The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by sumiatiwahyudi58, 2023-06-15 20:17:36

BAHAN AJAR PENDEKATAN STEAM

BAHAN AJAR PENDEKATAN STEAM

0 KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Kerajaan Samudera Pasai, Demak, Ternate dan Tidore By : Sumiati


1 KERAJAAN ISLAM DI IDNONESIA (KERAJAAN SAMUDERA PASAI, DEMAK, TERNATE DAN TIDORE) SEJARAH INDONESIA KELAS X Penulis : Sumiati 190210302031 Editing & Tata Letak : Canva.com Microsoft Word 2010


2 PENDAHULUAN A. Identitas Modul Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kelas : X Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Judul Modul : Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia B. Capaian Pembelajaran Peserta didik mampu memahami konsep dasar asal usul nenek moyang dan jalur rempah; menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam asal usul nenek moyang dan jalur rempah; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dalam ruang lingkup lokal, nasional, serta global; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dalam dimensi masa lalu, masa kini, serta masa depan; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah secara diakrnosi (kronologi) dan/atau sinkronis. C. Deskripsi Singkat Materi Peta diatas menunjukkan bahwa wilayah perairan Indonesia sangat strategis. Wilayah perairan Indonesia termasuk rute pelayaran dan perdagangan pra pedagang dari Timur Tengah, India, Malaka, dan Cina. Sebagian besar para pedagang tersebut memeluk agama Islam. Pedagang Islam inilah yang berperan


3 penting dalam proses masuknya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Selain pedagang, penyebaran Islam di Indonesia dilakukan oleh ulama dari Arab, Persia, dan India. Para ulama yang ikut dalam pelayaran para pedagang kemudian menyebarkan agama Islam di tempat-tempat yang disinggahinya. Perkembangan awal Islam di Indonesia terjadi di wilayah pesisir. Setelah dianut oleh penduduk pesisir, agama dan kebudayaan Islam berkembang pesat di hampir seluruh wilayah Indonesia. Perkembangan Islam dapat dilihat melalui kerajaan-kerajaan yang berkembang pada masa itu. Oleh karena itu bahan ajar ini akan membahas mengenai kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Demak, dan kerajaan Ternate dan Tidore. Kerajaan Samudera Pasai yang terletak di pulau Sumatera, kerajaan Demak yang terletak di pulau Jawa, dan kerajaan Ternate dan Tidore di pulau Maluku. Berdasarkan informasi di atas maka kegiatan belajar kalian akan belajar Peserta didik mampu memahami konsep dasar kerajaan Islam; menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam kerajaan Islam; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis. D. Petunjuk Penggunaan Modul Modul ini ditujukan untuk peserta didik kelas X yang mempelajari Sejarah Indonesia. Peserta didik diharapkan dapat memanfaatkan modul ini secara maksimal, dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1. Sebelum masuk kepada kegiatan pembelajaran, bacalah tujuan pembelajaran terlebih dulu. Ini penting untuk membantu kamu mencapai tujuan pembelajaran. 2. Bacalah secara berurut uraian materi yang disajikan, pastikan kamu memahami uraian materi yang ditulis, setelah itu jangan lupa baca


4 rangkuman materi yang telah ditulis, ini membantu kamu menyimpan informasi lebih dalam. 3. Selanjutnya akan dibentuk kelompok menjadi 9 kelompok untuk mengerjakan proyek kelompok yaitu berupa infografis E. Materi Pembelajaran 1). Kerajaan Samudera Pasai a. sejarah berdirinya b. kondisi politik c. kondisi ekonomi d. kondisi sosial-budaya e. masa keruntuhan f. peninggalan sejarah 2). Kerajaan Demak a. sejarah berdirinya b. kondisi politik c. kondisi ekonomi d. kondisi sosial-budaya e. masa keruntuhan f. peninggalan sejarah 3). Kerajaan Ternate dan Tidore a. sejarah berdirinya b. kondisi politik c. kondisi ekonomi d. kondisi sosial-budaya e. masa keruntuhan f. peninggalan sejarah


5 KEGIATAN BELAJAR KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA A. Tujuan Pembelajaran PJBL dengan Pendekatan STEAM 1. Melalui tayangan video ( https://youtu.be/efOZrxmEZ-Q ) peserta didik dapat merumuskan pertanyaan mendasar tentang kerajaan Samudera Pasai, Demak, Ternate dan Tidore di Indonesia secara kritis. 2. Melalui aktivitas penyusunan rancangan project, peserta didik dapat menganalisis kerajaan Samudera Pasai, Demak, Ternate dan Tidore di Indonesia secara kolaboratif. 3. Melalui aktivitas penyusunan jadwal, peserta didik dapat memerinci penyusunan jadwal terkait proyek tentang kerajaan Samudera Pasai, Demak, Ternate dan Tidore di Indonesia secara kritis. 4. Melalui aktivitas pelaksanaan proyek peserta didik dapat menyampaikan argumen hasil penyelidikan tentang kerajaan Samudera Pasai, Demak, Ternate dan Tidore di Indonesia secara kritis dan kolaboratif. 5. Melalui presentasi peserta didik dapat menyajikan hasil berupa infografis tentang kerajaan Samudera Pasai, Demak, Ternate dan Tidore di Indonesia secara kritis dan kolaboratif. 6. Melalui kegiatan evaluasi dan refleksi, peserta didik dapat melakukan evaluasi diri dan refleksi terkait proyek tentang kerajaan Samudera Pasai, Demak, Ternate dan Tidore di Indonesia secara kritis. 7. Setelah mengikuti pembelajaran berbasis Project Based Learning peserta didik dapat menjadi pribadi yang berkarakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. B. Uraian Materi 1) Kerajaan Samudera Pasai a. Sejarah kerajaan Samudera Pasai


6 Letak kerajaan ini lebih kurang 15 km di sebelah timur Lhokseumawe, Nanggroe Aceh, dan tumbuh diperkirakan antara 1270 dan 1275 atau pada pertengahan abad XIII. Sultan pertamanya bernama Malikush Shaleh (696 H/1297 M). Nama Malikush Shaleh sebagai sultan pertama kerajaan tersebut diceritakan dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai, yang sebelumnya hanya seorang kepala Gampong Samudera bernama Merah Selu. Tumbuhnya kesultanan Samudera Pasai tidak dapat dipisahkan dari letak geografisnya yang senantiasa tersentuh pelayaran dan perdagangan internasional melalui Selat Malaka yang sudah ada sejak abad-abad pertama Masehi. Sejak abad VII-VIII para pedagang muslim dari Semenanjung Arabia, Persia, dan negeri-negeri Timur Tengah lainnya mulai memiliki peranan penting, turut serta dalam jaringan pelayaran perdagangan internasional yaitu dari Teluk Aden dan Teluk Persia, Samudera Hindia, dan Selat Malaka sampai selatan.


7 Keberadaan jaringan pelayaran perdagangan antar bangsa tidak berdasarkan pada berita-berita Cina tetapi berita-berita para pelayar dan ahli bangsa Arab yang telah menambahkan sumber sejarah sejak abad IX-XI. Oleh karena itu, sejak abad VII sampai abad XI di daerah pesisir Selat Malaka dan Cina Selatan tumbuh komunitas muslim akibat proses islamisasi. Situasi dan kondisi kerajaan Sriwijaya sedang melemah karena perluasan kekuasaan kerajaan Singhasari dari Jawa menyebabkan kerajaan Sriwijaya tidak mampu melakukan kontrol sejak awal abad XIII. Oleh karena itu, lambat laun muncul komunitas muslim dan tumbuh Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. b. Kondisi Politik Kitab sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai menjelaskan bahwa kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Marah Silu yang berasal dari Persia. Marah Silu bergelar Sultan Malik as-Saleh dan memerintah Samudera Pasai pada tahun 1285- 1297. Pada masa pemerintahannya, Sultan Malik as-Saleh berusaha menjadikan Samudera Pasai sebagai pusat perdagangan dan agama Islam di Sumatera bagian utara. Pada masa ini kerajaan Samudera Pasai berkembang menjadi kerajaan maritime yang kuat di sekitar Selat Malaka. Sultan Malik as-Saleh juga menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan Perlak. Ia menikahi putri Raja Perlak yang bernama Putri Ganggang Sari. Setelah Sultan Malik az-Saleh wafat, kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Sultan Muhammad Malik az-Zahir. Ia memerintah Samudera Pasai pada tahun 1297-1326. Pada masa pemerintahannya, kerajaan Perlak bersatu dengan kerajaan Samudera Pasai. Sultan Malik az-Zahir juga mulai memperkenalkan koin emas. Salah satu kebijakan politik yang diterapkan Sultan Muhammad Malik az-Zahir adalah menempatkan orang Persia sebagai pejabat istana. Sepeninggalan Sultan Muhammad Malik az-Zahir Samudera Pasai dipimpin oleh Sultan Mahmud Malik az-Zahir (1326-1348). Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik az-Zahir, Samudera Pasai mendapat serangan dari Majapahit.


8 Serangan tersebut menyebabkan Sultan Malik az-Zahir melarikan diri dari ibu kota kerajaan. Pada tahun 1383 dibawah pimpinan Sultan Zain Abidin Malik azZahir, kerajaan Samudera Pasai berhasil melepaskan diri dari Majapahit. Sultan Zain Abidin Malik az-Zahir memerintah di Samudera Pasai hingga tahun 1405. Pada masa pemerintahannya, utusan Dinasti Ming yang dipimpin Laksamana Cheng Ho berkunjung ke Samudera Pasai. c. Kondisi Ekonomi Letaknya yang strategis di tepi Selat Malaka menyebabkan perekonomian berbasis perdagangan laut. Pelabuhan Samudera Pasai disinggahi banyak pedagang dari berbagai daerah seperti di Jawa, India, Timur Tengah, dan Cina. Barang perdagangan Samudera Pasai antara lain lada, kapur barus, dan emas. Selain itu, penduduk Samudera Pasai menanam padi untuk memenuhi kebutuhan pokok bahan makanan. Mereka menanam padi di ladang dengan masa panen dua kali setahun. Untuk memperlancar aktivitas perdagangan, kerajaan Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas sebagai alat tukar atau alat pembayaran resmi. Mata uang ini dinamakan dereuham (dirham). Mata uang ini terbuat dari 70% emas murni dengan berat 0,60 gram, berdiameter 10 mm, dan mutu 17 karat. d. Kondisi Sosial Budaya Hukum islam mengatur kehidupan sosial budaya masyarakat Samudera Pasai. Dengan demikian, kehidupan sosial dan budaya masyarakat Samudera Pasai memiliki kesamaan dengan masyarakat Arab. Kemiripan antara kehidupan masyarakat Aceh dan masyarakat Arab menyebabkan Samudera Pasai dijuluki Serambi Mekah. Sementara itu, pengaruh islam di dalam bidang budaya di Samudera Pasai terlihat dari nisan-nisan makam raja Samudera Pasai yang dihiasi syair-syair bernuansa islam. e. Masa Keruntuhan


9 Sejak orang Portugis menguasai Malaka pada tahun 1511 dan meluaskan kekuasaannya, kesultanan Samudera Pasai mulai dikuasai sejak tahun 1521. Kemudian kesultanan Aceh Darussalam di bawah pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah lebih berhasil menguasai Samudera Pasai. f. Peninggalan Sejarah Makam Sultan Malik Al-Saleh Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang pertama yaitu Makam Sultan Malik Al-Saleh. Dia merupakan pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai meninggalkan jejak berupa beberapa makam dengan batu nisan yang indah bentuknya. Makam dengan angka tahun 1297 M ini diklaim sebagai batu nisan tertua yang ditemukan. Batu nisan pada makam Sultan Malik Al-Saleh menunjukkan bukti adanya pengaruh Islam dari Gujarat di Samudera Pasai. Lonceng Cakra Donya Lonceng Cakra Donya merupakan peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang diperkirakan dibuat pada 1409 M. Lonceng setinggi 125 cm dan lebar 75 cm ini


10 berupa mahkota besi berbentuk stupa. Lonceng Cakra Donya diduga sebagai hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Samudera Pasai. Nama Cakra Donya berasal dari dua kata. Cakra berarti poros kereta, lambang-lambang Wishnu, matahari atau cakrawala, sedangkan Donya berarti dunia. Pada bagian luar Cakra Donya terdapat sebuah hiasan dan simbol berbentuk aksara Arab dan Cina. Aksara Arab tidak dapat dibaca lagi karena telah aus. Sedangkan aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo (Sultan Sing Fa yang sudah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5). Dirham Pasai Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai berikutnya yaitu Dirham Pasai. Ketika masa kejayaannya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama saat itu adalah lada. Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam. Selanjutnya, dalam Ying Yai Sheng Lan karya Ma Huan, sang juru tulis dan penerjemah Laksamana Muslim Cheng Ho, disebutkan mata uang Samudera Pasai adalah dirham emas dengan kadar 70 persen dan mata uang keueh dari timah (1 dinar = 1.600 keueh). Pasai telah mencetak dinar pertamanya pada masa pemerintahan Sultan Muhammad (1297- 1326) dengan satuan emas yang sepadan dengan 40 grains atau 2,6 gram.


11 Hikayat Raja-Raja Pasai Hikayat Raja-Raja Pasai merupakan peninggalan Kerajaan Samudera Pasai berupa karya berbahasa Melayu yang bercerita tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara, Samudera Pasai. Menurut Dr. Russel Jones, hikayat ini ditulis pada abad ke 14. Hikayat ini mencakup masa dari berdirinya Kesultanan Samudera Pasai sampai ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit. Naskah Surat Sultan Zainal Abidin Naskah surat Sultan Zainal Abidin merupakan peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang ditulis oleh Sultan Zainal Abidin sebelum meninggal pada tahun 1518 Masehi atau 923 Hijriah. Surat tersebut ditujukan ke Kapitan Moran yang bertindak atas nama wakil Raja Portugis di India. Surat Sultan Zainal Abidin ditulis menggunakan bahasa arab, isinya menjelaskan mengenai keadaan Kesultanan Samudera Pasai pada abad ke-16. Selain itu, dalam surat ini juga menggambarkan mengenai keadaan terakhir yang dialami Kesultanan Samudera Pasai setelah bangsa Portugis berhasil menaklukkan Malaka pada tahun 1511 Masehi. Nama-nama kerajaan atau negeri yang memiliki hubungan erat dengan Kesultanan Samudera pasai juga tertulis di dalamnya. Sehingga diketahui pengejaan serta dan nama-nama kerajaan atau negeri tersebut. Kerajaan atau negeri yang tertera dalam surat tersebut diantaranya Negeri Mulaqat (Malaka) dan Fariyaman (Pariaman). Stempel Kerajaan Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai berikutnya yaitu Stempel Kerajaan Samudera Pasai. Para tim peneliti sejarah kerajaan Islam menduga bahwa stempel kerajaan ini merupakan kepunyaan Sultan kedua kerajaan samudera pasai yang bernama Muhammad Malikul Zahir. Lokasi penemuan stempel ini berada di Desa Kuta Krueng, Kec. Samudera, Kab.Aceh Utara. Ukuran stempel yang ditemukan yaitu 2×1 cm, dan bahan yang digunakan untuk membuat stempel ini adalah tanduk hewan. Saat ditemukan stempel ini gagangnya sudah patah. Pendapat lain


12 mengatakan bahwa stempel ini digunakan sampai pemerintahan Sultan Zainal Abidin. 2). Kerjaan Demak a. Sejarah berdirinya kerajaan Demak Bintoro atau Demak (dahulu bernama Desa Glagah Wangi), adalah salah satu kota pantai yang menjadi saingan bandar dagang Majapahit. Para pedagang dari berbagai negara, berkumpul di Bintoro untuk berdagang. Pada masa Raja Kertabhumi memerintah Majapahit (1474-1478 M), Demak dipimpin oleh seorang adipati yang beragama Islam, yaitu Raden Fatah. Raden Fatah merupakan putra dari Raja Kertabhumi (dari istri Cina), yang diasuh oleh Arya Damar atau Swang Liong di Palembang. Demak, di bawah Raden Fatah menjadi kota yang sangat maju, sebab letaknya sangat strategis. Kepemimpinan yang handal menyebabkan Demak semakin dikenal oleh kalangan pedagang, baik dari dalam maupun luar Nusantara. Hal inilah yang kemudian dapat menyaingi kehebatan Majapahit dalam bidang perniagaan. Raden Fatah, dalam waktu singkat dapat mengumpulkan orang-orang beragama Islam yang fanatik, baik keturunan Cina maupun Jawa, yang bermukim di Demak. Orang-orang tersebut disusun menjadi kekuatan dan digunakan sebagai angkatan perang yang dimiliki oleh Kadipaten Demak. b. Kondisi Politik Raden Fatah (1475-1518 M) Pada kepemimpinan Raden Fatah, Demak sudah mencapai kesuksesan dan kejayaan. Dalam masa pemerintahan Raden Fatah, Demak berhasil dalam berbagai bidang, di antaranya adalah perluasan dan pertahanan kerajaan, pengembangan Islam dan pengamalannya, serta penerapan musyawarah dan kerja sama antara ulama dan umara. Keberhasilan Raden Fatah dalam perluasan dan pertahanan kerajaan dapat dilihat ketika ia menaklukkan Girindra Wardhana yang merebut tahta Majapahit (1478 M), hingga dapat menggambil alih kekuasaan Majapahit. Selain itu, Raden Fatah juga mengadakan perlawan terhada portugis,


13 yang telah menduduki Malaka dan ingin mengganggu Demak. Ia mengutus pasukan di bawah pimpinan putranya, Pati Unus atau Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor (1511 M), meski akhirnya gagal. Setelah Raden Fatah wafat, kepemimpinan Demak dilanjutkan oleh putranya yang bernama Pati Unus. Pati Unus (1518-1521 M) Setelah Raden Fatah wafat, tahta Kerajaan Demak dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Pati Unus dengan gelar Sultan Demak Syah Alam Akbar. Pati Unus dikenal dengan Pengeran Sabrang Lor, beliau seorang raja yang tegas dalam mengambil keputusan dan seorang kesatria, bangsawan. Beliau memimpin Kerajaan Demak selama 3 tahun yaitu dari tahun 1518-1521 M. Semangat perang Pati Unus telah tampak sejak Demak dipimpin oleh bapaknya, sehingga ia pernah ditugasi untuk memimpin tentara Demak untuk menyerang Portugis, meski akhirnya mengalami kekalahan akibat ombak yang yang sangat besar dan kuatnya pasukan Portugis. Tak lama setelah menjabat Sultan Kerajaan Demak, ia merencanakan serangan terhadap Malaka yang saat itu sudah dikuasi oleh Portugis. Pada tahun 1512 M Demak mengirimkan armada perangnya menuju Malaka. Namun setalah armada sampai dipantai Malaka, armada pangeran sabrang lor dihujani meriam oleh pasukan Portugis yang dibantu oleh menantu sultan Mahmud, yaitu Sultan Abdullah raja dari Kampar. Serangan kedua dilakukan pada tahun 1521 M oleh pangeran sabrang lor atau Adipati Unus, tetapi kembali gagal. Selain itu, dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia menghilangkan kerajaan Majapahit yang beragama Hindu, yang padasaat itu sebagian wilayahnya menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis. Adipati Unus wafat pada tahun 938 H/1521 M. Kemudian kepemimpinan Demak digantikan oleh Sultan Trenggana. Sultan Trenggana (1521-1546 M) Setelah Pati Unus wafat pada tahun 1521 M, pemerintahan kerajaan Demak dilanjutkan oleh saudaranya yang bernama Sultan Trenggana. Sultan Trenggana


14 memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah barat yaitu sampai daerah Banten dan ke timur sampai ke kota Malang. Pada tahun 1522 M Kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah, Daerah-daerah yang berhasil dikuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan Kerajaan Pajajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah. Dengan kemenangan itu, Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 juni 1527 M itu kemudian di peringati sebagai hari jadi kota Jakarta. Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah JawaTimur berhasil di kuasai, seperti Maduin, Gresik, Tuban dan Malang. Akan tetapi ketika menyerang Pasuruan 953 H/1546 M Sultan Trenggana gugur. Usahanya untuk memasukan kota pelabuhan yang kafir itu ke wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal. Dengan demikian, maka Sultan Trenggana berkuasa selama 25 tahun. Sepeninggalan Sultan Trenggana, keluarganya mengalami perpecahan terkait dengan siapa yang akan meneruskan kepemimpinan Demak. Kemudian, adik dari Sultan Trenggana menaiki tahta Kerajaan Demak pada tahun 1546 M. Karena banyak keluarganya tidak setuju atas kepemimpnan Prawoto, maka Adipati Jipang (Bojonegoro), Arya Penangsang, membunuh Prawoto pada tahun 1546 M. Dari perpecahan itulah timbul pembunuhan yang pada akhirnya Kerajaan Demak berakhir pada saat itu. Bahkan dikabarkan, kerajaan hancur karena pertempuran keluarga tersebut. Masa kemunduran kerajaan Demak yakni setelah wafatnya Sultan Trenggana, yang mana Konflik politik Kerajaan Demak terjadi setelah wafatnya Sultan Trenggana pada tahun 1546 M telah mengantarkan putra Sultan Trenggana,


15 Sunan Prawoto menjadi raja Demak ke 4 sebagai penerus kekuasaan. Pengangkatan Sunan Prawoto menjadi raja Demak ke 4 mengakibatkan rasa kecewa terhadap Arya Penangsang. Arya Penangsang merasa lebih berhak menduduki tahta sebagai raja Demak ke 4 karena sebelum Sultan Trenggana dilantik menjadi raja Demak ke 3, terjadi sebuah pristiwa pembunuhan Pangeran Sekar Seda Lepen ayah Arya Penangsang oleh Sunan Prawoto. Peristiwa pembunuhan Pangeran Sekar Seda Lepen menjadi pangkal persengketaan di Kerajaan Demak. 3). Kerajaan Ternate dan Tidore Masyhur Mulamo adalah raja Ternate pertama yang memerintah pada tahun 1257-1272 M. Sekalipun diberbagai literatur disebutkan bahwa ia adalah putra Ja’far Shadiq, tidak ada keterangan jelas yang menyebutkan bahwa ia beragama Islam, begitupun dengan beberapa raja-raja penerusnya di antaranya Kaicil Yamin (1272-1284 M), Kaicil Siale (1284-1298 M), Kamalu (1298-1304 M), Kaicil Ngara Lamu (1304-1317 M), Patsyaranya Malamo (1317-1322 M), Sida Arif Malamo (1322- 1331 M). Pasca Sida Arif Molamo, kepemimpinan Ternate dilanjutkan oleh Bayanullah (1350-1375) dan Marhum (1465-1489 M). Marhum adalah Kolono Ternate yang pertama kali masuk Islam, setelah mendapat seruah dakwah dari pedagang asal Minangkabau yang juga murid Sunan Giri, yaitu Datu Maulana Husein yang datang ke Ternater pada tahun 1465M. Setelah Kolano Marhum Wafat pada tahun 1486, putranya Zanal Abidin menggantikannya (1486-1500 M). Zainal Abidin, adalah murid Sunan Ampel dan jebolan sekolah agama Islam Gresik asuhan Sunan Ampel. Pada masa Zainal Abidin inilah, gelar kolano diganti menjadi Sultan, dengan begitu, Zainal Abidin merupakan penguasa Ternate pertama yang memakai gelar Sultan. Selain perubahan gelar, terdapat perubahan lain masa ini, yaitu: pertama, menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan dan sejak itu menjadi kesultanan. Kedua, membentuk lembaga kesultanan yang baru, yaitu


16 Jolebe atau Bobato Akhirat. Ketiga, menempatkan seorang sultan sebagai pembina agama Islam atau “Amir ad-Din” yang membawai Jobele. Dengan demikian, pengaruh Islam sudah sangat kuat pada masa Sultan Zainal Abidin. Di pusat kekuasaan maupun pada struktur sosial politik kerajaan, Islam telah memainkan peran penting dalam mewujudkan loyalitas bobato dengan melakukan sumpah setia kepada sultan menurut tata cara Islam, di sisi lain, Islam juga memberikan keuntungan komersial kepada kerajaan sejak pedagangpedagang muslim Nusantara dan Arab serta Gujarat di Maluku memainkan peran, khususnya di Ternate dan daerah seberang lautnya. Setelah berjuang mengembangkan Ternate sebagai sebuah kesultanan yang sangat memperhatikan ajaran Islam, pada tahun 1500 M, Sultan Zainal Abidin wafat, kemudian Kesultanan Ternate dipimpin oleh putranya Sultan Bayanullah (1500-1522 M), atau juga disebut Sultan Bayan Sirrullah. Sultan Bayanullah dikenal sebagai sultan yang pandai, terpelajar, ksatria dan pedagang ulung. Pada masa ini, terdapat beberapa hal yang dilakukan dalam rangka melanjutkan usaha ayahnya untuk menonjolkan bahwa Ternate merupakan kerajaan Islam, kebijakannya dikenal dengan sivilisasi Islam yang terdiri atas tiga bentuk, yaitu: Pertama, pembatasan poligami. Kedua, larangan kumpul kebo dan pergundilan. Ketiga, wanita diwajibkan berpakaian secara pantas dan memakai cidaku (cawat) bagi laki-laki terlarang. Selain itu, Sultan Bayanullah juga menerapka hukum perkawinan Islam, meringankan biasa dalam perkawinan, dan mensyaratkan bobato harus beragama Islam, baik di pusat maupun di daerahdaerah. Di masa Sultan Bayanullah ini, bangsa potrtugis untuak pertama kalinya menginjakkan kaki di kawasan Maluku, tahun 1512 M, armada Portugis sudah tiba di perairan Banda dengan kapten Antonio de Abreu. Sultan lalu mengutus adiknya dan beberapa pejabat kesultanan untuk melakukan pembicaraan dan akhirnya berhasil mengajak Fransisco Serrao, salah seorang yang ikut ekspedisi Portugis. Kedekatan Sultan dengan orangorang Portugis pada tahap selanjutnya


17 memunculkan keresahan dan kekecewaan dikalangan rakyat atau orang-orang pribumi setelah Portugis ikut campur tangan dalam urusanurusan dalam negeri Kesultanan Ternate, terutama dalam masalah pengangkatan dan pewarisan tahta kerajaan. Kekecewaan itu mengakibatkan Sultan Bayanullah diracuni oleh rakyatnya sendiri hingga meninggal. Setelah wafatnya Sultan Bayanullah, pergantian sultan diwarnai dengan intrik Portugis, sehingga pergantiannya tidak berlaksung stabil. Terdapat beberapa sultan yang hanya memerintah dalam waktu singkat pasca Sultan Bayanullah, yaitu: Deyalo (1522- 1529 M), lalu saudaranya Boheyat (1529-1532 M), dan saudara bungsu mereka bernama Tabariji (1532-1535 M), kemudian mulai stabil lagi pada masa Khairun Jamil (1535-1570 M) dengan agenda utamanya menjaga kembali aqidah Islam. Sultan Khairun ini adalah salat satu dari empat Sultan Ternate25 yang berhasil membawa kebesaran Ternate, tetapi kemudian ia dikhianati oleh orang Portugis yaitu Lopez de Mesquita, yang mana pada sebuah kesempatan Sultan diudang untuk menghadiri penjamuan besar, kesempatan itu dimanfaatkan Portugis untuk membunuh Sultan, ketika Sultan hendak masuk gerbang, ia ditikam oleh Antonio Pimental atas perintah Lopes, dan janazahnya dicincangoleh orang Portugis dan dilemparkan ke Laut. Setelah itu, Putranya Sultan Babullah menggantikannya sebaga penerus Sultan Ternate, pada masa pemerintahannya Sultan Babullah tak hanya berhasil mengusir Portugis dari Ternate, tetapi juga berhasil membawa kesultanan Ternate pada masa keemasaanya, wilayah kekuasaannya pada waktu itu sampai Kepulauan Sulu, Filipina. Kerajaan Tidore Raja Ciriliyati setelah masuk Islam diberi gelar Sultan Jamaluddin. Keislaman raja ini mempercepat proses islamsasi di kalangan rakyat Tidore, dan juga didukung oleh aktivas internal kerajaan yang lebih difokuskan untuk


18 membangun madrasah-madrasah dan masjid-masjid sebagai sarana pendidikan dan ibadah rakyat. Setelah Sultan Jamaluddin wafat, jabatannya sebagai sultan Tidore digantikan oleh putra sulungnya, yaitu sultan Mansyur (1512-1526). Pada masa ini, Tidore kedatangan orang Spanyol, dan diterima oleh Sultan Mansyur. Rombongan Spanyol ini memberi hadiah kepada sultan berupa:jubah, kursi Eropa, kain linen halus, sutra brokat, beberapa potong kain India yang dibordir dengan emas dan perak, berbagai rantai kalung dan manikmanik, tiga cermin besar, cangkir minum, sejumlah gunting, sisir, pisau serta berbagai benda berharga lainnya. Sultan Mansyur pun menyambut dengan senang hati, bahkan ia bilang kepada orang-orang Spanyol untuk menganggap Tidore sebagai wilayahnya sendiri. Dua hari setelah kedatangan, orang-orang Spanyol itu diundang oleh sultan ke istana Mareku untuk menghadiri jamuan makan siang. Kemudian, Sultan Mansyur memberikan izin kepada orang-orang Spanyol untuk menggelar dagangan mereka di pasar, bahkan Sultan ikut membantu mendirikan tempattempat berdagangdari bambu, sehigga terejadilah perdagangan secara barter. Hubungan yang erat ini, membuat orang-orang Portugis marah, yang akhirnya mereka yang berkedudukan di Ternate pada tahun 1524 melakukan penyerangan terhadap kesultanan Tidore, tujuannya untuk merebut Tidore dari pengaruh Spanyol. Tahun 1526 Sultan Mansyur wafat, dan baru pada tahun 1529 putra bungsunya, Amiruddin Iskandar Zulkarnain dilantik menjadi Sultan Tidore, pada usia yang masih muda, sehingga diangkatlah Kaicil Rade, seorang bangsawan terpelajar, negosiator ulung, sekaligus seotang prakjurit handal dan pemberani sebagai Mangkubumi. Pada masa ini terjadi beberapa kali peperangan dengan Portugis dan Ternate yang berakhir dengan perjanjian damai berisi dua pasal pokok yaitu: 1. Semua rempah-rempah hanya boleh dijual kepada Portugis dengan harga yang sama yang


19 dibayarkan Portugis kepada Ternate. 2. Portugis akan menarik armadanya dari Tidore. Pasca meninggalnya Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnain pada tahun 1547 terjadi masa transisi dimana terdapat tiga orang Sultan, yaitu Kie Mansur, Iskandar Sani, dan Gapi Baguna. Barulah pada tahun 1657 Sultan Saifuddin dilantik dan berkuasa sampai dengan tahun 1689, sultan Saifudidin merupakan salah salah satu Sultan Tidore yang berhasil membawa kemajuan di Tidore, dan membawa Tidore disegani. Setelah itu, pergolakan demi pergolakan mulai terjadi, terutama di daerah-daerah seberang laut,yang harus dihadapi oleh sultan-sultan pengganti.


Click to View FlipBook Version