The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by harmifetriana52, 2023-11-07 09:31:32

MODUL WAYANG FIX

MODUL WAYANG FIX

SASTRA PEWAYANGAN “BIMA BUNGKUS” Disusun oleh : Harmi Wahyu Fetriana, S. Pd. Satuan Pendidikan : SMK Diponegoro Juwana Tahun : 2023/2024 Jenjang Sekolah : SMK Bidang Keahlian : Semua Kejuruan Program Keahlian : AKL, TE,TO Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Elemen : Menyimak Deskripsi Elemen : Sastra Pewayangan (Bima Bungkus) Kelas : X Fase Capaian : E Capaian Belajar : Peserta didik mampu mengapresiasi dan memahami informasi berupa arahan atau pesan yang akurat dari menyimak teks sastra dalam bentuk cerita wayang (Mahabharata) Alokasi Waktu : 1X 45 Menit 1. Mengetahui tentang tokoh pandhawa Bima Bungkus 2. Mengetahui unsur pembangun cerita wayang Bima Bungkus 1. Peserta didik mengikuti pembelajaran sebagai insan yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. 2. Peserta didik mengembangkan potensi diri bernalar kritis, mandiri dan kreatif dalam proses pembelajaran guna mencapai capaian pembelajaran. 3. Peserta didik membudayakan jiwa bergotong royong dalam kegiatan bersama di kelas dan di lingkungan sekolah. INFORMASI UMUM A. Identitas Modul B. Kompetensi Awal C. Profil Pelajar Pancasila MODUL AJAR


Sarana : 1. Ruang kelas 2. Laptop 3. LCD Proyektor 4. Jaringan internet Prasarana : 1. Materi bahan ajar 2. Lembar kerja 1. Peserta Didik Reguler/Tipikal : peserta didik yang telah memahami wayang pandhawa bima bungkus 2. Peserta Didik dengan Kesulitan Belajar : peserta belum memahami makna yang terkandung didalam cerita wayang bima bungkus 3. Peserta Didik dengan Pencapaian Tinggi (CIBI) : peserta didik memahami cerita wayang bima bungkus dan mengetahui nilai luhur yang terkandung dalam cerita tersebut 1. Moda :Daring atau Luring 2. Model : Problem Based Learning 3. Metode :Ceramah, Tanya Jawab, Pemberian Tugas, Diskusi, Latihan dan Pembiasaan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada peserta didik a. Memahami isi video cerita Mahabharata Bima Bungkus b. Menganalisis unsur-unsur intrinsik video cerita Mahabharata Bima Bungkus c. Memproduksi sinopsis dari video cerita Mahabharata Bima Bungkus D. Sarana dan Prasarana E. Target Peserta Didik F. Model Pembelajaran KOMPONEN INTI A. Tujuan Pembelajaran B. Pemahaman Bermakna


Manfaat setelah mempelajari ini peserta didik dapat memahami pitutur luhur yang terkandung didalam cerita wayang Mahabharata (Bima bungkus) Teks sastra pewayangan diajarkan di sekolah sebagai materi Bahasa Jawa yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Sebelum mempelajari modul ini lebih lanjut, jawablah beberapa pertanyaan pemantik berikut: Sapa sing wis tau nonton wayang? Crita wayang apa kang wis kok ngerteni ? Apa sing gawe narik kawigaten nalika nonton wayang? 1. Mempersiapkan presentasi materi dalam bentuk word, pdf atau ppt/gambar. 2. Menyusun perangkat asesmen 3. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Orientasi • Guru membuka Pelajaran dengan salam pembuka dan berdoa Bersama sebelum pembelajaran (religus) • Guru memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik • Guru melakukan ice breaking (tepuk unggah ungguh). Apersepsi • Guru menyampaikan tes diagnostik pada peserta didik yang dilakukan pada google form. Peserta didik menyecan barcode didepan kelas. C. Pertanyaan Pemantik D. Persiapan Pembelajaran E. Kegiatan Pembelajaran


• Guru menyampaikan Capaian pembelajaran materi pada hari itu • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti (25 menit) Kegiatan 1 Orientasi siswa kepada masalah 1. Guru memotivasi peserta didik dengan cara menyampaikan pentingnya penyajian dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan sastra pewayangan. (mandiri) 2. Guru menyajikan cerita Mahabarata (Bima Bungkus) dalam bentuk video. 3. Peserta didik mengamati video yang diputar (mandiri,tanggung jawab) 4. Peserta didik mengobservasi cerita Mahabarata (Bima Bungkus) dalam video tersebut dan mencatat masalah-masalah yang ditemukan. Bila diperlukan peserta didik dapat mengajukan pertanyaan berkenaan masalah yang ditemukan. (jujur, mandiri) Chritical thingking 5. Guru meminta peserta didik untuk mencari kata-kata yang dianggap sulit Kegiatan 2 Mengorganisasikan peserta didik 6. Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang. Anggota kelompok dipilih dengan memperhatikan sebaran kemampuan (heterogen). Kolaborasi 7. Guru menjelaskan cara kerja dalam kelompok belajar, yaitu membaca sumber belajar yang diperlukan secara individu. 8. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi menemukan unsur intrinsic cerita dan pitutur luhur dalam cerita wayang. Kolaborasi


Kegiatan 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok 9. Peserta didik menganalisa kembali isi video tentang cerita Mahabarata (Bima Bungkus) 10. Peserta didik menemukan kata-kata yang dianggap sulit dan mengartikan dengan bantuan bausastra atau browsing melalui internet 11. Guru mendorong peserta didik untuk memahami Langkah-langkah dalam menulis synopsis cerita 12. Peserta didik menulis synopsis cerita wayang bima bungkus dengan tanggung jawab. Kegiatan 4 Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya 13. Peserta didik menyajikan sinopsis cerita wayang Bima bungkus secara tulis dengan penuh tanggung jawab. Kreatifitas Kegiatan 5 Menganalisa dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah 14. Peserta didik membuat kesimpulan tentang sinopsis cerita wayang dengan percaya diri 15. Guru memberikan umpan balik dari hasil tanggapan peserta didik. Kegiatan Penutup (10 menit) Refleksi Guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi hasil pembelajaran Penutup 1. Doa penutup 2. Diakhiri salam A. Asesmen Jenis Bentuk)* 1. Asesmen Diagnostik Pilihan ganda 2. Asesmen Formatif Tertulis 3. Asesmen Sumatif Tertulis


a. Asesmen Diagnostik non kognitif Lembar asesmen diagnostik


6. Apa awakmu tau nonton wayang ? 7. Cerita Wayang apa sing kok mangerteni ? 8. Apa awakmu tau nonton wayang Mahabharata ? b. Asesmen Formatif Wangsulana pitakonan ing ngisor iki : 1. Apa judul cerita wayang kuwi ? 2. Ana ing papan ngendi Bima bungkus dibuncal ? 3. Dhawuhe sapa Bima Bungkus kuwi dibuncal? 4. Anake sapa Bima Bungkus kuwi? 5. Kenging menapa prabu pandu karo dewi kunthi nandhang duhkita ? Wangsulan : 1. Bima Bungkus 2. Raden Puntadewa 3. Begawan Abiyasa 4. Prabu pandu lan dewi kunti 5. Jalaran anake bima lair awujud bungkus


Penilaian Asesmen Formatif SOAL NILAI & KRITERIA Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Apa judul cerita wayang kuwi ? 1. Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Siswa mampu menuliskan sebagian jawaban dengan tepat Siswa menuliskan jawaban kurang tepat Siswa tidak menjawab Ana ing papan ngendi Bima bungkus dibuncal ? Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Dhawuhe sapa Bima Bungkus kuwi dibuncal? Siswa Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu mampu menuliskan menuliskan menuliskan menuliskan seluruh seluruh seluruh seluruh jawaban jawaban jawaban jawaban dengan tepat dengan tepat dengan tepat dengan tepat Anake sapa Bima Bungkus kuwi? Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Kenging menapa prabu pandu karo dewi kunthi nandhang duhkita ? Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Siswa mampu menuliskan seluruh jawaban dengan tepat Nilai = Jumlah skor x 100 = Nilai Akhir Total Skor Instrumen Penilaian Kegiatan Diskusi No Nama Peserta didik/ Kelompok Komuni katif Kerjasa Ma Kreatif Kritis Nilai Akhir (Modus) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. 2.


3. 4. 5 Keterangan: A = jika empat indikatorterlihat. B = jika tiga indikator terlihat. C = jika dua indicator terlihat D = jika satu indikator terlihat Indikator Penilaian Sikap: Komunikatif a. Berkomunikasisecara efektif dan efisien b. Menyampaikan pesan dengan baik c. Penggunaan bahasa yang secara sosial dapat diterima dan memadai d. Berkomunikasi yang tidak menyinggung perasaan orang lain Kerjasama a. Membantu teman lain yang mengalami kesulitan b. Memberikan kontribusi pemikiran c. Mengajak teman lain untuk melakukan tugas secara bersama d. Berbagi bersama dalam menangani permasalahan Kreatif a. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi b. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi c. Mampu memproduksi gagasan-gagasan baru Mampu menemukan masalah dan mampu memecahkannya Kritis a. Menanyakan dan menjawab pertanyaan b. Mencari cara-cara yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah- masalah c. Berusaha mendapatkan informasisebanyak mungkin darisumber lain d. Berpikir terbuka, yaitu berbicara secara kongkret. Kategori nilai sikap: Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4 Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3 Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2 Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1 Pengayaan Pembelajaran pengayaan dilakukan apabila nilai peserta didik sudah mencapai KKTP. 75. Berdasarkan hasil analisis nilai, peserta didik yang telah mencapai KKTP akan diberi pembelajaran pengayaan Memberikan tugas untuk membuat synopsis cerita wayang bima bungkus dengan menggunakan Bahasa jawa krama. F. Pengayaan dan Remidial


Remidial Pembelajaran remidial dilaksanakan apabila nilai peserta didik kurang dari KKTP yang ditetapkan (KKTP: 75). Berdasarkan analisis nilai, peserta didik yang nilainya di bawah KKTP akan diberikan pembelajaran remidial,. Alternatif kegiatan remidial: - Apabila peserta didik yang belum menguasai materi dengan baik jumlahnya banyak, maka kegiatan remedial ini dilakukan secara klasikal, dengan melibatkan peserta didik yang telah mengausai dengan baik sebagai tutor sebaya. - Apabila peserta didik yang belum mengusai materi tidak banyak maka kegiatan remedial dilakukan peserta didik diluar kelas, secara mandiri atau dibantu teman lain yang telah menguasai materi dengan baik, atau dengan pendampingan ulang guru. - Bentuk soal bagi peserta didik yang remidi dalam bentuk tertulis dengan memberikan maka akan mendapat tugas untuk melakukan belajar terbimbing, yaitu dengan meminta bantuan kepada tutor sebaya kemudian mengerjakan penilaian kembali. C . Asesmen Sumatif 1. Jelasake panemumu babagan wayang! 2. Apa wae unsur pembangun kang ana ing sajroning cerita? 3. Bedakake penokohan lan sudut pandang! 4. Jelasake panemumu babagan amanat! 5. Jelaskake nilai sajroning cerita! Wangsulan : 1. Wayang yaiku sawijining wujud seni pertunjukan drama sing khas. Seni swara, senisastra,seni musik, seni tutur, seni lukis, lan sapanunggalane kamot ana ing kesenianiki. Ana panganggep yen pertunjukan wayang ora mung kesenian, nanging ngemot pralambang. Saora-orane wiwit abad 19 nganti saiki, wayang wis dikaji lan diteliti para ahli. 2. Unsur Pambangun • Tema yaiku gagasan ide utawa underan pokok sing dibahas sajerone cerita wayang. Tema minangka dhasar lumakune cerita wayang. • Setting yaiku latar sing nyengkuyung lumakune cerita wayang. Setting ana 3, yaiku setting wayah, setting papan lan setting swasana. • Sudut pandang / punjering cerita / cara pamawas. • Alur yaiku rerangken kedadean sing dumadi sajerone cerita wayang • Paraga • Gaya Bahasa • Amanat 3. Penokohan : yaiku tokoh pelaku sajeroning cerita, Sudut pandang : yaiku salah sijingunsur intrinsik kang awujud posisi pangriptawonten ing crita. 4. Amanat yaiku Amanat yaiku piwulang utawa pitutur sing ana sajeroning cerita wayang.


Amanat iki ora kudu padha saben pawongan sing maca cerita. Bisa waeamanat sing ditampa pamaca siji lan liyane beda. 5. Sajeroning karya sastra cerita wayang, mesthine ana nilai-nilai sing bisa ditrapakedening pamaca. Nilai-nilai kasebut antarane yaiku: - Nilai budaya ana gayute karo gagasan pamikiran, asil cipta rasa karsane manungsa. - Nilai sosial minangka nilai sing ana gandheng cenenge karo brayane manungsa ingalam donya. - Nilai pendidikan minangka dalan perubahan manungsa dadi luwih apik. - Nilai moral sing jumbuh karo norma masyarakat bebrayan. - Nilai religius jumbuh karo tuntunan agama lan kepercayaan - Nilai Etika, Nilai Politis, Nilai estetis lan nilai-nilai liyane sing ana hubungane karopanguripane manungsa.


A. Refleksi Peserta Didik dan Guru Refleksi Guru No Indikator Sudah Belum Ket. 1 Saya membantu siswa memahami isi cerita wayang bima bungkus dan menulisnya kembali dalam bentuk sinposis 2 Saya membantu siswa melakukan asesmen terhadap capaian pembelajaran 3 Saya membantu siswa merefleksi terhadap cara belajarnya 4 Saya mendiskusikan hasil refleksi peserta didik untuk menentukan rencana perbaikan yang efektif 5 Saya memberi materi tersebut ,apakah peserta didik mendapat pengalaman baru? Refleksi Siswa No Pratelan Iya Ora Kang bakal dilakokake Alesan 1. Guru ngandharake materi kanthi cetha lan gamblang 2. Atiku seneng sawise nampa pasinaon basa Jawa 3. Aku paham materi kang diandharake dina iki 4. Aku bakal nyinauni maneh ing omah Pati, November 2023 Mengetahui, Kepala SMK Diponegoro Juwana Guru Mata Pelajaran H. Moh. Mustar, S.Pd Harmi Wahyu Fetriana, S.Pd


LAMPIRAN A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) LKPD 1 GLADHEN INDIVIDU LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kelas : Hari/Tanggal : Nama Siswa : Madosi Tegesing Tembung “Cerita Bima Bungkus” Tembung Tegese 1. Duhkita 2. Nandhang 3. Diunus 4. Kahyangan 5. Dibuncal 1. 2. 3. 4. 5.


LKPD 2 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kelas : Hari/Tanggal : Nama Siswa : Wangsulana pitakonan-pitakonan ing ngisor iki kanthi bener! 1. Apa judul cerita wayang kuwi ? 2. Ana ing papan ngendi bima bungkus dibuncal ? 3. Dhawuhe sapa Bima Bungkus kuwi dibuncal? 4. Anake sapa Bima Bungkus kuwi? 5. Kenging menapa prabu pandu karo dewi kunthi nandhang duhkita ? ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. JAWABAN SOAL


LKPD 3 LEMBAR NILAI GAWEA RINGKESAN CERITA BIMA BUNGKUS ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… Nama Kel. : .......................................... Kelas : .......................................... No : ..........................................


B. BAHAN BACAAN GURU DAN SISWA 1. Pengertian Wayang Wayang yaiku sawijining wujud seni pertunjukan drama sing khas. Seni swara, seni sastra, seni musik, seni tutur, seni lukis, lan sapanunggalane kamot ana ing kesenian iki. Ana panganggep yen pertunjukan wayang ora mung kesenian, nanging ngemot pralambang. Saora-orane wiwit abad 19 nganti saiki, wayang wis dikaji lan diteliti para ahli. Minangka kesenian rakyat utawa keraton, wayang akeh banget jenise. Ana wayang golek sing kagawe saka kayu, ana wayang kulit kagawe saka kulit sapi utawa lembu, wayang klithik kagawe saka kayu, wayang beber digambar ana ing kertas utawa kulit lan sapiturute. Cerita wayang Sumbere cerita saka Ramayana lan Mahabarata, cerita-cerita Menak, cerita-cerita Panji, utawa syair-syair kepahlawanan utawa kreasi anyar sing nyritakake bab prastawa anyar. Saliyane kuwi werna-wernaning wayang iku uga ana wayang wong, sing dipragakake dening uwong. Wayang wong iki wis ana wiwit abad kaping 18. Wayang iki entuk sambutan sing apik saka masyarakat, mula ing jaman sateruse ketok akeh perkumpulan wayang wong Cerita wayang iku duwe struktur formal. Struktur kuwi kedadeyan saka unsur-unsur sing ana hubungane antara siji lan sijine. Unsur-unsure yaiku tokoh, watak,alur, tema, latar, lakon, pesen sing kamot, pitutur (pesan moral) sing kakandhut sajroning cerita wayang 2. Unsur Cerita Wayang Kaya karya sastra liyane, cerita wayang uga nduweni unsur-unsur pambangun. Unsur-unsur kasebut yaiku tema, latar/setting, paraga lan watak, alur, amanat, lan punjering cerita/sudut pandang. • Tema / underaning cerita Tema yaiku gagasan ide utawa underan pokok sing dibahas sajerone cerita wayang. Tema minangka dhasar lumakune cerita wayang. • Setting / latar Setting yaiku latar sing nyengkuyung lumakune cerita wayang. Setting ana 3, yaiku setting wayah,


setting papan lan setting swasana. Sudut pandang / punjering cerita / cara pamawas. Unsur iki nuduhake papane panulis ing jerone cerita. Ing unsur iki, panulis bisa mapan ing 2 sudut pandang, yaiku: sudut pandang wong kapisan (pertama). Ciri saka sudut pandang iki yaiku nggunakake tembung sesulih wong kapisan: aku/ dak / tak, nyritakake apa sing dilakoni lan ngandharake rasa pengrasa pribadi kanthi tembung aku. sudut pandang wong katelu. Ciri utamane yaiku nggunakake tembung sesulih wong katelu yaiku dheweke / wonge lan sapanunggalane. Alur / plot / lumakuning cerita Alur yaiku rerangken kedadean sing dumadi sajerone cerita wayang. Alur diperang dadi 3 yaiku alur maju, alur mundur lan alur campuran. Alur maju yaiku alur sing nuduhake laku progresif (maju). Alur mundur nyritakake peristiwa flashback, dene alur campuran nyuguhke persitiwa acak, kadang maju lan kadang mundur. Tokoh penokohan / paraga lan watak Paraga lan watak iku unsur sing ora bisa dipisahke. Paraga yaiku tokoh pelaku sajeroning cerita wayang, dene watak yaiku sifat sing diduweni paraga. Paraga ana 3, yaiku protagonis (tokoh apikan) tokoh antagonis (tokoh penentang protagonis) lan tokoh netral (tritagonis). Gaya Bahasa / Lelewaning Basa Lelewaning Basa yaiku gaya cerita panulis. Lelewaning basa iki bisa arupa majas lan purwakanthi. Majas sing umum digunakake ing cerita wayang yaiku majas sarkasme (basa kasar) lan eufisme (basa alus) ing basa krama alus. Saliane majas kasebut, ana uga majas majas hiperbola, metafora lan sapanunggalane. Amanat/ Piwulang/ Pitutur Amanat yaiku piwulang utawa pitutur sing ana sajeroning cerita wayang. Amanat iki ora kudu padha saben pawongan sing maca cerita. Bisa wae amanat sing ditampa pamaca siji lan liyane beda. 3. Nilai-nilai Sajeroning Cerita wayang a) Tanggap ing sasmita/empati/peduli Saben titah kang urip ing jagad iki kudu duwe sikep empati marang pepadhane, marang pepadhane manungsa, tandhuran, lan kewan. b) Jujur


Jujur iku gampang diucapake, angel anggone nglakoni. Jujur iku dumunung ing ati sanubarine manungsa sanajan takerane ora padha. c) Mad sinamadan/saling menghargai Panguripan bakal karasa tentrem yen tinanem rasa mad sinamadan, kang enom ngajeni piyayi sepuh, lan kosok balene. Sikep iki ndadekake panguripan ing masyarakat bisa rukun, ora nengenake rumangsa bisa nanging bisa rumangsa. d) Tanggung Jawab Wong kang nduwe tanggung jawab ora bakal tumindak kang sakarepe dhewe. Anggone tumindak tansah dirasa kanthi temenanan. e) Keadilan Ora mban cindhe mban siladan tegese ora pilih kasih f) Ngabdi marang Negara Sapa kang tumindak migunani marang liyan bakal gawe kabecikan tumrap dhiri pribadhi lan lingkungane 4. Ngringkes Cerita Wayang Ngringkes utawa sinopsis yaiku proses ngringkes tulisan sing dawa supaya dadi luwih cekak, nanging ora ngurangi isine tulisan mau. Ancas gawe ringkesan yaiku supaya informasi saka tulisan luwih cepet ditampa dening pamaca. Cara gawe sinopsis yaiku • Bolan-baleni maca tulisan sing ameh diringkes. Tujuan saka cara iki yaiku supaya panulis ringkesan bisa ngerteni lan gambling bab apa sing bakal diringkes. Saliyane iku, panulis uga bisa nggawe cengkorongan ngenani wos/ isi saka wacan kasebut. • Nulis saben prastawa penting saka wacan kasebut. Ing dhuwur wis diaturake yen tujuan nulis sinopsi yaiku ngaturake informasi penting maran pamaca. Mula kudu prastawa penting sing ditulis. • Yen ana pacelathon (teks omongan), usahakna dikurangi. Cara iki minangka cara sing paling gampang ngringkes. Pacelathon ora perlu ditulis maneh. Cukup ditulis isine. • Yen gawe ringkesan, usahakna basane komunikatif. Cara iki dadi cara sing ora kalah penting. Sebab, kadhangkala para pamaca ora mengerteni tembung ukara saka cerita wayang. Mula, panulis ringkesan, kudu bisa nulis kanthi komunikatif. C. GLOSARIUM 1. Wayang : asale saka 5 tembung “ayang” kang tegese ayang-ayang. Maksude pertunjukan iki ditindakake karo nonton para pemain ing mburi kelir kanthi wujud bayangan. 2. Duhkitaning : Sedhihe 3. Ponang : Anak lanang


4. Tumama : Tedhas 5. Lelamisan : Mung ing lambe/apus-apus 6. Wisiking : Pituduh 7. Bucal : Mbuwang 8. Wukir : Gunung 9. Warsa : Taun 10. Suralaya : Kahyangan/langit 11. Kinen : Supaya 12. Purna : Rampung 13. Sumping : Rerengganing kuping 14. Manjing : Mlebu/nyawiji 15. Sira : Kuwe/Dhewekw 16. Angga : Awak/badan D. DAFTAR PUSTAKA Gandung Widaryatmo, dkk. 2014. Prigel Basa Jawa kanggo SMA/SMK/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga Nugroho,Rianto Pujo,dkk. 2022. Lanthip Basa lan Sastra Jawa SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga. Setiawan, Heri. 2015. Mumpuni Basa Jawi 1. Solo: PT. Tiga Serangkai Susanti, Lucia Yuyun Dian. Mandiri Basa Jawa. Jakarta: Erlangga


Click to View FlipBook Version