The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Alit Renaldi Harun, 2024-05-25 05:14:04

Kelompok 3 Anyflip Kewirausahaan

Kelompok 3 Anyflip Kewirausahaan

KEWIRAUSAHAAN kepemimpinan wirausaha dan Modal usaha


Dr. Munkizul Umam Kau, S. Fil. I, M. Phil Puspita Dian Agustin, S. Pd, M. Pd Eka Sartika, S.Pd, M.Pd Dr. Rasuna Rasid Talib, M.Hum Nuramila, S.Pd, M.Pd Dr. Herson Kadir, S. Pd, M. Pd Sarmila Bambang Sri Ayuni Ahmad Wahyuni Kadir Leoni Paputungan Safna Rusdi Alit Renaldi Harun Sandi S. Nani Aldiyanto Amu Ahmad Fajar Hidayatullah Hunawa Mohi Penyusun :


Daftar Materi Pengertian Modal Usaha Sumber Modal Modal Sendiri Modal Asing (Pinjaman) 1. 2. Jenis Modal Berdasarkan Sumber Berdasarkan bentuk Berdasarkan kepemilikan Berdasarkan sifat a. b. 4. Pembagian Modal Usaha Modal Investasi Modal Kerja Modal Operasional 3. a. b. c. d. a. b. c. 5. Indikator Modal Usaha A. Modal Usaha Berdasarkan Sumber Berdasarkan bentuk Berdasarkan kepemilikan Berdasarkan sifat a. b. c. d.


Pengertian Kepemimpinan Tipe Kepemimpinan Contoh kepemimpinan dalam usaha/bisnis Pengertian Etika Pengertian Etika Bisnis Prinsip Prinsip Etika Bisnis Pengertian UMKM (usaha mikro, kecil, menengah) Undang-Undang U UMKM Perbedaan Usaha Mikro, Usaha kecil, usaha menengah) Permasalahan UMKM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Etika dalam Berwirausaha (Bisnis) dan Kepemimpinan Kewirausahaan, UMKM B.


MATERI 1 MODAL USAHA


Modal merupakan faktor produksi yang mempunyai pengaruh kuat dalam mendapatkan produktivitas atau output, secara makro modal merupakan pendorong besar untuk meningkatkan investasi baik secara langsung pada proses produksi maupun dalam prasarana produksi, sehingga mampu mendorong kenaikan produktivitas dan output. Sedangkan menurut Meij modal adalah sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktivitasnya untuk membentuk pendapatan. Besarnya suatu modal tergantung pada jenis usaha yang dijalankan, pada umumnya masyarkat mengenal jenis usaha mikro, kecil, menengah dan usaha besar dan dimasing-masing jenis usaha ini memerlukan modal dalam batas tertentu. PENGERTIAN MODAL USAHA


Jadi, jenis usaha menentukan besarnya modal yang diperlukan. Selain jenis usahanya, besarnya jumlah modal dipengaruhi oleh jangka waktu usaha perusahaan menghasilkan produk yang diinginkan. Usaha yang memerlukan jangka waktu panjang relative memerlukan modal yang besar. Modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang dan sebagainya atau modal adalah harta benda (uang, barang dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu untuk menambah kekayaan. Jadi, dapat diseimpulkan bahwa modal usaha merupakan bagian penting dalam perusahaan yang biasanya berupa sejumlah uang atau barang yang digunakan untuk menjalankan usaha.


Modal sendiri merupakan modal yang diperoleh dari pemiliki perusahaan dengan cara mengeluarkan saham. Saham yang dikeluarkan perusahaan dapat dilakukan secara tertutup dan terbuka. Kekurangan modal sendiri adalah sebagai berikut : Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu sangar tergantung dari pemilik dan jumlahnya relative terbatas. Perolehan dari modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik baru (calon pemegang saham baru) relatif lebih sulit karena mereka akan mempertimbangkan kinerja dan prospek usahanya. Kurang motivasi, artinya pemilik usaha menggunakan modal sendiri motivasi usahanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan modal asing. a) b) c) SUMBER-SUMBER MODAL Modal menurut sumber asalnya dapat diuraikan sebagai berikut : a. Modal Sendiri


a) b) c) d) Kelebihan menggunakan modal sendiri: Tidak ada biaya seperti bunga atau biaya administrasi sehinggga tidak menjadi beban bagi perusahaan atau pemiliki usaha. Tidak tergantung kepada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari setoran pemilik modal. Tanpa memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang relatif lama. Tidak adanya keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan pemilik akan tertenama lama dan tidak ada masalah seandainya pemiliki modal mau mengalihkan ke pihak lain.


a) b) Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Sumber dari dana modal asing dapat diperoleh dari : Pinjaman dari dunia perbankan, baik perbankan pemerintah, swasta maupun perbankan asing. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan leasing, modal ventura, dana pensiun, dan lain sebagainya. a) b) c) Kekurangan dari modal pinjaman sebagai berikut. Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu yang telah disepakati. Beban moral, perusahaan yang mengalami kegagalan atas masalah yang mengakibatkan kerugian akan berdampak pada pinjaman sehingga akan menjadi beban moral atas utang yang belum atau akan dibayar. b. Modal Asing (Pinjaman)


Kelebihan dari modal pinjaman sebagai berikut : Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan modal pinjaman ke berbagai sumber. Motivasi usaha tinggi, jika menggunakan modal asing motivasi pemilik untuk memajukan usaha tinggi. Hal ini disebabkan adanya beban bagi perusahaan untuk mengembalikan pinjaman. a) b)


Berdasarkan sumber, modal dapat dibagi menjadi modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri misalnya setoran dari pihak pemilik perusahaan, sedangkan modal asing berupa pinjaman dari lembaga keuangan maupun non-keuangan. Modal dapat digolongkan menjadi beberapa baik berdasarkan sumber, bentuk, kepemilikan, maupun sifat, yaitu sebagai berikut : Berdasarkan bentuk, modal dapat terbagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret meliputi mesin, gedung, kendaraan dan peralatan, sedangkan modal abstrak meliputi hak merk dan nama baik perusahaan a. Berdasarkan Sumber b. Berdasarkan Bentuk


Berdasarkan kepemilikan, modal dapat dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu misalnya rumah pribadi yang disewakan, sedangkan modal masyarakat misalnya rumah sakit umum milik perusahaan, jalan, dan jembatan. Berdasarkan sifat, modal dapat terbagi menjadi modal tetap dan modal lancar. Modal tetap seperti bangunan dan mesin, sedangkan modal lancar seperti bahan-bahan baku c. Berdasarkan Kepemilikan d. Berdasarkan Sifat


PEMBAGIAN MODAL Modal investasi merupakan jenis modal usaha yang harus dikeluarkan dan dipakai dalam jangka panjang. Modal usaha untuk investasi nilainya cukup besar karena dipakai untuk jangka waktu lamaatau panjang. Namun, modal investasi akan menyusut dari tahun ke tahun bahkan bisa bulan ke bulan. Menurut Endang Purwanti secara keseluruhan modar usaha terbagi menjadi tiga bagian yaitu: Modal kerja merupakan modal usaha yang diharuskan untuk membuat atau membeli barang dagangan. Modal kerja ini dapat dikeluarkan setiap bulan atau pada waktu-waktu tertentu. a. Modal Investasi b. Modal Kerja


Modal operasional merupakan modal usaha yang harus dikeluarkan untuk membayar biaya operasi bulanan misalnya pembayaran gaji pegawai, listrik dan sebagainya. c. Modal Operasional


a. Struktur Permodalan Indikator modal usaha terdiri atas struktur permodalan, pemanfaatan modal tambahan, hambatan dalam mengakses modal eksternal, situasi usaha setelah menambahkan modal. Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemiliki perusahaan yang disetorkan di dalam perusahaan untuk waktu tidak tertentu lamanya. Modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu likuiditasnya. Sedangkan modal pinjaman atau sering disebut modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di perusahaan, dan bagi perusahaan modal asing ini merupakan utang yang pada dasarnya harus dibayar kembali. INDIKATOR MODAL USAHA


Pengaturan pinjaman modal dari bank atau lembaga keuangan lainnya harus dilakukan dengan baik, gunakan modal tambahan sebagaimana tujuan awal yaitu pengembangan usaha. Hambatan untuk memperoleh modal eksternal seperti sulitnya persyaratan untuk mendapatkan pembiayaan atau kredit bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah karena kelayakan usaha, keberadaan agunan serta lamanya berbisnis serta teknis yang diminta oleh bank untuk dapat dipenuhi. b. Pemanfaatan Modal Usaha Hambatan dalam Mengakses Modal Eksternal c.


Dengan adanya penambahan modal, diharapkan suatu usaha yang dijalankan dapat berkembang lebih luas kembali. Situasi Usaha Setelah Menambahkan Modal d.


MATERI 2 ETIKA DALAM BERIWIRUSAHA (BISNIS) DAN KEPEMIMPINAN KEWIRUSAHAAN, UMKM


Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, mengarahkan, dan menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang pemimpin memiliki keterampilan dalam mengelola tim, mengambil keputusan, memberikan arahan, dan memotivasi anggota tim. Kepemimpinan melibatkan kemampuan untuk memimpin dengan integritas, membangun hubungan yang kuat dengan anggota tim, dan mengambil tanggung jawab atas hasil yang dicapai. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN


Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Dengan istilah lain pemimpin tipe otokratik adalah seorang yang egois. Dengan egoismenya pemimpin otokratik melihat perananya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional TIPE KEPEMIMPINAN 1. Kepemimpinan Tipe Otokratik/Otoriter


Menganggap organisasi sebagai milik pribadi 1. Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi 2. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata 3. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat 4. 5.Tergantung pada kekuasaan formilnya Dalam tindakan pergerakannya sering mempergunakan approach mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum 6. Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang memiliki sikap sebagai berikut:


Tipe kepemimpinan yang biasa memakai cara yang lazim digunakan dalam kemiliteran. Pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 2. Kepemimpinan Tipe Militeristik Dalam mengerakan bawahan lebih sering mempergunakan system perintah. 1. Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya. 2. Senang kepada formalitas yang berlebihlebihan. 3. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan. 4. 5.Sukar menerima kritikan dari bawahannya. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan. 6. 7.


Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap bahwa bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin ini selalu melindungi bawahannya. Terkadang bersikap berlebihan saat harus melindungi bawahannya dan sering bersifat serba tahu. Tipe leader ini mempunyai kelebihan pemimpin akan mempunyai sikap yang tegas dalam pengambilan keputusan. 3. Kepemimpinan Tipe Paternalistis Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa. 1. 2.Bersikap terlalu melindungi. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif. 3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya. 4. 5.Sering bersikap maha tahu.


Tipe kepemimpinan yang kharismatik ini pada dasarnya merupakan tipe kepemimpinan yang didasarkan pada kharisma seseorang. Biasanya kharisma seseorang itu dapat mempengaruhi orang lain. Dengan kharisma yang dimiliki seseorang, orang tersebut akan mampu mengarahkan bawahannya. Seorang pemimpin yang karismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar 4. Kepemimpinan Tipe Kharismatik


Laissez faire (kendali bebas) merupakan kebalikan dari pemimpin otokrtatik. Jika pemimpin otokkratik selalu mendominasi organisasi maka pemimpin laissez faire ini memberi kekuasaan sepenuhnya kepada anggota atau bawahan. Bawahan dapat mengembangkan sarannya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri dan pengarahan tidak ada atau hanya sedikit (Afifuddin, 2005: 34). Adapun sifat kepemimpinan laissez faire seolah-olah tidak tampak, sebab pada tipe ini seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya. Disini seorang pemimpin mempunyai kenyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil. 5. Kepemimpinan Tipe Laissez Faire (Masa Bodoh)


6. Kepemimpinan Tipe Demokratis a. Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia. b. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya. c. Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya. d. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya. Dari kata “Demokratis” ini tergambar bahwa apa yang akan kita putuskan dan laksanakan itu disepakati dan dilakukan bersamasama. Tipe demokratis berlandaskan pada pemikiran bahwa aktifitas dalam organisasi akan dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan apabila berbagai masalah yang timbul diputuskan bersama antara pejabat yang memimpin maupun para pejabat yang dipimpin. Tipe yang bersifat :


1. Kepemimpinan Transformasional: Seorang pemimpin transformasional menginspirasi dan memotivasi anggota tim untuk mencapai potensi terbaik mereka. Mereka menciptakan visi yang kuat, memberikan dukungan, dan mendorong perkembangan pribadi anggota tim. Contohnya adalah Steve Jobs, pendiri Apple Inc., yang menginspirasi timnya untuk menciptakan inovasi revolusioner dalam industri teknologi. 2. Kepemimpinan Kolaboratif: Kepemimpinan kolaboratif melibatkan kerja sama dan partisipasi aktif dari seluruh anggota tim. Pemimpin kolaboratif menciptakan lingkungan di mana ide-ide dan kontribusi dari semua anggota tim dihargai dan diintegrasikan. Contohnya adalah Eric Schmidt, mantan CEO Google, yang mendorong budaya kolaboratif di perusahaan tersebut. Contoh Kepemimpinan DalamUsaha/Bisnis


3. Kepemimpinan Situasional: Pemimpin situasional menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka berdasarkan situasi dan kebutuhan tim. Mereka dapat mengadopsi gaya yang berbedabeda, seperti memberikan arahan yang jelas saat situasi kritis atau memberikan kebebasan dan otonomi saat tim sudah berpengalaman. Contohnya adalah Mary Barra, CEO General Motors, yang menggunakan pendekatan situasional dalam memimpin organisasi yang kompleks. 4. Kepemimpinan Inovatif: Pemimpin inovatif mendorong pengembangan ide baru dan proses inovasi di dalam organisasi. Mereka mendorong kreativitas, berani mengambil risiko, dan menciptakan lingkungan yang mendukung eksperimen dan pembelajaran. Contohnya adalah Elon Musk, pendiri dan CEO Tesla dan SpaceX, yang dikenal karena visi inovatifnya dalam industri mobil listrik dan eksplorasi luar angkasa.


5. Kepemimpinan Pemberdayaan: Pemimpin pemberdayaan memberikan otonomi, tanggung jawab, dan kepercayaan kepada anggota tim. Mereka mengembangkan keterampilan dan potensi anggota tim, memfasilitasi perkembangan karier, dan memberikan dukungan yang diperlukan. Contohnya adalah Indra Nooyi, mantan CEO Pepsico, yang mempraktikkan kepemimpinan pemberdayaan dengan memberikan kebebasan dan dukungan kepada timnya.


Pengertian etika bisnis adalah seperangkat nilai-nilai moral atau norma secara umum mengenai hal-hal yang baik dan buruk yang berfungsi sebagai acuan bagaimana perusahaan bertindak dan juga melandasi atau sebagai dasar pertimbangan bagaimana perusahaan mengambil keputusan. Etika bisnis juga dapat diartikan sebagai pedoman norma bagi sebuah perusahaan dalam mengambil keputusan, serta sebagai suatu pengetahuan mengenai tata cara ideal dalam mengelola bisnis dengan memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal, ekonomi, dan sosial. EtikaBisnis


1. Prinsip Kejujuran: Menanamkan sikap apa adanya berdasarkan fakta, situasi, dan kondisi yang sebenarnya. Dengan kata lain, apa yang dikatakan itulah apa yang dikerjakan. Prinsip ini juga memberikan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai kontrak, komitmen, dan perjanjian yang telah dibuat. 2. Prinsip Otonomi: Menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, serta tanggung jawab. Orang yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil keputusan lalu melaksanakannya berdasarkan kemampuan sendiri dan sesuai dengan apa yang diyakini, bebas dari tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain. 3. Prinsip Saling Menguntungkan: Menanamkan kesadaran untuk saling memberikan keuntungan satu sama lain, artinya dalam Prinsip-prinsip etika bisnis


4. Prinsip Keadilan: Menanamkan sikap untuk bersikap adil terhadap semua pihak, dengan tidak membeda-bedakan dari segala aspek, seperti aspek ekonomi, hukum, maupun yang lainnya. 5. Prinsip Integritas Moral: Merupakan prinsip yang tidak merugikan orang lain dalam mengambil keputusan dan tindakan bisnis. Prinsip ini dilandasi dengan kesadaran bahwa setiap orang harus dihormati sebagai manusia. 6. Prinsip Hormat pada Diri Sendiri: Prinsip hormat pada diri sendiri adalah cermin penghargaan yang positif pada diri sendiri. Hal ini dimulai dengan penghargaan terhadap orang lain. Menjaga nama baik merupakan pengakuan atas keberadaan perusahaan tersebut. 7. Prinsip Tanggung Jawab: Mengacu pada kewajiban perusahaan untuk bertindak sebagai warga perusahaan yang baik, memastikan bahwa kegiatan mereka bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Perusahaan harus meminimalkan dampak negatif apa pun yang mungkin dimiliki aktivitas mereka terhadap masyarakat dan lingkungan.


KRITERIA UMKM (USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH) 1. USAHA MIKRO 2. USAHA KECIL Pengertian usaha mikro diartikan sebagai usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria usaha mikro.Usaha yang termasuk kriteria usaha mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih mencapai Rp 50.000.000,- dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan usaha mikro setiap tahunnnya paling banyak Rp 300.000.000. Biasanya dikelola oleh pemiliknya sendiri atau beberapa tenaga kerja. Contoh Usaha Mikro: Warung, pedagang kecil, tukang ojek, dan sejenisnya. Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang independen atau berdiri sendiri baik yang dimiliki perorangan atau kelompok dan bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan utama. Dikuasai dan dimiliki serta menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah. Usaha yang masuk kriteria usaha kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih Rp 50.000.000,- dengan maksimal yang dibutuhkannya mencapai Rp 500.000.000,-. Hasil penjualan bisnis setiap tahunnya antara Rp 300.000.000,- sampai paling banyak Rp 2,5.000.000.000. Biasanya memiliki jumlah karyawan lebih dari usaha mikro. Contoh Usaha Kecil: Toko pakaian, bengkel motor, dan sejenisnya.


3. Usaha menengah Buatlah jadwal rutin untuk belajar. Tentukan waktu yang konsisten dan luangkan waktu istirahat yang cukupusaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif dan bukan merupakan cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat serta menjadi bagian secara langsung maupun tak langsung terhadap usaha kecil atau usaha besar dengan total kekayan bersihnya sesuai yang sudah diatur dengan peraturan perundang-undangan. Pabrik skala menengah, perusahaan distribusi, dan sejenisnya. Contohnya Usaha menengah sering dikategorikan sebagai bisnis besar dengan kriteria kekayaan bersih yang dimiliki pemilik usaha mencapai lebih dari Rp500.000.000,- hingga Rp10.000.000.000,- dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan tahunannya mencapai Rp2,5 .000.000,- milyar sampai Rp50.000.000.000. - Biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih kompleks dan jumlah karyawan yang lebih banyak.


Livelihood Activities, yaitu UKM yang dimanfaatkan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Misalnya adalah pedagang kaki lima. 1. Micro Enterprise, yaitu UKM yang punya sifat pengrajin namun belum punya sifat kewirausahaan. 2. Small Dynamic Enterprise, yaitu UKM yang telah memiliki jiwa entrepreneurship dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor 3. Fast Moving Enterprise, yaitu UKM yang punya jiwa kewirausahaan dan akan bertransformasi menjadi sebuah Usaha Besar (UB). 4. KLASIFIKASI UKM (USAHA KECIL MENENGAH) BERDASARKAN PERKEMBANGANNYA, UKM DI INDONESIA DAPAT DIBEDAKAN DALAM 4 KRITERIA, DIANTARANYA:


CIRI-CIRI UMKM (USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH) POIN 1-4 POIN 5-7 1. Jenis komoditi/ barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau bisa berganti sewaktu-waktu 2. Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu-waktu 3. Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan pribadi dan keuangan usaha masih disatukan 4. Sumber daya manusia (SDM) di dalamnya belum punya jiwa wirausaha yang mumpuni 5. Biasanya tingkat pendidikan SDM nya masih rendah 6. Biasanya pelaku UMKM belum memiliki akses perbankan, namun sebagian telah memiliki akses ke lembaga keuangan non bank 7. Pada umumnya belum punya surat ijin usaha atau legalitas, termasuk NPWP


JENIS-JENISUMKM USAHA KULINERAN USAHA FASHION USAHA AGRIBISNIS Salah satu bisnis UMKM yang paling banyak digandrungi bahkan hingga kalangan muda sekalipun. Berbekal inovasi dalam bidang makanan dan modal yang tidak terlalu besar, bisnis ini terbilang cukup menjanjikan mengingat setiap hari semua orang membutuhkan makanan. Sperti yang dijelaskan pada pengertian UMKM yang tertuang dalam Keppres RI No. 19 Tahun 1998 sebagai kegiatan ekonomi rakyat pada skala kecil yang perlu dilindungi dan dicegah dari persaingan yang tidak sehat. Pada dekade terakhir ini mulai marak bermunculan bisnis UMKM mulai dari skala rumahan hingga skala yang lebih besar. Berikut ada 3 jenis usaha yang termasuk UMKM: Selain makanan, UMKM di bidang fashion ini juga sedang diminati. Setiap tahun mode tren fashion baru selalu hadir yang tentunya meningkatkan pendapatan pelaku bisnis fashion. Siapa bilang usaha agribisnis di bidang pertanian harus bermodalkan tanah yang luas. Anda bisa memanfaatkan perkarangan rumah yang disulap menjadi lahan agrobisnis yang menguntungkan.


Dalam kelompok UMKM terdapat perbedaan antara Usaha Mikro dengan Usaha Kecil dan Usaha Menengah dalam sejumlah aspek yang dapat mudah dilihat sehari-hari di negara-negara sedang berkembang (NSB), termasuk Indonesia. Aspek-aspek itu termasuk orientasi pasar, prospek dari pemilik usaha, sifat dari kesempatan kerja di dalam perusahaan, sistem organisasi dan manajemen yang diterapkan di dalam usaha, derajat mekanisme di dalam proses produksi, sumber-sumber dari bahan bahan baku dan modal, lokasi tempat usaha, hubungan hubungan eksternal, dan derajat dari keterlibatan wanita sebagai pengusaha. Perbedaan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah


1) Aspek Formalitas Usaha Mikro, Beroperasi di sektor informal atau usaha tidak terdaftar tidak / jarang bayar pajak. Usaha Kecil, Beberapa beroperasi di sektor formal, beberapa tidak terdaftar dan sedikit yang bayar pajak. Usaha Menengah, Semua di sektor formal, terdaftar dan bayar pajak 1. 2. 3. Aspek Organisasi dan Manajemen Usaha Mikro, Dijalani oleh pemilik, tidak mengharapkan pembagian tenaga kerja internal, manajemen dan struktur organisasi formal, dan sistem pembukaan formal. Usaha Kecil, Dijalankan oleh pemilik, tidak ada ILD, MOF, dan ACS. Usaha Menengah, Banyak yang mengerjakan manajer proporsional dan menerapkan ILD, MOF, dan ACS. 2) 1. 2. 3. Berikut perbedaan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah berdasarkan aspekaspek yang telah disebutkan tadi:


Aspek sifat dari kesempatan kerja Usaha Mikro, Kebanyakan menggunakan anggota-anggota keluarga tidak dibayar. Usaha Kecil, Beberapa memakai tenaga kerja (TK) yang digaji. Usaha Menengah, Semua menggunakan tenaga kerja digaji dan semua memiliki sistem perekrutan formal Aspek Proses Produksi Usaha Mikro, Derajat mekanisasi sangat rendah umumnya manual dan tingkat teknologi sangat rendah. Usaha Kecil, Beberapa memakai mesin-mesin terbaru. Usaha Menengah, Banyak yang punya derajat mekanisasi yang tinggi atau punya akses terhadap teknologi tinggi. 3) 1. 2. 3. 4) 1. 2. 3.


PERMASALAH AN UMKM Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan out-put. Meskipun peranan UMKM dalam perekonomian indonesia adalah sentral, namun kebijakan pemerintah maupun pengaturan yang mendukungnya sampai sekarang dirasa belum maksimal. Masih banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh UMKM membuat kemampuan UMKM berkiprah dalam perekonomian nasional tidak dapat maksimal. Hal ini dapat dilihat meski banyak yang terlibat dalam pengembangan UMKM, namun tugas pengembangan UMKM yang dilimpahkan kepada instansi-istansi tersebut diwarnai isu negatif misalnya politisasi terhadap UMKM, serta pemberian dana subsidi BJPS yang tidak jelas dan tidak terarah. Demikian juga BUMN untuk menyisihkan labanya 1-5% juga tidak dikelola dan dilaksanakan dengan baik.


Kurangnya kesesuaian (terjadinya mismatch) antara dana yang tersedia yang dapat diakses oleh UMKM. 1. Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM. 2. Biaya transaksi yang tinggi, yantg disebabkan oleh oleh prosedur kredit yang cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit ytang dikucurkan kecil. 3. Kurangnya akses kesumber dana yang formal, baik yang disebabkan oleh ketiadaan bank dipelosok maupun tidak tersedianya informasi yang memadai. 4. Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi. 5. Banyaknya UMKM yang belum bankable, baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan yang transparan maupun kuranya kemampuan manajerial dan finansial. 6. Selain permasalahan diatas, secara umum UMKM sendiri menghadapi dua permasalahan utama, yaitu masalah finansial dan nonfinansial (organisasi manajemen). Menurut Urata (Dalam pramiyanti: 2008) masalah finasial diantaranya yaitu:


Selain permasalahan diatas, secara umum UMKM sendiri menghadapi dua permasalahan utama, yaitu masalah finansial dan nonfinansial (organisasi manajemen). Menurut Urata (Dalam pramiyanti: 2008) masalah finasial diantaranya yaitu: Kurangnya kesesuaian (terjadinya mismatch) antara dana yang tersedia yang dapat diakses oleh UMKM. Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM. Biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh oleh prosedur kredit yang cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit ytang dikucurkan kecil. 1. 2. 3. Kurangnya akses ke sumber dana yang formal, baik yang disebabkan oleh ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang memadai. 4.


Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi. Banyaknya UMKM yang belum bankable, baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan yang transparan maupun kuranya kemampuan manajerial dan finansial. 5. 6.


Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang disebabkan minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan. 1. Kurangnya pengetahuan akan pemasaran, yang disebabkan oleh terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar, selain karena keterbatasan kemampuan UMKM untuk menyediakan produk/ jasa yangs sesuai dengan keinginan pasar. 2. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) serta kurangnya sumber daya untuk mengembangkan SDM 3. Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi. 4. Selain permasalahan diatas, secara umum UMKM sendiri menghadapi dua permasalahan utama, yaitu masalah finansial dan nonfinansial (organisasi manajemen). Menurut Urata (Dalam pramiyanti: 2008) masalah finasial diantaranya yaitu:


UNDANG-UNDANG UMKM Sebagian besar UMKM adalah badan usaha dan cakupannya tidak terlalu luas (berdasarkan definisi dan informasi yang tersedia), namun pengelola UMKM tidak acuh dalam menjelaskan hukum bisnis. Contoh undangundang bisnis yaitu Undang Undang Perlindungan Konsumen, yang mengharuskan peluncuran produk yang tidak merugikan konsumen, dan Undang Undang Tenaga Kerja, yang berisi hak dan kewajiban antara pekerja dan industri. Berikut adalah beberapa undang-undang yang mengatur tentang UMKM: Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah: Undang-undang ini memberikan kerangka hukum bagi pengembangan UMKM di Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing, pertumbuhan, dan keberlanjutan UMKM. 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Sistem Perbukuan: Meskipun tidak secara khusus untuk UMKM, undang-undang ini penting karena menetapkan standar akuntansi yang lebih sederhana untuk UMKM, yang dapat membantu dalam mengelola keuangan mereka dengan lebih efisien. 2.


PETERNAKAN BEBEK GORONTALO DR. MUNKIZUL UMAM KAU, S.FIL.I., M.PHIL


MACAM-MACAM CARA MEMLIHARA DAN PENJUALANNYA didalam memelihara bebek itu ada macanmacam Cara Penjualanya: 1. Pertama ada yang caman Jualan 20 ekor.Jika Kita memelihara 20 ekor terus di jual lagi misalnya, bibitnya kita beli 7 ribu/ekor maka di dalam 20 hari kita bisa menghasilkan 200 ribu/20 hari tetapi itu hanya dalam hitungan kecilnya saja. Dan Jika kita membeli 100 bibit maka hitung saja sudah berapa yang bisa kita dapatkan dalam 20 hari.


2. Yang kedua yaitu dengan memelihara telur dalam 50 hari misalnya, hitungan telurnya 2 ribu/butir kemudian kita membeli dan menetaskan dengan jumlah telur 1.500 butir jika di hitung itu selisihnya bisa mencapai 8 juta setengah dalam 50 hari. Bayangkan Jika Kita menetaskan Lebih Dari itu,maka yang kita dapatkan juga akan lebih meningkat dari itu.


Click to View FlipBook Version