The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku "Manajemen Proyek Perangkat Lunak" adalah panduan komprehensif yang memperkenalkan pembaca pada konsep-konsep kunci dalam mengelola proyek pengembangan perangkat lunak. Dari perencanaan hingga implementasi, penulis membahas praktik terbaik dalam memastikan kesuksesan proyek perangkat lunak.

Dalam buku ini, pembaca akan diajak melalui tahapan-tahapan esensial dalam manajemen proyek perangkat lunak, termasuk identifikasi kebutuhan, perencanaan jadwal, manajemen risiko, pengendalian kualitas, dan pelaporan kemajuan proyek. Penekanan diberikan pada pengelolaan sumber daya, alokasi anggaran, dan pemantauan progres untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan anggaran.

Selain itu, buku ini juga membahas metodologi pengembangan perangkat Lunak seperti Agile, Scrum, dan Waterfall, serta bagaimana menerapkan pendekatan ini sesuai dengan karakteristik proyek tertentu. Dengan studi kasus dan contoh nyata, pembaca diberikan wawasan yang mendalam tentang tantangan yang mungkin dihadapi dalam pengelolaan proyek perangkat lunak dan cara mengatasinya.

Secara keseluruhan, "Manajemen Proyek Perangkat Lunak" menjadi acuan yang berharga bagi manajer proyek, pengembang perangkat lunak, dan profesional Ti yang ingin memahami prinsip-prinsip inti dalam mengelola proyek pengembangan perangkat lunak secara efisien dan efektif. Buku ini tidak hanya memberikan panduan praktis, tetapi juga memberikan strategi untuk mengoptimalkan kinerja proyek dan meningkatkan keberhasilan dalam

menghadapi kompleksitas proyek perangkat lunak yang modern.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-04-26 09:53:54

Manajemen Proyek Perangkat Lunak

Buku "Manajemen Proyek Perangkat Lunak" adalah panduan komprehensif yang memperkenalkan pembaca pada konsep-konsep kunci dalam mengelola proyek pengembangan perangkat lunak. Dari perencanaan hingga implementasi, penulis membahas praktik terbaik dalam memastikan kesuksesan proyek perangkat lunak.

Dalam buku ini, pembaca akan diajak melalui tahapan-tahapan esensial dalam manajemen proyek perangkat lunak, termasuk identifikasi kebutuhan, perencanaan jadwal, manajemen risiko, pengendalian kualitas, dan pelaporan kemajuan proyek. Penekanan diberikan pada pengelolaan sumber daya, alokasi anggaran, dan pemantauan progres untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan anggaran.

Selain itu, buku ini juga membahas metodologi pengembangan perangkat Lunak seperti Agile, Scrum, dan Waterfall, serta bagaimana menerapkan pendekatan ini sesuai dengan karakteristik proyek tertentu. Dengan studi kasus dan contoh nyata, pembaca diberikan wawasan yang mendalam tentang tantangan yang mungkin dihadapi dalam pengelolaan proyek perangkat lunak dan cara mengatasinya.

Secara keseluruhan, "Manajemen Proyek Perangkat Lunak" menjadi acuan yang berharga bagi manajer proyek, pengembang perangkat lunak, dan profesional Ti yang ingin memahami prinsip-prinsip inti dalam mengelola proyek pengembangan perangkat lunak secara efisien dan efektif. Buku ini tidak hanya memberikan panduan praktis, tetapi juga memberikan strategi untuk mengoptimalkan kinerja proyek dan meningkatkan keberhasilan dalam

menghadapi kompleksitas proyek perangkat lunak yang modern.

Manajemen Proyek Perangkat Lunak 139 budaya orang akan tersinggung dengan terus terang. Tidak memahami budaya lain dan bagaimana berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang dari berbagai latar belakang mengganggu proyek dan bisnis. Banyak kursus pelatihan yang tersedia untuk mendidik orang dalam kesadaran budaya, bisnis internasional, dan tim building internasional. Dibutuhkan kepemimpinan untuk membantu meningkatkan komunikasi. Jika manajemen senior memungkinkan karyawan memberikan presentasi miskin, menulis laporan ceroboh, menyinggung perasaan orang dari budaya yang berbeda, atau berperilaku buruk saat rapat, karyawan tidak akan ingin meningkatkan keterampilan komunikasi mereka. Manajemen senior harus menetapkan harapan yang tinggi dan memimpin dengan contoh. Beberapa organisasi mengirim semua profesional teknologi informasi untuk pelatihan yang meliputi pengembangan keterampilan teknis dan komunikasi. Beberapa organisasi mengalokasikan waktu dalam jadwal proyek penyusunan draft laporan penting dan presentasi lalu menggabungkan umpan balik pada draft, termasuk waktunya untuk pertemuan informal dengan para pelanggan untuk membantu mengembangkan hubungan. Beberapa organisasi bahkan menyediakan staf untuk membantu dalam manajemen hubungan, karena dengan tujuan lain, meningkatkan komunikasi dapat dicapai dengan perencanaan yang tepat, dukungan, dan kepemimpinan dari manajemen senior.


140 Manajemen Proyek Perangkat Lunak K. Mengembangkan Infrastruktur Komunikasi Infrastruktur komunikasi adalah sebuah set dari alatalat, teknik, dan prinsip yang menyediakan pondasi untuk transfer yang efektif dari informasi diantara orang-orang. Alat-alat berisi email, software manajemen proyek, groupware, mesin fax, telepon, sistem teleconference, sistem manajemen dokumen, dan pengolah kata. Teknik berisi panduan laporan dan template, aturan dasar rapat dan prosedur, proses penentuan pilihan, pendekatan pemecahan masalah, keputusan konflik dan teknik negosiasi, dan sejenisnya. Prinsip termasuk menyediakan sebuah lingkungan bagi dialog terbuka menggunakan “bicara lurus” dan berikut etos kerja yang disepakati. L. Menggunakan Template untuk Komunikasi Proyek Banyak orang cerdas memiliki kesulitan menulis sebuah laporan kinerja atau menyiapkan waktu sepuluh menit presentasi teknis untuk ulasan pelanggan. Beberapa orang dalam situasi seperti ini merasa malu untuk meminta tolong. Untuk membuat persiapan komunikasi proyek lebih mudah, manajer proyek harus menyediakan contoh dan template untuk komunikasi proyek umum seperti deskripsi proyek, anggaran proyek, laporan kinerja bulanan, laporan status lisan, dst. Dokumentasi yang baik dari proyek yang lalu bisa menjadi sumber yang cukup dari contoh.


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 141 Diskripsi Proyek X Tujuan Menjelaskan tujuan dari sebuah proyek dalam satu atau dua kalimat. Berfokus pada keuntungan bisnis dalam mengerjakan proyek. Ruang Lingkup Dengan ringkas menjelaskan ruang lingkup proyek. Apa fungsi bisnis yang terlibat, dan apa produk utama yang akan dihasilkan dari proyek? Asumsi Meringkas asumsi yang paling kritis untuk proyek. Biaya Menyediakan estimasi total dari proyek. Jika diinginkan, buatlah daftar dari total biaya tiap tahun Jadwal Menyediakan informasi ringkas dari grafik proyek Gantt, seperti yang ditunjukkan. Berfokus pada tugas ringkasan dan hal penting


142 Manajemen Proyek Perangkat Lunak


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 143 Manajemen Risiko dalam Proyek Perangkat Lunak Shandy Tresnawati, M.Kom BAB 10


144 Manajemen Proyek Perangkat Lunak A. Risiko Pada Perangkat Lunak Risiko ialah peristiwa atau kejadian yang berpotensi untuk terjadi yang mungkin dapat memunculkan kerugian bagi suatu Perusahaan (Hanggraeni, 2010). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Risiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga atau tidak diinginkan. Kerugian tersebut sebenarnya merupakan bentuk ketidakpastian yang seharusnya dipahami dan dikelola secara efektif oleh organisasi sebagai bagian dari strategi sehingga dapat menjadi nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan organisasi. Pada dasarnya, faktor risiko dalam suatu perencanaan sistem informasi, dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori risiko yaitu: 1. Catastrophic (bencana) Pada level ini tingkat ancaman dapat dikategorikan sangat merusak, dimana sumber ancaman memiliki motif besar saat melakukan keigatannya, dampak yang ditimbulkan dari tingkat ini dapat membuat sistem tidak berfungsi sama sekali. 2. Critical (kritikal), Level ini dapat dikategorikan cukup membuat merusak sistem Teknologi Informasi, akan tetapi penggunaan kontrol yang diterapkan pada sistem telah dapat menahan kondisi kerusakan sehingga tidak menyebabkan kerusakan yang besar pada sistem. 3. Marginal (kecil), Pada level ini kontrol keamanan mampu mendeteksi sumber ancaman yang menyerang sistem Teknologi Informasi, walau tingkat kerusakan pada sistem masih terjadi, akan tetapi masih dapat diperbaiki dan dikembalikan kepada kondisi semula.


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 145 4. Negligible (dapat diabaikan), Pada level ini sumber ancaman tidak dapat mempengaruhi sistem, dimana kontrol atas sistem sangat mampu mengantisipasi adanya kemungkinan. Adapun pengaruh atau dampak yang ditimbulkan terhadap suatu proyek, sistem Informasi dapat berpengaruh kepada: 1. Nilai ujuk kerja dari sistem yang dikembangkan 2. Biaya yang dikeluarkan oleh suatu organisasi yang mengembangkan teknologi informasi. 3. Dukungan pihak manajemen terhadap pengembangan teknologi informasi. 4. Schedule waktu penerapan pengembangan teknologi informasi. Suatu risiko perlu didefinisikan dalam suatu pendekatan yang sistematis, sehingga Pengaruh dari risiko yang timbul atas pengembangan teknologi informasi pada usatu organisasi dapat diantisipasi dan diifentifikasi sebelumnya. Mendefinisikan suatu risiko dalam pengembangan teknologi informasi pada suatu organisasi terkait dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle [SDLC]), dimana fase-fase penerapan SDLC dalam pengembangan teknologi informasi di spesifikasikan pada analisa risiko.


146 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Gambar 1. Revolusi komputasi Gambar 1. menjelaskan tentang alur kehidupan dari sebuah sistem perangkat lunak dari mulai proses perancangan, desain, pengimplementasian, proses ujicoba dan proses pengembangan sistem perangkat lunak. B. Pengertian Manajemen Risiko Menurut Irham, (2013), manajemen risiko adalah disiplin ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan langkahlangkah untuk memetakan masalah yang ada dengan menggunakan pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. Tujuan manajemen risiko untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau serta mengendalikan kegiatan usaha lembaga keuangan dengan tingkat risiko yang sesuai secara terarah, terpadu dan berkesinambungan. Manajamen risiko bertindak sebagai filter untuk aktivitasi bisnis atau sebagai sistem peringatan dini.


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 147 Manajemen risiko secara umum didefinisikan sebagai proses, mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi untuk mengelola risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko akan melibatkan proses-proses, metode dan teknik yang membantu memaksimalkan probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan. Jadi, manajemen risiko adalah suatu proses identifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strartegi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko, dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu. Secara garis besar Manajemen risiko dibentuk dengan memperhatikan dua hal lain yaitu gangguan ancaman (threat) serta konsekuensi (consequences) seperti gambar dibawah ini. Gambar 2. Bagan Pengelolaan Risiko Sistem Informsi


148 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Pada gambar 2 menjelaskan lebih dalam lagi tentang ancaman yang dapat dijabarkan lagi menjadi beberapa komponen pembentuk ancaman. Menurut Jordan and Luke, (2005), Risiko–Risiko teknologi didefinisikan dalam 7 kelas, dimana pada setiap kasus, teknologi informasi dapat juga melakukan kesalahan, tetapi konsekuensi–konsekuensinya dapat berakibat negatif bagi bisnis. Berikut ini adalah 7 kelas risiko teknologi: 1. Projects – failing to deliver, Risiko ini bersangkutan dengan gagalnya suatu proyek TI. 2. IT service continuity- when business operations go off the air, Risiko ini berhubungan dengan pelayanan TI yang ketinggalan jaman dan tidak dapat diandalkan sehingga menganggu proses bisnis yang sedang berjalan. 3. Information assets – failing to protect and preserve, Risiko ini berhubungan khusus dengan kerusakan, kehilangan, dan eksploitasi aset informasi yang ada dalam sistem. 4. Service providers and vendors – breaks in the IT value chain, Risiko ini berhubungan dengan kemampuan dari provider dan vendor. Bila mereka gagal dalam menyediakan pelayanan yang baik bagi kita, maka akan berdampak signifikan bagi sistem TI perusahaan. 5. Applications – flaky systems, Risiko ini berhubungan dengan kegagalan aplikasi TI yang diterapkan. Aplikasi biasanya berinteraksi dengan user dan dalam suatu perusahaan biasanya terdapat kombinasi antara software paket dan software buatan yang diintegrasikan menjadi satu.


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 149 6. Infrastructure – shaky foundations, Risiko ini berhubungan dengan kegagalan dalam infrastruktur TI. 7. Strategic and emergent – disabled by IT, Risiko ini berhubungan dengan kemampuan TI untuk memberitahukan strategi bisnis yang dilakukan. Dampak-dampak yang tidak langsung tetapi sangat signifikan dalam pelaksanaan bisnis secara luas. C. Pengukuran dan Pengkajian Risiko Stoneburner, (2002) mengemukakan sebuah konsep manajemen risiko Teknologi Informasi ialah proses melindungi sistem Teknologi Informasi dalam mendukung misi perusahaan melalui penyeimbangan biaya operasional serta biaya perlindungan sistem tersebut. Matriks pengukuran dalam manajemen risiko Teknologi Informasi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu: 1. Metode Kuantitatif, Metode pengukuran risiko secara kuantitatif ialah pengukuran finansial untuk menyatakan besaran risiko yang dikeluarkan perusahan bila terjadi gangguan terhadap infrastruktur Teknologi Informasi. Metode kuantitatif menggunakan prosedur perhitungan matematis serta fungsi statistik khususnya probabilitas. Metode in dianggap lebih objektif dan dapat digunakan secara berulang. Kekurangan metode ini ialah kompleksitas perhitungan dari pemprosesan data serta dibutuhkan waktu dan usaha yang lebih disbanding metode kualitatif. 2. Metode kualitatif, Metode pengukuran risiko secara kualitatif ialah pengukuran besaran risiko dilihat dari dampak yang ditimbulkan apabila terjadi gangguan


150 Manajemen Proyek Perangkat Lunak terhadap infrastruktur Teknologi Informasi dengan mengkategorikan ke dalam tiga tingkatan (Low, Medium, dan, High). Pengkajian risiko yang didapat melalui perhitunganperhitungan tersebut akan digunakan oleh perusahaan dalam menganalisis keputusan yang akan diambil dalam mengelola risiko Teknologi Informasi. Pengkajian risiko ialah perhitungan nilai besaran risiko berdasarkan kemungkinan terjadi sebuah ancaman pada Teknologi Informasi serta konsekuensi yang dapat terjadi dari ancaman tersebut. Pengkajian risiko dapat menggunakan dua metode (Stoneburner, 2002): 1. Annualized Loss Expectancy Metode ini didapat dari hasil antara perhitungan persentase kemungkinan terjadinya ancaman tiap tahun (Annualized Rate of Threat Occurrence) dengan nilai akibat dari terjadinya ancaman tersebut (Single Loss Expectancy). 2. Annualized Impact Expectancy Metode ini digunakan dalam menentukan besara kualitatif dari risiko berdasarkan perhitungan antara komponen persentase kemungkinan terjadinya ancaman tiap tahun. (Annualized Rate of Threat Occurrence) dengan nilai dampak dari terjadinya ancaman, yang menggunakan nilai konsekuensi kualitatif. Di dalam melaksanakan analisis dampak, harus mempertimbangkan hasil keuntungan dan kerugian dari penilaian kualitatif dengan kuantitatif. Keuntungan yang


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 151 utama dari analisis dampak secara kualitatif adalah prioritas resiko dan identifikasi area untuk meningkatkan pemulihan dengan meruju langsung pada vunerability. Kerugian dari analisis kualitatif adalah tidak menghasilkan pengukuran yang dapat menghitung spesifikasi besaran dari dampaknya, oleh karena itu pembuatan analisis cost-benefit mengenai rekomendasi pengendalian sulit dipulihkan. Keuntungan yang utama dari analisis dampak kauntitatif adalah menghasilkan suatu pengukuran besaran dampak yang dapat dipakai dalam analisis cost-benefit pada rekomendasi pengendalian. Sedangkan kerugiannya tergantung dari cakupan ketidakjelasan kuantitatif yang digunakan, sehingga harus melakukan perkiraan secara kualitatif. Berikut ini, menunjukkan perbedaan, kelebihan maupun kekurangan antara kedua metode tersebut: Tabel 1. Perbedaan Kuantitatif dan Kualitatif Kualitatif Kuantitatif Langkah pertama dalam analisis resiko Biasanya merupakan lanjutan dari analisis resiko kualitatif Menggunakan pendekatan non-matemaits Menggunakan pendekatan matematis Relatif mudah dihitung dan sederhana Relatif perhitungannya lebih kompleks


152 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Relatif mudah digunakan, dijelaskan dan lebih mudah Membutuhkan waktu dan biaya Tidak dapat digunakan untuk analisis cost-benefit Dapat digunakan untuk analisis cost-benefit Unsur Subjektif relatif tinggi Unsur subjektif relatif rendah (lebih objektif)


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 153 Perencanaan dan Pengendalian Biaya Proyek Perangkat Lunak Ahlijati Nuraminah, S.Kom., M.T.I. BAB 11


154 Manajemen Proyek Perangkat Lunak erencanaan dan pengendalian biaya merupakan salah satu tanggung jawab utama seorang manajer proyek perangkat lunak (Mulyoto, 2013). Tanpa perencanaan biaya yang matang dan pengendalian biaya yang ketat, sebuah proyek perangkat lunak dapat dengan mudah mengalami pembengkakan biaya dan gagal mencapai sasaran anggaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, kemampuan dalam bidang perencanaan dan kendali biaya menjadi kompetensi wajib yang harus dimiliki oleh setiap manajer proyek perangkat lunak. Pada bab ini akan membahas berbagai proses, teknik dan tools yang dapat digunakan oleh manajer proyek untuk melakukan perencanaan dan pengendalian biaya proyek pengembangan perangkat lunak secara efektif. Pembahasan diawali dengan tahap perencanaan biaya yang meliputi teknik estimasi biaya sumber daya, menghitung biaya setiap aktivitas proyek, hingga menyusun anggaran biaya keseluruhan. Kemudian membahas aspek pengendalian biaya yang mencakup pemantauan realisasi biaya, analisis varians, pengelolaan perubahan, forecasting, hingga pemanfaatan perangkat bantu seperti Earned Value Management. Dengan memahami isi bab ini, diharapkan manajer proyek memiliki bekal yang memadai untuk dapat merencanakan dan mengendalikan biaya proyek perangkat lunak secara optimal sehingga tujuan anggaran proyek dapat tercapai. A. Perencanaan Biaya Proyek Perangkat Lunak Perencanaan biaya yang baik adalah kunci keberhasilan manajemen proyek perangkat lunak (Setyawati et al., 2021). P


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 155 Tanpa perencanaan biaya yang matang dan realistis, proyek berisiko mengalami pembengkakan biaya dan gagal mencapai sasaran anggaran. Oleh karena itu, manajer proyek perlu memiliki kemampuan dan pemahaman yang komprehensif dalam melakukan perencanaan biaya proyek perangkat lunak. 1. Mengestimasi biaya sumber daya (tenaga kerja, peralatan, dll) Mengestimasi biaya sumber daya merupakan langkah penting dalam perencanaan biaya proyek perangkat lunak. Sumber daya utama yang dibutuhkan dalam proyek pengembangan perangkat lunak meliputi tenaga kerja (software engineer, programmer, dsb), perangkat keras (komputer, server), perangkat lunak (tools, database, sistem operasi), dan materi penunjang lainnya (Irawan et al., 2019). Dalam mengestimasi biaya tenaga kerja, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah jumlah orang yang dibutuhkan untuk setiap peran, tingkat keahlian dan pengalaman yang dimiliki, serta standar tingkat upah atau gaji untuk setiap peran di pasar kerja TI saat ini (Hayuhardhika, Putra and Perdanakusuma, 2020). Misalnya, untuk peran programmer junior, dibutuhkan 2 orang dengan pengalaman 1-2 tahun, dan gaji ratarata di pasar untuk programmer junior adalah Rp7.000.000 per bulan. Maka biaya tenaga kerja untuk programmer junior adalah Rp7.000.000 x 2 orang x 12 bulan = Rp168.000.000. Biaya perangkat keras seperti komputer dan server diestimasi berdasarkan spesifikasi teknis yang diperlu-


156 Manajemen Proyek Perangkat Lunak kan dan harga pasar saat ini. Misal membutuhkan 2 unit komputer dengan spesifikasi tertentu, dengan harga pasar Rp8.000.000 per unit, maka biaya perangkat keras adalah 2 x Rp8.000.000 = Rp16.000.000. Biaya sewa server diestimasi berdasarkan kapasitas RAM, storage, dan bandwith yang dibutuhkan aplikasi. Sedangkan untuk mengestimasi biaya lisensi perangkat lunak, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi tools dan software apa saja yang dibutuhkan beserta biaya lisensinya dari vendor. Misal membutuhkan 10 lisensi Microsoft Visual Studio dengan harga Rp12.000.000 per lisensi, maka biaya lisensi Visual Studio adalah 10 x Rp12.000.000 = Rp120.000.000. Biaya overhead lainnya seperti pelatihan, transportasi, komunikasi, kantor dan sewa gedung, listrik dan utilitas juga perlu diperhitungkan. Biaya overhead didapatkan dari persentase tertentu dari total biaya langsung, atau diestimasi berdasarkan biaya riil yang dikeluarkan untuk komponen overhead tersebut (Rahayu et al., 2015). 2. Menghitung biaya aktivitas (analisis, desain, pengkodean, pengujian) Setelah mengestimasi biaya untuk berbagai sumber daya yang dibutuhkan, langkah selanjutnya dalam perencanaan biaya proyek perangkat lunak adalah menghitung biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai aktivitas utama dalam proyek. Aktivitas utama dalam pengembangan perangkat lunak antara


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 157 lain analisis kebutuhan, desain sistem, pengkodean, pengujian, hingga implementasi (Pressman, 2019). Untuk menghitung biaya aktivitas analisis kebutuhan, perlu diestimasi upaya (misalnya dalam persondays) yang dibutuhkan business analyst dan system analyst untuk menyelesaikan kegiatan seperti mewawancarai user, membuat user requirement documentation, dan melakukan analisis gap. Misalnya dengan 2 orang business analyst dan 1 orang system analyst diperkirakan membutuhkan total 90 persondays untuk menyelesaikan analisis, maka biaya aktivitas analisis adalah 90 person-days x biaya per person-day. Biaya aktivitas desain sistem dapat diestimasi berdasarkan upaya desainer untuk membuat deliverable desain seperti functional design, technical design, UI design, dan desain basis data. Misal dengan alokasi 60 person-days desainer sistem dan 30 persondays database engineer untuk aktivitas desain, maka biaya desain sistem adalah 90 person-days x biaya per person-day. Aktivitas pengkodean membutuhkan alokasi upaya terbanyak dalam proyek pengembangan perangkat lunak. Biaya pengkodean dihitung dari jumlah programmer dan upaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengkodean berbagai modul/fitur berdasarkan desain yang telah disepakati. Misal dengan tim programmer sebanyak 5 orang dan total alokasi 450 person-days maka biaya pengkodean adalah 450 persondays x biaya per person-day.


158 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Sedangkan biaya pengujian diestimasi berdasarkan jumlah tester, jenis-jenis pengujian (unit testing, integrasi, system testing, UAT), dan upaya untuk melakukan persiapan test case, test execution, bug tracking, hingga regression testing. Misalkan dengan 2 tester selama 150 person-days untuk melakukan berbagai jenis pengujian tersebut, maka biaya pengujian adalah 300 person-days x biaya per personday. Biaya implementasi mencakup biaya untuk deploy aplikasi ke server, migrasi dan konversi data, pelatihan pengguna, hingga biaya overhead pendukung implementasi. Biaya ini diestimasi berdasarkan upaya tim implementasi ditambah biaya-biaya overhead terkait. 3. Membuat anggaran biaya proyek Setelah mengestimasi biaya sumber daya dan biaya aktivitas, langkah berikutnya adalah menyusun total anggaran biaya untuk keseluruhan proyek perangkat lunak. Anggaran biaya berisi daftar komponen biaya yang telah diestimasi sebelumnya dan total keseluruhannya. Dokumen anggaran biaya proyek perlu divalidasi dan disetujui oleh sponsor dan stakeholder terkait sebelum proyek dimulai. Anggaran biaya berfungsi sebagai acuan dan kontrol terhadap pengeluaran biaya selama pelaksanaan proyek. Oleh karena itu, perlu dilakukan secara cermat dan realistis dengan mempertimbangkan faktor resiko dan ketidakpastian.


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 159 4. Menentukan cadangan biaya (contingency reserve) Cadangan biaya atau contingency reserve merupakan jumlah biaya tambahan yang disisihkan dalam anggaran proyek perangkat lunak untuk mengantisipasi ketidakpastian dan risiko selama pelaksanaan proyek. Tujuan utama menentukan cadangan biaya adalah untuk mencadangkan dana yang cukup guna menutupi biaya tak terduga akibat perubahan lingkup kerja, keterlambatan jadwal, risiko teknis, dan faktor ketidakpastian lainnya. Dengan cadangan biaya, manajer proyek memiliki fleksibilitas untuk mengalokasikan dana tambahan jika dibutuhkan tanpa harus selalu meminta tambahan anggaran dari sponsor (Sutikno, Mohammad and Rohman, 2022). Untuk menentukan besaran contingency reserve, dapat menggunakan cara antara lain: a. Persentase tetap dari total biaya, misal 5-10% dari total baseline cost. Presentase dapat disesuaikan dengan tingkat resiko proyek. b. Analisis quantitative risk analysis dengan mengalikan probabilitas dan dampak biaya dari berbagai risiko yang telah diidentifikasi. c. Berdasarkan data historis dan pengalaman proyek sejenis sebelumnya. d. Pendapat pakar dan diskusi dengan tim proyek untuk menentukan jumlah yang realistic dan adequate.


160 Manajemen Proyek Perangkat Lunak B. Pengendalian Biaya Proyek Perangkat Lunak Pengendalian biaya merupakan salah satu area kritikal dalam manajemen proyek perangkat lunak. Tanpa pengendalian biaya yang baik, sebuah proyek perangkat lunak berisiko mengalami pembengkakan biaya dan gagal mencapai sasaran anggaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, manajer proyek perlu memiliki kemampuan dalam melakukan monitoring biaya secara rutin, menganalisis penyimpangan dan tren biaya, serta mengambil tindakan yang tepat untuk memitigasi risiko over budget. 1. Memantau realisasi biaya vs anggaran Memantau realisasi biaya dibandingkan dengan anggaran secara rutin merupakan kunci utama dalam pengendalian biaya proyek perangkat lunak. Realisasi biaya perlu dimonitor dan dibandingkan dengan baseline anggaran untuk mengidentifikasi varians dan penyimpangan biaya. Data realisasi biaya perlu dianalisis bukan hanya secara total tapi juga per komponen biaya. Varians biaya yang substansial perlu segera diinvestigasi dan ditindaklanjuti. Jika biaya aktual tinggi dibandingkan anggaran, maka perlu dilakukan tindakan korektif untuk mengendalikan laju pengeluaran biaya. 2. Analisis varians biaya Analisis varians biaya (cost variance analysis) adalah teknik yang dilakukan untuk menganalisis


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 161 penyimpangan biaya aktual dibandingkan dengan anggaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menentukan penyebab terjadinya varians biaya (Wilke, 2005). Analisis varians perlu dilakukan baik secara total maupun untuk komponen biaya utama seperti tenaga kerja, perangkat lunak, sewa peralatan, dll. Varians negatif mengindikasikan potensi over budget dan memerlukan aksi korektif segera. Dengan melakukan analisis varians rutin, manajer proyek dapat secara proaktif mengelola biaya proyek. Varians biaya yang terdeteksi dini memudahkan untuk melacak akar permasalahannya dan mengimplementasikan solusi untuk tetap menjaga biaya agar tidak melebihi batas anggaran. 3. Tindakan korektif jika realisasi biaya melebihi anggaran Ketika biaya aktual telah melebihi baseline anggaran, maka diperlukan tindakan korektif oleh manajer proyek untuk mengendalikan laju pengeluaran biaya. 4. Manajemen perubahan untuk mengelola perubahan scope Perubahan lingkup pekerjaan atau scope change adalah salah satu penyebab utama mengapa biaya proyek melebihi anggaran (Althiyabi and Qureshi, 2021). Oleh karena itu, manajemen perubahan yang baik diperlukan untuk mengendalikan dampaknya terhadap biaya.


162 Manajemen Proyek Perangkat Lunak 5. Forecasting biaya untuk mengestimasi biaya hingga akhir proyek Forecasting biaya adalah teknik memproyeksikan biaya hingga akhir proyek dengan mempertimbangkan kinerja dan tren biaya saat ini. Tujuannya adalah untuk memperkirakan apakah proyek masih on budget hingga selesai atau berpotensi mengalami overrun (Agatha and Dani, 2018). Forecasting dilakukan secara rutin, misalnya setiap kuartal untuk memastikan proyek tetap on track dari sisi biaya. Jika forecast biaya melebihi anggaran, maka manajer proyek harus segera membuat rencana kontijensi dan melakukan tindakan korektif. Dengan forecasting biaya yang akurat, manajer proyek dapat secara proaktif mengendalikan biaya sebelum terlambat dan over budget di akhir proyek. Forecasting biaya sangat penting untuk pengendalian biaya proyek perangkat lunak secara efektif.


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 163 Manajemen Proyek Agile untuk Perangkat Lunak Ajang Sopandi, S.Kom., M.Kom. BAB 12


164 Manajemen Proyek Perangkat Lunak A. Apa itu Agile? Agile adalah pendekatan iteratif untuk melakukan manajemen proyek dan pengembangan perangkat lunak agar manfaatnya dapat segera digunakan oleh pengguna secara lebih cepat dan lebih praktis. Agile merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang didasarkan pada pengukuran berulang, aturan dan solusi yang sudah disepakati agar membantu tim memberikan nilai kepada konsumen dengan lebih cepat dan mudah. Gambar 1. Metodologi Agile Agile diperlukan untuk mengelola proyek pengembangan perangkat lunak yang berfokus pada rilis berkelanjutan dan menggabungkan umpan balik pelanggan dengan setiap iterasi. Tim pengembang perangkat lunak yang menggunakan metode agile akan mampu memperluas kolaborasi dan menumbuhkan kemampuan untuk merespons tren pasar dengan lebih baik. Konsumen dan pasar mengalami perubahan dengan cepat sehingga membutuhkan respon yang cepat pula. Dalam pendekatan agile, tim harus mampu meningkatkan kepuasan konsumen


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 165 melalui pengiriman perangkat lunak bernilai tambah yang berkelanjutan, dengan tetap berkomunikasi secara konstan dengan klien. Selain itu, tim juga harus berfokus pada komunikasi antara anggota tim agar koordinasi berjalan lancar. Dengan menerapkan pendekatan agile, tim akan bisa memiliki fleksibilitas tinggi untuk melakukan penyesuaian dan pengembangan proyek. Manajemen proyek yang menggunakan pendekatan agile juga merupakan landasan praktik DevOps, di mana tim pengembangan dan operasi bekerja secara kolaboratif. Saat ini, Agile telah menjadi metodologi yang terkenal dan pilihan banyak orang, terutama mereka yang mencoba menciptakan lingkungan pengiriman berkelanjutan. B. Sejarah Agile Gambar 2. Agile vs Waterfall Sebelum metodologi agile muncul, orang-orang yang berada dalam dunia industri menggunakan pendekatan waterfall. Metodologi waterfall adalah pendekatan


166 Manajemen Proyek Perangkat Lunak manajemen proyek linier, dimana persyaratan pemangku kepentingan dan pelanggan dikumpulkan di awal proyek, dan kemudian membuat rencana proyek secara berurutan untuk mengakomodasi persyaratan tersebut. Karena metode tersebut dianggap tidak fleksibel dan tidak bisa menanggapi respon serta perubahan pasar yang cepat, maka sekelompok besar tim pengembangan perangkat lunak mulai merencanakan pendekatan baru di tahun 1990an. Salah satu tokoh yang menggagas munculnya metode baru yang lebih fleksibel adalah Jon Kern. Lalu di awal tahun 2000-an, Jon Kern dan kelompoknya yang terdiri dari 17 pengembang perangkat lunak mengadakan pertemuan di Oregon. Setelah pertemuan tersebut, mereka mengeluarkan manifesto agile. C.Agile Manifesto Agile Manifesto adalah nilai pengembangan perangkat lunak yang dibuat oleh sekelompok programmer yang merasakan kekurangan pada metode-metode manual dalam software development. Agile manifesto memiliki 4 nilai penting yaitu: 1. Memprioritaskan individu beserta interaksinya daripada proses dan alat 2. Memprioritaskan berfungsinya perangkat lunak daripada pembuatan dokumentasi komprehensif 3. Memprioritaskan kolaborasi atau kerjasama dengan pelanggan daripada negosiasi kontrak 4. Memprioritaskan untuk menanggapi perubahan daripada mengikuti rencana


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 167 D. Prinsip Agile: Selain manifesto agil juga memiliki 12 prinsip sebagai landasannya, yaitu: 1. Menitikberatkan kepada kepuasan pelanggan melalui perilisan perangkat lunak yang cepat. 2. Menerima segala perubahan kebutuhan yang pelanggan minta meskipun pekerjaan sudah mencapai tahap akhir. 3. Pengembang harus dapat melakukan perilisan perangkat lunak secara rutin. 4. Membangun hubungan kerjasama yang baik setiap harinya antara pengembang perangkat lunak dan pelanggan. 5. Membawa semangat positif dan motivasi pada proyek pekerjaan serta membangun lingkungan pekerjaan yang positif. 6. Membangun pola komunikasi yang baik dalam pengerjaan proyek pengembangan perangkat lunak. 7. Kunci utama kesuksesan proyek adalah perangkat lunak yang dapat berfungsi secara optimal tanpa ada masalah apapun. 8. Mendukung pengembang yang berkelanjutan. 9. Mengembangkan perangkat lunak yang berkualitas dari segi teknis dan desain. 10. Menekankan pentingnya kesederhanaan agar dapat menghindari pekerjaan yang tidak penting.


168 Manajemen Proyek Perangkat Lunak 11. Manajemen dari tim pengembang dalam pengembangan perangkat lunak menjadi penentu atas segala kebutuhan. 12. Agar pekerjaan dapat berjalan secara efektif, perlu adanya evaluasi secara rutin pada setiap tim pengembangan perangkat lunak. E. Jenis-jenis Agile Development 1. Scrum Gambar 3. Agile & Scrum Salah satu contoh metodologi agile yang paling populer adalah scrum. Scrum adalah framework yang digunakan untuk mengelola dan menyelesaikan proyek perangkat lunak yang termasuk dalam metode Agile dan berbasis pada pendekatan iteratif dan inkremental untuk manajemen proyek, serta memiliki peran, kegiatan, dan artefak tertentu. Jenis metode agile ini dilakukan dengan memecah fase pengembangan menjadi beberapa tahap atau siklus yang disebut 'sprint'. Waktu pengembangan untuk setiap sprint dimaksimalkan dan didedikasikan hanya untuk mengelola satu sprint dalam satu waktu.


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 169 Gambar 4. Metode Scrum Tujuan utama scrum adalah untuk memenuhi kebutuhan klien dengan menerapkan komunikasi terbuka, akuntabilitas bersama, dan perbaikan terusmenerus. 2. Scrum Development Life Cycle (SDLC), SDLC yang juga dikenal sebagai sprint, biasanya berlangsung selama 2–4 minggu. Selama setiap sprint, cross-functional tim menghasilkan produk inkremental yang berpotensi dirilis. 3. Extreme Programming (XP) Extreme Programming (XP) adalah metodologi yang menekankan kerja tim, komunikasi, dan umpan balik. Jenis metode ini berfokus pada pengembangan konstan dan kepuasan pelanggan. Mirip dengan scrum, metode ini juga menggunakan sprint atau siklus pengembangan singkat untuk menciptakan lingkungan yang produktif dan sangat efisien. 4. Kristal Metode kristal berfokus pada pengiriman perangkat lunak yang cepat, keteraturan, administrasi


170 Manajemen Proyek Perangkat Lunak yang lebih sedikit dengan keterlibatan pengguna yang tinggi, dan kepuasan pelanggan. Dalam metode ini, setiap sistem atau proyek tidak dapat ditiru dan memerlukan berbagai praktik, proses, dan kebijakan untuk mencapai hasil terbaik. 5. Metode Pengembangan Sistem Dinamis (DSDM) Metode DSDM memberikan struktur komprehensif yang didefinisikan dan dimodifikasi untuk membuat rencana, pelaksanaan, pengelolaan, dan skala prosedur pengembangan perangkat lunak. Dalam metode ini, modifikasi proyek dianggap penting dan kualitas dengan pengiriman tepat waktu tidak boleh dinegosiasikan. 6. Scaled Agile Framework (SAFe) SAFe adalah serangkaian alur kerja dan pola organisasi dengan kerangka kerja yang relatif ringan namun tetap mempertahankan pengambilan keputusan terpusat untuk efisiensi pengembangan perangkat lunak. F. Manfaat dari Agile dalam Pengembangan Perangkat Lunak 1. Mempermudah proses kontrol Dengan menerapkan metode agile, pekerjaan dapat dipecah menjadi beberapa bagian dan dilakukan dalam siklus yang cepat dan berulang. Metode ini juga menerapkan pertemuan rutin yang memungkinkan tim proyek untuk mendiskusikan kemajuan, masalah, dan mencari solusi. Pendekatan ini juga membantu


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 171 membuat seluruh proses lebih transparan dan terkontrol. 2. Produktivitas meningkat Penerapan metode agile akan membuat proyek bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat karena teknis pengerjaannya dibagi dalam beberapa tahap sehingga lebih mudah dikelola. Cara ini juga memungkinkan produk diluncurkan dengan cepat serta perubahan dapat dilakukan dengan mudah dan kapan saja selama proses berlangsung. 3. Meningkatkan kualitas Fleksibilitas merupakan satu manfaat besar pendekatan agile sehingga membantu tim proyek menemukan masalah dan menciptakan solusi dengan cepat dan efisien untuk meningkatkan kualitas produk. 4. Meningkatkan kepuasan pelanggan Kolaborasi yang erat antara tim proyek dan pelanggan memberikan umpan balik secara langsung. Pelanggan dapat menyesuaikan harapan dan keinginan mereka selama proses berlangsung. Dengan begitu, hasil akhir akan mampu memuaskan pelanggan. 5. Pengembalian investasi lebih tinggi Penerapan agile akan membuat produk akhir siap untuk dipasarkan lebih cepat, tetap terdepan dalam persaingan dan dengan cepat menuai keuntungan. Dengan begitu, biaya dan waktu yang diperlukan juga lebih sedikit tanpa mengurangi kualitas aplikasi dan kepuasan pelanggan.


172 Manajemen Proyek Perangkat Lunak G. Cara mengimplementasikan proses cepat (agile) Berikut beberapa proses dan metode yang terpenting untuk mengembangkan dan mengikuti metode Agile: 1. Melacak tugas Anda Untuk mengetahui pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam sprint berikutnya, Anda harus mengetahui apa saja yang sudah selesai dikerjakan. Karena itu, tim Anda harus menguasai cara melacak kemajuan pekerjaan mereka. Perbaikan atau penyempurnaan backlog (daftar pekerjaan) adalah teknik yang umum dipakai oleh tim Agile. Keduanya berkisar tentang perlunya menciptakan transparansi atau keterbukaan, memprioritaskan hal-hal yang tertunda dan perlu diselesaikan, dan memastikan bahwa hal-hal yang berada di posisi teratas dalam daftar prioritas tersebut siap diselesaikan. Tim rapat cepat (scrum) seringkali memakai dinding perencanaan atau papan Kanban untuk melacak berbagai hal, namun banyak juga yang memilih menggunakan perangkat lunak manajemen tugas. Dropbox memungkinkan integrasi perangkat lunak manajemen tugas seperti Trello, sehingga tim tetap menjalani proses dengan selaras di berbagai aplikasi secara real-time. 2. Berkomunikasi secara rutin dan efektif Komunikasi yang baik merupakan dasar dari setiap kerangka kerja manajemen proyek yang lincah. Oleh karena itu, memberi sarana dan kesempatan kepada tim untuk berkomunikasi secara berkala menjadi hal


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 173 yang sangat penting. Meskipun sprint biasanya dilakukan setiap 2-3 minggu, banyak scrum master melakukan "rapat harian sambil berdiri" dengan timnya untuk mengetahui perkembangan pekerjaan setiap hari. Pada saat ini banyak aplikasi yang dapat mempermudah kita untuk berkomunikasi tanpa harus bertatap muka untuk menghemat waktu, seperti Google Meet, Microsoft Team, Zoom, dan lain-lain. 3. Berhenti dan mengevaluasi Dengan Agile, orang bisa tergoda untuk beralih dari satu tugas ke tugas berikutnya, dan menyelesaikan yang satu untuk melakukan tugas yang lain. Namun demikian, kita harus meluangkan waktu untuk melakukan evaluasi/tinjauan dan melihat kembali proses cepat (agile) yang telah dilakukan sebelumnya agar kita tidak memandang sesuatu dengan "kacamata kuda". Meluangkan waktu untuk melakukan evaluasi di akhir setiap pertemuan cepat (sprint) memberi kesempatan kepada anggota tim untuk memikirkan kembali pekerjaan yang telah mereka lakukan dan membuat prioritas. Evaluasi sprint setelah suatu tugas selesai juga harus dimanfaatkan untuk mempelajari dampak perencanaan pada proyek dalam siklus pelaksanaan proyeknya. Untuk hal-hal tersebut, terus melacak dan mencatat dengan baik semua pekerjaan menjadi sangat penting. Pada saat ini banyak aplikasi yang dapat membantu mengevaluasi file tim disetiap tahapan perkembangan pada waktu-waktu tersebut, Seperti Trello, Dropbox, dll.


174 Manajemen Proyek Perangkat Lunak H. Kekurangan Metode Agile Setiap metode tentunya memiliki kelebihan dan juga kekurangan masing-masing, sama halnya dengan metode Agile, berikut beberapa kekurangan metode Agile: 1. Kesulitan dalam Pemantauan dan Kontrol Fokus pada pengembangan bertahap bisa membuat sulit bagi manajemen untuk memantau dan mengontrol proyek, terutama dalam skala besar. Ini bisa mengakibatkan kurangnya visibilitas terhadap kemajuan secara keseluruhan. 2. Ketergantungan pada Komunikasi yang Efektif Kesuksesan Agile sangat tergantung pada komunikasi yang efektif di antara anggota tim. Jika komunikasi tidak optimal, dapat terjadi kekacauan, kebingungan, atau pemahaman yang kurang terhadap tujuan proyek. 3. Tidak Sesuai untuk Semua Proyek Meskipun Agile sangat efektif untuk proyek pengembangan perangkat lunak, tidak semua jenis proyek cocok dengan pendekatan ini. Proyek-proyek dengan persyaratan yang sangat terperinci atau skala besar mungkin menemui kesulitan dalam penerapan Agile. 4. Kesulitan dalam Perencanaan Jangka Panjang Pembagian proyek menjadi iterasi kecil dapat membuat perencanaan jangka panjang menjadi sulit. Keputusan yang dibuat di awal proyek mungkin perlu disesuaikan secara signifikan seiring berjalannya waktu.


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 175 Pengendalian dan Pelaksanaan Proyek Perangkat Lunak Dadan S. Ramdan, SST., M.Kom., MPU. 6.1 Gambaran Umum Proyek Perangkat Lunak BAB 13


176 Manajemen Proyek Perangkat Lunak royek pengembangan perangkat lunak seringkali menjadi proses yang kompleks dan menantang karena melibatkan berbagai tahapan dan elemen yang harus dikoordinasikan secara efisien. Dalam menghadapi kompleksitas ini, pendekatan yang terstruktur menjadi kunci utama untuk mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan proyek. Manajemen proyek yang efektif merupakan pondasi utama dalam proses pengembangan perangkat lunak (Robert, 2019). Ini melibatkan penentuan tujuan proyek yang jelas, identifikasi dan alokasi sumber daya yang tepat, perencanaan jadwal yang akurat, serta pemantauan kemajuan secara terus-menerus. Selain itu, manajemen risiko juga menjadi bagian integral dalam memastikan kesuksesan proyek dengan mengidentifikasi potensi risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai. Dengan pendekatan yang terstruktur dan manajemen proyek yang efektif, proyek pengembangan perangkat lunak dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi, tepat waktu, dan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. A. Memahami Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah sebuah metodologi perencanaan, pengorganisasian, dan pengelolaan sumber daya untuk mewujudkan penyelesaian yang sukses dari tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran tertentu dalam ruang lingkup, anggaran, dan jangka waktu yang telah ditentukan (Project Management Institute, 2021). Dalam pengembangan perangkat lunak, praktik manajemen proyek yang efektif sangat penting untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi yang tepat waktu dan sesuai anggaran. P


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 177 Dibawah ini adalah beberapa alasan mengapa Manajemen Proyek ini sangat penting untuk diterapkan dalam pengembangan perangkat lunak: 1. Alokasi Sumber Daya yang Efisien Melalui manajemen proyek yang tepat, tim dapat mengalokasikan sumber daya secara efisien untuk memastikan bahwa tugas-tugas diselesaikan tepat waktu tanpa melebihi anggaran. 2. Mitigasi Risiko Dengan mengidentifikasi potensi risiko pada tahap awal dan mengembangkan strategi mitigasi, manajer proyek dapat membantu meminimalisir dampak risiko terhadap jadwal dan anggaran proyek. 3. Komunikasi Pemangku Kepentingan Manajemen proyek yang efektif melibatkan komunikasi yang jelas dengan pemangku kepentingan di setiap tahap pengembangan. Hal ini memastikan keselarasan dengan harapan dan membantu mengelola setiap perubahan atau masalah yang muncul selama jalannya proyek. 4. Jaminan Kualitas Manajer proyek mengawasi proses jaminan kualitas untuk menjaga standar tinggi sepanjang pengembangan. Mereka menetapkan tolak ukur keberhasilan dan memantau kemajuan terhadap tolak ukur tersebut untuk menghasilkan produk perangkat lunak yang berkualitas tinggi.


178 Manajemen Proyek Perangkat Lunak 5. Pengiriman Tepat Waktu Dengan penjadwalan dan pemantauan yang tepat, manajemen proyek membantu tim memenuhi tenggat waktu tanpa mengorbankan kualitas kerja atau membebani anggota tim dengan ekspektasi yang tidak realistis. 6. Kolaborasi Tim Manajemen proyek mendorong kolaborasi di antara anggota tim dengan mendefinisikan peran dan tanggung jawab secara jelas, menetapkan tujuan yang dapat dicapai untuk setiap individu, dan memberikan arahan tentang bagaimana mereka dapat bekerja sama dengan efektif. 7. Perbaikan Berkelanjutan Dengan menganalisis metrik kinerja pada berbagai tahap pengembangan, manajer proyek dapat mengidentifikasi area untuk perbaikan pada proyek masa depan untuk lebih menyederhanakan proses dan meningkatkan efisiensi. Kesimpulannya, penguasaan terhadap teknik-teknik manajemen proyek yang efektif terbukti sangat penting untuk menunjang kesuksesan dalam proyek-proyek pengembangan perangkat lunak. Keahlian ini memampukan tim untuk menavigasi melalui kebutuhan-kebutuhan yang rumit dan beragam dengan cara yang lebih terstruktur dan terpadu. Dengan penerapan manajemen proyek yang baik, sebuah tim dapat memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, mentransformasikan kebutuhan menjadi rencana aksi konkret, dan menyusun langkah-langkah


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 179 strategis dalam melaksanakan tugas-tugas pengembangan perangkat lunak. Semua ini dilakukan sambil menjaga kualitas produk yang dihasilkan tetap pada tingkat yang tinggi dan juga memastikan bahwa pengiriman produk dapat dilakukan tepat waktu. Selain itu, pengelolaan anggaran yang disiplin dan pengawasan yang teliti atas kemajuan proyek memberikan ruang bagi tim untuk beroperasi dalam batasan finansial yang telah ditetapkan tanpa harus mengalami pembengkakan biaya. Dengan kata lain, kecakapan dalam manajemen proyek tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam pencapaian target proyek, tetapi juga memperkuat potensi keberhasilan proyek dalam lingkungan bisnis yang kompetitif dan selalu berubah. B. Alur Kerja Pengembangan Perangkat Lunak Alur kerja manajemen proyek pengembangan perangkat lunak merupakan aspek kritis yang menjamin keberhasilan dan pengiriman proyek perangkat lunak tepat waktu. Ini melibatkan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan berbagai tahap proyek pengembangan perangkat lunak untuk memenuhi tujuan yang diinginkan dengan batasan waktu, anggaran, dan sumber daya.


180 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Gambar 1. Alur kerja manajemen proyek perangkat lunak Untuk mempermudah pemahaman kita, mari kita uraikan alur kerja manajemen proyek pengembangan perangkat lunak menjadi lima langkah kunci: 1. Inisiasi Proyek Ini adalah titik di mana proyek mulai dibentuk. Ini melibatkan penentuan tujuan, sasaran, dan ruang lingkup proyek, serta identifikasi pemangku kepentingan dan pembuatan rencana tingkat tinggi. Sebagai contoh, bayangkan Anda sedang membangun aplikasi mobile untuk sebuah restoran. Pada langkah ini, Anda akan mendefinisikan fitur apa saja yang harus dimiliki oleh aplikasi tersebut (misalnya, pemesanan online, reservasi meja) dan platform apa yang akan didukungnya (iOS atau Android). 2. Pengumpulan Kebutuhan Langkah ini melibatkan pemahaman dan pendokumentasian semua kebutuhan fungsional dan teknis untuk proyek perangkat lunak Anda. Anda perlu berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengumpulkan kebutuhan dan harapan mereka. Misalnya, dalam contoh aplikasi restoran kita, 2. 3. 4. 5. Tahap ini melibat kan penger tian Tahap ini melibat kan Tugas Pada tahap ini, rencan a rinci dibuat Pekerj aan nyata dalam penge mbang Kemaj uan secara teratur dipanta u


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 181 Anda mungkin melakukan wawancara dengan staf restoran untuk memahami kebutuhan khusus mereka terkait pengolahan pesanan atau manajemen menu. 3. Perencanaan dan Penjadwalan Sekarang setelah Anda mengumpulkan kebutuhan, saatnya untuk membuat rencana terperinci untuk proyek Anda. Ini termasuk memecah tugas-tugas menjadi satuan kerja yang lebih kecil seperti Work Breakdown Structure (WBS), mengestimasi usaha yang diperlukan, menetapkan sumber daya (manusia dan teknologi), menetapkan garis waktu (timeline) atau milestone, dan membuat jadwal proyek atau Gantt Chart jika perlu. Katakanlah salah satu tugas dalam rencana Anda adalah mendesain antarmuka pengguna yang intuitif untuk aplikasi restoran. Anda akan memperkirakan berapa lama waktu yang akan dibutuhkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kompleksitas dan sumber daya desain yang tersedia (Project Management Institute, 2019). 4. Eksekusi Tim mulai mengerjakan tugas-tugas individu yang diuraikan dalam rencana proyek selama fase ini sambil terus mengecek kemajuan secara berkala menggunakan alat seperti Kanban Board atau rapat kemajuan atau bisa menggunakan metodologi Scrum (Dave, 2019). Kembali ke contoh kita, para pengembang akan mulai mengkode (coding) untuk mengembangkan fitur-fitur dari aplikasi berdasarkan spesifikasi yang telah disepakati sebelumnya.


182 Manajemen Proyek Perangkat Lunak 5. Monitoring dan Kontrol Dalam fase akhir dari manajemen alur kerja ini, Anda terus memantau kemajuan dibandingkan dengan kegiatan yang direncanakan untuk memastikan bahwa mereka selesai tepat waktu sambil menjaga standar kualitas yang diinginkan serta menilai risiko atau masalah potensial yang mungkin muncul selama proses pengembangan sehingga dapat segera ditangani. Dengan cara itu, Anda dapat membuat penyesuaian yang diperlukan untuk menjaga proyek tetap di jalur yang benar. Untuk aplikasi restoran kita, Anda mungkin secara rutin meninjau kemajuan pengembangan dan melakukan pengujian pengguna untuk terus menyempurnakan dan meningkatkan fungsionalitas aplikasi. Alur kerja manajemen proyek pengembangan perangkat lunak memiliki peran yang tak tergantikan dalam membimbing tim untuk sukses mengantarkan produk perangkat lunak berkualitas secara tepat waktu dalam batasan anggaran sambil memenuhi harapan klien melalui koordinasi yang efektif dari tahap inisiasi hingga penutupan.


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 183 Daftar Pustaka Abdurachman, I., Firman Pratama, N. and Juliane, C., 2023. Analisis Timesheet Tracking Pada Monitoring Pelaksanaan Proyek Berbasis Odoo Framework. [online] Available at: <http://jurnal.mdp.ac.id>. Agatha, K. and Dani, D.H., 2018. Pengendalian Biaya dan Jadwal Proyek dengan Menggunakan Nilai Hasil (Proyek Rehabilitasi Gedung X Gresik). Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya. Althiyabi, T. and Qureshi, R., 2021. Predefined Project Scope Changes and its Causes for Project Success. International Journal of Software Engineering & Applications, 12(3), pp.45–56. https://doi.org/10.5121/ijsea.2021.12304. Anwarsyah, A.I. and Ahyudanari, E., 2019. Project Performance Analysis Using the Earned Value Management (EVM) Method (Case Study: PT XYZ). IPTEK Journal of Proceedings Series, , 57(5), pp.2354–6026. A guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) USA, 2004, P 223


184 Manajemen Proyek Perangkat Lunak A guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) USA, 2004, P 221 Asia Pte. Lte. Dan PT. Prenhallindo, Jakarta, Jakarta, 2001, P 311Chan K.C., Ong Peter, BinarAcademy. (2023). Metode Agile: Pengertian, Tujuan, dan Prinsipnya. Conrad Weisert. "Waterfall methodology: there's no such thing!". Archived from the original on August 2, 2022. Dart, S., Spectrum Of Functionality In Configuration Management Systems, 2001 Dave Todaro. (2019) The Epic Guide to Agile: More Business Value on a Predictable Schedule with Scrum. R9 Publishing LLC. Fadhli, M, Wirapraja, A, Jamaludin, Fajrillah, Ningsih, SR, Harlina, S & Ahmad, N 2021, Manejemen Proyek Perangkat Lunak, Yayasan Kita Menulis. Framework, M.S. (2005) Bab 18 Fase Stabilisasi. Gause.D.C.And G.M.Weinberg, Exploring Requirements:Quality Before Design, 1989 Hayuhardhika, W., Putra, N. and Perdanakusuma, A.R., 2020. Estimasi Biaya Proyek Perangkat Lunak Menggunakan Use Case-Based Effort Estimation. Jurnal TECNOSCIENZA , 4(2), pp.283–300. Hanggraeni, D. (2010) Pengelolaan Risiko Usaha. Jakarta: Fakultas Ekonomi Indonesia.


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 185 Irham, F. (2013) Manajemen Risiko Teori, Kasus dan Solusi. Bandung: Alfabeta. Irawan, J., Herry Chrisnanto, Y., Maspupah, A., Sains dan Informatika, F. and Jenderal Achmad Yani Cimahi, U., 2019. SISTEM ESTIMASI BIAYA DAN SUMBER DAYA PROYEK PERANGKAT LUNAK BERBASIS COCOMO II MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK. Seminar Nasional Inovasi Teknologi UN PGRI Kediri . Indrajit R Eko Op. Cit, P 118 IEEE 1988, 'Software Project Management Plans', IEEE Computer Society, IEEE 1058.1-1987, IEEE Publisher, New York. Institute, PM 2013, 'A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK® Guide)-Fifth Edition', Project Management Institute, 978-1-935589-67-9, Project Management Institute, Inc., Pennsylvania. Jordan, E. and Luke, S. (2005) Beating IT Risk. Jhon Wiley and Sons Ltd. Kantor Perdagangan Pemerintah, O. (2009) Mengelola Proyek yang Sukses dengan PRINCE2. 2009th edn. TSO. Kelemen, Z. (2013) Penyatuan Berbasis Proses untuk Peningkatan Proses Perangkat Lunak Multi-Model. Eindhoven: Technische Universiteit Eindhoven. Kerzner, Harold, op. cit. P 279 Khairani, D 2023, Manajemen Proyek dalam Rekayassa Perangkat Lunak (RPL), Deepublish.


186 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Marchewka, JT 2016, Information Technology Project Management: Providing Measurable Organization Vakue, Willey. Mulyoto, D.P., 2013. Super Project Manager Tip & Trik Memahami PMBOK Guide 5th Edition (Indonesian Edition). Elex Media Komputindo. Maxim, B. (2014) Manajemen Kualitas Perangkat Lunak. Universitas Michigan - Dearborn. Munir (2015) Mananjemen Proyek Perangkat Lunak, UPI Press, Bandung Pressman, R, And D. Lowe, Web Engineering: A Practitioner’s Approach, 2008 Pedoman Standardisasi dan Pedoman Operasional Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta, 1993 Project Management Institute. (2021) A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK® Guide) – Seventh Edition and The Standard for Project Management (ENGLISH). Project Management Institute. Project Management Institute. (2019) Practice Standard for Work Breakdown Structures - Third Edition. Project Management Institute. PMI (2008) Panduan Badan Pengetahuan Manajemen Proyek. AS: PMI.


Manajemen Proyek Perangkat Lunak 187 Pressman, R.S., 2019. Software Engineering A Practitioner’s Approach 9th Edition. McGraw-Hill Education. Robert K. Wysocki. (2019) Effective Project Management: Traditional, Agile, Extreme, Hybrid. Wiley. Rahayu, Y., Bsi, A., Jalan, S., No, C. and Sukabumi, S.K., 2015. ANALISIS PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK TERHADAP HARGA JUAL PRODUK PADA UKM DI WILAYAH SUKABUMI. Jurnal Ecodemica, 3(2). Setyawati, E., Santamoko, R., Handoko, A.L. and Setiawan, P., 2021. Manajemen Proyek Sistem Informasi. Solok: PENERBIT INSAN CENDEKIA MANDIRI. Sutikno, A., Mohammad, D. and Rohman, A., 2022. Pemodelan Estimasi Biaya Kontingensi Pada Proyek Konstruksi Jalan Raya Berbasis Metode Analisis Risiko. Jurnal Aplikasi Teknik Sipil , 20(3). Sommerville, I. (2011) Rekayasa Perangkat Lunak Bab 24: Manajemen Mutu. Edisi 9. Addison-Wesley. Sarwate, A, “Hot Or Not : Web Application Vulnerabilities, 2006 Schwalbe, K 2011, Information Technology Project Management Sixth Edition, Course Technology, Boston. Stoneburner, G. et. a. (2002) Risk Management Guide for Information Technology System: NIST. Special Publication. Santoso, H., 2019. Rekayasa Perangkat Lunak. Medan: s.n.


188 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Suryanarayana, Girish (2015). "Software Process versus Design Quality: Tug of War?". IEEE Software. 32 (4): 7–11. doi:10.1109/MS.2015.87. Wekley, K & Yukl, G ,Organization Behavior and Personal Psychology, Richard D Irwin Inc., 1984, P 136-137 Stephen P. Robbin, P. 279 Stephen P. Robbins, Dr. Harsini Sutomo, Dra., ME,Perilaku Organisasi , Pearson Education Thomas S.R., Tucker R.L., Kelly W.R., Op. Cit Windihastuty, W. & Ainur Rony, M. P. B., 2020. MODUL MATA KULIAH MODUL MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. s.l.:s.n. Windiarti, IS 2023, MAnajemen Proyek Perangkat Lunak: Strategi Terbaik dalam Manajemen Proyek Perangkat Lunak, Asadel Liamsindo Teknologi. Wilke, T.J., 2005. The Project Cost Variance Analysis Model: A Project Management Tool. The Journal of Cost Analysis & Management, 7(1), pp.13–23. https://doi.org/10.1080/15411656.2005.10462251. Widjaja, A.W, Komunikasi, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, 1993. P1-2 Yulianti, d., t.thn. s.l.:s.n. Zsolt, U. (2014) Manajemen kualitas perangkat lunak - Proses Pengembangan Perangkat Lunak dan Jaminan Kualitas Perangkat Lunak. Universitas Pannonia.


Click to View FlipBook Version