91 Cara pemberian pupuk yang efektif dapat bervariasi tergantung pada jenis tanaman, kondisi tanah, dan jenis pupuk yang digunakan. Berikut adalah beberapa metode pemberian pupuk yang umum digunakan: 1. Pemberian Langsung ke Tanah Metode pemberian langsung ke tanah adalah pendekatan yang paling umum digunakan dalam aplikasi pupuk. Prosesnya dimulai dengan menyebarkan pupuk secara merata di sekitar zona akar tanaman. Kemudian, pupuk tersebut dapat dicampur dengan tanah menggunakan alat pengolah tanah seperti cangkul atau garu. Proses pengolahan ini memastikan bahwa nutrisi dari pupuk meresap ke dalam tanah, sehingga tersedia untuk diserap oleh akar tanaman. Langkah pertama dalam metode ini adalah menentukan dosis pupuk yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah. Setelah itu, pupuk diberikan secara merata di sekitar tanaman dengan jarak tertentu dari batang tanaman untuk mencegah terbakarnya akar. Selanjutnya, tanah di sekitar tanaman dicangkul atau digaru dengan lembut untuk mencampur pupuk dengan lapisan tanah atas. Proses pengolahan ini membantu memastikan bahwa nutrisi dari pupuk meresap ke dalam tanah dan tersedia untuk diserap oleh akar tanaman. Pemberian langsung ke tanah ini memberikan keuntungan dalam mengirimkan nutrisi langsung ke zona akar tanaman, meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi, dan mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat. Namun, penting untuk memperhatikan dosis
92 pupuk yang diberikan dan menjaga jarak yang tepat dari batang tanaman untuk menghindari overdosis atau kerusakan pada akar tanaman. 2. Pemberian Melalui Irigasi Tetes Metode pemberian pupuk melalui irigasi tetes adalah cara efektif untuk memberikan nutrisi langsung ke zona akar tanaman. Dalam metode ini, pupuk cair dilarutkan dalam air irigasi dan kemudian disalurkan langsung ke akar tanaman melalui sistem irigasi tetes. Proses ini memungkinkan nutrisi larut dalam air diserap oleh akar tanaman secara langsung, meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan mengurangi risiko kehilangan nutrisi melalui erosi atau pencucian. Langkah pertama dalam metode ini adalah menyiapkan larutan pupuk dengan mencampurkan pupuk cair ke dalam air irigasi. Kemudian, larutan pupuk ini dialirkan melalui sistem irigasi tetes ke akar tanaman dengan kecepatan yang dapat diatur. Hal ini memungkinkan nutrisi larut dalam air diserap oleh akar tanaman secara efisien tanpa menyia-nyiakan pupuk atau risiko kehilangan nutrisi. Pemberian pupuk melalui irigasi tetes memiliki beberapa keuntungan. Pertama, metode ini memungkinkan nutrisi diserap secara langsung oleh akar tanaman, meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan mengurangi risiko pencemaran lingkungan. Selain itu, metode ini juga memungkinkan pemberian pupuk secara teratur selama periode pertumbuhan tanaman, memberikan nutrisi yang konsisten untuk pertumbuhan yang optimal.
93 3. Aplikasi Daun Metode aplikasi pupuk melalui daun merupakan cara cepat untuk memberikan nutrisi tambahan kepada tanaman dengan penyemprotan langsung ke daun tanaman. Proses ini memungkinkan nutrisi diserap langsung melalui stomata dan kulit daun, memberikan respons yang cepat dan efisien terhadap kebutuhan nutrisi tanaman. Langkah pertama dalam metode ini adalah menyiapkan larutan pupuk yang sesuai dengan mencampurkan pupuk dalam air bersih. Kemudian, larutan pupuk ini disemprotkan langsung ke daun tanaman menggunakan alat semprot atau penyemprot tekanan rendah. Penting untuk menyemprotkan larutan pupuk secara merata ke seluruh permukaan daun tanaman untuk memastikan penyerapan nutrisi yang maksimal. Pemberian pupuk melalui aplikasi daun memiliki beberapa keuntungan. Pertama, metode ini memberikan respons cepat terhadap kebutuhan nutrisi tanaman karena nutrisi diserap langsung oleh daun tanaman. Selain itu, metode ini juga berguna jika tanaman menunjukkan gejala kekurangan nutrisi atau gangguan lainnya, karena pupuk dapat diserap dengan cepat tanpa harus melalui proses penyerapan melalui akar tanaman. Meskipun metode aplikasi daun dapat memberikan manfaat yang signifikan, perlu diingat bahwa ini sebaiknya digunakan sebagai metode tambahan dan tidak menggantikan pemupukan dasar yang dilakukan
94 melalui tanah. Hal ini karena penyerapan nutrisi melalui daun biasanya lebih efisien dalam memberikan respons cepat, namun tidak selalu memberikan nutrisi yang cukup dalam jangka panjang seperti pemupukan melalui tanah. 4. Pemberian dalam Lubang Tanam Pemberian pupuk langsung ke lubang tanam saat penanaman tanaman baru merupakan praktik yang umum dilakukan untuk memberikan nutrisi yang cukup kepada tanaman sejak awal pertumbuhannya. Proses ini memastikan bahwa nutrisi tersedia secara langsung di sekitar akar tanaman, memungkinkan tanaman untuk mengakses nutrisi dengan cepat dan efisien. Hal awal yang perlu dilakukan dalam metode ini adalah menyiapkan lubang tanam sesuai dengan jarak dan kedalaman yang direkomendasikan untuk tanaman yang akan ditanam. Setelah lubang tanam siap, pupuk kemudian ditempatkan di dasar lubang tanam sebelum menanam bibit tanaman. Pupuk tersebut kemudian ditutup dengan tanah sebelum menanam bibit tanaman, sehingga akar tanaman langsung mendapat akses ke nutrisi saat pertumbuhan awalnya. Pemberian pupuk langsung ke lubang tanam memiliki beberapa keunggulan. Pertama, ini memastikan bahwa tanaman mendapat akses langsung ke nutrisi yang dibutuhkan saat pertumbuhan awalnya, membantu dalam perkembangan akar dan pertumbuhan vegetatif tanaman. Selain itu, metode ini juga
95 meminimalkan risiko hilangnya nutrisi karena pupuk ditempatkan langsung di dekat akar tanaman. Meskipun pemberian pupuk dalam lubang tanam memberikan banyak manfaat, penting untuk memperhatikan dosis pupuk yang diberikan agar tidak terjadi overdosis atau kekurangan nutrisi. Selain itu, perlu juga memperhatikan jenis pupuk yang digunakan dan kebutuhan nutrisi spesifik tanaman yang akan ditanam untuk mendapatkan hasil yang optimal. 5. Pupuk Berbasis Waktu Pupuk berbasis waktu merupakan solusi praktis untuk memberikan nutrisi yang konsisten kepada tanaman selama periode pertumbuhannya. Pupuk ini biasanya berbentuk granul atau pelet, yang dirancang untuk melepaskan nutrisi secara bertahap seiring waktu. Metode ini memungkinkan nutrisi tersedia secara terus menerus selama periode pertumbuhan tanaman, yang dapat mengurangi kebutuhan akan pemupukan berulang dan risiko overdosis. Proses pelepasan nutrisi dari pupuk berbasis waktu terjadi secara perlahan seiring dengan degradasi material pupuk. Granul atau pelet pupuk ini terbuat dari bahan-bahan yang dapat terurai secara alami, seperti polimer atau resin yang terurai oleh mikroorganisme tanah. Saat bahan pupuk terurai, nutrisi dilepaskan ke tanah dan tersedia untuk diserap oleh akar tanaman. Keunggulan utama dari pupuk berbasis waktu adalah kemampuannya untuk memberikan nutrisi secara konsisten selama periode pertumbuhan tanaman, tanpa memerlukan
96 pemupukan berulang. Hal ini dapat mengurangi biaya dan tenaga yang diperlukan untuk pemupukan, serta meminimalkan risiko overdosis yang dapat merugikan tanaman. Selain itu, pupuk berbasis waktu juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan nutrisi, karena nutrisi dilepaskan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan tanaman. Walaupun memiliki banyak keunggulan, penting untuk memperhatikan dosis dan waktu pemberian pupuk berbasis waktu agar sesuai dengan kebutuhan tanaman. Penggunaan pupuk berbasis waktu yang tidak tepat dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan nutrisi, yang dapat mengganggu pertumbuhan dan hasil panen tanaman. Oleh karena itu, pemilihan pupuk berbasis waktu yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan pemantauan yang cermat terhadap respons tanaman sangatlah penting untuk mencapai hasil yang optimal. Memilih metode pemberian yang tepat bergantung pada kebutuhan spesifik tanaman, kondisi lingkungan, dan preferensi petani. Membedakan antara kelebihan dan kekurangan pupuk sangat penting dalam budidaya tanaman, karena memberikan tindakan yang tepat dapat mencegah masalah yang lebih serius. Berikut adalah beberapa tanda umum yang mengindikasikan kelebihan atau kekurangan pupuk: (Lubis, 2020)
97 Tanda-tanda Kelebihan Pupuk 1. Pertumbuhan Vegetatif Berlebihan: Pertumbuhan vegetatif yang berlebihan pada tanaman dapat menjadi tanda kelebihan pupuk atau nutrisi yang berlebihan. Gejala ini sering kali terlihat dalam bentuk daun yang lebih gelap dari biasanya dan ukurannya yang lebih besar dari yang seharusnya. Daun yang berwarna gelap dapat menunjukkan bahwa tanaman menerima lebih banyak nitrogen daripada yang diperlukan. Ketika tanaman menerima terlalu banyak nitrogen, pertumbuhan vegetatifnya cenderung meningkat secara signifikan, namun ini dapat mengurangi kualitas buah dan pertumbuhan sistem akar. Selain itu, pertumbuhan yang berlebihan juga dapat membuat tanaman lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, penting untuk memantau kadar nutrisi tanah dan dosis pupuk yang diberikan untuk mencegah pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dan menjaga keseimbangan pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. 2. Kerusakan pada Tanaman: Kerusakan pada tanaman, seperti ujung daun yang menguning atau mengering, sering kali merupakan tanda kelebihan nutrisi atau pupuk. Ketika tanaman menerima terlalu banyak nutrisi, terutama nitrogen, pertumbuhan tanaman dapat menjadi tidak seimbang. Salah satu gejalanya adalah ujung daun yang menguning atau mengering, yang dapat menandakan bahwa tanaman mengalami stres nutrisi. Kelebihan nitrogen, misalnya, dapat
98 mengganggu kemampuan tanaman untuk menyerap air dan nutrisi lainnya, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan tanaman. Selain itu, kelebihan nutrisi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan keseimbangan nutrisi dalam tanaman, yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang serius. Oleh karena itu, penting untuk memantau dosis pupuk yang diberikan dan memastikan bahwa tanaman menerima nutrisi dalam jumlah yang tepat untuk menghindari kerusakan pada tanaman. 3. Tanaman Rentan terhadap Penyakit: Tanaman yang menerima terlalu banyak pupuk sering kali rentan terhadap serangan penyakit dan hama. Kelebihan nutrisi, terutama nitrogen, dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dan memperlemah sistem pertahanan tanaman. Sebagai hasilnya, tanaman menjadi lebih rentan terhadap serangan jamur, bakteri, atau serangga yang dapat merugikan tanaman. Misalnya, tanaman yang terlalu banyak diberi nitrogen cenderung memiliki daun yang lebat dan lembab, menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan jamur seperti embun tepung. Selain itu, kelebihan nitrogen juga dapat merangsang pertumbuhan tajam yang lembap, yang merupakan habitat yang baik bagi serangga seperti kutu daun. Oleh karena itu, penting untuk memantau dosis pupuk yang diberikan dan memastikan bahwa tanaman menerima nutrisi dalam jumlah yang tepat untuk menjaga kesehatan dan ketahanannya terhadap penyakit dan hama.
99 4. Pencemaran Lingkungan: Pencemaran lingkungan merupakan salah satu dampak negatif dari penggunaan pupuk dalam pertanian. Kelebihan nutrisi dari pupuk, terutama nitrogen dan fosfor, dapat mencemari lingkungan secara signifikan. Ketika terjadi aliran air hujan atau irigasi, nutrisi yang tidak diserap oleh tanaman dapat terbawa ke sungai, danau, atau laut terdekat. Di sana, nutrisi ini memicu pertumbuhan alga yang berlebihan dalam proses yang disebut eutrofikasi. Pertumbuhan alga yang berlebihan ini dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam air, menyebabkan kematian ikan dan organisme air lainnya. Selain itu, alga yang mati juga dapat mempercepat dekomposisi organik di air, yang memperburuk masalah penurunan kadar oksigen. Eutrofikasi juga dapat merusak keindahan ekosistem air dan mengganggu kegiatan manusia yang bergantung pada ekosistem tersebut, seperti pariwisata dan perikanan. Oleh karena itu, penggunaan pupuk harus diatur dengan hati-hati dan dipantau secara ketat untuk mencegah pencemaran lingkungan yang merugikan. Tanda-tanda Kekurangan Pupuk 1. Warna Daun yang Pucat: Gejala pertama dari kekurangan nutrisi pada tanaman adalah perubahan warna pada daun, yang mungkin menjadi pucat atau menguning. Ini terjadi karena tanaman kekurangan zatzat penting seperti nitrogen, fosfor, atau kalium yang diperlukan untuk proses fotosintesis dan pertumbuhan. Pucatnya warna daun menandakan bahwa tanaman
100 tidak dapat menghasilkan pigmen hijau klorofil dalam jumlah yang cukup untuk proses fotosintesis yang efektif. Sebagai akibatnya, pertumbuhan tanaman dapat terhambat, dan produksi buah atau bunga mungkin juga terpengaruh. Identifikasi warna pucat atau menguning pada daun menjadi petunjuk bagi petani bahwa tanaman membutuhkan suplemen nutrisi untuk memulihkan kesehatannya. Tindakan yang tepat seperti memberikan pupuk dengan kandungan nutrisi yang sesuai dapat membantu mengatasi kekurangan nutrisi dan memulihkan warna daun tanaman menjadi normal. 2. Pertumbuhan Terhambat: Pertumbuhan tanaman yang terhambat adalah gejala lain dari kekurangan nutrisi yang signifikan. Tanaman yang tidak mendapatkan cukup nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, atau kalium cenderung tumbuh lebih lambat dari yang seharusnya. Pertumbuhan terhambat ini dapat terlihat dari ukuran tanaman yang lebih kecil dari yang diharapkan, batang yang tipis, atau daun yang lebih sedikit dan lebih kecil dari biasanya. Selain itu, produksi buah atau bunga juga mungkin terpengaruh, dengan tanaman menghasilkan jumlah yang lebih sedikit atau ukuran yang lebih kecil dari buah atau bunga normalnya. Pertumbuhan tanaman yang terhambat dapat mengakibatkan penurunan hasil panen dan kualitas tanaman secara keseluruhan. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi petani untuk memberikan suplemen nutrisi yang sesuai, seperti pupuk yang mengandung nutrisi yang diperlukan, dan
101 memastikan tanaman mendapatkan kondisi pertumbuhan yang optimal. 3. Ukuran Buah yang Kecil: Ukuran buah yang kecil atau kualitas buah yang buruk juga merupakan tanda-tanda yang sering terkait dengan kekurangan nutrisi pada tanaman. Ketika tanaman tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, terutama nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, atau kalium, buah yang dihasilkan cenderung menjadi lebih kecil dari ukuran yang diharapkan. Selain itu, kualitas buah juga dapat terpengaruh, dengan buah mungkin memiliki rasa atau tekstur yang kurang memuaskan. Misalnya, buah mungkin terlihat kusam, memiliki daging yang kurang padat, atau bahkan memiliki masalah seperti keriput atau bintik-bintik yang tidak diinginkan. Kekurangan nutrisi yang berkepanjangan dapat merusak pertumbuhan buah secara keseluruhan dan mengurangi daya tarik dan nilai komersialnya. Oleh karena itu, penting bagi petani untuk memastikan tanaman menerima nutrisi yang cukup sepanjang siklus pertumbuhan untuk menghasilkan buah yang berkualitas baik. Ini dapat dilakukan dengan memberikan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan memantau kondisi pertumbuhan secara teratur. 4. Daun Mengkerut atau Gugur: Mengkerut atau gugurnya daun lebih awal dari biasanya adalah tanda lain dari kemungkinan kekurangan nutrisi pada tanaman. Kekurangan nutrisi, terutama nutrisi esensial seperti nitrogen, fosfor, atau kalium, dapat menyebabkan gangguan dalam proses fotosintesis dan metabolisme tanaman. Hal ini dapat mengakibatkan daun menjadi
102 lemah dan tidak mampu mempertahankan kehidupan yang normal, yang pada gilirannya dapat menyebabkan daun mengkerut atau bahkan gugur sebelum waktunya. Daun yang mengalami kondisi seperti ini cenderung lebih rapuh dan rentan terhadap serangan penyakit atau hama, mengurangi kemampuan tanaman untuk bertahan hidup dan tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi petani untuk memperhatikan tandatanda seperti ini dan segera mengambil tindakan untuk mengatasi kekurangan nutrisi yang mungkin terjadi pada tanaman. Ini bisa meliputi peningkatan dosis pupuk yang sesuai atau perubahan dalam jenis pupuk yang digunakan, serta memperbaiki kondisi lingkungan yang mungkin mempengaruhi penyerapan nutrisi oleh tanaman. Tindakan yang Dapat Diambil Untuk mengatasi masalah kelebihan atau kekurangan nutrisi pada tanaman, beberapa tindakan dapat diambil oleh petani. Pertama, penting untuk secara teratur memeriksa kadar nutrisi tanah dengan melakukan tes tanah. Tes ini akan membantu dalam memantau keseimbangan nutrisi dan pH tanah, sehingga dapat menentukan apakah tanaman memerlukan pemupukan tambahan atau penyesuaian pH tanah. Selanjutnya, memperhatikan respons tanaman secara teratur juga sangat penting. Dengan mengamati tanda-tanda kelebihan atau kekurangan nutrisi pada tanaman, petani dapat dengan cepat mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan. Selain itu,
103 pengaturan dosis pupuk juga merupakan langkah yang sangat penting. Petani harus menyesuaikan dosis pupuk berdasarkan kebutuhan tanaman dan rekomendasi petunjuk pemakaian, untuk memastikan bahwa tanaman menerima nutrisi yang cukup tanpa overdosis yang berpotensi merugikan. Terakhir, penting juga untuk memantau penggunaan pupuk secara bijaksana untuk menghindari pencemaran lingkungan. Dengan mengelola penggunaan pupuk dengan tepat dan sesuai, petani dapat mencegah dampak negatif terhadap lingkungan seperti pencemaran tanah dan air. Dengan demikian, dengan mengambil tindakan yang tepat dan terencana, petani dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil panen tanaman mereka sambil menjaga keseimbangan lingkungan.
104 Alif, S. M. (2017). Kiat sukses budidaya cabai rawit. Bio Genesis. Astina, C., Saputra, M. G. A., Aliza, K., Kadafi, N. M., Yuhri, F., Rakhmawati, A. P., & Fitrianingsih, P. (2022). Penanaman bibit tanaman sayur dengan media polybag untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat desa tumenggungan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Madani (JPMM), 2(2), 164–170. Effendi, F. (2020). Pengaruh Bokashi Kotoran Walet Dan NPK Phonska Terhadap Pertumbuhan Serta Produksi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.). Universitas Islam Riau. Fariroh, I., Novikarumsari, N. D., & Utami, R. A. (2021). Upaya Optimalisasi Lahan Pekarangan melalui Pelatihan Teknik Budidaya Cabai Rawit Terpadu dan Inisiasi Pembentukan KWT pada Kelompok Hidayah Tani di Jember, Jawa Timur: Optimization of House Garden through Cayenne Pepper Utilization and Initiation Establishment of Hidayah Tani Women Farmers Group in Jember, East Java. Pengabdianmu: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(4), 348–355. Firdaus, R., & Juanda, B. R. (2022). Pengaruh varietas dan dosis pupuk NPK mutiara terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah hibrida. Prosiding Seminar Nasional Pertanian, 4(1), 111–124.
105 Fitrianti, F., Masdar, M., & Astiani, A. (2018). Respon pertumbuhan dan produksi tanaman terung (Solanum melongena) pada berbagai jenis tanah dan penambahan pupuk npk phonska. AGROVITAL: Jurnal Ilmu Pertanian, 3(2), 60–64. Fitriyah, A., Harmayani, R., Jamili, A., Mariani, Y., KARTIKA, N. I. M. A., & AMIN, I. (2021). Pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik di desa batu kuta lombok barat. Jurnal Pengabdian KITA, 4(2). Harpenas, A., & Dermawan, R. (2010). Budi daya cabai unggul. PT Niaga Swadaya. Hs, R., Akbar, M. S., Firdausi, M. H. F., Andani, W., & Harisugama, F. (2022). Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos Menggunakan Limbah Kotoran Ternak. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 5(1), 300–304. Leku, P. M. N., Duaja, W., & Bako, P. O. (2019). Pengaruh Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk Majemuk NPK Phonska terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah dan Hasil Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) pada Alfisol. Pada Alfisol Effect of Combination Dosage Of Chiken Fertilizer and NPK Phonska Fertilizer On Some Of The Soil Chemical Properties And Results Of Cayenne Pepper. Lubis, E. R. (2020). Bercocok tanam tomat untung melimpah. Bhuana Ilmu Populer. Prasetio, H. E., Dhurofallathoif, M., Jelita, S. I. P., & Rofi’ah, M. (2023). Pendampingan Pengolahan Kotoran Sapi Menjadi Pupuk Organik. Mafaza: Jurnal Pengabdian
106 Masyarakat, 3(1), 75–88. Prasetyo, R. (2014). Pemanfaatan berbagai sumber pupuk kandang sebagai sumber N dalam budidaya cabai merah (Capsicum annum L.) di tanah berpasir. Planta Tropika, 2(2), 125–132. PUTRA, S. S. (2020). Aplikasi pupuk kandang dan mikoriza pada budidaya cabai keriting (Capsicum annum L.) secara organik di lahan pasir pantai. Universitas Gadjah Mada. Setiawan, H. (2017). Kiat Sukses Budidaya Cabai Hidroponik. Bio Genesis. Yakop, U. M. (2023). Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) di Musim Hujan terhadap Perlakuan Pupuk Organik dan Phonska Plus. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek, 2(3), 342–348. Yustiana, L., Jaya, I. K. D., & Yakop, U. M. (2023). Pengaruh Jenis Pupuk Tambahan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Dua Varietas Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Yang Ditanam Di Luar Musim. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek, 2(2), 257–265. Ziaulhaq, W., & Amalia, D. R. (2022). Pelaksanaan Budidaya Cabai Rawit sebagai Kebutuhan Pangan Masyarakat. Indonesian Journal of Agriculture and Environmental Analytics, 1(1), 27–36.
107 Safruddin SP. M.MA. Penulis Merupakan Dosen pada Fakultas Pertanian Universitas Asahan dan saat ini menjabat Sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Asahan. Dimana Penulis Pernah Menjabat Sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswa-an dan Alumni. Tahun 2014-2017, dan saat ini penuli mengampuh matakuliah Pengantar Ilmu Pertanian, Dasar Agribisnis dan Kewirausahaan. Saat ini penulis sedang melaksanakan studi pada Program Doktor Ilmu Pertanian Universitas Sumatera Utara. Melalui Chapter ini, penulis berupaya memberikan tambahan informasi dan wawasan kepada para pembaca terkait refrensi tentang Pupuk NPK Phonska dan Kandang Sapi untuk Budidaya Cabai Rawit di Polibag. Dinda Monica Panjaitan, SP. Lahir tannggal 17 Oktober 2001 di Kabupaten Asahan Sumatera Utara. Penulis Merupakan Alumni Fakultas Pertanian Universitas Asahan yang melakukan penelitian bersama dengan Bapak Safruddin, SP. M.MA dengan Judul Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Rawit terhadap Pemberian Pupuk NPK Phonska dan Pupuk Kandang Sapi di Polibag. Hasil penelitian ini penulis melakukan kolaborasi dalam penulisan buku dengan judul Pupuk NPK Phonska dan Kandang Sapi untuk Budidaya Cabai Rawit di Polibag.
108