Kepemimpinan Modern 141 kepentingan pribadi atau keuntungan singkat. Ini dapat menguji integritas seorang pemimpin, karena menghadapi godaan untuk mengambil jalan pintas yang mungkin merugikan pihak lain atau merusak reputasi organisasi. Integritas dalam kepemimpinan berarti tidak hanya mematuhi standar moral yang diberlakukan secara internal, tetapi juga menjaga kepercayaan dari semua pihak yang terlibat. Selain itu, ketidakpastian adalah faktor lain yang meningkatkan kompleksitas pengambilan keputusan etis. Pemimpin sering kali harus membuat keputusan di bawah kondisi ketidakpastian, di mana dampak dari keputusan tersebut sulit diprediksi secara akurat. Hal ini memerlukan pemimpin untuk tidak hanya mengandalkan analisis dan data, tetapi juga mempertimbangkan nilainilai inti dan prinsip-prinsip etika dalam menghadapi ketidakpastian ini. Pengambilan keputusan etis dalam kepemimpinan juga melibatkan memastikan transparansi dan akuntabilitas. Pemimpin harus dapat menjelaskan alasannya di balik setiap keputusan kepada semua pihak yang terlibat, dan siap untuk menerima tanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan tersebut. Ini mencakup kesediaan untuk memperbaiki kesalahan jika keputusan tersebut menghasilkan dampak negatif yang tidak diinginkan. Terakhir, penting untuk memahami bahwa pengambilan keputusan etis dalam kepemimpinan bukanlah proses statis. Nilai-nilai etika dan moral dapat berubah seiring waktu, terutama dalam menghadapi perubahan sosial, teknologi, atau kebijakan. Oleh karena itu, pemimpin
Kepemimpinan Modern 142 harus selalu mengembangkan kemampuan untuk terus mengevaluasi dan menyesuaikan prinsip-prinsip etika mereka dengan kondisi yang berkembang. Secara keseluruhan, tantangan etis dalam pengambilan keputusan kepemimpinan menuntut kejelasan nilai, konsistensi dalam prinsip-prinsip etika, dan kemampuan untuk mengelola konflik kepentingan dengan integritas dan keberanian. Hanya dengan pendekatan yang cermat dan berorientasi pada nilai-nilai moral, seorang pemimpin dapat menjaga kepercayaan, memimpin dengan contoh yang baik, dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam organisasi dan masyarakat yang mereka pimpin. C. Pentingnya Integritas dan Tanggung Jawab Kepemimpinan Integritas dan tanggung jawab kepemimpinan adalah dua aspek kritis yang menjadi fondasi untuk membangun kepercayaan, menjaga stabilitas, dan menciptakan dampak positif dalam lingkungan kerja dan masyarakat yang dipimpin. Integritas dalam kepemimpinan mengacu pada konsistensi antara nilai-nilai yang dianut dan tindakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Ini melibatkan konsistensi dalam kata dan perbuatan, serta kejujuran dalam berinteraksi dengan orang lain. Seorang pemimpin yang memiliki integritas tinggi tidak hanya berkomitmen pada prinsip-prinsip moral dan etika, tetapi juga bersedia untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut tanpa memandang tekanan atau godaan yang mungkin dihadapi.
Kepemimpinan Modern 143 Tanggung jawab kepemimpinan melibatkan kesediaan untuk menerima konsekuensi dari keputusan dan tindakan yang diambil sebagai seorang pemimpin. Ini mencakup tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan, serta kesiapan untuk memperbaiki situasi jika terjadi kesalahan atau dampak negatif yang tidak diinginkan. Pemimpin yang bertanggung jawab akan mengambil inisiatif untuk belajar dari pengalaman mereka, mengakui kelemahan, dan melakukan perubahan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang lebih baik di masa depan. Integritas dan tanggung jawab sering kali saling terkait dalam praktek kepemimpinan. Seorang pemimpin yang konsisten dalam integritasnya akan lebih cenderung bertindak dengan tanggung jawab, karena mereka dipandu oleh nilai-nilai yang mendorong mereka untuk bertanggung jawab atas setiap keputusan dan tindakan. Integritas juga membantu membangun kepercayaan di antara bawahan, rekan kerja, dan pihak terkait lainnya, karena mereka percaya bahwa pemimpin tersebut akan bertindak secara adil, jujur, dan bertanggung jawab dalam setiap situasi. Dalam konteks organisasi atau tim, pemimpin yang menjunjung tinggi integritas dan tanggung jawab cenderung mampu menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan produktif. Mereka menjadi teladan bagi nilainilai yang diinginkan dalam budaya perusahaan, menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak mereka dalam mempertahankan standar tinggi dalam perilaku dan pengambilan keputusan.
Kepemimpinan Modern 144 Pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam kepemimpinan juga tercermin dalam kemampuan pemimpin untuk menghadapi tantangan dan mengambil keputusan sulit dengan keyakinan dan keberanian. Ketika pemimpin bertindak dengan integritas, mereka mampu menjaga konsistensi nilai-nilai organisasi dan moralitas pribadi mereka bahkan di bawah tekanan atau dalam situasi yang kompleks. Sehingga, integritas dan tanggung jawab merupakan pilar yang tak tergantikan dalam membangun kepemimpinan yang efektif dan berkelanjutan. Menerapkan nilainilai ini membantu memastikan bahwa setiap tindakan pemimpin tidak hanya menguntungkan organisasi secara langsung, tetapi juga memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi seluruh stakeholder yang terlibat.
Kepemimpinan Modern 145 Rangkuman Etika kepemimpinan memegang peranan krusial dalam membentuk perilaku dan pengambilan keputusan seorang pemimpin yang efektif. Hal ini mencakup penerapan prinsipprinsip moral yang konsisten seperti integritas, keadilan, pertanggungjawaban, dan keberanian dalam setiap aspek kepemimpinan. Integritas memastikan bahwa seorang pemimpin bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang mereka pegang tanpa kompromi, sementara keadilan menjamin bahwa keputusan yang diambil mempertimbangkan perspektif semua pihak yang terlibat. Pertanggungjawaban adalah kunci dalam menerima konsekuensi dari keputusan yang diambil dan belajar dari kesalahan, sedangkan keberanian diperlukan untuk mengambil keputusan sulit yang sesuai dengan nilainilai etika meskipun dihadapkan pada tekanan atau ketidakpastian. Secara keseluruhan, etika kepemimpinan tidak hanya menyangkut bagaimana seorang pemimpin berperilaku secara pribadi, tetapi juga bagaimana mereka mempengaruhi dan membimbing orang lain serta mengelola organisasi atau tim mereka. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, seorang pemimpin tidak hanya membangun kepercayaan yang kuat tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang adil, stabil, dan berorientasi pada nilai-nilai moral yang dapat menginspirasi dan memotivasi anggota tim untuk mencapai tujuan bersama secara berkelanjutan.
Kepemimpinan Modern 146 Evaluasi 1. Mengapa integritas dianggap sebagai prinsip utama dalam etika kepemimpinan? Berikan contoh bagaimana integritas seorang pemimpin dapat mempengaruhi budaya organisasi secara keseluruhan. 2. Apa perbedaan antara keadilan dan kesetaraan dalam konteks pengambilan keputusan kepemimpinan? Berikan contoh konkret bagaimana seorang pemimpin dapat menyeimbangkan kepentingan yang berbeda dengan adil. 3. Mengapa tanggung jawab kepemimpinan penting dalam mengelola konsekuensi dari keputusan yang diambil? Bagaimana seorang pemimpin dapat menunjukkan tanggung jawabnya kepada tim dan organisasi? 4. Bagaimana kompleksitas keputusan di bawah ketidakpastian dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan etis seorang pemimpin? Berikan strategi yang dapat digunakan oleh seorang pemimpin untuk mengelola ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. 5. Mengapa penting bagi seorang pemimpin untuk mempertahankan konsistensi nilai-nilai etika mereka di berbagai situasi? Berikan contoh bagaimana keberanian dalam pengambilan keputusan dapat mendukung integritas seorang pemimpin.
Kepemimpinan Modern 147 Bab 10 Efektivitas Kepemimpinan
Kepemimpinan Modern 148 A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dapat bervariasi tergantung pada konteks dan situasi tertentu. Namun, secara umum, ada beberapa faktor yang dapat secara signifikan memengaruhi seberapa efektif seorang pemimpin dalam memimpin tim atau organisasi. Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan: 1. Kepribadian dan Karakter Pemimpin Kepribadian dan karakter seorang pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam kepemimpinan yang efektif. Tingkat kepercayaan diri yang sehat memungkinkan pemimpin untuk mengambil keputusan yang sulit dengan yakin dan memimpin dengan keyakinan. Integritas adalah landasan utama dalam membangun kepercayaan dengan anggota tim, karena pemimpin yang konsisten antara kata dan tindakan mereka cenderung lebih dipercaya dan dihormati. Empati juga merupakan kualitas penting yang memungkinkan seorang pemimpin untuk memahami dan merespons perasaan, kebutuhan, dan perspektif anggota tim. Kemampuan ini membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan memperkuat hubungan antara pemimpin dan anggota tim. Selain itu, ketegasan juga penting dalam kepemipinan. Pemimpin yang tegas mampu membuat
Kepemimpinan Modern 149 keputusan sulit dan mempertahankan konsistensi dalam menjalankan aturan dan kebijakan organisasi, sehingga memperkuat otoritas dan pengaruh mereka. 2. Keterampilan Komunikasi Keterampilan komunikasi adalah salah satu aspek terpenting dalam kepemimpinan yang efektif. Seorang pemimpin yang baik harus mampu berkomunikasi dengan jelas, persuasif, dan efektif untuk memastikan bahwa visi, tujuan, dan instruksi mereka dipahami dengan baik oleh anggota tim. Komunikasi yang efektif melibatkan kemampuan untuk menyampaikan ide dan informasi dengan jelas dan teratur. Seorang pemimpin harus mampu mengungkapkan visi dan tujuan organisasi dengan cara yang dapat dipahami oleh anggota tim, serta memberikan arahan yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka. Selain itu, keterampilan komunikasi yang baik juga melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dengan aktif. Seorang pemimpin harus mampu mendengarkan pandangan dan masukan dari anggota tim dengan terbuka dan tanpa prasangka, serta merespons dengan cara yang memperkuat hubungan dan memperjelas pemahaman. Kemampuan untuk berkomunikasi secara persuasif juga penting dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu menginspirasi dan memotivasi anggota tim dengan cara yang meyakinkan, serta
Kepemimpinan Modern 150 mempengaruhi mereka untuk mengikuti visi dan tujuan yang ditetapkan. 3. Kepemimpinan Situasional Kepemimpinan situasional adalah pendekatan yang mengakui bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang cocok untuk setiap situasi. Sebaliknya, seorang pemimpin yang efektif harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan kondisi yang berubah-ubah dan kebutuhan spesifik dari tim atau organisasi. Dalam pendekatan ini, seorang pemimpin harus mampu mengidentifikasi keadaan atau konteks tertentu di mana gaya kepemimpinan yang berbeda mungkin lebih efektif. Misalnya, dalam situasi yang membutuhkan keputusan cepat, seorang pemimpin mungkin perlu mengambil peran yang lebih otoriter untuk memberikan arahan yang jelas kepada tim. Namun, dalam situasi di mana kolaborasi dan partisipasi anggota tim lebih penting, pemimpin mungkin perlu mengadopsi gaya yang lebih demokratis atau partisipatif. Kepemimpinan situasional juga melibatkan kemampuan untuk memahami kebutuhan dan keterampilan individu dalam tim. Seorang pemimpin harus mampu menyesuaikan pendekatannya untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang sesuai dengan tingkat keterampilan dan motivasi anggota tim. Dengan mengadopsi pendekatan kepemimpinan situasional, seorang pemimpin dapat menjadi lebih
Kepemimpinan Modern 151 fleksibel dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan kerja. Ini dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik dengan anggota tim, meningkatkan motivasi dan kinerja mereka, serta mencapai tujuan organisasi dengan lebih efektif. 4. Keterampilan Manajerial Keterampilan manajerial adalah aspek penting dalam efektivitas kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik harus mampu mengelola waktu, sumber daya, dan tugas secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini melibatkan beberapa keterampilan manajerial utama: Pertama, kemampuan merencanakan adalah kunci dalam manajemen yang efektif. Seorang pemimpin perlu mampu merencanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, termasuk menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, serta mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kedua, kemampuan mengorganisir adalah keterampilan penting lainnya. Seorang pemimpin harus dapat mengorganisir sumber daya dan tugas-tugas dalam tim secara efisien, termasuk menetapkan peran dan tanggung jawab kepada anggota tim yang tepat. Kemudian, kemampuan mengarahkan juga sangat penting. Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan dan memotivasi anggota tim untuk mencapai kinerja terbaik mereka. Ini melibatkan
Kepemimpinan Modern 152 memberikan arahan yang jelas, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu anggota tim mencapai potensi mereka. Selain itu, kemampuan untuk mengontrol dan mengevaluasi progres juga penting dalam keterampilan manajerial. Seorang pemimpin perlu mampu mengontrol progres terhadap tujuan organisasi dan mengevaluasi apakah strategi yang digunakan efektif atau perlu direvisi. 5. Pemahaman Terhadap Individu dan Tim Pemahaman terhadap individu dan tim adalah kunci dalam kepemimpinan yang efektif. Seorang pemimpin yang memahami karakteristik unik, kebutuhan, dan potensi anggota timnya akan lebih mampu mengelola mereka dengan cara yang efektif dan membangun hubungan yang kuat. Pemahaman ini melibatkan pengenalan terhadap kekuatan dan kelemahan individu dalam tim. Dengan mengetahui kekuatan masing-masing anggota tim, pemimpin dapat menempatkan mereka di posisi yang sesuai dan memanfaatkan potensi mereka secara maksimal. Di sisi lain, pemimpin yang memahami kelemahan anggota tim dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan untuk membantu mereka berkembang. Selain itu, pemahaman terhadap kebutuhan individu juga penting. Setiap anggota tim memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, baik itu dalam hal
Kepemimpinan Modern 153 dukungan, pengakuan, atau pengembangan karir. Pemimpin yang peka terhadap kebutuhan ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan memotivasi anggota tim. Pemahaman terhadap potensi individu juga kunci dalam kepemimpinan yang efektif. Dengan mengetahui potensi anggota tim, pemimpin dapat memberikan tantangan dan kesempatan yang sesuai untuk membantu mereka mencapai kinerja yang optimal. 6. Kemampuan Mengambil Keputusan Kemampuan mengambil keputusan adalah salah satu keterampilan kunci yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pemimpin sering dihadapkan pada situasi yang kompleks dan memerlukan keputusan yang cepat dan tepat untuk mengarahkan tim atau organisasi ke arah yang benar. Proses pengambilan keputusan yang efektif melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, seorang pemimpin perlu mengumpulkan informasi yang relevan dan akurat tentang situasi atau masalah yang dihadapi. Ini dapat melibatkan konsultasi dengan anggota tim, ahli, atau sumber daya lain yang dapat memberikan wawasan tambahan. Kemudian, pemimpin perlu menganalisis informasi yang dikumpulkan untuk memahami implikasi dan konsekuensi dari setiap pilihan yang mungkin. Analisis ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada fakta dan data yang tersedia.
Kepemimpinan Modern 154 Setelah itu, pemimpin perlu mengevaluasi berbagai pilihan yang ada dan memilih yang terbaik sesuai dengan situasi dan tujuan organisasi. Keputusan harus didasarkan pada pertimbangan rasional dan tujuan jangka panjang organisasi. Terakhir, pemimpin perlu bertindak dengan cepat untuk mengimplementasikan keputusan yang diambil. Proses pengambilan keputusan tidak berarti apa-apa tanpa tindakan yang tepat untuk mengubah keputusan menjadi tindakan nyata. Kemampuan mengambil keputusan yang baik dan cepat adalah keterampilan yang sangat berharga bagi seorang pemimpin karena dapat membantu mereka mengatasi tantangan dengan efektif, memanfaatkan peluang yang ada, dan mengarahkan organisasi ke arah yang benar. 7. Kemampuan Menyelesaikan Konflik Kemampuan menyelesaikan konflik adalah salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Konflik adalah bagian alami dari interaksi manusia, dan pemimpin yang efektif harus mampu mengelola konflik secara konstruktif untuk mencegahnya dari merusak hubungan tim dan kinerja organisasi. Pertama-tama, pemimpin perlu mampu mengidentifikasi sumber konflik dan memahami akar penyebabnya. Ini dapat melibatkan mendengarkan dengan aktif kepada semua pihak yang terlibat untuk
Kepemimpinan Modern 155 memahami perspektif mereka dan mencari solusi yang adil dan memuaskan bagi semua pihak. Kemampuan untuk memfasilitasi dialog yang terbuka dan jujur antara pihak yang bertikai juga sangat penting. Pemimpin harus dapat menciptakan lingkungan yang aman di mana anggota tim merasa nyaman untuk berbagi pandangan dan mencari solusi bersama. Selain itu, pemimpin juga harus memiliki kemampuan untuk menemukan solusi yang berkelanjutan dan dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat. Hal ini dapat melibatkan mencari kompromi yang memuaskan semua pihak, menciptakan solusi win-win, atau mengembangkan strategi untuk mengatasi perbedaan secara konstruktif. Kemampuan menyelesaikan konflik juga melibatkan kesabaran dan ketegasan. Pemimpin harus mampu bertindak dengan cepat dan tegas ketika diperlukan untuk mencegah eskalasi konflik, namun juga harus memiliki kesabaran untuk mendengarkan dan bekerja melalui konflik secara bertahap untuk mencapai solusi yang berkelanjutan. Pemimpin yang efektif dalam menyelesaikan konflik dapat membantu membangun hubungan yang kuat dalam tim, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif di mana semua anggota tim dapat berkembang secara maksimal.
Kepemimpinan Modern 156 8. Kepemimpinan Berdasarkan Nilai Kepemimpinan berdasarkan nilai-nilai positif adalah landasan yang kuat untuk membangun hubungan yang baik antara pemimpin dan anggota tim. Integritas, sebagai salah satu nilai utama, mencerminkan kesesuaian antara kata dan tindakan pemimpin, menciptakan kepercayaan yang sangat penting dalam hubungan kepemimpinan. Kejujuran dalam segala hal juga membangun landasan kepercayaan yang kokoh, karena anggota tim akan merasa yakin bahwa pemimpin mereka selalu memberikan informasi yang benar dan jujur. Selain itu, nilai-nilai seperti rasa tanggung jawab juga penting dalam kepemimpinan. Pemimpin yang bertanggung jawab akan dihormati dan dihargai oleh anggota tim karena mereka dapat diandalkan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dan bertanggung jawab atas hasilnya. Ketika pemimpin memimpin berdasarkan nilai-nilai positif ini, mereka membentuk budaya kerja yang positif dan mendukung, di mana anggota tim merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Kepemimpinan berdasarkan nilai-nilai juga menciptakan kerangka kerja yang jelas bagi pemimpin dalam mengambil keputusan. Nilai-nilai ini menjadi panduan dalam menentukan tindakan yang tepat dalam situasi yang kompleks atau tidak pasti. Dengan demikian, pemimpin yang memimpin berdasarkan nilai-nilai positif tidak hanya membangun kepercayaan dan penghargaan dari anggota tim, tetapi
Kepemimpinan Modern 157 juga menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. 9. Pengalaman dan Pembelajaran Pengalaman memainkan peran penting dalam membentuk efektivitas kepemimpinan seseorang. Seorang pemimpin yang memiliki pengalaman luas dalam berbagai situasi dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang berbagai tantangan yang mungkin dihadapi dalam memimpin tim atau organisasi. Pengalaman tersebut juga dapat membantu pemimpin untuk mengembangkan keterampilan manajerial dan kepemimpinan yang diperlukan untuk menghadapi situasi yang kompleks. Selain pengalaman, kemampuan untuk belajar dari pengalaman tersebut juga sangat penting. Seorang pemimpin yang mampu merefleksikan pengalaman mereka, mengidentifikasi pembelajaran yang berharga, dan mengubah perilaku mereka berdasarkan pembelajaran tersebut cenderung menjadi pemimpin yang lebih efektif. Kemampuan untuk terus belajar dan berkembang juga penting dalam menghadapi perubahan yang terus berlangsung dalam lingkungan bisnis dan sosial. Pengalaman dan pembelajaran merupakan proses yang berkelanjutan dalam perkembangan kepemimpinan seseorang. Seiring dengan bertambahnya pengalaman dan pembelajaran, seorang pemimpin dapat mengembangkan gaya kepemimpinan yang lebih matang dan efektif, serta menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan yang ada di masa depan.
Kepemimpinan Modern 158 10. Dukungan dan Sumber Daya Dukungan dan sumber daya yang memadai merupakan faktor penting dalam menentukan efektivitas kepemimpinan. Dukungan dari atasan sangatlah krusial karena dapat memberikan legitimasi dan otoritas kepada seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dan mengarahkan tim. Selain itu, dukungan dari rekan kerja juga dapat memengaruhi efektivitas kepemimpinan, karena kerja sama dan kolaborasi antar anggota tim dapat ditingkatkan melalui dukungan yang diberikan oleh sesama anggota tim. Selain dukungan interpersonal, tersedianya sumber daya yang memadai juga sangat penting. Sumber daya yang mencakup finansial, manusia, dan materi dapat memberikan pemimpin dengan alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Misalnya, dengan tersedianya anggaran yang cukup, seorang pemimpin dapat merencanakan dan melaksanakan proyek dengan lebih efektif. Sumber daya manusia yang memadai juga penting karena pemimpin memerlukan tim yang berkualitas untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan dukungan dan sumber daya yang memadai, seorang pemimpin memiliki lebih banyak peluang untuk mencapai kesuksesan dalam memimpin tim atau organisasi. 11. Konteks Organisasi Konteks organisasi mencakup berbagai faktor eksternal yang dapat memengaruhi efektivitas kepemimpinan. Salah satu faktor utama adalah
Kepemimpinan Modern 159 kondisi pasar. Pemimpin harus memahami dinamika pasar tempat organisasi beroperasi, termasuk tren industri, permintaan pasar, dan faktor ekonomi lainnya. Kondisi pasar yang tidak stabil atau berubahubah dapat memerlukan strategi kepemimpinan yang berbeda untuk menjaga daya saing dan pertumbuhan organisasi. Selain itu, persaingan juga merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh seorang pemimpin. Pemimpin harus mampu memahami strategi pesaing, kekuatan dan kelemahan pesaing, serta bagaimana organisasi dapat bersaing secara efektif dalam pasar yang kompetitif. Kemampuan untuk mengantisipasi pergerakan pesaing dan merespons dengan cepat adalah keterampilan yang sangat berharga dalam konteks ini. Kebijakan organisasi juga dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan. Pemimpin harus memahami dengan baik kebijakan organisasi, termasuk struktur organisasi, prosedur operasional, dan nilainilai perusahaan. Pemahaman ini membantu pemimpin dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan visi dan misi organisasi, serta memastikan bahwa tindakan mereka sejalan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Selain itu, pemimpin juga perlu mampu beradaptasi dengan perubahan kebijakan organisasi yang mungkin terjadi seiring waktu.
Kepemimpinan Modern 160 B. Keterampilan Kepemimpinan yang Penting Keterampilan kepemimpinan yang penting meliputi berbagai kemampuan dan karakteristik yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif. Berikut adalah beberapa keterampilan kepemimpinan yang penting: 1. Keterampilan Komunikasi a. Kemampuan Berbicara: Menyampaikan ide, instruksi, dan visi dengan jelas dan persuasif. b. Kemampuan Mendengarkan: Memahami perspektif dan kebutuhan anggota tim serta menanggapi dengan tepat. c. Kemampuan Menulis: Menyampaikan informasi secara tertulis kepada anggota tim atau pihak terkait. 2. Keterampilan Empati a. Memahami Anggota Tim: Melihat situasi dari sudut pandang anggota tim dan merespons dengan sensitif terhadap perasaan dan kebutuhan mereka. b. Kemampuan Memahami Konflik: Mengetahui cara menangani konflik secara konstruktif dan memediasi perselisihan. 3. Keterampilan Pengambilan Keputusan a. Kemampuan Analisis: Menganalisis informasi dan data untuk membuat keputusan yang baik.
Kepemimpinan Modern 161 b. Kemampuan Mengambil Risiko: Berani mengambil risiko yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. c. Kemampuan Prioritasi: Menentukan apa yang harus diprioritaskan dalam situasi yang kompleks dan sering berubah. 4. Keterampilan Manajemen Konflik a. Penyelesaian Konflik: Menyelesaikan konflik antara anggota tim atau departemen dengan adil dan efektif. b. Pendekatan Kolaboratif: Mengembangkan solusi bersama dengan anggota tim untuk mencapai konsensus. 5. Keterampilan Pengembangan Tim a. Membangun Tim: Mengidentifikasi dan mengembangkan bakat anggota tim. b. Mengarahkan dan Menginspirasi: Memimpin dengan memberi contoh dan menginspirasi anggota tim untuk mencapai kinerja terbaik mereka. 6. Keterampilan Adaptasi dan Fleksibilitas a. Adaptasi terhadap Perubahan: Beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan organisasi dengan cepat dan efektif. b. Fleksibilitas: Menyesuaikan rencana dan strategi jika diperlukan.
Kepemimpinan Modern 162 7. Keterampilan Manajemen Waktu a. Perencanaan Waktu: Menetapkan prioritas dan mengatur waktu dengan efisien untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. b. Delegasi: Melimpahkan tanggung jawab kepada anggota tim yang tepat untuk mengoptimalkan penggunaan waktu dan sumber daya. 8. Keterampilan Berpikir Kritis a. Analisis dan Evaluasi: Menganalisis informasi, masalah, atau situasi dengan kritis dan objektif. b. Pengambilan Keputusan Berbasis Fakta: Membuat keputusan yang didasarkan pada informasi dan data yang tersedia. 9. Keterampilan Inspirasi dan Motivasi a. Menginspirasi Anggota Tim: Mengkomunikasikan visi yang menginspirasi dan memotivasi anggota tim untuk mencapai tujuan bersama. b. Menciptakan Lingkungan Positif: Membangun budaya kerja yang positif dan mendukung di mana anggota tim merasa dihargai dan termotivasi untuk berkinerja tinggi. C. Strategi Pengembangan Kepemimpinan Strategi pengembangan kepemimpinan adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan individu atau kelompok dalam sebuah organisasi. Strategi ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan memperkuat keterampilan, sikap,
Kepemimpinan Modern 163 dan perilaku yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif. Pertama, strategi pengembangan kepemimpinan biasanya dimulai dengan identifikasi kebutuhan pengembangan. Ini melibatkan evaluasi menyeluruh terhadap keterampilan dan kemampuan kepemimpinan yang sudah ada, serta penentuan area-area di mana perbaikan atau pengembangan diperlukan. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui tes, penilaian kinerja, umpan balik dari atasan, rekan kerja, atau anggota tim, serta penilaian diri. Setelah kebutuhan pengembangan teridentifikasi, langkah berikutnya adalah merancang program pengembangan yang sesuai. Program ini dapat mencakup berbagai kegiatan seperti pelatihan, mentoring, pembelajaran daring, atau proyek pengembangan khusus yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan individu. Program juga harus dirancang dengan mempertimbangkan gaya belajar dan preferensi individu, serta tujuan dan strategi organisasi secara keseluruhan. Selain itu, penting untuk melibatkan partisipasi aktif dari individu yang sedang mengembangkan kepemimpinan. Ini dapat dilakukan melalui sesi pelatihan interaktif, diskusi kelompok, atau proyek pengembangan yang melibatkan partisipasi aktif dalam situasi kehidupan nyata. Melibatkan individu dalam proses pengembangan kepemimpinan mereka dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pemahaman mereka tentang keterampilan kepemimpinan yang efektif.
Kepemimpinan Modern 164 Terakhir, evaluasi berkelanjutan diperlukan untuk menilai efektivitas strategi pengembangan kepemimpinan. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui penilaian kinerja, umpan balik dari anggota tim atau atasan, atau pengukuran indikator kinerja yang relevan. Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa program pengembangan kepemimpinan mencapai tujuan mereka dan memberikan nilai tambah yang diharapkan bagi individu dan organisasi secara keseluruhan. D. Evaluasi dan Pengukuran Kinerja Kepemimpinan Evaluasi dan pengukuran kinerja kepemimpinan adalah proses sistematis untuk menilai kemampuan seorang pemimpin dalam mengelola tim atau organisasi. Proses ini melibatkan pengumpulan data tentang perilaku dan hasil kinerja seorang pemimpin untuk mengevaluasi sejauh mana ia efektif dalam mencapai tujuan organisasi dan menginspirasi anggota tim. 1. Penentuan Kriteria Evaluasi Tahap pertama dalam evaluasi dan pengukuran kinerja kepemimpinan adalah menetapkan kriteria evaluasi yang jelas. Hal ini melibatkan identifikasi aspek-aspek kinerja yang paling relevan dan penting untuk dinilai dalam konteks kepemimpinan. Kriteria ini harus spesifik, terukur, terkait dengan tujuan organisasi, dan dapat diaplikasikan secara konsisten. Misalnya, kriteria pencapaian tujuan dapat mencakup sejauh mana pemimpin berhasil mencapai target
Kepemimpinan Modern 165 kinerja yang telah ditetapkan, sedangkan kriteria kemampuan mengelola konflik dapat mencakup kemampuan pemimpin dalam menangani konflik di antara anggota tim dengan efektif dan konstruktif. Penentuan kriteria evaluasi yang tepat sangat penting karena akan menjadi dasar untuk menilai kinerja seorang pemimpin. Kriteria yang kurang jelas atau tidak relevan dapat mengarah pada evaluasi yang tidak akurat atau tidak adil. Oleh karena itu, penting untuk melibatkan berbagai pihak terkait, seperti atasan, rekan kerja, dan anggota tim, dalam proses penentuan kriteria evaluasi untuk memastikan bahwa kriteria yang ditetapkan mencerminkan harapan dan kebutuhan yang sebenarnya. Dengan menetapkan kriteria evaluasi yang jelas dan relevan, organisasi dapat memiliki landasan yang kuat untuk mengukur kinerja kepemimpinan secara obyektif dan menyeluruh. Kriteria ini juga dapat membantu dalam menyusun rencana pengembangan yang tepat untuk meningkatkan kinerja pemimpin dan mencapai tujuan organisasi dengan lebih efektif. 2. Pengumpulan Data Setelah kriteria evaluasi kepemimpinan ditetapkan, langkah berikutnya adalah pengumpulan data untuk mengevaluasi kinerja seorang pemimpin. Pengumpulan data ini dilakukan melalui beberapa metode, seperti observasi, wawancara, dan penilaian diri.
Kepemimpinan Modern 166 Pertama, observasi melibatkan pengamatan langsung terhadap perilaku seorang pemimpin dalam situasi kerja sehari-hari. Observasi ini dapat dilakukan oleh atasan langsung, rekan kerja, atau pihak lain yang terlibat dalam tim atau proyek yang dipimpin oleh pemimpin tersebut. Observasi ini membantu dalam menilai kemampuan pemimpin dalam mengambil keputusan, mengelola konflik, dan berinteraksi dengan anggota tim. Selain itu, wawancara juga merupakan metode yang umum digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja seorang pemimpin. Wawancara dapat dilakukan dengan atasan, rekan kerja, atau anggota tim untuk mendapatkan sudut pandang mereka tentang kinerja pemimpin. Wawancara ini dapat memberikan wawasan yang berharga tentang kekuatan dan kelemahan seorang pemimpin, serta area-area yang perlu ditingkatkan. Selain itu, penilaian diri juga penting dalam pengumpulan data kinerja kepemimpinan. Pemimpin diminta untuk mengevaluasi kinerja mereka sendiri berdasarkan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Penilaian diri ini dapat memberikan pemimpin dengan pemahaman yang lebih baik tentang kekuatan dan kelemahan mereka sendiri, serta membantu dalam merencanakan pengembangan diri ke depan. Dengan menggunakan berbagai metode pengumpulan data ini, organisasi dapat mengumpul-kan informasi yang komprehensif tentang kinerja seorang pemimpin. Informasi ini dapat digunakan sebagai
Kepemimpinan Modern 167 dasar untuk melakukan evaluasi yang objektif dan menyeluruh tentang kemampuan pemimpin dalam memimpin dan mengelola tim atau organisasi. 3. Analisis Data Setelah data tentang kinerja seorang pemimpin terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengevaluasi kinerja pemimpin. Analisis ini melibatkan beberapa langkah penting, termasuk: a. Penyusunan Data: Data yang terkumpul disusun dan disiapkan untuk analisis lebih lanjut. Data ini dapat berupa hasil observasi, hasil wawancara, atau hasil penilaian diri. b. Pengukuran Kinerja: Data dianalisis untuk mengevaluasi kinerja pemimpin berdasarkan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, kinerja pemimpin dalam mencapai tujuan dapat diukur dengan membandingkan target yang ditetapkan dengan pencapaian aktual. c. Perbandingan dengan Standar: Hasil analisis dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan untuk mengukur kinerja kepemimpinan yang diharapkan. Standar ini dapat berupa standar industri, standar organisasi, atau standar kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. d. Perbandingan dengan Pemimpin Lain: Selain itu, hasil analisis juga dapat dibandingkan dengan
Kepemimpinan Modern 168 kinerja pemimpin lain dalam organisasi. Perbandingan ini dapat memberikan gambaran tentang seberapa baik kinerja pemimpin tersebut dibandingkan dengan pemimpin lain dalam situasi yang sama atau serupa. Dengan menganalisis data dengan cermat, organisasi dapat mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kinerja seorang pemimpin dan mengidentifikasi area-area di mana pemimpin tersebut dapat meningkatkan kinerjanya. Analisis ini juga dapat memberikan dasar untuk menyusun rencana pengembangan yang tepat untuk membantu pemimpin mencapai potensi penuhnya. 4. Penyusunan Rencana Pengembangan Setelah analisis data selesai, langkah selanjutnya dalam proses evaluasi dan pengukuran kinerja kepemimpinan adalah menyusun rencana pengembangan. Rencana ini didasarkan pada hasil evaluasi kinerja pemimpin dan mencakup langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerjanya. Beberapa langkah yang dapat termasuk dalam rencana pengembangan adalah: a. Identifikasi Area Pengembangan: Berdasarkan hasil evaluasi, identifikasi area-area di mana pemimpin perlu meningkatkan kinerjanya. Misalnya, jika pemimpin memiliki kesulitan dalam mengelola konflik, maka fokus pengembangan dapat difokuskan pada memperkuat keterampilan manajemen konflik.
Kepemimpinan Modern 169 b. Penetapan Tujuan Pengembangan: Tetapkan tujuan yang jelas dan terukur untuk pengembangan pemimpin. Tujuan ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatasan waktu (SMART). c. Penyusunan Rencana Tindakan: Tentukan langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk mencapai tujuan pengembangan. Misalnya, jika tujuan pengembangan adalah memperbaiki keterampilan komunikasi, langkah-langkahnya mungkin termasuk mengikuti pelatihan komunikasi atau mendapatkan mentor yang dapat memberikan umpan balik konstruktif. d. Penetapan Sumber Daya: Tentukan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung rencana pengembangan, seperti waktu, biaya, dan dukungan organisasi. e. Pelaksanaan Rencana Pengembangan: Implementasikan rencana pengembangan dengan memonitor kemajuan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. f. Evaluasi Lanjutan: Evaluasi terus-menerus kinerja pemimpin untuk memastikan bahwa rencana pengembangan efektif dalam meningkatkan kinerja kepemimpinan. Dengan menyusun rencana pengembangan yang baik, organisasi dapat membantu pemimpin untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang
Kepemimpinan Modern 170 diperlukan untuk menjadi pemimpin yang lebih efektif dan sukses. 5. Implementasi Rencana Setelah rencana pengembangan kepemimpinan disusun, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya dengan dukungan dari organisasi. Implementasi rencana pengembangan memerlukan komitmen dan kerjasama antara pemimpin yang bersangkutan, atasan, dan pihak terkait lainnya. Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam implementasi rencana pengembangan kepemimpinan adalah sebagai berikut: a. Kesepakatan dan Komitmen: Pemimpin dan atasan langsungnya harus sepakat dan berkomitmen terhadap rencana pengembangan yang telah disusun. Hal ini penting untuk memastikan bahwa rencana tersebut akan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. b. Sumber Daya yang Diperlukan: Pastikan bahwa pemimpin memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan rencana pengembangan, seperti waktu, dana, dan dukungan dari tim atau departemen terkait. c. Pelaksanaan Langkah-langkah Pengembangan: Langkah-langkah pengembangan yang telah disusun dalam rencana harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pemimpin harus aktif terlibat dalam proses ini dan
Kepemimpinan Modern 171 memanfaatkan kesempatan untuk belajar dan berkembang. d. Pemantauan dan Evaluasi: Proses implementasi harus dipantau secara teratur untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai. Evaluasi ini dapat melibatkan pemantauan langsung, wawancara dengan pemimpin, atau penilaian oleh pihak terkait lainnya. e. Penyesuaian Rencana: Jika diperlukan, rencana pengembangan dapat disesuaikan berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Penyesuaian ini dapat mencakup perubahan tujuan, strategi, atau sumber daya yang diperlukan. 6. Evaluasi Lanjutan Setelah rencana pengembangan kepemimpinan diimplementasikan, penting untuk terus melakukan evaluasi lanjutan terhadap kinerja pemimpin. Evaluasi ini harus bersifat berkelanjutan untuk memastikan bahwa pemimpin terus berkembang dan dapat mengatasi tantangan yang ada. Evaluasi lanjutan dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pengamatan langsung, wawancara, atau penilaian kinerja rutin. Evaluasi ini bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan pemimpin dalam mencapai tujuan pengembangan yang telah ditetapkan dalam rencana pengembangan. Jika ada area di mana pemimpin masih perlu meningkatkan kinerjanya, langkah-langkah tambahan dapat diambil
Kepemimpinan Modern 172 untuk membantu pemimpin mencapai potensi penuhnya. Selain itu, evaluasi lanjutan juga dapat membantu dalam mengidentifikasi perubahan lingkungan atau organisasi yang dapat memengaruhi kinerja pemimpin. Dengan memahami perubahan ini, pemimpin dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan-nya dan mengembangkan strategi baru untuk mengatasi tantangan yang ada. Dengan melakukan evaluasi lanjutan secara teratur, organisasi dapat memastikan bahwa rencana pengembangan kepemimpinan efektif dalam meningkatkan kinerja pemimpin dan memastikan kesesuaian dengan tujuan organisasi.
Kepemimpinan Modern 173 Rangkuman Efektivitas kepemimpinan merupakan hasil dari kombinasi beberapa faktor yang saling berinteraksi. Pertama, kepribadian dan karakter seorang pemimpin memainkan peran penting dalam cara mereka memimpin dan berinteraksi dengan anggota tim. Kemudian, keteram-pilan komunikasi yang baik memungkinkan pemimpin untuk menyampaikan ide, visi, dan arahan dengan jelas dan persuasif. Selain itu, kemampuan untuk memahami dan merespons perasaan serta kebutuhan anggota tim juga penting dalam membangun hubungan yang baik dan produktif. Integritas dan kejujuran diperlukan untuk membangun kepercayaan di antara anggota tim, sementara visi dan strategi membantu pemimpin untuk melihat gambaran besar dan menetapkan tujuan serta arah strategis organisasi. Kemampuan dalam mengambil keputusan yang tepat dan cepat dalam situasi yang kompleks juga menjadi keterampilan penting bagi seorang pemimpin. Selain itu, kemampuan untuk mengelola konflik dan mencapai kesepakatan yang memuaskan bagi semua pihak merupakan aspek penting dari kepemimpinan yang efektif. Pemahaman yang baik terhadap individu dan tim serta kemampuan untuk mengembangkan tim juga membantu pemimpin dalam mengelola dan mengarahkan tim dengan lebih efektif. Dengan pengembangan keterampilan manajerial yang baik, pemimpin dapat mengelola waktu, sumber daya, dan tugas dengan efisien. Dalam situasi yang berubah-ubah, kepemimpinan situasional yang dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan kondisi yang berubah juga penting.
Kepemimpinan Modern 174 Evaluasi 1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan berdasarkan pengalaman Anda dalam berinteraksi dengan pemimpin di lingkungan kerja atau organisasi yang pernah Anda alami. 2. Bagaimana keterampilan komunikasi yang efektif dapat meningkatkan efektivitas seorang pemimpin dalam mengelola tim atau organisasi? Berikan contoh konkret dari pengalaman Anda sendiri atau studi kasus yang relevan. 3. Menurut Anda, mengapa penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki integritas dan kejujuran dalam kepemimpinannya? Bagaimana integritas dapat mempengaruhi hubungan antara pemimpin dan anggota timnya? 4. Apa perbedaan antara kepemimpinan berdasarkan nilainilai positif dan kepemimpinan berdasarkan kekuasaan semata? Manakah yang menurut Anda lebih efektif dalam jangka panjang, dan mengapa? 5. Bagaimana kepemimpinan situasional dapat membantu seorang pemimpin untuk menjadi lebih efektif dalam menghadapi berbagai situasi dan tantangan yang berbeda? Apakah Anda memiliki pengalaman pribadi atau contoh studi kasus yang mengilustrasikan konsep ini?
Kepemimpinan Modern 175 Daftar Pustaka Akkaya, B. (2020). Review of leadership styles in perspective of dynamic capabilities: An empirical research on managers in manufacturing firms. Yönetim Bilimleri Dergisi, 18(36), 389–407. Alblooshi, M., Shamsuzzaman, M., & Haridy, S. (2021). The relationship between leadership styles and organisational innovation: A systematic literature review and narrative synthesis. European Journal of Innovation Management, 24(2), 338–370. Best, M. C., Hjort, J., & Szakonyi, D. (2023). Individuals and organizations as sources of state effectiveness. American Economic Review, 113(8), 2121–2167. Deshwal, V., & Ali, M. A. (2020). A systematic review of various leadership theories. Shanlax International Journal of Commerce, 8(1), 38–43. Fries, A., Kammerlander, N., & Leitterstorf, M. (2021). Leadership styles and leadership behaviors in family firms: A systematic literature review. Journal of Family Business Strategy, 12(1), 100374. Groenewald, C. A., Groenewald, E., Uy, F., Kilag, O. K., Abendan, C. F., & Dosdos, B. V. (2024). Philosophy of Management: Ethical Leadership and Organizational Integrity. International Multidisciplinary Journal of Research for Innovation, Sustainability, and Excellence (IMJRISE), 1(3), 106–113.
Kepemimpinan Modern 176 Nabella, S. D., Rivaldo, Y., Kurniawan, R., Nurmayunita, N., Sari, D. P., Luran, M. F., & Wulandari, K. (2022). The Influence of Leadership and Organizational Culture Mediated by Organizational Climate on Governance at Senior High School in Batam City. Oko-Otu, C. N., & Chidume, C. G. (2021). Objectivity and the great man theory in historiography. Cogito, 13(3), 124– 138. Paais, M., & Pattiruhu, J. R. (2020). Effect of motivation, leadership, and organizational culture on satisfaction and employee performance. The Journal of Asian Finance, Economics and Business, 7(8), 577–588. Razali, N. A., Jaes, L., Suhaimy, K. A. M., Ani, F., Nordin, S. R. A., Sabtu, M. H., Hanapi, M. S., Othman, M. F., Veloo, G., & Ariffin, F. M. (2022). Mahathir Mohamad as a World-Class Leader: A View from The Great Man Theory of Leadership. Journal of Techno-Social, 14(2), 45–58. Sartika, L. A., & Pranoto, B. E. (2021). Analysis of Humor in the Big Bang Theory By Using Relevance Theory: a Pragmatic Study. Linguistics and Literature Journal, 2(1), 1–7. Sunarsi, D., Rohaeni, N., Wulansari, R., Andriani, J., Muslimat, A., Rialmi, Z., Kustini, E., Kristianti, L. S., Rostikawati, D., & Effendy, A. A. (2020). Effect of e-leadership style, organizational commitment and service quality towards indonesian school performance. Syst. Rev. Pharm, 11(10), 472–481. Suprapti, S., Asbari, M., Cahyono, Y., Mufid, A., & Khasanah,
Kepemimpinan Modern 177 N. E. (2020). Leadership style, organizational culture and innovative behavior on public health center performance during Pandemic Covid-19. Journal of Industrial Engineering & Management Research, 1(2), 76–88. Tett, R. P., Toich, M. J., & Ozkum, S. B. (2021). Trait activation theory: A review of the literature and applications to five lines of personality dynamics research. Annual Review of Organizational Psychology and Organizational Behavior, 8, 199–233. Trahan, R. T., & Hess, D. J. (2022). Will power be local? The role of local power organizations in energy transition acceleration. Technological Forecasting and Social Change, 183, 121884. Uzan, J.-P. (2021). The big-bang theory: construction, evolution and status. The Universe: Poincaré Seminar 2015, 1– 72. Zhang, Y. (2022). Rethinking Trait Theory Analysis of the Impacts of Trait Level on Leadership. 2022 4th International Conference on Economic Management and Cultural Industry (ICEMCI 2022), 852–857.
Kepemimpinan Modern 178 Glosarium Etika : Studi tentang apa yang benar dan salah dalam perilaku manusia Kepemimpinan : Proses mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama Integritas : Konsistensi antara nilai-nilai yang dianut dan tindakan yang dilakukan Keadilan : Prinsip untuk memastikan perlakuan yang adil dan setara terhadap semua individu Pertanggungjawaban : Kesediaan untuk menerima konsekuensi dari tindakan dan keputusan yang diambil Keberanian : Kemampuan untuk mengambil keputusan sulit sesuai dengan nilai-nilai etika meskipun dihadapkan pada risiko atau tekanan Transparansi : Keterbukaan dalam komunikasi dan pengambilan keputusan. Akuntabilitas : Kewajiban untuk melaporkan, menjelaskan, dan bertanggung jawab atas tindakan kepada pihak yang berwenang Moralitas : Prinsip atau aturan yang menentukan perilaku yang benar dan salah Nilai : Keyakinan atau standar yang dianggap penting dan menjadi panduan dalam bertindak Integritas Pribadi : Kesatuan antara kata dan perbuatan individu yang mencerminkan nilai-nilai pribadi
Kepemimpinan Modern 179 mereka Konsistensi : Ketetapan dalam menerapkan nilai-nilai dan prinsip etika dalam berbagai situasi Konflik Kepentingan : Situasi di mana keputusan atau tindakan dapat dipengaruhi oleh keuntungan pribadi Empati : Kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain Kepercayaan : Keyakinan bahwa seseorang atau organisasi akan bertindak sesuai dengan harapan etika Tanggung Jawab Sosial : Kewajiban organisasi atau individu untuk bertindak demi kepentingan masyarakat luas Profesionalisme : Perilaku yang mencerminkan standar tinggi dalam pekerjaan dan interaksi dengan orang lain Keadilan Distributif : Pembagian sumber daya dan kesempatan secara adil di antara anggota organisasi atau masyarakat Keadilan Prosedural : Proses pengambilan keputusan yang adil dan transparan Otonomi : Hak individu untuk membuat keputusan sendiri tanpa paksaan Loyalitas : Kesetiaan kepada organisasi, nilai, atau individu Tanggung Jawab Hukum : Kewajiban untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku Kepemimpinan Beretika : Gaya kepemimpinan yang mengutamakan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap tindakan
Kepemimpinan Modern 180 Pengambilan Keputusan Etis : Proses membuat keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai etika Kesadaran Etis : Kemampuan untuk mengenali masalah etis dalam situasi tertentu Kode Etik : Pedoman formal yang mendefinisikan perilaku etis yang diharapkan dalam organisasi Keberlanjutan : Tindakan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka Keputusan Moral : Keputusan yang didasarkan pada pertimbangan nilai-nilai moral Tanggung Jawab Lingkungan : Kewajiban untuk melindungi dan menjaga lingkungan alam. Budaya Etika : Lingkungan di mana perilaku etis didorong, dihargai, dan dipraktikkan oleh semua anggota organisasi
Kepemimpinan Modern 181 Tentang Penulis Nopriawan Mahriadi, M.Sc lahir di Keban Agung 13 November 1993. Seorang Dosen Tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Candradimuka dan menjabat sebagai Sekertaris Pelaksana Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), penulis menyelesaikan pendidikan S1 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2016 dan S2 di UGM Yogyakarta dan saat ini penulis sedang menempuh Program Doktor Bidang Administrasi Publik di Universitas Negeri Makassar. Bambang Suprianto, M.Si. lahir dan dibesarkan di Kota Palembang tepatnya pada Mei 1996. Saat ini bekerja sebagai dosen tetap di Program Studi S1 Administrasi Negara STISIPOL Candradimuka Palembang. Penulis adalah lulusan Sarjana Program Studi Ilmu Administrasi Negara dari Universitas Sriwijaya dan lulusan Magister Administrasi Publik dari STISIPOL Candradimuka Palembang dan saat ini sedang menyelesaikan Program Doktoral di Bidang Administrasi Publik Universitas Padjadjaran Bandung. Penulis telah memiliki beberapa artikel ilmiah berupa Jurnal Nasional Terakreditasi dan beberapa buku. Selain sebagai dosen,
Kepemimpinan Modern 182 penulis memiliki pengalaman di Bidang Customer Community Satisfaction (Handling Complain) dan Front Office. Hj. Lishapsari Prihatini merupakan dosen tetap di Program Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi sekaligus menjabat sebagai Ketua di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Candradimuka Palembang. Penulis menamatkan pendidikan S2 dan S3 dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran pada tahun 1997 dan 2013. Selain sebagai akademisi, aktif juga di beberapa organisasi ekstra kampus seperti IWAPI Sumatera Selatan, Srikandi TP Sriwijaya Sumsel dan Wanita Syarikat Islam. Pernah sebagai anggota KPU Sumsel 2002-2007 dan saat ini baru saja purna bakti sebagai anggota DKPP RI TPD Sumsel 2020-2022.
Kepemimpinan Modern 183