Dr. Felly Ferol Warouw 91 I. Prakiraan Dampak Penting Prakiraan Dampak Penting (PDP) melibatkan penyusunan skenario-skenario yang memperhitungkan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi di sekitar lokasi proyek. Dalam kawasan perumahan, PDP dapat mencakup estimasi dampak terhadap kualitas udara, air, dan tanah sebagai akibat dari aktivitas konstruksi dan pengembangan. Aspek sosial seperti relokasi penduduk, perubahan struktur sosial, dan aksesibilitas terhadap fasilitas umum juga dapat diproyeksikan. PDP dapat menyoroti potensi konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari proyek perumahan terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Kebermanfaatan PDP terletak pada kemampuannya untuk membantu pemangku kepentingan memahami dan merencanakan respons terhadap dampak yang diantisipasi. Dengan memperhitungkan variasi skenario, PDP memungkinkan pengembang dan pemerintah lokal untuk mengadopsi strategi mitigasi yang sesuai, seiring dengan tujuan keberlanjutan dan kebutuhan masyarakat setempat. Sebagai alat perencanaan, PDP menjadi landasan yang kuat untuk meminimalkan dampak negatif dan memastikan bahwa proyek perumahan dapat berkontribusi positif terhadap lingkungan dan komunitas. J. Evaluasi dampak Penting Proses ini memeriksa hasil pelaksanaan proyek berdasarkan dampak yang telah diidentifikasi sebelumnya dalam studi AMDAL Dalam kawasan perumahan, EDP dapat mencakup analisis terhadap perubahan kualitas udara, air, dan tanah, serta dampak terhadap tata ruang dan kehidupan
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 92 sosial masyarakat lokal. Pada tahap ini, data-data yang telah dikumpulkan selama proyek dapat dibandingkan dengan baseline sebelum proyek dimulai untuk mengevaluasi sejauh mana dampak telah terjadi. EDP juga dapat mencakup pengukuran kinerja proyek terhadap indikator-indikator keberlanjutan yang telah ditetapkan. Pentingnya EDP adalah memberikan gambaran yang akurat tentang dampak aktual proyek terhadap lingkungan dan masyarakat. Hasil evaluasi ini menjadi dasar untuk menilai keefektifan strategi mitigasi yang telah diimplementasikan dan untuk memperbaiki langkah-langkah yang mungkin diperlukan. EDP, dengan demikian, berperan sebagai alat evaluasi berkelanjutan yang mendukung pengembangan perumahan yang sejalan dengan prinsipprinsip keberlanjutan.
Dr. Felly Ferol Warouw 93 AMDAL Kawasan Perumahan melibatkan studi latar belakang, tujuan, dan kegunaan untuk menganalisis dampak proyek perumahan. Fokus dampak terutama pada kualitas udara, air, tanah, serta aspek sosial dan ekonomi. Penentuan wilayah studi dilakukan secara cermat. Metode pengumpulan dan analisis data digunakan untuk mendapatkan informasi yang akurat. Metode prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak penting melibatkan proyeksi dan penilaian dampak yang mungkin terjadi serta evaluasi efektivitas mitigasi. Rencana Usaha atau Kegiatan dirancang untuk panduan implementasi, sementara Rona Lingkungan Hidup memberikan gambaran holistik. Seluruh proses ini bertujuan menciptakan proyek perumahan yang berkelanjutan, dengan dampak negatif minimal dan manfaat positif bagi lingkungan dan masyarakat setempat.
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 94 1. Bagaimana efektivitas strategi mitigasi dampak yang diidentifikasi dalam AMDALKawasan Perumahan untuk meminimalkan konsekuensi negatif terhadap lingkungan? 2. Apakah rencana implementasi yang dijelaskan dalam Rencana Usaha atau Kegiatan telah terlaksana sesuai dengan tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang ditetapkan dalam studi AMDAL 3. Bagaimana respons masyarakat lokal terhadap perubahan yang terjadi setelah pelaksanaan proyek perumahan, dan sejauh mana program mitigasi sosial telah berhasil mengelola dampak terhadap komunitas setempat?
Dr. Felly Ferol Warouw 95 AMDAL Kawasan Pariwisata ETELAH menyelesaikan bab ini, diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan konsep Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDALpada kawasan pariwisata. Dalam bab ini, mahasiswa akan memahami latar belakang, tujuan, dan kegunaan studi AMDAL dalam konteks kawasan pariwisata. Mereka akan diajarkan mengidentifikasi dampak penting yang perlu dievaluasi, seperti dampak terhadap lingkungan alam, keberlanjutan ekosistem, dan masyarakat lokal. Wilayah studi akan menjadi fokus, melibatkan pemahaman mendalam terhadap area pariwisata dan dampak yang mungkin timbul. Mahasiswa akan mempelajari metode pengumpulan dan analisis data yang relevan untuk menilai dampak lingkungan dan sosial. Selanjutnya, metode prakiraan dan evaluasi dampak penting akan membekali mahasiswa dengan keterampilan untuk meramalkan dan mengevaluasi dampak proyek pariwisata. S 9
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 96 Rencana Usaha atau Kegiatan akan membantu mereka merancang strategi mitigasi yang sesuai, dan Rona Lingkungan Hidupakan memberikan wawasan holistik terhadap kondisi lingkungan sebelum dan sesudah proyek. Dengan pemahaman mendalam terhadap konsep Prakiraan Dampak Penting dan Evaluasi Dampak Penting, mahasiswa diharapkan dapat memberikan penjelasan yang komprehensif tentang implementasi AMDAL pada kawasan pariwisata. A. Latar belakang, Tujuan, dan Kegunaan Studi AMDAL Dalam kawasan wisata, latar belakang studi lebih menekankan pada dinamika pariwisata, pertumbuhan industri pariwisata, dan dampaknya terhadap lingkungan serta masyarakat lokal. Tujuan studi dalam konteks ini lebih spesifik untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi dampak pariwisata, seperti perubahan pada daya dukung lingkungan, keberlanjutan budaya, dan dampak sosial ekonomi. Kegunaan studi AMDALkawasan wisata lebih terfokus pada pengambilan keputusan yang mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, memastikan bahwa pertumbuhan sektor pariwisata tidak merugikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan demikian, AMDAL kawasan wisata menawarkan pendekatan yang lebih khusus dan teradaptasi untuk tantangan yang unik di dalam industri pariwisata. B. Dampak Penting yang Ditelaah Dampak penting yang ditelaah dalam AMDAL kawasan wisata memiliki perbedaan signifikan dengan konsep umumnya. Dalam konteks kawasan wisata, dampak yang diberi penekanan lebih khusus terkait dengan karakteristik pariwisata, seperti dampak terhadap keberlanjutan ekosistem
Dr. Felly Ferol Warouw 97 alam, keberlanjutan budaya dan heritage lokal, serta dampak positif atau negatif terhadap ekonomi lokal. Dibandingkan dengan konsep umum AMDAL yang lebih bersifat umum dan bersifat lintas sektor, AMDAL kawasan wisata cenderung lebih fokus pada dampak-dampak yang unik terhadap destinasi pariwisata, seperti peningkatan volume pengunjung, infrastruktur pariwisata, dan konservasi sumber daya alam. Oleh karena itu, dampak yang ditelaah dalam AMDAL kawasan wisata lebih spesifik dan terkait erat dengan keberlanjutan dan pengelolaan pariwisata secara keseluruhan. C. Wilayah studi Dalam AMDALkawasan wisata, wilayah studi lebih terfokus pada area destinasi pariwisata yang mencakup aspek-aspek unik yang berkaitan dengan pariwisata, seperti kawasan alam, situs bersejarah, atau daerah budaya. Pengidentifikasian batas wilayah studi tidak hanya mencakup faktor fisik dan biologis, tetapi juga mempertimbangkan daya tarik wisata, infrastruktur pariwisata, dan pola kunjungan wisatawan. Hal ini mencerminkan kebutuhan untuk memahami secara khusus dampak pariwisata terhadap elemen-elemen yang membuat destinasi tersebut menarik. Oleh karena itu, wilayah studi dalam AMDAL kawasan wisata mencakup parameter yang lebih khusus dan relevan dengan karakteristik unik dari destinasi pariwisata yang bersangkutan. D. Metode Pengumpulan Dan Analisis Data Dalam konteks kawasan wisata, metode ini cenderung lebih memperhatikan aspek-aspek khusus yang berkaitan dengan pariwisata, seperti perilaku wisatawan, pola
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 98 kunjungan, dan dampak infrastruktur pariwisata. Pengumpulan data dapat melibatkan survei kunjungan, analisis tren wisata, dan pemetaan infrastruktur pariwisata. Analisis data lebih terfokus pada dampak yang spesifik terhadap daya dukung lingkungan dan kapasitas budaya, serta implikasinya terhadap perekonomian lokal. Oleh karena itu, metode pengumpulan dan analisis data dalam AMDAL kawasan wisata cenderung lebih terarah dan sesuai dengan karakteristik unik dari industri pariwisata. E. Metode Prakiraan Dampak Penting Metode Prakiraan Dampak Penting kawasan wisata lebih terfokus pada estimasi dampak yang berkaitan dengan aktivitas pariwisata, seperti peningkatan volume kunjungan, perubahan pola konsumsi, atau dampak terhadap daya dukung lingkungan alam dan budaya. Prakiraan dapat melibatkan model-model khusus yang mempertimbangkan karakteristik unik dari destinasi pariwisata, termasuk proyeksi pertumbuhan wisata dan evaluasi kapasitas penerimaan. Oleh karena itu, metode prakiraan dampak penting dalam AMDAL kawasan wisata cenderung lebih adaptif dan mengakomodasi kompleksitas yang melekat dalam perencanaan dan pengelolaan pariwisata berkelanjutan. F. Metode Evaluasi Dampak Penting Dalam AMDAL kawasan wisata, pendekatan evaluasi dampak penting (EDP) menonjolkan perbedaan yang cukup jelas dengan konsep umum AMDAL. Khususnya, EDP dalam konteks wisata lebih menekankan penilaian dampak terhadap keunikan dan keberlanjutan destinasi wisata. Metode ini lebih terfokus pada aspek-aspek khusus seperti
Dr. Felly Ferol Warouw 99 dampak terhadap kelestarian alam, pelestarian budaya, dan efek ekonomi terhadap komunitas setempat. Evaluasi ini mencakup pertimbangan terhadap kualitas pengalaman wisatawan, dampak terhadap daya tarik wisata, dan kontribusi ekonomi yang dihasilkan. Dengan demikian, EDP dalam AMDAL kawasan wisata memungkinkan analisis dampak yang lebih relevan dan sesuai dengan dinamika pariwisata yang bersangkutan. G. Rencana Usaha Atau Kegiatan Rencana Usaha atau Kegiatan (RUK) dalam AMDAL kawasan wisata mencerminkan perbedaan signifikan dengan konsep AMDAL umumnya. Dalam konteks wisata, RUK lebih berfokus pada langkah-langkah operasional dan strategi yang mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Rencana ini mencakup tindakan konkret untuk menjaga dan meningkatkan daya tarik wisata, pengelolaan kunjungan wisatawan, serta pelestarian aspek budaya dan lingkungan. RUK dalam AMDAL kawasan wisata juga dapat mencakup inisiatif untuk mengoptimalkan manfaat ekonomi lokal dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Dengan demikian, RUK dalam konteks kawasan wisata menjadi alat panduan yang lebih spesifik dan terkait erat dengan tantangan dan peluang yang unik dalam industri pariwisata. H. Rona Lingkungan Hidup Rona Lingkungan Hidup (RLH) lebih menyoroti kondisi lingkungan yang mempengaruhi pengalaman dan keberlanjutan wisata. Evaluasi RLH mencakup pemantauan aspekaspek seperti keberlanjutan ekosistem, kelestarian sumber daya alam, dan dampak pariwisata terhadap keseimbangan ekologis. Lebih dari itu, RLH juga mengevaluasi bagaimana
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 100 aktivitas wisata memengaruhi kualitas lingkungan secara keseluruhan, termasuk aspek budaya dan sosial. Oleh karena itu, RLH dalam AMDAL kawasan wisata memberikan perspektif yang lebih holistik dan terfokus pada interaksi antara pariwisata dan lingkungan, membantu merencanakan pengelolaan yang berkelanjutan dan memastikan bahwa keunikan destinasi wisata tetap terjaga. I. Prakiraan Dampak Penting Prakiraan Dampak Penting (PDP) dalam AMDAL kawasan wisata menekankan proyeksi dampak yang berkaitan dengan keberlanjutan destinasi wisata. Metode prakiraan ini lebih terfokus pada perubahan yang mungkin terjadi dalam hal daya dukung lingkungan, pelestarian budaya, dan dampak ekonomi. Dalam konteks pariwisata, PDP dapat melibatkan estimasi peningkatan volume wisatawan, evaluasi potensial perubahan infrastruktur, serta dampak terhadap perekonomian lokal. Dengan meramalkan dampak yang mungkin terjadi, PDP membantu dalam perencanaan strategis untuk menjaga keberlanjutan destinasi dan memastikan manfaat positif pariwisata tercapai tanpa merugikan lingkungan dan masyarakat setempat. J. Evaluasi dampak Penting Dalam konteks wisata, EDP lebih menitikberatkan pada penilaian dampak yang terkait dengan karakteristik khusus destinasi pariwisata. Evaluasi ini mencakup analisis efek terhadap keberlanjutan ekosistem, pelestarian warisan budaya, dan dampak sosial-ekonomi pada masyarakat setempat. Selain itu, EDP dalam AMDALkawasan wisata juga mempertimbangkan pengalaman wisatawan, memastikan bahwa dampak positifnya melibatkan kepuasan pengunjung
Dr. Felly Ferol Warouw 101 dan pelestarian daya tarik pariwisata. Dengan demikian, EDP menjadi alat evaluasi yang lebih kontekstual dan terfokus untuk mengukur dampak pariwisata dengan memperhatikan nuansa dan dinamika khas setiap destinasi wisata.
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 102 AMDAL Kawasan Pariwisata merupakan pendekatan khusus untuk mengevaluasi dampak proyek pariwisata. Fokusnya mencakup dampak lingkungan alam, keberlanjutan budaya, dan dampak sosial ekonomi terhadap masyarakat. Wilayah studi ditentukan dengan mempertimbangkan karakteristik unik destinasi pariwisata. Metode pengumpulan dan analisis data, prakiraan dampak penting, serta evaluasi dampak penting dirancang khusus untuk mencerminkan dinamika pariwisata. Rencana Usaha atau Kegiatan dikembangkan untuk mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, sementara Rona Lingkungan Hidup memberikan pandangan holistik terhadap kondisi lingkungan. Prakiraan dan evaluasi dampak penting membantu menyelaraskan pengembangan pariwisata dengan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Dr. Felly Ferol Warouw 103 1. Bagaimana AMDAL Kawasan Pariwisata dapat memberikan kontribusi untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan budaya destinasi wisata? 2. Sejauh mana metode pengumpulan dan analisis data dalam AMDALKawasan Pariwisata dapat mencerminkan kompleksitas dinamika pariwisata yang unik? 3. Bagaimana Rencana Usaha atau Kegiatan dalam AMDAL Kawasan Pariwisata dapat memastikan pemberdayaan ekonomi lokal dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata?
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 104 Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) UJUAN dari rencana pengelolaan lingkungan dijelaskan sebagai upaya untuk mengidentifikasi dan mengatasi dampak yang mungkin timbul. Selanjutnya, mahasiswa diperkenalkan pada konsep pengelolaan lingkungan, mencakup strategi untuk memitigasi dampak dan mempromosikan keberlanjutan. Lokasi pengelolaan lingkungan, periode pengelolaan, dan pembiayaan pengelolaan lingkungan dibahas untuk memberikan gambaran komprehensif tentang implementasi rencana ini. Selain itu, mahasiswa diarahkan untuk memahami peran institusi dalam pengelolaan lingkungan, termasuk koordinasi dan kontrol yang diperlukan untuk mencapai tujuan keberlanjutan yang diinginkan. Keseluruhan, T 10
Dr. Felly Ferol Warouw 105 bab ini memberikan landasan penting bagi mahasiswa untuk memahami dan menjelaskan proses serta komponen-komponen yang terlibat dalam rencana pengelolaan lingkungan. A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting Dampak Penting adalah konsekuensi signifikan yang dapat timbul dari suatu proyek atau kegiatan terhadap lingkungan, baik secara positif maupun negatif. Dampak ini menjadi fokus utama dalam penilaian dampak lingkungan, karena berdampak langsung pada keseimbangan ekosistem, kualitas lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat setempat. Contoh dampak penting melibatkan perubahan pada kualitas air, udara, tanah, serta dampak terhadap flora-fauna dan masyarakat lokal. Sumber Dampak Penting merujuk pada asal atau penyebab dari dampak-dampak tersebut. Ini mencakup segala aktivitas atau faktor yang dapat memicu atau menyebabkan dampak tersebut terjadi. Contohnya, sumber dampak penting pada proyek industri mungkin termasuk pembangunan fisik, penggunaan bahan kimia, atau pelepasan limbah. Keperluan memahami dampak penting dan sumbernya terletak pada kemampuan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola dampak tersebut secara efektif. Hal ini memungkinkan perencanaan dan implementasi strategi mitigasi yang tepat guna, serta memberikan dasar bagi upaya meminimalkan dampak negatif sambil memaksimalkan dampak positif dari suatu proyek atau kegiatan.
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 106 B. Tolok Ukur Dampak Tolok Ukur Dampak merupakan parameter atau standar yang digunakan untuk mengukur sejauh mana dampak suatu proyek atau kegiatan terhadap lingkungan. Tujuan dari menetapkan tolok ukur ini adalah untuk memberikan landasan objektif dalam mengevaluasi dan memantau dampak yang mungkin timbul. Tolok ukur dapat berupa angka, indikator kualitatif, atau standar yang telah ditetapkan untuk kategori tertentu seperti kualitas air, tingkat kebisingan, atau biodiversitas. Misalnya, jika proyek melibatkan pengelolaan limbah cair, tolok ukur dapat mencakup parameter seperti konsentrasi zat-zat kimia tertentu dalam air limbah yang dibuang. Dalam hal kebisingan, tolok ukur dapat berupa batasan desibel yang tidak boleh terlampaui. Urgensi tolok ukur dampak terletak pada kemampuannya untuk menyediakan dasar yang jelas dan terukur dalam mengevaluasi dampak suatu kegiatan terhadap lingkungan. Dengan memiliki tolok ukur yang spesifik, evaluasi dampak menjadi lebih obyektif dan dapat diukur secara konsisten. Hal ini memungkinkan pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait, untuk memahami dengan lebih baik dampak yang mungkin terjadi serta memantau implementasi tindakan mitigasi. Selain itu, tolok ukur dampak juga memberikan landasan untuk penyusunan kebijakan lingkungan yang efektif dan berkelanjutan. Dengan demikian, tolok ukur dampak bukan hanya sebagai alat evaluasi, tetapi juga sebagai panduan untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan lingkungan.
Dr. Felly Ferol Warouw 107 C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) adalah mencapai keseimbangan yang berkelanjutan antara pembangunan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa tujuan umum Rencana Pengelolaan Lingkungan dalam konteks ini melibatkan: 1. Konservasi Sumber Daya Alam Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya alam dengan tujuan untuk melindungi keanekaragaman hayati, menjaga ketersediaan air bersih, dan merawat tanah. 2. Pengendalian Pencemaran Mengurangi emisi dan pelepasan limbah yang dapat mencemari udara, air, dan tanah, serta mengembangkan strategi untuk memitigasi dampak pencemaran yang mungkin terjadi. 3. Peningkatan Kualitas Udara dan Air Menetapkan langkah-langkah untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas udara dan air melalui pengelolaan emisi gas berbahaya, zat kimia beracun, dan limbah cair. 4. Pengelolaan LimbahPadat Mengembangkan sistem pengelolaan limbah padat yang efisien, termasuk daur ulang, untuk mengurangi volume limbah dan mencegah penumpukan sampah berlebih. 5. Pelestarian Keanekaragaman Hayati Melindungi dan mendukung keanekaragaman hayati dengan mempertahankan habitat alami, menerapkan
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 108 langkah-langkah pelestarian, dan mengendalikan aktivitas yang dapat merusak ekosistem. 6. Pemberdayaan Masyarakat Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan, dan menyediakan pendidikan lingkungan. 7. Pengelolaan Bencana Alam Mengidentifikasi dan mengurangi risiko bencana alam, termasuk banjir, gempa bumi, dan tanah longsor, serta menyusun rencana tanggap darurat yang efektif. 8. Perencanaan Tata Ruang Menyusun rencana tata ruang yang berkelanjutan, memastikan pengembangan wilayah yang teratur dan sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, Rencana Pengelolaan Lingkungan di tingkat umum bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sehat, lingkungan yang lestari, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. D. Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Lingkungan merupakan serangkaian tindakan yang dirancang untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sambil mendukung keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL), pengelolaan lingkungan pada tingkat umum mencakup aspek-aspek seperti:
Dr. Felly Ferol Warouw 109 1. Pengelolaan Sumber Daya Alam Implementasi strategi untuk memastikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan, melibatkan kebijakan pengelolaan hutan, lahan, air, dan keanekaragaman hayati. 2. Pengelolaan Limbah Perancangan sistem pengelolaan limbah yang efektif, termasuk pengelolaan limbah padat, cair, dan gas, dengan fokus pada daur ulang, reduksi, dan pemusnahan yang aman. 3. Pengendalian Pencemaran Implementasi langkah-langkah untuk meminimalkan pelepasan polutan ke lingkungan, termasuk regulasi terhadap emisi industri dan kontrol pencemaran air. 4. Pelestarian Ruang Terbuka Hijau Perlindungan dan pengelolaan ruang terbuka hijau, termasuk taman kota, hutan kota, dan area rekreasi, untuk mendukung keseimbangan ekosistem dan kegiatan rekreasi masyarakat. 5. Pengelolaan Energi Penerapan kebijakan dan praktik untuk meningkatkan efisiensi energi, mempromosikan penggunaan sumber energi terbarukan, dan mengurangi emisi gas rumah kaca. 6. Perencanaan Tata Ruang Pembangunan rencana tata ruang yang berkelanjutan, mempertimbangkan aspek-aspek seperti zonasi lingkungan, ketersediaan lahan terbuka, dan mitigasi risiko bencana alam.
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 110 7. Pemberdayaan Masyarakat Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, menyediakan edukasi lingkungan, dan membangun kesadaran akan tanggung jawab bersama terhadap lingkungan. 8. Penegakan Kebijakan Lingkungan Menerapkan aturan dan regulasi lingkungan, serta menjalankan mekanisme penegakan hukum untuk memastikan kepatuhan dan perlindungan terhadap lingkungan. Pengelolaan Lingkungan yang efektif membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat, dan lembaga lainnya untuk mencapai tujuan keberlanjutan dan melindungi kesehatan lingkungan. E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Lingkungan merujuk pada tempat atau area khusus di mana berbagai kegiatan pengelolaan lingkungan dilaksanakan. Dalam konteks Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL), penentuan lokasi pengelolaan lingkungan sangat penting untuk memastikan efektivitas dan efisiensi upaya pelestarian serta mitigasi dampak lingkungan. Beberapa aspek terkait lokasi pengelolaan lingkungan melibatkan: 1. Fasilitas Pengelolaan Limbah Menetapkan tempat yang strategis untuk fasilitas pengelolaan limbah, termasuk tempat pembuangan akhir, pabrik daur ulang, atau instalasi pemusnahan limbah, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
Dr. Felly Ferol Warouw 111 2. Zonasi Lingkungan Menerapkan konsep zonasi lingkungan di suatu kawasan, membedakan antara area perlindungan ekosistem sensitif, kawasan pemukiman, dan zona industri, untuk mengoptimalkan manfaat lingkungan dan meminimalkan risiko dampak negatif. 3. Pelestarian Ruang Terbuka Hijau Menetapkan dan memelihara lokasi-lokasi ruang terbuka hijau, seperti taman kota, resapan air, dan hutan kota, untuk mendukung keseimbangan ekosistem dan memberikan manfaat rekreasi bagi masyarakat. 4. Pusat Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Menentukan lokasi untuk pusat pelestarian keanekaragaman hayati, terutama jika kawasan tersebut memiliki ekosistem yang unik atau menjadi habitat bagi spesies yang terancam punah. 5. Pusat Edukasi Lingkungan Menempatkan pusat-pusat edukasi lingkungan di lokasi yang mudah diakses oleh masyarakat, untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap isuisu lingkungan. 6. Lokasi Proyek Energi Terbarukan Penetapan lokasi yang sesuai untuk proyek-proyek energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya atau angin, dengan mempertimbangkan dampak visual, ekologis, dan sosial. 7. Lokasi Pusat Penelitian Lingkungan Menempatkan pusat penelitian lingkungan di lokasi yang strategis untuk memantau dan mengevaluasi perubahan lingkungan serta melakukan penelitian terhadap solusi inovatif untuk masalah lingkungan.
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 112 8. Zonasi Bencana Alam Mengidentifikasi dan menetapkan lokasi pengelolaan risiko bencana alam, termasuk jalur evakuasi dan pusat penanganan darurat, untuk meminimalkan dampak bencana dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Penentuan lokasi pengelolaan lingkungan membutuhkan evaluasi cermat terhadap karakteristik lingkungan, kebutuhan masyarakat, dan jenis kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan.. F. Periode Pengelolaan Lingkungan Periode Pengelolaan Lingkungan mencakup rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan pengelolaan lingkungan. Dalam konteks Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL), periode ini dirancang untuk memastikan kelangsungan upaya pelestarian, pemantauan, dan mitigasi dampak lingkungan. Beberapa aspek terkait periode pengelolaan lingkungan melibatkan: 1. Pemeliharaan Rutin Menetapkan jadwal untuk kegiatan pemeliharaan rutin, seperti pembersihan fasilitas pengelolaan limbah, perawatan ruang terbuka hijau, dan pengawasan terhadap instalasi lingkungan. 2. Pemantauan dan Evaluasi Menentukan frekuensi pemantauan lingkungan untuk menilai dampak kegiatan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi efektivitas tindakan pengelolaan yang telah diimplementasikan.
Dr. Felly Ferol Warouw 113 3. Pembaruan dan Revisi RPL Menetapkan jangka waktu di mana Rencana Pengelolaan Lingkungan akan diperbarui dan direvisi, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan perubahan kondisi lingkungan. 4. Siklus Proyek Mengacu pada siklus hidup proyek atau kegiatan tertentu, dengan menetapkan periode spesifik untuk implementasi langkah-langkah pengelolaan lingkungan dari tahap perencanaan hingga pasca-eksekusi. 5. Periode Penanganan Darurat Menyusun rencana untuk periode penanganan darurat, khususnya jika terjadi bencana alam atau insiden lingkungan yang memerlukan respons cepat. 6. Periode Program Pendidikan Lingkungan Menetapkan waktu untuk melaksanakan programprogram edukasi lingkungan kepada masyarakat dan pihak terkait guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman. 7. Periode Rehabilitasi Lingkungan Menentukan jangka waktu di mana upaya rehabilitasi lingkungan, seperti reforestasi atau restorasi habitat alami, akan diimplementasikan untuk memulihkan kondisi lingkungan yang terdampak. Periode pengelolaan lingkungan harus mencerminkan kebutuhan kontinuitas upaya pengelolaan, sambil memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi atau kebutuhan baru seiring waktu. Penentuan periode ini penting untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas Rencana Pengelolaan Lingkungan secara keseluruhan..
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 114 G. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan melibatkan pengaturan sumber daya keuangan untuk mendukung implementasi Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL). Dalam konteks ini, pembiayaan menjadi kunci untuk menjamin keberlanjutan upaya pelestarian dan mitigasi dampak lingkungan. Beberapa aspek terkait pembiayaan pengelolaan lingkungan melibatkan: 1. Anggaran Operasional Menetapkan alokasi anggaran untuk operasional sehari-hari, termasuk biaya pemeliharaan fasilitas pengelolaan limbah, pemantauan lingkungan, dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan. 2. Investasi Awal Menentukan dana untuk investasi awal dalam infrastruktur pengelolaan lingkungan, seperti pendirian fasilitas pengelolaan limbah atau instalasi penanggulangan polusi. 3. Pembiayaan Penelitian Mengalokasikan sumber daya keuangan untuk penelitian dan pemantauan lingkungan yang berkelanjutan guna mendukung pengembangan teknologi dan inovasi dalam pengelolaan lingkungan. 4. Dana Darurat Menyiapkan dana darurat yang dapat digunakan dalam situasi mendesak, termasuk penanganan bencana alam atau kejadian tak terduga yang dapat mengancam lingkungan.
Dr. Felly Ferol Warouw 115 5. Sumber Dana Eksternal Mengeksplorasi potensi sumber dana eksternal, seperti hibah lingkungan, investasi dari lembaga keuangan internasional, atau kemitraan dengan sektor swasta untuk mendukung keberlanjutan Rencana Pengelolaan Lingkungan. 6. Pajak atau Pembebanan Lingkungan Membuat kebijakan pajak atau pembebanan lingkungan bagi industri atau pihak yang bertanggung jawab atas dampak signifikan terhadap lingkungan. 7. Dana Masyarakat Membangun mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat, misalnya melalui program-program partisipatif atau donasi sukarela, untuk mendukung kegiatan pengelolaan lingkungan. 8. Perencanaan Jangka Panjang Merancang strategi pembiayaan jangka panjang yang mencakup perencanaan untuk periode yang akan datang, dengan mengidentifikasi sumber daya keuangan yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan RPL. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan perlu diarahkan untuk mendukung tujuan keberlanjutan dan memberikan dorongan bagi pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dengan efektif. Langkah-langkah ini membantu memastikan bahwa sumber daya finansial yang memadai tersedia untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. H. Institusi Pengelolaan Lingkungan Institusi Pengelolaan Lingkungan merujuk pada lembaga atau organisasi yang bertanggung jawab atas implementasi
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 116 dan pengawasan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) dalam suatu kawasan. Institusi ini memiliki peran penting dalam menjamin efektivitas dan keberlanjutan upaya pengelolaan lingkungan. Beberapa aspek terkait institusi pengelolaan lingkungan melibatkan: 1. Otoritas Lingkungan Menetapkan atau mengidentifikasi lembaga otoritas lingkungan yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mengawasi implementasi RPL, memberikan izin, dan menegakkan regulasi lingkungan. 2. Forum Konsultasi Masyarakat Membentuk forum konsultasi atau badan perwakilan masyarakat yang dapat memberikan masukan dan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan lingkungan. 3. Tim Pengelola Lingkungan Membentuk tim atau unit khusus di dalam institusi yang terdiri dari ahli-ahli multidisiplin untuk mengelola, memantau, dan mengevaluasi implementasi RPL. 4. Kemitraan dengan Pihak Eksternal Mengembangkan kemitraan dengan lembagalembaga penelitian, organisasi lingkungan, dan sektor swasta untuk mendukung pengembangan dan implementtasi kebijakan pengelolaan lingkungan. 5. Pelibatan Pemerintah Daerah Melibatkan pemerintah daerah dalam institusi pengelolaan lingkungan, memastikan koordinasi dan integrasi antara tingkat pemerintahan pusat dan daerah. 6. Sistem Informasi Lingkungan Membangun sistem informasi lingkungan yang efektif untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menyaji-
Dr. Felly Ferol Warouw 117 kan data terkait kondisi lingkungan serta hasil pemantauan dan evaluasi. 7. Program Pendidikan dan Pelatihan Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan bagi personel institusi dan masyarakat agar dapat lebih memahami dan terlibat dalam upaya pengelolaan lingkungan. 8. Pengawasan dan Kepatuhan Menetapkan mekanisme pengawasan dan inspeksi untuk memastikan bahwa pihak-pihak terkait mematuhi ketentuan RPL dan menjatuhkan sanksi jika terdapat pelanggaran. 9. Transparansi dan Akuntabilitas Menerapkan praktik-praktik transparansi dan akuntabilitas dalam kebijakan dan keputusan institusi, termasuk publikasi laporan berkala tentang pencapaian dan tantangan yang dihadapi. Institusi Pengelolaan Lingkungan yang kuat dan efisien merupakan pondasi bagi keberhasilan implementasi RPL dan pencapaian tujuan pelestarian lingkungan. Keterlibatan berbagai pihak serta sistem manajemen yang baik akan meningkatkan efektivitas lembaga tersebut dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 118 Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) adalah dokumen strategis yang merinci langkah-langkah konkret untuk melaksanakan dan memonitor kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah diidentifikasi dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL). RKL berfokus pada aspek teknis dan operasional, mencakup rincian implementasi tindakan mitigasi dan pemulihan dampak lingkungan yang telah diidentifikasi. Dokumen ini memberikan panduan praktis bagi pihak terkait, termasuk pengembang proyek, dalam menjalankan kegiatan sehari-hari yang ramah lingkungan dan sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Selain itu, RKL juga mencakup mekanisme pemantauan dan pelaporan untuk memastikan bahwa tindakan pengelolaan lingkungan dapat dievaluasi secara berkala dan disesuaikan dengan kondisi yang berkembang.
Dr. Felly Ferol Warouw 119 1. Bagaimana institusi pengelola dapat menggunakan tolak ukur dalam mengawasi dan mengevaluasi dampak penting yang muncul dari suatu proyek atau kegiatan terhadap lingkungan? 2. Sejauh mana zona hijau diidentifikasi dan dikelola sebagai strategi untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul dari suatu kegiatan atau proyek, dan bagaimana efektivitasnya diukur berdasarkan tolak ukur yang telah ditetapkan? 3. Bagaimana peran tolak ukur dalam merancang dan menilai dampak positif yang diharapkan dari suatu proyek atau kegiatan, dan bagaimana institusi pengelola dapat memastikan bahwa dampak tersebut memenuhi standar atau tolak ukur yang telah ditentukan?
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 120 Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) ENTINGNYA pemantauan dalam konteks AMDAL dengan fokus pada pemantauan dampak lingkungan yang signifikan. Dampak penting yang dijelaskan dalam bab ini mencakup berbagai aspek seperti kualitas udara, air, tanah, serta dampak terhadap masyarakat lokal dan keanekaragaman hayati. Rencana Pemantauan Lingkungan dijelaskan sebagai upaya untuk mengidentifikasi dan mengendalikan dampak yang mungkin muncul selama tahap operasional kawasan industri. Metode pemantauan lingkungan yang efektif dan efisien juga dibahas P 11
Dr. Felly Ferol Warouw 121 untuk memastikan data yang diperoleh dapat memberikan informasi yang akurat. Terakhir, peran institusi pemantau lingkungan dalam menyusun dan melaksanakan Rencana Pemantauan Lingkungan untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan operasional dan dapat mengaplikasikan pengetahuan ini dalam menjelaskan dan mengelola dampak lingkungan yang timbul dari kegiatan industri. A. Latar Belakang Pemantauan Latar belakang pemantauan lingkungan dalam konteks Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL merupakan dasar penting untuk memahami dan mengelola dampak yang mungkin dihasilkan dari kegiatan industri. Pemantauan lingkungan melibatkan pemantauan secara sistematis terhadap parameter-parameter lingkungan, seperti kualitas udara, air, dan tanah, untuk memastikan kepatuhan terhadap standar lingkungan yang ditetapkan dan untuk mengidentifikasi potensi dampak negatif. Latar belakang ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan industri dan perlindungan lingkungan. Pemantauan yang baik memberikan dasar data yang akurat untuk evaluasi dampak, membantu perbaikan berkelanjutan, dan mendukung pengambilan keputusan yang berbasis bukti. Oleh karena itu, pemantauan lingkungan menjadi instrumen kunci dalam memastikan keberlanjutan operasional industri, mengurangi dampak negatif, dan meningkatkan kualitas lingkungan sekitarnya. B. Dampak Penting Yang Dipantau Dalam Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) pada AMDAL, dampak penting yang dipantau menjadi fokus utama untuk menilai dan mengelola konsekuensi yang mungkin
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 122 timbul dari kegiatan tersebut. Dampak penting mencakup berbagai aspek, seperti perubahan kualitas udara, air, dan tanah, serta dampak terhadap masyarakat lokal dan keanekaragaman hayati. Dalam konteks ini, pemantauan kualitas udara dapat mencakup emisi gas buang industri yang dapat mempengaruhi udara sekitar. Pemantauan kualitas air melibatkan evaluasi terhadap limbah cair yang dibuang oleh industri ke sumber air terdekat. Sementara itu, pemantauan kualitas tanah dapat fokus pada penggunaan zat kimia atau dampak dari limbah padat industri. Aspek sosial seperti dampak terhadap masyarakat lokal juga menjadi bagian integral yang dipantau. Oleh karena itu, dampak penting yang diidentifikasi dan dipantau dalam RPL mencakup berbagai parameter yang mencerminkan dampak potensial industri terhadap lingkungan dan sosial di sekitarnya. C. Sumber Dampak Parameter Lingkungan Yang Dipantau Sumber dampak dan parameter lingkungan yang dipantau dalam Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) pada AMDALkawasan industri mencakup berbagai aspek yang dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang dampak dari kegiatan industri tersebut. Sumber dampak dapat berasal dari proses produksi, pembuangan limbah, atau aktivitas operasional lainnya yang berpotensi mempengaruhi lingkungan sekitar. 1. Kualitas Udara Sumber Dampak: Emisi gas buang dari proses industri, asap, debu, atau bahan kimia volatil. Parameter Lingkungan: Konsentrasi polutan udara seperti SO2, NOx, CO, dan partikulat.
Dr. Felly Ferol Warouw 123 2. Kualitas Air Sumber Dampak: Pembuangan limbah cair industri atau kebocoran zat berbahaya ke perairan. Parameter Lingkungan: Kandungan kimia dalam air seperti BOD, COD, logam berat, dan parameter lainnya. 3. Kualitas Tanah Sumber Dampak: Penggunaan zat kimia atau pembuangan limbah padat yang dapat merusak tanah. Parameter Lingkungan: Konsentrasi zat pencemar dalam tanah, tingkat keasaman, dan kandungan nutrisi. 4. Keanekaragaman Hayati Sumber Dampak: Perubahan habitat, deforestasi, atau kerusakan lingkungan yang dapat memengaruhi ekosistem. Parameter Lingkungan: Inventarisasi spesies, status habitat, dan parameter ekologis lainnya. 5. Masyarakat Lokal Sumber Dampak: Relokasi penduduk, perubahan kondisi sosial ekonomi, atau dampak psikososial. Parameter Lingkungan: Indikator kesejahteraan masyarakat, tingkat partisipasi, dan dampak sosial ekonomi. Pemantauan parameter-parameter ini diambil untuk mengevaluasi dampak lingkungan dan sosial serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan yang berlaku. Sumber dampak dan parameter lingkungan yang dipantau membantu membentuk dasar data yang kuat untuk pengambilan keputusan yang berkelanjutan dan berorientasi pada perlindungan lingkungan.
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 124 D. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Tujuan dari Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dalam konteks AMDAL kawasan industri adalah menyusun suatu strategi pemantauan yang sistematis dan efektif untuk mengukur, menganalisis, dan melaporkan dampak lingkungan dari kegiatan industri. RPL bertujuan untuk: 1. Identifikasi dan Evaluasi Dampak Menentukan dampak yang mungkin timbul dari kegiatan industri terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun negatif, dengan merinci jenis dampak dan parameter yang relevan. 2. Kuantifikasi Parameter Lingkungan Menentukan parameter-parameter lingkungan yang perlu diukur dan dipantau untuk menilai dampak, seperti kualitas udara, air, tanah, dan keanekaragaman hayati. 3. Memastikan Kepatuhan Terhadap Peraturan Lingkungan Memastikan bahwa kegiatan industri mematuhi semua peraturan dan standar lingkungan yang berlaku, serta merancang pemantauan untuk mengukur tingkat kepatuhan tersebut. 4. Mengidentifikasi Tren dan Pola Dampak Menganalisis data pemantauan secara periodik untuk mengidentifikasi tren jangka panjang, pola, atau perubahan dampak lingkungan yang dapat memengaruhi keberlanjutan operasional.
Dr. Felly Ferol Warouw 125 5. Perbaikan Berkelanjutan Menyediakan dasar informasi untuk merancang dan mengevaluasi langkah-langkah mitigasi serta perbaikan berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif. 6. Berikan Informasi untuk Stakeholder Memberikan informasi yang transparan dan dapat dipahami kepada para pemangku kepentingan (stakeholder), termasuk masyarakat lokal, pemerintah, dan pihak terkait lainnya, tentang dampak lingkungan dan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut. 7. Manajemen Risiko Membantu dalam manajemen risiko dengan mengidentifikasi potensi risiko lingkungan dan merancang langkah-langkah yang diperlukan untuk meminimalkan risiko tersebut. Dengan demikian, tujuan utama RPL adalah memberikan kerangka kerja yang terstruktur untuk memantau dampak lingkungan secara menyeluruh, mendukung pengambilan keputusan yang berbasis bukti, dan memastikan keberlanjutan operasional yang bertanggung jawab secara lingkungan. E. Metode Pemantauan Lingkungan Metode pemantauan lingkungan dalam Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) kawasan industri dirancang untuk mengumpulkan data yang akurat dan relevan guna mengevaluasi dampak lingkungan. Beberapa metode pemantauan yang umumnya digunakan melibatkan:
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 126 1. Pemantauan Aktif Menggunakan peralatan canggih seperti sensor otomatis atau alat pengukur terprogram untuk secara terus-menerus memantau parameter tertentu, seperti kualitas udara atau kualitas air. 2. Pemantauan Pasif Menggunakan metode yang memungkinkan lingkungan untuk "mengambil sampel" sendiri, seperti penggunaan alat penyerap yang menyerap polutan udara selama periode waktu tertentu untuk kemudian dianalisis. 3. Pemantauan Langsung Melibatkan pengukuran langsung oleh tenaga ahli atau petugas lapangan untuk mendapatkan data secara real-time atau dalam periode waktu tertentu. 4. Pemantauan Tertarget: Mengarahkan pemantauan pada parameter-parameter tertentu yang memiliki dampak signifikan, sesuai dengan karakteristik kegiatan industri dan kondisi lingkungan sekitar. 5. Pemantauan Partisipatif Masyarakat Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengumpulan data, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berkontribusi dalam memantau dampak lingkungan dari sudut pandang lokal mereka. 6. Teknologi Sensor Nirkabel Menggunakan sensor-sensor nirkabel yang terhubung ke jaringan, memungkinkan pengumpulan data secara real-time dan pemantauan yang lebih efisien.
Dr. Felly Ferol Warouw 127 7. Model Matematika dan Simulasi Menggunakan model matematika dan simulasi untuk meramalkan dampak lingkungan berdasarkan data historis dan kondisi saat ini. Metode pemantauan yang dipilih harus sesuai dengan jenis dampak yang diidentifikasi dan mempertimbangkan karakteristik unik dari kawasan industri tersebut. Pemantauan yang efektif akan memberikan data yang akurat, memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang dampak lingkungan, dan mendukung pengambilan keputusan yang berkelanjutan. F. Institusi Pemantau Lingkungan Institusi Pemantau Lingkungan (IPL) dalam konteks AMDAL kawasan industri mengacu pada lembaga atau organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan dan mengelola kegiatan pemantauan lingkungan. Peran IPL sangat penting untuk memastikan bahwa pemantauan dilakukan secara independen, obyektif, dan sesuai dengan standar yang berlaku. Institusi Pemantau Lingkungan (IPL) dapat bervariasi di setiap negara dan wilayah, tergantung pada regulasi dan kebijakan lingkungan yang berlaku. Namun, beberapa institusi yang umumnya terlibat dalam pemantauan lingkungan meliputi: 1. Badan Lingkungan Hidup Badan pemerintah yang memiliki peran dalam pengelolaan lingkungan, termasuk pemantauan dampak dari kegiatan industri dan proyek.
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 128 2. Lembaga Independen Pemantau Lingkungan Organisasi independen yang fokus pada pemantauan dan evaluasi dampak lingkungan, seringkali memiliki keahlian teknis yang mendalam. 3. Departemen Lingkungan Bagian dari pemerintah yang memfokuskan diri pada kebijakan dan tindakan lingkungan, termasuk pemantauan dan penegakan kepatuhan. 4. Universitas atau Pusat Penelitian Lingkungan Institusi pendidikan tinggi atau pusat penelitian yang terlibat dalam studi dan pemantauan dampak lingkungan untuk tujuan akademis dan penelitian. 5. Lembaga Konsultan Lingkungan Perusahaan atau konsultan yang disewa oleh proyek atau industri untuk melaksanakan pemantauan lingkungan. 6. Kelompok Masyarakat atau LSM Lingkungan Organisasi non-pemerintah yang memiliki fokus pada pemantauan dan perlindungan lingkungan, seringkali melibatkan partisipasi masyarakat. 7. Komite Lingkungan Pemerintah Daerah Unit atau komite yang bekerja di tingkat pemerintahan daerah untuk mengawasi dan memberikan rekomendasi terkait dampak lingkungan. 8. Lembaga Penelitian Sains dan Teknologi: Institusi yang terlibat dalam penelitian ilmiah dan teknologi yang relevan dengan pemantauan lingkungan.
Dr. Felly Ferol Warouw 129 Caro Anzola, E. W., & Mendoza Moreno, M. Á. (2021). Enhanced living environments (ELE): a paradigm based on integration of industry 4.0 and society 5.0 contexts with ambient assisted living (AAL). Gerontechnology III: Contributions to the Third International Workshop on Gerontechnology, IWoG 2020, October 5-6, 2020, Évora, Portugal, 121–132. Delyarahmi, S., & Murniwati, R. (2023). Peran Serta Masyarakat dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Dalam Rangka Perlindungan Hak atas Lingkungan Hidup. Unes Journal of Swara Justisia, 7(3), 1063–1084. GUNAWAN, I. (2021). Pelaksanaan Penegakan Hukum Terhadap Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Pembangunan Perumahan Di Kota Tegal. Universitas Pancasakti Tegal. Juniatmoko, R., Arifien, Y., Siahaya, A. N., Fahmi, A., Herniwanti, H., Kurnianingsih, O., Bagenda, C., Ratri, W. S., Yulianto, B., & Pudjiastuti, S. R. (2023). ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL).
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 130 Rangkuti, U. I. M., Fadillah, M. R., Rafif, M. K., & Hasibuan, A. (2023). Penerapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL sebagai Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sungai. Mitra Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 17–20. Rousseau, S., & Deschacht, N. (2020). Public awareness of nature and the environment during the COVID-19 crisis. Environmental and Resource Economics, 76, 1149–1159. Rumkel, L., Warhangan, M. T., & Samual, J. (2020). Tinjauan Yuridis mengenai Proses Perijinan Tentang Dampak Lingkungan (AMDAL). Lentera: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies, 2(2), 115–150. Sugiyanto, G., Makbul, R., Purnomo, T., Arifien, Y., Susilawaty, A., Pramudianto, A., Sinurat, J., Indah, N. K., Hasyim, H., & Sandra, L. (2022). Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Get Press. Sukananda, S., & Nugraha, D. A. (2020). Urgensi penerapan analisis dampak lingkungan (AMDAL) sebagai kontrol dampak terhadap lingkungan di Indonesia. Jurnal Penegakan Hukum Dan Keadilan, 1(2). Wihardjo, R. S. D., & Rahmayanti, H. (2021). Pendidikan Lingkungan Hidup. Penerbit NEM. Yakin, S. K. (2017). Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) sebagai instrumen pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan. Badamai Law Journal, 2(1), 113–132. Zakaria, I. A. (2022). Peran Serta Masyarakat dan Kewenangan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Pariwisata Berdasarkan Tinjauan Yuridis. Equality Before The Law, 1(2), 79–102.
Dr. Felly Ferol Warouw 131 AMDAL Suatu studi yang dilakukan untuk menganalisis dampak suatu proyek atau kegiatan terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun negatif Dampak Lingkungan Konsekuensi atau efek yang mungkin timbul dari suatu proyek atau kegiatan terhadap komponen lingkungan, seperti udara, air, tanah, flora-fauna, dan masyarakat Dampak Positif Konsekuensi yang menghasilkan perubahan atau efek baik terhadap lingkungan atau masyarakat, seperti peningkatan kualitas udara atau manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal Kualitas Udara Parameter atau karakteristik yang menggambarkan kebersihan dan komposisi udara, seperti kandungan gas, partikel, dan zat-zat lainnya. Kualitas Air Parameter atau karakteristik yang
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 132 menggambarkan kebersihan dan komposisi air, seperti kandungan bahan kimia, zat organik, dan mikroba. Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman spesies flora dan fauna dalam suatu ekosistem atau wilayah, termasuk tingkat keberlanjutan dan keseimbangan Masyarakat Lokal Penduduk atau komunitas yang tinggal di sekitar lokasi proyek atau kegiatan yang sedang dinilai dampaknya Relokasi Penduduk Pemindahan penduduk dari lokasi asal mereka sebagai dampak dari suatu proyek atau kegiatan. Perubahan Habitat Modifikasi atau perubahan pada lingkungan alami yang dapat mempengaruhi keberlanjutan ekosistem Teknologi Ramah Lingkungan Penggunaan teknologi yang dirancang untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan Pengelolaan Limbah Praktik atau sistem yang bertujuan untuk mengelola limbah secara efisien dan ramah lingkungan Rehabilitasi Lahan Upaya untuk mengembalikan atau memulihkan kondisi asli suatu lahan yang mungkin terpengaruh oleh suatu proyek Partisipasi Masyarakat Keterlibatan dan kontribusi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait proyek atau kegiatan Rona Lingkungan Gambaran atau karakteristik lingkungan hidup sebelum dan setelah suatu proyek
Dr. Felly Ferol Warouw 133 Hidup atau kegiatan dilaksanakan Penggusuran Lahan Penghilangan atau pemindahan penduduk dan struktur fisik dari suatu area sebagai dampak dari suatu proyek Rencana Usaha atau Kegiatan (RUK) Dokumen yang merinci strategi dan langkah-langkah implementasi suatu proyek, termasuk upaya untuk mengurangi dampak lingkungan Pemantauan Lingkungan Proses pengamatan dan pengukuran terus-menerus terhadap parameter lingkungan untuk menilai dan mengelola dampak suatu kegiatan Institusi Pemantau Lingkungan Lembaga atau organisasi yang bertanggung jawab melaksanakan pemantauan lingkungan secara independen dan obyektif
Memahami Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 134 A AMDAL, vi, vii, viii, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 53, 54, 55, 57, 58, 59, 60, 62, 63, 64, 65, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 77, 78, 79, 80, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 113, 114, 115, 116, 119, 122, 125 D Dampak Lingkungan, iv, vi, 9, 10, 12, 15, 17, 18, 22, 23, 26, 27, 28, 31, 32, 33, 37, 40, 41, 42, 46, 47, 49, 50, 51, 57, 58, 59, 60, 63, 64, 65, 67, 72, 92, 113, 114, 122 Dampak Positif, 122 I Institusi Pemantau Lingkungan, viii, 119, 123 K Keanekaragaman Hayati, 72, 103, 106, 116, 122 Kualitas Air, 71, 115, 122 Kualitas Udara, 70, 103, 115, 122 M Masyarakat Lokal, 15, 38, 72, 116, 122 O Outdoor Learning, 33 P Partisipasi Masyarakat, 22, 76, 123 Pemantauan Lingkungan, viii, 113, 114, 115, 116, 118, 123 Pengelolaan Limbah, 103, 104, 105, 123 Penggusuran Lahan, 123 Perubahan Habitat, 122 R Rehabilitasi Lahan, 123 Relokasi Penduduk, 122
Dr. Felly Ferol Warouw 135 Rencana Usaha atau Kegiatan (RUK), 77, 83, 88, 95, 123 Rona Lingkungan Hidup, vii, 78, 81, 88, 91, 92, 96, 97, 123 T Teknologi Ramah Lingkungan, 122
136 Dr. Felly Ferol Warouw, SH, ST, M.Eng, MP.d adalah seorang Dosen yang lahir di Langowan Minahasa pada tanggal 2 Januari 1978. Penulis telah membangun reputasi yang solid dalam bidangnya. Saat ini, penulis berdomisili di Perum Puri Malendeng Blok D/12. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, Dr. Felly Ferol Warouw memiliki gelar Doktor (Dr.) dari Universitas Indonesia Bidang Ilmu Lingkungan dan gelar Magister (M.Eng) dalam bidang yang terkait dengan lingkungan. Serta gelar Magister Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Selain itu, beliau juga memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) dan Sarjana Teknik (ST), menunjukkan keberagaman keahlian yang dimilikinya. Sebagai Ketua Tim Penyusun AMDAL penulis memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa analisis dampak lingkungan suatu proyek atau kegiatan telah dilakukan secara menyeluruh dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Dengan sertifikat BNSP No Reg LHK 642 00035 2021, penulis memperoleh pengakuan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Dr. Felly Ferol Warouw 137 Prestasinya tidak hanya terbatas pada penyusunan AMDAL tetapi penulis juga terlibat aktif dalam merumuskan kebijakan publik dan rekayasa sosial terkait AMDAL/UPL-UKL. Sebagai pemakalah ilmiah, peneliti, dan penulis buku-buku ilmiah, kontribusinya dalam pengembangan pengetahuan di bidangnya sangat berarti. Selain menciptakan dampak positif melalui karyanya, penulis juga dapat dihubungi melalui: Email: [email protected] Nomor telepon/HP 085239577778 Menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi dan berbagi pengetahuan dengan rekan-rekan seprofesional maupun masyarakat luas. SINTA ID : 6016880. Istri penulis bernama Janthy Prisilya Karundeng, SH.MKn dan Anak Franjamegaputri dan Eljafkunfavreau.
138