memperbaiki kualitas produk dan jasanya.
Komunikasi memiliki peran sebagai media pendidikan, dimana
individu akan tumbuh dan kembang melalui jejaring komunikasi
yang dibangunnya. Artinya, pendidikan yang baik dibangun melalui
komunikasi yang baik pula. Misalnya komunikasi yang terbentuk
dalam pendidikan formal. Komunikasi memiliki peran untuk
memajukan kebudayaan. Misalnya media komunikasi yang
berbentuk media massa, dimana media massa menyebarluaskan
beraneka ragam produk kebudayaan sehingga kebudayaan semakin
berkembang. Komunikasi juga merupakan salah satu media hiburan
yang penting bagi individu. Melalui komunikasi yang
menyenangkan maka individu akan merasa terhibur. Dapat
dibayangkan jika individu tersebut akan mudah terkena stress.
Komunikasi menciptakan integrasi, artinya komunikasi mampu
menjembatani perbedaan yang dimiliki oleh individu yang satu
dengan individu yang lainnya. Dalam hal ini maka komunikasi
memiliki peran yang sangat penting. Komunikasi juga membimbing
lahirnya inovasi, dimana dalam hal inovasi hadir karena adanya
kebutuhan dan tuntutan dari manusia untuk menciptakan sistem
komunikasi yang efektif tanpa dibatasi ruang dan waktu.
22
Berkaitan dengan perannnya dalam komunikasi, komunikasi
interpersonal diklarisifikasikan menjadi interaksi intim, percakapan
sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara, sebagaimana
pemaparan berikut:
1. Interaksi Intim
Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik,
pasangan yang sudah menikah, anggota keluarga, dan orang-
orang yang mempunyai ikatan emosional yang kuat.
Kekuatan dan hubungan menentukan iklim interaksi yang
terjadi. Di dalam perusahaan, hubungan ini di kembangkan
dalam sistem komunikasi informal. Misalnya, hubungan
yang terlibat di antara kedua orang teman baik dalam
perusahaan, yang mempunyai interaksi personal mungkin di luar
peranan dan fungsinya dalam perusahaan.
2. Percakapan Sosial
Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan
seseorang secara sederhana dengan sedikit berbicara.
Percakapan biasanya tidak begitu terlibat secara mendalam. Tipe
komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan
informal dalam organisasi. Jika dua orang ataulebih bersama-
sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi
seperti keluarga, olahraga, isu politik, ini adalah merupakan
contoh percakapan sosial.
3. Interogasi atau Pemeriksaan
Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang
23
yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut
informasi daripada yang lain. Misalnya seorang pengacara
memeriksa seorang saksi atau seorang pelaksana hukum
menanyai seorang tersangka. Perdepatan dan pertengkaran secara
verbal adalah bentuk interogasi di mana kedua pihak menuntut
satu sama lain dam kontrol sebentar-bentar bertukar.
Pertengkaran verbal sering di tandai dengan isu benar atau salah.
Debat diatur oleh sejumlah aturan dan umumnya lebih formal
daripada perkelahian. Meskipun bentuk komunikasi ini tidaklah
selalu diinginkan tetapi ada dalam sebuah perusahaan. Misalnya
bila seseorang karyawan dituduh mengambil barang-barang
perusahaan untuk kepentingan pribadinya biasanya karyawan
tersebut akan diinterogasi oleh atasannya untuk mengetahui benar
atau tidaknya tuduhan tersebut.
4. Wawancara
Gambar 4. Wawancana
Wawancara adalah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana
24
dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya-jawab.
Salah seorang mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan
informasi dan yang lainnya mendengarkan dengan baik kemudian
memberikan jawaban yang dikehendaki sampai tujuan
wawancara tercapai. Misalnya, seorang dosen penasihat akademis
mewawancarai mahasiswa yang dibimbingnya untuk
mendapatkan informasi yang lebih jauh mengenai mahasiswa
tersebut.
Adapun bentuk khusus dari komunikasi interpersonal dimana
maknanya adalah komunikasi diadik (dyadic
communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti
suami-istri, dua sejawat, dan sahabat dekat, guru-murid, dan
sebagainya. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak-pihak
yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat, pihak-pihak
yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara
simultandan spontan, baik secara verbal ataupun nonverbal.
Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab pada peserta
komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang
berkomunikasi akan tercermin pada jenis- jenis pesan atau
respon non verbal mereka seperti sentuhan, tatapan mata yang
ekpresif, dan jarak fisik yang sangat dekat.
Meskipun setiap orang dalam berkomunikasi antarpribadi
(interpersonal communication) bebas mengubah topik
pembicaraan, kenyataannya komunikasi antar pribadi bisa saja di
25
dominasi oleh suatu pihak. Misalnya, komunikasi suami-istri
didominasi oleh suami, komunikasi dosen-mahasiswa oleh
dosen, dan komunikasi atasan-bawahan oleh atasan. Biasanya
seseorang dapat menganggap pendengaran dan penglihatan
sebagai indra primer, padahal sentuhan dan penciuman juga sama
pentingnya dalam menyampaikan pesan-pesan bersifat intim.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) sangat
potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain,
karena seseorang dapat menggunakan kelima alat indera tadi
untuk mempertinggi daya bujuk pesan seseorang. Sebagai
komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna,
komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapan pun,
selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya
komunikasi tatap muka ini membuat manusia merasa lebih akrab
dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media
massa seperti surat kabar dan televisi atau lewat teknologi
komunikasi tercanggih sekalipun seperti telepon genggam,
email, atau telekonferensi, yang membuat manusia merasa
terasing.
Kebutuhan interpersonal atau kebutuhan sosial yang dipenuhi
setiap orang melalui komunikasi interpersonal diidentifikasikan
menjadi tiga macam kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan
kasih sayang, kebutuhan yang diikutsertakan, dan kebutuhan
akan kekuasaan atau kontrol. Komunikasi interpersonal
26
mempunyai beberapa tujuan penting, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1). Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah
menentukan personal atau pribadi. Bila seseorang
terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang
lain maka seseorang belajar banyak sekali tentang
dirinya maupun orang lain. Kenyataannya sebagian
besar dan persepsi kita adalah hasil dan apa yang telah kita
pelajari dalam pertemuan interpersonal.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan
kepada seseorang untuk berbicara tentang apa yang
disukai seseorang, atau mengenai dirinya adalah sangat
menarik dan mengasyikan bila berdiskusi mengenai
perasaan, pikiran, dan tingkah laku diri sendiri. Dengan
membicarakan diri sendiri dengan orang lain, maka
memberikan sumber balikan yang luar biasa pada
perasaan, pikiran dan tingkah laku diri sendiri.
Pertemuan semacam ini misalnya seseorang belajar,
bahwa perasaan kita tentang dirinya tentang orang lain,
dunia tidaklah begitu berbeda dan perasaan orang lain.
Kesamaan tingkah laku diri sendiri adalah benar, seperti
ketakutan, harapan, dan keinginan pribadi. Penguatan
27
yang positif membantu diri pribadi merasa normal.
Melalui komunikasi seseorang juga belajar bagaimana
menghadapi yang lain, apakah kekuatan dan
kelemahannya dan siapakah yang menyukai dan tidak
menyukai dirinya sendiri dan mengapa hal tersebut bisa
terjadi.
2). Menemukan Dunia Luar
Komunikasi interpersonal menjadikan seseorang dapat
memahami lebih banyak tentang dirinya dan orang lain
yang berkomuniasi dengan dirinya. Hal itu menjadikan
seseorang memahami lebih baik dunia luar, dunia objek,
kejadian-kejadian dan orang lain. Banyak informasi yang
dapat diketahui datang dari komunikasi interpersonal
tersebut. Meskipun banyak jumlah informasi datang
kepada seseorang dan media massa hal itu seringkali
didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami
melalui interaksi interpersonal. Kenyataan, kepercayaan,
sikap dan nilai-nilai seseorang barangkali
dipengaruhilebih banyak oleh pertemuan
interpersonal daripada oleh media atau pendidikan formal.
3). Merubah Sikap dan Tingkah Laku
Banyak waktu yang dapat digunakan untuk mengubah
sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan
interpersonal. Seseorang boleh menginginkan mereka
28
memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru,
membeli barang tertentu, mendengarkan musik,
menonton film, menulis atau membaca buku, memasuki
bidang tertentu, mengambil kuliah tertentu, berpikir dalam
cara tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau
salah. Seseorang banyak menggunakan waktu untuk
terlibat komunikasi interpersonal. Hal ini menarik untuk
mencatat bahwa studi mengenai kefektifan media
massa, bertentangan dengan situasi interpersonal
dalam mengubah tingkah laku tertentu. Seseorang lebih
sering membujuk melalui komunikasi interpersonal
daripada komunikasi masa.
4). Untuk Bermain dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktifitas yang mempunyai
tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara
dengan teman mengenai aktifitas seseorang pada waktu
akhir pekan berdiskusi mengenai olahraga,
menceritakan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah
merupakan pembicaraan yang hanya menghabiskan
waktu. Walaupun kelihatannya kegiatan itu tidak berarti
tetapi mempunyai tujuan yang sangat penting. Dengan
melakukan komunikasi interpersonal semacam itu
dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam
pikiran yang memerlukan rasa nyaman dan semua
keseriusan di lingkungannya.
29
5). Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi
menggunakan komunikasi interpersonal dalam
kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan
kliennya. Seseorang dapat berfungsi membantu orang
lain dalam interaksi interpersonalnya sehari-hari.
Seseorang juga dapat berkonsultasi dengan seorang
teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan
mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya
diambil, dan memberikan hal yang menyenangkan
kepada anak yang sedang menangis.
Apakah professional atau tidak professional
keberhasilan memberikan bantuan tergantung
pengetahuan dan keterampilan komunikasi
interpersonal. Berdasarkan pemaparan di atas
dapat disimpulkan bahwa peran komunikasi adalah
sebagai informasi, sosialisasi, motivasi, pendidikan,
kebudayaan, hiburan, integrasi, dan inovasi. Adapun
peran komunikasi interpersonal adalah sebagai
saranauntuk menemukan diri sendiri, menemukan dunia
luar, membentuk danmenjaga hubungan yang penuh arti,
berubah sikap dan tingkah laku, untuk bermain dan
kesenangan, dan untuk membantu peningkatan
kemampuandiri dan kinerja individu.
30
13. Indikator Komunikasi Interpersonal
Sedikitnya ada lima hal yang harus dipahami dalam
membangun komunikasi yang efektif.
a. Keterbukaan (Openness). Kualitas keterbukaan mengacu
pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka
kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti
bahwa orang harus dengan segara membukakan semua riwayat
hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak
membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan
untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang
biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini
patut. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada
kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap
stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak
tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang
menjemukan. Aspek kedua, mengacu pada kesediaan
komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus
yang datang, sedangkan aspek ketiga menyangkut kepemilikan
perasaan dan pikiran.
b. Empati (empathy). Empati adalah “kemampuan seseorang
untuk “mengetahui” apa yang sedang dialami orang lain pada
suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui
31
kacamata orang lain itu. “Bersimpati, di pihak lain adalah
merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih.
Sedangkan berempati adalahmerasakan sesuatu seperti orang
yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan
perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang
empati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang
lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan
mereka untuk masa mendatang, dapat
mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non
verbal, Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan
empati dengan memperlihatkan keterlibatan aktif dengan orang
itu melalui ekpresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai,
konsentrasi terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh yang
penuh perhatian, dan kedekatan fisik, serta sentuhan atau
belaian yang sepantasnya, Beberapa metode pengungkapan
empati secara verbal adalah: merefleksi balik kepada
pembicara perasaan, membuat pernyataan tentatif, dan
adanya pengungkapan diri.
c. Sikap mendukung (Supportiveness) Hubungan interpersonal
yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap
mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang
perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb.
Komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat
berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung, dan
memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap
deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik, dan
32
profesional bukan sangat yakin.
d. Sikap positif (positiveness). Mengkomunikasikan sikap
positif dalam komunikasi interpersonal sedikitnya dilakukan
dua cara yaitu dengan menyatakan sikap positif dan
secara positif mendorong orang yang menjadi teman
berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek
dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi
interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif
terhadap mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk
situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk
interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan
daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati
interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap
situasi atau suasana interaksi.
e. Kesetaraan (equality). Dalam setiap situasi, barangkali
terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai.
Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis
daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-
benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan
ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila
suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara
diam-diam bahwa kedua belah pihak sama-sama bernilai
dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh
kesetaraan, ketidaksependapatan dan konflik lebih dilihat
33
sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.
Kesetaraan tidak mengharuskan menerima dan menyetujui
begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain.
Dalam hal kesetaraan ini terbentuk dari dua hal yaitu menerima
pihak lain dan memberikan penghargaan secara positif kepada
orang yang diajak berkomunikasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka indikator komunikasi
interpersonal dalam penelitian ini adalah adanya keterbukaan yang
ditandai dengan sikap terbuka terhadap komunikan, adanya
kejujuran dan kepemilikan perasaan dan pikiran, lalu empati
dimulai dengan refleksi balik dengan adanya pernyataan tentatif,
selanjutnya pengungkapan diri dengan sikap yang mendukung
dengan bersikap secara deskriptif, spontan, dan provisional. Sikap
positif dengan ciri-ciri menyatakan sikap positif mendorong
komunikan untuk berinterak dengan apa adanya.
13. Hambatan Komunikasi Interpersonal
Dalam komunikasi tidak semuanya dapat berjalan dengan
baik, namun ada hal-hal yang dapat menjadikan komunikasi
terhambat.
Hambatan ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Kredibilitas komunikator rendah
Komunikator yang tidak berwibawa dihadapan komunikan,
menyebabkan berkurangnya perhatian komunikan terhadap
34
komunikator
b. Kurang memahami latar belakang sosial dan budaya
Nilai-nilai sosial budaya yang berlaku di suatu komunitas atau
masyarakat harus diperhatikan, sehingga komunikan dapat
menyampaikan pesan dengan baik, tidak bertentangan dengan
nilai-nilai sosial budaya yang berlaku.
c. Kurang memahami karakteristik komunikan
Karakteristik komunikan meliputi tingkat pendidikan, usia, jenis
kelamin dan sebagainya perlu dipahami oleh komunikator.
d. Prasangka buruk
Prasangka negatif antara pihak-pihak yang terlibat komunikasi
harus dihindari, karena dapat mendorong ke arah sikap apatis dan
penolakan.
e. Verbalistis
Komunikasi yang hanya berupa penjelasan verbal berupa kata-
kata saja akan membosankan dan mengaburkan komunikan
dalam memahami makna pesan.
f. Komunikasi satu arah
Komunikasi berjalan satu arah, dari komunikator kepada
komunikan terus-menerus dari awal sampai akhir, menyebabkan
hilangnya kesempatan komunikan untuk meminta
penjelasan terhadap hal-hal yang belum bisa dimengerti.
g. Tidak digunakan media yang tepat
Pilihan penggunaan media yang tidak tepat menyebabkan pesan
yang disampaikan sulit untuk dipahami oleh komunikan.
h. Perbedaan bahasa
35
Perbedaan bahasa menyebabkan terjadinya perbedaan
penafsiran bekomunikasi dapat berubah menjadi penghambat
bila dua orang mendefinisikan kata, frasa atau kalimat tertentu
secara berbeda.
i. Perbedaan persepsi
Apabila pesan yang dikirimkan oleh komunikan, maka
keberhasilan komunikasi menjadi lebih baik.
B. KOMUNIKASI VIRTUAL
1. Pengertian Komunikasi Virtual
Dalam kamus komputer dan teknologi informasi,
pengertian komunikasi virtual dijelaskan sebagai “Komunikasi
virtual”. Komunikasi yang dipahami sebagai virtual reality pada
ruang lingkup (alam maya) dengan menggunakan internet.
Komunikasi virtual sebenarnya dilakukan dengan cara representasi
informasi digital yang bersifat diskrit.
Kemajuan teknologi saat ini mendukung dalam
perkembangan komunikasi virtual yang sebelumnya hanya berupa
wacana. Sebelumnya peneliti ingin menunjukan mengenai adanya
pengertian lain mengenai komunikasi wacana, seperti halnya yang
dikutip dalam media weblog Triutami yang sejalan dengan
pengertian di atas bahwa: “Komunikasi virtual adalah komunikasi
dimana proses penyampaian dan penerimaan pesan dengan
menggunakan (melalui) cyberspace/ruang maya yang bersifat
36
interaktif. Komunikasi virtual (virtual communication) tersebut
yang dipahami sebagai reality sering disalahpahami sebagai “alam
maya” padahal keberadaan sistem elektronik itu sendiri adalah
konkrit dimanankomunikasi virtual sebenarnya dilakukan dengan
cara representasi informasi digital yang bersifat diskrit.”16
Proses interaksi penyampaian dan penerimaan pesan, bisa
terjadi melalui pemanfaatan sautu sarana atau media tertentu. Dalam
komunikasi di dunia maya media yang digunakan adalah komputer,
baik hardware ataupun software. Dunia maya atau dunia virtual itu
sendiri, merujuk pada pengertian jaringan informasi elektronis
yang mendunia yang terjadi karena adanya teknologi Internet
(international networking/ interconnected network).
Keterhubungan secara global antara dua komputer atau lebih,
yang bisa mencapai jutaan komputer jumlahnya, sehingga bisa
saling tukar menukar informasi antara komputer satu dengan yang
lainnya. Komunikasi virtual tidak dapat lepas dari sebuah media
internet yang menggunakannya sebagai alat komunikasi. Disini
terlihat adanya peralihan gaya atau kebiasaan manusia dalam
berkomunikasi menyampaikan informasi dengan sesamanya.
Dikatakan begitu karena saat ini manusia tidak perlu
lagi berkomunikasi pada waktu, tempat yang sama. Nampaknya
melalui komunikasi virtual saat ini, hambatan-hambatan yang ada
terdahulu seperti jarak, waktu, biaya, serta kesulitan lainnya dapat
teratasi. Hal ini dikarenakan internet sebagai media komunikasi
virtual tidak terbatas ruangnya sehingga masyarakat luas dapat
menyampaikan informasi kemana saja, dan ke siapa saja. Dalam
37
komunikasi virtual, memungkinkan seseorang berinteraksi tetapi
sebenarnya mereka tidak berada secara wujud di tempat itu.
Antara komputer satu dengan yang lainnya bisa
berkomunikasi,saling berkirim atau bertukar informasi atau pesan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan komunikasi di dunia maya
adalah komunikasi yang dilakukan tidak dalam bentuk tatap muka
langsung, akan tetapi interaksi mengirim dan menerima pesan atau
informasi melalui pemanfaatan wahana jaringan internet.
2. Jenis-jenis Komunikasi Virtual
Melakukan komunikasi menggunakan internet, dapat
dibedakan menjadi dua jenis komunikasi yaitu:
a. Asynchronous Communication
Komunikasi melalui media internet dengan pengirim dan
penyampaian pesan dalam berinteraksi tidak berada pada
kedudukan tempat dan waktu yang sama, namun pesan
tetap sampai pada tujuan/sasaran (penerima).
b. Synchronous Communication
Komunikasi melalui internet dengan interaksi yang
bersamaan waktunya.
38
Gambar 5. Komunikasi Virtual
3. Model Komunikasi Virtual
Penjelasan yang dikutip dari Dhroe mengenai model
komunikasi virtual dapat dibedakan menjadi tiga model, yaitu:
a. Email
Kata email dari dua suku kata yaitu “e” dan “mail”. “e” berarti
elektronik, dan “mail” berarti surat. Sehingga email dapat
dikatakan mengirim surat melalui media elektronik internet.
Karena pada dasarnya email sama dengan surat biasa (snail mail)
yang harus melewati beberapa kantor pos sebelum sampai ke
tujuannya. Dalam hal ini email termasuk jenis komunikasi
asynchronous communication, artinya pengirim pesan dan
penerima pesan tidak berada pada tempat dan waktu yang
bersamaan. Email sendiri terdiri atas dua jenis email
39
yang didasarkan pada keperluan atas kepentingan interaksi
yang diinginkan, yaitu email person to person (point to
point) merupakan email dari satu orang ke satu orang lainnya,
serta email dalam bentuk kelompok (point to multi point)
merupakan email bdari satu orang ke sekelompok orang dan
sebaliknya. Jenis yang kedua ini disebut jugaa sebagai email (e
groups) atau mailing list.
b. Chatting
Chatting merupakan salah satu fasilitas yang diberikan
internet, dimana kita dapat berkomunikasi secara interaktif
dengan satu orang atau lebih secara online. Dalam hal ini
chatting termasuk jenis komunikasi synchronous
communication, artinya komunikasi melalui internet
dengan interaksi yang bersamaan waktunya.
c. Web
Web dapat diartikan sebagai tempat memajang informasi secara
online bersifat virtual (maya) yang memiliki kaitan (link)
informasi tidak terbatas. Berdasarkan informasi yang
disampaikan, web dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1) Informasi umum (berita online, info pelayanan umum dan
sebagainya). Misalnya: kompas.com atau liputan6.com.
2) Informasi khusus (web dengan isi informasi tentang suatu
lembaga, atau informasi dalam berbagai kategori) misalnya:
deplu.co.id atau depkominfo.go.id.
3) Informasi komersial, misalnya:kapanlagi.com. Menurut
40
jenisnya web dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
Official web (website resmi yang dimiliki oleh lembaga),
dan Unofficial web (web tidak resmi yang dimiliki secara
personal atau perorangan, seperti “blog”).
4. Manfaat Komunikasi Virtual
Sesuai dengan karakteristik dari dunia virtual itu sendiri,
adasejumlah manfaat atau keuntungan berkomunikasi yang
dilakukan secara virtual, sebagaimana yang diungkapkan oleh
Deni Kurniawan yangmengungkapkan di antaranya yaitu:
a. Cepat, komunikasi atau pertukaran informasi bisa dilakukan
dengan cepat. Meskipun komunikasi dilakukan dalam kondisi
jarak yang jauh, tidak perlu menunggu waktu yang lama. Hal ini
bisa dilakukan khususnya apabila menggunakanfasilitas
yang memungkinkan melakukan komunikasi yang synchoronous.
b. Mudah, apabila sudah menguasai teknis operasional komputer
dan fasilitas pendukung yang dibutuhkan, proses komunikasi
bisa dilakukan dengan mudah.
c. Komunikasi virtual bisa dilakukan secara real time juga unreal
time. Secara real time artinya komunikasi dilakukan secara
langsung, komunikator dan komunikan berinteraksi pada
waktu yang sama, tanpa penundaan waktu untuk memberi respon
atas pesan yang diterima (Synchronous system). Sedangkan yang
unreal time yaitu kebalikan dari yang real time, adanya
penundaan waktu respon atas pesan-pesan yang disampaikan oleh
41
para pihak yang berkomunikasi (asychronous system).
d. Bisa individual atau grup. Komunikasi virtual bisa dilakukan baik
secara one to one, satu orang dengan satu orang, maupun secara
kelompok (group). Bisa dipilih sesuai dengan keperluan.
e. Jumlah dan jenis pesan bisa besar dan beragam. Keuntungan atau
kelebihan lainnya dari komunikasi virtual ini adalah jumlah pesan
atau informasi yang disampaikan bisa banyak dan dalam berbagai
bentuk pesan: teks, suara, gambar, atau bahkan gabungan dari
ketiga jenis pesan tersebut.
Selain penjelasan di atas, manfaat komunikasi virtual juga
diungkapkan dalam forum facebook Ruang cendekia, yang
menjelaskan mengenai manfaat komunikasi virtual yakni:
1) Memecahkan persoalan materialisme dan konsumerisme.
Lewat komunikasi virtual kita dapat mengetahui semua yang
ada di dunia ini. Bila membutuhkan sebuah bacaan tidak perlu
membeli surat kabar tapi cukup browsing internet.
2) Mengurangi konflik sosial, ekonomi, dan politik. Bila di dunia
nyata, interaksi individu sering memunculkan konflik
sedangkan pada dunia maya munculnya konflik sangat
sedikit sekali
3) Memecahkan persoalan kebebasan dan demokrasi.
Cyberspace menjadi sebuah public sphere yang ideal dan
tidak ditemukan dalam kehidupan nyata.
4) Terbebas dari urban decay dan social disintegration.
Persoalan kemacetan, kepadatan penduduk, sampah dapat
42
dikurangi dengan kehidupan virtual.
5. Keunggulan Komunikasi Virtual
a. Sebagai media komunikasi interaktif
Melalui media internet kita dapat berkomunikasi secara
interaktif karena feedback dari komunikasi interaktif adalah
langsung antara komunikator dengan komunikan.
b. Memecahkan persoalan materialisme, dan konsumerisme.
Dengan adanya komunikasi virtual, budaya materialisme dan
konsumerisme dapat terpecahkan karena dalam dunia maya atau
cyberspace, kita dapat melihat dan mengetahui benda-benda apa
saja yang ada di dunia. Misalnya, apabila kita ingin
mempunyai sebuah lagu dari penyanyi terkenal, kita tidak harus
membeli kaset atau cd-nya, tetapi kita bisa mendownload dari
situs tertentu atau barter dengan teman kita di dunia maya.
c. Dapat menyampaikan pesan secara massa
Melalui komunikasi virtual, konteks komunikasi di internet bisa
menjadi komunikasi massa atau komunikasi personal dalam
jumlah banyak. Karena dari pengguna internet yang
menggunakan komunikasivirtual dapat menjadi
komunikator maupun komunikan. Dapat menyampaikan pesan-
pesan yang dapat berupa teks, audio, video, foto atau grafis.
d. Mengetahui dunia luar
Dengan adanya komunikasi virtual di internet, kita dapat
mengetahui apa yang sedang terjadi di dunia luar, ada apa di luar
43
sana tanpa kita harus kesana terlebih dahulu.
e. Mendapatkan informasi secara tepat
Kita bisa mengetahui dengan cepat apa yang sedang terjadi
tanpa harus membaca koran terlebih dahulu.
6. Kekurangan Komunikasi Virtual
Sebagai media komunikasi modern, selain keuntungan yang
dapat di ambil dari manfaatnya tentunya juga memiliki kekurangan,
seperti:
a. Dapat mengakibatkan keranjingan atau terobsesi dengan
dunia internet atau dunia maya.
b. Harus menggunakan media internet yang tidak semua orang
pahamakan kegunannya.
c. Memungkinkan munculnya kejahatan dalam dunia maya,
misalnya memblokir suatu situs ataupun membuat rusak
suatu situs atau mengacak-acak sebuah situs personal.
d. Banyaknya muncul pornografi dan pornoaksi yang bebas
di internet dan apabila tidak berhati-hati anak-anak juga akan
terkena bahaya ini.
e. Apabila terjadi koneksi rusak atau putus, komunikasi tidak dapat
berjalan dengan lancar/terputus.
Forum ruang cendikia dalam facebook pun memperlihatkan
dampak yangditimbulkan dalam komunikasi virtual, yakni:
1) Cyberspace menjadi penyalur hasrat seks, kejahatan,
44
kedangkalan, sadism.
2) Cyberspon, menjadi persoalan masa depan karena cyberspace
tanpa identitas.
3) Cyberspace menjadi ajang kebrutalan semiotik dimana
penggunaan internet yang berlebihan akan menjadikan
seseorang menjadi over, dan jika berkelanjutan akan
menjadi hyper.
Daftar Rujukan
Arifin Anwar, 2003, Strategi Komunikasi, Armico, Bandung.
Astrid Susanto, 2010, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Jilid
I, Bina Cipta, Bandung.
Beebe,S.A & Beebe,S.J & Redmond,
M.V.2015.InterpersonalCommunication-Relating to Others,
(2nd ed). USA: Allyn and Bacon Bungin,
Burhan. 2019. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana
Media Cangara,
Hafied. 2018. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta :
Rajawali Pers.
GroupDevito, Joseph.A. 2017. Komunikasi Antar Manusia:
Kuliah Dasar, Edisi kelima, Diterjemahkan oleh Agus
Maulana. Jakarta: Professional Books. Fuchan,
45
46