LAPORAN PELAKSANAAN KAGIATAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA
TEMA
“ BHINNEKA TUNGGAL IKA ”
Sub Tema
Toleransi Antar Umat Beragama
ANGGOTA KELOMPOK :
LATIFA ISNAINI AZ ZAHWA
NUR AULIA SAVITRI
NEYSA PUTRI AURELIA
PRAYOGA EKA WAHYU SAPUTRA
MUHAMMAD MEHDI MAHDA VIKIA.
RIFKI FATURAHM
SMA NEGERI MODEL TERPADU BOJONEGORO
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pelaksanaan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini telah di
periksa dan disetujui.
Bojonegoro, 12 Oktober 2022
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Sri Rahayu, S.Pd Rohmad Tasrikin, S.Kom
Mengetahui,
Koordinator P5
Tria Lestari, S.Pd
Kata Pengantar
Puji serta syukur kita panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kita diberikan kelancaran dalam segala hal, khusus nya
dalam pelaksanaan Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang telah kami
laksanakan selama kurang lebih 9 minggu, terhitung dari mulai 18 Juli 2022 sampai dengan
tanggal 09 September 2022. Dan Alhamdulillah kegiatan ini dapat kami laksanakan dengan
lancar.
Pendahuluan
Intoleransi dan radikalisme menjadi isu yang cukup menjadi sorotan belakangan ini.
Oleh karena itu, Kemendikbudristek merasa perlu mengangkat tema bineka tunggal ika
dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Peserta didik diajak untuk mengenal
belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok agama dan
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar dan di Indonesia serta nilai-nilai ajaran
yang dianutnya.
Indonesia merupakan negara yang berkepulauan, dengan begitu banyak macam-
macam keberagaman seperti halnya ; adat, budaya, bahasa, sosial, bahkan agama.
Melalui projek ini, akan melatih keterampilan peserta didik dalam menyampaikan
pendapat dengan menggunakan logika, menghargai perbedaan, mengambil keputusan.
Setiap kegiatan dalam projek ini ditujukan untuk membangun nilai saling menghormati,
toleransi, dan kedamaian serta kesadaran bahwa setiap orang memiliki hak dan gaya hidup
serta memeluk agam yang mereka yakini.
Tema yang di susun
Berjudul
“ ”Toleransi Beragama
Permasalahan yang ingin di telaah
Masih banyak pelajar yang minder dan tidak menerima dengan dirinya
sendiri. Pelajar mengenali dirinya sendiri, asal, suku, agamanya sehingga
bisa menerima perbedaan orang lain.
Relevansi projek dengan topik ini bagi sekolah (Mengapa topik ini
perlu diangkat dalam projek? Apakah projek ini relevan untuk semua
jenis sekolah?)
Banyak pelajar yang tidak tahu bahkan minder dengan identitasnya, sehingga
perlu untuk memulainya dari diri sendiri sebelum pada orang lain.
Tujuan
Peserta didik mampu menunjukkan sikap
bagaiaman mempraktekkan cara bertoleransi
terhadap sebaya dan oranglain. Dengan
mengindahkan norma sosial dan norma hukum
yang berlaku.
Peserta didik dapat menerapkan nilai
keberagaman dan perbedaan keyakinan
Peserta didik dapat Peserta didik dapat merancang dan
bermusyawarah dan mendesain sebuah karya digital untuk
mengambil keputusan menggambarkan sebuah permasalahan
yang tepat dalam serta solusinya dengan dijadikan sebuah
menyelesaikan komik
masalah perbedaan
agama
Projek yang di rumuskan adalah tentang issue yang dekat dengan diri kira atau lingkungan
belajar siswa di SMAN Model Terpadu Bojonegoro.
Issue :
1. Agama : Toleransi
Output Projek
- Mendesain komik dan mencetaknya menjadi sebuah komik berukuran kertas A4
(21 x 29,7)
Alur Kegiatan
- Pengenalan Awal tentang Profil Pelajar Pancasila
- Pendalaman Tema Bhinneka Tunggal Ika
- Issue
- Pembagian Kelompok
- Pembagian Tugas
- Pengenalan Buku dan Aplikasi Comic
- Perancangan Sketsa Cerita
- Pembuatan Comik
- Pengumpulan Projek
Pelaksanaan : : 18 Juli 2022
Di mulai : 09 September 2022
Selesai : Ruang P5 (Lab. Komputer 1)
Tempat
Kegiatan Pertama adalah Pengenalan Awal tentang Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan
Misi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagaimana tertuang
dalam dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2020-2024:
Pelajar Pancasila adalah perwujudan
pelajar Indonesia sebagai pelajar
sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan
YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis,
dan kreatif, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut:
Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah
pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami
ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia;
(d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
2) Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa
saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan
tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global
meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman
kebinekaan.
3) Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk
melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan
dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah
kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
4) Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas
proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan
situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
5) Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah
memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi
penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
6) Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan
gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
Kegiatan Kadua adalah Pendalaman Tema
Bhinneka Tunggal Ika
Sejarah Bhinneka Tunggal Ika – Bangsa
Indonesia dan Keragamannya baik dari segi
agama, warna kulit, suku bangsa, bahasa, yang
kemudian menjadikannya sebagai bangsa
majemuk dan berdaulat. Hal ini dapat dilihat
dari menuju detik-detik kemerdekaan hampir seluruh anak bangsa yang tergabung dari
berbagai suku turut memperjuangkan kemerdekaan.
Para tokoh bangsa sendiri kemudian menyadari tantangan yang harus mereka hadapi
karena kemajemukan tersebut. Keberagaman ini kemudian menjadi realitas yang tak dapat
dihindari adanya. KeBhinnekaan sebagai sebuah hakikat realitas yang sudah ada dalam
bangsa, sedangkan ke-Tunggal-Ika-an merupakan cita-cita kebangsaan.
Secara harfiah Kata Bhinneka
Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno.
Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-
beda tetap satu jua. Bhinneka Tunggal Ika
menjadi semboyan bangsa Indonesia dan
tertulis di dalam lambang Garuda Pancasila.
Konsep Bhinneka Tunggal Ika sendiri diambil
dari kitab Sutasoma karangan Mpu
Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan
majapahit di sekitar abad ke-14 M.
Secara etimologi kata-kata Bhinneka
Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno
yang jika dipisah menjadi Bhinneka memiliki
makna ragam atau
beraneka, Tunggal adalah satu, dan Ika
adalah itu.
Sehingga arti Bhinneka Tunggal Ika
adalah berbeda-beda tetap satu jua.
Maknanya, dengan jiwa dan semangat
bangsa Indonesia mengakui realitas bangsa
yang majemuk (suku, bahasa, agama, ras, golongan dll) namun tetap menjunjung tinggi
persatuan.
I Nyoman Pursika (2009) dalam jurnal Kajian Analitik Terhadap Semboyan “Bhinneka
Tunggal Ika” menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan cerminan
keseimbangan antara cerminan keseimbangan antara unsur perbedaan yang menjadi ciri
keanekaan dengan unsur kesamaan yang menjadi ciri kesatuan.
Bhinneka Tunggal Ika merumuskan dengan tegas adanya harmoni antara
kebhinnekaan dan ketunggalikaan, antara keanekaan dan keekaan, antara kepelbagaian
dan kesatuan, antara hal banyak dan hal satu, atau antara pluralisme dan monisme.
Jika pada mulanya Bhinneka Tunggal Ika dipakai untuk menyatakan semangat toleransi
keagaaman antara agama Hindu dan Budha. Setelah dijadikan semboyan bangsa
Indonesia, konteks “Bhinneka” atau perbedaannya menjadi lebih luas, tidak hanya berbeda
agama saja tapi juga suku, bahasa, ras, golongan, budaya, adat istiadat bahkan bisa ditarik
kedalam perbedaan dalam lingkup yang lebih kecil seperti perbedaan pendapat, pikiran/ide,
kesukaan, hobi.
Bhineka Tunggal Ika sebagai salah satu dari empat pilar kebangsaan, selain
Pancasila. UUD 1945, NKRI merupakan sebuah nilai yang harus ditanam dalam setiap
warga negara Indonesia yang dibahas pada buku Pancasila.
Kegiatan Ketiga adalah Issue
• Permasalahan
Dalam sejarah panjang perjalanan bangsa Indonesia, agama lokal atau kepercayaan
asli masyarakat setempat, budaya dan masyarakat adat yang telah berakar sejak ribuan
tahun yang lalu berkali-kali mengalami ancaman terkait dengan eksistensi kebendaannya
baik dalam pelaksanaan ritual budayanya maupun dalam hal perampasan hak-hak
ulayatnya, serta menganut keyakinannya. Sehingga permasalahannya adalah “
Bagaimana Implementasi Bhineka Tunggal Ika dalam Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
• Bahan dan Metode
Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, sesuai
dengan substansi permasalahan hukum yang dikaji maka penelitian ini dirancang sebagai
suatu penelitian yang bersifat ”Normatif”, yakni suatu penelitian yang terutama mengkaji
ketentuan-ketentuan hukum positif maupun asas-asas hukum umum (Philipus M. Hadjon :
1997 : 20). Selain itu penelitian hukum normative ini, juga digunakan untuk
mengindentifikasikan konsep atau gagasan dan asas-asas hukum dalam menelaah dan
mengkaji secara mendalam mengenai prinsip keadilan dalam penguasaan dan pengeloaan
pesisir dan laut masyarakat adat sebagaimana diamanatkan dalam tujuan Negara hukum
Indonesia.
Agar dapat memperoleh kebenaran
ilmiah yang di harapkan, maka dalam
penelitian ini dipergunakan beberapa
pendekatan, yaitu conceptual
approach (pendekatan konseptual)
dan statute approach (pendekatan
perundang-undangan) dan Historical
Approach (pendekatan historis).
Pendekatan konseptual terkait dengan
konsep atau pengertian hukum. Pendekatan
perundang-undangan adalah kajian terhadap
berbagai peraturan perundang-undangan
terkait dengan pokok masalah penelitian.
• Hasil dan Pembahasan
A. Pluralisme Budaya dan Agama di Indonesia
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terkenal dengan kemajemukannya terdiri
dari berbagai suku bangsa dan hidup bersama dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dibungkus semangat Bhineka Tunggal Ika. Dalam kemajemukan tersebut dikaitkan
dengan modernisasi dan kemajuan jaman, maka menimbulkan dua sisi mata uang yang
berbeda dalam hal mengikuti alur modernisasi dan kemajuan jaman. Disatu sisi terjadi
perubahan sosial yang oleh sebagian masyarakat di Indonesia dapat dimanfaatkan
sehingga membawa kemajuan dan disisi lain menimbulkan ketertinggalan dan
keterpencilan pada kelompok masyarakat lain yang disebabkan oleh faktor keterikatan
kultur/adat, agama maupun lokasi, mereka inilah yang di sebut masyarakat hukum adat,
yang hidup terpencil, dengan budaya dan agama yang mereka anut. Namun akibat
perkembangan, masyarakat adat menjadi tersingkir karena dianggap primitive dan
tertinggal dan butuh sentuhan lain agar mereka menjadi tidak tertinggal. Padahal Negara
kita adalah Negara hukum dimana konstitusi memberikan jaminan agar setiap warga
masyarakat di lindungi berserta haknya. Pengakuan yang sama juga diberikan kepada
masyarakat hukum adat dimana hak mereka juga di lindungi oleh konstitusi.
Jadi kewajiban negaralah untuk memberikan
pengakuan dan perlindungan bagi Masyarakat
Hukum Adat untuk tetap hidup dalam
ketertinggalan dan keterbelakangan, sepanjang
hal tersebut merupakan adat-istiadat yang
dipegang teguh.
Ancaman lain adalah adanya kecenderungan
negara untuk tidak mengakui bahwa telah
menghilangkan budaya-budaya atau aliran-aliran
kepercayaan lokal, yang dapat dilihat dengan
diakuinya 6 agama-agama yang notabene bukan
berasal dari masyarakat Indonesia. Hal lain yang
menjadi anacaman serius bagi keberadaan
masyarakat adat adalah kepentingan global yang
didorong oleh korporasi-korporasi raksasa melalui
sebuah skenario liberalisasi untuk menguasai
sumberdaya alam Indonesia yang mana sangat
meminggirkan hak ulayat masyarakat adat yang
notabene adalah adalah pemilik sah sumber daya alam tersebut jauh sebelum Indonesia
dicetuskan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Berbicara mengenai Masyarakat tidak akan terlepas dari Budaya yang dipengaruhi
agama yang mereka anut atau juga sebaliknya agama yang mempengaruhi budaya yang
mereka miliki. Sepanjang perjalanan sejarah peradaban kita Indonesia, kehidupan budaya
berbanding terbalik kehidupan agama masyarakatnya. Misalnya saja kehidupan kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit dipengaruhi oleh agama Hindu, sehingga budaya yang
berkembangpun budaya Hindu, begitupun kehidupan kerajaan Islam di Indonesia.
Kegiatan Keempat adalah Pembagian Kelompok
Dalam satu kelas di bagi menjadi 6 kelompok sesuai jumlah issu yang telah di sampaikan
oleh pembimbing.
Kegiatan Kelima adalah Pembagian Tugas
Setiap kelompok mebuat struktus organisasi dan kemudian membagi tugas masing-
masing untuk bekerja secara kelompok dan menuai hasil yang sesuai dengan
musyawarah kelompok.
Kegiatan Keenam Pengenalan Komik dan Aplikasi Desain Komik
Komik adalah media yang digunakan untuk
mengekspresikan ide dengan gambar,
sering dikombinasikan dengan teks atau
informasi visual lainnya. Kapan kita
bisa membuat komik on line, tentunyabilaterdapat koneksi internet. Kelebihan media
komik, di samping sifat-sifat komik yang khas, harus diakui efektivitas media dalam
pembelajaran merupakan segi yang menguntungkan dalam pendidikan. Dalam proses
pembelajaran komik mempunyai beberapa kelebihan antara lain peranan kemampuannya
dalam menciptakan minat peserta didik. Komik juga akan membimbing minat baca yang
menarik pada peserta didik, melalui bimbingan dari guru komik dapat berfungsi sebagai
jembatan untuk menumbuhkan minat baca. Mempermudah anak didik mengangkap hal-hal
atau rumusan yang abstrak.
Bagaimana cara membuat komik on line? mudah sekali, kita tinggal masuk salah satu ke
alamat http://pixton.com, pilih yang gratis atau ingin berbayar. Setelah kita selesai membuat
materi pembelajaran bisa disebarkan ke semua orang melalui email Twitter, Facebook dan
media lain. Berikut ini adalah contoh sederhana langkah-langkah cara membuat komik
online :
1. Jalankan dengan membuka browser ketikan http:pixton.com
2. Jika web sudah terbuka kita akan diberi beberapa pilihan untuk login.
3. Pada kesempatan ini, kita akan bahas sedikit fasilitas untuk pilihan educator. Kita
bisa pilih sign up free, login menggunakan pilihan sesuai yang kita inginkan misal
melalui google atau facebook
4. Selanjutnya pada tampilan dashboar kita pilih my komik, dan klik new comic
5. Kita akan diminta untuk memberikan judul komik “title comic”
6. Setelah lembar aktif terbuka, ada pilihan menu seperti background, character,
focus, word, face dan action.
7. Pilih atau klik dahulu background, lalu ada beberapa pilihan yang ada di bagian
bawahnya, klik kembali untuk pilihan background mana yang akan kita pakai.
8. Selanjutnya klik character, pilihlah character orang yang kita inginkan sesuai cerita,
jika yang free terbatas karakternya.
9. Selanjutnya pilihlah focus, word (untuk menulis kalimat pembicaraan), face (mimik
wajah) dan action sesuai alur cerita yang kita inginkan agar disesuaikan dengan
baik.
10. Setelah itu kita kembali ke panel lembar pertama, dibagian bawahnya terdapat add
panel untuk menambahkan ke cerita lembar berikutnya hingga komik yang kita buat
selesai ceritanya.
11. Jika dirasa sudah selesai cerita dalam komik, silahkan ke bagian kanan atas tulisan
done
12. Selesai! Komik akan dishare sesuai dengan opsi yang kita pilih. Komik dapat dibagi
langsung lewat email, Twitter, Facebook, atau media lainnya seperti copy alamat
link dan diberikan kepada orang yang dituju.
Komik memiliki sifat yang sederhana dalam penyajiannya, memiliki unsur urutan cerita yang
memuat pesan yang besar tetapi disajikan secara ringkas dan mudah dicerna. Komik
dilengkapi dengan bahasa verbal yang dialogis adanya perpaduan antara bahasa verbal
dan non verbal, dapat mempercepat pembaca memahami isi pesan yang dibacanya, karena
pembaca terbantu untuk tetap fokus dan tetap pada jalurnya.
Kegiatan Ketujuh adalah
Perancangan Sketsa Cerita
Siswa membuat sketsa Cereita :
Kegiatan Kedelapan adalah Pembuatan Komik
Siswa mulai mengerjakan, mendesain komik menggunakan aplikasi yang telah di
sampaikan :
Kegiatan Kesembilan adalah Pengumpulan Projek
Setelah siswa menyelesaikan tugas mendesain dan juga menata sesuai jalan cerita,
kemudian siswa mencetaknya dalam bentuk buku komik (soft cover).
Penutup
• Evaluasi
Selama pelaksanaan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bertema
Bhinneka Tungal Ika, alhamdulillah tidak ada kendala yang mengakibatkan kegiatan
ini terhenti, namun sedikit yang menjadi kendalanya adalah ketika sebagian anggota
kami kurang kompak dan cekatan untuk menuntaskan sesuai batas waktu yang di
rencanakan. Namun demikian bisa teratasi dengan saling mengisi satu sama lain
agar bisa terselesaikan pada waktu yang tepat. Dan mungkin juga waktu di awal
perencanaan banyak kendala karena belum memahami tugas serta cara
penggunaan aplikasi, setelah berjalannya waktu ahirnya bisa menguasai dan selsai.