PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DAN BUDI PEKERTI
KELAS 5
MATERI
Cita-citaku Menjadi Anak Shaleh
Oleh:
SITI NUR HABIBAH,S.Pd.I
CITA-CITAKU MENJADI ANAK SHOLEH
A. PERILAKU JUJUR
A. Pengertian Jujur
Shalih artinya baik. Anak yang shalih berarti anak yang baik. Diantara
ciri-ciri anak yang baik adalah mempunyai akhlak yang baik (karimah)
diantaranya yaitu taat kepada Allah SWT dan rasul-Nya, bersikap jujur,
setia, dan patuh kepada orang tua dan guru, setia kepada kawan dan
menghargai sesama. Jujur adalah berkata dan berbuat sesuai dengan
kenyataan, tidak ditambah atau dikurangi. Jujur merupakan kesesuaian
antara ucapan dan perbuatan. Apa yang diucapkan anak muslim harus
sesuai dengan perbuatannya. Anak muslim yang mandiri dalam
mengerjakan tugas di sekolah akan melahirkan perilaku jujur. Orang
yang jujur senantiasa terjaga dari perkataan dusta, dan terhindar dari
perbuatan kepura-puraan. Jujur akan mendatangkan kebaikan. Kebaikan
itu akan mengantarkan jalan menuju surga.
Perilaku Jujur
Jujur adalah berkata dan berbuat sesuai dengan
kenyataan, tidak ditambah atau dikurangi.
Jujur merupakan kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.
Apa yang diucapkan anak muslim harus sesuai dengan
perbuatannya. Anak muslim yang mandiri dalam mengerjakan
tugas di sekolah akan melahirkan perilaku jujur. Orang yang
jujur senantiasa terjaga dari perkataan dusta, dan terhindar
dari perbuatan kepura-puraan. Jujur akan mendatangkan
kebaikan. Kebaikan itu akan mengantarkan jalan menuju
surga. Sebagaimana dijelaskan oleh khalifah Abdul Malik
bin Marwan kepada guru anaknya berkata “ajari mereka
kejujuran sebagaimana engkau mengajari mereka Al-Qur’an.”
Pernyataan khalifah Abdul Malik bin Marwan diatas menun-
jukkan perilaku jujur.
B. Dalil tentang perilaku jujur
Dalil tentang perilaku jujur tidak hanya dituliskan dalam Al-Quran,
namun juga terdapat dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Berikut
adalah dalil tentang perintah untuk berperilaku jujur.
Di dalam surat Al-Ahzab ayat 35 dijelaskan, orang-orang muslim yang
berperilaku jujur akan diberikan pahala yang besar , ayat tersebut
ِٰتbنeِمrbْؤunُمyلiْ:اَِّن اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمٰتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَا
ِوَاْلقٰنِتِيْنَ وَاْلقٰنِتٰتِ وَالٰصِّدقِيْنَ وَالٰصِّدقٰت
ِوَالٰصّبِرِْينَ وَالٰصّبِرٰتِ وَاْلخٰشِعِيْنَ وَاْلخٰشِعٰت
ِوَاْلمُتَصَدِقِيْنَ وَاْلمُتَصَِدقٰتِ وَالَصِّإۤىمِيْنَ وَالٰصِّۤىٕمٰت
وَاْلحٰفِظِيْنَ فُرُوْجَُهمْ وَاْلحٰفِظٰتِ وَالَّذاكِرِْينَ اّٰلّلَ كَثِيْرًا
َوّالَّذاكِرٰتِ اَعََّد اّٰلّلُ َلُهمْ َّمغْفِرًَة َوّاَجْرًا عَظِيْمًا
Artinya: “Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan
perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan
perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki
dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Jujur itu meliputi:
1. Jujur kepada Allah SWT, yaitu manusia yang selalu
mentaati perintah Allah SWT, dimana pun dan
kapan pun.
2. Jujur kepada diri sendiri, contoh siswa yang
mengerjakan
Ujian sekolah tanpa minta bantuan kepada teman
lainnya.
3. Jujur kepada orang lain, contoh semua orang pasti
pernah
berjanji
Manfaat Jujur:
1. Mendapat ridha dari Allah SWT
2. Memperluas pergaulan
3. Membangun kehidupan damai di masyarakat
4. Mendapat kepercayaan orang lain
C. Macam-macam jujur
Kejujuran akan Nabi Muhammad SAW telah membawa kepada memberikan contoh
kejujuran kebaikan dan kebaikan kepada umat Islam saat akan membawa ke
berdagang, ketika membawa surga. Agama Islam dagangan Siti Khadijah
mengajarkan agar berapapun untung yang seorang Muslim selalu didapatkan selalu
beliau
berperilaku jujur. serahkan kepada Siti Khadijah. Sikap jujur yang dicontohkan oleh
Nabi Muhammad dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Jujur pada Allah SWT
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Seperti: Shalat,
Puasa, mengaji dan tidak mencuri.
Kita harus jujur dimanapun dan kapanpun walaupun tidak ada yang mengawasi.
Karena allah pasti mengetahui semua perbuatan kita.
2. Jujur pada diri sendiri
Jujur kepada diri sendiri dapat ditunjukkan dengan selalu memiliki rasa optimis
dan penuh keyakinan dalam berkata maupun berperilaku. Orang yang terpuji, ia
tidak akan melanggar aturan yang berlaku.
Contoh jujur terhadap diri sendiri yaitu :
1. Tidak melanggar rambu-rambu lalu lintas Tidak
2. Tidak berbuat maksiyat walau tidak ada orang yang melihat Menyontek
3. Merasa tidak puas jika hasil pekerjaannya tidak layak
4. Mengerjakan pekerjaan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh
B. HORMAT DAN PATUH KEPADA ORANG
TUA DAN GURU
A. Pengertian Hormat dan Patuh kepada Orang Tua dan Guru
Hormat adalah menghargai, takzim, khidmat, dan sopan. Sikap menghormati
biasanya dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada orang yang lebih
tua. Sementara sikap orang tua kepada yang lebih muda disebut menyayangi.
pengertian hormat dan patuh kepada orang tua serta guru adalah
menjalankan kewajiban kita sebagai seorang anak dan murid untuk
mentaati perkataan, tidak membantah, dan tidak menyakiti hati orang
tua dan guru kita sebagai bentuk realisisai dari perintah Allah dan
Sunnah Rasulullah.
berbakti kepada orang tua kita baik ibu maupun ayah. Agama Islam
mengajarkan dan mewajibkan kita sebagai anak untuk berbakti dan taat
kepada ibu maupun ayah. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah
sikap dan perbuatan yang terpuji.
Guru adalah orang yang mengajarkan kita berbagai ilmu pengetahuan dan
mendidik kita sehingga menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Setinggi
pangkat atau kedudukan seseorang, tetaplah ia seorang pelajar yang
berhutang budi kepada guru yang pernah mendidiknya dahulu.
B. Dalil perintah hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
Dalam sebuah hadis disebutkan:
Artinya : “Rida Allah terletak pada rida orang tua, dan murka Allah terletak pada
kemurkaan orang tua.” (HR. Baihaqi).
Dalam surat Al-Isra ayat 23-24 dijelaskan mengenai larangan anak berkata kasar. Dan
diwajibkan kita sebagai anak harus bertutur kata yang mulia kepada orang tua.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 23-24:
ا ْل ِكبَ َر ِع ْندَ َك َي ْبلُ َغ َن اِ َما ِا ْح ٰسنًا َوبِا ْل َوا ِلدَ ْي ِن ِا َياهُ اِ َّ ْلٓ تَ ْعبُدُ ْٓوا اَ َّل َربُّ َك َوقَ ٰضى
َْٓك ِر ْي ًما قَ ْو ًّل لَ ُه َما َوقُ ْل تَ ْن َه ْرهُ َما َو َّل اُف لَ ُه َمآْ تَقُ ْل فَ َل ِك ٰل ُه َما اَ ْو اَ َحدُ ُه َما
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”
dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik.
C. Alasan Mengapa Kita Harus Menghormati Orang Tua dan Guru
Ada banyak cara menghormati orang tua dan guru. Memuliakan orang tua dan
memuliakan guru tidak harus dengan cara-cara yang luar biasa atau selalu menunjukkan
rasa takut. Menghormati orang tua dan guru juga bisa dilakukan dengan tindakan
sederhana. Sebelum membahas cara kita menghormati seorang guru dan juga orang tua,
berikut ini adalah alasan mengapa kita harus senantiasa menghormati dan menghargai
orang tua dan guru:
1. Anjuran Agama
Tuhan, Pencipta alam semesta, memerintahkan semua manusia untuk selalu berbakti
terhadap orang tua dan guru sampai kapanpun. Dalam pelajaran Agama di Sekolah,
kajian-kajian di luar sekolah, sampai dalam buku-buku keagamaan banyak
ditemukan berbagai anjuran untuk senantiasa menunjukkan sikap menghormati dan
menyayangi orang tua dan guru-guru kita.
2. Salah satu sikap
Perilaku menghormati orang tua dan guru merupakan salah satu wujud sikap berbakti
kepada mereka. Bersikap lembut dan selalu menunjukkan bahwa kita hormat dan
patuh terhadap segala nasehatnya tentu akan membuat mereka merasa senang dan
mengikhlaskan segala jerih payahnya dalam membesarkan dan mendidik kita.
3. Wujud terimakasih atas jasa-jasanya
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang tua dan guru memiliki andil besar dalam
kehidupan kita. Orang tua sangat berperan dalam merawat, menjaga, dan mendidik
anaknya sejak lahir hingga beranjak dewasa. Dan peran guru adalah mengajar dan
mendidik murid-muridnya dengan kasih sayang. Orang tua dan guru berperan
mengukir jalan masa depan. Jasa yang tak ternilai harganya ini harus selalu diingat
sepanjang masa.
Gambar: anak patuh dan hormat kepada orang tua
D. Manfaat perilaku hormat dan patuh
Adapun manfaat hormat dan patuh kepada orang tua dan guru adalah:
1. Termasuk perilaku terpuji yang mendapat pahala dari Allah swt
2. Menjadi pintu ampunan atas dosa-dosa yang telah kita lakukan
3. Memberikan keberkahan hidup
4. Mendapat kedudukan dan derajat yang tinggi di surga
5. Mendapatkan ketenangan jiwa dan hati
6. Mendapat kasih sayang dari orang tua dan guru
7. Mendapat ilmu yang bermanfaat
8. Mendapat keberkahan hidup
9. Mendapat ridha dari Allah swt, karena rida Allah terletak pada ridha orang tu.
Indahnya Saling Menghargai
A. Indahnya saling menghargai
Semua manusia di dunia ini bermula dari Ādam a.s. Kemudian manusia berkembang, di
antaranya adalah “kita”. Allah Swt. menciptakan manusia itu berbagai macam bentuk dan
warna. Ada yang putih, ada yang hitam, tinggi, rendah, berambut keriting, dan berambut
lurus, semua tidak ada yang serupa.
Demikian pula kehidupan manusia, ada yang kaya, dan ada yang miskin. Bangsa Indonesia
misalnya, terdiri dari beragam suku, agama dan adat istiadat. Lalu, bagaimana kita hidup
ditengah-tengah keberagaman itu? Tentu saja kita harus saling menghargai.
Sikap saling menghargai antara lain sebagai berikut :
1. Menghargai Pendirian Orang Lain
Di dalam agama islam terdapat sedikit perbedaan dalam beribadah. ,misalnya dalam
ibadah solat subuh, adanya yang melakukan doan qunut dan ada yang tidak
melakukannya. Semuannya itu tergantung pada pendirian masing-masing. Pendirian
inilah yang harus kita hargai, karena semua ada tuntunannya. Yang terpenting adalah
dilaksankannya solat subuh sesaui dengan tuntunan islam yang diyakininnya. Mereka
yang bergunut dan tidak berqunut tetap saja sah solat subuhnya.
2. Menghargai Keyakinan Orang Lain
Ahmad bertempat tinggal satu lingkungan dengan stevans. Mereka juga belajhar di
sekolah yang sama. Ahmad beragama islam, sedangkan stevanus beragama Kristen.
Dalam berteman mereka selalu rukun, dan saling menghargai sekalipun berbeda agama.
Di pagi hari minggu mereka selalu bermain bola dengan teman-temannya yang lain.
Namun pada suatu pagi stevanus menghampiri Ahmad dan minta maaf karena tidak
dapat bermain bersamanya. Ayah stevanus mengajaknya pergi ke gerja. Ahmad tidak
mempersoalkannya, dan menghagrai sikap stevanus untuk pergi ke gereja bersama
ayahnya.
3. Menghargai Pendapat Orang Lain
Pada hari selasa, siswa kelas lima belajar kelompok membahas tentang “sikap anak
tehadap orang tua, yaitu ayah dan ibu”. Siswa kelas lima dibagi menjadi lima kelompok.
Kelompok satu dimpin oleh Ahmad, sedangkan anggotanya adalah Iwan, Habibi, Dino,
Ira, NIsa, dan Ilham. Dalam belajar kelompok, masing-masing siswa mengemukakan
pendapatnya tentang bagaimana seharunya bersikap terhadap orang tua
B. Manfaat perilaku saling menghargai
1. Menjaga kerukunan
Perilaku saling menghargai dapat menjaga kerukunan antar sesame. Dengan saling
menghargai akan tercipta kehidupan masyarakat yang aman, nyaman, rukun dan
damai. Saling sapa, saling kunjung, saling membantu, saling menolong dan saling
mendo’akan.
2. Mempererat silaturrahmi
Dengan saling menghargai akan terwujud kehidupan akrab. Antar sesame akan tercipta
keakraban, kekeluargaan yang erat dan dalam.
3. Mencapai tujuan Bersama
Saling menghargai akan menghindarkan perselisihan dalam menghadapi perbedaan.
Dengan menghargai perbedaan antar sesame, seseorang tidak akan memaksakan orang
lain sama dengannya.
2. Dihargai orang lain
Seseorang yang bisa menjaga sikap saling menghargai pasti orang itu akan dihargai
orang lain.