IT Governance 141 Dalam menghadapi kompleksitas ini, organisasi perlu mengembangkan strategi yang mencakup pemantauan dan manajemen yang terus-menerus, pengembangan arsitektur yang dapat diubah (flexible), dan investasi cerdas dalam teknologi yang mendukung efisiensi operasional. Dengan demikian, organisasi dapat menjaga infrastruktur IT mereka agar tetap adaptif dan mampu mendukung kebutuhan bisnis yang terus berkembang. C. Trend Terkini dalam IT Governance Tren terkini dalam IT Governance mencerminkan evolusi peran teknologi informasi dan cara organisasi mengelola sumber daya IT. Pertama, penerapan kecerdasan buatan (AI) dan analitika data telah menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan pengambilan keputusan dan mengoptimalkan proses bisnis. Dengan menggunakan AI untuk menganalisis data besar, organisasi dapat mendapatkan wawasan yang lebih mendalam, mendeteksi pola yang tidak terlihat, dan meningkatkan efisiensi operasional. Selanjutnya, model cloud governance menjadi tren penting karena semakin banyak organisasi yang beralih ke lingkungan cloud untuk menyimpan data dan menjalankan aplikasi. Cloud governance memerlukan pendekatan yang terstruktur untuk memastikan keamanan data, kepatuhan regulasi, dan optimalisasi biaya. Keberlanjutan cloud governance menjadi kunci dalam mengelola infrastruktur yang fleksibel dan skalabel. Adopsi metode agile dalam IT Governance juga menjadi tren yang berpengaruh. Metode ini membawa perubahan
142 IT Governance dalam cara organisasi merencanakan, mengembangkan, dan mengelola proyek IT, dengan fokus pada fleksibilitas, transparansi, dan kolaborasi yang lebih besar. Dengan mempercepat waktu pengembangan dan respons terhadap perubahan kebutuhan, metode agile membantu organisasi untuk tetap relevan dan kompetitif. Terakhir, fokus pada keseimbangan antara kecepatan dan keamanan menjadi tren kritis dalam menanggapi tekanan untuk inovasi cepat sambil menjaga integritas dan keamanan sistem. Organisasi semakin menyadari pentingnya mengintegrasikan keamanan pada awal siklus pengembangan perangkat lunak dan mengadopsi prinsipprinsip DevSecOps untuk memastikan bahwa keamanan terintegrasi dalam setiap tahap proses pengembangan. 1. Penerapan AI dan Analitika untuk Pengelolaan Risiko Salah satu tren utama dalam IT Governance adalah penerapan kecerdasan buatan (AI) dan analitika untuk mengelola risiko. Dengan memanfaatkan kekuatan AI, organisasi dapat mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko secara lebih proaktif dan tepat waktu. Sistem AI dapat menganalisis pola-pola kompleks dalam data untuk mendeteksi potensi ancaman keamanan dan risiko operasional. Selain itu, analitika data menjadi instrumen yang efektif dalam memahami tren risiko dan memprediksi kemungkinan kejadian di masa depan. Dengan menganalisis data historis dan real-time, organisasi dapat membuat keputusan berdasarkan wawasan yang lebih mendalam, membantu mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan strategis terkait dengan risiko IT.
IT Governance 143 Penerapan AI dan analitika untuk pengelolaan risiko juga memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi peluang baru dan mengoptimalkan kinerja bisnis. Ini memberikan keunggulan kompetitif dengan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan cerdas. Dengan integrasi teknologi ini dalam kerangka kerja IT Governance, organisasi dapat memitigasi risiko lebih efektif sambil mendukung inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan. 2. Model Cloud Governance Selain penerapan AI dan analitika, model cloud governance menjadi trend penting dalam mengelola sumber daya IT. Semakin banyak organisasi yang mengadopsi infrastruktur cloud untuk menyimpan data dan menjalankan aplikasi mereka. Model ini memerlukan pendekatan yang terstruktur untuk memastikan keamanan data, kepatuhan regulasi, dan efisiensi operasional. Dalam konteks cloud governance, organisasi perlu mengembangkan kebijakan yang jelas terkait dengan penggunaan layanan cloud, manajemen identitas dan akses, serta keamanan data di lingkungan cloud. Memahami risiko yang terkait dengan penyimpanan dan pemrosesan data di cloud, termasuk risiko keamanan dan kepatuhan, menjadi kunci dalam merancang strategi yang efektif. Dengan memanfaatkan cloud governance, organisasi dapat memaksimalkan manfaat dari fleksibilitas dan skalabilitas cloud sambil menjaga kontrol dan keamanan yang diperlukan. Pemilihan vendor cloud yang tepat, pemantauan yang terus-menerus, dan implementasi
144 IT Governance kebijakan yang efektif adalah elemen-elemen kunci dalam mengoptimalkan model cloud governance dan menghadapi tantangan seiring dengan pertumbuhan adopsi teknologi cloud. 3. Adopsi Metode Agile dalam IT Governance Adopsi metode agile dalam IT Governance menjadi salah satu trend yang mencerminkan perubahan fundamental dalam cara organisasi merencanakan, mengembangkan, dan mengelola proyek IT. Metode agile menekankan fleksibilitas, kolaborasi, dan responsivitas terhadap perubahan, menggantikan pendekatan tradisional yang lebih linier. Dengan menerapkan metode agile, organisasi dapat mempercepat waktu pengembangan, meningkatkan adaptasi terhadap perubahan kebutuhan bisnis, dan meningkatkan keterlibatan pengguna. Dalam konteks IT Governance, ini memerlukan pengintegrasian prinsipprinsip agile dalam pengambilan keputusan strategis, alokasi sumber daya, dan manajemen risiko. Adopsi metode agile tidak hanya menciptakan keterlibatan yang lebih besar dari berbagai pemangku kepentingan tetapi juga memberikan kemampuan untuk menanggapi perubahan pasar dengan lebih cepat. Oleh karena itu, organisasi yang menerapkan metode agile dalam kerangka IT Governance dapat mencapai tingkat fleksibilitas yang lebih besar, meminimalkan waktu pengembangan, dan meningkatkan keberlanjutan operasional.
IT Governance 145 4. Fokus pada Keseimbangan antara Kecepatan dan Keamanan Terakhir, fokus pada keseimbangan antara kecepatan dan keamanan menjadi trend krusial dalam menghadapi tekanan untuk inovasi cepat sambil menjaga integritas dan keamanan sistem. Organisasi kini lebih memahami bahwa keamanan harus diintegrasikan pada awal siklus pengembangan perangkat lunak, bukan sebagai tambahan setelahnya. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip DevSecOps, organisasi dapat memastikan bahwa keamanan adalah bagian integral dari setiap tahap proses pengembangan, mulai dari perencanaan hingga pengiriman. Ini melibatkan otomatisasi pengujian keamanan, pemantauan yang terus-menerus, dan kolaborasi erat antara tim keamanan dan pengembangan. Dengan fokus pada keseimbangan antara kecepatan dan keamanan, organisasi dapat mencapai inovasi yang berkelanjutan tanpa mengorbankan keamanan. Ini menciptakan fondasi yang kokoh untuk mencapai kesuksesan dalam lingkungan IT yang terus berubah dan penuh dengan tantangan. 5. Peningkatan Kesadaran Keamanan dan Pelibatan Pengguna Trend terkini dalam IT Governance juga mencakup peningkatan kesadaran keamanan dan pelibatan pengguna sebagai langkah kunci untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar. Organisasi semakin menyadari pentingnya melibatkan semua anggota organisasi dalam upaya keamanan informasi. Program pelatihan dan kampanye kesadaran keamanan
146 IT Governance membantu mengedukasi karyawan tentang risiko keamanan dan cara mereka dapat berkontribusi untuk melindungi organisasi. Pelibatan pengguna juga berkaitan dengan pengumpulan umpan balik yang lebih aktif dari pengguna terhadap kebijakan dan prosedur keamanan yang diterapkan. Dengan memahami perspektif pengguna, organisasi dapat merancang kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka, meningkatkan adopsi kebijakan keamanan, dan mengurangi potensi risiko yang disebabkan oleh perilaku manusia. Peningkatan kesadaran keamanan dan pelibatan pengguna tidak hanya membantu melindungi organisasi dari ancaman keamanan, tetapi juga menciptakan budaya keamanan yang kuat. Dengan mengintegrasikan langkah-langkah ini dalam kerangka IT Governance, organisasi dapat meningkatkan ketahanan mereka terhadap ancaman siber dan membangun ekosistem keamanan yang melibatkan semua pemangku kepentingan. 6. Inovasi dalam Pengelolaan Identitas dan Akses Selanjutnya, inovasi dalam pengelolaan identitas dan akses (IAM) menjadi trend yang tak terelakkan dalam IT Governance. Dengan semakin kompleksnya lingkungan IT, organisasi dihadapkan pada tantangan mengelola dan melindungi identitas digital dan hak akses pengguna. Solusi IAM yang inovatif menggunakan teknologi seperti biometrik, otentikasi multi-faktor (MFA), dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi. Implementasi IAM yang cerdas dapat membantu organisasi dalam mengelola hak akses dengan lebih
IT Governance 147 akurat, meminimalkan risiko kebocoran data, dan meningkatkan pengalaman pengguna. Dengan memanfaatkan teknologi inovatif, organisasi dapat menciptakan model IAM yang adaptif, responsif terhadap perubahan dinamika organisasi, serta memenuhi kebutuhan regulasi dan standar keamanan yang berkembang. Inovasi dalam IAM juga berkaitan dengan pemantauan dan deteksi anormalitas dalam aktivitas pengguna. Sistem IAM yang canggih dapat memberikan wawasan real-time terkait perilaku pengguna, membantu mengidentifikasi potensi ancaman insider dan serangan siber yang canggih. 7. Keberlanjutan dan Etika dalam Penggunaan Teknologi Terakhir, tren IT Governance tidak hanya mempertimbangkan keberhasilan saat ini tetapi juga keberlanjutan jangka panjang dan pertimbangan etika dalam penggunaan teknologi. Organisasi semakin berfokus pada dampak lingkungan dan sosial dari keputusan teknologi mereka. Langkah-langkah seperti mengurangi jejak karbon, mendukung keberlanjutan, dan memastikan inklusivitas dalam pengembangan teknologi menjadi bagian integral dari strategi IT Governance yang modern. Pertimbangan etika juga semakin diakui, terutama dalam penggunaan kecerdasan buatan dan analitika data. Organisasi harus memastikan bahwa penggunaan teknologi mereka selaras dengan nilai-nilai etika, menghormati privasi individu, dan menghindari potensi bias dalam algoritma yang digunakan.
148 IT Governance Dengan memasukkan aspek-aspek keberlanjutan dan etika dalam kerangka kerja IT Governance, organisasi dapat menciptakan dampak positif jangka panjang pada masyarakat dan lingkungan, sambil menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan tanggung jawab sosial. 8. Kesinambungan Model Kerja Hibrida Dalam menghadapi dinamika kerja yang terus berubah, kesinambungan model kerja hibrida juga menjadi tren signifikan dalam IT Governance. Organisasi semakin menyadari nilai fleksibilitas dan keseimbangan antara bekerja dari kantor dan jarak jauh. Oleh karena itu, kebijakan dan prosedur IT Governance perlu menyesuaikan diri dengan model kerja hibrida, memastikan keamanan dan produktivitas tanpa mengorbankan fleksibilitas yang diberikan oleh lingkungan kerja yang terdistribusi. Model kerja hibrida membutuhkan strategi akses yang aman, pengelolaan perangkat yang efisien, dan komunikasi yang terjamin antara tim yang berlokasi berbeda. Keberlanjutan model kerja ini akan membutuhkan adaptasi terus-menerus dalam kerangka kerja IT Governance, menekankan pada keamanan, kepatuhan, dan keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan. 9. Penggunaan Teknologi NFT dan Blockchain Dalam konteks keamanan dan integritas data, penggunaan teknologi NFT (Non-Fungible Token) dan blockchain menjadi tren yang menarik dalam IT Governance. Blockchain, dengan sifat desentralisasi dan transparansinya, memberikan potensi besar untuk
IT Governance 149 meningkatkan keamanan dan keaslian data. NFT dapat digunakan untuk mengamankan dan mengidentifikasi aset digital dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam IT Governance, penggunaan blockchain dapat diterapkan dalam manajemen rantai pasokan, integritas data, dan validasi transaksi. Kombinasi teknologi NFT dan blockchain memberikan fondasi yang kuat untuk memastikan keaslian dan keamanan informasi, mengurangi risiko pemalsuan, dan meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan. Melalui pemahaman dan penerapan tren-tren ini dalam kerangka IT Governance, organisasi dapat memastikan bahwa mereka tidak hanya menghadapi tantangan saat ini tetapi juga bersiap untuk mendukung transformasi teknologi yang terus berkembang dan memberikan nilai jangka panjang bagi bisnis mereka. 10. Peningkatan Keamanan Pasokan Digital Peningkatan keamanan pasokan digital menjadi aspek kunci dalam tren IT Governance. Organisasi semakin sadar akan pentingnya melibatkan dan mengelola risiko keamanan yang mungkin muncul dari pihak ketiga atau mitra bisnis. Dengan semakin terintegrasinya rantai pasokan digital, perlindungan terhadap data dan layanan melibatkan kolaborasi yang erat dengan pihak ketiga. Strategi keamanan pasokan digital melibatkan pemantauan dan penilaian risiko pada tingkat yang lebih luas, serta penerapan kebijakan keamanan yang ketat dalam kontrak dengan mitra bisnis. Audit keamanan secara teratur dan kebijakan pengelolaan risiko pasokan
150 IT Governance yang efektif adalah bagian penting dari IT Governance untuk memastikan integritas dan keamanan seluruh ekosistem digital. 11. Interkoneksi dengan Kebijakan Privasi Data Global Dalam menghadapi regulasi privasi data yang semakin kompleks, terutama setelah penerapan regulasi seperti GDPR, organisasi perlu memperhatikan keseimbangan antara penggunaan data untuk inovasi dan perlindungan privasi individu. Tren IT Governance mencakup interkoneksi lebih erat dengan kebijakan privasi data global, memastikan bahwa organisasi mematuhi standar privasi yang berlaku di berbagai yurisdiksi. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terkait privasi data, pengelolaan data pribadi menjadi aspek yang krusial dalam kerangka IT Governance. Organisasi perlu mengembangkan kebijakan dan praktik yang tidak hanya mematuhi regulasi privasi yang berlaku, tetapi juga menciptakan kepercayaan pelanggan melalui transparansi dan keamanan data yang kuat. D. Integrasi Tantangan dan Trend Menggabungkan tantangan dan tren dalam kerangka kerja IT Governance memerlukan pendekatan holistik yang mencakup keberlanjutan, fleksibilitas, dan adaptabilitas. Pertama, organisasi perlu mengenali bahwa tantangan seperti kompleksitas infrastruktur IT, manajemen risiko teknologi, dan keamanan pasokan digital merupakan bagian integral dari perubahan lingkungan teknologi.
IT Governance 151 Integrasi tren seperti penerapan kecerdasan buatan, model kerja hibrida, dan teknologi blockchain dapat menjadi solusi untuk mengatasi sebagian dari tantangan tersebut. Penerapan kecerdasan buatan dalam manajemen risiko teknologi dan keamanan dapat memberikan deteksi dini terhadap ancaman siber. Model kerja hibrida dapat menyediakan fleksibilitas yang dibutuhkan sambil mempertahankan keamanan dan produktivitas. Sementara itu, teknologi blockchain dapat meningkatkan integritas dan keamanan data, terutama dalam manajemen rantai pasokan digital. Terkait dengan manajemen risiko teknologi, integrasi kebijakan privasi data global dan perhatian terhadap etika dalam penggunaan teknologi dapat membantu mengarahkan strategi keamanan yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma global. Ini juga menciptakan dasar kepercayaan dengan pelanggan dan pemangku kepentingan. Pentingnya interkoneksi dengan regulasi privasi global dan integrasi teknologi kuantum dalam strategi keamanan menjadi poin kunci dalam memastikan bahwa organisasi tidak hanya memenuhi standar saat ini tetapi juga bersiap menghadapi perubahan dan kemajuan teknologi di masa depan. Dengan menggabungkan tantangan dan tren ini, organisasi dapat menciptakan kerangka kerja IT Governance yang kuat, adaptif, dan memberikan nilai jangka panjang. Kesinambungan, keamanan, dan inovasi menjadi pilar-pilar utama yang mendukung integrasi yang efektif dari tantangan dan tren dalam mengelola teknologi informasi secara menyeluruh.
152 IT Governance 1. Strategi Penanganan Tantangan Dalam menghadapi tantangan kompleksitas infrastruktur IT, manajemen risiko teknologi, dan keamanan pasokan digital, organisasi dapat menerapkan strategi terpadu. Pertama, fokus pada pemahaman mendalam terhadap risiko yang mungkin muncul dalam infrastruktur IT dan melakukan audit rutin untuk mengidentifikasi dan mengatasi ketidaksesuaian. Kedua, mengembangkan kerangka kerja manajemen risiko yang melibatkan seluruh organisasi untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko teknologi dengan lebih efektif. Ketiga, membangun kolaborasi erat dengan pihak ketiga dalam rantai pasokan digital dan memastikan bahwa kebijakan keamanan diintegrasikan dalam kontrak. Dalam menghadapi tantangan kompleksitas infrastruktur IT, manajemen risiko teknologi, dan keamanan pasokan digital, organisasi perlu merancang strategi penanganan yang komprehensif. Pertama, identifikasi dan dokumentasikan dengan cermat arsitektur infrastruktur IT, termasuk integrasi sistem dan aplikasi yang ada. Ini membantu dalam pemahaman mendalam terhadap kompleksitas lingkungan IT. Kedua, terapkan pendekatan berbasis risiko dalam manajemen risiko teknologi dengan melakukan evaluasi periodik terhadap potensi ancaman dan dampaknya. Pemetaan risiko ini dapat membimbing implementasi kontrol yang sesuai. Dalam keamanan pasokan digital, fokus pada kolaborasi erat dengan mitra bisnis dan pihak ketiga. Terapkan audit keamanan secara teratur pada rantai pasokan digital untuk mengidentifikasi dan memitigasi
IT Governance 153 risiko keamanan. Selain itu, perkuat kontrak dan perjanjian dengan pihak ketiga dengan ketentuan keamanan yang jelas untuk melindungi integritas dan keamanan data. Dengan merancang strategi penanganan tantangan ini, organisasi dapat menghadapi secara proaktif kompleksitas yang muncul dalam lingkungan IT, memitigasi risiko teknologi, dan memastikan keamanan pasokan digital yang kuat. 2. Pemanfaatan Trend untuk Peningkatan Governance Memanfaatkan tren seperti penerapan kecerdasan buatan, model kerja hibrida, dan teknologi blockchain menjadi langkah kunci. Penerapan kecerdasan buatan dalam analisis risiko dan keamanan membantu meningkatkan responsivitas dan deteksi dini terhadap ancaman. Menerapkan model kerja hibrida memungkinkan organisasi untuk mempertahankan fleksibilitas sambil memastikan keamanan dan produktivitas. Penggunaan teknologi blockchain dalam manajemen rantai pasokan digital meningkatkan transparansi dan keamanan. Dalam merespon tantangan kompleksitas infrastruktur IT, manajemen risiko teknologi, dan keamanan pasokan digital, organisasi dapat memanfaatkan tren terkini untuk meningkatkan tata kelola IT. Pertama, dalam konteks penerapan kecerdasan buatan (AI) dan analitika, implementasikan solusi yang dapat mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan lebih cepat dan akurat. Gunakan kemampuan AI untuk memahami pola ancaman siber dan memberikan wawasan mendalam terhadap risiko operasional.
154 IT Governance Selanjutnya, pemanfaatan model kerja hibrida dapat diterapkan untuk meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi operasional. Integrasi model kerja yang mendukung karyawan bekerja baik dari kantor maupun jarak jauh memungkinkan organisasi untuk mencapai keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Teknologi blockchain dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan dan integritas data dalam rantai pasokan digital. Dengan menciptakan bukti transparan dan tak terubah dari setiap transaksi, teknologi ini memberikan fondasi yang kuat untuk meningkatkan keamanan pasokan. Melalui pemanfaatan tren ini, organisasi dapat membangun governance yang lebih adaptif, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, dan memitigasi risiko. Integrasi kecerdasan buatan, model kerja hibrida, dan teknologi blockchain memberikan fondasi yang kuat untuk meningkatkan governance dalam menghadapi tantangan dan tren terkini. 3. Studi Kasus Implementasi Efektif Sebagai contoh implementasi efektif integrasi tantangan dan tren dalam IT Governance, kita dapat memeriksa sebuah perusahaan teknologi global yang menghadapi tantangan kompleksitas infrastruktur dan meningkatkan tata kelola IT melalui tren terkini. a. Tantangan: Kompleksitas Infrastruktur IT Perusahaan ini mengidentifikasi dan memahami infrastruktur IT mereka dengan melakukan audit
IT Governance 155 menyeluruh. Melalui pemetaan infrastruktur, mereka mengidentifikasi titik-titik kompleks dan menerapkan langkah-langkah untuk mengoptimalkan integrasi sistem dan aplikasi. b. Tantangan: Manajemen Risiko Teknologi Dalam menanggapi tantangan manajemen risiko, perusahaan menerapkan solusi kecerdasan buatan untuk analisis risiko. Mereka menggunakan AI untuk mengidentifikasi pola ancaman, menganalisis data historis untuk mendeteksi tren risiko, dan merancang langkah-langkah mitigasi berbasis data. c. Tantangan: Keamanan Pasokan Digital Untuk mengatasi tantangan keamanan pasokan digital, perusahaan menjalin kolaborasi yang erat dengan mitra bisnis dan pihak ketiga. Mereka melakukan audit keamanan secara berkala pada seluruh rantai pasokan digital, menetapkan standar keamanan yang tinggi, dan memastikan bahwa kontrak dengan mitra bisnis mencakup ketentuan keamanan yang jelas. d. Tren: Pemanfaatan Teknologi Blockchain Sebagai bagian dari tren terkini, perusahaan menerapkan teknologi blockchain dalam manajemen rantai pasokan digital. Ini membantu meningkatkan transparansi, memastikan integritas data, dan mengurangi risiko pemalsuan atau manipulasi dalam rantai pasokan. e. Tren: Model Kerja Hibrida Perusahaan ini memanfaatkan model kerja hibrida dengan memastikan keberlanjutan operasional sambil memberikan fleksibilitas kepada karyawan untuk bekerja
156 IT Governance baik dari kantor maupun jarak jauh. Ini membantu menciptakan keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Melalui integrasi efektif dari tantangan dan tren ini, perusahaan berhasil mencapai tata kelola IT yang lebih adaptif, meningkatkan keamanan, dan mempercepat respons terhadap perubahan dalam lingkungan teknologi. Studi kasus ini menunjukkan bahwa mengintegrasikan solusi yang sesuai dengan tantangan dan tren dapat menciptakan lingkungan IT yang tangguh dan inovatif.
IT Governance 157 DAFTAR PUSTAKA Abrar Husen (2009) Manajemen Proyek. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Ali, T. H. (2014) Prinsip-prinsip network planning. PT. Gramedia Jakarta. Algi, A., Reksoprodjo, A. H. S. and Gultom, R. A. G. (2018) ‘Informasi Di Pusat Pertahanan Siber Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Analysis Of Iso / Iec 27001 : 2013 As An Information Security Strategy In The Siber Defense Center , Ministry Of Defense Republic Of Indonesia .’, Jurnal Peperangan Asimetris, pp. 157–182. Asianto, A. et al. (2023) ‘Journal Series on Governance and Management of IT in Electronic-Based Government Systems (SPBE) in Indonesia’, Jurnal Indonesia Sosial Sains, 4(09), pp. 802–814. doi: 10.59141/jiss.v4i09.880. Aulia, H. and Frinaldi, A. (2020) ‘Influence of Giot Ipas Work Culture, Compensation, and Motivation on Employee Job Satisfaction in Gunung Tuleh District Office, West Pasaman Regency’, International Conference on Public
158 IT Governance Administration, Policy and Governance (ICPAPG 2019) Influence, 125(Icpapg 2019), pp. 43–50. doi: 10.2991/aebmr.k.200305.179. Andry, J. F., & Sebastian, B. (2018). Conceptual Framework for Successful IT-Governance and BSC for Service Industry. International Journal of Innovative Science and Research Technology, 3(5), 286-290. AWS (2024) Apa itu GRC? - Penjelasan tentang Tata Kelola, Risiko, dan Kepatuhan - AWS. Available at: https://aws.amazon.com/id/what-is/grc/ (Accessed: 19 January 2024). Agency Analytics Tools (2017) Dashboard & Report Examples, Dashboards, Interactive and ROI. Available at: https://venngage.com/blog/consulting-report-template/. Andriole, S. (2009). Boards of directors and information technology governance: The surprising state of practice. Communications of the AIS, 24 (22), 373–394. Aleksandr Ključnikov, L. M. (2019). Information Security Management in SMEs: Factors of Success. Journal of Entrepreneurship and Sustainability Issues, 2081-2094. Brown, C. V., DeHayes, D. W., Hoffer, J. A., Martin, W. E., & Perkins, W. C. (2012). Managing Information Technology. Pearson.
IT Governance 159 Bünten, S., Joshi, A., De Haes, S., & Van Grembergen, W. (2014). Understanding the association between IT governance maturity and IT governance disclosure. International Journal on IT/ Business Alignment and Governance, 5 (1), 16–33. Bindu, N., Sankar, C. P., & Kumar, K. S. (2019). From conventional governance to e-democracy: Tracing the evolution of egovernance research trends using network analysis tools. Government Information Quarterly, 36(3), 385-399. Bounagui, Y., Mezrioui, A., & Hafiddi, H. (2019). Toward a unified framework for Cloud Computing governance: An approach for evaluating and integrating IT management and governance models. Computer standards & interfaces, 62, 98-118. Bygstad, B., & Iden, J. (2017). A governance model for managing lightweight IT. In Recent Advances in Information Systems and Technologies: Volume 1 5 (pp. 384-393). Springer International Publishing. Bata, A. R. (2017). Analisis Layanan Manajemen Teknologi Informasi dengan Service Strategy ITIL V. 3: Studi Kasus Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW. Program Studi Sistem Informasi FTI-UKSW, Cahyaningrum, Y. (2023). Analisis Tata Kelola Arsitektur dan Perancangan Sistem Enterprise dalam Ekspedisi Barang
160 IT Governance Pada Perusahaan Logistik. Jurnal Rekayasa Sistem Informasi Dan Teknologi (JRSIT), 1(2), 118–122. Cahyaningrum, Y., Suryono, S., & Warsito, B. (2021). Fuzzy-Expert System for Indicator and Quality Evaluation of Teaching and Learning Processes Online Study Programs. E3S Web of Conferences, 317, 05021. https://doi.org/10.1051/e3sconf/202131705021 Cassidy, A. (2016). A practical guide to information systems strategic planning. Auerbach Publications. Calder, A. (2008). ISO/IEC 38500: the IT governance standard: IT Governance Ltd. Chazar, C. (2015). Standar manajemen keamanan sistem informasi berbasis ISO/IEC 27001: 2005. Jurnal Informatika dan Sistem Informasi, 7(2), 48-57. Calder, A. and Watkins, S. (2020) ‘IT Governance: An International Guide to Data Security and ISO27001/ISO27002, Seventh Edition’, Kogan Page Publishers, p. 408. Available at: http://www.itgovernance.co.uk/shop/p-772-itgovernance-an-international-guide-to-data-security-andiso27001iso27002-sixth-edition.aspx. Culot, G., Nassimbeni, G., Podrecca, M., & Sartor, M. (2021). The ISO/IEC 27001 information security management
IT Governance 161 standard: literature review and theory-based research agenda. The TQM Journal, 33(7), 76-105. Colony P. Data and Cyber Security : The Study of Facebook. 2023;8(9). Chiasson, M. W., & Davidson, E. (2005). Taking industry seriously in information systems research. MIS Quarterly, 29 (4), 591–605. Choe, A. I.-D. (2019). A Framework of Information Security Integrated with Human Factors. Human-Computer Interaction for Cybersecurity, Privacy and Trust, 217-229. De Haes, S., & Van Grembergen, W. (2008). An exploratory study into the design of an IT governance minimum baseline through Delphi Research. Communications of AIS, 22, 443–458. De Haes, S., Van Grembergen, W., Joshi, A., Huygh, T., De Haes, S., Van Grembergen, W., . . . Huygh, T. (2020). COBIT as a Framework for Enterprise Governance of IT. Enterprise Governance of Information Technology: Achieving Alignment and Value in Digital Organizations, 125-162. De Haes, S. & van grembergen, W. (2004). IT Governance and its mechanisms. Information Systems Control Journal. 1. 27- 33.
162 IT Governance Erl, Thomas. 2005. ‚Service-Oriented Architecture: Concepts, Technology, and Design. Prentice Hall PTR‛. Endang Setyawati, Ruby Santamoko, Agus Leo Handoko, P. S. (2021) Manajemen Proyek Sistem Informasi. Edited by H. W. dan A. Wibowo. Insan Cendekia Mandiri. Futrell, R. T. (2002) Quality Software Project Management. New Jersey: Prentice Hall. Fauzi Hardiansyah. (2019). E-KEUANGAN: MENUJU GOOD GOVERNANCE. Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian, 1(2), 17–24. Finger, M., & Pécoud, G. (2003). From e‑Government to e‑Governance? Towards a model of e‑Governance. Electronic Journal of E-government, 1(1), pp52-62. Fukuyama, F. (2016). Governance: What do we know, and how do we know it?. Annual Review of Political Science, 19, 89- 105. Gus Cicala (2013) Project Management Using Microsoft Project 2013. Project Assistants, Incorporated, 2013. Gottschalk, P. (2011) ‘Information Technology Governance Guide’, Business Dynamics in Information Technology [Preprint], (September). Available at: https://doi.org/10.4018/9781599044293.ch003. Grembergen, W. Van (2011) Strategies for Information
IT Governance 163 Technology Governance, IDEA GROUP PUBLISHING. Available at: https://doi.org/10.4018/9781591401407.ch012. Hapsari, Denny Putri, S. (2014). Analisis Implementasi Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan PT NS Bluescope Indonesia. Jurnal Akuntansi, 1(1), 33–49. Hermanto, A., & Mufihah, Y. (2019). Pemanfaatan Balance Scorecard Dan Cascading Strategi Organisasi Untuk Perancangan Strategi Layanan Penyedia Layanan Teknologi Informasi Pada ITIL-Service Strategy. Hyungjin Lukas Kim, A. H. (2019). Protecting intellectual property from insider threats. Journal of Intellectual Capital, 181- 202. Hall, J.A. (2011) Information Technology Auditing and Assurance. 3rd edn. South-Western Cengage Learning. Hasibuan, A. (2017) Etika Profesi, Profesionalisme Kerja. Medan: UISU Press. Indrajit, R. E. (2016) Integrated Project Management. The Preinexus Indonesia. Available at: https://www.academia.edu/30100451/Integrated_Project_ Management.
164 IT Governance Irzavika, N. and Mahda, F.R. (2023) ‘The Effectiveness of SPBE Application and Infrastructure Audit Tools in Enhancing Information Technology Governance Using COBIT 2019’, in 2023 International Conference on Informatics, Multimedia, Cyber and Informations System (ICIMCIS). IEEE, pp. 633–638. Available at: https://doi.org/10.1109/ICIMCIS60089.2023.10348973. Irene Okere, J. v. (2012). Assessing Information Security Culture: A Critical Analysis of Current Approaches. Information Security for South Africa (ISSA), 136-143. Inayatulloh. (2020). IT Governance. In Modul MSIM 4402 (pp. 1– 48). Institute of Risk Management (2018) A Risk Practitioners Guide to ISO 31000 : 2018. England. IS/ISO/IEC 13335 (2004) ‘Indian Standard: Information Technology- Security Techniques - Management of Information and Communications Technology Security’. Bureu Of Indian Standards. ISACA (2020) ‘Risk IT Framework’. ISACA. ISO/IEC 27000 (2018) ‘INTERNATIONAL STANDARD ISO / IEC 27000 Information technology — Security techniques — Information security management systems’. ISO/IEC 2018.
IT Governance 165 ISO/IEC 27001 (2005) ‘Information technology – Security techniques – Information security management systems – Requirements’. SNV Schweizerische NormenVereinigung. ISO 31000 (2018) ISO 31000 INTERNATIONAL STANDARD Risk management _ Guidelines. Second Edi. Switzerland: ISO 2018. Indrajit, R.E. (2014) Manajemen organisasi dan tata kelola teknologi informasi. ISACA, I.S.A.A.C.A. (2018) Governance and Management Objectives, COBIT® 2019 Framework. Available at: https://www.isaca.org/resources/cobit. Indrajit, R. E. (2016) Konsep Dasar Tata Kelola Teknologi Informasi. The Preinexus Indonesia. ISACA (2012) COBIT 5 a Business Framework for the Governance and Management of Enterprise IT. USA: ISACA, ‘COBIT 5: a Business Framework for the Governance and Management of Enterprise IT,’ 2012. Jaime, L. (2023) ‘How can can FLOSS FLOSS Support Support COBIT COBIT 2019 ? Coverage Coverage Analysis Analysis and and a a Conceptual Framework Conceptual Framework’, Procedia Computer Science, 219(2022), pp. 680–687. doi: 10.1016/j.procs.2023.01.339.
166 IT Governance Jaswadi, Iqbal, M. and Sumiadji (2015) ‘SME Governance in Indonesia – A Survey and Insight from Private Companies’, Procedia Economics and Finance, 31(15), pp. 387–398. doi: 10.1016/s2212-5671(15)01214-9. Joko, S. S. Evaluasi pengendalian sistem informasi kinerja pegawai Batan (sikap) menggunakan Framework Cobit 4.1. Jurnal PASTI Volume X No, 10(1), 23-35. Joukhadar, G., & Rabhi, F. (2016). SOA in practice–a study of governance aspects. Information Systems Frontiers, 18(3), 499-510. Joshi, A., Bollen, L., Hassink, H., De Haes, S., & Van Grembergen, W. (2018). Explaining IT governance disclosure through the constructs of IT governance maturity and IT strategic role. Information & Management, 55(3), 368-380. Kusbandono, H., Ariyadi, D., Lestariningsih, T. (2019). Tata Kelola Teknologi Informasi. Nata Karya. Kaban, I. E. (2014). TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI (IT GOVERNANCE). CommIT, 3(1), 1–5. Kusbandono, H., Ariyadi, D., & Lestariningsih, T. (2019). Tata Kelola Teknologi Informasi. KBBI (2024) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
IT Governance 167 Indonesia. Available at: https://kbbi.kemdikbud.go.id (Accessed: 19 January 2024). KimiaFarma (2021) Tata Kelola Teknologi Informasi. Jakarta : Phapros. Kinkel, S. et al. (2023) ‘Artificial intelligence and relocation of production activities: An empirical cross-national study’, International Journal of Production Economics, 261(January), p. 108890. doi: 10.1016/j.ijpe.2023.108890. Kusbandono, H., Ariyadi, D. and Lestariningsih, T. (2019) Tata Kelola Teknologi Informasi. 1st edn. Ponorogo: Nata Karya. Kim J, Suh E, Hwang H. 2007. ‚Model for Evaluating The Effectiveness of CRM Using The Balanced Scorecard‛. Journal of Interactive Marketing. 17(2): 5-19. Kusmiarti, P. (2020). Implementasi Etika Bisnis dan Good Corporate Governance Pada Perkebunan Kelapa Sawit PT. Bumitama Gunajaya Agro. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan (JIMT), 1(3), 196–210. https://doi.org/10.31933/JMTI Krumay, B., Bernroider, E. W., & Walser, R. (2018). Evaluation of cybersecurity management controls and metrics of critical infrastructures: A literature review considering the NIST cybersecurity framework. Paper presented at
168 IT Governance the Secure IT Systems: 23rd Nordic Conference, NordSec 2018, Oslo, Norway, November 28-30, 2018, Proceedings 23. Lediwara, N. (2020). Analisis IT Governance Menggunakan Framework Cobit 5 Domain DSS, MEA dan BAI. Pseudocode, 7(2), 97-104. Lianying, Z., Jing, H., & Xinxing, Z. (2012). The project management maturity model and application based on PRINCE2. Procedia Engineering, 29, 3691-3697. Moeller, R. R. (2013). Executive’s guide to IT governance: Improving systems processes with service management, COBIT, and ITIL (Vol. 637). John Wiley & Sons. Maranjaya, A. K. (2022). GOOD GOVERNANCE SEBAGAI TOLAK UKUR UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAHAN. Jurnal Sosial Dan Teknologi (SOSTECH), 2(11), 929–941. Muliani A. Tata Kelola Teknologi Informasi. Medan: PT Cahaya Rahmat Rahmani; 2023. Muliani, A. (2023). Tata Kelola Teknologi Informasi. Muliani, A. (2023) Tata Kelola Teknologi Informasi. 1st edn. Edited by CRR. Cahaya Rahmat Rahman. Maleh, Y. et al. (2022) IT Governance and Information Security. Oxon: CRC Press. Muslih, M. et al. (2020) ‘The Effect of Information Technology
IT Governance 169 Governance and Enterprise Risk Management on the Performance of State-Owned Enterprises in Non-Public Financial Fields Moderated by Corporate Governance’, International Journal of Science and Society, 2(4), pp. 446–466. doi: 10.54783/ijsoc.v2i4.230. Misra, H. 2009. ‚Understanding SOA Perspective of e-Governance in Indian Context: Case Based Study‛, 22nd Bled eConference eEnablement: Facilitating an Open, Effective and Representative eSociety. Bled, Slovenia. Nirmala Sugirtha Rajini, S, Bhuvaneswari, T. 2012. ‚Mapping Service Oriented Architecture and E-Governance‛, International Conference on EGovernance & Cloud Computing Sevices, Proceedings published by International Journal of Computer Applications (IJCA). Nachrowi, E., Yani Nurhadryani and Heru Sukoco (2020) ‘Evaluation of Governance and Management of Information Technology Services Using Cobit 2019 and ITIL 4’, Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi), 4(4), pp. 764–774. doi: 10.29207/resti.v4i4.2265. Nadila, Eliyusnadi, E. S. (2021). IMPLEMENTASI ELECTRONIC GOVERNMENT DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DAN SMART CITY. Jurnal Administrasi Nusantara Mahasiswa (JAN Maha), 3(3), 72–83.
170 IT Governance Oktarina, T. (2022). Tata Kelola Teknologi Informasi dengan COBIT. Tata Kelola Teknologi Informasi dengan COBIT. Oberle, M. et al. (2023) ‘Enterprise IT Architecture Greenfield Design Combining IEC Enterprise IT TOGAF Architecture Greenfield Design Manufacturing Combining IEC 62264 and by Example of Battery 62264 and TOGAF by Example of Battery Manufacturing’, Procedia Computer Science, 217(2022), pp. 136–146. doi: 10.1016/j.procs.2022.12.209. Prasetyo, H. N. (2018). Model Manajemen Layanan Relasi Bisnis Pendekatan Strategi Layanan Itil Studi Kasus Pada Perusahaan Startup Digital X Di Indonesia. JTIM-Jurnal Teknologi Informasi & Manajemen, 1(01), 1-12. Purwaningrum, O., Nadhiroh, B., & Mukaromah, S. (2021). Literature Review Audit Sistem Informasi Menggunakan Kerangka Kerja Cobit 5. Jurnal Informatika dan Sistem Informasi, 2(3). Passenheim, O. (2009) Project Management. Podgórski, D. (2015) ‘Measuring operational performance of OSH management system - A demonstration of AHP-based selection of leading key performance indicators’, Safety Science, 73, pp. 146–166. Available at: https://doi.org/10.1016/j.ssci.2014.11.018. Putri, R.A. et al. (2020) ‘Analisis Tata Kelola Sistem Informasi
IT Governance 171 Dengan Framework COBIT-5 : Studi Kasus Pada PT . Batu Karang’, Query: Journal of Information Systems, 4(1), pp. 35–42. Putri, R.A., Pratama, A. and Setiawan, A. (2021) ‘Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit 5 Studi Kasus : Cv . Batara Jaya Transportasi’, JISTech (Journal of Islamic Science and Technology), 6(1), pp. 1–10. Rahayu, S. et al. (2023) ‘The relationship of balanced scorecard perspectives and government organization performance measurement’, International Journal of Productivity and Performance Management, 72(7), pp. 1881–1902. Available at: https://doi.org/10.1108/IJPPM-05-2021-0308. Retnowati, E. (2012). KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN GOOD GOVERNANCE (ANTARA DAS SEIN DAN DAS SOLLEN). Perspektif, 17(1), 54–61. Rumere, H. M., Tanaamah, A. R. and Sitokdana, M. N. N. (2020) ‘Analisis Kinerja Tata Kelola Teknologi Informasi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Salatiga Menggunakan Framework Cobit 5.0’, Sebatik, 24(1), pp. 14–21. doi: 10.46984/sebatik.v24i1.926. Rădulescu, C. V., Bodislav, D. A., & Burlacu, S. (2018). Demographic explosion and IT governance in public
172 IT Governance institutions. Managerial Challenges of the Contemporary Society. Proceedings, 11(1), 18. Rahmansyah. Ryan, Ford Lumban Gaol., 2013. ‚Service Oriented Architecture Governance Implementation In A Software Development Project As An Enterprise Solutions‛ Journal of Computer Science 9 (12): 1638-1647. Sugiharto, Y. and Wibowo, S.S. (2020) Manajemen Audit Teknologi. Yogyakarta: PT Kanisius.Setiawan, H. (2014). IT Governance & Penggunaan COBIT Framework. Sriwijaya Journal of Information Systems, 2(2), 130423. Smallwood, R. F. (2019). Information governance: Concepts, strategies and best practices: John Wiley & Sons. Salihu, A. et al. (2019) ‘The effect of security and ease of use on reducing the problems/deficiencies of electronic banking services’, IFAC-PapersOnLine, 52(25), pp. 159–163. doi: 10.1016/j.ifacol.2019.12.465. Setiawan, A. K., Andry, J. F. and Mulia, U. B. (2019) ‘IT Governance Evaluation Using Cobit 5 Framework On The National Library’, Jurnal Sistem Informasi (Journal of Information System), (2), pp. 10–17. Saptono, A. (2014). BOARD – CEO RELATIONSHIPS (ONE TIER SYSTEM – ANGLO SAXON) HUBUNGAN DEWAN KOMISARIS - DEWAN DIREKSI (TWO TIER SYSTEM
IT Governance 173 CONTINENTAL). Jurnal Akuntansi Dan Sistem Teknologi Informasi, 10(1), 63–75. Stoneburner, G., Goguen, A. and Feringa, A. (2015) NIST Special Publication 800-30: Risk Management Guide for Information Technology Systems. Washington: National Institute of Standards and Technology Special. Syairozi, M. I., Pambudy, A. P., Yaskun, M., Ekonomi, F., & Islam, U. (2021). ANALISIS PENERAPAN GOOD GOVERNANCE ALAM SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH. Prosiding Semnas Penelitian Dan Pengabdian 2021, 49– 59. Schwalbe, K. (2004) Information Technology Project Management. 3th editio. 2004: Thomson Course Technology, Canada,. Savtschenko, M., Schulte, F., & Voß, S. (2017). IT governance for cyber-physical systems: The case of Industry 4.0. In Design, User Experience, and Usability: Theory, Methodology, and Management: 6th International Conference, DUXU 2017, Held as Part of HCI International 2017, Vancouver, BC, Canada, July 9-14, 2017, Proceedings, Part I 6 (pp. 667-676). Springer International Publishing. Stephen, M. D. (2017). Emerging powers and emerging trends in global governance. Global governance, 483-502.
174 IT Governance Stoner, J. F. (1995) Management. Pearson Education. Stiglitz, J. E. (2017). The revolution of information economics: The past and the future (No. w23780). National Bureau of Economic Research. Terry, G. R. (2021) Dasar-dasar Manajemen Edisi Revisi. Bumi Aksara, 2021. Tenzin, S. (2021). An Investigation of the Factors that Influence Information Security Culture in Government Organisations in Bhutan. Doctoral Dissertation, Murdoch University. Ul Haq, M. Z. (2016). Five Trends of Information Technology Influencing Business Model during of 10 Years. Van der Heijden, J. (2016). The new governance for low-carbon buildings: mapping, exploring, interrogating. Building Research & Information, 44(5-6), 575-584. Violet L. 2014. Sistem elektronik pemerintahan terintegrasi dengan menggunakan arsitektur berorientasi layanan (SOA). Weill, P., Ross, J. (2004) ‘IT Governance: How Top Performers Manage IT Decision Rights for Superior Results’. Harvard Business Press. Wieland, J. (2001) ‘The Ethics of Governance’, Business Ethics Quarterly, 11(1), pp. 73–87.
IT Governance 175 Willis, R. (2011) ‘Tools & Techiques for IT Governance & Management’. Queensland: Slide Share, pp. 1–38. Weinzimer, P. (2023) Strategic IT Governance 2.0, CRC Press. Oxon: CRC Press. Available at: http://www.nber.org/papers/w16019. Yuniana Cahyaningrum, Yulifda Elin Yuspita, Diana, Asrul Sani, Yudo Devianto, Ragel Trisudarmo, I Kadek Arya Sugianta, Heru Budianto, Noni Rahmawati, Meidar Hadi Avizenna, Novi Aryani Fitri, Darmawan Aditama, Miftahul Jannah, Y. A. E. (2023). Arsitektur dan Organisasi Komputer (M. M. Artika Arsita, S.Kom. (ed.); 1st ed.). PT Penamuda Media. Yuniana Cahyaningrum, F. R. A. (2023). SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW DALAM BIDANG KECERDASAN BUATAN SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW IN THE FIELD OF ARTIFICIAL. 2(3), 3–6. Yassine Maleh AS, Mamoun Alazab MB. IT Governance and Information Security Guides, Standards, and Frameworks. Milton Park Abingdon: CRC Press; 2022. Zakaria I. Saleh, Rand A. Obeidat, Yaser Khamayseh. 2013 "A Framework for an E-government Based on Service Oriented Architecture for Jordan", IJIEEB, vol.5, no.3, pp.1-10. DOI: 10.5815/ijieeb.2013.03.01
176 IT Governance TENTANG PENULIS Yuniana Cahyaningrum, S.Kom., M.Kom., lahir di Karanganyar, 1 Juni 1992. Berbekal support pertama dari kakak penulis Ana Riyanti, S.Pd., M.Pd. dalam meniti karir sebagai Dosen hingga kini penulis aktif melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi sebagai Dosen Tetap di Kampus IKIP PGRI Bojonegoro Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi dan sebagai Tutor Prodi Sistem Informasi Universitas Terbuka sejak tahun 2022. Penulis juga menjadi Editor dan Reviewer di beberapa Jurnal Internasional, Nasional, maupun Publisher. Publikasi yang telah dihasilkan dapat dilihat pada: https://scholar.google.com/citations?user=w9zi_-IAAAAJ&hl=en (GS) https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6830653 (Sinta) https://orcid.org/0009-0006-1753-3200 (Orcid) https://unsid.academia.edu/yunamara (Academia). Informasi lainnya mengenai penulis dapat dihubungi melalui linkedin.com/in/yuniana-cahyaningrum-s-kom-m-kom-65773250 / IG:@yunasnsd92/ twitter:@yuni_ana maupun email : [email protected] / [email protected] ataupun WA / Telegram: 085642391916. Penulis tergabung dalam
IT Governance 177 Anggota sekaligus Pengurus Asosiasi Profesi Telekomunikasi dan Informatika Indonesia (APTII) bidang Divisi Publikasi. Kemudian sebagai Koordinator Penamuda, Bookchapter IT Governance ini merupakan kali kedua kolaborasi penulisan Dosen dari Tutor Universitas Terbuka dan lainnya yang telah penulis lakukan secara sustainable. Yutika Amelia Effendi lahir di Solok, Sumatera Barat, Indonesia, dan kini menekuni karier sebagai Dosen di Program Studi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan, Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin, Universitas Airlangga. Yutika meraih gelar S1 dan S2 Teknik Informatika dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember pada periode 2012-2018. Saat ini, Yutika sedang mengejar gelar S3 di Department of Industrial and Data Engineering, joint-degree Pukyong National University & Pusan National University, Korea Selatan. Bidang minat penelitian utama adalah process mining, artificial intelligence, industrial data analytics, knowledge engineering, dan business process management. Artikel ilmiah yang sudah dipublikasi penulis dapat dilihat di website pribadinya www.yutikamelia.com. Yutika dapat dihubungi melalui nomor telepon 082301787770 atau email [email protected].
178 IT Governance Asrul Sani, Ph.D, seorang dosen sekaligus entrepreneur digital. Menjadi Pengajar Tetap di Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika Universitas Nasional di Jakarta dalam bidang teknologi informasi dan tetap konsisten mengembangkan pengetahuan teknologi informasi kepada masyarakat luas. Pernah menjadi pemateri beberapa event literasi digital nasional yang diadakan oleh Kementerian Kominfo Republik Indonesia. I Kadek Arya Sugianta lahir di Klungkung pada 20 Mei 1988. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Komputer di ITB Stikom Bali dan Magister Komputer di Universitas Pendidikan Ganesha. Saat ini bertugas sebagai Dosen Informatika di Universitas Bali Internasional. Pengalaman menjadi seorang guru, membuat penulis aktif dalam kegiatan pelatihan digitalisasi dalam dunia pedidikan. Penulis juga aktif dalam asosisi informatika dan forum komunikasi dosen. Saat ini penulis adalah Koordinator Program Studi Informatika Universitas Bali Internasional. Ari Cahaya Puspitaningrum, S.Kom., M.Kom. Penulis menyelesaikan pendidikannya (sarjana dan magister) di Jurusan Sistem Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Pendidikan terakhir (magister) ditempuh selama 2 tahun dan lulus pada tahun 2019. Setelah lulus magister, penulis memilih karir sebagai seorang dosen dan saat ini tercatat sebagai tenaga pengajar tetap di salah
IT Governance 179 satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Sudah 3 tahun penulis melaksanakan Tridharma dosen, terhitung sejak tahun 2019. Bidang keilmuan yang menjadi konsentrasi penulis selama ini adalah bidang manajemen sistem informasi, terutama tata kelola TI. Penulis dapat dihubungi melalui email: [email protected]. Raissa Amanda Putri, S.Kom.,M.TI. Lahir di Kota Binjai, tanggal 10 Juli 1989. Telah menyelesaikan studi S1 jurusan Sistem Informasi di STMIK Mikroskil Medan pada tahun 2011 serta Magister Teknik Informatika di Universitas Bina Nusantara Jakarta pada tahun 2015. Mulai mengajar sejak tahun 2011 di STMIK Mikroskil dan mulai tahun 2018 hingga saat ini sebagai dosen tetap di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Penulis bernama lengkap Nania Nuzulita dan lahir di Surabaya. Penulis menempuh pendidikan magister komputer pada Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (2015- 2018) dan pendidikan sarjana komputer pada Universitas Brawijaya (2010-2014). Pekerjaan utama penulis adalah dosen pada Universitas Airlangga Surabaya sejak tahun 2018. Bidang minat yang diambil oleh penulis adalah user behavior dan kecemasan privasi pada media sosial. Penulis dapat dihubungi melalui surat elektronik/email [email protected].
180 IT Governance Hermawaty, lahir di kota Palembang dan dibesarkan di kota Palembang, tahun 1986 pindah ke Kota Bandung melanjutkan sekolah dan kuliah di kota Kembang ini. Jenjang S1 ditempuh di Universitas Pasundan Bandung jurusan Teknik Manajemen Industri. Ketertarikan dibidang Sistem Informasi, sehingga penulis mengambil S1 lagi dijurusan Sistem Informasi disalah satu Perguruan Tinggi Swasta di Bandung. Beberapa tahun kemudian mendapatkan Beasiswa Unggulan Kemendikbud-Ristek di Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) untuk melanjutkan jenjang S2, dengan program studi Teknik Informatika. Saat ini menjadi dosen tetap di STT Mandala dan menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Internal di STT Mandala. No. HP : 081321893371 Email : [email protected] . Nindy Irzavika, lahir di Padang Panjang, sebuah kota kecil di Sumatera Barat, Indonesia. Penulis menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Andalas, program studi Sistem Informasi pada tahun 2015. Kemudian melanjutkan pendidikan dengan meraih gelar magister di Institut Teknologi Bandung (ITB), program studi Informatika pada tahun 2019. Selama kariernya, penulis pernah bekerja sebagai seorang analyst di WallStreetDocs, sebuah perusahaan internasional yang berbasis di London dan berfokus pada otomatisasi dokumen. Namun, saat ini, penulis bekerja sebagai seorang dosen di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ).
IT Governance 181 Dr. Ni Luh Yulyana Dewi, S.Ikom., M.A.P., lahir di Badung 09 Juli 1990 dan saat ini menetap di Kuta-Badung. Penulis merupakan lulusan S1 dan S2 yang diselesaikan di Kota Denpasar. Pendidikan S1 pada jurusan Ilmu Komunikasi di Fisip Universitas Pendidikan Nasional, S2 pada jurusan Ilmu Administrasi Publik di Pascasarjana Universitas Pendidikan Nasional, dan S3 pada bidang Ilmu Administrasi Publik di Universitas Brawijaya Malang. Saat ini bergabung di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Pendidikan Nasional Denpasar sejak 2015 hingga sekarang. Ir. Johan Alfian Pradana, kelahiran Kediri Jawa Timur tahun 1997. Telah tersertifikasi bidang Basic of Project Management (2020) dan Strategy & Operations (2022) dari Internasional Business Management Institute, Berlin, Jerman, Certified Supply Chain Management Professional (2023), Certified Warehouse Management Professional (2023), Certified Product Development Manager (2023). Intens berinteraksi dengan para praktisi di bidang Manajemen Produksi, Lean Business manufaktur wilayah Sidoarjo dan Sampang Madura, pengembangan Sistem Layanan Provider di wilayah Jam Gadang Bukittinggi, pengukuran Beban Kerja pengendara motor di wilayah Malang, Proses Bisnis di manufaktur mesin Roll Forming, Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja di manufaktur wilayah Kediri, bidang Digital Product & Design Artwork di wilayah Kediri, Salatiga, Bandung, Kalimatan Barat, Malang dan
182 IT Governance Surabaya, bidang Studi Kelayakan Bisnis Coffee Shop Wilayah Kediri. Penulis dapat dihubungi melalui: [email protected], https://www.linkedin.com/in/johan-alfi-444a6612b/ https://www.instagram.com/johanalfi/ Nama saya adalah Nur Andita Prasetyo, S.Kom., M.Kom, merupakan seorang profesional yang telah menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana dan magister di bidang Sistem Informasi. Saya adalah dosen dari salah satu perguruan tinggi swasta yang berlokasi di Jember. Dengan latar belakang pendidikan S1 dari Universitas Jember dan S2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, saya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas dalam bidang Sistem Informasi. Jika ingin menghubungi, dapat melalui nomor telepon/WhatsApp di +6282329201769 atau melalui email di [email protected]. Ari Wibowo merupakan pegawai Biro Perencanaan dan Keuangan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, lulusan dari program Master of Science in Economics, the University of Illinois Urbana-Champaign (UIUC), Amerika Serikat, melalui beasiswa FETA Kementerian Keuangan. Ia lulus pada Desember 2022 dengan gelar Master of Science in Economics dari Department of Economics UIUC. Ia merupakan
IT Governance 183 lulusan program beasiswa STAR-BPKP Fakultas Ekonomi Universitas Andalas tahun 2017 dengan gelar Sarjana Ekonomi. Sebelumnya, ia adalah lulusan DIII Akuntansi STAN tahun 2012. Minat studinya terutama dalam bidang ilmu ekonomi, kebijakan publik, administrasi publik, dan akuntansi. Ia dapat dihubungi melalui email [email protected].
184 IT Governance