1.3.A.8 KONEKSI ANTAR
MATERI MODUL 1.3
VISI GURU PENGGERAK
OLEH
LINDA HARTATI, S.PD
CGP Angkatan 7
SMPN 2 Solokan Jeruk
Kabupaten Bandung
Nelis Dian Dahliani,S.Pd,M.M
Fasilitator
Sofwan Hidayat, S.Pd,M.Pd
Pengajar Praktik
Linda Hartati, S.Pd
CGP Angkatan 7
TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS
·CGP dapat mengaitkan materi-
materi yang telah dipelajari dan
materi lain yang relevan ke dalam
rencana manajemen perubahan
yang menerapkan paradigma dan
model inkuiri apresiatif.
“ Visi adalah representasi kognitif mengenai gambaran
masa depan
"
(Bandura)
"Tanpa kecerdasan yang sebenarnya bukanlah
pengetahuan tetapi imajinasi. Imajinasi lebih penting
daripada pengetahuan. Pengetahuan terbatas,
sedangkan imajinasi mencakup seluruh dunia,
menstimulasi kemajuan dan melahirkan evolusi"
(Einstein)
kaitan peran pendidik dalam mewujudkan
filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara: pendidikan itu hanya suatu
‘tuntunan’ di dalam hidup tumbuhnya anak-anak kita. Artinya, bahwa hidup
tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik.
Anak-anak itu sebagai makhluk, manusia, dan benda
hidup, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. Seperti
penjelasan sebelumnya, bahwa ‘kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu’ tiada
lain ialah segala kekuatan yang ada dalam hidup batin dan hidup lahir dari anak-anak
itu karena kekuasaan kodrat. Kita kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan-kekuatan itu, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya)
hidup dan tumbuhnya itu
Dengan IA diharapkan sebagai pendidik dapat mewujudkan tujuan pembelajaran yakni
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia
maupun anggota masyarakat, demi terciptanya student wellbeing.
visi dapat disajikan dalam bentuk yang beraneka ragam dan apapun
bentuknya, visi itu harus menyemangati, menggerakkan hati dan
kolaborasi tiap anggota dalam suatu komunitas.
Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna
bagi murid sepertinya sudah menjadi hal yang umum diinginkan
semua pihak. salah satu tujuan visi, yaitu untuk mencapai perubahan
yang lebih baik dari kondisi saat ini. Untuk dapat mewujudkan visi
sekolah impian dan melakukan proses perubahan, maka perlu sebuah
pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat
untuk mencapai tujuan. pendekatan IA dapat membantu
membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta menyatukan
orang dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses manajemen
perubahan yang biasa
kaitan peran pendidik dalam mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma
inkuiri apresiatif (IA) di sekolah Bapak/Ibu?
Ki Hadjar Dewantara mengemukakan bahwa dalam proses menuntun, diri anak perlu merdeka
dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh para pendidik agar anak tidak kehilangan arah.
Semangat Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga memperkuat tujuan pendidikan
nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar
setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Kedua semangat ini yang kemudian memunculkan sebuah
pedoman, sebuah penunjuk arah yang konsisten, dalam pendidikan di Indonesia. Pedoman
tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).
Setiap bagian dalam dimensi profil pelajar Pancasila terbagi ke dalam elemen dan sub elemen.
Dalam menyusun visi yang berpihak kepada murid, guru perlu menyelaraskan visi dengan
dimensi profil pelajar Pancasila.
Kaitan Nilai Guru penggerak
Melihat peranan nilai sangat penting dalam kehidupan
tingkah laku sehari-hari, maka rasanya penting bagi
seorang Guru Penggerak untuk bisa memahami dan
menjiwai nilai-nilai dari seorang Guru Penggerak. Guru
Penggerak juga akan mengadopsi mentalitas “berpikir
berbasis aset” yang mengapresiasi dan memanfaatkan
kekuatan atau sumberdaya yang telah dimiliki, bukan
berkutat pada apa yang tidak dimiliki. nilai-nilai guru
penggerak: (1) berpihak pada murid, (2) reflektif, (3)
mandiri, (4) kolaboratif, serta (5) inovatif
Ketika guru memahami dan memiliki nilai tersebut
maka, visi dengan menempatkan murid dalam mimpi
di visi tersebut akan terwujud
Kaitan dengan peran guru penggerak
kompetensi-kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin di lingkungan sekolah,
yaitu: mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen
sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah. 1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran Sambil
menginternalisasikan nilai-nilai, Guru Penggerak akan meresonansikan semangat-harapan-
antusiasme yang dirasakan oleh mereka yang berinteraksi dalam lingkaran pengaruh sang Guru
Penggerak baik di kelas, sekolah, maupun lingkungan[1]masyarakat. Diisyaratkan juga, bahwa
Guru Penggerak itu menjalankan filosofi among Ki Hadjar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulada
(menjadi teladan, memimpin, contoh kebajikan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh oleh
orang lain perbuatan-kelakuan-sifat dan lain[1]lainnya), Ing Madya Mangun Karsa
(memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga,
akal, cara, dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri mereka), serta Tut Wuri Handayani
(mempengaruhi, memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif lain agar
orang lain bertumbuh dan maju).
Inkuiri-apresiatif juga dapat menjadi alat bantu dalam proses mengelola perubahan yang
secara lebih mendetail akan dibahas tahapan-tahapannya (BAGJA)
Apa itu IA (Inquiry
Apresiatif)?
IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis
kekuatan. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Cooperrider &
Whitney, 2005; Noble & McGrath, 2016).
Cooperrider, yang adalah tokoh yang mengembangkan IA, menyatakan bahwa pendekatan IA
dapat membantu membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta menyatukan orang
dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses manajemen perubahan yang biasa.
Manajemen perubahan yang biasa dilakukan lebih menitikberatkan pada masalah apa yang
terjadi dan apa yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. Hal ini berbeda dengan IA
yang berusaha fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan menyatukannya untuk
menghasilkan kekuatan tertinggi.
BAGJA
Tahap pertama, Buat Pertanyaan Utama (Define). Di tahap ini, Bapak/Ibu
merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait
perubahan yang diinginkan atau diimpikan. Tahap kedua, Ambil Pelajaran
(Discover). Pada tahapan ini, Bapak/Ibu mengumpulkan berbagai pengalaman
positif yang telah dicapai di kelas maupun sekolah serta pelajaran apa yang
dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. Tahap ketiga, Gali Mimpi (Dream).
Pada tahapan ini, Bapak/Ibu dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa
yang diimpikan dan diharapkan terjadi di lingkungan pembelajaran. Disinilah
visi benar-benar dirumuskan dengan jelas. Tahap ketiga, Jabarkan Rencana
(Design). Di tahapan ini, Bapak/Ibu dapat merumuskan rencana tindakan
tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi.
Tahapan terakhir, Atur Eksekusi (Deliver). Di bagian ini, Bapak/Ibu
memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan Bapak/Ibu
ajak dan pasti mau untuk terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya
demi mewujudkan visi perlahan-lahan. Tabel berikut ini berupaya
memperlihatkan rangkuman (ciri) tiap tahapan B-A-G-J-A.
VISI
Visi saya adalah :
“Terwujudnya murid yang memiliki keseimbangan kecerdasan
intelektual, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan emosional sesuai
profil pelajar Pancasila”
Revisi Visi :
”Sebagai pendidik, SAYA harus makin berdaya dalam menyediakan
dukungan yang diperlukan untuk menuntuk kekuatan kodrat murid
sebagai: manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia
manusia yang aktif berkolaborasi secara kreatif, dan inovatif baik di
lingkungan sekolah, keluarga ataupun masyarakat
Temukan 5 perubahan yang menurut Anda paling
diperlukan sekolah demi mewujudkan visi murid
merdeka dengan lebih efektif:
1. Perubahan para guru yang memanda
ng murid dari segi kelebihannya tidak
membicarakan atau membesar-besarkan kekurangannya
2.Perubahan para manajemen sekolah yang dapat mendukung setiap ide dari
semua warga sekolah tanpa memandang jabatan dan kedekatan dengan
manajemen sekolah
3.Perubahan para guru dalam memberikan pembelajaran di kelas yang
mengutamakan mendidik sesuai kodrat alam dan zamannya. Berpindah dari
guru kolonial menjadi guru milenial
4.Perubahan pemikiran positif dalam benak murid bahwa mereka mampu
berprestasi sesuai bidang kelebihan mereka.
5.Dukungan orang tua murid dalam bekerja sama mendidik anak di luar sekolah
(rumah) sehingga adanya komunikasi efektif antara guru dan orang tua
THANK YOU
Linda Hartati, S.Pd