The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Berikut adalah modul materi untuk materi Kerajaan Islam sebagai bahan belajar untuk PAT.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Syafa, 2023-05-21 08:14:31

MODUL AJAR MATERI KERAJAAN ISLAM

Berikut adalah modul materi untuk materi Kerajaan Islam sebagai bahan belajar untuk PAT.

Keywords: sejarah,islam,history,kelas x

KERAJAANKERAJAAN ISLAM DI INDONESIA MODULMATERIBABISLAM S E J A R A H K E L A S X F A S E E


KERAJAANKERAJAAN ISLAM DI INDONESIA M E I 2 0 2 3 | I S S U E 2 SEJARAH KELAS X FASE E SALAM JAS MERAH Modul Ajar ini disiapkan khusus oleh guru pengajar sejarah dalam mendukung penerapan Kurikulum Merdeka. Modul ini diharapkan dapat menjadi bahan yang memudahkan peserta didik belajar sejarah dengan mudah dan menyenangkan. Modul ini digunakan sebagai wujud rencana pembelajaran yang disusun dengan fitur yang lengkap. Alvia Wulandari Ananda Putri Salsa Bella Fitria Karinasari Muhammad Farhan Sya'fa Nabila Kurnia Wahyuda Zuhdi Fahmi Firmansyah Penulis & Layouter 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penyelia SMK Negeri 1 Batu


TEORI KEDATANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA K E R A J A A N - K E R A J A A N I S L A M D I I N D O N E S I A 1. Teori Gujarat Teori ini didukung oleh Snouck Hurgronje W.F Stutterheim dan B.H.M Vlekke. Agama Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 dan dibawa oleh para pedagang dari Gujarat, India. Bukti pendukung dari teori ini diantaranya: Batu nisan Sultan Malik Al-Saleh, Sultan pertama Samudera Pasai (meninggal tahun 1297) yang bercorak Gujarat, India. Tulisan Marco Polo, pedagang dari Venesia yang menyatakan pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan menyatakan banyak penduduk yang beragama Islam dan peran pedagang India dalam penyebaran agama tersebut. Gambar 1. Nisan Makan Sultan Malik Al-Saleh


TEORI KEDATANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA K E R A J A A N - K E R A J A A N I S L A M D I I N D O N E S I A 2. Teori Mekkah Teori ini didukung oleh Buya Hamka dan J. C van Leur. Agama Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7 dan dibawa langsung oleh para pedagang dari Arab. Teori Mekkah sering disebut juga Teori Arab. Teori ini menjadi teori yang paling kuat, karena banyak fakta yang sesuai bahwa Islam yang berkembang di Samudera Pasai menganut Mazhab Syafi’I (mazhab besar di Mesir dan Mekkah), sedangkan Gujarat menganut mazhab Hanafi. Selain itu, sultan-sultan Pasai menggunakan gelar Al-Malik (gelar yang digunakan di Mesir pada saat itu). Lalu, didukung dengan adanya bukti-bukti lainnya yakni: Permukiman Islam tahun 674 di Baros atau Barus, pantai sebelah barat Sumatra. Makam Fatimah Binti Maimun (berangka tahun 1082). Temuan sejumlah makam Islam di Tralaya (wilayah Majapahit). Gambar 2. Makam Fatimah binti Maimun Gambar 3. Makam Islam di Barus, Sumatra


TEORI KEDATANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA 3. Teori Persia K E R A J A A N - K E R A J A A N I S L A M D I I N D O N E S I A Teori ini didukung oleh Hoesein Djajadiningrat. Agama Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13. Adapun bukti pendukung dari teori ini diantaranya: Upacara Tabot atau Tabuik (upacara memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali) di Bengkulu dan Sumatera Barat yang sama dilakukan di Persia. Kesamaan antara ajaran sufi yang dianut Syekh Siti Jenar dan Sufi Iran beraliranAl-Hallaj. Gambar 4. Upacara tabot di Bengkulu


FAKTOR PENDORONG PENYEBARAN ISLAM K E R A J A A N - K E R A J A A N I S L A M D I I N D O N E S I A Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Nusantara berjalan dengan damai. Islam mendapat sambutan yang baik dari masyarakat, baik kalangan raja, bangsawan, maupun rakyat biasa. Hal tersebut didukung faktor-faktor berikut. Syarat memeluk Islam sangat mudah, cukup dengan mengucapkan kalimat syahadat. Tata cara peribadatan Islam sederhana. Islam tidak mengenal pelapisan sosial seperti halnya agama Hindu dengan sistem kastanya.


JALUR-JALUR PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA K E R A J A A N - K E R A J A A N I S L A M D I I N D O N E S I A 1. Perdagangan Merupakan jalur penyebaran yang paling awal terjadi. Menurut Tome Pires sekitar abad ke-7 sampai ke-16 lalu lintas perdagangan yang melalui nusantara sangat ramai. Pedagang nusantara dan pedagang Islam dari Gujarat (India), Arab dan Persia bertemu serta saling bertukar pengaruh. Melalui para pedagang asing inilah, agama Islam diajarkan ke masyarakat Indonesia. 2. Perkawinan Para pedagang berkumpul di sekitar pantai hingga membentuk pemukiman yang dijuluki pekojan. Melalui hal tersebut, tak jarang interaksi lewat jalur pernikahan terjadi. Pedagang asing menikahi gadis pribumi, bahkan putra-putri para bangsawan kerajaan. Syaratnya hanya dengan mualaf mengucapkan Syahadat. Gambar 5. Ilustrasi pedagang islam di Banten Gambar 5. Pernikahan adat di Sumatra


JALUR-JALUR PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA K E R A J A A N - K E R A J A A N I S L A M D I I N D O N E S I A Pesantren Ampel Denta (Surabaya) yang didirikan oleh Sunan Ampel. Pesantren Sunan Giri (Surabaya) yang didirikan oleh Sunan Giri. Pada masanya, pesantren ini terkenal hingga Maluku. Banyak santri dari Maluku (Khususnya, wilayah Hitu) datang berguru 3. Pendidikan Penyebaran agama Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok pesantren di wilayah pedalaman. Saluran ini sangat efektif dan cepat untuk menyebarkan Islam hingga ke daerahdaerah yang terpencil. Contoh pesantrenpesantren yang ada pada saat itu hingga sekarang, di antaranya sebagai berikut: 4. Tasawuf Tasawuf adalah ajaran yang berusaha mendekatkan umatnya kepada Allah SWT. Kata "tasawuf" sendiri sebenarnya berasal dari kata "sufi" yang berarti kain wol yang terbuat dari serat domba. Sesuai dengan ajarannya yang pembinaan moral yang penuh dengan kelembutan, kepedulian kepada sesama makhluk. Ajaran tasawuf ini berkembang pesat sekitar abad ke-17. Ajaran ini mudah berkembang, terutama di Jawa, karena ajaran Islam melalui tasawuf dikolaborasi dengan pola pikir budaya masyarakat. Gambar 6. Ilustrasi Pondok Pesantren


JALUR-JALUR PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA Nama Asli : Maulana Malik Ibrahim Kedatangan Sunan Gresik menjadi permulaan masuknya Islam di Jawa (1404 M) Daerah Penyebaran : Desa Sembolo, sekarang Desa Leran, Kec. Manyar, Kota Gresik Strategi Dakwah : Sunan Gresik wafat pada tahun 1419 dan dimakamkan di Desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur 5. Dakwah Penyebaran Islam melalui jalur dakwah tidak terlepas dari peranan para wali. Terdapat 9 ulama yang menyebarkan agama Islam dengan cara berdakwah yang disebut dengan Wali Songo. a) Sunan Gresik - Pendekatan melalui bercocok tanam dan berdagang - Menghapuskan sistem kasta yang masih berlaku - Pendekatan politik dengan menjalin hubungan dengan penguasa di daerah tersebut - Mendirikan pesantren di Leran, Gresik - Membangun Masjid Jami’ Gresik K E R A J A A N - K E R A J A A N I S L A M D I I N D O N E S I A


JALUR-JALUR PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA K E R A J A A N - K E R A J A A N I S L A M D I I N D O N E S I A Nama Asli : Raden Rahmad. Daerah Penyebaran : Surabaya. Strategi Dakwah : Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah Barat Masjid Ampel, Surabaya. b) Sunan Ampel - Mendirikan pesantren Ampel Denta, Surabaya. - Ajaran filsafat Moh Limo : Moh Main (Tidak Judi), Moh Ngombe (Tidak Mabuk), Moh Maling (Tidak Mencuri), Moh Madat (Tidak Narkoba), Moh Madon (Tidak Berzina). Nama Asli : Raden Maulana Makdum Ibrahim (Putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila). Daerah Penyebaran : Tuban. Strategi Dakwah : Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M dan dimakamkan di Tuban. c) Sunan Bonang - Melalui media kesenian (gamelan). - Menciptakan gending Jawa, Bonang, dan Durma.


JALUR-JALUR PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA K E R A J A A N - K E R A J A A N I S L A M D I I N D O N E S I A Nama Asli : Raden Qasim atau Raden Syarifuddin (Putra bungsu Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila). Daerah Penyebaran : Paciran, Lamongan. Strategi Dakwah : Sunan Drajat wafat pada tahun 1522 M dan dimakamkan di Desa Drajat, Kec. Paciran Kab. Lamongan, Jawa Timur. d) Sunan Drajat - Menciptakan tembang macapat Pangkur - Ajaran Suluk : Wenehono teken marang wong kang wuto, Wenehono mangan marang wong kang luwe, Wenehono busono marang wong wudo, Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan. Nama Asli : Raden Ja’far Shadiq. Dakwah Penyebaran : Kudus, Jawa Tengah. Strategi Dakwah : Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 M dan dimakamkan di bagian belakang Masjid Agung Kudus, Kota Kudus, Jawa Tengah. e) Sunan Kudus - Meniru metode dakwah Sunan Kalijaga - Toleransi terhadap budaya setempat, dimana mayoritas penduduk masih memeluk agama Hindu dan Budha. - Memanfaatkan simbol-simbol Hindu Buddha, contohnya pembangunan Masjid Kudus dengan adanya akulturasi dari bangunan Hindu-Budha. - Melarang penyembelihan sapi untuk menghormati pemeluk agama Hindu


JALUR-JALUR PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA K E R A J A A N - K E R A J A A N I S L A M D I I N D O N E S I A Nama Asli : Raden Said Dakwah Penyebaran : Cirebon, Desa Kalijaga Strategi Dakwah : Sunan Kalijaga wafat pada tahun 1513 M dan dimakamkan di Desa Kadilangu, Demak, Jawa Tengah. f) Sunan Kalijaga - Melalui metode seni dan budaya - Memanfaatkan media wayang dengan melakukan pertunjukkan tanpa mematok tarif bagi penonton, melainkan cukup dengan menyebut Kalimosodo atau dua kalimat Syahadat - Mendalang lakon cerita-cerita dalam Mahabharata dan Ramayana dengan memasukkan unsur Islam - Mengenalkan tradisi Sekaten, yaitu peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW Nama Asli : Raden Umar Said (Putra Sunan Kalijaga) Daerah Penyebaran : Gunung Muria, Pantai Utara Jepara. Strategi Dakwah : Peninggalan budaya : Budaya Kenduri yaitu tradisi mendoakan orang yang meninggal setelah di kubur. Sunan Muria wafat pada tahun 1551 M dan dimakamkan di lereng Gunung Muria, Kec Colo, 18 Km dari Kota Kudus. g) Sunan Muria - Melestarikan kesenian dan gamelan sebagai media dakwah. - Menciptakan lagu dan tembang dalam mempraktikkan ajaran Islam.


JALUR-JALUR PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA K E R A J A A N - K E R A J A A N I S L A M D I I N D O N E S I A Nama Asli : Raden Paku Daerah Penyebaran : Gresik, Jawa Timur Strategi Dakwah : Sunan Giri wafat pada tahun 1506 M dan dimakamkan di Dusun Giri Gajah, Desa Giri, Kec. Kebomas, Kota Gresik, Surabaya. h) Sunan Giri - Mendirikan pesantren Giri, Gresik. - Menciptakan tembang macapat Asmaradana, dan Pucung. - Menggunakan lagu permainan dalam dakwah seperti, cublak-cublak suweng, jamuran, dan lir-ilir Nama Asli : Syarif Hidayatullah (Seorang wali keturunan Arab dari Gujarat) Daerah Penyebaran : Cirebon, Jawa Barat Strategi Dakwah : Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1568 M dan dimakamkan di puncak Bukit Sembung, pinggiran kota Cirebon i) Sunan Gunung Jati - Melalui pendekatan politik dengan memperkuat kedudukan politis. Hal ini karena Sunan Gunung Jati merupakan cucu dari Prabu Siliwangi dari Kerajaan Sunda Pajajaran - Menggalang kekuatan dengan menghimpun orang-orang yang dikenal sebagai tokoh yang memiliki kesaktian


Kerajaan-Kerajaan Islam KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Kesultanan Islam pertama di Indonesia Kesultanan Samudera Pasai terletak di Pantai Utara Sumatera (Aceh), dekat Perlak (Malaysia) Didirikan oleh Sultan Malik as-Saleh dari Dinasti Meurah Silu sekitar tahun 1267 M Kesultanan Samudera Pasai mencapai kejayaan pada masa Sultan Mahmud Malik az-Zahir (1326-1345) Sosial-Ekonomi Keruntuhan Pusat perdagangan internasional dan ramai dikunjungi pedagang dari Benua Asia (Tiongkok, India), dan Afrika, Eropa. Kehidupan sosial diatur menurut aturan dan hukum islam. Sultan didampingi ulama sebagai penasihat. Pemberontakan perang saudara pada awal abad ke 16 M. Penaklukkan oleh Portugis tahun 1521. Pada tahun 1524, wilayah pasai menjadi bagian dari Kesultanan Aceh. 01 02 KESULTANAN SAMUDERA PASAI (11 M) Gambar 7. Lonceng Cakra Donya


Kerajaan-Kerajaan Islam KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh) Didirikan oleh Sultan Ali Mughyat Syah sekitar tahun 1496 M. Penentuan awal Aceh sebagai kesultanan ketika Ali Mughayat Syah diangkat menjadi sultan pada tahun 1507 M. Kesultanan Aceh mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) Sosial-Ekonomi Keruntuhan Perdagangan rempah (lada) dan bahan tambang (Timah) Undang-undang Adat Makuta Alam Teuku : gelar golongan bangsawan Bersifat feodal meskipun negara Islam Tengku : gelar golongan ulama Menguatnya kekuasaan Belanda di Sumatera dan Selat Malaka Jatuhnya daerah bawahan seperti Minangkabau, Siak, Tapanuli, Mandailing, Deli, Bengkulu. Perebutan kekuasaan oleh golongan Teuku dan Tengku. 01 02 KESULTANAN ACEH (16 M)


Kerajaan-Kerajaan Islam KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Kesultanan Islam pertama di Jawa. Kesultanan Demak terletak di Demak, Jawa Tengah. Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah (1500-1518) Kesultanan Demak mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggana (1521-1546) Sosial-Ekonomi Keruntuhan Pusat penyebaran agama Islam di Jawa. Pelopor perdagangan Islam di Jawa. Penguasaan pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1526 oleh panglima perang Demak yaitu, Fatahillah. Penyerangan Portugis di Malaka dibawah pimpinan Pati Unus hingga mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor Perang saudara akibat pergantian kekuasaan. Pemindahan wilayah kekuasaan ibukota ke Mataram. 01 02 KESULTANAN DEMAK (16 M)


Kerajaan-Kerajaan Islam KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Kesultanan Banten terletak di Desa Pajang, Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Didirikan oleh Sultan Hadiwijaya atau dikenal dengan nama Jaka Tingkir pada tahun 1568. Kesultanan Pajang mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya yang menjabat sebagai raja selama 15 tahun. Sosial-Ekonomi Keruntuhan Pajang merupakan kerajaan yang bersifat agraris karena mengandalkan hasil pertanian dan perkebunan sebagai tulang punggung perekonomian. Wilayah kekuasaan Pajang mencapai wilayah Madiun, Blora dan Kediri. Pertanian Pajang juga mengalami kemajuan yang pesat hingga menjadi lumbung beras utama di Jawa. Sultan Hadiwijaya wafat tahun 1586 dan digantikan oleh Aria Pangiri (Putra Pangeran Benowo). Terjadi perebutan kekuasaan antara Aria Pangiri dengan Pangeran Benowo. Ibu Kota Pajang dipindahkan ke Mataram (1586) oleh Sutawijaya. 01 02 KESULTANAN PAJANG (16 M)


Kerajaan-Kerajaan Islam KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Kesultanan Mataram Islam terletak di Kotagede, Yogyakarta. Didirikan oleh Sutawijaya atau Panembahan Senopati tahun 1586 M. Kesultanan Mataram Islam mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645). - Panembahan Senopati - Mas Jolang (Pangeran Sedo Krapyak) - Mas Rangsang (Sultan Agung) Sosial-Ekonomi Keruntuhan Kegiatan perekonomian bersifat agraris yaitu persawahan dengan komoditas utama beras. Sultan Agung melakukan ekspansi (hampir seluruh Jawa berada di bawah kekuasaan Mataram) Perpecahan Internal. Adanya adu domba pihak VOC Perjanjian Giyanti (1755) : Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta Perjanjian Salatiga (1757) : Kesultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, dan Mangkunegaran 01 02 KESULTANAN MATARAM ISLAM (16 M)


Kerajaan-Kerajaan Islam KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Kesultanan Banten terletak di Banten. Didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati tahun 1526 M. Sultan pertama Banten yaitu Sultan Maulana Hasanuddin. Kesultanan Aceh mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1692). Sosial-Ekonomi Keruntuhan Kegiatan perekonomian bersifat agraris dan maritim. Memperkuat armada laut perang. Mengubah Banten menjadi perdagangan internasional. Perang saudara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji tahun 1680. Masuknya pengaruh VOC dan Inggris. 01 02 KESULTANAN BANTEN (16 M)


Kerajaan-Kerajaan Islam KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Merupakan gabungan dari kesultanan Gowa dan Tallo. Biasa disebut dengan Kerajaan Makassar. Terletak di Makassar (pusat pemerintahan) Raja Gowa yaitu Daeng Manrabia, menjadi raja dengan gelar Sultan Alauddin Raja Tallo yaitu Karaeng Mantoaya, menjadi raja dengan gelar Sultan Abdullah Kesultanan Gowa-Tallo mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Said (1639-1653) dan Sultan Hasanuddin (1653-1669). Perang Makassar antara Gowa-Tallo dengan VOC, dimenangkan oleh Sultan Hasanuddin sehingga mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Sosial-Ekonomi Keruntuhan Kegiatan perekonomian bersifat maritim Memperkuat armada laut perang. Berkembang menjadi pelabuhan internasional. Undang-undang dan hukum perdagangan yang disebut Ade Allopiloping Bacanna Pabalue. Kehidupan sosial diatur dalam adat islam yang disebut Pangadakkang. Setelah Perang Makassar, GowaTallo terdesak hingga Belanda berhasil memaksa Sultan Hasanuddin menyepakati Pejanjian Bongaya (1667). Kesultanan Gowa-Tallo dikalahkan VOC dalam perang dengan Mapasomba 01 02 KESULTANAN GOWA-TALLO (16 M)


Kerajaan-Kerajaan Islam KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Kesultanan Ternate dan Tidore terletak di Kepulauan Maluku antara Sulawesi dan Papua. Kesultanan Ternate didirikan oleh Baab Mashur Malamo (1257) sekaligus menjadi raja pertama. Sultan pertama di Tidore yaitu Caliati atau Jamaluddin (1495-1512) Letaknya strategis sebagai lalu lintas perdagangan serta menjadi daerah penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki The Spice Island. Masa kejayaan Ternate pada masa Sultan Baabullah. Masa kejayaan Tidore pada masa Sultan Nuku. Sosial-Ekonomi Keruntuhan Adanya adu domba oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Adu domba oleh bangsa asing ini bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah. 01 02 KESULTANAN TERNATE TIDORE (16 M) Kepentingan perdagangan : Kesultanan Ternate membangun persekutuan Uli Lima atau Persekutuan Lima Saudara yaitu wilayah Bacan, Obi, Seram, Ambon, Ternate. Kesultanan Tidore membangun persekutuan Uli Siwa yang terdiri dari Makyan, Jailolo, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua.


Kerajaan-Kerajaan Islam BUKTI-BUKTI PENGARUH MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Aksara Sama dengan masuknya Hindu Budha, masuknya Islam ke Indonesia, tentunya Islam juga membawa kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat pada saat itu. Kebudayaan yang berkembang pada saat itu tentunya dari berbagai bidang. Selain itu akulturasi kebudayaan yang berkembang pada masa Islam tidak lepas dari kebudayaan yang berkembang sebelumnya yaitu kebudayaan Hindu Budha yang semakin menambah pola kehidupan masyarakat. Berikut bukti-bukti pengaruh kebudayaan Islam yang berkembang: Adanya akulturasi dalam bidang penulisan yaitu perkembangan tulisan Arab Melayu di Indonesia yang ditulis menggunakan bahasa Melayu. Tulisan Arab Melayu ini tidak menggunakan tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab sehingga tulisan ini disebut dengan tulisan Arab gundul. Perkembangan tulisan Arab tidak sampai pada itu saja melainkan berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan sebagai motif hiasan ataupun ukiran dan gambar wayang


Kerajaan-Kerajaan Islam BUKTI-BUKTI PENGARUH MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Bidang Sosial Dalam masa perkembangan Islam kehidupan sosial masyarakat tidak mengenal kasta atau tingkatan lapisan masyarakat seperti masa Hindu Budha. Kehidupan masyarakatnya berjalan beriringan satu sama lain sehingga hidup dengan damai. Masuknya Islam sendiri juga menjadi pengaruh pudarnya sistem kasta dalam masyarakat. Bidang Pertahanan Pada masa Islam gelar seorang raja digantikan dengan sebutan sultan. Sultan sendiri berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti penguasa kerajaan atau susuhunan yang kemudian menjadi sunan. Pada mulanya konsep dewa raja yang memandang raja sebagai titisan dewa diganti dengan konsep sultan sebagai khalifah yang berarti pemimpin umat. Nama raja Jawa juga tidak memakai nama Islam melainkan namanama dari budaya Jawa seperti Sultan Trenggana, Sultan Hadiwijoyo, Susuhunan Mangunegoro, Hamengku Buwana, dan Paku Buwana.


Kerajaan-Kerajaan Islam BUKTI-BUKTI PENGARUH MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Kaligrafi sendiri berasal dari kata kallos yang berarti keindahan dan grafier yang berarti tulisan. Jadi kaligrafi secara harfiah memiliki arti “tulisan indah” yang biasanya memakai huruf Arab. Dalam seni rupa Islam mengolah kaligrafi tidak hanya sebagi hiasan biasa tetapi juga menjadi motif hias. Bidang Seni Rupa Dalam ajaran Islam dilarang menggambar makhluk hidup dalam bentuk lukisan ataupun patung, apalagi yang menggambarkan Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu muncul ide kreatif dalam proses penciptaan karya seni rupa dengan cara memperkaya corak dan estetika berupa gambar dekoratif, abstrak, dan kaligrafi. Selain itu berkembang seni lukis, seni ukir, relief, dan kaligrafi yang mana kaligrafi merupakan seni rupa yang paling menonjol dalam perkembangannya.


Kerajaan-Kerajaan Islam BUKTI-BUKTI PENGARUH MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Padahal dalam Islam tidak dikenalkan bentuk bangunan yang seperti itu, tetapi mengingat akulturasi dengan budaya sebelumnya yaitu konsep candi dalam periode Hindu Budha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh budaya sebelumnya masih sangat kental. Wujud akulturasi lainya yaitu ukiran bangunan makam, bangunan masjid seperti menara masjid Kudus yang mana menara masjid berbentuk candi langgam Jawa Timur beratap tumpang. Bidang Seni Bangunan Dalam seni bangunan terdapat alkulturasi kebudayaan lama dan baru seperti masih adanya punden berundak pada makam sultan-sultan Islam. Pada masa Islam bentuk makam lebih sederhana tetapi konsep bangunan makam dibangun di bukit yang mana terlihat seperti konsep punden berundak. Hal tersebut nampak pada bangunan makam sultan Jawa seperti yang ada di Imogiri, Yogyakarta yang dibangun di atas bukit yaitu makam dari Sultan Agung yang merupakan raja Mataram. Sementara itu pada makam Islam sering dijumpai bangunan kijing atau jirat yang merupakan bangunan yang dibangun dari batu bata hingga biasanya dibentuk sama seperti rumah.


Kerajaan-Kerajaan Islam Bidang Kasustraan Karya sastra yang berkembang pada masa Islam dipengaruhi karya sastra yang berasal dari Persia seperti dalam “Kisah Bayan Budiman” , “Amir Hamzah” , dan “Cerita Seribu Satu Malam”. Namun tidak dipungkiri juga bahwa pengaruh dari masa Hindu Budha dan Jawa juga masih nyata adanya. Pengaruh dari masa Hindu Budha terhadap kasustraan Islam yaitu berasal dari dua kisah epos terkenalnya. Dua kisah epos yang terkenal yaitu Ramayana dan Mahabharata, serta kisah Panji. Pengaruh dari keduta epos tersebut yaitu terdapat pada Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Perang Pandawa Jaya, dan Hikayat Sri Rama. Selain hikayat, ada juga kesustraan lain yang berkembang yaitu Suluk yang merupakan perkembangan dari pengaruh Hindu Budha. Suluk sendiri merupakan teks satra yang mengandung ajaran tasawuf, yang memiliki aliran mistik dalam Islam. contoh dari suluk ini ialah Suluk Lokajaya dan Suluk Centhini. BUKTI-BUKTI PENGARUH MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA


Kerajaan-Kerajaan Islam Upacara Akulturasi selanjutnya itu dalam hal upacara pernikahan, kelahiran, dan kematian. Dalam upacara pernikahan tata caranya berakulturasi dengan kebudayaan pra-Islam yaitu adanya prosesi siraman, selametan, dan sesaji. Pada upacara kelahiran terdapat upacara mitoni yang dilakukan ketika kandungan berumur 7 bulan. Yang selanjutnya upacara kematian tradisi memasukan jenazah hingga diadakan selamatan yang dimulai dengan hitungan hari ke-3, hari ke-7, hari ke-40, hari ke-100, dan hari ke-1000. Selain ketiga upacara terdapat upacara lain yang populer yaitu larung saji, upacara peringatan tahun baru 1 Muharam/1 Suro. Bidang Seni Pertunjukan Dalam bidang seni pertunjukkan tentunya sudah tidak asing lagi dengan seni pertunjukkan wayang. Melihat wayang yang digemari masyarakat menjadikan para Wali Songo memanfaatkannya sebagai media dakwah dalam penyebaran Islam. Anggota Wali Songo memperkaya pertunjukkan wayang dengan khazanah terutama Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Selain perwayangan berkembang juga seni tari yang tentunya perkembang sesuai dengan ajaran Islam. BUKTI-BUKTI PENGARUH MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA


Kerajaan-Kerajaan Islam B U K T I - B U K T I P E N G A R U H I S L A M Sistem Kalender Dalam sistem kalender pada masa Sultan Agung dari Mataram menggunakan pehitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam). Pada kalender Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan seperti Muharam diganti dengan Suro, Ramdhan diganti dengan Pasa, semtara untuk nama hari masih tetap menggunakan bahasa Arab. Kalender Sultan Agung dimulai tanggal 1 Suro 1547 Jawa atau tepatnya 1 Muharam 1035 H yang bertepatan dengan tanggal 8 Agustus 1625 M.


JALUR REMPAH MASA KERAJAAN ISLAM DI INONESIA KESULTANAN DEMAK KESULTANAN BANTEN Banten menjadi salah satu jalur penting dalam proses perdagangan rempah karena menjadi pemasok utama lada. Kualitas lada di Kesultanan Banten diakui oleh pedagang Cina lebih bagus daripadai lada di India. Lada yang dihasilkan berasal dari wilayah Lampung. Kekuatan lada mampu membantu kesultanan Banten membangun benteng dan bala tentara atas izin Portugis. Jadi, adanya upaya barter melalui rempah. Lada juga menjadi simbol persahabatan dengan Inggris yang menjual 7000 kilogram lada dengan imbalan menjual senjata untuk pertahanan. Kesultanan ini berkembang di abad ke-16 yang menjadi kerajaan bercorak Islam pertama di Jawa. Demak menjadi kesultanan yang memiliki jalur pelabuhan cukup ramai di pesisir utara Jawa. Alasannya karena Demak menjadi tempat singgah para pedagang untuk memenuhi kebutuhan pokok yaitu beras. Selain itu, Demak menjadi pemasok beras utama di Selat Malaka. Pada abad ke-17, beras menjadi alat tukar perdagangan. Maka, Demak semakin mendominasi perekonomian melalui beras. Kondisi Indonesia sejak masa lampau sudah dikenal sebagai daerah penghasil rempah. Pedagang Arab, Persia, dan Cina pada masa Islam mengunjungi sumber rempah secara langsung yang tersebar mulai dari wilayah Makassar, Ternate, Tidore, dan wilayah Maluku lainnya. Bahkan, mereka membangun pemukiman khusus tersendiri. Meskipun pedagang dari bangsa lain mulai menguasai, tetapi pedagang lokal Indonesia pun tetap mengontrol perdagangan rempah yang ada di Kepulauan Maluku. Terdapat beberapa kerajaan yang berperan besar pada proses perdagangan jalur rempah yang diantaranya:


Kedua kesultanan ini merupakan penghasil cengkeh dan pala. Selain itu, Ternate dan Tidore menjadi titik nol jalur rempah di Indonesia. Alasannya karena di wilayah Ternate dan Tidore saja cengkeh dan pala itu bisa diperoleh. Jalur Rempah Masa Kerajaan Islam di Indonesia Makassar juga salah satu kesultanan yang memegang peranan penting bagi jalur rempah meskipun tidak menghasilkan rempah sendiri. Produk unggulan mereka adalah beras yang diperdagangkan di wilayah Timur Indonesia (Maluku dan Papua) dan Selat Malaka. Makassar membuat beras menjadi alat tukar untuk mendapatkan rempah. Kata kunci penting di jalur rempah ada di Maluku dan Malaka. Malaka sebagai tempat perdagangan dan Maluku sebagai bandar rempah. Letak Makassar juga sangat strategis, menjadi jalur utama kedua setelah Ternate yang menghubungkan Maluku dengan Malaka. Maluku terkenal oleh lada, pala, dan cengkeh. Rempah-rempah dari Maluku dikirim ke kapal dagang yang dipantau langsung oleh Raja Makassar. Jumlah ekspor tidak dibatasi, pajak yang ditetapkan rendah, dan aturan bebas pajak untuk barang impor membuat Kesultanan Makassar menjadi tempat yang ramai oleh pedagang asing (India, Cina, Eropa, Inggris). Kerajaan-Kerajaan Islam Kesultanan Ternate dan Tidore Kesultanan Makassar Cengkeh dan pala menjadi salah satu rempah yang dicari dan dibutuhkan untuk kebutuhan manusia di wilayah Eropa. Nilai keduanya setara dengan emas. Kehidupan ekonomi Ternate dan Tidore bertumpu pada sektor perdagangan lada dan cengkeh ini.


Click to View FlipBook Version