91 dapat mencapai tujuan strategis mereka sambil menjaga kesejahteraan dan kepuasan karyawan. Psikologi organisasi telah berkembang sepanjang waktu untuk memahami perilaku individu di dalam konteks organisasi dan bagaimana hal itu mempengaruhi efektivitas organisasi secara keseluruhan. Sejarah singkat psikologi organisasi mencakup beberapa titik penting: Awalnya, pada akhir abad ke-19, Frederick Taylor mengembangkan apa yang dikenal sebagai Manajemen Ilmiah. Pendekatan ini menekankan pada analisis ilmiah untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi di tempat kerja. Taylor menggunakan pendekatan psikologi untuk memahami bagaimana kondisi kerja dapat diatur untuk mencapai output yang maksimal dari karyawan. Pada awal abad ke-20, Hawthorne Studies yang dilakukan di pabrik Western Electric di Chicago menjadi titik balik penting dalam sejarah psikologi organisasi. Studi ini, yang dipimpin oleh Elton Mayo dan rekan-rekannya, menunjukkan bahwa faktor-faktor sosial dan psikologis seperti perhatian manajerial dan hubungan antarpribadi dapat mempengaruhi motivasi dan produktivitas karyawan lebih dari faktor-faktor fisik atau teknis. Penemuan ini mengarah pada pengakuan pentingnya faktor manusia dalam konteks kerja. Pada pertengahan abad ke-20, teori-teori organisasi dan kepemimpinan mulai berkembang dengan pesat. Salah satu kontribusi penting adalah dari Kurt Lewin, yang
92 mengembangkan teori tentang dinamika sosial dan kepemimpinan. Lewin menekankan pentingnya mengubah budaya dan struktur organisasi untuk mempengaruhi perilaku individu dan kelompok. Selanjutnya, pada tahun 1960-an dan 1970-an, teoriteori motivasi seperti teori kebutuhan Maslow, teori dua faktor Herzberg, dan teori harapan (expectancy theory) mulai memainkan peran penting dalam psikologi organisasi. Teori-teori ini membantu memahami apa yang mendorong karyawan untuk mencapai tujuan organisasi dan bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang memotivasi. Sejak tahun 1980-an hingga saat ini, psikologi organisasi terus berevolusi dengan memperhatikan perubahan globalisasi, teknologi informasi, dan dinamika pasar yang cepat. Fokus telah bergeser ke aspek-aspek seperti manajemen keberagaman, kecerdasan emosional, kepemimpinan transformasional, dan keseimbangan kehidupan kerja yang memperhatikan kesejahteraan karyawan secara holistik. Dengan demikian, sejarah psikologi organisasi mencerminkan evolusi pemahaman kita tentang bagaimana faktor psikologis, sosial, dan organisasional saling berinteraksi untuk mempengaruhi kinerja individu dan organisasi secara keseluruhan. Perkembangan ini terus memperkaya praktik manajemen sumber daya manusia dan membantu organisasi menghadapi tantangan yang semakin kompleks di era modern ini.
93 Perkembangan Psikologi Organisasi di Indonesia Perkembangan psikologi organisasi di Indonesia mencerminkan transformasi yang signifikan seiring dengan perkembangan ekonomi, sosial, dan politik negara ini. Berikut adalah beberapa poin penting dalam perkembangan psikologi organisasi di Indonesia: Pada awalnya, psikologi organisasi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep dari Barat, terutama dari Amerika Serikat dan Eropa. Pendekatanpendekatan seperti manajemen ilmiah Frederick Taylor dan eksperimen Hawthorne Studies Elton Mayo menjadi dasar dalam memahami cara meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Seiring dengan perkembangan ekonomi Indonesia, terutama pada era 1970-an dan 1980-an, psikologi organisasi mulai berkembang lebih luas. Banyak perusahaan dan organisasi mulai menyadari pentingnya memperhatikan faktor manusia dalam meningkatkan kinerja organisasi. Hal ini tercermin dalam pendirian program-program pendidikan dan pelatihan dalam bidang psikologi organisasi di berbagai perguruan tinggi dan lembaga di Indonesia. Era reformasi di akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an membawa perubahan signifikan dalam pendekatan psikologi organisasi di Indonesia. Peningkatan keterbukaan informasi dan perkembangan teknologi mempengaruhi cara organisasi mengelola sumber daya manusia mereka. Terjadi peningkatan dalam penggunaan teknik-teknik psikologi dalam rekrutmen, seleksi, pelatihan, dan pengembangan karyawan.
94 Pada masa kini, psikologi organisasi di Indonesia terus berkembang pesat dengan fokus pada penerapan prinsipprinsip psikologi untuk meningkatkan keefektifan organisasi. Perusahaan-perusahaan mulai memperhatikan aspek kepemimpinan, motivasi karyawan, manajemen perubahan, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Perkembangan psikologi organisasi di Indonesia juga tercermin dalam peningkatan jumlah profesional psikologi organisasi yang terlibat dalam konsultasi organisasi, pengembangan SDM, dan penelitian terkait. Mereka berperan penting dalam membantu organisasi menghadapi tantangan globalisasi, teknologi, dan dinamika pasar yang semakin kompleks. Secara keseluruhan, perkembangan psikologi organisasi di Indonesia mencerminkan komitmen untuk memahami dan memanfaatkan faktor psikologis dalam meningkatkan kinerja organisasi, meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan menghadapi tantangan bisnis yang berubah dengan cepat di era globalisasi ini. Konsep psikologi organisasi mencakup berbagai aspek yang mengkaji perilaku individu di dalam konteks organisasi serta interaksi mereka dengan lingkungan kerja. Berikut beberapa konsep utama dalam psikologi organisasi:
95 1. Motivasi dan Kepuasan Kerja Konsep ini menyoroti faktor-faktor yang mendorong dan memuaskan karyawan dalam lingkungan kerja. Teori-teori motivasi seperti teori kebutuhan Maslow, teori dua faktor Herzberg, dan teori harapan (expectancy theory) digunakan untuk memahami dinamika motivasi karyawan. Motivasi yang tinggi dan kepuasan kerja yang baik berkontribusi pada kinerja yang lebih baik dan retensi karyawan yang lebih tinggi di dalam organisasi. 2. Kepemimpinan Konsep ini mempelajari bagaimana kepemimpinan mempengaruhi perilaku dan kinerja individu serta kelompok di dalam organisasi. Teori-teori kepemimpinan seperti teori kepemimpinan transformasional, transaksional, situasional, dan kepemimpinan servant digunakan untuk menjelaskan gaya kepemimpinan yang efektif dalam berbagai situasi organisasi. 3. Komunikasi Organisasi Konsep ini menekankan pentingnya aliran informasi dan interaksi antara individu dan kelompok di dalam organisasi. Komunikasi yang efektif membantu membangun hubungan yang baik, meningkatkan kolaborasi, serta memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi secara efisien. Studi dalam bidang ini juga mengamati bagaimana teknologi informasi mempengaruhi cara komunikasi dalam organisasi.
96 4. Perilaku Organisasi Konsep ini mengacu pada perilaku individu dan kelompok dalam konteks organisasi, termasuk norma, nilai-nilai, budaya organisasi, dan dinamika sosial. Psikologi organisasi mempelajari bagaimana faktorfaktor ini membentuk perilaku, keputusan, dan interaksi di tempat kerja serta cara mereka mempengaruhi kinerja dan efektivitas organisasi secara keseluruhan. 5. Keputusan Organisasi Konsep ini mempelajari proses pengambilan keputusan di dalam organisasi, termasuk faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses tersebut. Studi ini meliputi analisis keputusan individu dan kelompok, strategi pengambilan keputusan, serta faktor-faktor seperti keputusan berdasarkan data (evidence-based decision making) dan kecenderungan dalam pengambilan risiko. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap konsep-konsep psikologi organisasi ini, organisasi dapat mengoptimalkan kinerja, meningkatkan kepuasan karyawan, serta mengembangkan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Konsep-konsep ini juga membantu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan mengelola kompleksitas dalam era globalisasi dan teknologi informasi yang terus berkembang
97 Implementasi psikologi organisasi melibatkan aplikasi konsep-konsep psikologis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan kesejahteraan individu di dalamnya. Berikut beberapa aspek implementasi psikologi organisasi yang penting: 1. Rekrutmen dan Seleksi Karyawan Psikologi organisasi berperan dalam merancang proses rekrutmen dan seleksi yang efektif. Ini meliputi penggunaan tes psikologis, wawancara, dan assessment center untuk menilai kemampuan, kepribadian, dan kecocokan kandidat dengan posisi yang ditawarkan. Implementasi yang baik membantu organisasi menarik dan memilih individu yang tepat untuk mengisi peran-peran kunci dalam organisasi. 2. Pelatihan dan Pengembangan Psikologi organisasi membantu merancang program pelatihan di tempat kerja yang efektif. Ini meliputi identifikasi kebutuhan pelatihan, desain program yang sesuai dengan tujuan organisasi dan kebutuhan individu, serta evaluasi dampak pelatihan terhadap kinerja karyawan. Pelatihan yang baik meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan motivasi karyawan, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas organisasi. 3. Penilaian Kinerja Implementasi psikologi organisasi dalam penilaian kinerja bertujuan untuk mengukur kinerja karya-
98 wan secara objektif dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Metode penilaian seperti evaluasi 360 derajat, penilaian berdasarkan tujuan (MBO), dan skala penilaian grafis digunakan untuk mengevaluasi pencapaian individu dalam mencapai tujuan organisasi. Proses penilaian yang baik membantu memotivasi karyawan, mengidentifikasi kebutuhan pengembangan, dan mengarahkan pengambilan keputusan terkait reward dan pengembangan karir. 4. Motivasi dan Kepuasan Kerja Psikologi organisasi mempelajari faktor-faktor yang memotivasi karyawan dan meningkatkan kepuasan kerja. Implementasi strategi motivasi seperti pengakuan atas prestasi, pengembangan karir, dan lingkungan kerja yang mendukung memberikan dampak positif terhadap produktivitas dan retensi karyawan. Organisasi juga memanfaatkan teori-teori motivasi seperti teori kebutuhan Maslow, teori dua faktor Herzberg, dan teori harapan untuk merancang program-program motivasi yang efektif. 5. Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Psikologi organisasi membantu organisasi memahami dan mengelola dinamika perilaku dan interaksi dalam kelompok kerja serta memahami peran dan pengaruh kepemimpinan. Studi dalam bidang ini membantu organisasi dalam membangun budaya organisasi yang positif, meningkatkan kolaborasi tim, dan memfasilitasi komunikasi yang efektif antara anggota tim dan pimpinan (Prasad et al., 2020).
99 Melalui implementasi psikologi organisasi yang baik, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif, memotivasi karyawan untuk berkinerja tinggi, dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan organisasi dan kepuasan individu. Pentingnya psikologi organisasi terletak pada kemampuannya untuk mengintegrasikan teori dan pengetahuan psikologis dalam praktik-praktik manajemen sumber daya manusia yang berdampak langsung pada kesuksesan organisasi secara keseluruhan.
100 Psikologi sosial merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana individu dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Secara umum, psikologi sosial mengkaji interaksi antara faktor psikologis individu dengan faktor sosial seperti norma, nilai, budaya, dan struktur sosial. Konsep ini melibatkan analisis tentang bagaimana individu membentuk persepsi terhadap diri sendiri dan orang lain, serta bagaimana perilaku individu dipengaruhi oleh konteks sosial di sekitarnya.
101 Menurut beberapa ahli, psikologi sosial dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Gordon Allport menggambarkan psikologi sosial sebagai studi tentang perilaku individual yang dipengaruhi oleh stimulus sosial. Allport menekankan pentingnya interaksi antara individu dan lingkungannya dalam membentuk sikap dan perilaku (Fancher, 2020). 2. Muzafer Sherif menyumbangkan kontribusi penting dalam memahami dinamika kelompok dan konflik antar kelompok. Ia mengembangkan teori tentang perubahan sikap dan konformitas sosial, menunjukkan bagaimana individu berinteraksi dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. 3. Kurt Lewin, dengan teori lapangannya, menekankan pentingnya memahami individu dalam konteks lingkungan sosialnya. Lewin memperkenalkan konsep lapangan sosial yang menggambarkan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh dinamika psikologis dan sosial di sekitarnya. 4. Solomon Asch mengkaji konformitas sosial dan bagaimana individu cenderung untuk menyesuaikan pandangan mereka dengan mayoritas dalam kelompok. Penelitiannya memberikan wawasan tentang bagaimana norma sosial mempengaruhi pengambilan keputusan individu. 5. Herbert Kelman mengembangkan teori proses sosial, yang menjelaskan bagaimana individu menginternalisasi norma-norma sosial dan berpartisipasi dalam perubahan sosial melalui proses identifikasi, internalisasi, dan komitmen.
102 Secara keseluruhan, psikologi sosial tidak hanya memusatkan perhatian pada individu sebagai entitas tunggal, tetapi juga pada interaksi mereka dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Ini melibatkan analisis mendalam terhadap bagaimana norma sosial, tekanan sosial, budaya, dan faktor lainnya memengaruhi perilaku dan pengalaman manusia dalam konteks sosial yang beragam. Psikologi sosial memiliki sejarah yang panjang dan bervariasi, berkembang dari berbagai tradisi dan penelitian yang mempengaruhi cara kita memahami interaksi sosial dan perilaku manusia dalam konteks sosial. Berikut ini adalah gambaran singkat perkembangan psikologi sosial: Psikologi sosial modern dimulai pada abad ke-19 di Eropa, ketika ilmuwan seperti Gabriel Tarde dan Gustave Le Bon memulai studi tentang pengaruh sosial dan perilaku massa. Mereka mengamati bagaimana orang bereaksi terhadap situasi sosial tertentu dan bagaimana opini publik bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial. Pada awal abad ke-20, psikologi sosial semakin terbentuk sebagai disiplin ilmu yang mandiri. Salah satu kontributor awal yang signifikan adalah Floyd Allport, yang menulis buku "Social Psychology" pada tahun 1924, yang memberikan fondasi bagi pemahaman modern tentang interaksi sosial dan perilaku kolektif.
103 Selama periode ini, eksperimen sosial seperti yang dilakukan oleh Kurt Lewin dan mahasiswanya di Universitas Iowa menjadi terkenal. Lewin dikenal karena pendekatannya yang berorientasi lapangan dan penekanannya pada dinamika kelompok serta perubahan perilaku dalam konteks sosial. Selama tahun 1940-an dan 1950-an, psikologi sosial mengalami perkembangan yang pesat di Amerika Serikat, terutama setelah Perang Dunia II. Teori-teori tentang konformitas, persuasi, dan stereotip sosial menjadi fokus utama. Contohnya, Solomon Asch menunjukkan dalam eksperimennya tentang konformitas bahwa individu cenderung menyesuaikan pendapat mereka dengan mayoritas, bahkan jika mayoritas itu salah. Pada tahun 1960-an dan seterusnya, psikologi sosial semakin beragam dalam metode dan pendekatannya. Para peneliti mulai memperluas bidang studi mereka untuk mencakup topik-topik seperti identitas sosial, pengaruh media massa, dan psikologi politik. Teori-teori baru seperti teori kognitif sosial oleh Albert Bandura juga menjadi populer, yang menekankan pentingnya pengamatan dan pembelajaran sosial dalam pembentukan perilaku. Secara keseluruhan, psikologi sosial terus berkembang seiring dengan perubahan sosial dan budaya di seluruh dunia. Dengan pendekatan interdisipliner dan metodologi yang beragam, ilmu ini terus memainkan peran penting dalam memahami kompleksitas perilaku manusia dalam konteks sosial yang beragam dan dinamis.
104 Perkembangan psikologi sosial di Indonesia Perkembangan psikologi sosial di Indonesia mencerminkan dinamika sosial, politik, dan budaya yang unik dalam konteks negara ini. Berikut adalah gambaran perkembangan psikologi sosial di Indonesia: Pada awalnya, psikologi sosial di Indonesia dipengaruhi oleh konteks kolonial Belanda, di mana penelitian awal dilakukan untuk memahami interaksi antara etnis dan budaya yang berbeda di dalam masyarakat yang multietnis. Namun, pengembangan disiplin ini mengalami keterbatasan karena fokus pada studi-studi psikologi eksperimental yang tidak sepenuhnya relevan dengan realitas sosial Indonesia. Perkembangan nyata psikologi sosial di Indonesia dimulai setelah kemerdekaan pada tahun 1945, ketika para akademisi dan intelektual Indonesia mulai mengembangkan pendekatan yang lebih relevan dengan konteks lokal. Mereka mengeksplorasi isu-isu seperti identitas nasional, perubahan sosial dalam masyarakat agraris, dan adaptasi budaya dalam masyarakat yang bertransformasi. Pada tahun 1960-an, pendekatan psikologi sosial di Indonesia semakin terbuka terhadap studi-studi yang mempertimbangkan aspek-aspek politik dan ekonomi dalam analisis sosial. Para peneliti mulai meneliti dinamika kelompok dan konflik sosial, dengan fokus pada peran psikologi dalam pembentukan identitas etnis dan agama, serta dalam mendukung atau menentang perubahan sosial.
105 Selama masa Orde Baru (1966-1998), psikologi sosial di Indonesia mengalami pengaruh dari kebijakan pemerintah yang mendorong pembangunan nasional dan stabilitas politik. Penelitian lebih terfokus pada penguatan persatuan nasional, identitas nasionalisme, dan integrasi sosial dalam kerangka ideologi Pancasila. Pada era reformasi setelah tahun 1998, psikologi sosial di Indonesia mengalami perkembangan yang lebih dinamis dan terbuka. Perubahan politik yang signifikan dan era globalisasi mempengaruhi arah penelitian psikologi sosial, dengan peningkatan minat pada isu-isu seperti hak asasi manusia, kebebasan berpendapat, dan pluralisme sosial. Peran psikologi sosial dalam menangani isu-isu sosial seperti diskriminasi, konflik sosial, perdamaian, dan perdagangan manusia semakin diperkuat. Perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia semakin aktif dalam mengembangkan studi-studi yang berbasis pada pendekatan psikologi sosial untuk mendukung pembangunan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan. Psikologi sosial adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana individu dipengaruhi oleh situasi sosial di sekitarnya dan bagaimana individu tersebut mempengaruhi lingkungan sosialnya. Beberapa konsep utama dalam psikologi sosial mencakup:
106 1. Konformitas Kecenderungan individu untuk menyesuaikan perilakunya atau pendapatnya agar sesuai dengan norma-norma atau ekspektasi kelompok di mana mereka berada. 2. Komunikasi Antarpersonal Studi tentang bagaimana komunikasi verbal dan non-verbal mempengaruhi hubungan antarindividu, termasuk aspek-aspek seperti persuasi, konflik, dan pemecahan masalah. 3. Identitas Sosial Bagaimana individu mengidentifikasi diri mereka dalam konteks kelompok sosial tertentu, dan bagaimana identitas ini mempengaruhi perilaku dan persepsi mereka terhadap diri sendiri dan orang lain. 4. Prasangka dan Diskriminasi Penelitian tentang asal-usul, manifestasi, dan cara mengurangi prasangka terhadap kelompok tertentu serta dampaknya dalam interaksi sosial. 5. Perilaku Pro-sosial dan Agresi Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku membantu (pro-sosial) serta perilaku agresif atau antisosial dalam konteks sosial. 6. Pengaruh Sosial Studi tentang bagaimana individu dipengaruhi oleh orang lain dalam kelompoknya, baik melalui tekanan sosial (misalnya konformitas) maupun
107 melalui proses-proses seperti otoritas atau pengaruh mayoritas. 7. Dinamika Kelompok Penelitian tentang interaksi antarindividu dalam kelompok, termasuk pembentukan norma-norma kelompok, kepemimpinan, pengambilan keputusan kelompok, dan konflik dalam kelompok. 8. Teori Pertukaran Sosial Konsep yang mengajukan bahwa individu cenderung mempertimbangkan imbalan dan biaya dalam interaksi sosial mereka, serta bagaimana pertukaran sosial ini mempengaruhi hubungan interpersonal. 9. Teori Penilaian Sosial Studi tentang bagaimana individu membentuk dan mengubah penilaian mereka terhadap diri sendiri dan orang lain, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 10. Teori Kognitif Sosial Pendekatan yang menyoroti peran proses kognitif, seperti persepsi, interpretasi, dan memori, dalam membentuk perilaku sosial individu. Konsep-konsep ini membantu memahami kompleksitas perilaku sosial manusia dalam berbagai konteks, dari interaksi sehari-hari hingga dinamika sosial yang lebih luas dalam masyarakat. Studi tentang psikologi sosial juga terus berkembang, memberikan wawasan yang berharga untuk mengatasi tantangan sosial dan memperbaiki
108 hubungan antarindividu dan kelompok (Howarth & Kessi, 2020). Implementasi psikologi sosial merujuk pada penerapan teori, konsep, dan penelitian psikologi sosial dalam konteks praktis atau nyata. Ini melibatkan menggunakan pengetahuan tentang bagaimana individu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial mereka untuk memahami dan mengatasi berbagai masalah sosial. Contoh dari implementasi psikologi sosial bisa termasuk: 1. Intervensi Sosial Menggunakan pengetahuan tentang perilaku sosial untuk merancang program-program yang bertujuan mengurangi prasangka, diskriminasi, atau kekerasan dalam masyarakat. 2. Pengembangan Kebijakan Menerapkan penemuan-penemuan psikologi sosial untuk membantu merancang kebijakan publik yang lebih efektif, misalnya kebijakan tentang pendidikan, kesehatan masyarakat, atau pelestarian lingkungan. 3. Penelitian Terapan Menggunakan metodologi psikologi sosial untuk menguji efektivitas program-program intervensi sosial
109 atau untuk memahami dinamika perilaku sosial dalam konteks tertentu. 4. Pelatihan dan Pendidikan Menggunakan pengetahuan psikologi sosial untuk mengembangkan kurikulum pendidikan atau pelatihan yang dapat meningkatkan keterampilan sosial, kepemimpinan, atau pemecahan konflik. 5. Konsultasi Organisasi Membantu organisasi atau perusahaan dalam memahami dinamika kelompok, motivasi kerja, atau perubahan perilaku dalam konteks organisasional. Dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi sosial dalam berbagai aspek kehidupan nyata, implementasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang perilaku sosial manusia dan membantu mengatasi tantangan sosial yang kompleks.
110 Ascher, W., & Hirschfelder-Ascher, B. (2004). Revitalizing political psychology: The legacy of Harold D. Lasswell. Psychology Press. Brainerd, C. J. (2014). Jean Piaget, learning research, and American education. In Educational Psychology (pp. 251–288). Routledge. Donthu, N., Kumar, S., Pattnaik, D., & Lim, W. M. (2021). A bibliometric retrospection of marketing from the lens of psychology: Insights from Psychology & Marketing. Psychology & Marketing, 38(5), 834–865. Ekaningtyas, N. L. D. (2022). Psikologi Dalam Dunia Pendidikan. Padma Sari: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(01), 29–38. Fancher, R. E. (2020). Gordon Allport. In Oxford Research Encyclopedia of Psychology. Garvey, W. D., & Griffith, B. C. (1972). Communication and information processing within scientific disciplines: Empirical findings for psychology. Information Storage and Retrieval, 8(3), 123–136. Graesser, A. C., Sabatini, J. P., & Li, H. (2022). Educational psychology is evolving to accommodate technology, multiple disciplines, and twenty-first-century skills. Annual Review of Psychology, 73, 547–574. Howarth, C., & Kessi, S. (2020). Towards a visual social psychology of identity and representation:
111 Photographing the self, weaving the family in a multicultural British community. In A Handbook of Visual Methods in Psychology (pp. 394–408). Routledge. Huddy, L., Sears, D. O., Levy, J. S., & Jerit, J. (2023). The Oxford handbook of political psychology. Oxford University Press. Kotler, P. (2012). Kotler on marketing. Simon and Schuster. Krauss, R. M., & Fussell, S. R. (1996). Social psychological models of interpersonal communication. Social Psychology: Handbook of Basic Principles, 655–701. Liao, Y.-K., Wu, W.-Y., & Pham, T.-T. (2020). Examining the moderating effects of green marketing and green psychological benefits on customers’ green attitude, value and purchase intention. Sustainability, 12(18), 7461. Mahardika, P. S., & Syarifah, D. (2021). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi terhadap Perilaku Kerja Inovatif pada Karyawan Industri Perhotelan. Buletin Penelitian Psikologi Dan Kesehatan Mental (BRPKM), 1(1), 387– 395. Mariani, M. M., Perez‐Vega, R., & Wirtz, J. (2022). AI in marketing, consumer research and psychology: A systematic literature review and research agenda. Psychology & Marketing, 39(4), 755–776. Ormrod, J. E., Anderman, E. M., & Anderman, L. H. (2023). Educational psychology: Developing learners. ERIC.
112 Oswald, F. L., Behrend, T. S., Putka, D. J., & Sinar, E. (2020). Big data in industrial-organizational psychology and human resource management: Forward progress for organizational research and practice. Annual Review of Organizational Psychology and Organizational Behavior, 7, 505–533. Prasad, D. K. D. V, Mangipudi, D. M. R., Vaidya, D. R., & Muralidhar, B. (2020). Organizational climate, opportunities, challenges and psychological wellbeing of the remote working employees during COVID-19 pandemic: A general linear model approach with reference to information technology industry in Hyderabad. International Journal of Advanced Research in Engineering and Technology (IJARET), 11(4). Proctor, R. F., & Adler, R. B. (1991). Teaching interpersonal communication with feature films. Communication Education, 40(4), 393–400. Sanborn, F. (2022). A cognitive psychology of mass communication. Routledge. Tumanggor, R. O. (2020). Kepuasan Kerja dan Subjective WellBeing dari Perspektif Psikologi Industri & Organisasi. Penerbit Andi. Van Bavel, J. J., Harris, E. A., Pärnamets, P., Rathje, S., Doell, K. C., & Tucker, J. A. (2021). Political psychology in the digital (mis) information age: A model of news belief and sharing. Social Issues and Policy Review, 15(1), 84–113. van Zomeren, M. (2021). Toward an integrative perspective on
113 distinct positive emotions for political action: Analyzing, comparing, evaluating, and synthesizing three theoretical perspectives. Political Psychology, 42, 173–194. Wardhana, A. S., Pawito, P., & Satyawan, I. A. (2023). Marketing Communication Analysis of the Consumer Decision Making Process. Formosa Journal of Science and Technology, 2(11), 3107–3120. Xie, F., & Derakhshan, A. (2021). A conceptual review of positive teacher interpersonal communication behaviors in the instructional context. Frontiers in Psychology, 12, 708490. Zhao, H., Li, S., Xu, H., Ye, L., & Chen, M. (2022). The influence of educational psychology on modern art design entrepreneurship education in colleges. Frontiers in Psychology, 13, 843484. Zmigrod, L. (2020). The role of cognitive rigidity in political ideologies: Theory, evidence, and future directions. Current Opinion in Behavioral Sciences, 34, 34–39.
114 Syailendra Reza Irwansyah Rezeki, merupakan akademisi dan praktisi di bidang Ilmu Komunikasi Politik dan Pariwisata. Mengawali karir dibidang Industri Perhotelan di Kota Solo, serta Marketing Public Relations pada Perguruan tinggi di Jakarta. Penulis Kelahiran Kota Pematang Siantar ini merupakan Alumni Sarjana S1 Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana Jakarta dan S2 Magister Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung serta sedang menyelesaikan Disertasi pada Program Doktoral (S3) Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU). Karir akademisinya diawali ketika menjadi dosen di Universitas Internasional Batam pada Tahun 2005, dilanjutkan di D3 Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, S1 Ilmu Komunikasi Institut Manajemen Telkom (IMT) pada tahun 2010-2011 dan hingga saat ini tercatat sebagai dosen Politeknik Pariwisata Batam. Saat ini penulis menjabat sebagai Komisioner Bawaslu Kota Batam untuk periode yang kedua dan sebelumnya menjadi Anggota Dewan Pengupahan Kota Batam serta Komisioner Panwaslu Kota Batam. Pendiri dan sekaligus Sekertaris Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhumas (Perhimpunan Hubungan Masyarakat) Kota Batam ini selain aktif berorganisasi juga aktif melakukan riset dan menulis dalam Bidang Komunikasi Politik, Komunikasi Kebijakan Publik dan Pemerintahan, Komunikasi Pendidikan, Komunikasi Pariwisata, Serta Pariwisata Halal. Hasil tulisannya telah diterbitkan dalam bentuk jurnal dan buku antara lain, Strategi Repositioning Reputasi
115 dari Konvensional ke Syariah, Komunikasi Pemasaran, Sosiologi Kepariwisataan Konsep dan Perkembangannya, Serial Pilkada serentak di Indonesia Bawaslu Provinsi Kepri dan Dialektika Pengawasan (Pemilu dan Pemilihan) di Indonesia dan Manajemen Hubungan Masyarakat (Public Relations Management). Linayati Lestari, lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada Juli 1986 dan sekarang menetap di Batam. Menyelesaikan pendidikan Strata Satu Ilmu Pemerintahan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, melanjutkan Strata Dua Jurusan Politik dan Pemerintahan di Universitas Gadjah Mada, dan Strata Tiga Ilmu Politik di Universiti Tun Hussein Onn Malaysia. Ketertarikan pada Politik dan Pemerintahan diturunkan oleh kedua orangtua, dimana Ayah yang seorang Birokrat dan aktif di berbagai Organisasi, dan Ibu seorang Guru dan aktif juga di berbagai Organisasi. Mengawali karir sebagai Dosen di tahun 2011 di Mataram, dan sejak tahun 2013 sebagai Dosen Tetap pada Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau Kepulauan, telah memiliki jabatan fungsional Lektor Kepala pada tahun 2023. Motto hidupnya adalah Kenangkan Ingat, Lupakan Jangan. Beberapa kegiatan lain penulis adalah aktif pada gerakan Literasi bagi Perempuan dan Generasi Muda, sebagai Pengamat Politik, sebagai Asesor BKD LKD Dosen, Direktur riset PUTIN untuk wilayah Batam, Ibu Rumah Tangga, dan Pegiat Sosial Media.
116 Rini Elfina, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ibnu Sina dan Direktur Batam Televisi. Mengawali karier sebagai dosen dari tahun 2016, memiliki semangat pengabdian kepada masyarakat serta meningkatkan sumber daya manusia dilingkungan perusahaan dan kampus. Telah menyelesaikan S3 ilmu Manajemen di Universitas Persada Indonesia (YAI) Jakarta pada pada April 2024. Tubagus P, kelahiran Purwokerto Jawa Tengah dan menempuh pendidikan TK, SD, SMP dan SMA di Purwokerto, saat ini menetap di Batam Provinsi Kepri. Tamat S3 pada Desember 2022 dan sekarang menjadi dosen pada Program studi S2 Manajemen Pendidikan Universitas Riau Kepulauan Batam sejak Februari 2024. Yuditia Prameswari, M.Psi., Psikolog Dosen Program Studi Psikologi Universitas Batam. Adalah Psikolog alumni Universitas Surabaya (Ubaya) Jawa Timur yang saat ini menjadi Staf Pengajar di Program Studi Psikologi Universitas Batam. Selain melakukan Tri Darma Perguruan Tinggi sehari-hari juga berpraktek dan menjadi associate partner di beberapa perusahaan. Ia juga menjadi assessor Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi Direktorat Jenderal Guru & Tenaga Kependidikan. Selain itu, aktif juga sebagai Anggota Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah Kepulauan Riau (www.himpsikepri.org). Bisa dihubungi melalui alamat surel: [email protected]
117 Izura Rochma, S.Psi., M.Psi., Psikolog lahir di Dumai tanggal 18 Januari 1994. Penulis adalah salah satu dosen pada Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Batam. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 pada Jurusan Psikologi di Universitas Islam Indonesia dan melanjutkan S2 pada Jurusan Profesi Psikologi di Universitas Sumatera Utara. Penulis saat ini aktif mengajar di mata kuliah Pengantar Psikologi Industri dan Organisasi, Pengembangan Individu dalam Organisasi, Kelompok dalam Organisasi, dan Psikologi Organisasi Kerja. Disamping itu, ia juga terdaftar menjadi anggota aktif di Asosiasi Profesi Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah Kepulauan Riau. Frangky Silitonga Seorang penulis yang dilahirkan di Panigoran, 18 Oktober 1979. Penulis pernah mengenyam pendidikan Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan untuk program studi Bahasa dan Sastra Inggris di Universitas Jambi pada tahun 1998 dan Magister pada Program Studi Sistem Informasi Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Putera Batam pada tahun 2010. Semenjak tahun 2003 Penulis telah menjadi tenaga pendidikan di Universitas Terbuka Jambi dan sampai Buku ini diterbitkan masih fokus menjadi Pendidik di Politeknik Pariwisata Batam salah satu Kampus terbesar di Kepri saat ini. Penulis pernah menulis beberapa buku diantaranya adalah Public Speaking Here: Fighter Edition (2012), Bahasa Indonesia: Meneroka Kajian Analisis Wacana (2016), Pengenalan Sistem Informasi Geografi SIG (2021),
118 Dasar-Dasar Akuntansi (2022), Basic English For Restaurant Service (2023), Metode Penelitian Terapan (2023) dan Parawisata dan Kewirausahaan (2024), dan Bahasa Indonesia: Buku Ajar Perguruan Tinggi (2024), serta Metode Penelitian Pariwisata. Pengalaman Profesional menjadi Juru Bahasa di Gakkum Polairud Polda Kepri (2018), sejak 2014 Penulis banyak menjadi profesional publisher OJS 2.0 - OJS 3.4 di beberapa Institusi perguruan tinggi di Batam dan diluar bantam seperti Jurnal Manajer Publikasi Penelitian dan Pengabdian di PPM Sdirjianbang & Lembaga Penjaminan Mutu Akademi Militer Magelang (2022). Penulis juga pernah sebagai Founder Lembaga Pendidikan Winner Batam Education bergerak sebagai Setifikasi Keahlian K3, Bahasa Inggris dan Analisis Data. Penulis memiliki ketertarikan tersendiri dalam Bidang Industri Pariwisata sehingga hal ini diujudkan dari hasil indeks googlescholar sebagai publikasi hasil penelitian. Selamat Membaca dan Semoga Bermanfaat.
119