The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

ebook ini menjelaskan tentang interaksi sosial pada masyarakat untuk smp

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nasihulu050, 2023-10-08 10:42:15

tugas pak hendra

ebook ini menjelaskan tentang interaksi sosial pada masyarakat untuk smp

Keywords: siswa guru masyarakat sosial

MAKALAH ORGANISASI KURIKULUM Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum Pembelajaran Dosen Pengampu: Hendra Pratama, M. Pd. Disusun oleh kelompok 2: 1. Jayana Zahrani 1860209222071 2. Siti Nurlailail 1860209221026 3. Hendrik Ferdianto 1860209222096 4. Rona Martilisa 1860209222081 5. Afrian Tito S. 1860209223122 SEMESTER 3 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG SEPTEMBER 2023


ii PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini mampu diselesaikan dengan baik dan lancar. Makalah "Organisasi Kurikulum" disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahKurikulum Pembelajaran. Penyusunan Makalah ini tidak lepasdari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, kami mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Maftuhin, M.Ag. Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang telah menyediakan fasilitas yang memadai untuk pembelajaran di UIN Sayyid Ali RahmatullahTulungagung. 2. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. Selaku Dekan Tarbiyah dan Fakultas Ilmu Pendidikanyang telah mengizinkan kami menimba ilmu di Fakultas Tarbiyah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. 3. Nur Isroatul Khusna. M.Pd. Selaku ketua Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial yang senantiasamengayomi dan menyayangi mahasiswanya, sehingga merasa betah berada di jurusan ini. 4. Hendra Pratama. M.Pd. Sebagai dosen mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang senantiasa memberikan dukungan, dorongan, dan bimbingan sehingga terselesaikannya makalah dengan judul "Organisasi Kurikulum". 5. Orang tua dan kawan seangkatan yang terlibat dalam proses penyusunan makalah ini. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun, sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini. Tulungagung, 14 September 2023 Tim Penyusun


iii DAFTAR ISI PRAKATA..............................................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................4 A. Latar Belakang........................................................................................4 B.Rumusan Masalah....................................................................................4 C. Tujuan Penulisan.....................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6 A. Separated Subject Curriculum ...............................................................6 B. Correlated Curriculum ............................................................................8 C. Integrated Curriculum...........................................................................14 BAB III PENUTUP.................................................................................................20 A. Kesimpulan ...........................................................................................20 B. Saran .....................................................................................................20 DAFTAR RUJUKAN .............................................................................................21


4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dalam tuntutan pendidikan: Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, tuntutan terhadap pendidikan juga berubah. Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman agar dapat menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan masa depan. Kompleksitas kurikulum: Kurikulum merupakan suatu sistem yang kompleks yang melibatkan berbagai aspek, seperti tujuan pendidikan, isi pembelajaran, metode pengajaran, dan penilaian. Organisasi kurikulum yang baik diperlukan untuk mengatur dan mengintegrasikan semua komponen ini agar dapat berjalan secara efektif. Peningkatan mutu pendidikan: Organisasi kurikulum yang baik dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan. Dengan merancang kurikulum yang relevan, terstruktur, dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan peserta didik, diharapkan pendidikan dapat memberikan hasil yang lebih baik. Pengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas pembelajaran: Organisasi yang baik dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Dengan mengatur urutan dan pengelompokan materi pembelajaran secara logis, serta memilih metode pengajaran yang sesuai, proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efisien dan efektif. Keterkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia: Organisasi kurikulum juga berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia, terutama guru. Pemahaman yang baik tentang struktur dan komponen kurikulum akan membantu guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif. Dengan memahami latar belakang ini, organisasi kurikulum dapat menjelaskan pentingnya peran organisasi kurikulum dalam meningkatkan mutu pendidikan dan memberikan pedoman praktis dalam merancang dan mengelola kurikulum yang efektif. B. Rumusan Masalah a. Bagaimana definisi, kelebihan, dan kekurangan separated subject curriculum b. Bagaimana definisi, kelebihan, dan kekurangan correlated curriculum c. Bagaimana definisi, kelebihan, dan kekurangan integrated curriculum


5 C. Tujuan a. Dapat memahami tentang definisi, kelebihan, dan kekurangan separated subject curriculum b. Dapat memahami tentang definisi, kelebihan, dan kekurangan correlated curriculum c. Dapat memahami tentang definisi, kelebihan, dan kekurangan integrated curriculum


6 BAB II PEMBAHASAN A. Separated Subject Curriculum Organisasi kurikulum secara lengkap dapat diartikan sebagai proses pengaturan dan pengelolaan seluruh komponen kurikulum, baik itu tujuan, isi, metode, dan evaluasi pembelajaran, agar dapat berjalan dengan efektif dan terarah. Organisasi kurikulum meliputi perencanaan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum. Pertama, dalam tahap perencanaan, kurikulum organisasi melibatkan identifikasi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan ini haruslah jelas, spesifik, dan sesuai dengan kebutuhan dan harapan siswa. Selain itu, perencanaan juga melibatkan pemilihan materi pelajaran yang relevan dan sesuai dengan kurikulum nasional atau kebijakan pendidikan yang berlaku. Kemudian, dalam tahap pengembangan, kurikulum organisasi termasuk penyusunan silabus dan rencana pembelajaran yang terstruktur dan terorganisir. Silabus berisi rincian tentang materi pelajaran yang akan diajarkan, urutan pembelajaran, alokasi waktu, dan metode pengajaran yang akan digunakan. Rancangan lebih fokus pembelajaran pada bagaimana proses pembelajaran akan dilakukan, termasuk penggunaan strategi pengajaran, media, dan sumber belajar yang relevan. Setelah itu, tahap implementasi melibatkan penggunaan kurikulum di dalam kelas. Guru bertanggung jawab untuk mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Organisasi implementasi juga melibatkan pemilihan dan penggunaan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, seperti ceramah, diskusi, praktik, atau proyek kolaboratif. Terakhir, tahap evaluasi merupakan bagian penting dalam organisasi kurikulum. Evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Evaluasi dapat berupa tes, tugas, proyek, atau observasi kinerja siswa. Hasil evaluasi ini akan digunakan untuk mengidentifikasi keberhasilan kurikulum, membuktikan efektivitas metode pengajaran, serta memberikan umpan balik yang berguna untuk perbaikan kurikulum di masa depan. Dalam organisasi kurikulum, penting juga untuk melibatkan semua pemangku kepentingan terkait, termasuk guru, siswa, orang tua, dan pihak yang terkait dengan kebijakan pendidikan. Kolaborasi dan komunikasi yang baik antara semua pihak akan membantu dalam pengembangan dan implementasi kurikulum yang efektif dan relevan


7 Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran (subjects) yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain juga antara suatu kelas dengan kelas yang lain. Dengan demikian sukar terdapat kebulatan pengetahuan pada anak. Sebagai contoh misalnya dahulu kita pernah menyajikan mata pelajaran untuk "Sekolah Rakyat VI Tahun" (sekarang Sekolah Dasar) terdiri atas Ilmu tumbuh-tumbuhan, Ilmu Hewan, Ilmu Tubuh Manusia, Ilmu kesehatan dan masih ada juga Ilmu Alam. Untuk masa sekarang semua mata pelajaran tersebut di atas diin- tegrasikan diberikan predikat sebagai Ilmu Pengetahuan Alam disingkat IPA. Tentu saja konsep dasar tinjauannya sangat berbeda dengan lima mata pelajaran yang terdahulu. Separate Subject Curriculum mengandung beberapa hal yang positif di dalam praktek pendidikan di sekolah yakni: 1. Bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis. 2. Organisasi kurikulum ini sederhana: mudah disusun mudah ditambah atau mudah dikurangi jumlah pelajaran yang diperlukan (mudah direorganisir). 3. Penilaian lebih mudah karena biasanya bahan pelajaran ditentukan berdasarkan bukubuku pelajaran tertentu schingga dapat diadakan ujian umum atau tes hasil belajar yang seragam (uniform) diseluruh negara. 4. Kurikulum ini memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran karena bersifat "Subject Centered"/guru-guru yang sudah berpengalaman dan menguasai seluruh bahan pelajaran dari buku maka pekerjaannya menjadi rutin setiap tahun hanya mengulang yang sudah pernah di- lakukan sebelumnya. 5. Kebanyakan orang beranggapan bahwa sekolah adalah persiapan masuk Perguruan Tinggi: di Perguruan Tinggi biasanya organisasi Kurikulum sesuai dengan prinsip terpisah-pisah itu. Jadi organisasi kurikulum disekolah dasar dan menengah dengan begitu sesuai dengan organisasi di Perguruan Tinggi Di samping ada hal-hal positif, Separate Subject Curriculum mendapat kritik-kritik sebagai berikut: 1. Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain hal ini tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya. 2. Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.


8 3. Dari sudut Psykhologis kurikulum demikian mengandung kelemahan banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari per- kembangan zaman. 4. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman. Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fslideplayer.info%2Fslide%2F12207235%2F &psig=AOvVaw3MiAKHWTEwXoLoREgRGi8&ust=1694702443327000&source=images&cd=vfe&opi=899 78449&ved=0CBAQjRxqFwoTCMi95t3op4EDFQAAAAAdAAAAABAE Pada abad pertengahan tujuan pendidikan praktis menjadi vokasional. Di universitas misalnya dipelajari tiga bidang utama, yakni teknologi, kedokteran dan hukum. Tidak jelas apa yang terjadi dengan “the seven liberal arts” itu. Yang diketahui ialah bahwa bahasa Latin menjadi mata pelajaran yang sangat penting Baru pada abad ke 19 mulai berkembang berbagai mata pelajaran dengan pesatnya. Setiap mata pelajaran harus lebih dulu berjuang sebelum diakuinya dan diterima sebagai mata pelajaran di sekolah seperti bahasa ibu, bahasa asing, fisika, biologi dan sebagainya. Juga timbul sebagai mata pelajaran yang dianggap non akademik seperti tata buku, pekerjaan tangan, pertanian, pendidikan jasmani, pendidikan kesejahtran keluarga dan sebagainya. Untuk sekarang telah mengalami perkembangan yang sangat drastis di setiap satuan lembaga pendidikan, baik di tingkat Perguruan Tinggi dan lembaga satuan pendidikan sekolah. Di kelas I SD dulu anak-anak berhitung dengan bilangan angka 1 sampai 20. Kalau ia menghadapi soal-soal di atas 20, biasanya ia harus menunggu pemecahannya sampai naik ke kelas 2. Jadi dalam mata pelajaran itu sendiri terdapat batasan-batasan yang memisahkan mata


9 pelajaran untuk tiap kelas, seakan-akan terbagi atas berpetak-petak. Batas-batas terdapat pula antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain. Tiap mata pelajaran diberikan tersendiri lepas dari mata pelajaran lain pada jam pelajaran tertentu. Misalnya sejarah diberikan terpisah dari ilmu bumi, sekalipun kedua mata pelajaran tersebut memiliki kedekatan dan adanya hubungan. B. Correlated Curriculum Untuk membangun Indonesia yang lebih maju, perlu dipersiapkan generasi generasi muda yang memiliki kemampuan atau kompetensi yang mumpuni dalam suatu bidang. Pendidikan yang bagus sangat diperlukan untuk membentuk generasi yang melek teknologi dan pengetahuan. Mengingat kondisi dewasa ini, dihadapkan dengan berbagai kemajuan yang pesat dalam segala aspek. Jika tidak sanggup menempuh arus kemajuan yang ada, maka bisa dipastikan bangsa akan mengalami ketertinggalan dan kemunduran. Pendidikan dewasa ini sedang menghadapi rintangan sulit, dari dalam dan luar. Apabila tujuan besar dari pendidikan yang diharap Indonesia dapat tercapai, tentu akan berdampak positif kepada bangsa dan negara. Agar pelaksanaan pendidikan di suatu lembaga dapat tertata dan memiliki arah yang jelas serta terkoordinasi dengan baik dan sistematis, maka perlu adanya pengelolaan kurikulum agar dapat meraih tujuan pendidikan yang diinginkan. Perlu adanya kajian teoretis dan praktis dalam mengelola kurikulum agar dapat searah dengan perkembangan budaya manusia dan juga kemajuan IPTEK. Dalam menghadapi problem sekolah khususnya dalam proses pembelajaran perlu kebijakan kepala sekolah untuk melibatkan pihak-pihak dalam lembaga seperti pendidik, komite sekolah, dan semua pihak yang terlibat dalam melakukan pengelolaan kurikulum. Termasuk usaha yang bisa dilakukan adalah melalui pengembangan komponen-komponen pendidikan. Salah satu komponen yang harus dikembangkan adalah kurikulum. Menurut Herlina, melihat esensi dari kurikulum, kurikulum memiliki peranan yang penting dalam memajukan pendidikan bagi negara, Indonesia. Membangun kembali pendidikan dengan mendesain ulang merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan. Peran kurikulum sangat penting dalam pendidikan. Terdapat tiga peranan penting kurikulum yakni konservatif, kritis atau evaluatif, dan kreatif. Ketiga peranan ini perlu diterapkan dengan seimbang. Selain memiliki peranan, kurikulum juga memiliki beberapa fungsi, yaitu penyesuaian, integrasi, diferensiasi, persiapan, pemilihan, dan diagnostik. (Ansyar, 2017) Beberapa fungsi ini secara penuh diimplementasikan oleh kurikulum. Fungsi tersebut


10 berpengaruh pada tumbuh kembang peserta didik, seiring tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan terkait. Dengan begitu maka kurikulum perlu dikembangkan agar dapat menjalankan perannya. Lembaga-lembaga pendidikan harus mampu mengembangkan kurikulum agar dapat berjalan sempurna dalam proses. Pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut. Pihak-pihak yang terkait dengan kurikulum dalam sebuah lembaga pendidikan harus mengerti serta memahami tentang kurikulum dan komponen-komponennya. Karena setelah kurikulum diputuskan, maka lembaga pendidikan harus bisa mengimplementasikan dengan baik kurikulum tersebut di lembaganya. Perlu adanya pengembangan komponen-komponen dalam kurikulum yang harus dilakukan. Dengan adanya pengembangan kurikulum ini, diharapkan tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga dapat tercapai maksimal. (Rusman, 2009) Salah satu upaya dalam pengembangan kurikulum perlu dilakukan pengorganisasian dan desain kurikulum. Menurut Aset Sugiana, dalam mengorganisasi kurikulum harus disusun dengan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengorganisasi kurikulum yakni, melihat kebutuhan, minat, dan bakat peserta didik yang berbeda-beda. Pengorganisasian kurikulum adalah bentuk penyusunan bahan ajar atau materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. (M. Ali, 2015) Dengan adanya pengorganisasian kurikulum, diharapkan kurikulum akan memenuhi berbagai kebutuhan, tuntutan, harapan, permasalahan yang dialami peserta didik, pendidik, maupun masyarakat. Selain pengorganisasian kurikulum perlu dilakukan perencanaan, validasi, implementasi dan evaluasi yang merupakan bagian dari desain kurikulum. Dalam mendesain kurikulum harus memerhatikan berbagai prinsip yang dijadikan acuan. Dengan memahami organisasi dan desain pengembangan kurikulum, sebuah lembaga akan mampu mengorganisasi dan mendesain kurikulum yang digunakannya dengan sedemikian baik agar dapat membawa lembaga atau sekolahnya kepada pencapaian tujuan pendidikan yang ditentukan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa organisasi kurikulum dan desain pengembangan kurikulum, dalam kajian ini akan dipaparkan sedikit mengenai organisasi dan desain pengembangan kurikulum. Correlated Curriculum atau dapat dikatakan kurikulum dengan mata pelajaran berkorelasi. Untuk mengurangi kelemahan dengan adanya keterpisahan di antara berbagai mata pelajaran tersebut, diusahakanlah agar mata pelajaran tersebut disusun dalam pola korelasi, sehingga lebih mudah dipahami oleh para siswa. Inilah yang dinamakan dengan kurikulum dengan mata pelajaran berkorelasi. Pengorganisasian kurikulum sebelumnya karena dirasakan banyak


11 kelemahannya, maka dicari pengorganisasian degnan cara lain yaitu dengan cara digabungkan atau dikorelasikan dua atau lebih mata pelajaran yang pokok bahasannya atau sub pokok bahasannya mempunyai tujuan pembahasan yang sama atau permasalahan yang sama. Pokok bahasan atau sub pokok bahasan dapat tuntas dan menyeluruh. Korelasi bidang studi tersebut dapat terjadi sebagai berikut: a. Korelasi antarpokok bahasan dalam bidang studi yang sejenis. b. Korelasi antarpokok bahasan diluar bidang studi yang tidak sejenis. c. Korelasi antarpokok bahasan dalam bidang studi yang sejenis, misalnya: Dalam bidang studi bahasa, meliputiberbagai mata pelajaran membaca, tatabahasa, mengarang, bercerita dsb. d. Dalam bidang studi ilmu pengetahuan alam,meliputi berbagai mata pelajaran fisika, kimia, biologi, dsb. e. Dalam bidang studi ilmu sosial, meliputiberbagai mata pelajaran sejarah, ilmu bumi,ekonomi, sosiologi, dsb. f. Dalam bidang studi matematika, meliputiberbagai mata pelajaran aljabar, ilmu hitung, ilmu ukur dsb. g. Dalam bidang studi olahraga, meliputi berbagai mata pelajaran atletik, senam,renang, tinju, panahan dsb. Korelasi antar pokok bahasan di luar bidang studi yang tidak sejenis, misalnya Pembahasan Pokok Bahasan “Candi Borobudur”. Untuk membahas candi Borobudur perlu pembahasan mengenai: 1. Letak candi, dibahas oleh ilmu tanah, ilmu bumi. 2. Letak dan siapa yang mendirikan, dibahas oleh sosiologi, antropologi, dan sejarah. 3. Pemilihan batu untuk candi, dibahas oleh mata pelajaran ilmu alam. 4. Bentuk candi, dibahas oleh ilmu arsitek. 5. Kedatangan turis, dibahas oleh mata pelajaran ilmu pariwisata. 6. Beli souvenir, dibahas oleh mata pelajaran ilmu dagang dan matematika. Ciri-ciri kurikulum ini diantaranya adalah sebagai berikut ini: a. Berbagai mata pelajaran dikorelasikan satu dengan lainnya. b. Sudah dimulai adanya usaha untuk merelevansikan pelajaran degnan permasalahan kehidupan sehari-hari, kendatipun tujuannya masih penguasaan


12 pengetahuan. c. Sudah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran degnan minat dan kemampuan para siswa, meski pelayanan terhadap perbedaan individual masih sangat terbatas. d. Metode penyampaian menggunakan metodekorelasi, meski masih banyak menghadapi kesulitan. e. Meski guru masih memegang peran aktif, namun aktivitas siswa mulai ddikembangkan. Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama lain ada hubungan , bersangkut paut (correlated) walaupun mungkin batas - batas yang satu dengan yang , lain masih dipertahankan. Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsepkonsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya. Model kurikulum mengintegrasikan semua bidang ilmu, jadi antara satu bidang ilmu dengan ilmu yang lain saling berhubungan atau mata pelajaran disajikan saling berhubungan antara satu dengan yang lain, sehingga pada model kurikulum ini bisa dilihat keterpaduan antara semua mata pelajaran. Model Correlated Curriculum, yaitu model kurikulum yang menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang laiannya dengan cara insidental (kebetulan), tematik. Contoh membicarakan “sawah” dalam pelajaran geografi, ilmu tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Pengelompokan mata pelajaran tertentu yang sejenis dapat digabungkan menjadisatu yang kemudian nama mata pelajaran melebur bersatu menjadi satu bidang studi, misalnya mata pelajaran sejarah, ilmu bumi, sosiologi melebur menjadisatu dan bernama bidang studi ilmu pengetahuan sosial. Namunterdapat pula penggabungannya itu hanyasekadar berkumpul saja menjadi satu wadah, sedang pada hakikatnya tiap mata pelajaran yangbersatu tersebut menunjukkan identitas dirinya sendiri secara penuh, misalnya: Kelompok Mata Kuliah Dasa Kependidikan (MKDK) yang terdiri atas mata pelajaran ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, bimbingan konseling, supervisi pendidikan dsb. Bentuk kurikulum ini dapat digambarkan sebagai berikut:


13 Sumber : https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/download/489/407 Prinsip berhubungan satu sama lain ( korelasi ) ini dapat di laksanakan dengan beberapa cara : 1) Antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara in sidental. 2) Memperbincangkan masalah - masalah tertentu dalam ber bagai macam pelajaran 3) Mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan meng hilangkan batas masing masing Paduan atau fungsi antara beberapa mata pelajaran ini dise but " broad - fields "; Broad - fields merupakan kesatuan yang tidak terbagi-bagi atas bagian-bagian .Tetapi broad - fields pada dasarnya masih bersifat subjekt curriculum, hanya saja jumlah mata pelajaran menjadi berkurang, sehingga broad-fields dapat dianggap sebagai modifikasi dari subject curriculum yang tradisional ( Prof. Dr. Nasution , hal . 90 ). Beberapa kebaikan Correlated Curriculum dapat disebutkan antara lain: 1) Dengan korelasi pengetahuan murid lebih integral , tidak terlepas - lepas (berpadu) 2) Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang lain , minat murid bertambah. 3) Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena memandang dari berbagai sudut. 4) Dengan korelasi maka yang diutamakan adalah pengertian dan prinsip-prinsip bukan pengetahuan akan fakta, dengan begitu lebih memungkinkan penggunaan pengetahuan secara fungsional bagi murid-murid. Adapun di samping kebaikan yang ada tersebut, ada keberatan yang diajukan


14 terhadap.correlated curriculum ini yakni sebagai berikut: 1) Sulit untuk menghubungkan dengan masalah - masalah yang hangat dalam kehidupan sehari - hari sebab dasarnya subject centered 2) Brood fields tidak memberikan pengetahuan yang sis tematis dan mendalam untuk sesuatu mata pelajaran sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di Perguruan Tinggi. • Kelebihan Correlated Curriculum Correlated curriculum memiliki kelebihan sebagai berikut. a. Mendukung keutuhan pengetahuan dan pengalaman belajar murid Siswa tidak menerima pelajaran dalam satuan/bahasan yang terpisah-pisah. Mereka mempelajari suatu permasalahan yang disoroti dari berbagai sudut yang saling berhubungan, yaitu melalui berbagai mata pelajaran. Dengan demikian, pengetahuan dan pengalaman anak didik diharapkan dapat lebih luas. b. Memungkinkan penerapan hasil belajar yang lebih fungsional Adanya keterkaitan antar mata pelajaran menjadikan pengetahuan dan pengalaman belajar siswa dapat diterapkan lebih fungsional. Pengaitan antar materi pelajaran lebih mengutamakan prinsip-prinsip daripada penguasaan fakta-fakta. Dengan prinsipprinsip yang diolah dari berbagai mata pelajaran inilah anak didik dapat lebih terbuka untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya secara lebih komprehensif. c. Meningkatkan minat belajar siswa Pemahaman tentang adanya keterkaitan antar mata pelajaran dapat menjadi modal bagi tumbuhnya minat belajar siswa. Mereka akan merasa apa yang dipelajari pada mata pelajaran tertentu memiliki manfaat dalam mata pelajaran yang lain. • Kelemahan Correlated Subject Curriculum Correlated subject curriculum juga memiliki sejumlah kelemahan berikut. a. Kurikulum masih bersifat subject centered Sifat kurikulum yang subject centered (berpusat pada subjek/mata pelajaran) menjadikan bahan pelajaran disusun berdasarkan pada struktur ilmu pengetahuan. Artinya, bahan mata pelajaran dalam kurikulum belum memiliki orientasi pada minat-bakat dan kebutuhan sehari-hari siswa (child centered). b. Kurang memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam. Penggabungan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan lingkup yang lebih luas


15 tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam. Bagaimana-pun, pembicaraan mengenai suatu pokok masalah dalam sejumlah berbagai mata pelajaran tetap tidak padu, karena pada dasarnya masing-masing memang merupakan subject (mata pelajaran) yang berbeda. Dengan dikuranginya bahan/materi (juga jam) pelajaran, maka pengetahuan yang dikuasai anak didik menjadi dangkal. c. Menuntut pendekatan interdisipliner Para guru, khususnya untuk sekolah lanjutan, umumnya disiapkan untuk mengajar satu mata pelajaran tertentu. Sulit bagi mereka untuk menerapkan pendekatan interdisipliner, yang menuntut kesanggupan guru untuk dapat berpandangan dan berpikir secara lintas disiplin. Gurupun masih sangat fanatik terhadap disiplin atau mata pelajaran pokok yang diasuhnya. Kalaupun menggunakan mata pelajaran lain, hal itu kerap itu disikapi sebagai pelajaran pembantu. C. Integrated Curriculum Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang diajarkan di sekolah di sesuaikan dengan kehidupan anak di luar sekolah, (drs.S. Nasution, hal. 92). Beberapa manfaat kurikulum yang "Integrated” ini dapat disebutkan sebagai berikut: 1) Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erat, bukan fakta yang terlepas satu sama lain. 2) Kurikulum in sesuai dengan pendapat-pendapat modem tentang belajar, murid dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam kehidupan mereka. 3) Kurikulum in memungkinkan hubungan yang eat antara sekolah dengan masyarakat. 4) Aktifitas anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berpikir sendiri dan bekerja sendiri, atau bekerja sama dengan kelompok. 5) Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid. Keberatan-keberatan yang dilontarkan orang kepada kurikulum yang integrated ini adalah sebagai berikut: 1) Guru-guru kita belum disiapkan untuk melaksanakan kurikulum ini. 2) Kurikulum ini tidak mempunyai organisasi yang sistematis. 3) Kurikulum ini memberatkan tugas guru.


16 4) Kurikulum ini tidak memungkinkan ujian umum sebab tidak ada uniformitas di sekolah-sekolah satu sama lain. 5) Anak-anak diragukan untuk bisa diajak menentukan kurikulum. 6) Pada umumnya kondisi sekolah masih kekurangan alat- alat untuk melaksanakan kurikulum ini. Selanjutya menurut Prof. Dr.S. Nasution Ma (hal 94-95), dikatakan memang sekolahsekolah modern sudah mulai berangsur-angsur meninggalkan kurikulum yang subject centered ini karena dianggap tidak menghasilkan pribadi yang harmonis. Oleh karena itu pelajaran disusun sebagai keseluruhan yang disebut "brood-unit" dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1) Unit merupakan suatu keseluruhan yang bulat. 2) Unit menghapus batas-batas pelajaran. 3) Unit didasarkan pada pendapat-pendapat modern mengenai cara belajar (didasarkan pada pusat minat dari anak). 4) Unit didasarkan pada kebutuhan anak. 5) Unit memerlukan waktu yang lebih panjang dibanding dengan mata pelajaran yang biasa dari kurikulum tra- disional. 6) Unit bersifat "Life Centered" (berhubungan dengan kehidupan). 7) Unit memanfaatkan dengan wajar dari dalam diri anak yang belajar. 8) Dalam unit anak dihadapkan kepada situasi-situasi yang mengandung problema. 9) Unit dengan sengaja memajukan perkembangan sosial kepada anak-anak sebab banyak member kesempatan untuk bekeria sama dalam kelompok. 10) Unit direncanakan bersama oleh guru dan murid. Demikianlah kita sudah mengenal tiga macam pengorganisasian kurikulum yang secara singkat dapat kita sebutkan lagi ialah kurikulum yang terpisah-pisah, kurikulum yang berkorelasi dan kurikulum yang berintegrasi. Pertanyaannya sekarang manakah yang dikembangkan di sekolah-sekolah di negara kita? Apabila kita melihat berbagai bidang studi yang tertera dalam banyak kurikulum baru yang telah dibakukan seperti kurikulum (SD,SMP,SMA) tahun 1975 dan kurikulum sekolahsekolah kejuruan tahun 1976 maka jelas bahwa kita sedang mengembangkan macam kurikulum yang kedua yakni: Kurikulum yang berkorelasi (Correlated Curriculum), sebagai contoh misalnya di situ kita dapati bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yang biasanya menurut Separated Subject Curriculum disebutkan sebagai mata pelajaran Sejarah, Geografi,


17 Sosiologi, dan Antropologi. Fenomena Penerapan Kurikulum Integratif di Indonesia pada Pembelajaran IntegratifTematik Di Indonesia sendiri kurikulum integrasi sudah diterapkan yakni pada K13 atau Kurikulum 2013. Pembelajaran integratif dalam konteks kurikulum 2013 diterapkan pada seluruh jenjang kelas sekolah dasar. Dalam konteks ini, pembelajaran di sekolah dasar tidak lagi dilaksanakan secara terpisah antara satu mata pelajar dengan mata pelajaran lain. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara memadukan satu mata pelejaran dengan mata pelajaran memalui penggunaan tema pemadu tertentu. Pembelajaran di sekolah menengah diajarkan secara tematik dan terpadu, di jenjang SMP mata pelajaran IPS masing-masing diajarkan secara terpadu. Untuk tingkat SMA terdapat mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai dengan bakat dan minatnya dan untuk SMK sendiri kompetensi ketrampilan di sesuaikan dengan standar industri. Menurut Subroto dan Herawati (2004:19) yang dimaksud dengan pembelajaran tematikintegratif adalah suatu pendekatan yang memadukan satu atau beberapa mata pelajaran dalam pembelajaran yang diawali dari suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok-pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih bermakna. Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa aktivitas belajar dalam pembelajaran tematikintegratif dihubungkan oleh sebuah tema. Tema merupakan paying keterpaduan dari berbagai kegiatan belajar sehingga satu sarna lain memiliki keterkaitan yang erat. Hal yang paling mendasar dari lahirnya kurikulum 2013 adalah penekanan terhadap proses pembelajaran yang diterapkan guru sebagai upaya peningkatan kualitas produk pendidikan. Sebagai ujung tombak keberhasilan proses pendidikan, pembelajaran dilakukan untuk mengajak peserta didik untuk bersedia melakukan proses belajar tanpa adanya tekanan dan paksaan dari luar dirinya. Kondisi tersebut, memberikan gambaran terhadap upaya guru untuk memaksimalkan kemampuan pembelajarannya sehingga dapat menarik minat peserta didik untuk mau belajar. Pada dasamya, penerapan pembelajaran tematik-integratif di SD merupakan upaya pembelajaran yang berorientasi pada tahap perkembangan peserta didik SD yang dalam perkembangannya masih melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan yang utuh serta baru


18 mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Karenanya proses pembelajaran masih bergantung kepada objek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung. Pembelajaran yang dilakukan dengan mata pelajaran terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata mereka sehari-hari. Akibatnya, para siswa tidak mengerti manfaat dari materi yang dipelajarinya untuk kehidupan nyata. Pendekatan tematik integratif di SD/MI dilakukan oleh sebab untuk kurikulum SD/MI organisasi kompetensi dasar kurikulum dilakukan melalui pendekatan terintegrasi. Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi kompetensi dasar mata pelajaran yang mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas I, II, dan III ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka struktur kurikulum SD/MI menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi siswa kelas awal SD/MI (kelas I, II, III) sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Pembelajaran tematik bukanlah hal yang baru. Dalam kurikulum 2004, pemaduan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema disebut pembelajaran tematik (Sutirjo, 2004: 3). Arti dari tema adalah pokok pikiran, dasar cerita. Dalam pembelajaran tematik-integratif ini, siswa SD tidak lagi belajar IPA, Bahasa Indonesia, Matematika, atau mata pelajaran lainnya. Akan tetapi, siswa belajar tema yang di dalam tema itu sudah mencakup seluruh mata pelajaran dan kompetensinya. Dengan kata lain, tidak ada pemisahan antar mata pelajaran. Eksplorasi pada pelajaran sistem tematik ini bertujuan agar peserta didik/siswa SD mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Lantas untuk menjembatani hal tersebut, objek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan Kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.


19 Contoh buku pembelajaran integratif-tematik Di pelajaran IPS juga mengalami integrasi, karena IPS merupakan gabungan dari berbagai displin ilmu, bukan hanya ilmu-ilmu sosial melainkan juga dari humanitis, matematika dan ilmuilmu alam bahka agama. Hal ini dapat disimpulkan bahwa materi kajian IPS merupakan perpaduan dari berbagai ilmu-ilmu sosial, sehingga materi IPS harus didesaian secara terpadu agar lebih bermakna dan kontekstual. Materi IPS juga dikaitkan dengan masalah-masalah sosial yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Tujuannya yakni untuk mengembangkan peserta didik agar memiliki kepekaan terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari. Materi kajian IPS juga harus didukung pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.


20 Pembelajaran IPS adalah suatu sistem pendidikan yang terdiri dari peserta didik, media belajar, fasilitas belajar, dan sumber belajar yang bertujuan untuk membuat peserta didik memahami berbagai integritas dari berbagai Ilmu sosial. Pembeajaran IPS melibatkan peserta didik untuk aktif. Disini peran guru sangat penting untuk memilih media belajar dan memfasilitasi peserta didik, serta memanfaatkan sumber-sumber belajar yang beragam yang ada di dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah.


21 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Organisasi kurikulum adalah aspek penting dalam pendidikan, dan tiga pendekatan utama yang berkaitan adalah separated subject curriculum, correlated curriculum, dan integrated curriculum. Pertama, separated subject curriculum adalah pendekatan tradisional di mana setiap mata pelajaran diajarkan secara terpisah dengan penekanan pada pembelajaran spesifik dalam masing-masing mata pelajaran. Meskipun ini memungkinkan spesialisasi yang mendalam, kurikulum dapat terasa terfragmentasi, dan siswa mungkin kesulitan melihat keterkaitan antara berbagai disiplin ilmu. Kedua, correlated curriculum mencoba mengatasi keterbatasan ini dengan mengaitkan konten dari berbagai mata pelajaran, sehingga siswa dapat memahami bagaimana konsepkonsep tersebut berhubungan satu sama lain. Namun, mata pelajaran masih diajarkan secara terpisah. Terakhir, integrated curriculum adalah pendekatan yang lebih progresif yang bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai mata pelajaran ke dalam pengalaman pembelajaran yang lebih menyeluruh dan terpadu. Ini menggabungkan konsep dan topik lintas mata pelajaran dalam satu konteks, membantu siswa memahami keterkaitan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan nyata. Meskipun setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, pemilihan bergantung pada filosofi pendidikan dan tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh suatu lembaga pendidikan. B. SARAN Dalam penyusunan makalah ini pastilah banyak kesalahan, baik dari penulisan makalah maupun dari penjelasan yang kami sajikan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan pembaca sangat kami harapkan demi kemajuan kita bersama. Atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan ribuan terimakasih.


22 DAFTAR RUJUKAN Suryosubroto, B. 2005. Tata Laksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. Saraswati, Niken. 2017. Pembelajaran Tematik Integratif Di Sekolah Dasar Dalam Kurikulum 2013. Diakses pada 12 September 2023, melalui http://nikensaraswati.blogs.uny.ac.id/wpcontent/uploads/sites/15452/2017/10/PEMBELAJARAN-TEMATIK-INTEGRATIF-diSEKOLAH-DASAR-DALAM-KURIKULUM-2013-1.pdf


Click to View FlipBook Version