The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Digitalisasi ekonomi masyarakat desa melibatkan pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas ekonomi di wilayah pedesaan. Ini mencakup peningkatan akses informasi melalui platform online, penggunaan e-commerce untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan produk desa, penerapan layanan perbankan digital untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat desa, dan pengadopsian teknologi digital dalam sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Upaya ini bertujuan untuk membawa manfaat ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui transformasi digital.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-02-16 10:30:18

Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa

Digitalisasi ekonomi masyarakat desa melibatkan pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas ekonomi di wilayah pedesaan. Ini mencakup peningkatan akses informasi melalui platform online, penggunaan e-commerce untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan produk desa, penerapan layanan perbankan digital untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat desa, dan pengadopsian teknologi digital dalam sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Upaya ini bertujuan untuk membawa manfaat ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui transformasi digital.

Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 93 penting dalam memastikan kestabilan dan kelancaran operasional teknologi. Sebuah penelitian oleh Jones dan Smith (2020) menunjukkan bahwa perawatan rutin pada infrastruktur digital, termasuk pemeriksaan keamanan dan pembaruan sistem operasi, dapat meningkatkan ketahanan sistem terhadap ancaman keamanan dan melindungi data masyarakat pedesaan. Peningkatan teknologi yang dilakukan secara berkala juga merupakan bagian integral dari strategi pemeliharaan ini. Menurut penelitian oleh Brown et al. (2019), pembaruan teknologi teratur dapat meningkatkan kinerja sistem, mengakomodasi inovasi terbaru, dan memastikan bahwa infrastruktur digital tetap relevan dalam menghadapi perubahan kebutuhan dan tuntutan teknologi. Dengan demikian, strategi pemeliharaan yang holistik dan berkelanjutan bukan hanya memperbaiki masalah teknis saat ini tetapi juga menjamin bahwa infrastruktur digital dapat terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi. Hal ini esensial untuk memberikan masyarakat pedesaan akses yang optimal dan berkelanjutan terhadap peluang ekonomi yang terus berkembang melalui platform digital. 1. Pengembangan Lebih Lanjut Pengembangan lebih lanjut menjadi elemen krusial dalam memastikan keberlanjutan program digitalisasi ekonomi masyarakat pedesaan. Rencana pengembangan


94 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono program di masa depan harus didesain dengan cermat untuk mencakup aspek-aspek esensial yang diperlukan dalam menghadapi dinamika teknologi yang terus berkembang dan memenuhi kebutuhan masyarakat pedesaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Smith dan Brown (2021), pengembangan lebih lanjut dapat mencakup pengenalan fitur-fitur baru yang responsif terhadap kebutuhan lokal, termasuk platform-platform digital yang mendukung sektor-sektor ekonomi unggulan di pedesaan. Pentingnya melibatkan partisipasi masyarakat dalam merencanakan pengembangan program di masa depan juga telah diakui secara luas (Johnson et al., 2022). Mengadopsi pendekatan partisipatif memastikan bahwa kebijakan dan fitur-fitur baru yang diperkenalkan dalam program tersebut sesuai dengan harapan dan kebutuhan riil masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan lebih lanjut bukan hanya tentang inovasi teknologi tetapi juga tentang menciptakan solusi yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat pedesaan. Dengan demikian, pengembangan program di masa depan harus diarahkan pada keberlanjutan, inklusivitas, dan responsivitas terhadap tuntutan dan aspirasi masyarakat pedesaan. Potensi perluasan dan diversifikasi proyek dalam konteks digitalisasi ekonomi masyarakat pedesaan


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 95 merupakan upaya untuk memperluas cakupan program dan menghadirkan inovasi baru guna meningkatkan dampak positif yang dapat diberikan kepada masyarakat. Penelitian oleh Gupta et al. (2023) menunjukkan bahwa potensi perluasan proyek dapat mencakup peningkatan geografis jangkauan program digitalisasi, mencapai lebih banyak desa, dan mengakomodasi keberagaman kebutuhan dan potensi ekonomi di berbagai wilayah. Diversifikasi proyek menjadi aspek yang tak kalah penting, di mana dapat mencakup pengenalan fitur-fitur baru, platform tambahan, atau integrasi dengan sektorsektor ekonomi yang belum tergarap sebelumnya. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian oleh Lee dan Kim (2021), yang menunjukkan bahwa diversifikasi proyek dapat memberikan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di pedesaan. Oleh karena itu, potensi perluasan dan diversifikasi proyek tidak hanya memberikan kesempatan untuk meningkatkan efektivitas program digitalisasi, tetapi juga menciptakan solusi yang lebih beragam dan relevan untuk kebutuhan yang berkembang di masyarakat pedesaan. Dengan menggabungkan potensi perluasan dan diversifikasi, program digitalisasi dapat menjadi lebih adaptif, inklusif, dan mampu menciptakan dampak


96 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono yang berkelanjutan dalam mendorong kemajuan ekonomi di pedesaan. Tantangan dalam penerapan digitalisasi ekonomi mengacu pada serangkaian hambatan dan kompleksitas yang dapat menghambat kelancaran dan keberhasilan proses transformasi menuju ekonomi berbasis digital. Salah satu tantangan utama yang sering dihadapi adalah keterbatasan infrastruktur teknologi, terutama di wilayah pedesaan yang mungkin masih kurang terhubung dengan jaringan internet yang andal. Kondisi ini dapat menghambat akses masyarakat pedesaan terhadap layanan digital, merugikan potensi pengembangan ekonomi di tingkat lokal. Selain itu, tantangan lainnya muncul dari tingkat literasi digital yang bervariasi di kalangan masyarakat. Beberapa anggota masyarakat mungkin belum memiliki pemahaman yang cukup tentang teknologi digital, sehingga sulit bagi mereka untuk mengadopsi dan memanfaatkan solusi digital dengan maksimal. Ini menyoroti pentingnya program literasi digital yang menyeluruh untuk memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat dapat mengikuti perkembangan digital dengan percaya diri.


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 97 Tantangan lainnya termasuk kekhawatiran terkait dengan keamanan data dan privasi, yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap solusi digital. Selain itu, perubahan budaya dan perubahan paradigma yang diperlukan dalam mengadopsi pola pikir digital juga dapat menjadi hambatan. Pemerintah dan pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan-tantangan ini melalui kebijakan yang mendukung, pendekatan edukatif, dan upaya bersama untuk meningkatkan infrastruktur teknologi di wilayah yang lebih terpencil. Dengan pemahaman mendalam terhadap tantangantantangan ini, penerapan digitalisasi ekonomi dapat dirancang dan diimplementasikan secara lebih efektif, memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat secara keseluruhan. Aspek sosial dan budaya menjadi wilayah yang rentan terhadap tantangan dalam penerapan digitalisasi ekonomi. Perubahan sosial dan budaya dapat menciptakan hambatan signifikan yang menghambat integrasi teknologi digital di masyarakat pedesaan. Tantangan utama muncul dari adanya pergeseran nilai-nilai tradisional yang mungkin bertentangan dengan pengadopsian teknologi. Beberapa anggota masyarakat, terutama yang lebih tua, mungkin menghadapi resistensi terhadap perubahan dan kesulitan untuk mengadopsi pola pikir digital baru.


98 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono Selain itu, ketidaksetaraan gender dan peran sosial tradisional juga dapat menjadi kendala. Perubahan dalam dinamika pekerjaan dan peran keluarga yang diakibatkan oleh digitalisasi dapat memicu konflik dan kebingungan dalam keluarga dan masyarakat. Misalnya, adanya kesenjangan akses teknologi antara laki-laki dan perempuan bisa menghambat perempuan untuk mengambil manfaat penuh dari peluang ekonomi digital. Tantangan lainnya berasal dari penyesuaian budaya terhadap penggunaan teknologi baru. Budaya partisipatif dan kolaboratif yang diperlukan dalam lingkungan digital dapat bertentangan dengan norma-norma budaya tertentu. Oleh karena itu, pendekatan yang peka terhadap konteks budaya lokal dan pembangunan strategi yang menghormati serta memperkuat nilai-nilai lokal menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini (Rolandi et al., 2021). Dalam menghadapi tantangan-tantangan di aspek sosial dan budaya, pendekatan yang holistik dan inklusif diperlukan. Ini termasuk edukasi masyarakat, dialog terbuka, dan pengintegrasian nilai-nilai lokal dalam pengembangan solusi teknologi. Dengan memahami secara mendalam aspek sosial dan budaya, penerapan digitalisasi ekonomi dapat menjadi lebih akomodatif, menghormati keragaman masyarakat pedesaan, dan menciptakan dampak positif yang lebih besar.


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 99 Upaya meminimalkan dampak negatif pada masyarakat desa menjadi tantangan yang memerlukan pendekatan hatihati dan strategis dalam penerapan digitalisasi ekonomi. Dampak negatif dapat muncul dari berbagai aspek, termasuk perubahan ekonomi, sosial, dan budaya yang dapat memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya penting adalah memastikan bahwa transformasi ekonomi digital tidak meninggalkan sebagian masyarakat. Untuk mencapai hal ini, diperlukan program pelatihan dan pendidikan yang inklusif, yang tidak hanya menargetkan kelompok yang sudah terampil secara digital, tetapi juga membantu masyarakat yang mungkin memerlukan bantuan tambahan. Selanjutnya, dalam menghadapi ketidakpastian pekerjaan dan perubahan dalam struktur ekonomi lokal, perlu dilakukan upaya untuk menciptakan peluang pekerjaan baru. Ini dapat melibatkan kolaborasi dengan sektor swasta dan pihak lainnya untuk mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi yang sedang berkembang dan menghasilkan peluang kerja. Selain itu, perlu adanya strategi pemantapan sosial yang dapat membantu masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan, seperti jaminan sosial dan program dukungan kesejahteraan (Kuzmich, 2021). Upaya meminimalkan dampak negatif juga melibatkan keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengambilan


100 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono keputusan. Partisipasi masyarakat dapat membantu mengidentifikasi kekhawatiran lokal, memberikan wawasan tentang dampak aktual di lapangan, dan memastikan bahwa solusi yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat. Dengan demikian, pendekatan yang melibatkan dan responsif terhadap aspirasi masyarakat adalah kunci dalam meminimalkan dampak negatif digitalisasi ekonomi pada masyarakat desa. Strategi untuk mengatasi hambatan dalam digitalisasi ekonomi masyarakat desa menjadi sangat penting karena memungkinkan kelancaran dan keberhasilan proses transformasi menuju ekonomi berbasis digital. Adanya hambatan seperti keterbatasan infrastruktur, rendahnya literasi digital, dan resistensi terhadap perubahan menunjukkan perlunya pendekatan yang sistematis dan terencana untuk mengatasi tantangan ini. 1. Kolaborasi dan Kemitraan Kolaborasi dan kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat memainkan peran kunci dalam mengatasi tantangan dalam digitalisasi ekonomi masyarakat desa. Pemerintah berperan sebagai fasilitator utama dengan menetapkan kebijakan yang mendukung, menciptakan lingkungan regulasi yang kondusif, dan


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 101 menyediakan anggaran untuk pengembangan infrastruktur digital. Penelitian oleh Johnson dan colleagues (2022) menunjukkan bahwa kolaborasi lintas sektor, terutama melibatkan pemerintah, adalah kunci untuk membangun ekosistem digital yang kuat dan inklusif. Sektor swasta memainkan peran vital dalam menyediakan teknologi, investasi, dan keahlian bisnis yang diperlukan untuk mendukung implementasi digitalisasi. Inisiatif kemitraan antara perusahaan teknologi dan bisnis lokal dapat mempercepat adopsi teknologi dan membantu dalam mengatasi hambatan finansial yang mungkin dihadapi masyarakat desa. Strategi peningkatan kerjasama, seperti program kemitraan publik-swasta dan insentif bagi perusahaan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekosistem digital di pedesaan, dapat meningkatkan efektivitas program digitalisasi. Masyarakat desa juga memiliki peran yang signifikan dalam kolaborasi ini. Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan implementasi menjamin bahwa solusi-solusi yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat. Melalui mekanisme partisipatif, seperti forum masyarakat atau kelompok diskusi, dapat ditemukan solusi yang lebih akurat dan diterima oleh masyarakat setempat.


102 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono Dengan meningkatkan kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, dapat diciptakan ekosistem digital yang berkelanjutan dan memberdayakan. Ini melibatkan perumusan kebijakan bersama, alokasi sumber daya yang efisien, dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengadopsi dan memanfaatkan teknologi digital. Dengan demikian, strategi ini menciptakan fondasi kokoh untuk keberhasilan dan keberlanjutan digitalisasi ekonomi masyarakat desa. 2. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan literasi dan keterampilan teknologi merupakan komponen integral dalam mewujudkan digitalisasi ekonomi masyarakat desa. Upaya untuk meningkatkan literasi dan keterampilan teknologi masyarakat perlu dirancang dengan pendekatan holistik dan inklusif. Program literasi teknologi dapat mencakup pengenalan konsep dasar teknologi, pemahaman penggunaan perangkat digital, dan peningkatan kemampuan berkomunikasi secara online. Selain itu, perlu disusun program pendidikan dan pelatihan khusus untuk mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi oleh masyarakat desa. Dalam mengembangkan program ini, perlu mempertimbang-


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 103 kan karakteristik unik masyarakat pedesaan, seperti tingkat pendidikan yang bervariasi dan tantangan aksesibilitas teknologi. Melalui riset dan konsultasi dengan pemangku kepentingan lokal, dapat dibangun kurikulum yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Program pendidikan dan pelatihan juga harus mendorong pengembangan keterampilan yang dapat meningkatkan peluang ekonomi masyarakat desa dalam ekosistem digital. Hal ini melibatkan pengembangan keterampilan bisnis online, pemasaran digital, dan pengelolaan usaha berbasis teknologi. Selain itu, aspek keamanan digital dan perlindungan privasi juga harus ditekankan agar masyarakat dapat menggunakan teknologi dengan aman. Dengan meningkatkan literasi dan keterampilan teknologi masyarakat melalui program pendidikan dan pelatihan yang berfokus, digitalisasi ekonomi dapat diadopsi secara lebih efektif dan berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan literasi dan keterampilan teknologi bukan hanya menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas, tetapi juga membantu masyarakat pedesaan untuk beradaptasi dan mengambil manfaat penuh dari era digital.


104 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono BAB VI MASYARAKAT MANDIRI DAN SEJAHTERA ASYARAKAT mandiri dan sejahtera menjadi indikator kritis dalam mengukur keberhasilan digitalisasi ekonomi masyarakat desa karena mencerminkan dampak nyata dan berkelanjutan dari integrasi teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. Pertama-tama, digitalisasi yang berhasil dapat memberdayakan masyarakat untuk mengelola usaha mereka sendiri dengan lebih efektif dan efisien. Dengan adopsi teknologi, pelaku usaha desa dapat meningkatkan produksi, distribusi, dan pemasaran produk mereka, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan dan kemandirian ekonomi masyarakat (Norris, 2020). M


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 105 Selain itu, masyarakat mandiri dan sejahtera juga mencerminkan peningkatan akses dan partisipasi dalam ekonomi digital. Digitalisasi ekonomi harus memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk yang berada di pedesaan, untuk terlibat dan memanfaatkan peluang ekonomi digital. Dengan meningkatnya akses terhadap teknologi dan pelatihan keterampilan digital, masyarakat desa dapat memanfaatkan platform online untuk menjual produk, mendapatkan informasi pasar, dan mengakses layanan keuangan digital, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mereka. Masyarakat yang mandiri dan sejahtera juga mencerminkan daya tahan sosial dan ekonomi masyarakat desa terhadap perubahan. Dengan adanya literasi digital dan keterampilan teknologi, masyarakat desa menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan ekonomi dan sosial. Mereka dapat dengan cepat beradaptasi dengan perubahan pasar, memanfaatkan peluang baru, dan membangun jaringan kolaboratif dengan pihak lain, termasuk pemerintah dan sektor swasta. Dengan demikian, masyarakat mandiri dan sejahtera bukan hanya mencerminkan tingkat adopsi teknologi digital, tetapi juga keberlanjutan dan ketahanan masyarakat desa dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang terus berubah.


106 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono Penentuan indikator keberhasilan dalam konteks digitalisasi ekonomi masyarakat desa memerlukan identifikasi parameter yang secara kritis menentukan kemandirian masyarakat. Pertama-tama, indikator keberhasilan harus mencakup aspek literasi digital dan keterampilan teknologi masyarakat. Ini melibatkan evaluasi sejauh mana masyarakat desa dapat memahami, mengadopsi, dan memanfaatkan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. Parameter ini dapat diukur melalui tingkat partisipasi dalam program pelatihan literasi digital dan penggunaan teknologi dalam aktivitas ekonomi masyarakat. Selain itu, indikator keberhasilan juga perlu mencakup ketersediaan dan aksesibilitas infrastruktur teknologi. Parameter ini mencerminkan kemampuan masyarakat desa untuk terhubung dengan internet, memiliki akses terhadap perangkat digital, dan menggunakan platform online. Evaluasi progres dalam meningkatkan infrastruktur teknologi dapat dilakukan dengan mengukur peningkatan jangkauan jaringan internet, peningkatan distribusi perangkat digital, dan peningkatan penggunaan layanan online. Pengukuran progres dan prestasi harus dilakukan dengan indikator yang jelas dan terukur. Ini mencakup mengidentifikasi peningkatan pendapatan masyarakat,


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 107 pertumbuhan ekonomi lokal, dan partisipasi dalam platform ekonomi digital. Pemantauan secara berkala terhadap parameter-parameter ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak nyata digitalisasi ekonomi terhadap kemandirian masyarakat desa. Dengan menggabungkan identifikasi parameter kritis dan penggunaan indikator yang jelas, penentuan indikator keberhasilan dapat membantu mengarahkan upaya digitalisasi ekonomi dengan fokus pada peningkatan kemandirian masyarakat desa secara komprehensif. Indikator yang terukur dengan baik juga memungkinkan pemantauan yang efektif terhadap progres dan kesuksesan implementasi program digitalisasi. Monitoring dan evaluasi dalam konteks digitalisasi ekonomi masyarakat desa memerlukan sistem pemantauan yang dapat mengukur kemajuan masyarakat secara menyeluruh. Pertama-tama, sistem pemantauan harus mencakup indikator-indikator kritis yang telah ditetapkan sebagai parameter keberhasilan. Misalnya, tingkat partisipasi dalam pelatihan literasi digital, jumlah penggunaan internet, dan peningkatan pendapatan dapat menjadi bagian dari sistem pemantauan yang terstruktur. Dengan memantau secara terus-menerus indikator ini, dapat dilakukan evaluasi berkala terhadap tingkat kemajuan masyarakat dalam mengadopsi teknologi digital.


108 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono Peran evaluasi menjadi kunci dalam mengevaluasi keberlanjutan program digitalisasi. Evaluasi harus dilakukan dengan menggali dampak nyata yang telah dicapai oleh masyarakat desa melalui digitalisasi ekonomi. Ini mencakup analisis terhadap perubahan ekonomi, perbaikan keterampilan teknologi, dan penguatan kemandirian ekonomi. Evaluasi juga harus melibatkan pemangku kepentingan utama, termasuk masyarakat setempat, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih holistik tentang dampak program. Sistem pemantauan dan evaluasi yang efektif juga dapat memberikan umpan balik yang berharga untuk memperbaiki dan menyesuaikan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Melalui evaluasi yang terus-menerus, program digitalisasi dapat diarahkan untuk memberikan manfaat maksimal dan mendukung perkembangan berkelanjutan. Evaluasi yang berfokus pada keberlanjutan program juga dapat membantu mengidentifikasi area-area di mana peningkatan dapat dilakukan untuk memastikan bahwa manfaat digitalisasi berkelanjutan dan dapat diadopsi secara luas oleh masyarakat desa. Langkah-langkah teknis pemantauan dan evaluasi digitalisasi ekonomi masyarakat pedesaan perlu dirancang secara cermat untuk memastikan bahwa program mencapai tujuannya dan memberikan dampak positif yang diinginkan. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, pemantauan dan


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 109 evaluasi digitalisasi ekonomi masyarakat pedesaan dapat menjadi instrumen yang efektif untuk memastikan keberlanjutan, memahami dampak secara menyeluruh, dan memberikan dasar bagi perbaikan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa langkah teknis yang dapat diterapkan: 1. Identifikasi Indikator Kunci Keberhasilan (IKK) Identifikasi indikator yang dapat diukur dan spesifik untuk program digitalisasi. Misalnya, partisipasi pelatihan digital, peningkatan penggunaan teknologi, partumbuhan ekonomi lokal, atau peningkatan pendapatan. 2. Pengembangan Sistem Pemantauan Implementasikan sistem pemantauan untuk secara terus-menerus mengumpulkan data relevan. Gunakan teknologi digital seperti aplikasi survei atau platform pemantauan online untuk mendokumentasikan kemajuan dan hasil program. 3. Pengumpulan Data Awal Sebelum memulai program, lakukan survei atau penilaian awal untuk mengumpulkan data dasar tentang literasi digital, tingkat penggunaan teknologi, dan profil ekonomi masyarakat desa. 4. Pelatihan dan Pendidikan Sertakan program pelatihan untuk masyarakat dan pemangku kepentingan terkait mengenai cara meng-


110 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono gunakan dan memanfaatkan teknologi. Evaluasi efektivitas pelatihan dan pemahaman peserta terhadap materi. 5. Pengumpulan Data Berkala Selama implementasi, lakukan pemantauan berkala untuk mengumpulkan data tentang partisipasi, adopsi teknologi, dan dampak ekonomi. Hal ini dapat mencakup wawancara, survei, atau pemantauan online. 6. Analisis Data Lakukan analisis data secara reguler untuk mengidentifikasi tren, kesenjangan, dan potensi perbaikan. Gunakan metode statistik dan pemodelan data untuk mendapatkan wawasan yang mendalam. 7. Evaluasi Dampak Sosial dan Ekonomi Lakukan evaluasi dampak secara menyeluruh, termasuk analisis efek positif dan negatif digitalisasi ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat. Evaluasi dapat mencakup pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan, dan perubahan dalam kehidupan seharihari masyarakat. 8. Konsultasi dengan Pemangku Kepentingan Melibatkan pemangku kepentingan utama dalam proses evaluasi. Diskusikan temuan, tantangan, dan rekomendasi dengan masyarakat, pemerintah lokal, dan pihak-pihak terkait lainnya.


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 111 9. Perbaikan dan Penyesuaian Program Gunakan temuan evaluasi untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian program. Identifikasi peluang pengembangan dan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan dampak positif. 10. Pelaporan dan Komunikasi Sampaikan temuan pemantauan dan evaluasi secara teratur kepada semua pemangku kepentingan melalui laporan dan presentasi. Komunikasikan pencapaian dan tantangan secara transparan. Dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama melalui peningkatan ekonomi dan pendapatan, dapat diukur melalui bukti dan data konkret tentang perubahan yang terjadi. Pertama-tama, perlu dilakukan analisis data pendapatan masyarakat desa sebelum dan setelah penerapan program digitalisasi. Data ini dapat mencakup perubahan pendapatan individu, rumah tangga, atau usaha mikro dan kecil yang menjadi peserta program. Peningkatan pendapatan yang dapat diatribusikan langsung kepada adopsi teknologi digital memberikan indikasi langsung terhadap keberhasilan program.


112 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono Selanjutnya, penting untuk mengevaluasi kontribusi program digitalisasi terhadap perekonomian lokal. Ini dapat melibatkan pengukuran pertumbuhan sektor ekonomi tertentu, peningkatan jumlah usaha lokal yang aktif secara digital, atau peningkatan daya saing produk dan layanan dari desa tersebut di pasar regional atau nasional. Data ini dapat memberikan gambaran tentang bagaimana program digitalisasi mampu memberikan dorongan signifikan terhadap aktivitas ekonomi lokal dan menggairahkan pertumbuhan ekonomi di tingkat desa. Dengan menggabungkan bukti dan data tersebut, kita dapat memahami dampak positif secara konkret terhadap kesejahteraan masyarakat desa. Peningkatan ekonomi dan pendapatan yang dapat diukur secara empiris memberikan gambaran yang jelas tentang efektivitas program digitalisasi dalam membawa perubahan positif. Selain itu, kontribusi terhadap perekonomian lokal menggambarkan potensi jangka panjang dalam membentuk keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masyarakat desa yang mengadopsi teknologi digital. Penerapan model pembangunan berkelanjutan dalam konteks digitalisasi ekonomi masyarakat pedesaan melibatkan integrasi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 113 menciptakan pendekatan holistik terhadap pembangunan masyarakat. Pendekatan ini didasarkan pada kesadaran bahwa pembangunan yang berkelanjutan harus mempertimbangkan dan menggabungkan dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan secara seimbang. Dari segi ekonomi, integrasi aspek ekonomi dalam model pembangunan berkelanjutan mencakup upaya untuk meningkatkan daya saing ekonomi lokal melalui digitalisasi. Adopsi teknologi dalam berbagai sektor ekonomi pedesaan, seperti pertanian, kerajinan, atau pariwisata, dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Digitalisasi juga dapat membuka peluang akses pasar yang lebih luas dan memperkuat jejak ekonomi lokal. Pendekatan holistik terhadap pembangunan masyarakat dalam konteks digitalisasi ekonomi mencakup upaya menyeluruh yang melibatkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara terintegrasi. Dalam dimensi ekonomi, pendekatan ini menekankan perlunya memahami kebutuhan dan potensi ekonomi masyarakat pedesaan secara menyeluruh. Hal ini mencakup identifikasi sektor ekonomi yang dapat di-digitalisasi, pengembangan peluang bisnis berbasis teknologi, dan pemberdayaan pelaku usaha lokal untuk meningkatkan daya saing ekonomi mereka. Melalui pendekatan holistik ini, masyarakat pedesaan dapat


114 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono mengoptimalkan potensi ekonomi mereka dengan memanfaatkan teknologi digital. Sementara itu, dalam dimensi sosial, pendekatan holistik menitikberatkan pada inklusivitas dan pemberdayaan masyarakat. Program digitalisasi harus dirancang untuk memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, tanpa meninggalkan kelompok yang lebih rentan. Upaya ini melibatkan pelatihan dan peningkatan literasi digital bagi seluruh komunitas, mendukung peran perempuan dalam ekosistem digital, dan membangun kapasitas lokal untuk mengelola perubahan yang diinduksi oleh teknologi. Dengan mengadopsi pendekatan holistik ini, digitalisasi ekonomi dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mengurangi kesenjangan di masyarakat pedesaan. Di sisi lingkungan, pendekatan holistik mengejar keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Teknologi digital harus digunakan sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi sumber daya, mengurangi dampak lingkungan negatif, dan mendukung praktik-praktik keberlanjutan. Ini bisa mencakup penggunaan sensor dan teknologi pemantauan untuk mengoptimalkan penggunaan air dan energi, mengadopsi pertanian berkelanjutan berbasis data, dan mengurangi limbah elektronik. Dengan memprioritaskan keseimbangan antara pembangunan


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 115 ekonomi dan pelestarian lingkungan, pendekatan holistik mendukung penciptaan masyarakat pedesaan yang lestari dan ramah lingkungan. 1. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat dalam konteks penerapan model pembangunan berkelanjutan melibatkan peran aktif masyarakat dalam proses pembangunan mandiri, serta penerapan strategi yang mendukung pencapaian kemandirian yang berkelanjutan. Dalam dimensi peran aktif masyarakat, pemberdayaan melibatkan pengakuan terhadap potensi, pengetahuan lokal, dan kapasitas masyarakat desa. Masyarakat didorong untuk menjadi bagian aktif dalam perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan dan program pembangunan. Hal ini dapat mencakup partisipasi dalam pengambilan keputusan, penyusunan rencana pembangunan lokal, serta pengelolaan sumber daya dan proyek-proyek berbasis teknologi digital. Strategi pemberdayaan untuk mencapai kemandirian yang berkelanjutan mencakup berbagai langkah yang dirancang untuk membangun kapasitas dan meningkatkan potensi masyarakat desa. Pertama-tama, ada kebutuhan untuk memberikan akses yang lebih baik terhadap pengetahuan dan keterampilan teknologi digital. Program pelatihan dan pendidikan harus disusun


116 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono dengan memperhatikan kebutuhan lokal, dan memungkinkan masyarakat desa untuk memanfaatkan teknologi secara efektif. Selain itu, mendukung inisiatif wirausaha lokal, koperasi, dan kerjasama antarwarga dapat menjadi strategi yang efektif untuk memperkuat basis ekonomi masyarakat desa (Mentsiev et al., 2020). Pemberdayaan masyarakat juga mencakup pengembangan kelembagaan lokal yang memungkinkan partisipasi aktif dan berkelanjutan dalam pengambilan keputusan. Membangun kapasitas lembaga-lembaga lokal, seperti kelompok petani, koperasi, atau forum komunitas, dapat memberikan wadah untuk kolaborasi dan koordinasi yang lebih baik dalam mewujudkan program pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini, penerapan model pembangunan berkelanjutan harus menciptakan platform untuk dialog yang terbuka dan inklusif, sehingga masyarakat desa dapat merumuskan visi dan tujuan bersama untuk kemandirian yang berkelanjutan. Secara keseluruhan, pemberdayaan masyarakat dalam konteks penerapan model pembangunan berkelanjutan melibatkan memberikan kekuatan kepada masyarakat desa untuk mengambil peran aktif dalam membentuk arah dan hasil pembangunan. Strategi pemberdayaan yang holistik, mencakup aspek ekonomi,


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 117 sosial, dan kelembagaan, akan menciptakan dasar yang kuat untuk masyarakat desa mencapai kemandirian yang berkelanjutan dalam era digitalisasi ekonomi.


118 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono Bessonova, E., & Battalov, R. (2020). Digitalization as a tool for innovative economic development. Economic AnnalsXXI, 186. Bhatt, S. (2020). Digitalization of rural india: Digital village. VISION: Journal of Indian Taxation, 7(1), 83–93. Brodny, J., & Tutak, M. (2022). Analyzing the level of digitalization among the enterprises of the European Union member states and their impact on economic growth. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity, 8(2), 70. Ivanova, I. A., Pulyaeva, V. N., Vlasenko, L. V, Gibadullin, A. A., & Sadriddinov, M. I. (2019). Digitalization of organizations: current issues, managerial challenges and socioeconomic risks. Journal of Physics: Conference Series, 1399(3), 33038. Kramar, I., Marynenko, N., Mischuk, O., Bukhta, V., & Sherstiuk,


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 119 R. (2020). Economic dimension of digitization in rural areas. 19th International Scientific Conference Engineering for Rural Development. Kravchenko, O. (2019). Digitalization as a Global Trend and Growth Factor ofthe Modern Economy. SHS Web of Conference 65, 434–443. Kuzmich, N. P. (2021). The impact of digitalization of agriculture on sustainable development of rural territories. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 677(2), 22019. Mentsiev, A. U., Engel, M. V, Tsamaev, A. M., Abubakarov, M. V, & Yushaeva, R. S. E. (2020). The concept of digitalization and its impact on the modern economy. International Scientific Conference" Far East Con"(ISCFEC 2020), 2960– 2964. Mishakov, V. Y., Daitov, V. V, & Gordienko, M. S. (2021). Impact of digitalization on economic sustainability in developed and developing countries. In Sustainable Development of Modern Digital Economy: Perspectives from Russian Experiences (pp. 265–274). Springer. Norris, L. (2020). The spatial implications of rural business digitalization: case studies from Wales. Regional Studies, Regional Science, 7(1), 499–510.


120 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono Polozhentseva, Y., Klevtsova, M., & Leontyev, E. (2019). Effects of the economic space digitalization in the context of modern society transformation. Economic Annals-XXI, 180. Pujihartati, S. H., Mahmudah, H. A., Pratiwi, G., Ridhani, H. A., Alfarisi, I. A., Sarjono, I. J., Angga, I. F., Safitri, I. N., Auri, Z., & Anjani, F. (2022). Digitalisasi Profil Desa Turus. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 7(2), 338– 346. Putra, G. B., & Atmaja, E. J. J. (2021). Pedampingan Penggunaan Sistem Informasi Profil Desa Banyuasin Berbasis Internet Dan Aplikasi Mobile. Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal, 4(1), 97–102. Rahman, A., Hidayat, M. T., & Mustika, F. (2020). Pelatihan dan pendampingan masyarakat desa dalam pembuatan video profil kampung kota lintang kabupaten aceh tamiang. Global Science Society: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 231–239. Rolandi, S., Brunori, G., Bacco, M., & Scotti, I. (2021). The digitalization of agriculture and rural areas: Towards a taxonomy of the impacts. Sustainability, 13(9), 5172. Salimyanova, Ig., Novikov, Aa., Novikova, Ev., Lushchik, Iv., Savderova, Af., Berezina, Nv., Rudenko, Lg., & Allalyev, Rm. (2019). Economy digitalization: Information impact


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 121 on market entities. Journal of Environmental Treatment Techniques, 7(4), 654–658. Sucipto, A., Jupriyadi, J., Nurkholis, A., Budiman, A., Pasha, D., Firmansyah, G., & Sangha, Z. K. (2022). Penerapan Sistem Informasi Profil Berbasis Web Di Desa Bandarsari. Journal of Social Sciences and Technology for Community Service (JSSTCS), 3(1), 29–37. Taufik, R., Wartariyus, W., Pribadi, I. A., Muhaqiqin, M., Ilman, I. S., & Sholehurrohman, R. (2023). Manajemen Wordpress untuk Menginformasikan Profil Dan Potensi Desa di Desa Gebang Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran Lampung. Journal of Social Sciences and Technology for Community Service (JSSTCS), 4(1), 36–40.


122 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono Retna Sari, SE., M.Ak., Lahir di desa Panca Warna yang terpencil di Kabupaten Mesuji Kota Bandar Lampung pada 7 Maret 1992. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Panca Warna lulus tahun 2004, SMP Negeri 1 Way Serdang lulus tahun 2007, SMK Arjuna lulus tahun 2010 dan melanjutkan pendidikan Sarjana Akuntansi di UPN Veteran Jakarta lulus tahun 2014 dan Program Magister Akuntansi di Universitas Padjadajaran lulus tahun 2018. Penulis adalah Dosen Tetap dengan tugas tambahan sebagai Kepala Pusat Pengelolaan Data dan Informasi di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Penulis juga memiliki sejumlah karya ilmiah yang di publikasikan didalam jurnal nasional maupun internasional terakreditasi. Rodmap penilitian berfokus dalam bidang audit dan pelaporan keuangan. Penulis juga mengajar dalam beberapa matakuliah audit seperti Auditing and Assurance 1 dan Audit Internal. Penulis dapat dihubungi pada [email protected]


Digitalisasi Ekonomi Masyarakat Desa 123 Mohamad Bayu Wibisono, S.Kom, MM. Lahir di Kota Pasuruan, Jawa Timur pada 26 Mei 1975. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Pekuncen Pasuruan pada tahun 1980, SMP Negeri 1 Pasuruan tahun 1986, dan SMA4 Pasuruan pada tahun 1993. Setelah mengikuti pendidikan dasar selanjutnya penulis memulai pendidikan Sarjana di UPN Veteran Jakarta untuk Program Studi Sistem Informasi pada tahun 1993. Pernah melanjutkan Pendidikan di S2 Ilmu Komputer IPB tahun 2005 tidak sampai selesai, selanjutnya melanjutkan Program Magister Manajemen di UPN Veteran Jakarta pada tahun 2010. Penulis adalah Dosen Tetap di Fakultas Ilmu Komputer pada Program Studi D3 Manajemen Informatika sekaligus dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan spesialisasi pada mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Dalam hal organisasi, penulis pernah menjabat sebagai Kepala Laboratorium Komputer bidang Multimedia dan Jaringan di Fakultas Ilmu Komputer dan Kepala Pusat Komputer di UPN Veteran Jakarta. Penulis juga memiliki sejumlah karya ilmiah yang telah dipublikasikan pada jurnal nasional maupun internasional. Pada bidang penelitian penulis berfokus pada bidang pengembangan sistem informasi. Saat ini penulis mengajar dalam beberapa matakuliah khususnya yang terkait dengan bidang system informasi dan pemrograman dalam pengembangannya di masyarakat.


124 Retna Sari & Mohamad Bayu Wibisono


Click to View FlipBook Version