Manajemen Risiko 91 c. Identifikasi dan Penilaian Risiko: Proses yang semakin terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi dan menilai risiko. d. Penanganan dan Pengurangan Risiko: Pengembangan strategi yang efektif untuk menangani dan mengurangi risiko yang teridentifikasi. e. Pemantauan dan Pelaporan Risiko: Pada tahap lanjut, organisasi memiliki sistem pemantauan yang terus-menerus dan sistem pelaporan yang kuat. 3. Manfaat: a. Penilaian Diri: Organisasi dapat melakukan penilaian diri terhadap tingkat kematangan manajemen risiko mereka. b. Rencana Perbaikan: Memberikan panduan dalam mengidentifikasi dan menetapkan prioritas area perbaikan. c. Benchmarking: Memungkinkan perbandingan dengan praktik terbaik industri untuk menjaga daya saing. d. Komunikasi dan Kepercayaan Pemangku Kepentingan: Meningkatkan komunikasi dan memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan terkait kemampuan organisasi dalam mengelola risiko. 4. Peningkatan Berkelanjutan: a. Model ini mendorong organisasi untuk mencapai peningkatan berkelanjutan, mengakui bahwa lingkungan risiko selalu berubah, dan praktik manajemen risiko harus dapat beradaptasi.
Manajemen Risiko 92 5. Langkah-Langkah Implementasi: a. Organisasi dapat mengimplementasikan model ini melalui serangkaian langkah yang terstruktur, termasuk pengembangan kebijakan, pembentukan komite risiko, implementasi metodologi penilaian risiko, dan integrasi pertimbangan risiko dalam pengambilan keputusan strategis.
Manajemen Risiko 93 RISIKO OPERASIONAL Risiko operasional merupakan tipe risiko operasional yang paling tua dikenal oleh para pengusaha dan kini merupakan risiko yang sangat diperhatikan dalam literatur kerja. Risiko operasional menjadi bagian penting dari kerangka kerja pengendalian risiko yang terorganisir dan terintegrasi. jika dibandingkan dengan jenis risiko lainnya seperti risiko pasar atau risiko spekulatif lainnya para pengusaha lebih awal memahami risiko operasional pada saat menjalankan usaha walaupun dengan nama yang berbeda-beda. Sebagai contoh, perusahaan sudah lama mengetahui resiko kesalahan pada pencatatan, sistem
Manajemen Risiko 94 pengawasan Internal yang tidak efektif dan efisien, kesalahan sistem komputer,kecelakaan kerja, dan lain sebagainya. Risiko-risiko tersebut merupakan contoh risiko operasional. Dari karakteristik Risiko-risiko tersebut resiko operasional merupakan risiko yang bersifat inheren", yaitu risiko yang tercipta karena perusahaan menjalankan bisnisnya. Risiko operasional memiliki pengaruh pada semua kegiaitan usaha karena merupakan suatu hal yang bersifat inheren dalam pelaksanaan suatu proses atau aktivitas operasional. Perusahaan telah lama menyadari risiko tersebut dan mengantisipasinya dengan cara perusahaan selalu memperbaiki dan mengevaluasi sistem, mekanisme atau proses bisnis melalui manajemen kualitas; perusahaan memberikan pelatihan kepada karyawannya agar meningkatkan skill dan kualitas kerja, hal ini juga dapat menghindari karyawan membuat kesalahan sehingga perusahaan dapat mengurangi resiko operasional yang diakibatkan human error.Dalam konsep manajemen risiko, upaya tersebut bisa dipahami sebagai usaha menimalisir untuk mengelola atau menurunkan risiko operasional. Basel II (lembaga yang mengatur perbankan internasional) mendefinisikan risiko operasional sebagai "risk of loss ing from inadequate or failed internal processes, people or system, or from al events". yakni, risiko operasional merupakan resiko kerugian yang diakibatkan kegagalan atau ketidak cukupan proses internal, manusia, atau sistem, atau dapat pula dari kejadian ekstemal. Dari kutipan Basel II definisi risiko operasional meliput hal yang sangat luas namun sangat bermanfaat karena dapat memberikan pengetahuan mengenai sumber dari risiko operasional yang dapat diantisipasi oleh perusahaan (Mamduh, 2016).
Manajemen Risiko 95 Menurut Greuning dan Bratanovic (2011), tujuan dari kerangka manajemen operasional dan sistem pendukungnya, yaitu untuk: 1. Mendefinisikan Dan Menjelaskan Pemaparan Dan Insiden Yang Disebabkan Oleh Orang, Proses, Sistem Dan Peristiwa Eksternal, Serta Menghasilkan Pemahaman Yang Luas Atas Pengendalian Segala Insiden Risiko Operasional Yang Ditempuh Perusahaan; 2. Memberikan Peringatan Dini Atas Berbagai Insiden, Meningkatkan Potensi Risiko Dengan Mengantisipasi Risiko, Dan Mengidentifikasi Segala Masalah Melalui Pemantauan Yang Berkesinambungan Terhadap Indikator Risiko Utama; 3. Mengurangi Kerentanan Terhadap Pengaruh Eksternal Dan Sistemi 4. Menentukan Peran Dan Tanggung Jawab Personalia Garis Depan Dalam Mengelola Risiko Operasional Dan Memberdayakan Unit Usaha Untuk Mengambil Tindakan Yang Diperlukan Dengan Jelas; 5. Memperkuat Manajemen Pengawasan; 6. Menyediakan Alat Ukur Objektif; 7. Memadukan Data Kualitatif Dan Kuantitatif Serta Informasi Lainnya; 8. Memengaruhi Keputusan Bisnis. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan, tujuan utama Manajemen Risiko Operasional ialah upaya meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau kejadian kejadian eksternal. Untuk mencapai tujuan operasinya, perusahaan harus mempertimbangkan risiko operasional yang dapat berdampak pada kinerja operasinya,
Manajemen Risiko 96 risiko kerugian yang terjadi dari ketidak cukupan atau proses internal yang gagal, SDI, dan sistem dari kejadian eksternal. Dalam suatu usaha Risiko operasional dapat terjadi pada setiap aktivitas perusahaan. mengidentifikasi risiko operasional merupakan tahap awal yang strategis dalam pengelolaan manajemen risiko oleh karena itu perusahaan perlu melakukan identifikasi. Hal utama yang diperlukan dalam melakukan identifikasi risiko operasional, yaitu (Ikatan Bankir Indonesia, 2015b): 1. Ada kejadian (events); 2. Terdapat penyebab timbulnya kejadian (events); 3. Terdapat dampak (impact) kerugian (loss), baik dalam bentuk keuangan maupun non-keuangan; 4. Dapat diprediksi terjadinya kejadian di kemudian hari (frequency probability) Hal lain yang perlu diketahui oleh pihak perusahaan mengenal terhadap jenis risiko operasional dengan menegenal jenis resiko operasional yang akan dihadapi perusahaan. Rustam (2013) menyebutkan Risiko operasional secara umum terbagi menjadi 4 jenis : (1) Risiko proses internal akibat kegagalan proses atau prosedur, (2) Risiko manusia, (3) Risiko sistem akibat penggunaan teknologi dan sistem, (4) Risiko eksternal, sebagaimana terlihat pada Tabel.
Manajemen Risiko 97 Tabel 1. Kategori Risiko Operasional No Risiko Contoh kejadian risiko 1 Risiko proses internal akibat kegagalan proses atau prosedur Kelalalain permasaran Pengendalian tidak memadai Kesalahan pemasaran produk Pencucian uang Kesalahan transaksi Dokumentasi tidak memadal, tidak lengkap 2 Risiko manusia Terlalu bergantung pada karyawan tertentu Froud internal Pelatihan karyawan tidak berkualitas Tingginya turnover (pergantian) karyawan Sengketa pekerja Praktik manajemen yang buruk 3 Risiko sistem akibat penggunaan teknologi dan sistem Kesalahan input data Kesalahan pemrograman Problem keamanan sistem dan teknologi
Manajemen Risiko 98 4 Risiko eksternal Bencana alam, tsunarnis Kebakaran Terorisme Mamduh (2016) menjelaskan Risiko Kegagalan proses internal ialah risiko berhubungan erat dengan kegagalan proses atau prosedur internal perusahaan yang diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti: 1. Risiko yang diakibatkan kurang lengkapnya dokumentasi, atau dokumentasi yan g salah. 2. Kesalahan transaksi (lihat ilustrasi kosalahan trading pada UBS Warburg di muka). 3. Pengawasan yang kurang memadai (lihat diskusi mengenai Baring Bank di bawah ini). 4. Pelaporan yang kurang memadai sehingga kepatuhan terhadap peraturan in ternal dan eksternal tidak terpenuhi. Risiko manusia merupakan risiko operasional yang diakibatkan dari karyawan. Risiko operasional yang diakibatkan oleh faktor manusia merupakan risiko yang timbul dari kualifikasi karyawan yang kurang baik dari sisi moral atau timbul dari ketidak mampuan karyawan dalam bekerja. Risiko manusia yang timbul karena kurangnya moral yang dapat dilihat terdapat oknum yang bekerja dengan sengaja tidak sesuai SOP perusahaan untuk keuntungan atau keperluan pribadi sehingga mengakibatkan kerugian pada perusahaan (Fraud internal). Risiko manusia atau timbul dari ketidak mampuan karyawan dalam bekerja dapat
Manajemen Risiko 99 dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti Pelatihan karyawan tidak berkualitas, Tingginya pergantian karyawan (turnover), sengketa pekerja dan Praktik manajemen yang buruk. Risiko manusia tersebut mengharuskan perusahaaan untuk mempunyai karyawan yang mempunyai kualiikasi, pengalaman dan intergritas yang diperlukan. ada lima ukuran keberhasilan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM): tingkat produktivitas, tingkat perputaran karyawan, tingkat mangkir, tingkat kepuasan, dan tingkat kewargaan karyawan. Perusahaan sebenarnya dapat menggunakan kelima hal tersebut sebagai eksposur. Dengan eksposur ini, perusahaan perlu menetapkan ukuran eksposur dari setiap eksposur tersebut sehingga perusahaan dapat mengukur besarnya dampak bila risiko benar-benar terjadi. Risiko teknologi merupakan risiko operasional dalam bentuk lainnya yang berupa penyimpangan teknologi yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi. Sistem teknologi memberikan kemudahan yang signifikan dalam oprasional namun dilain pihak sistem tersebut juga dapat menibulkan risiko yang baru bagi perusahaan. Jika perusahaan terlalu bergantung pada penggunaan sistem komputer maka risiko yang berkaitan dengan kerusakan komputer akan semakin tinggi. Mamduh (2016) menyebutkan beberapa risiko yang muncul yang berkaitan dengan sistem adalah: 1. Kerusakan data. 2. Kesalahan pemrograman. 3. Sistem keamanan yang kurang baik (misal, bisa dimasuki oleh hacker). 4. Penggunaan teknologi yang belum teruji.
Manajemen Risiko 100 5. Terlalu mengandalkan model tertentu untuk keputusan bisnis. Risiko eksternal muncul diakibatkan dengan kejadian yang bersumber dari luar perusahaan, dan di luar pengendalian perusahaan. Risiko eksternal merupakan Kejadian yang biasanya jarang terjadi tetapi memiliki dampak yang cukup besar (frekuensi rendah/severity tinggi). Pada umumnya risiko eksternal merupakan risiko yang tidak dapat diprediksi oleh perusahaan seperti terjadinya perampokan, serangan teroris, ataupun bencana alam. Pada sebagian perusahaan Proses identifikasi risiko operasional dipersepsikan sesuatu yang membingungkan dan memakan cukup waktu namun jika identifikasi risiko operasional tidak dilakukan secara matang, maka akan kesulitan dalam mengukur potensi risiko yang akan terjadi. Jika potensi kerugian atas risiko operasional ini belum dapat diukur, penyisihan modal yang harus dipersiapkan perusahaan untuk mengatasi kerugian tersebut menjadi sulit untuk ditentukan. Untuk alasan tersebut perusahaan perlu melakukan Identifikasi risiko operasional pada setiap produk, aktivitas, proses, dan sistem yang ada dan akan berlansung pada perusahaan. Identifikasi mulai dari memahami dan menganalisis proses bisnis dilakukan perusahaan. Selanjutnya, dilakukan identifikasi terhadap faktor penyebab timbulnya risiko operasional. Hasil identifikasi tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk (Ikatan Bankir Indonesia, 2015): 1. memperbaiki kualitas proses kerja; 2. mengurangi kerugian karena kegagalan proses; 3. mengubah budaya kerja peduli risiko;
Manajemen Risiko 101 4. menyediakan sistem peringatan dini terhadap gangguan suatu sistem atau manajemen. Terdapat tiga pendekatan dalam melakukan identifikasi atas risiko operasional (Akkizidis dan Khandelwal, 2008), yaitu sebagai berikut. 1. Analisis penilaian sendiri (self assesment analysis): Dalam pendekatan penilaian sendiri didasarkan pada penilaian internal, yang melibatkan kontribusi dari sumber daya insani (misalnya, karyawan dari perusahaan bersangkutan untuk melaporkan berbagai kemungkinan risiko yang dapat menyebabkan kerugian dalam operasi bisnis. Pendekatan ini menggunakan wawancara dan kuesioner untuk mengidentifikasi hal-hal yang mungkin terjadi berkaitan dengan risiko operasional 2. Indikator kuantitatif risiko operasional (quantitative operational risk indicators). Pendekatan ini digerakkan oleh indikator risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kerugian. Pada pendekatan ini perhitungan menggunakan ukuran-ukuran yang lebih dapat diukur serta menghasilkan beberapa potensi kerugian atas risiko operasional yang dapat muncul jika kejadian tersebut terjadi. 3. Kerugian risiko operasional (operational risk losses) Pendekatan ini didasarkan pada informasi historis, artinya menggunakan perhitungan risiko aktual yang muncul dalam operasional bisnis. Indikator risiko operasional yang dapat digunakan adalah analisis scorecard, yakni kerugian risiko operasional dapat dipergunakan dalam pendekatan pengukuran internal.
Manajemen Risiko 102 Menurut Mamduh (2016) salah satu teknik untuk mengukur risiko operasional adalah dengan menggunakan dua klasifikasi berikut ini. 1. Frekuensi atau probabilitas terjadinya risiko 2. Tingkat keseriusan kerugian atau impact dari risiko tersebut. Dengan menggunakan dua dimensi tersebut, dapat diketahui matriks frekuensi/tinggkat keseriusan pada risiko operasional. Pengukuran risiko dapat dianalisis dengan memperhitungkan tingkatan dari setiap risiko yang terjadi, semakin tinggi risiko maka semakin tinggi kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan, dengan asumsi risiko dan keutungan bersifat linear. Menurut Hardanto (2006) ekspektasi risiko operasional dapat diklasifikasikan dalam dua faktor, yaitu frekuensi yakni seberapa sering kejadian terjadi dan dampak kerugian yang diakibatkan kejadian itu. Pengelompokan kejadian risiko operasional bergantung pada seberapa sering kejadian terjadi dan seberapa besar dampaknya. Ada empat jenis utama kejadian, yaitu sebagai berikut. 1. Low frequency/low impact. Bank mengabaikan kejadian ini karena biaya untuk mengelola dan memonitornya lebih tinggi dari kerugian yang akan timbul. 2. Low frequency/high impact. Kejadian yang paling menantang bagi bank. Jenis Kejadian ini yang paling sedikit dipahami dan paling sulit diprediksi. Lagipula kejadian ini dapat menimbulkan dampak kerugian yang besar bahkan membuat bank bangkrut. Misal: Barings
Manajemen Risiko 103 3. High frequency/low impact. Kejadian ini dikelola untuk meningkatkan efisiensi bisnis. Banyak produk finansial terutama di perbankan ritel akan memasukkan faktor risiko ini dalam struktur harganya. 4. High frequency/high impact. Kejadian tidak relevan untuk dikelola karena apabila jenis kejadian ini terjadi, maka bank dengan cepat akan bangkrut. Selain itu, kerugian tidak boleh terjadi terus-menerus atau supervisor akan mengambil tindakan untuk menyelesaikan praktik bisnis bank yang buruk.
Manajemen Risiko 104 ALTERNATIVE RISK TRANSFER Risiko merupakan unsur integral dalam dunia bisnis yang merujuk pada kemungkinan terjadinya peristiwa atau kondisi yang dapat mempengaruhi mencapai tujuan perusahaan secara negatif. Dalam konteks ini, risiko bukan hanya terbatas pada kemungkinan kerugian finansial, tetapi juga mencakup ancaman terhadap reputasi, keamanan, dan kelangsungan operasional perusahaan. Risiko dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk faktor eksternal seperti perubahan regulasi, fluktuasi pasar,
Manajemen Risiko 105 dan peristiwa alam, serta faktor internal seperti kesalahan manajemen, kegagalan sistem, atau ketidaksesuaian dengan standar etika bisnis. Oleh karena itu, pengelolaan risiko menjadi suatu keharusan untuk melindungi keberlanjutan dan integritas bisnis. Beberapa pentingnya pengeloaan resiko adalah sebagai berikut‛ 1. Stabilitas Keuangan: Pengelolaan risiko memainkan peran sentral dalam menjaga stabilitas keuangan perusahaan. Dengan mengidentifikasi dan mengelola risiko secara efektif, perusahaan dapat meminimalkan potensi dampak negatif terhadap keuangan mereka. Ini melibatkan penilaian risiko yang cermat, alokasi sumber daya yang tepat, dan penerapan strategi mitigasi. 2. Pemenuhan Regulasi: Dalam lingkungan bisnis yang semakin teratur, pemenuhan regulasi adalah suatu keharusan. Pengelolaan risiko membantu perusahaan untuk memahami dan mematuhi persyaratan hukum dan regulasi yang berlaku dalam industri mereka. Ini tidak hanya melibatkan kepatuhan terhadap aturan keuangan, tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek seperti etika bisnis, keberlanjutan, dan perlindungan konsumen. 3. Pertumbuhan dan Inovasi: Praktik pengelolaan risiko yang efektif memberikan perusahaan ruang untuk pertumbuhan dan inovasi. Dengan memahami dan mengelola risiko secara proaktif, perusahaan dapat lebih percaya diri dalam mengambil peluang-peluang baru. Ini menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan
Manajemen Risiko 106 memungkinkan perusahaan untuk meraih peluang yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. 4. Perlindungan Reputasi: Reputasi perusahaan dapat sangat dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan merespons dan mengelola risiko. Kejadian yang tidak diantisipasi dengan baik, seperti skandal atau krisis reputasi, dapat merusak citra perusahaan secara signifikan. Pengelolaan risiko yang efektif membantu melindungi reputasi perusahaan dengan mengidentifikasi dan mengatasi potensi ancaman sebelum merugikan citra bisnis. 5. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Pengelolaan risiko yang baik menyediakan data dan informasi yang penting untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko yang dihadapi, pemimpin perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan strategis, mengarah pada langkah-langkah yang lebih proaktif dan efisien. Seiring berjalannya waktu, praktik pengelolaan risiko telah mengalami perubahan mendasar. Dari pendekatan tradisional yang bersifat reaktif, di mana risiko hanya diatasi setelah terjadi, evolusi ini menuju praktik yang lebih proaktif dan inovatif. Pada paradigma tradisional, risiko sering kali dianggap sebagai suatu ketidakpastian yang harus diminimalkan atau dihindari. Namun, dengan munculnya pendekatan proaktif, perusahaan mulai mengadopsi pandangan yang lebih holistik
Manajemen Risiko 107 terhadap risiko. Risiko bukan hanya diidentifikasi dan dikelola untuk meminimalkan kerugian, tetapi juga dianggap sebagai suatu peluang. Praktik pengelolaan risiko bertransisi dari pemikiran defensif menjadi strategi yang proaktif dan inovatif. Alternative Risk Transfer (ART) menjadi bagian integral dari evolusi ini. Instrumen seperti swaps risiko, cat bonds, dan captive insurance companies memberikan perusahaan alat untuk mengelola risiko secara lebih efektif, bahkan untuk risiko yang sulit dijangkau oleh instrumen konvensional. Penerapan ART memungkinkan perusahaan untuk mendiversifikasi risiko, mengakses modal pasar yang lebih besar, dan meningkatkan fleksibilitas strategis. Selain itu, revolusi digital juga telah memberikan dampak besar pada praktik pengelolaan risiko. Penggunaan teknologi seperti big data, kecerdasan buatan, dan analisis prediktif memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan merespons risiko dengan lebih cepat dan akurat. Transformasi digital tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat kapasitas perusahaan untuk menghadapi risiko dengan lebih cermat. Dalam konteks ini, integrasi Environmental, Social, and Governance (ESG) juga menjadi elemen kunci dalam praktik pengelolaan risiko yang modern. Peningkatan kesadaran akan tanggung jawab sosial dan dampak lingkungan telah mendorong perusahaan untuk memasukkan faktor-faktor ESG ke dalam evaluasi dan manajemen risiko mereka. Ini tidak hanya membantu melindungi reputasi perusahaan, tetapi juga mendukung visi perusahaan yang berkelanjutan.
Manajemen Risiko 108 Kesimpulannya, evolusi praktik pengelolaan risiko mencerminkan kebutuhan perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang semakin kompleks dan dinamis. Dari paradigma tradisional yang bersifat reaktif, praktik pengelolaan risiko telah berkembang menjadi strategi yang lebih proaktif, inovatif, dan holistik. ART, revolusi digital, dan integrasi ESG menjadi elemen-elemen kunci dalam memastikan perusahaan tidak hanya dapat bertahan di tengah ketidakpastian, tetapi juga berkembang secara berkelanjutan. Dengan demikian, praktik pengelolaan risiko yang efektif bukan hanya menjadi suatu keharusan, tetapi juga menjadi kunci kesuksesan jangka panjang suatu organisasi. Alternative Risk Transfer (ART) adalah suatu pendekatan inovatif dalam mengelola risiko yang melibatkan pemindahan risiko dari perusahaan kepada pihak ketiga di luar asuransi konvensional. Konsep dasar ART melibatkan penggunaan instrumen keuangan dan mekanisme pasar modal untuk mentransfer risiko tertentu. Ini mencakup perjanjian khusus seperti swaps risiko, cat bonds, captive insurance companies, sidecars, dan Special Purpose Vehicles (SPV). Dalam konsep ini, perusahaan dapat secara selektif memilih risiko yang ingin mereka alihkan, menciptakan fleksibilitas yang lebih besar dalam manajemen portofolio risiko. ART memungkinkan perusahaan untuk merancang solusi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka, menciptakan alat yang dapat disesuaikan dengan profil risiko unik setiap perusahaan.
Manajemen Risiko 109 Jenis risiko yang dapat dialihkan melalui ART sangat bervariasi, mencakup spektrum risiko yang lebih luas daripada yang dapat dicakup oleh asuransi konvensional. Risiko-risiko ini mencakup: 1. Risiko Finansial Risiko finansial seperti fluktuasi mata uang, suku bunga, dan perubahan kondisi pasar dapat dialihkan melalui instrumen keuangan seperti swaps risiko. Perusahaan dapat menggunakan ART untuk melindungi diri dari kerugian potensial akibat perubahan nilai aset atau kewajiban keuangan. 2. Risiko Bencana Alam Risiko bencana alam seperti gempa bumi, badai, atau banjir dapat dialihkan melalui penggunaan cat bonds (obligasi asuransi). Pemindahan risiko ini memberikan sumber dana tambahan untuk pemulihan pasca-bencana, mengurangi beban keuangan pada perusahaan. 3. Risiko Operasional Risiko operasional, termasuk kerugian akibat kegagalan teknologi atau kesalahan manusia, dapat diatasi melalui pendekatan ART seperti captive insurance companies. Dengan membentuk perusahaan asuransi internal, perusahaan dapat mengelola risiko operasional dengan lebih efisien.
Manajemen Risiko 110 1. Manfaat ART a. Diversifikasi Risiko ART memungkinkan perusahaan untuk mendiversifikasi risiko mereka dengan cara yang tidak dapat dicapai oleh asuransi tradisional. Ini memberikan perlindungan lebih baik terhadap kerugian potensial dalam berbagai kondisi ekonomi dan lingkungan. b. Akses ke Modal Pasar Menggunakan instrumen ART, perusahaan dapat mengakses modal pasar yang lebih besar. Melibatkan investor di pasar modal dapat membantu menciptakan sumber dana tambahan untuk perusahaan, sekaligus mengurangi beban keuangan yang dihadapi. c. Kustomisasi Solusi ART memungkinkan perusahaan untuk menciptakan solusi yang sesuai dengan profil risiko unik mereka. Dengan kemampuan kustomisasi, perusahaan dapat lebih efektif mengelola risiko yang spesifik untuk industri atau lingkungan operasional mereka. 2. Tantangan ART a. Kompleksitas Struktural Instrumen ART seringkali kompleks dalam struktur dan pelaksanaannya. Keberhasilan penggunaan ART memerlukan pemahaman mendalam tentang produk dan konsepnya, yang bisa menjadi tantangan bagi perusahaan yang kurang berpengalaman.
Manajemen Risiko 111 b. Evaluasi Risiko yang Akurat Mengukur risiko dengan akurat menjadi tantangan, terutama ketika melibatkan risiko yang sulit diukur seperti reputasi. Penilaian risiko yang tidak tepat dapat mengakibatkan keputusan yang tidak efektif dalam penggunaan instrumen ART. c. Persepsi Pemangku Kepentingan Tantangan signifikan dalam implementasi ART adalah mengelola persepsi pemangku kepentingan. Beberapa pihak mungkin merasa skeptis atau khawatir terhadap instrumen yang melibatkan pasar modal, dan perusahaan perlu berkomunikasi dengan jelas untuk mengatasi ketidakpastian. Dengan memahami konsep dasar ART, jenis risiko yang dapat dialihkan, serta manfaat dan tantangan yang terlibat, perusahaan dapat membuat keputusan strategis yang lebih baik terkait dengan pengelolaan risiko mereka. Melalui penerapan ART, perusahaan dapat memaksimalkan perlindungan risiko, meningkatkan daya tahan bisnis, dan mengambil keuntungan dari peluang yang mungkin tidak dapat diakses melalui asuransi konvensional. Untuk Meningkatkan Fleksibilitas dan Efektivitas Pengelolaan Risiko Alternative Risk Transfer (ART) telah menjadi fokus utama dalam pengelolaan risiko modern, memberikan perusahaan alat-alat inovatif untuk menghadapi tantangan risiko yang semakin kompleks.
Manajemen Risiko 112 Empat instrumen ART yang umum digunakan: 1. Swaps Risiko, Cat Bonds (Obligasi Asuransi), Captive Insurance Companies, dan Sidecars/Special Purpose Vehicles (SPV) 2. memiliki peran kritis dalam memberikan fleksibilitas dan efektivitas dalam mengelola risiko. Swaps Risiko: Mentransformasi Dinamika Risiko Finansial Swaps risiko adalah instrumen ART yang memungkinkan dua pihak untuk saling menukar risiko finansial mereka, seperti fluktuasi suku bunga atau nilai tukar mata uang. Ini memberikan perlindungan terhadap perubahan pasar yang dapat berdampak pada keuangan perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan yang memiliki penerimaan dalam mata uang asing dapat menggunakan swaps risiko untuk melindungi diri dari risiko nilai tukar yang merugikan. Swaps risiko tidak hanya memberikan perlindungan terhadap kerugian potensial, tetapi juga membuka peluang untuk manfaat keuangan, menjadikannya instrumen yang berharga dalam strategi manajemen risiko yang holistik. Cat Bonds (Obligasi Asuransi): Merangkul Kreativitas dalam Perlindungan Risiko Bencana Alam Cat Bonds, atau yang lebih dikenal sebagai Obligasi Asuransi, menyediakan pendekatan unik dalam mentransfer risiko bencana alam dari perusahaan ke pasar modal. Penerbit cat bonds membayar imbal hasil kepada investor,
Manajemen Risiko 113 sedangkan investor bersedia menanggung risiko tertentu terkait bencana alam seperti gempa bumi, badai, atau banjir. Keunggulan utama cat bonds adalah memberikan sumber dana tambahan untuk pemulihan pasca-bencana, sekaligus mengurangi tekanan keuangan pada perusahaan. Instrumen ini memungkinkan kreativitas dalam merancang kontrak asuransi yang memenuhi kebutuhan unik suatu perusahaan atau sektor. Captive Insurance Companies: Penguatan Kendali atas Risiko Operasional Captive insurance companies adalah entitas asuransi yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan untuk menangani risiko-risiko tertentu yang mungkin sulit dicakup oleh asuransi konvensional. Dengan mendirikan perusahaan asuransi internal, perusahaan dapat memiliki kontrol yang lebih besar atas pola klaim, kebijakan asuransi, dan strategi manajemen risiko secara keseluruhan. Captive insurance companies memberikan fleksibilitas dalam merancang polis asuransi yang sesuai dengan risiko operasional perusahaan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk secara lebih efisien mengelola risiko operasional yang unik untuk industri atau lingkungan operasional mereka. Sidecars dan Special Purpose Vehicles (SPV) adalah entitas yang dibentuk untuk tujuan khusus dalam mengelola risiko tertentu. Sidecars biasanya berfungsi sebagai entitas
Manajemen Risiko 114 terpisah yang menangani risiko spesifik atau portofolio risiko, seringkali dengan melibatkan investor eksternal. Instrumen ini memberikan fleksibilitas untuk mengoptimalkan manajemen risiko portofolio, memisahkan risiko tertentu dari entitas utama perusahaan, dan menyediakan sumber pendanaan tambahan untuk risiko tertentu. Sidecars dan SPV juga memungkinkan perusahaan untuk menangani risiko dengan cara yang terstruktur dan terfokus. Menerapkan Instrumen ART: Menyelaraskan Strategi dengan Kebutuhan Unik Menerapkan instrumen ART memerlukan pemahaman mendalam tentang risiko yang dihadapi oleh perusahaan dan tujuan manajemen risiko yang ingin dicapai. Setiap instrumen memiliki karakteristik uniknya sendiri dan memberikan solusi khusus untuk risiko tertentu. Dengan memilih instrumen ART yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan fleksibilitas dalam manajemen risiko, memitigasi risiko yang sulit dicakup oleh asuransi tradisional, dan bahkan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan. Namun, sambil meraih manfaat, perusahaan juga harus tetap sadar terhadap tantangan, seperti kompleksitas struktural dan evaluasi risiko yang akurat. Melalui penyeimbangan cermat antara manfaat dan tantangan, serta penyesuaian instrumen ART dengan kebutuhan dan profil risiko perusahaan, perusahaan dapat menghadapi ketidakpastian bisnis dengan lebih tangkas dan efektif. Dengan demikian, instrumen ART tidak hanya menjadi alat dalam pengelolaan risiko, tetapi juga katalisator untuk pencapaian tujuan
Manajemen Risiko 115 Alternative Risk Transfer (ART) bukan sekadar rangkaian instrumen, tetapi sebuah strategi komprehensif dalam mengelola risiko yang memberikan perusahaan kemampuan untuk menghadapi tantangan dengan lebih adaptif dan efektif. Implementasi ART memerlukan strategi yang terencana dengan cermat, langkah-langkah yang sukses, dan partisipasi aktif dari pemegang saham dan pemangku kepentingan. Artikel ini akan mengeksplorasi strategi implementasi ART, langkah-langkah kunci untuk sukses, serta peran penting pemegang saham dan pemangku kepentingan. Implementasi ART melibatkan serangkaian langkah strategis yang mencakup identifikasi risiko, desain program ART yang sesuai, dan integrasi instrumen ART ke dalam manajemen risiko secara menyeluruh. Berikut adalah beberapa strategi kunci dalam implementasi ART: 1. Identifikasi Risiko Secara Holistik: Melakukan audit risiko menyeluruh untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang unik dan sulit dicakup oleh asuransi konvensional. Menganalisis dampak finansial, operasional, dan reputasi dari setiap risiko yang diidentifikasi.
Manajemen Risiko 116 2. Konsultasi dengan Ahli ART: Melibatkan konsultan atau ahli ART yang berpengalaman untuk membantu perusahaan memahami berbagai instrumen ART yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 3. Perencanaan Jangka Panjang: Mengembangkan rencana jangka panjang untuk pengelolaan risiko, mencakup pemilihan instrumen ART yang sesuai dan strategi pengelolaan portofolio yang terintegrasi. 4. Edukasi dan Komunikasi: Memberikan pelatihan kepada staf kunci mengenai konsep ART, manfaatnya, dan cara mengintegrasikannya ke dalam praktik pengelolaan risiko sehari-hari. Berkomunikasi secara jelas dan terbuka dengan pemangku kepentingan untuk memastikan pemahaman yang mendalam dan dukungan. 5. Pengukuran Kinerja dan Evaluasi Terus-Menerus: Mengembangkan metrik kinerja yang dapat diukur untuk mengevaluasi efektivitas program ART. Melakukan evaluasi reguler untuk memastikan bahwa program ART terus beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis dan risiko.
Manajemen Risiko 117 Langkah-langkah Implementasi ART yang Sukses 1. Analisis Risiko Terperinci: Melakukan analisis risiko yang mendalam untuk memahami sumber daya risiko, probabilitas terjadinya, dan dampaknya terhadap perusahaan. 2. Pemilihan Instrumen yang Sesuai: Memilih instrumen ART yang paling sesuai dengan profil risiko perusahaan dan tujuan manajemen risiko. 3. Diversifikasi Portofolio ART: Menerapkan diversifikasi portofolio ART untuk mengurangi konsentrasi risiko dan meningkatkan ketahanan terhadap variasi kondisi pasar. 4. Pengukuran Kuantitatif dan Kualitatif: Menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk mengevaluasi dampak instrumen ART terhadap portofolio risiko secara keseluruhan. 5. Uji Stres dan Skenario: Melakukan uji stres dan skenario untuk menilai sejauh mana instrumen ART dapat memberikan perlindungan di bawah kondisi ekstrem atau tidak terduga.
Manajemen Risiko 118 1. Pengidentifikasian Risiko Tertentu: Mengkategorikan risiko-risiko tertentu yang dapat diatasi dengan instrumen ART, termasuk risiko finansial, risiko bencana alam, dan risiko operasional. 2. Penentuan Batasan Risiko: Menetapkan batasan risiko yang dapat dialihkan melalui instrumen ART dan mengukur tingkat akseptabilitas risiko yang harus dipertahankan. 3. Manajemen Portofolio yang Aktif: Melakukan manajemen portofolio yang aktif dengan memonitor kinerja instrumen ART, mengevaluasi potensi perubahan risiko, dan menyesuaikan portofolio sesuai kebutuhan. 4. Evaluasi Keberlanjutan: Terus mengevaluasi keberlanjutan dan relevansi instrumen ART dalam menghadapi perkembangan baru dalam risiko atau lingkungan bisnis. 1. Partisipasi dalam Keputusan Strategis: Memastikan pemegang saham dan pemangku kepentingan terlibat dalam pengambilan keputusan strategis terkait ART.
Manajemen Risiko 119 2. Penyediaan Sumber Daya Finansial: Memberikan dukungan finansial yang diperlukan untuk memfasilitasi implementasi ART dan memastikan kelangsungan program. 3. Advokasi dan Komunikasi: Menjadi advokat ART di antara pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, menyampaikan manfaat jangka panjang dan kontribusi ART terhadap ketahanan bisnis. 4. Evaluasi Kinerja dan Transparansi: Menuntut transparansi dalam pelaporan kinerja ART dan mengadakan evaluasi berkala untuk memastikan efektivitas program. Implementasi ART bukanlah tugas yang sepele; itu melibatkan perencanaan yang matang, pengelolaan risiko yang berkelanjutan, dan keterlibatan semua pihak terkait. Dengan strategi yang tepat, langkah-langkah implementasi yang sukses, dan dukungan aktif dari pemegang saham, perusahaan dapat memanfaatkan kekuatan ART untuk meningkatkan daya tahan bisnis mereka dan meminimalkan dampak risiko yang tidak terduga.
Manajemen Risiko 120 DAFTAR PUSTAKA AR Chaerudin, A Holid – 2020. Analysis Of Family Hope And Family Welfare Program On Human Resources Beneficiaries Jurnal Ilmiah Niagara, 2020 A Holid, Miftahudin, E. Syarifudin, A Fauzi, 2023, Filsafat. Ilmu. Dalam. Pengembangan Teori Manajemen Pendidikan Islam Jurnal Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai http://journal.universitaspahlawan.ac.id › article Ahmed, A., Kayis, B., & Amornsawadwatana, S. (2007). A review of techniques for risk management in projects. Benchmarking, 14(1), 22–36. https://doi.org/10.1108/14635770710730919 As Sajjad, M. B., Kalista, S. D., Zidan, M., & Christian, J. (2020). Analisis Manajemen Risiko Bisnis. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 18(1), 51. https://doi.org/10.19184/jauj.v18i1.18123AR Chaerudin, AHAR Chaerudin, A Holid – 2020, Analisis Program Keluarga Harapan Dan Kesejahteraan Keluarga Terhadap Sumber Daya Manusia Penerima Manfaat, Jurnal Niagara, 2020 Akbar Bahtiar, S.E., M.M, Yuliana, S.E., M.M, Dr. Ir. Wati Asriningsih Pranoto, M.T · 2023, Pengantar Manajemen Risiko, books.google.co.id › books Arta, I Putu Sugih.(2021). Manajemen Resiko Tinjaua Teori dan Praktis. Bandung: Widina Bhakti Persada Indonesia Arta, I. P. S., Satriawan, D. G., Bagiana, I. K., & Loppies SP, Y.
Manajemen Risiko 121 (2021). Manajemen Risiko. Penerbit Widina Bhakti Persada.Abdullah, A.K. (2018) ‘RISK SHARING , TRANSFER AND MANAGEMENT’, Islam and Civilisational Renewal [Preprint]. Available at: https://doi.org/10.12816/0009744. Anderson, J.F. and Brown, R.L. (2005) Education And Examination Committee Of The Society Of Actuaries Risk And Insurance. The Society of Actuaries. Available at: https://www.soa.org/globalassets/assets/files/edu/P-21- 05.pdf. Arta, I.P.S. et al. (2021) Manajemen Risiko, Tinjauan Teori Dan Praktis. Bandung: Widina Bhakti Persada. Cholis Madjid, N. (2018). Analisis Metode Penghitungan Dan Alokasi Anggaran Bencana Alam Analysis Of Calculation And Budget Allocation Methods Of Natural Disasters. Chen, S. et al. (2023) ‘Disaster risk management of debris flow based on time-series contribution mechanism (CRMCD): Nonnegligible ecological vulnerable multi-ethnic communities’, Ecological Indicators, 157(July), p. 111266. Available at: https://doi.org/10.1016/j.ecolind.2023.111266. Cornwell, N. et al. (2023) ‘Modernising operational risk management in financial institutions via data-driven causal factors analysis: A pre-registered study’, Pacific Basin Finance Journal, 79(March), p. 102011. Available at: https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2023.102011. Dewi, I.A.M.S. (2019) Manajemen Risiko. Bali: UNHI Press. Beynon, S. (2013) Rethinking the Role of Insurance A Brief History of Insurance.
Manajemen Risiko 122 Drobot, E. V. et al. (2017) ‘Risk Management In Customs Control’, Economy of Regions, 13(2), pp. 551–558. Available at: https://doi.org/10.17059/2017-2-19. Darmawi, H. (2016). Manajemen Asuransi. Bumi Aksara. Dewi, I. A. M. S. (2019). Manajemen Risiko. Penerbit : UNHI Press. Eri Maryati dan Tutik Siswanti. (2022). PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019. JIMA Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 2(1). Fauzi, W. (2019) Hukum Asuransi. Padang: Andalas University Press. Available at: http://repo.unand.ac.id/37110/4/Buku Hukum Asuransi.pdf Hairul (2020) Manajemen Risiko. Yogyakarta: Deepublish. Hanafi, M. Mamduh. (2007). Manajemen Risiko. Jakarta : universitas Terbuka Hopkin, P. (2012). Fundamentals of Risk Management: Understanding, Evaluating and Implementing Effective Risk Management. Kogan Page; Second Edition Hairul (2020) ‘BUKU MANAJEMEN RISIKO’. Yogyakarta: Deepublish, p. 71. Halim, M., & Aspirandi, R. M. (2023). PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN STRATEGIK TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS MELALUI ANALISIS BIG DATA DAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE: SUATU STUDI LITERATURE REVIEW. JIAI (Jurnal Ilmiah Akuntansi
Manajemen Risiko 123 Indonesia), 8(1), 110–128. https://doi.org/10.32528/jiai.v8i1.11878 Ikatan Bankir Indonesia, 2018, Strategi Manajemen Risiko Bank (CU Cover Baru), Penerbit Gramedia Pustaka Utama, books.google.co.id › books Iroth, N., Sondakh, J. J., Kho Walandouw, S., Akuntansi, J., Ekonomi dan Bisnis, F., Sam Ratulangi, U., & Kampus Bahu, J. (2020). ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PT. ASURANSI ADIRA DINAMIKA CABANG MANADO. In Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi (Vol. 15, Issue 2). Indarwati, Suttrisno, Desty Endrawati Subroto · 2023, Pendidikan Anak Usia Dini - Halaman 190 books.google.co.id › books ISO31000 (2018) ‘BSI Standards Publication Risk management — Guidelines, BSI Standard Publication [Preprint]. Kusuma, C (2020) 'Perbandingan COSO ERM-Integrated Framework dengan ISO 31000:2009 Risk Management Principles dan Guidelines'. Diakses pada https://crmsindonesia.org/publications/perbandingancoso-erm-integrated-framework-dengan-iso-31000-2009- risk-management-principles-and-guidelines/ Khansa, S. S., Ramadhan, D. N., Alfarisy, A. F., & Fitroh, F. (2022). Perkembangan Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi: Literature Review. Journal of Computer Science and Engineering (JCSE), 3(2), 95–106. https://doi.org/10.36596/jcse.v3i2.521
Manajemen Risiko 124 Kristiana, R., Rochman, A. S., Yusuf, M., & Sediyanto, S. (2022). Manajemen Risiko. PENERBIT : CV. MEGA PRESS NUSANTARA. Kurniati, D., Hartono, S., Widodo, S., & Suryantini, A. (2014). RISIKO PENDAPATAN PADA USAHATANI JERUK SIAM DI KABUPATEN SAMBAS. In Jurnal Social Economic of Agriculture (Vol. 3, Issue 2). Kurniawan, C. (2019). A Survey on Big Data Analytics Model. ITEJ (Information Technology Engineering Journals), 4(1), 1– 13. https://doi.org/10.24235/itej.v4i1.46 Kristiana, R. et al. (2022) Manajemen Risiko. Sumedang: CV. Mega Press Nusantara. Available at: www.megapress.co.id. Lam, James (2004) Enterprise Risk Management. Wiley John Wiley and Sons. Inc. Lisnawati, T., Hussaen, S., Nuridah, S., Pramanik, N. D., Warella, S. Y., & Bahtiar, M. Y. (2023). Manajemen Risiko dalam Bisnis E-commerce : Mengidentifikasi ,. Jurnal Pendidikan …, 7, 8252–8259. https://repository.bsi.ac.id/repo/files/372665/download/1 1.-Publikasi-Jurnal.pdf Lyytinen, K., Mathiassen, L., & Ropponen, J. (1998). Attention Shaping and Software Risk -A Categorical Analysis of Four Classical Risk Management Approaches. Information Systems Research, 9(3), 233–255. https://doi.org/10.1287/isre.9.3.233 Misra, I. M. R. M. I. F. (2021). Manajemen Perbankan Syariah Konsep dan Praktik Perbankan Syariah di Indonesia. Manajemen Risiko, Penerbit Widina, books.google.co.id › books
Manajemen Risiko 125 Nur Hidayat, , 2015, Corporate Tax Risk Management, Penerbit Elex Media Komputindo, books.google.co.id › books Nurwidiatmo (2008) ‘Peransuransian (Asuransi Syariah) Uu No.2 Tahun 1992’, Laporan Akhir Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Badan Pembinaan Hukum Nasional Jakarta, (2), pp. 1–96 Opan Arifudin, Udin Wahrudin, Fenny Damayanti Rusmana · 2020, Pusponingrum, B., & Diana, N. (2021). Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional dan Return on Asset terhadap Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. AlKharaj : Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah, 4(2), 529–541. https://doi.org/10.47467/alkharaj.v4i2.691 Phillips, william a (2017) Insurance and Risk Sharing. Available at: https://www.phillipsfinancialstrategies.com/blog/insuran ce-and-risksharing. Puji Muniarty, Septina Dwi Retnandari, Tri Endi Ardiansyah. P.S · 2021, Strategi Pengelolaan Manajemen Resiko Perusahaan, Penerbit Insania. books.google.co.id › books Program Doktor Manajemen Pendidikan Islam, 2022, Manajemen Resiko, Penerbit Guepedia, books.google.co.id › books Reni Maralis Dan Aris Triyono · 2019, Manajemen Resiko, Penerbit Deepublish, Manajemen resiko - Halaman iii. books.google.co.id › books
Manajemen Risiko 126 Rosidin, Abdul Hamid Arribathi, Irfan · 2023, Transformasi Pendidikan Agama Islam - Halaman 103 books.google.co.id › books Rusman, I. (2018) Pengantar Asuransi. Asuransi Central Asia. Subagiyo, D.T. and Salviana, F.M. (2016) Buku Hukum Asuransi. Surabaya: PT REVKA PETRA MEDIA. Available at: https://erepository.uwks.ac.id/5191/1/Buku Hukum Asuransi.pdf. Syariah, J. (2020) Risiko yang dapat diasuransikan (Insurable risk). Available at: https://jasindosyariah.co.id/blog/edukasi/risiko-yangdapatdiasuransikan--%0Ainsurable-risk-%0A. Supriyo (2017) ‘Manajemen Risiko Dalam Perspektif Islam’, Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, 5(1), pp. 130–142. Soeseno Bong, 2019, Manajemen Risiko, Krisis, Dan Bencana Untuk Industri Pariwisata Yang Berkelanjutan, Penerbit Gramedia Pustaka Utama. books.google.co.id › books Sumar’in, Kiki Sarianti, Djoko Hananto, Munawir Makmur, Nora Damayanti, Meliana, Mohammad Annas, Abner Tahendrika, Denni, Fajar Nugraha Yusman, Dheri Febiyani Lestari, Awa, Hanik Atus Sangadah, Dewi Martha, Agus Holid, Tengku Putri Lindung Bulan, & Hilda Yuliastuti. (2024, January 22). Manajemen Bisnis Ritel. Sada Kurnia Pustaka. Retrieved from https://repository.sadapenerbit.com/index.php/books/cat alog/book/127 Siska, M., Siregar, I., Saputra, A., Juliana, M., & Afifudin, M. T. (2023). Kecerdasan Buatan dan Big Data dalam Industri Manufaktur: Sebuah Tinjauan Sistematis. Nusantara
Manajemen Risiko 127 Technology and Engineering Review, 1(1), 41–53. https://doi.org/10.55732/nter.v1i1.1119 Suria Manda, G., & Ronggo waluyo Teluk Jambe Timur Karawang Barat gusganda, J. H. (2018). Pengaruh Pendapatan dan Biaya Operasional terhadap Laba Bersih (studi kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI periode 2012-2016). In Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Vol. 8, Issue 1). www.idx.co.id Tabun, M.A. et al. (2023) MANAJEMEN RISIKO BISNIS ERA DIGITAL (Teori dan Pendekatan Konseptual). Lombok Barat: SEVAL. Vorst, C.R., Priyarsono, D.S. and Budiman, A. (2018) Manajemen Risiko Berbasis SNI ISO 31000. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Wolf, C.A. and Karszes, J. (2023) ‘Financial risk and resiliency on US dairy farms: Measures, thresholds, and management implications’, Journal of Dairy Science, 106(5), pp. 3301– 3311. Available at: https://doi.org/10.3168/jds.2022-22711. Wibowo, A. (2022). Resiko Manajemen. 1, 1–407. Wijayantini, B. (2012). Model Pendekatan Manajemen Risiko. Jeam, 11(2), 57–64. {Bibliography Wahono, S., & Ali, H. (2021). PERANAN DATA WAREHOUSE, SOFTWARE DAN BRAINWARE TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN (LITERATURE REVIEW EXECUTIVE SUPPORT SISTEM FOR BUSINESS). Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 3(2), 225–239. https://doi.org/10.31933/jemsi.v3i2.781
Manajemen Risiko 128 TENTANG PENULIS Inna Zahara, S.E., M.Acc., PIA., CRP Lahir di Yogyakarta pada tanggal 15 Maret 1987. Penulis menyelesaikan Pendidikan sarjana (S1) di prodi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta pada tahun 2008 dan pendidikan Magister Akuntansi (S-2) di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 2017. Penulis memulai karir sebagai auditor internal di PT Perkebunan Nusantara XI salah satu BUMN Perkebunan pada awal tahun 2010. Pada awal 2019, penulis memulai karir sebagai dosen, saat ini sebagai dosen tetap di Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan memiliki kepakaran di bidang audit internal, manajemen risiko, sistem informasi akuntansi, dan kewirausahaan. Dalam mewujudkan karir sebagai dosen profesional, penulis pun aktif sebagai peneliti di bidang kepakarannya tersebut. Beberapa penelitian yang telah dilakukan didanai oleh internal perguruan tinggi dan juga Kemenristek DIKTI. Selain berperan sebagai peneliti, penulis juga aktif menyusun buku dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara. Email Penulis: [email protected]
Manajemen Risiko 129 Agus Holid Ada sebuah ketertarikan Penulis untuk mengidentifikasi resiko pada Manajemen Resiko, agar supaya penulis dapat mengimplementasikan dalam dunia Ekonomi dan Bisnis. Penulis menyelesaikan Pendidikannya pada Sekolah Tinggi Agama Islam Daarul Qalam Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam lulus pada Tahun 2009, STIE Bina Bangsa Lulus 2019 setelah Transisi menjadi Universitas Bina Bangsa Banten Konsentrasi pada Manajemen Sumber Daya Manusia, saat ini Penulis sedang menempuh studinya di UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Program Magister Jurusan Manajemen Pendidikan Islam. ORCiD : http://orcid.org/0009-0000-1006-7338. Karya Penulis : Jurnal Ilmiah, Buku Ajar Kolaborasi, Buku Referensi Kolaborasi Bidang Ekonomi dan Pendidikan, serta Buku-buku Cerpen Antologi. Penulis saat ini beraktivitas sebagai Pekerja Sosial Program Keluarga Harapan di Kabupaten Serang. dan juga sedang menggagas Rumah Yatim (Mohon Do’a nya semoga lancar). Penulis beberapa kali mengikuti Pendidikan dan Pelatihan pada Balai-balai seperti BBPPKS Bandung (Diklat Pendamping Sosial PKH, Diklat Family Development Season/Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga), BBPPKS Yogyakarta (Diklat Pendampingan Kelompok Usaha Bersama/KUBE), BBPPKS Padang (Diklat Pencegahan dan Penanganan Stunting, Sertifikasi Pekerja Sosial Program Keluarga Harapan). Penulis pun aktif pada Organisasi Kepemudaan dan Keagamaan seperti KNPI Kecamatan Ciruas (Ketua 2017-2020), Himpunan Pemuda Al Khairiyah Kabupaten Serang (2020-2023), Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orda Kabupaten Serang. Ikatan Pekerja
Manajemen Risiko 130 Sosial Masyarakat (IPSM) Kabupaten Serang, Pengurus SETARA Serang Banten . [email protected] Nasruddin, SE., MM, lahir di Plaju tanggal 23 Oktober 1963, menyelesaikan SD, SMP dan SMA di komplek Pertamina Plaju, menyelesaikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya Palembang Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, menyelesaikan S2 di Universitas Bina Insan Lubuklinggau. Saat ini mengabdi sebagai dosen pada Prodi Manajemen S1 sejak tahun 2010. Isteri Dra. Ena Asni mengajar di SMAN 2 Muara Beliti, dikaruniai 2 orang putri. Nama Lengkap: Yustina Prita Andini, ME yang saat ini mengajar di salah satu kampus swasta di Pare, Kediri. Berasal dari Malang. Menyelesaikan pendidikan Sarjana di Universitas Jember Jurusan Manajemen dan Magister di UIN Sunan Ampel Surabaya.
Manajemen Risiko 131 Nur Halimah, S.ST., M.Tr.P Lahir di Jember pada 17 September 1993. Pendidikan Diploma 3 Teknologi Industri Pangan, Pendidikan D4 Manajemen Bisnis Unggas, dan Pendidikan Pascsarjana Agribisnis di Politeknik Negeri Jember yang mana semua pendidikan dari D3 sampai S2 di satu kampus yang sama dengan bermodalkan biaya dari Beasiswa Unggulan dan Beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Jember. Aktivitas saat ini bekerja sebagai dosen serta menjabat sebagai Kepala Penelitian dan Pengabdian di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Jember. Jovian Dian Pratama, S.Mat., M.Mat. lahir di Semarang pada 28 Agustus 1997. Ia lulus S-1 dengan Predikat Cumlaude di Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2020 dan Lulus S-2 dengan Cumlaude dan IPK Sempurna serta Lulusan Terbaik di Program Studi Magister Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro (UNDIP) pada tahun 2022. Ia adalah pengajar tetap Departemen Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang sejak 2022 hingga saat ini. Bidang keahliannya yaitu Matematika Terapan khususnya pada Analisis Numerik Terapan dan Komputasi.
Manajemen Risiko 132 Sebelum menjadi pengajar tetap di Departemen Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang ia pernah menjadi asisten pengajar Departemen Matematika Universitas Diponegoro (UNDIP) untuk mata kuliah Teori Himpunan dan Relasi, Logika dan Teori Pembuktian, Kalkulus, Analisis Riil, Aljabar Linier, dan Struktur Aljabar. Sakifah, S.E.I., M.E., saat ini aktif menjadi dosen pengajar di jurusan Perbankan dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi Tasikmalaya setelah lulus sebagai Magister Keuangan dan Perbankan Syariah UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2017. Email korespondensi: [email protected] Rolland E. Fanggidae, Merupahkan Dosen Tetap pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Nusa Cendana Kupang. Menamatkan Pendidikan S1 Pada Fakultas Teologi (2007), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, melanjutkan Pendidikan s2 pada program Magister Manajemen Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)-Salatiga (2009) dengan konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Pada 2012- 2016 melanjutkan studi S3 pada Program Doktor IlmuManajemen, universitas Padjadjaran Bandung. Dengan memfokuskan bidang keilmuan pada Konsentrasi ManajemenSumber Daya Manusia dan berfokus pada
Manajemen Risiko 133 OrganizationalBehavior. Dalam organisasi menjabat sebagai Ketua Program Studi Manajemen-FEB Undana (2017-2021) dan Sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (2021-2026). Salah satu Penulis buku semirangkai ‘Analisis potensi pariwisatadi Nusa Tenggara Timur (2021), penulis buku ‘Potensi ekonomi kawasan timur Indonesia & northren territory Australia (2021), penulis buku’Manajemen Perubahan (2021). Penulis Buku monograf ‘Peningkatan Komitmen Organisasional Dengan Pendekatan Spiritualitas Di Tempat Kerja‘ (2023). Rani Eka Andatu, S.E.I.,M.E. lahir di Bengkulu pada 11 April 1989. Pendidikan S-1 ditempuhnya di jurusan Perbankan dan Ekonomi Islam di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, kemudian melanjutkan studi S-2 dengan jurusan Keuangan dan Perbankan Syari’ah di perguruan tinggi Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Saat ini Penulis seorang pengajar di Institut Agama Islam Negeri Curup. Vina Lusiana, mengajar dan mengabdi sebagai guru dan juga Dosen. Menamatkan S1 Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan Dan ilmu Pendidikan (2007-2011), Universitas Al Muslim Bireuen, melanjutkan Pendidikan s2 pada program Magister Matematika Di FMIPA ITB (2014-2016).
Manajemen Risiko 134 Menyenangi dunia pendidikan dan memiliki pengalaman mengajar dari tahun 2000 hingga sekarang. Pengalaman ini mengajarkan Cara mengenali karakter peserta didik dalam belajar khususnya matematika dari masih kanak-kanak hingga mahasiswa. Banyak dampak yang dirasakan ketika menjadi pengajar yaitu kedekatan hati sebagai pendidik dan yang dididik ketika mentransfer ilmu dan sikap, bagi penulis kedekatan hati itu dapat memberi dampak baik pada proses pendidikan.
Manajemen Risiko 135