Pada daerah yang memiliki tekanan/konsentrasi oksigen tinggi seperti pada permukaan
alveoli paru-paru, Hb akan sangat mudah untuk berikatan dengan oksigen dan membentuk
oksihemoglobin. Sementara pada derah yang memiliki tekanan oksigen rendah atau pH
rendah oksihemoglobin akan sangat mudah terurai dan membebaskan oksigen. Oksigen
akan berikatan dengan hermin (Fe++) dengan ikatan yang longgar/lemah, yang akan
menghasilkan HbO2 ataupun proses kenaikannya. Untuk selanjutnya oksigen di antar oleh
darah ke seluruh sel-sel tubuh untuk kelangsungan metabolism tubuh.
D. Proses Transoort Karbondioksida Saat Respirasi.
Aktivitas metabolism sel akan menghasilkan zat sisa, antara lain CO2 dan air ( air
metabolic). Keberadaan air metabolic di dalam tubuh tidak menimbulkan masalah yang
rumit karena masih dapat dimanfaatkan oleh sel tubuh. Namun, keberadaan CO2 dapat
menimbulkan gangguan fisiologis yang penting, sebab itu CO2 yang terbentuk harus segera
diangkut dan dikeluarkan dari tubuh. Darah mengangkut CO2 dalam berbagai bentuk, yaitu
sebagai senyawa karbomino (ikatan antara CO2 dan Hb), CO2 terlarut dalam plasma darah,
sebagai asam senyawa bikarbonat (NaHCO3, KHCO3).
Pengangkutan CO2 dalam bentuk senyawa bikarbonat merupakan cara untuk
mempertahankan keseimbangan pH (mekanisme buffering), mempertahankan
keseimbangan pH merupakan tugas tambahan bagi system respirasi, dilar tugas utamanya
untuk mentranspor oksigen dan karbondioksida.
Sistem repirasi juga memiliki fungsi lain yaitu menjaga keseimbangan elektrik dalam
darah, yaitu dengan mekanisme HCO3 / CL transport atau chloride shift atau pertukaran
HCO 3-/Cl-, mekanisme mengatur perpindahan ion Cl- ke arah tertentu (ke dalam atau luar
sel) sebagai imbangan bagi kepindahan ion HCO3-.
E. Mekanisme Pengaturan Respirasi
Pengaturan respirasi dapat berlangsung secara kimiawi maupun secara sarafi. Pada
dasarnya pengaturan tersebut dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan kadar oksigen dan
karbondioksida di dalam darah. Pada saat kadar karbondioksida meningkat, kemoreseptor
di medula (pusat respirasi) terangsang. Hal ini akan menyebabkan impuls saraf dijalankan
sepanjang serabut eferen ke organ efektor (otot dada, jantung, dan pembuluh darah). Impuls
yang sampai pada organ efektor terebut menimbulkan proses kompleks yang menyebabkan
peningkatan laju ventilasi dan pelepasan karbondioksida. Impuls yang sampai ke jantung
47
dan pembuluh darah pada jaringan yang mengalami penimbunan karbondioksida akan
mendorong timbulnya respon yang mempermudah pelepasan karbondioksida dari tubuh,
sekaligus meningkatkan pemasukan oksigen ke dalam tubuh.
Pangaturan respirasi secara sarafi dilakukan oleh sekelompok sel saraf pada pons varoli
dan medula oblongata. Pada pons bagian atas terdapat pneumotaxic centre yaitu pusat
pernapasan yang berfungsi mengatur kerja pusat saraf yang lebih rendah yang terdapat pada
medula oblongata. Pusat saraf yang lebih rendah tersebut ialah pusat inspiratori dan pusat
ekspiratori yang mengendalikan inspirasi dan ekspirasi pada hewan. Selain ketiga pusat
tersebut, pengaturan respirasi juga dilakukan oleh stretch receptor (reserptor regangan) dan
saraf vagus, yang membawa membawa rangsangan dari organ saraf ke pusat ekspiratori.
Stretch receptor yaitu reseptor yang terdapat pada bronkus dan jaringan paru-paru,
berfungsi untuk memantau keadaan paru-paru. Reseptor ini terangsang pada saat paru-paru
meregang maksimal (saat inspirasi).
F. Sistem Respirasi Pada Hewan Vertebrata
a. Sistem Respirasi pada Pisces (Ikan)
Ikan bernapas pada insang yang terdapat di sisi kanan dan kiri kepala (kecuali ikan
Dipnoi yang bernapas dengan paru-paru). Selain berfungsi sebagai alat pernapasan,
insang juga berfungsi sebagai alat ekskresi dan transportasi garam-garam. Oksigen
dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang. Darah di dalam pembuluh darah pada
insang mengikat oksigen dan membawanya beredar ke seluruh jaringan tubuh, darah
akan melepaskan dan mengikat karbondioksida serta membawanya ke insang. Dari
insang, karbondioksida keluar dari tubuh ke air secara difusi. Insang (branchia) tersusun
atas bagian-bagian berikut ini:
1. Organ Respirasi
• Tutup insang (operculum). Hanya terdapat pada ikan bertulang sejati, sedangkan
pada ikan bertulang rawan, tidak terdapat tutup insang. Operculum berfungsi
melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernapas.
• Membrane brankiostega (selaput tipis di tepi operculum), berfungsi sebagai katup
pada waktu air masuk ke dalam rongga mulut.
• Lengkung insang (arkus brankialis), sebagai tempat melekatnya tulang tapis insang
dan daun insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf.
• Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya
48
organisme makanan melalui celah insang.
• Daun insang, berfungsi dalam sistem pernapasan dan peredaran darah, tempat
terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.
• Lembaran (filamen) insang (holobran kialis) berwarna kemerahan.
• Saringan insang (tapis insang) berfungsi untuk menjaga agar tidak ada benda asing
yang masuk ke dalam rongga insang.
Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu
lembab. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam
berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari
sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada
filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga
memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan
bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operculum, sedangkan insang
pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operculum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi
sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan
osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke
atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga
tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan O2 sehingga ikan tahan pada
kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah ikan gabus
dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan O2, selain dengan labirin, ikan mempunyai
gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
2. Mekanisme pernapasan pada pisces
• Pada ikan bertulang sejati
Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Insang ikan mas
tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang (operkulum).
Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan
berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring air pernapasan
yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang. Filamen insang tersusun
atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah muda karena mempunyai
banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang dari arteri insang. Di
tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.
49
https://images.app.goo.gl/SdNfT2ywvZ5KgLLp8
Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi.
Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan
tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung
menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-
menerus dan berulang-ulang. Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati
dilakukan melalui mekanisme inspirasi dan ekspirasi.
1) Fase inspirasi
Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel
pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah
belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih
kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi
aliran air ke dalam rongga mulut.
https://images.app.goo.gl/BSzdfTDXitQgPU5a7
2) Fase ekspirasi
Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang
kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam
mulut mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran
insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah
melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2 dari air.
50
https://images.app.goo.gl/BSzdfTDXitQgPU5a7
Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2
diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang
membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah
dari jaringan akan bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan keluar
tubuh.
• Mekanisme pernapasan pada ikan bertulang rawan
Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai tutup insang (operkulum)
misalnya pada ikan hiu. Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut,
disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh
perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naik turun rongga mulut. Bila
dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah, sehingga
tekanannya lebih kecil dari tekanan air di sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke
rongga mulut melalui celah mulut yang pada akhirnya terjadilah proses inspirasi.
Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga mulut mengecil, tekanannya
naik, celah mulut tertutup, sehingga air mengalir ke luar melalui celah insang dan
terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada saat inilah terjadi pertukaran gas O2 dan
CO2.
• Mekanisme pernapasan pada ikan paru-paru
Pernapasan ikan paru-paru menyerupai pernapasan pada Amphibia. Selain
mempunyai insang, ikan paru paru mempunyai satu atau sepasang gelembung
udara seperti paru-paru yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu
pulmosis. Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan dengan
kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan
keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya, sekaligus
memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini mampu bertahan
hidup walaupun airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, karena ia bernapas
menggunakan gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di dunia, yaitu
51
ikan paru-paru afrika, ikan paru paru amerika selatan, dan ikan paru - paru
queensland (Australia).
Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan lele, gabus, gurami, dan betok
memiliki alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan
perluasan ke atas dalam rongga insang, dan membentuk lipatan-lipatan sehingga
merupakan rongga-rongga tidak teratur. Rongga labirin berfungsi menyimpan
udara (O2), sehingga ikan-ikan tersebut dapat bertahan hidup pada perairan yang
kandungan oksigennya rendah. Selain dengan labirin, udara (O2) juga disimpan
di gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
b. Sistem Respirasi pada Amphibi (Katak)
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru- paru.
Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput
rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat
kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring,
Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan
berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan
selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma
kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas
pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit
(vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung
dipompa ke kulit dan paru- paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea).
Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan
paru-paru walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia. Katak mempunyai
sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah.
Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga
gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh
bronkus yang pendek.
Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi
saat mulut tertutup.
52
https://images.app.goo.gl/CzdNcJSEs9zYVcHG9
1. Fase inspirasi
Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga
mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme
inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga
mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane. Setelah itu koane
menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berko ntraksi sehingga
rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke
paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat
oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon
dioksida dilepaskan ke lingkungan.
2. Fase Ekspresi
Fase ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus
berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam
rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan
dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan
berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan
mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbondioksida keluar.
c. Sistem resirasi pada reptilia
Pada umumnya hewan kelas Reptilia bernapas dengan paru-paru. Selain dengan
paru-paru, kura-kura dan penyu pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit tipis
dengan banyak kapiler darah yang ada di sekitar kloaka. Kloaka merupakan muara
bersama saluran reproduksi, saluran ginjal, dan saluran pencernaan makanan. Pada
reptilia pada umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, lalu trakea, bronkus,
dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung kepala atau moncong.
Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru terjadi karena ada kontraksi otot
pada tulang rusuk. Paru-paru tersusun atas gelembung – gelembung berisi kapiler darah.
53
Pertukaran gas terjadi di kapiler darah. pertukaran gas terjadi di kapiler ini, oksigen
diambil dan karondioksida bersama uap air dikeluarkan. Pada beberapa jenis reptilia
yang hidup di air, lubang hidungnya dapat ditutup oleh klep, misalnya pada buaya.
Selain itu pada buaya, saat menyelam, lubang batang tenggorokannya dapat ditutup
oleh lipatan kulit, sehingga air tidak masuk ke dalam paru-paru pada pangkal
tenggorokan. Cicak dan tokek terdapat pita suara.
Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang
berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak
efektif. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa
belahan yang membuat paru – parunya bertekstur seperti spon. Paru- paru pada
beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi – pundi hawa
cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
https://images.app.goo.gl/7JSJMXt8P1BFAySv5
d. Sistem respirasi pada aves
Burung adalah hewan berdarah panas, sama seperti mamalia, sehingga suhu pada
tubuh burung bersifat stabil. Karena burung memiliki reseptor pada bagian otak yang
dapat mengatur suhu tubuh sehingga burung dapat melakukan aktivitas pada suhu
lingkungan yang berbeda.
Burung menggunakan paru-paru dan pundi hawa (pundi-pundi udara) sebagai alat
pernapasannya. Burung memiliki dua lubang hidung yaitu lubang hidung luar terletak
pada bagian pangkal paruh bagian atas dan lubang hidung dalam terletak pada langit-
langit rongga mulut.
Alat pernapasan pada burung adalah paru-paru. Ukuran paru-paru relativ kecil
dibandingkan ukuran tubuh burung. Paru-paru burung terbentuk oleh bronkus primer,
bronkus sekunder, dan pembuluh bronkiolus. Bronkus primer berhubungan dengan
mesobronkus. Mesobronkus merupakan bronkiolus terbesar. Mesobronkus bercabang
54
menjadi dua set bronkus sekunder arterior dan posterior yang disebut ventrobronkus
dan dorsobronkus dihubungkan oleh parobronkus. Paru-paru burung memiliki ±1000
buah parabronkus yang bergaris tengah ±0,5 mm. Paru-paru burung memiliki perluasan
yang disebut kantong udara yang mengisi daerah selangka dada atas, dada bawah,
daerah perut, daerah tulang humerus dan daerah leher.
Organ Respirasi Berturut-turut dari luar ke dalam. Susunan alat pernapasan burung
adalah sebagai berikut:
• Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada
langit-langit rongga mulut.
• Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang
menghubungkan rongga mulut dengan trakea.
• Trakea, berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun
di sepanjang trakea.
• Siring (alat suara), terletak di bagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot
sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk
menimbulkan suara. Selain itu terdapat juga otot siringialis yang menghubungkan
siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring terdapat selaput
yang mudah bergetar. Getaran selaput suara tergantung besar kecilnya ruangan siring
yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringalis.
• Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian
ini meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian akhir
dari trakea. Dalam bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink (siring), yang pada
bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar dan
dapat menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus, yang
merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (bagian
ventral) dan dorsobronkus (bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan
dorsobronkus oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus berupa tabung
kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga memungkinkan udara
berdifusi.
• Pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai
ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udah ini terdapat pada pangkal leher
(saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara
tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis), ketiak (saccus axillaris),
55
dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus abdominalis). Kantung udara
berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi difusi udara
pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada burung
menjadi efisien. Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut :
a) Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen
cadangan.
b) Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas
badan secara berlebihan.
c) Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
d) Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.
https://images.app.goo.gl/mKRQdFeQqvprK1v2A
Mekanisme pernapasan pada aves :
❖ Pernapasan saat burung sedang beristirahat
- Fase inspirasi Tulang rusuk bergerak ke depan - volume rongga dada membesar
– tekanan mengecil – udara akan masuk melalui saluran pernapasan. Saat inilah
sebagian oksigen masuk ke paru-paru, dan okseigen berdifusi ke dalam darah
kapiler, dan sebagian udara dilanjutkan masuk ke dalam kantong-kantong udara.
- Fase ekspirasi Tulang rusuk kembali ke posisi semula – rongga dada mengecil –
tekanan membesar, pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam pundi-
pundi udara bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati alveolus
oksigen diidikat oleh darah kapiler alveolus, dan darah nelepas CO2. Dengan
demikian, pertukaran gas CO2 dan O2 dapat berlangsung saat inspirasi dan
ekspirasi.
https://images.app.goo.gl/nPpvhAxyTTfdciSQA
56
❖ Pernapasan burung saat terbang
Pundi hawa sangat berperan penting ketika burung mulai terbang, dikarenakan
burung yang terbang tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya, sehingga pundi
hawalah yang dipergunakan oleh burung untuk bernapas. Inspirasi dan ekspirasinya
dilakukan secara bergantian oleh pundi-pundi hawa.
- Inspirasi Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid terjepit,
sehingga pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya udara masuk ke pundi hawa
ketiak melewati paru-paru terjadilah inspirasi. Saat melewati paru-paru akan
terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
- Ekspirasi Sebaliknya saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak terjepit,
sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid mengembang, sehingga udara
mengalir ke luar dari pundi hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah
ekspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
Dengan cara inilah inspirasi dan ekspirasi udara dalam paru-paru burung saat
terbang. Jadi pertukaran gas pada burung saat terbang juga berlangsung saat
inspirasi dan ekspirasi.
https://images.app.goo.gl/DAE4J7ys2UbgTV4u7
e. Sistem respirasi pada mamalia
Hewan yang menyusui anaknya disebut mamalia. Mamalia ada yang hidup di darat
dan ada yang hidup di air. Mamalia yang hidup di darat mempunyai alat pernafasan
mirip dengan manusia, yaitu hidung, pangkal tenggorok, batang tenggorok, dan paru-
paru. Mamalia yang hidup di air juga bernapas dengan paru- paru, tetapi pada
hidungnya dilengkapi katup. Katup itu akan menutup pada saat menyelam dan akan
terbuka pada saat muncul dipermukaan air. Pada saat muncul di permukaan, air
mamalia yang hidup di air mengambil oksigen serta mengeluarkan karbondioksida dan
uap air. Contoh mamalia yang hidup di air adalah paus, lumba-lumba dan duyung.
57
1. Organ respirasi
a. Hidung
Struktur berongga yang disebut dengan rongga hidung (cavum nasalis).
Memiliki rambut pendek dan tebal untuk menyaring udara dan menangkap
kotoran yang masuk bersama udara. Bagian dalam hidung mengandung
membrane mukosa. Permukaan membrane mukosa akan menghasilkan lender
yang berfungsi melembabkan dan menghangatkan udara yang masuk ke paru-
paru.
b. Faring
Tempat persimpangan antara saluran pernapasan pada bagian depan
(anterior) dan saluran pencernaan pada bagian belakang (posterior). Pada
percabangan tersebut terdapat epiglotis yang menjaga agar makanan tidak masuk
ke saluran pernapasan.
c. Laring
Laring atau tekak (jakun) terdapat di bagian belakang (posterior) faring.
Organ ini terdiri atas 9 susunan tulang rawan (kartilago) yang berbentuk kotak.
d. Trakea
Trakea merupakan saluran udara ke paru-paru. Mendorong keluar debu-debu
dan bakteri dengan gerakan silia-silia di trakea.
e. Bronkus
Ujung trakea bercaband dua, ke kanan dan ke kiri. Setiap percabngannya
disebut bronkus.
f. Paru-paru
• Bronkiolus, yaitu percabangan dari bronkus.
• Alveolus, yaitu ujung dari bronkiolus yang berupa gelembung halus. Setiap
alveolus diselubungi pembuluh darah kapiler. Pada bagian inilah terjadi
pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida secara difusi.
2. Mekanisme Pernapasan
a. Pernapasan dada
• Fase inspirasi Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal)
berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru
mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil
dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru.
58
• Fase ekspirasi Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun -->
paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar
dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
b. Pernapasan perut
• Fase inspirasi Sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari
melengkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara
dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk.
• Fase ekspirasi otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali
melengkung --> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru- paru lebih
besar dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
59
KESIMPULAN
Dari pemaparan materi dapat di tarik simpulan adalah sebagai berikut :
1. Pernapasan (Respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
(oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai
sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.
2. Sistem respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok oksigen ke dalam tubuh serta
membuang CO2 dari dalam tubuh.
3. Transport oksigen dalam darah terjadi dengan dua cara, yaitu dengan cara sederhana
(terlarut dalam plasma darah ) atau dengan cara diikat oleh pigmen respirasi, yaitu senyawa
khusus yang dapat mengikat dan melepas oksigen secara bolak-balik.
4. Transport CO2 dapat menimbulkan gangguan fisiologis yang penting, sebab itu CO2 yang
terbentuk harus segera diangkut dan dikeluarkan dari tubuh.
5. Pengaturan respirasi dapat berlangsung secara kimiawi maupun secara sarafi.
6. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada
yang berupa insang, paru-paru, kulit, trakea, dan paru-paru buku.
60
DAFTAR PUSTAKA
Asisten zoologi dasar UGM. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Press.
Campbell, Neil. A, dkk. Biologi Jilid III Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga, 2004
http://www.scribd.com/doc/95264900/FISIOLOGI-HEWAN#
Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Jakarta: Erlangga.
Catatan Biologi Blogspot. 2014. Makalah sistem integumen kulit mata.
http://catatantengbiologu.blogspot.com/2014/09/makalah-sistem-integumenkulit-
mata.html?=1
Clautika. 2014. Pernapasan Hewan.
http://clautika.blogspot.com/2014/09/makalah-ipa-pernapasan-hewan.html?m=1
Dunia Pendidikan.2017. Makalah Osmoregulasi.
http://rusdiatonurma.blogspot.com/2017/05/makalah-osmoregulasi.html?m=1
Endah, Ratna, 2017. Makalah fisiologi hewan.
https://id.scribd.com/doc/174108483/MAKALAHH-FISIOLOGI-HEWAN-docx
Hikmawati, Hijrah. 2014. Makalah fisologi hewan sistem integumen.
http://hijrahhikmawati.blogspot.com/2014/06/makalah-fisiologi-hewan-sstem-
integumen.html?m=1
http://bhimasharf.blogspot.com/2009/04/oleh-bhima-wibawa-santoso-nim-
a1c407003_675.html?m=
https://www.pelajaran.co.id/2017/13/pengertian-sistem-sistem-integumen-fungsi-dan-contoh-
sistem-integumne-pada-hewan-html
https://pdfcoffee.com/makalah-sistem-respirasi-pada-hewan-pdf-free.html
https://www.pelajaran.co.id/2017/13/pengertian-sistem-sistem-integumen-fungsi-dan-contoh-
sistem-integumne-pada-hewan-html
61
Kimball, John. 1992. Biologi Edisi Kelima Jilid dua. Jakarta: Erlangga.
Novayanti, Ita. 2021. Sistem Respirasi Pada Hewan.
https://id.scribd.com/document/366838431/Makalah-Sistem-Respirasi-pada-Hewan
Saputra, Ikhsan. 2017. Makalah Osmoregulasi pada Hewan.
https://www.slideshare.net/ikhsansaputra3/makalah-osmoregulasi-pada-hewan
Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : JICA.
Tenzer, A. Lestari, U. Gofur, A. dkk. 2014. Struktur Perkembangan Hewan (SPH 1). Malang:
Jurusan Biologi FMIPA UM.
Tim Dosen Struktur Perkembangan Hewan I. 2014. Handout Struktur Perkembangan Hewan
1. Malang: Jurusan Biologi FMIPA UM.
Winer, Fina. 2015. Makalah struktur hewan sistem integumen
https://www.academia.edu/38525862/makalah_struktur_hewan_sistem_integumen_do
cx
Yulika, Rifaya Suci. 2017. Osmoregulasi.
http://rifarasuciyulika.blogspot.com/2017/12/osmoregulasi.html?m=1
62