i Pedoman Pelaksanaan UKS/M
ii Pedoman Pelaksanaan UKS/M Pedoman Pelaksanaan UKS/M Diterbitkan oleh: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kompleks Kemendikbud, Gedung E Lantai 5 Jl. Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta 10270 Pengarah: Dr. Thamrin Kasman Drs. Aliyas, M.Si. Editor: Dra. Jananantari, M.Pd. Agus Suharyanto, M.A. Tim Penyusun: 1. Drs. Susanto 2. Dr. Muchlis Catio, M. Ed. 3. Dr. Yusuf Sofwan, M.M. 4. Pantjawidi Djuharnoko, SKM, M.Kes. 5. Edi Supriadi, S.H., M. Kes. 6. Drs. R. Marmo 7. Drs. Jintan Hutapea 8. Ariyono, SI.Kom. Desainer Grafis: Tri Isti Tata Letak: 1. Achyar, S.Sos. 2. Abd. Rahman, S.Pd. 3. Iwan Supriyadi, S.Kom. Cetakan keempat, April 2017 ISBN: 978-602-1389-33-1 © 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak cipta dilindungi Undang-Undang. All rights reserved. Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
iii Pedoman Pelaksanaan UKS/M Kata Pengantar Amanat Peraturan Bersama (PB) 4 Kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri Nomor 6/X/PB/2014; Nomor 73 Tahun 2014; Nomor 41 Tahun 2014 dan Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah (UKS/M), pasal 4 dan 5 tentang kegiatan pokok UKS/M yaitu penanaman dan pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penyempurnaan Pedoman Pelaksanaan UKS/M di sekolah merupakan implementasi Peraturan Bersama (PB) empat kementerian. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud sebagai Tim Pembina UKS/M Tingkat Pusat yang secara teknis melakukan pembinaan sampai tingkat Sekolah/ Madrasah dituntut secara kontinyu melakukan penyempurnaan dan pengembangan, melalui tim pelaksana UKS/M, Tim Pembina UKS/M tingkat kecamatan, Tim Pembina UKS/M tingkat kab/kota, Tim Pembina UKS/M tingkat provinsi dan Tim Pembina UKS/M tingkat Pusat. Penyempurnaan pedoman ini dilakukan berdasarkan masukan dari berbagai pihak mulai dari tim pembina daerah sampai tingkat pusat yang berkomitmen untuk terlaksananya UKS/M di sekolah. Hal ini bertujuan bahwa pelaksanaan UKS/M dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna, yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab.
iv Pedoman Pelaksanaan UKS/M Untuk itu, semoga pedoman ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh Kepala Sekolah, guru, dan semua pihak yang terkait dengan UKS/M. Kepada jajaran tim pembina kami sampaikan penghargaan dan terima kasih sebesar-besarnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua . Jakarta, April 2017 Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Selaku Tim Pembina UKS/M Pusat, Dr. Thamrin Kasman NIP 196011261988031001
Pedoman Pelaksanaan UKS/M v Daftar Isi KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 2 B. Sasaran 3 C. Tujuan 3 D. Ruang Lingkup 3 E. Berbagai Informasi Tentang UKS/M 4 BAB II PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN UKS/M 11 A. Penyusunan Rencana Kegiatan UKS/M 12 B. Tugas dan Tanggung Jawab 4 Kementerian 14 C. Tugas TP UKS/M Pusat 17 D. Tugas TP UKS/M Provinsi 18 E. Tugas TP UKS/M Kabupaten/Kota 18 F. Tugas TP UKS/M Kecamatan 19 G. Tugas Tambahan TP UKS/M Pusat 20 H. Contoh Rencana Kegiatan UKS/M 21 BAB III PELAKSANAAN TIGA PROGRAM POKOK UKS/M DAN STRATA 23 A. Pendidikan Kesehatan 24 B. Pelayanan Kesehatan 30 C. Pembinaan Lingkungan Sekolah/Madrasah Sehat 34 D. Strata UKS/M 44 BAB IV MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN 53 A. Monitoring 54 B. Evaluasi 58 C. Pelaporan 62
vi Pedoman Pelaksanaan UKS/M BAB V INDIKATOR KEBERHASILAN 69 A. Indikator Input 70 B. Indikator Output 71 C. Indikator Dampak 71 BAB VI PENUTUP 72 KEPUSTAKAAN 73 Lampiran 74 Lampiran 1 Instrumen Penilaian Faktor Risiko Lingkungan Sehat di Sekolah 75 Lampiran 2 Checklist Pemantauan 82 Lampiran 3 Laporan Kondisi Kesehatan Lingkungan 83 Lampiran 4 Logo UKS/M 84 Lampiran 5 Administrasi UKS/M 86 Lampiran 6 Persyaratan Ruang UKS/M 87 Lampiran 7 Obat-Obatan di Ruang UKS/M 88 Lampiran 8 Tugas Kader UKS/M 89 Lampiran 9 Tugas Guru UKS/M dan Komite Sekolah 90
1 Pedoman Pelaksanaan UKS/M BAB I Pendahuluan
2 Pedoman Pelaksanaan UKS/M A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS/M), terlihat dan tercermin pada perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik. Hal ini merupakan dampak dari pembinaan dan pelaksanaan program UKS/M di semua jenjang dan jenis pendidikan mulai dari tingkat TK/RA, SD/MI. SMP/ MTS, dan SMA/SMK/MA. Program peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi peserta didik perlu dilakukan sedini mungkin secara terpadu, terencana, terarah dan terkordinasi dari 4 (empat) Kementerian terkait mulai dari tingkat pusat sampai daerah serta melibatkan kerjasama dengan stakeholder. Peraturan Bersama 4 Kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri Nomor 6/X/PB/2014; Nomor 73 Tahun 2014; Nomor 41 Tahun 2014 dan Nomor 81 Tahun 2014 ini mengamanatkan kepada semua pihak yang terkait dan terlibat dalam mengimplementasikan PB 4 Kementerian di Sekolah/Madrasah dan lembaga pendidikan yang sesuai dengan kewenangan masing- masing. Dalam Peraturan Bersama tersebut dinyatakan bahwa membina, mengembangkan, meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada peserta didik dilaksanakan secara terencana dan bertanggung jawab melalui program pendidikan yaitu kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler, dan melalui usaha-usaha lain di luar sekolah yang menunjang perilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Tim Pembina UKS/M Tingkat Pusat ternyata masih cukup banyak sekolah yang belum melaksanakan UKS/M secara baik dan benar, terutama disebabkan kurangnya buku-buku pedoman pelaksanaan UKS/M, kesadaran, komitmen, dan kerjasama dari empat kementerian. Di samping itu pula, kurangnya pelatihan para Pembina UKS/M yang dilakukan dari keempat kementerian.
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 3 B. SASARAN Sasaran Pedoman Pelaksanaan UKS/M ini adalah Tim Pelaksana UKS/M di sekolah baik negeri maupun swasta. C. TUJUAN Tujuan Pedoman Pelaksanaan UKS/M yaitu: 1. Membantu Guru dan Kepala Sekolah sebagai Tim Pelaksana UKS/M dalam menyusun program dan kegiatan yang dapat dilaksanakan di sekolah masing-masing; 2. Membantu warga Sekolah, Guru, Kepala Sekolah sebagai Tim Pelaksana UKS/M dalam memahami berbagai informasi tentang UKS/M yang dapat dilaksanakan dari setiap sekolah masingmasing; 3. Membantu Guru dan Kepala Sekolah sebagai Tim Pelaksana UKS/M dalam memahami dan menguasai cara melaksakan tiga program pokok UKS/M (Trias UKS); 4. Pelaksanaan program harus dilakukan secara terpadu, terarah, intensif dan berkesinambungan. 5. Membantu Guru dan Kepala Sekolah dalam mempersiapkan sarana dan prasarana UKS/M di sekolah; 6. Membantu Guru dan Kepala Sekolah sebagai Tim Pelaksana UKS/M dalam memahami, memonitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan UKS/M. D. RUANG LINGKUP Ruang lingkup buku pedoman ini ada 3 (tiga) program pokok UKS/M (Trias UKS secara benar dan baik, yang meliputi bagaimana pembentukan Tim Pelaksana UKS/M, penyusunan rencana/program UKS/M, cara melaksanakan program UKS/M dan melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporannya.
4 Pedoman Pelaksanaan UKS/M E. BERBAGAI INFORMASI TENTANG UKS/M 1. Sejarah Perkembangan UKS/M Pada tahun 1956 telah dirintis kerjasama antara Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan Departemen Dalam Negeri dalam bentuk Proyek Program UKS Perkotaan di Jakarta dan UKS Pedesaan di Bekasi. Selanjutnya pada tahun 1970 dibentuk Panitia Bersama Usaha Kesehatan Sekolah, antara Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang pada tahun 1980 ditingkatkan menjadi Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan, tentang pembentukan Kelompok Kerja Usaha Kesehatan Sekolah. Pada tahun 1982 ditanda tangani Piagam Kerjasama antara Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan dan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, tentang Pembinaan Kesehatan anak dan Perguruan Agama Islam. Tahun 1984, untuk lebih memantapkan pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah secara terpadu, diterbitkanlah Surat Keputusan Bersama (SKB 4 Menteri) antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, sebagai berikut: a. Nomor 0408a/U/1984: Nomor 319/Menkes/SKB/VI/1984: Nomor 74/Th/1984; Nomor 60 Tahun 1984 tanggal 3 September 1984, tentang Pokok Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. b. Nomor 0372a/P/1989; Nomor 390a/Menkes/SKB/IV/1989; Nomor 140A/Tahun 1989; Nomor 30A Tahun 1989 tanggal 12 Juni 1989 tentang TIM Pembina UKS Tahun 2003, seiring dengan perubahan sistem pemerintahan di Indonesia dari sentralisasi menjadi desentralisasi dan perkembangan di bidang pendidikan dan kesehatan maka dilakukan penyempurnaan SKB 4 Menteri Tahun 1984 menjadi:
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 5 a. Nomor 1/U/SKB; Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor MA/230/A/2003; Nomor 26 Tahun 2003 Tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS; b. Nomor 2/P/SKB/2003, Nomor 1068/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor MA/230 B/2003; Nomor 4415-404 Tahun 2003 Tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina UKS Pusat; c. Nomor 6/X/ PB/2014; Nomor 73 Tahun 2014; Nomor 41 Tahun 2014 dan Nomor 81 Tahun 2014, tanggal 17 Oktober 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah (UKS/M). 2. Tujuan UKS/M a. Tujuan Umum 1) Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah bertujuan untuk membina dan meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan; 2) Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik yang tercermin dalam kehidupan perilaku hidup bersih dan sehat, menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal. b. Tujuan Khusus 1) Meningkatkan sikap dan keterampilan untuk melaksanakan pola hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan; 2) Bersih dan sehat baik dalam bentuk fisik, nonfisik, mental maupun sosial; 3) Bebas dari pengaruh dan penguna obat-obat terlarang dan berbahaya seperti narkoba, rokok, minuman keras, alkohol dan zat adiktif lainya;
6 Pedoman Pelaksanaan UKS/M 4) Memiliki sikap, keyakinan, daya tangkal bahwa perbuatan yang harus dihindari adalah bahaya rokok, kenakalan remaja, kehamilan diluar nikah, HIV/AIDS, narkoba, kecacingan, anemia, dan hepatitis B. 3. Sasaran UKS/M Sasaran UKS/M adalah warga sekolah, (Kepala Sekolah, guru, peserta didik, pegawai sekolah), unsur puskesmas dan unsur tim pelaksana sekolah dari tingkat Pendidikan Usia Dini sampai dengan tingkat Pendidikan Menengah Atas (TK/ RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA) termasuk peserta didik pondok pesantren beserta lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar sekolah. 4. Ruang Lingkup Pembinaan UKS/M di Sekolah/Madrasah Ruang lingkup UKS/M yang tercermin dalam Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (disebut Trias UKS) meliputi; a. Pendidikan Kesehatan, dimaksudkan adalah meningkatkan pengetahuan, perilaku, sikap, dan keterampilan hidup bersih. Pembudayaan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. b. Pelayanan Kesehatan, dimaksudkan antara lain immunisasi, penjaringaan, pemeriksaan dan perawatan gigi, serta mulut, PHBS, tes kebugaran jasmani, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), kecacingan, tanaman TOGA, kantin sehat, gizi, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan pertolongan pertama pada penyakit (P3P), pemulihan pasca sakit, dan rujukan ke puskesmas/ rumah sakit. c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat, dimaksudkan adalah pelaksanaan 7 K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, kerindangan, kekeluargaan, dan keamanan). Pemeliharaan sehat lingkungan yaitu narkoba, bebas asap rokok, pornografi dan sebagainya.
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 7 Dalam pelaksanaan TRIAS UKS, perlu dipersiapkan dengan baik tentang perencanaan, ketenagaan, pendanaan, sarana prasarana, penelitian, pengembangan dan manajemen, komitmen, koordinasi yang baik serta kerja sama dari semua pihak, baik lembaga pemerintah maupun swasta. 5. Langkah-langkah Penyusunan Program UKS/M a. Perencanaan program; b. Penyusunan program; c. Pelaksanaan program; d. Pengendalian dan pengawasan program; e. Penilaian penelitian program; f. Monitoring dan evaluasi sekolah. 6. Tim Pembina dan Tim Pelaksana UKS/M Untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan UKS/M secara terpadu dan terkoordinasi, maka dibentuk Tim Pembina UKS/M pada setiap tingkat Pemerintahan, yaitu: a. Tim Pembina UKS/M Pusat; b. Tim Pembina UKS/M Provinsi; c. Tim Pembina UKS/M Kab/Kota; d. Tim Pembina UKS/M Kecamatan; e. Tim Pelaksana di tingkat sekolah. 7. Struktur organisasi Tim Pembina UKS/M Tingkat Kecamatan yang bertugas membina di wilayah kerjanya adalah sebagai berikut: Ketua : Camat; Ketua I : Kepala cabang Dinas Pendidikan Kecamatan/UPTD Pendidikan Kecamatan; Ketua II : Kepala Puskesmas; Ketua III : Pendais/PPA/KUA; Ketua IV : Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan; Sekretaris : Sekretaris Kecamatan; Anggota : 1) Unsur Kantor Kecamatan; 2) Unsur Puskesmas;
8 Pedoman Pelaksanaan UKS/M 3) Unsur Kementerian Agama; 4) Unsur PKK Kecamatan; 5) Unsur UPTD Kecamatan; 6) Unsur yang dianggap perlu sesuai kebutuhan. SK TP UKS/M Kecamatan ditandatangani oleh Camat Struktur Tim Pelaksana UKS/M yaitu: Pembina : 1) Lurah/Kepala Desa; 2) Ketua Yayasan Ketua : Kepala Sekolah; Sekretaris I : Guru Pembina UKS Sekretaris II : Ketua Komite Sekolah; Anggota : a) Unsur Komite Sekolah/Orang tua; b) Unsur Petugas UKS/M dan Puskesmas; c) Unsur Guru; d) Unsur Peserta Didik; e) OSIS, Kader UKS, PKK Desa; f) Unsur yang di anggap perlu sesuai kebutuhan. 8. Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana UKS/M Tugas: a. Pelaksanaan UKS/M mulai menyusun rencana kegiatan, melaksanakan kegiatan, melaksanakan penilaian, monitoring, evaluasi dan pelaporan; b. Melaksanakan program Trias UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat; c. Menjalin kerjasama dengan orang tua (Komite Sekolah) dan instansi terkait dalam pelaksanaan UKS/M; d. Menyiapkan sekolah menjadi sekolah bersih dan sehat;
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 9 e. Melaksanakan ketatausahaan dan database kegiatan; f. Menyampaikan laporan pelaksanaan kepada TP UKS/M Kecamatan; g. Melaksanakan ketatusahaan Tim Pelaksana UKS/M. Fungsi: Sebagai penanggung jawab dan pelaksana program di sekolah berdasarkan prioritas kebutuhan dan menyiapkan sekolah menjadi sekolah yang melaksanakan program UKS/M dengan persyaratan a. Mempunyai Tim Pelaksana UKS/M; b. Mempunyai Guru Pembina UKS/M bersertifikat; c. Mempunyai ruang UKS/M tersendiri; d. Mempunyai kader UKS/M sebanyak 10% dari jumlah siswa; e. Mengimplementasikan trias UKS/M; f. Mempunyai papan nama Tim Pelaksana UKS/M. 9. Pembinaan dan Pengembangan UKS/M meliputi: a. Pembinaan peserta didik melalui kegiatan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan Pembinaan lingkungan sekolah sehat; b. Pembinaan Tim Pelaksana UKS/M melalui peningkatan jumlah (kuantitas), pendidikan formal, pelatihan, bimbingan teknis, seminar, lokakarya, pengawasan, dan monitoring serta evaluasi; c. Pembinaan Sarana Prasarana. 1) Ruang UKS/M, tempat tidur, alat ukur Berat Badan dan Tinggi Badan, Obat-obatan sederhana, tensi meter, kartu snellen, media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), alat peraga kesehatan; 2) Buku pencatatan pemeriksaan kesehatan peserta didik, buku/lembar rujukan;
10 Pedoman Pelaksanaan UKS/M d. Pembinaan lingkungan Lingkungan fisik dan lingkungan non fisik; e. Penelitian dan Pengembangan. Penelitian dilaksanakan terlihat dari dampak pelaksanaan UKS/M terhadap mutu pendidikan dan prestasi belajar. Sedangkan pengembangan dapat dilakukan dengan kerja sama pihak-pihak terkait baik dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) maupun dalam kemitraan antar instansi, lembaga dan sekolah; f. Membuat area promosi kesehatan di sekolah melalui media cetak dan elektronik, spanduk, leaflet dan stiker disesuaikan dengan kondisi sekolah; g. Membentuk kelompok kerja (pokja) yang disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi/kondisi; h. Administrasi UKS/M; i. Persyaratan ruang UKS/M.
11 Pedoman Pelaksanaan UKS/M BAB II Penyusunan Rencana Kegiatan UKS/M
12 Pedoman Pelaksanaan UKS/M A. PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN UKS/M 1. Rencana Kegiatan UKS/M Tahunan Rencana Kegiatan tahunan ialah rangkaian dan tahap kegiatan UKS/M yang disusun oleh Tim Pelaksana dengan dihadiri oleh seluruh anggota tim pelaksana, yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran oleh Tim Pelaksana UKS/M. 2. Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran Belanja UKS/M Merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RABS). 3. Langkah Pelaksanaan a. Menyusun Rencana Kegiatan UKS/M dan Rencana Anggaran Belanja (RAB); b. Mengajukan Rencana Kegiatan UKS/M dan Rencana Anggaran Belanja UKS/M tersebut pada rapat pengurus Komite Sekolah untuk dimasukan pada RKS dan RABS; c. Sekolah dan Komite Sekolah menetapkan dan mengalokasikan ke dalam RKS dan RABS. 4. Penyusunan Rencana Kegiatan UKS/M Tahunan Dilakukan pada rapat tahunan dengan melibatkan semua anggota Tim Pelaksana UKS/M. 5. Dalam Penyusunan Rencana Kegiatan UKS/M Perlu Memperhatikan: a. Kegiatan yang mengacu pada program UKS/M yaitu: 1) Pendidikan kesehatan; 2) Pelayanan kesehatan; 3) Pembinaan lingkungan sekolah sehat; 4) Peningkatan mutu ketenagaan; 5) Manajemen dan mekanisme pembinaan; 6) Pengadaan sarana dan prasarana.
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 13 b. Jenis Kegiatan 1) Kegiatan yang sudah baku dan rutin dilaksanakan perlu direncanakan dengan lebih baik lagi. a) Waktu pelaksanaan agar disesuaikan dengan kalender pendidikan; b) Cara pelaksanaan agar tidak tumpang tindih dan perlu dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi dengan 4 (empat) kementerian; c) Dana pelaksanaan dapat dilakukan secara bersama. 2) Kegiatan yang perlu ditambahkan. Kegiatan tambahan diusulkan berdasarkan hasil evaluasi/ pengamatan agar sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan tambahan ini mengacu pada program UKS. Contoh, penyusunan kegiatan berdasarkan kebutuhan yang diketahui dari hasil evaluasi/pengamatan, yaitu: a) Bila banyak peserta didik yang menderita penyakit kulit, perlu dibuat kegiatan pendidikan kebersihan pribadi yang ditekankan pada kebersihan kulit dan upaya pengobatannya; b) Bila kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan masih kurang, maka perlu diadakan kegiatan peningkatan mutu (pengetahuan/ kemampuan) guru umpamanya pelatihan (alih teknologi) oleh petugas Puskesmas; c) Bila kegiatan pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik karena kurangnya alat peraga, maka perlu diadakan alat peraga pendidikan kesehatan (kegiatan pengadaan alat peraga); d) Untuk melaksanakan pemeliharaan lingkungan sekolah yang bersih diperlukan alat-alat kebersihan, maka harus diusahakan macam dan jumlah alat/bahan yang dibutuhkan selama satu tahun ajaran; e) Bila lingkungan sekitar sekolah dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, maka perlu diadakan kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk);
14 Pedoman Pelaksanaan UKS/M f) Untuk mempercepat tercapainya program perlu ada buku saku untuk kader dan melibatkan guru, komite, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); g) Guru menyampaikan pesan-pesan perilaku hidup bersih dan sehat, baik dalam kelas maupun diluar kelas. c. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Waktu pelaksanaan kegiatan diatur dan disesuaikan dengan kalender pendidikan. Kegiatan yang melibatkan peserta didik dan pendidik agar diatur sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar, serta tidak dilaksanakan pada masa ujian. d. Dana Kegiatan Kegiatan yang memerlukan dana dapat dimusyawarahkan dengan tim pelaksana, komite yang tidak memberatkan orang tua yang disesuaikan kemampuan komite sekolah/orang tua, sumbangan lain yang tidak mengikat, serta usaha dari pihak sekolah melalui kegiatan peserta didik misalnya hasil kebun sekolah, koperasi, BOS (Bantuan Operasional Sekolah), BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), dan lain-lain. B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 4 KEMENTERIAN 1. Tugas dan tanggung jawab dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan a. Menetapkan kebijakan teknis dalam pembinaan dan pengembangan UKS/M melalui intrakurikuler dan ekstrakurikuler; b. Merumuskan dan menyusun standar, prosedur, dan pedoman pelaksanaan UKS/M; c. Mendorong pemerintah daerah melaksanakan pelatihan bagi guru pembina UKS/M, dan kader kesehatan;
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 15 d. Menyusun pedoman pendidikan kesehatan yang dibutuhkan untuk proses kegiatan belajar mengajar; e. Mengembangkan metodologi pendidikan dan pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat; f. Membantu pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala di semua sekolah; g. Melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang UKS/M; h. Mendorong pemerintah daerah untuk pengadaan sarana prasarana UKS/M; i. Mengembangkan model sekolah sehat; dan j. Melaksanakan pengendalian faktor resiko lingkungan di sekolah. 2. Tugas dan tanggung jawab dari Kementerian Kesehatan a. Menetapkan kebijakan yang mendukung kegiatan UKS/M; b. Memfasilitasi gerakan masyarakat, sekolah, maupun kampanye kesehatan yang mendukung pelaksanaan UKS/M; c. Melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang UKS/M; d. Menyediakan prototype media KIE, pedoman pembinaan UKS/M bagi tenaga kesehatan, dan memfasilitasi dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota untuk penggandaan media KIE; e. Meningkatkan akses terhadap media KIE, pedoman, dan buku- buku tentang materi kesehatan; f. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan sekolah; g. Memonitor ,mengendalikan, mengelola agar penjaringan kesehatan oleh tenaga kesehatan dapat terlaksana dengan baik; h. Melakukan persiapan penyelenggaraan dan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS);
16 Pedoman Pelaksanaan UKS/M i. Melaksanakan pembinaan pengendalian faktor resiko lingkungan di sekolah; j. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengendalian faktor resiko lingkungan secara terpadu; k. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6; dan l. Mengembangkan metode promosi kesehatan di sekolah yang mendukung UKS/M. 3. Tugas dan Tanggung Jawab dari Kementerian Agama a. Menetapkan kebijakan teknis dalam pembinaan dan pengembangan UKS/M melalui intrakurikuler dan ekstrakurikuler; b. Menetapkan standar, prosedur, dan pedoman pelaksanaan UKS/M; c. Mengembangkan metodologi pendidikan dan pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan agama; d. Menyusun, menggandakan, dan mendistribusikan pedoman pendidikan kesehatan dan buku-buku UKS/M lainnya untuk memenuhi kebutuhan madrasah dan pondok pesantren umum di bawah binaan Kementeriaan Agama; e. Menyediakan fasilitas UKS/M yang meliputi sarana prasarana berupa ruang UKS/M beserta peralatan yang dibutuhkan; f. Membantu pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala disemua madrasah dan pondok pesantren; g. Melaksanakan pengendalian faktor resiko lingkungan di madrasah dan pondok pesantren; h. Melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang lingkungan madrasah dan pondok pesantren sehat; dan i. Mengembangkan model Madrasah dan Pondok Pesantren Sehat.
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 17 4. Tugas dan Tanggung Jawab Kementerian Dalam Negeri a. Memfasilitasi penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria program UKS/M; b. Mendorong pemerintah daerah kabupaten/kota untuk membuat Peraturan Daerah tentang penyelenggaraan UKS/M; c. Mendorong pemerintah daerah untuk memasukkan UKS/M dalam perencanaan daerah di tingkat Kecamatan, Kabupaten/ Kota dan Provinsi; d. Mendorong daerah untuk mengalokasikan pembiayaan pelaksanaan UKS/M; dan e. Mendorong daerah untuk membentuk dan mengoptimalkan fungsi dan peran TP UKS/M dan sekretariat TP UKS/M Provinsi, sekretariat TP UKS/M Kabupaten/Kota, dan Sekretariat TP UKS/M Kecamatan. C. TUGAS TIM PEMBINA UKS/M PUSAT 1. Merumuskan kebijakan dan pedoman umum dibidang pembinaan dan pengembangan UKS/M yang bersifat nasional; 2. Melaksanakan sosialisasi dan memfasilitasi semua pemangku kepentingan dalam rangka pembinaan dan pengembangan UKS/M; 3. Menjalin hubungan kerja dan kemitraan dengan lintas sektor, pihak pemerintah, swasta dan lembaga swadaya masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri, sesuai ketentuan yang berlaku; 4. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi program pembinaan dan pengembangan UKS/M secara Nasional; 5. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri; 6. Melaksanakan ketatausahaan TP UKS/M Pusat.
18 Pedoman Pelaksanaan UKS/M D. TUGAS Tim Pembina UKS/M PROVINSI 1. Menyusun rencana kerja pembinaan dan pengembangan UKS/M yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolahh sehat; 2. Menyusun petunjuk pelaksanaan UKS/M; 3. Menyiapkan dan menyusun petunjuk pelaksanaan untuk jenjang pendidikan SMA/ SMK/MA; 4. Mensosialisasikan kebijakan pembinaan dan pengembangan UKS/M di wilayahnya; 5. Melaksanakan program pembinaan dan pengembangan UKS/M; 6. Melaksanakan pengembangan ketenagaan TP UKS/M dan sekretariat TP UKS/M; 7. Menjalin hubungan kerja sama dengan lintas sektor, pihak swasta, dan lembaga swadaya masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.; 8. Mendorong TP UKS/M Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan program BIAS, PHBS, P3K, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dan program kecacingan; 9. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan UKS/M; 10. Membuat laporan berkala kepada TP UKS/M Pusat; 11. Melaksanakan ketatausahaan TP UKS/M provinsi; dan 12. Melaksanakan Rakerda Provinsi dengan melibatkan TP UKS Pusat dari 4 (empat) Kementerian. E. TUGAS Tim Pembina UKS/M KABUPATEN/KOTA 1. Menyusun rencana kerja pembinaan dan pengembangan UKS/M yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat; 2. Menyusun petunjuk teknis UKS/M;
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 19 3. Mensosialisasikan kebijakan pembinaan dan pengembangan UKS/M di wilayahnya; 4. Melaksanakan pelatihan guru UKS/M, dokter kecil, kader kesehatan remaja, dan pendidikan sebaya; 5. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan UKS/M; 6. Melaksanakan pengembangan ketenagaan TP UKS/M dan sekretariat TP UKS/M; 7. Menjalin hubungan kerja sama dengan lintas sektor, pihak swasta, dan lembaga swadaya masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri, sesuai ketentuan yang berlaku; 8. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan UKS/M; 9. Menggandakan buku-buku pendidikan kesehatan, UKS/M dan media KIE untuk sekolah; 10. Membuat laporan berkala kepada TP UKS/M Provinsi; 11. Melaksanakan ketatausahaan TP UKS/M Kabupaten/Kota; dan 12. Menyelenggarakan rakerda UKS/M dan pertemuan-pertemuan di Kabupaten/Kota. F. TUGAS Tim Pembina UKS/M KECAMATAN 1. Menyusun rencana kerja pembinaan dan pengembangan UKS/M yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat; 2. Membina dan melaksanakan UKS/M; 3. Menyosialisasikan kebijakan pembinaan dan pengembangan UKS/M; 4. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan UKS/M melalui bimbingan dan penyuluhan;
20 Pedoman Pelaksanaan UKS/M 5. Melaksanakan peningkatan kualitas ketenagaan TP UKS/M dan sekretariat TP UKS/M; 6. Melaksanakan program UKS/M di wilayahnya sesuai dengan pedoman dan petunjuk TP UKS/M Kabupaten/Kota; 7. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan UKS/M secara berkala; 8. Membuat laporan pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan UKS/M pada TP UKS/M Kabupaten/Kota; dan 9. Melaksanakan ketatausahaan TP UKS/M Kecamatan. • Keanggotaan TP UKS/M Kecamatan ditetapkan oleh Camat terdiri dari unsur sekretariat Kecamatan, UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan, Pusat Kesehatan Masyarakat, Pengawas Pendidikan Agama dan instansi lain sesuai dengan kebutuhan. • Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki sekretariat tetap yang berkedudukan di kantor Kecamatan. G. TUGAS TAMBAHAN Tim Pembina UKS/M PUSAT 1. Menyelenggarakan pertemuan dan koordinasi baik tingkat Nasional maupun Regional; 2. Mengoptimalkan fungsi dan peran TP UKS/M dan sekretariat TP UKS/M Pusat. 3. Merubah sebutan sekretariat TP UKS/M Pusat sampai daerah menjadi sekretariat tetap TP UKS/M. 4. Menyelenggarakan rakernas, jambore UKS/M, workshop dan Lomba Sekolah Sehat (LSS). Rakerda, jambore baik tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dapat melibatkan Tim TP UKS/M Tingkat Pusat dan 4 (empat) Kementerian.
21 Pedoman Pelaksanaan UKS/M No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tujuan Sasaran Penanggung jawab Pendanaan Keterangan A. Manajemen 1. Rapat Tahunan 2. Rapat Tengah Tahunan Dalam kolom keterangan dapat dicantumkan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan seperti: - jumlah guru yang ditatar - jumlah murid yang direncanakan mengikuti program dokter kecil/KKR. B. Pendidikan Kesehatan a. Kurikuler b. Ekstrakurikuler c. Ceramah tentang kebersihan pribadi d. Pengawasan dan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat C. Pelayanan Kesehatan a. Pemeriksaan berkala b. Latihan dokter kecil/ KKR c. Imunisasi Murid SD kelas I dan kelas II H. CONTOH RENCANA KEGIATAN UKS/M Tahun Pelajaran : ………………………………………… Nama Sekolah : ………………………………………… Kec. : ………………………………………… Alamat : …………………………………………
22 Pedoman Pelaksanaan UKS/M ..........................................… Mengetahui Ketua Komite ……………… Kepala Sekolah/Madrasah Selaku Ketua Tim Pelaksana UKS/M ……………… No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tujuan Sasaran Penanggung jawab Pendanaan Keterangan D. Pembinaan lingkungan sekolah sehat a. Perbaikan sarana air bersih b. Perbaikan kamar mandi/WC c. Pengenalan alat-alat kebersihan E. Pengadaan sarana UKS/M a. Pengadaan alat/bahan UKS/M b. Pengadaan buku bacaan F. Peningkatan mutu a. Pelatihan Pembina UKS/M b.Studi siswa
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 23 BAB III Pelaksanaan Tiga Program Pokok UKS/M dan Strata 23
24 Pedoman Pelaksanaan UKS/M Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip dan pola hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan nama tiga program pokok UKS/M (Trias UKS). A. PENDIDIKAN KESEHATAN Pendidikan kesehatan adalah upaya yang diberikan berupa bimbingan dan atau tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek kesehatan pribadi (fisik, mental dan sosial) agar kepribadiannya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. 1. Tujuan Pendidikan Kesehatan. Tujuan pendidikan kesehatan ialah agar peserta didik: a. Memiliki pengetahuan tentang kesehatan, termasuk cara hidup bersih dan sehat; b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip dan pola hidup bersih dan sehat; c. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan; d. Memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari; e. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis (proporsional); f. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam kehidupan sehari-hari; g. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, miras, alkohol dan zat adiktif serta gaya hidup tidak sehat).
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 25 2. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui: a. Kegiatan Kurikuler Pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat dilakukan melalui kegiatan kurikuler, yaitu melalui pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran, sesuai kurikulum yang berlaku untuk setiap jenjang yang dapat diintegrasikan ke semua mata pelajaran khususnya Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Agama. 1) Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui pengenalan, pembangkit minat, dan penanaman kebiasaan hidup sehat, mencakup: a) Kebersihan dan kesehatan pribadi; b) Kebersihan dan kerapihan lingkungan; c) Makanan dan minuman sehat; d) Cuci tangan dan gosok gigi. 2) Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui peningkatan pengetahuan penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan, mencakup: a) Tidak merokok; b) Cuci tangan pakai sabun; c) Konsumsi minuman dan makanan sehat; d) Penggunaan jamban sehat; e) Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah; f) Pemberantasan jentik nyamuk; g) Pemantauan berat badan secara teratur; h) Membuang sampah pada tempatnya; i) Etika batuk dan bersin; j) Pengelolaan kebersihan saat menstruasi; k) Kebersihan gigi dan mulut; l) Mengenal bahaya narkoba dan miras; m) Pemahaman tentang Kesegaran Jasmani.
26 Pedoman Pelaksanaan UKS/M 3) Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, penanaman kebiasaan hidup bersih dan sehat, terutama melalui pemahaman konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat, mencakup: a) Tidak merokok; b) Cuci tangan pakai sabun; c) Konsumsi minuman dan makanan sehat; d) Penggunaan jamban sehat; e) Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah; f) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN); g) Pemantauan berat badan secara teratur; h) Membuang sampah pada tempatnya; i) Etika batuk dan bersin; j) Pengelolaan kebersihan saat menstruasi, Kebersihan Reproduksi; k) Kebersihan gigi dan mulut l) Bahaya narkoba dan miras; m) Bahaya HIV/AIDS; n) Memahami bahaya penyakit menular; o) Memahami bahaya seks bebas; p) Pemahaman Tentang Kesegaran Jasmani. 4) Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, terutama melalui peningkatan pemahaman dan konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat sehingga mempunyai kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, mencakup: a) Tidak merokok; b) Cuci tangan pakai sabun; c) Konsumsi minuman dan makanan sehat; d) Penggunaan jamban sehat; e) Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah;
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 27 f) Pemberantasan jentik nyamuk; g) Pemantauan berat badan secara teratur; h) Membuang sampah pada tempatnya; i) Etika batuk dan bersin; j) Pengelolaan kebersihan saat menstruasi; k) Kebersihan gigi dan mulut; l) Bahaya narkoba dan miras; m) Bahaya HIV/AIDS dan seks bebas; n) Kebersihan reproduksi; o) Memahami dan menghindari penyakit menular; p) Pemahaman tentang kesegaran jasmani. Pada Sekolah Kejuruan yang banyak menggunakan mesin-mesin, peralatan tenaga listrik/elektronika bahan kimia untuk pelaksanaan praktek di bengkel sekolah dapat mengakibatkan resiko atau bahaya kecelakaan bagi peserta didik. Untuk itu perlu ditanamkan sikap hidup yang selalu mengutamakan keselamatan kerja. Sehingga pendidikan kesehatan untuk Sekolah Kejuruan harus ditekankan juga kepada pendidikan keamanan dan keselamatan kerja. 5) Sekolah Luar Biasa Pendidikan kesehatan pada SDLB, SMPLB, dan SMALB dilaksanakan sesuai dengan kurikulum, materi, maupun metode pengajarannya disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat kemampuan pesertadidik, tingkat kemampuan guru serta situasi dan kondisi sekolah, peserta didik, sarana, dan fasilitas pedidikan yang tersedia. b. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan peserta didik serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan.
28 Pedoman Pelaksanaan UKS/M Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain: 1) Wisata siswa; 2) Kemah (Persami); 3) Ceramah, diskusi, simulasi, bermain peran dan talkshow; 4) Lomba-lomba; 5) Bimbingan hidup sehat; 6) Apotik hidup; 7) Kebun sekolah; 8) Kerja bakti; 9) Majalah dinding; 10) Pramuka; 11) Piket sekolah; 12) Radio UKS; 13) Area promosi kesehatan; 14) Rumah sehat; 15) Palang Merah Remaja; 16) Group/ kelompok keagamaan. Catatan: Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) mempunyai peranan yang besar dalam pelaksanaan program UKS/M yang dilakukan secara ekstrakurikuler Pada Jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Dalam pelaksanaan program UKS/M, OSIS dapat mengamati adanya masalah yang berkaitan dengan kesehatan, melaporkannya kepada guru pembina OSIS, agar bersama-sama mencari cara penanggulangannya antara lain berupa kegiatan berdasarkan konsep 7K. 3. Pendekatan dan Metode a. Pendekatan Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan pendidikan kesehatan antara lain: 1) pendekatan individual; 2) pendekatan kelompok;
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 29 a) kelompok kelas; b) kelompok bebas; c) lingkungan keluarga. Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai secara optimal, dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan halhal sebagai berikut: a. Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta didik; b. Diupayakan sebanyak-banyaknya melibatkan peran aktif peserta didik; c. Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat; d. Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya alih teknologi; e. Memperhatikan kebutuhan dan kemampuan sekolah; f. Mengikuti/memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Metode Dalam proses belajar-mengajar guru dan pembina dapat menggunakan metode: 1) Belajar kelompok; 2) Kerja kelompok/penugasan; 3) Diskusi; 4) Belajar perorangan; 5) Pemberian tugas; 6) Pemeriksaan langsung; 7) Karya wisata; 8) Bermain peran; 9) Ceramah; 10) Demonstrasi; 11) Tanya jawab; 12) Simulasi;
30 Pedoman Pelaksanaan UKS/M 13) Dramatisasi; 14) Bimbingan (konseling); dan 15) Role playing. B. PELAYANAN KESEHATAN 1. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan terhadap peserta didik dan lingkungannya. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut meliputi : a. Peningkatan kesehatan promotif dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan; b. Pencegahan preventif dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh,kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit; c. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal; d. Membuat area promosi kesehatan di sekolah. 2. Tujuan Pelayanan Kesehatan Tujuan pelayanan kesehatan adalah : a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup bersih dan sehat; b. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat;
31 Pedoman Pelaksanaan UKS/M c. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit, kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal. 3. Tempat Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan terhadap peserta didik dilakukan : a. Di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler berupa penyuluhan dan latihan keterampilan, antara lain: • Dokter kecil; • Kader Kesehatan Remaja; • Saka Bakti Husada; • dll. b. Di Puskesmas dan instansi kesehatan jenjang berikutnya sesuai kebutuhan. 4. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan a. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan di sekolah dilakukan sebagai berikut : 1) Sebagian kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah perlu didelegasikan kepada guru, setelah guru ditatar dan kader UKS/M dibimbing oleh petugas Puskesmas. Kegiatan tersebut adalah kegiatan peningkatan (promotif), pecegahan (preventif), dan dilakukan pertolongan pertama, pengobatan sederhana pada waktu terjadi kecelakaan atau penyakit sehingga selain menjadi kegiatan pelayanan, juga menjadi kegiatan pendidikan; 2) Sebagian lagi kegiatan pelayanan kesehatan hanya boleh dilakukan oleh petugas Puskesmas dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan secara terpadu (antara Kepala Sekolah dan Petugas Puskesmas).
32 Pedoman Pelaksanaan UKS/M b. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Bagi peserta didik yang dirujuk dari sekolah khusus untuk kasus yang tidak dapat diatasi oleh sekolah. Untuk itu perlu diadakan kesepakatan dalam rapat perencanaan tentang pembiayaan peserta didik yang dirujuk ke Puskesmas. Sekolah sebaiknya mengupayakan dana UKS/M untuk pembiayaan yang diperlukan agar masalah pembiayaan tidak menghambat pelayanan pengobatan yang diberikan. Untuk ini setiap peserta didik harus memiliki buku/kartu rujukan sesuai tingkat pelayanan kesehatan. Tugas dan fungsi Puskesmas dalam UKS/M adalah pelaksana dan pembina mencakup: 1) Memberikan pencegahan terhadap sesuatu penyakit dengan immuniasi dan lainnya yang dianggap perlu; 2) Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang berhubungan dengan peserta didik (Kepala Sekolah, guru, orang tua/Komite Sekolah, peserta didik dan lain-lain); 3) Memberikan bimbingan teknis medik kepada Kepala Sekolah dan guru dalam melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah; 4) Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan UKS pada khususnya kepada kepala sekolah, guru, kader UKS/M dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta dalam pelaksanaan UKS/M; 5) Memberikan pelatihan/penataran kepada guru UKS/M dan kader UKS/M (Dokter Kecil dan Kader Kesehatan Remaja); 6) Melakukan penjaringan (tes kesegaran jasmani untuk siswa)dan pemeriksaan berkala serta rujukan terhadap kasus-kasus tertentu yang memerlukannya; 7) Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling; 8) Menginformasikan kepada warga sekolah tentang derajat kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani peserta didik dan cara peningkatannya;
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 33 9) Menginformasikan secara teratur kepada Tim Pembina UKS/M setempat meliputi segala kegiatan pembinaan kesehatan dan permasalahan yang dialami; 10) Membina kantin sekolah sehat; 11) Perlu pembinaan bagi pedagang kaki lima yang ada di sekitar sekolah tersebut. c. Peserta Didik yang Perlu Dirujuk Adapun peserta didik yang perlu dirujuk adalah: 1) Peserta didik yang sakit sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran, dan bila masih memungkinkan segera disuruh pulang dengan membawa surat pengantar dan buku/kartu rujukan agar dibawa orang tuanya ke sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk. 2) Bila peserta didik cedera/sakit yang tidak memungkinkan disuruh pulang dan segera membutuhkan pertolongan secepatnya agar dibawa ke sarana pelayanan kesehatan yang terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Setelah itu agar segera diberitahukan kepada orang tuanya untuk datang ke Puskesmas/ sarana pelayanan kesehatan tersebut. d. Pendekatan Pendekatan pelayanan kesehatan dikelompokan sebagai berikut: 1) Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau mengurangi masalah perorangan, antara lain pencarian, pemeriksaan, dan pengobatan penderita; 2) Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau mengurangi masalah lingkungan di sekolah, khususnya masalah lingkungan yang tidak mendukung tercapainya derajat kesehatan optimal; 3) Intervensi yang ditujukan untuk membentuk perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat sekolah.
34 Pedoman Pelaksanaan UKS/M e. Metode yang Diperlukan 1) Penataran/pelatihan; 2) Bimbingan kesehatan dan bimbingan khusus (konseling); 3) Penyuluhan kesehatan; 4) Pemeriksaan langsung; dan 5) Pengamatan (observasi). C. PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEHAT 1. Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah adalah bagian dari lingkungan yang menjadi wadah/tempat kegiatan pendidikan. Lingkungan sekolah dibedakan menjadi dua yaitu : a. Lingkungan fisik meliputi; Ruang kelas, ruang UKS/M, ruang laboratorium, kantin sekolah, sarana olahraga, ruang Kepala Sekolah, guru, pencahayaan, ventilasi, WC, kamar mandi, kebisingan, kepadatan, sarana air bersih dan sanitasi, halaman, jarak papan tulis, vektor penyakit, meja, kursi, sarana ibadah, dan sebagainya. b. Lingkungan Non Fisik Perilaku membuang sampah pada tempatnya, perilaku mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir, perilaku memilih makanan jajanan yang sehat, perilaku tidak merokok, pembinaan masyarakat sekitar sekolah, bebas jentik nyamuk dan sebagainya. 2. Lingkungan Sekolah Sehat Lingkungan sekolah sehat adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat serta terhidar dari pengaruh negatif.
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 35 3. Pembinaan Lingkungan Sekolah sehat Pembinaan lingkungan sekolah sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Karena terbatasnya waktu yang tersedia pada kegiatan kurikuler, maka kegiatan pembinaan lingkungan sekolah sehat lebih banyak diharapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pembinaan lingkungan sekolah sehat antara lain: a. Lomba sekolah sehat, b. Lomba kebersihan antar kelas; c. Menggambar/melukis; d. Mengarang; e. Menyanyi; f. Kerja bakti; g. Pembinaan kebersihan lingkungan, pemberantasan sumber penularan penyakit; h. Melaksanakan Jambore UKS/M; i. dan lain-lain. Untuk mempermudah pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah sehat sebaiknya dilakukan kegiatan identifikasi masalah, perencanaan, intervensi, pemantauan, dan evaluasi serta pelaporan. a. Identifikasi faktor risiko lingkungan sekolah Identifikasi faktor risiko dilakukan dengan cara pengamatan dengan menggunakan instrument pengamatan dan bila perlu dilakukan pengukuran lapangan dan laboratorium.
36 Pedoman Pelaksanaan UKS/M Analisa faktor risiko dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengamatan dengan standar yang telah ditentukan. Penentuan prioritas masalah berdasarkan perkiraan potensi besarnya bahaya atau gangguan yang ditimbulkan, tingkat keparahan dan pertimbangan lain yang diperlukan sebagai dasar melakukan intervensi. b. Perencanaan Dalam perencanaan sudah dimasukan rencana pemantauan dan evaluasi dan indikator keberhasilan. Perencanaan masing-masing kegiatan/ upaya harus sudah terinci volume kegiatan, besarnya biaya, sumber biaya, waktu pelaksanaan, pelaksana dan penanggung jawab. Agar rencana kegiatan atau upaya mengatasi masalah atau menurunkan risiko menjadi tanggung jawab bersama maka dalam menyusun perencanaan hendaknya melibatkan masyarakat sekolah, peserta didik, guru, Kepala Sekolah, orangtua/Komite Sekolah, peserta didik, penjaja makanan di kantin sekolah, instansi terkait, Tim Pembina UKS/M Kecamatan. c. Intervensi Intervensi terhadap faktor risiko lingkungan dan perilaku pada prinsipnya meliputi tiga kegiatan yaitu penyuluhan, perbaikan sarana dan pengendalian. 1) Penyuluhan Kegiatan penyuluhan bisa dilakukan oleh pihak sekolah sendiri atau dari pihak luar yang diperlukan. 2) Perbaikan sarana Bila dari hasil identifikasi dan penilaian faktor risiko lingkungan ditemukan kondisi yang tidak sesuai dengan standar teknis maka segera dilakukan perbaikan. 3) Pengendalian Untuk menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan di sekolah, upaya pengendalian faktor risiko disesuaikan dengan kondisi yang ada, antara lain sebagai berikut:
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 37 a) Pemeliharaan ruang dan bangunan • Atap dan talang dibersihkan secara berkala sekali dalam sebulan dari kotoran/sampah yang dapat menimbulkan genangan air; • Pembersihan ruang sekolah dan halaman minimal sekali dalam sehari; • Pembersihan ruang sekolah harus menggunakan kain pel basah untuk menghilangkan debu atau menggunakan alat penghisap debu; • Membersihkan lantai dengan menggunakan larutan desinfektan; • Lantai harus disapu terlebih dahulu sebelum di pel; • Dinding yang kotor atau yang catnya sudah pudar harus dicat ulang; • Bila ditemukan kerusakan pada tangga segera diperbaiki. b. Pencahayaan dan kesilauan • Pencahayaan ruang sekolah harus mempunyai intensitas yang cukup sesuai dengan fungsi ruang; • Pencahayaan ruang sekolah harus dilengkapi dengan penerangan buatan; • Untuk menghindari kesilauan maka harus disesuaikan tata letak papan tulis dan posisi bangku peserta didik; • Gunakan papan tulis yang menyerap cahaya. c. Ventilasi • Ventilasi ruang sekolah harus menggunakan sistim silang agar udara segar dapat menjangkau setiap sudut ruangan; • Pada ruang yang menggunakan AC (AirConditioner) Harus disediakan jendela yang bisa dibuka dan ditutup; • Agar terjadi penyegaran pada ruang ber-AC, jendela harus dibuka terlebih dahulu minimal satu jam sebelum ruangan tersebut dimanfaatkan; • Filter AC harus dicuci minimal 3 bulan sekali. •
38 Pedoman Pelaksanaan UKS/M d. Kepadatan ruang kelas Kepadatan ruang kelas dengan perbandingan minimal setiap peserta didik mendapat tempat seluas 1,75 m2. Rotasi tempat duduk perlu dilakukan secara berkala untuk menjaga keseimbangan otot mata. e. Jarak papan tulis • Jarak papan tulis dengan meja peserta didik paling depan minimal 2,5 M; • Jarak papan tulis dengan meja peserta paling belakang maksimal 9 M; • Petugas menghapus papan tulis sebaiknya menggunakan masker. f. Sarana cuci tangan • Tersedia air bersih yang mengalir dan sabun; • Tersedia saluran pembuangan air bekas cuci tangan; • Bila menggunakan tempat penampungan air bersih maka harus dibersihkan minimal seminggu sekali; • Rasio kelas dengan tempat cuci tangan 1 : 1. g. Kebisingan Untuk menghindari kebisingan agar tercapai ketenangan dalam proses belajar, maka dapat dilakukan dengan cara; • Lokasi jauh dari keramaian, misalnya; pasar,terminal, pusat hiburan, jalan protokol, rel kereta api,dan lain- lain; • Penghijauan • Pembuatan pagar tembok tinggi yang mengelilingi sekolah. h. Air Bersih • Sarana air bersih harus jauh dari sumber pencemaran (tangki septic, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, dll);
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 39 • Bila terjadi keretakan pada dinding sumur atau lantai sumur agar segera diperbaiki; • Tempat penampungan air harus dibersihkan/dikuras secara berkala. i. Toilet • Toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak berbau; • Bak air harus dibersihkan minimal sekali dalam seminggu, dan bila tidak digunankan dalam waktu lama (libur panjang) maka bak air harus dikosongkan agar tidak menjadi tempat perindukan nyamuk; • Menggunakan desinfektan untuk membersihkan lantai, closet serta urinoar; • Tersedia sarana cuci tangan, sabun untuk cuci tangan, cermin dan tempat sampah dalam toilet; • Perbandingan toilet pria dan wanita adalah pria 1:40 dan wanita 1:25. j. Sampah • Setiap kelas tersedia tempat sampah yang terpilah; • Pengumpulan sampah dari seluruh ruang dilakukan setiap hari dan dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara; • Pembuangan sampah dari tempat pembuangan sampah sementara ke tempat pembuangan sampah akhir dilakukan maksimal 2 hari sekali. k. Sarana pembuangan air limbah Membersihkan saluran pembuangan limbah terbuka minimal seminggu sekali agar tidak terjadi perindukan nyamuk dan tidak menimbulkan bau. l. Vektor (pembawa penyakit) Agar lingkungan sekolah bebas dari nyamuk demam berdarah maka harus dilakukan kegiatan: • Kerja bakti rutin sekali dalam seminggu dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk;
40 Pedoman Pelaksanaan UKS/M • Menguras bak penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali dan bila libur panjang dikosongkan; • Bila ada kolam ikan dirawat agar tidak ada jentik nyamuk; • Pengamatan terhadap jentik nyamuk di setiap penampungan air atau wadah yang berpontensi adanya jentik nyamuk. Hasil pengamatan dicatat untuk menghitung Container Index. m. Kantin Sekolah • Makanan jajanan harus dibungkus dan atau tertutup sehingga terlindung dari lalat, binatang lain dan debu; • Makanan tidak kadaluarsa; • Tempat penyimpanan makanan dalam keadaan bersih, terlindung dari debu, terhindar dari bahan berbahaya, serangga dan hewan lainnya; • Tempat pengolahan atau penyiapan makan harus bersih dan memenuhi syarat kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku; • Peralatan yang digunakan untuk mengolah, menyajikan dan peralatan makan harus bersih dan disimpan pada tempat yang bebas dari pencemaran; • Peralatan digunakan sesuai dengan peruntukannya; • Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang untuk sekali pakai; • Penyaji makanan harus selalu menjaga kebersihan, mencuci tangan sebelum memasak dan setelah dari toilet; • Bila tidak tersedia kantin di sekolah maka harus dilakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penjaja makanan di sekitar sekolah. Pembinaan dan pengawasan meliputi jenis makanan/minuman yang dijual, penyajian, kemasan, bahan tambahan (pengawet, pewarna, penyedap rasa).
41 Pedoman Pelaksanaan UKS/M n. Halaman • Melakukan penghijauan; • Melakukan kebersihan halaman sekolah secara berkala seminggu sekali; • Menghilangkan genangan air di halaman dengan menutup/mengurug atau mengalirkan ke saluran umum; • Melakukan pengaturan dan pemeliharaan tanaman; • Memasang pagar keliling yang kuat dan kokoh tetapi tetap memperhatikan aspek keindahan. o. Meja dan kursi peserta didik Desain meja dan kursi harus memperhatikan aspek ergonomis, permukaan meja/bangku memiliki kemiringan ke arah pengguna sebesar 15% atau sudut 10o. p. Perilaku • Mendorong peserta didik untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dengan memberikan kateladanan, misalnya tidak merokok di sekolah; • Membiasakan membuang sampah pada tempatnya; • Membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah buang air besar, sebelum menyentuh makanan, setelah bermain atau setelah beraktifitas lainnya; • Membiasakan memilih makanan jajanan yang sehat; • Belajar budaya antri; • Membiasakan makan dengan posisi duduk.
42 Pedoman Pelaksanaan UKS/M 4. Pelaksana pembinaan lingkungan sekolah sehat a. Kepala Sekolah Kepala Sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana UKS/M di sekolah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah di sekolah masing-masing. Dalam melaksanakan pembinaan, Kepala Sekolah dibantu oleh guru, pegawai sekolah, peserta didik, orang tua peserta didik (Komite Sekolah) dan lain-lain. b. Guru Dalam melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat, guru mempunyai peranan penting antara lain dengan cara memberikan: 1) Pengetahuan praktis tentang pembinaan lingkungan sekolah sehat; 2) Bimbingan, contoh dan tauladan, dorongan serta melakukan pengamatan dan pengawasan kepada peserta didik agar mau dan terampil menerapkan segala yang telah diberikan kegiatan sehari-hari baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat. c. Peserta Didik Peserta didik diharapkan ikut berperan serta secara aktif dalam: 1) Menjaga serta mengawasi kebersihan lingkungan sekolah masing-masing, misalnya dengan ikut mengawasi kawankawannya yang membuang sampah, membersihkan ruangan atau halaman dan sebagainya; 2) Piket kelas, yang bertugas menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan dan kekeluargaan kelasnya masingmasing; 3) Menjaga/memelihara lingkungan sehat di lingkunngan keluarga dan masyarakat, misalnya dengan menyampaikan pesan tentang manfaat lingkungan yang sehat kepada anggota keluarga yang lain, ikut kerja bakti membersihkan lingkungan dan sebagainya.
Pedoman Pelaksanaan UKS/M 43 d. Pegawai Sekolah Pegawai sekolah yang merupakan warga sekolah perlu ikut melaksanakan dan mengawasi serta memelihara lingkungan sekolah sehat terutama pada penyediaan fasilitas sarana prasarana. e. Komite Sekolah Komite Sekolah sebagai wadah organisasi orang tua peserta didik diharapkan mampu berperan serta secara aktif dalam melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat, terutama dalam penyediaan dana dan fasilitas yang menunjang kegiatan. f. Masyarakat Masyarakat di sekitar sekolah diharapkan berperan serta untuk melaksanakan pembinaan terutama dalam memelihara dan menjaga lingkungan sekolah sehat.
44 Pedoman Pelaksanaan UKS/M D. STRATA UKS/M 1. Strata Program UKS pada Jenjang TK/RA PROGRAM MINIMAL STANDAR OPTIMAL PARIPURNA PENDIDIKAN KESEHATAN 1. Intregrasi Penjaskes ke dalam kegiatan belajar dan bermain 2. Adanya buku Pegangan/ bacaan Pendidikan kesehatan 3. Guru membuat Satuan Kegiatan 4. Harian (SKH) dan kegiatan Satuan Kegiatan Mingguan (SKM) 1. Dipenuhinya srata minimal 2. Tersedianya alat peraga penjaskes 1. Dipenuhinya strata Standar 2. Memiliki media pendidikan kesehatan (poster dll) 3. Memiliki guru pembina UKS/M 1. Dipenuhinya strata optimal 2. Memiliki guru pembina UKS/M yang terlatih 3. Adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait (Puskesmas, Kepolisian, PPL Pertanian, dll) PELAYANAN KESEHATAN 1. Dilaksanakannya penyuluhan kesehatan 2. Dilaksanakannya penyuluhan kesehatan gigi 3. Memiliki buku pegangan guru mengenai DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak) 4. Adanya pengukuran berat badan dan tinggi badan 1. Dipenuhinya strata minimal 2. Adanya pencatatan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan 3. Dilakukan penjaringan kesehatan 4. Dilakukan pemeriksaan kesehatan 5. Dilakukan kegiatan sikat gigi bersama 6. Pecatatan hasil pemeriksaan kesehatan anak TK pada buku 7. Ada rujukan bila diperlukan 8. Melaksanakan P3K dan P3P 1. Dipenuhinya strata standar 2. Pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan 3. Pemeriksaan dan perawatan kesehtan gigi 4. Dilakukan pengawasan makanan yang dibawa 1. Dipenuhinya strata optimal 2. Dilakukan penyuluhan kepada orang tua murid TK tentang makanan yg sehat, aman dan bergizi 3. Dilakukan pengukuran tes kemampuan motorik