LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan pada pembelajaran peserta didik SMK Nama Mahasiswa : SUMARDIONO NIM : 233172715489 Asal Sekolah : SMKN 8 JEMBER Masalah pembelajaran adalah: Kesenjangan antara tujuan yang direncanakan dengan realisasi pencapaian oleh siswa. Tujuan pembelajaran terbagi pada dua hal yaitu capaian kompetensi (KD/TP) dan proses pencapaian kompetensi (proses belajar). Pada terminologi ABCD (Audience, Behavoir, Condition and Degree), maka B dan D merupakan representasi capaian kompetensi, sedangkan C adalah proses pencapaiannya. Identifikasi masalah adalah: proses menemukan kesenjangan yang terjadi pada siswa sebagaiaman definisi maslah pembelajaran. Eksplorasi penyebab masalah adalah: Mengidentifikasi semua kemungkinan penyebab terjadinya kesenjangan pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Penyebab tersebut dapat bersumber dari metode yang diterapkan oleg guru, sarana prasarana pembelajaran, lingkungan belajar, sikap dan perilaku guru, lingkungan sosial dan keluarga, dan diri siswa yang bersangkutan. Penentuan penyebab masalah adalah: proses memilah dan menentukan penyebab yang paling dominan atas timbulnya kesenjangan pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Jika penyebab ini diatasi, maka harapannya penyebab lain yang tereksplorasi akan selesai dengan sendirinya. No Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah (data pendukung) Masalah terpilih yang akan diselesaikan 1 Wawancara dengan Ibu RATRI RAHMAWATI, S.Pd (Guru Matematika dan Staff Kurikulum ); Kebiasaan membaca siswa rendah dari jenjang sekolah sebelumnya , dengan kebiasaan itu berdampak pada kegiatan belajar mengajar di mapel Pendidikan Pancasila Guru kurang disiplin dalam melaksanakan assesment penugasan pada siswa Banyaknya hiburan TV, you tube dan sosmed lainnya. Rendahnya minat membaca siswa Manfaat literasi yang kurang di pahami oleh siswa Media literasi yang di berikan siswa tidak sesuai dengan gaya belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis akar penyebab masalah tentang kemampuan literasi dan numerik yang rendah adalah Kurangnya pemahaman manfaat tentang literasi Rendahnya literasi siswa bisa di karenakan kebiasaan membacanya rendah, sehingga pesera didik akan kesulitan untuk memahami apa isi 1. Kurangnya kemampuan literasi dan numerasi siswa 2. Pemanfaatan teknologi/ inovasi dalam pembelajaran belum Optimal
Mudahnya memperoleh informasi yang instan. Rendahnya literasi dan numerasi siswa bisa di karenakan kebiasaan membacanya kurang, dan pemahaman Pendidikan Pancasila rendah, sehingga siswa akan kesulitan untuk memahami apa isi bacaan tersebut apalagi istilah-istilah dalam Pendidikan Pancasila tidak familiar . Siswa hanya fokus terhadap satu sumber buku ( buku paket), itupun jarang dibuka. Dan siswa lebih senang membuka you tube atau sosmed lainnya. Beberapa siswa kurang memahami Pembukaan UUD 1945 bacaan tersebut apalagi istilah- istilah dalam Pendidikan Pancasila tidak familiar 2 Guru belum menentukan model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk perilaku dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan siswa. Soal HOTS tidak mudah di pahami siswa, dan butuh konsep prasarat yang perlu di pahami terlebih dahulu oleh siswa Siswa lebih senang mendapatkan soal mudah Pengetahuan dan pemahaman konsep masih rendah. Siswa kesulitan n dalam memahami kalimat atau maksud dari soal Tidak semua guru memberikan latihan soal HOTS dengan pertimbangan masing- masing Berdasarkan analisis akar penyebab masalah tentang kemampuan siswa untuk mengerjakan soal HOTS masih rendah disebabkan karena kemampuan konsep dan pemahaman materi masih rendah dan Guru belum menentukan model pembelajaran , Yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan siswa. Sehingga siswa akan terbiasa mengerjakan soal dirasakannya mudah. 3 Guru belum kreatif membuat media pembelajaran sederhana untuk memperjelas materi pembelajaran Media pembelajaran terbatas PPT sehingga kurang menarik dengan tampilan menu yang terbatas Guru belum Meningkatan kapasitas terkait pemanfaatan teknologi baik secara mandiri atau non mandiri Beberapa guru sudah berada pada zona nyaman, yang tidak mau repo- repot dengan hal-hal yang baru Terbatas pada penggunaan PPT untuk Berdasarkan analisis akar permasalahan tentang pemanfaatan teknologi/ inovasi dalam pembelajaran belum optimal di sebabkan oleh guru berada pada zona nyaman (tidak mau
media menampilkanobjek gambar atau video Kemampuan penggunaan Aplikasi LMS yang terbatas, seperti Google Classroom Sarana dan prasarana yang kurang mendukung Tidak semua siswa memiliki perangkat yang mendukung aplikasi pembelajaran. Beberapa guru dan siswa belum mahir menguasai IT berenovasi) sehingga guru hanya mengajar dengan metode klasikal dan menggunakan PPT yang tidak menarik 4 Metode ceramah memiliki kekurangan dalam keterlibatan Audiens. Jika audiens tidak merasa terlibat atau memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam bentuk apapun, mereka mungkin kehilangan minat dalam ceramah. Mengajukan pertanyaan kepada audiens, mendorong diskusi, atau menggunakan studi kasus untuk menggugah pemikiran mereka dapat membantu meningkatkan keterlibatan. Metode ceramah hanya bergantung pada kata-kata lisan tanpa menggunakan bantuan visual seperti slide presentasi, gambar, atau video dapat membuat pembelajaran kurang menarik. Bantuan visual dapat membantu memvisualisasikan konsep dan membuat ceramah lebih memahami. Siswa lebih menyukai pembelajaran yang visual Siswa merasa bosan jika terlalu lama mendengarkan penjelasan / ceramah guru Beberapa guru merasa metode ceramah paling efektif dalam menerangkan pelajaran Berdasarkan analisis akar permasalahan tentang Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah karena masih di pandang sebagai cara efektif dalam menerangkan materi pada pelajaran Pendidikan Pancasila dikarenakan Beberapa guru merasa metode ceramah paling efektif dalam menerangkan pelajaran dan biasanya hanya menjelaskan hal/berita yang lampau tanpa memberikan contoh hal/berita yang kekinian, hal ini menimbulkan kebosanan kepada siswa karena merasa monoton.
Ceramah yang hanya berfokus pada pembicara tanpa adanya interaksi dengan audiens dapat membuat audiens merasa terputus dari proses pembelajaran. Interaksi yang terbatas dapat membuat ceramah menjadi monoton. 5 Apresepsi yang kurang menarik Guru masih mendominasi proses belajar Model pembelajaran yang digunakan belum tepat Guru belum mendeferensiasikan kemampuan awal siswa Minat siswa dapat di lihat dari kehidupan sehari-hari siswa tersebut, jadi lingkungan sekitar dan dukungan dari guru dan orang tua sangatlah berperan penting terhadap minat belajar siswa. Guru menjelaskan materi pelajaran secara klasikal (ceramah) Guru belum maksimal dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Sebagaian siswa mempunyai mind-set bahwa pelajaran Pendidikan Pancasila itu membosankan, dan lebih suka pelajaran produktif bila di bandingkan dengan pelajaran Normada ( PEndidikan Pancasila) Guru yang kurang humble pada siswa dapat mengurangi minat belajar siswa terhadap mapel Pendidikan pancasila. Sebagaian siswa kurang faham manfaat belajar Pendidikan Pancasila Teknik pembelajaran yang klasikal lebih berpusat pada guru Guru belum maksimal menerapkan model pembelajaran lebih interaktif Misalnya PBL dan PJBL. Lingkungan sekitar dan dukungan dari guru dan orangtua mempunyai peranan penting terhadap minat siswa terhadap pelajaran. Guru belum mendeferensias ikan kemampuan awal siswa Berdasarkan hasil analisis akar penyebab masalah kurang minatnya belajar siswa terhadap pelajaran matematika adalah penggunaan model dan metode pembelajaran yang kurang menarik. Metode yang di gunakan oleh guru masih berupa metode ceramah (pembelajaran terpusat pada guru) sehingga siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran dan merasa bosan.