The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Deni Purnama, 2023-03-15 09:31:43

BUKU SAKU KOMPETENSI DASAR NEW

BUKU SAKU KOMPETENSI DASAR NEW

Keywords: buku saku

Semua SDM RS berperan penting dalam mewujudkan keselamatan pasien, termasuk Anda yang sedang membaca buku ini...! KOMPETENSI DASAR KESELAMATAN PASIEN


Keselamatan Pasien Prioritas Kami Buku ini dipersembahkan untuk seluruh civitas hospitalia dalam mewujudkan keselamatan pasien rumah sakit UOBK RSUD R. Syamsudin, S. H. berkomitmen memberikan pelayanan nyaman, profesional, berkualitas berorientasi pada keselamatan pasien rumah sakit dibalut dengan nilai-nilai religius PATIENT SAFETY FIRST....! UOBK RSUD R. Syamsudin, S.H. 2023


dr. Donny Sulifan, Sp.Rad (K) RI, MMRS. SAMBUTAN DIREKTUR UOBK RSUD R. SYAMSUDIN, S.H. Assalamualaikum warakhmatullahi wabarakatuh. Salam keselamatan pasien....! Puji syukur kita panjatkan ke khadirat Allah SWT serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW. Keselamatan pasien merupakan. prioritas global sebagaimana dicanangkan oleh WHO, dan tentu sebagai rumah sakit kita perlu mengadaptasi strategi global keselamatan pasien yang salah satunya adalah meningkatkan kompetensi dasar bagi seluruh SDM rumah sakit. Buku Kompetensi Dasar Keselamatan Pasien diharapkan dapat dijadikan acuan bagi seluruh civitas hospitalia di UOBK R. RSUD R. Syamsudin, S.H. dalam bersama-sama mewujudkan keselamatan pasien. Buku ini perlu dilakukan pembaharuan setiap saat karena perkembangan keilmuan dan teknologi kesehatan sangat berkembang dengan pesat. Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini, terus berkarya dalam mewujudkan cita-cita kita semua yaitu mewujudkan RS yang nyaman, profesional, berkualitas berbasis nilai-nilai religius. Wassalamualaikum warakhmatullahi wabarakatuh.


Sambutan Direktur ....................................................................................................... i Kata pengantar .................................................................................................................. ii Daftar isi ..................................................................................................................................... iii Profil rumah sakit .......................................................................................................... 1 Visi dan misi .......................................................................................................................... 2 Peningkatan mutu & keselamatan pasien ........................................ 3 Insiden keselamatan pasien ............................................................................... 5 Hak & partisipasi pasien dalam pelayanan ..................................... 7 Pencegahan & pengendalian infeksi ........................................................ 9 Handhygiene .......................................................................................................................... 10 Alat pelindung diri .......................................................................................................... 13 Sasaran keselamatan pasien .............................................................................. 16 Identifikasi pasien dengan benar .................................................................. 17 Meningkatkan komunikasi yang efektif .............................................. 18 Meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai .... 20 Memastikan sisi, prosedur dan pasien yang benar pada tindakan pembedahan/invasif............................................................................ 21 Mengurangi risiko pasien cedera akibat jatuh ............................ 23 Prinsip penggunaan sistem informasi yang aman .................. 26 Downtime ..................................................................................................................................... 27 Manajemen fasilitas dan keselamatan ................................................... 28 Bantuan Hidup Dasar (BHD) ................................................................................. 31 Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) .........................33 Pengelolaan tumbahan B3 dengan spillkit ........................................ 34 DAFTAR ISI


PROFIL UOBK RSUD R. SYAMSUDIN, S.H. Nama UOBK RSUD R. Syamsudin, S.H. Kode RS 3272014 Kelas RS Kelas B Pendidikan (Rujukan Regional) Pemilik Pemerintah Kota Sukabumi Alamat Jl Rumah Sakit no 1 Kota Sukabumi Sistem Mutu Akreditasi RS tingkat Paripurna ISO 9001:2015 ISO 14001:2015 ISO 45001: 2018 Direktur dr. Donny Sulifan, Sp.Rad (K) RI, M.M.R.S. Jumlah SDM 1458 Jumlah bed 400 Luas lahan 4,9 Ha (ruang terbuka 60%) Kontak (0266) 225180 email : [email protected] Website www.rsudsyamsudin.co.id 1


Terwujudnya UOBK RSUD R. Syamsudin, SH yang nyaman, profesional dan berkualitas berbasis nilai-nilai religius VISI & MISI UOBK RSUD R. SYAMSUDIN, S.H. VISI MISI Mewujudkan UOBK RSUD R. Syamsudin, S.H. yang nyaman berbasis green hospital Menyelenggarakan pelayanan UOBK RSUD R. Syamsudin, S. H. yang profesional berbasis kompetensi dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran (Iptekdok) Mewujudkan UOBK RSUD R. Syamsudin, S. H. yang berkualitas berbasis patient centre care dan profesionalitas layanan pendidikan Mewujudkan penyelenggaraan tatakelola rumah sakit yang baik, akuntable dan inovatif. 1. 2. 3. 4. 2


PROGRAM PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT Indikator mutu rumah sakit terdiri dari Indikator Nasional Mutu (INM), Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit (IMP-RS) dan Indikator Mutu Prioritas Unit (IMP-Unit) Indikator Nasional Mutu (INM) ada 13, yaitu: Kepatuhan kebersihan tangan Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri Kepatuhan identifikasi pasien Waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi Waktu tunggu rawat jalan Penundaan operasi elektif Kepatuhan waktu visite dokter Pelaporan hasil kritis laboratorium Kepatuhan penggunaan formulariun nasional Kepatuhan terhadap alur klinis (clinical pathway) Kepatuhan upaya pencegahan resiko pasien jatuh Kecepatan waktu tanggap komplain Kepuasan pasien 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. INDIKATOR NASIONAL MUTU RUMAH SAKIT Rumah sakit memiliki program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) yang menjangkau seluruh unit kerja dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan menjamin keselamatan pasien. Direktur menetapkan Komite Mutu sebagai pengelola program PMKP yang meliputi peningkatan mutu, keselamatan pasien dan manajemen risiko. 3


Indikator berhubungan dengan pelayanan klinis prioritas perbaikan Indikator berhubungan dengan tujuan strategis rumah sakit Indikator berhubungan dengan perbaikan sistem Indikator berhubungan dengan manajemen risiko Indikator berhubungan dengan penelitian klinis dan pendidikan kedokteran Menurunkan angka kematian ibu yang disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan Angka keberhasilan penanganan bayi baru lahir dengan Respiratory Distress Syndrom (RDS) 1. 2. 1.Digitalisasi pelayanan rumah sakit per tahun Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang profesional berbasis kompetensi dan ilmu pengetahuan teknologi kedokteran (Iptekdok) 1. 1.Penyelesaian piutang pasien dengan perjanjian Indikator mutu prioritas unit (IMP-Unit) adalah indikator prioritas yang khusus dipilih kepala unit terdiri dari minimal 1 indikator. INDIKATOR MUTU PRIORITAS RUMAH SAKIT INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT Indikator berhubungan dengan sasaran keselamatan pasien Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit (IMP-RS) ditetapkan dengan Keputusan Direktur No. 110 Tahun 2022, terdiri dari: Terpasangnya gelang minimal dua identitas pasien Kelengkapan pengisian dokumen transfer pasien antar unit perawatan yang berbeda di rumah sakit Kepatuhan pengisian kolom double check pada pemberian obat high alert Kepatuhan penandaan lokasi operasi (site marking) Kepatuhan kebersihan tangan pada dokter Kepatuhan pemasangan gelang risiko jatuh pada pasien risiko tinggi jatuh di rawat inap 1. 2. 3. 4. 5. 6. Terlaksananya penelitian klinis yang melibatkan peserta didik di UOBK RSUD R. Syamsudin, S.H. 1. 4


Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden keselamatan pasien yang menyebabkan cedera pada pasien. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden keselamatan pasien yang sudah terpapar pada pasien namun tidak menyebabkan cedera. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adanya insiden keselamatan pasien yang belum terpapar pada pasien. Suatu Kondisi Potensial Cedera Signifikan (KPCS) adalah suatu kondisi (selain dari proses penyakit atau kondisi pasien itu sendiri) yang berpotensi menyebabkan kejadian sentinel Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien atau penyakit yang mendasarinya yang terjadi pada pasien. 1. 2. 3. 4. 5. Insiden keselamatan pasien terdiri dari: INSIDEN KESELAMATAN PASIEN Kematian. Cedera permanen, misalnya kecacatan, kelumpuhan, kebutaan, tuli, dan lain-lainnya Cedera berat yang bersifat sementara/reversible. Kejadian sentinel merupakan salah satu jenis insiden keselamatan pasien yang harus dilaporkan yang menyebabkan terjadinya halhal berikut ini: Insiden Keselamatan Pasien (IKP) merupakan suatu kejadian yang tidak disengaja ketika memberikan asuhan kepada pasien (Care Management Problem (CMP) atau kondisi yang berhubungan dengan lingkungan di rumah sakit termasuk infrastruktur, sarana prasarana Service Delivery Problem (SDP), yang dapat berpotensi atau telah menyebabkan bahaya bagi pasien. 5


Setiap insiden keselamatan pasien perlu dilaporkan sebagai upaya perbaikan agar insiden tidak terulang kembali. Pelaporan insiden keselamatan pasien dengan mengisi formulir yang dapat diakses di ikp.rsudsyamsudin.co.id, adapun alur pelaporan IKP berdasarkan Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 adalah sebagai berikut: ALUR PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN 6


HAK & PARTISIPASI PASIEN & KELUARGA DALAM PERAWATAN PARTISIPASI PASIEN DAN KELUARGA DALAM PERAWATAN Hasil pelayanan pada pasien akan meningkat bila pasien dan keluarga atau mereka yang berhak mengambil keputusan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan pelayanan dan proses yang sesuai dengan harapan, nilai, serta budaya yang dimiliki. Partisipasi pasien dan keluarga sangat penting untuk mendukung terwujudnya keselamatan pasien. untuk mendukung keterlibatan pasien dan keluarga dorong pasien dan keluarga untuk mengajukan tiga pertanyaan spesifik (Ask Me 3) untuk lebih memahami kondisi kesehatan mereka dan apa yang perlu mereka lakukan agar tetap sehat. Apa masalah utama saya? Apa yang harus saya lakukan? Mengapa penting bagi saya untuk melakukan ini? Ask Me 3 membantu pasien menjadi anggota tim perawatan kesehatan mereka yang lebih aktif, dan menyediakan platform penting untuk meningkatkan komunikasi antara pasien, keluarga, dan profesional perawatan kesehatan. Hak pasien dalam pelayanan kesehatan dilindungi oleh undang- undang. Dalam memberikan pelayanan, rumah sakit menjamin hak pasien dengan mengupayakan agar pasien mendapatkan haknya di rumah sakit. Rumah sakit harus memahami bahwa pasien dan keluarganya memiliki sikap, perilaku, kebutuhan pribadi, agama, keyakinan, budaya dan nilai-nilai yang dianut. 7


HAK PASIEN BERDASARKAN UNDANG UNDANG NO 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. Memperoleh layanan efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang ditetapkan. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko, dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya. .Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. .Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar, baik secara perdata ataupun pidana. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 8


Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan bertujuan untuk melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung yang menerima pelayanan kesehatan serta masyarakat dalam lingkungannya dengan cara memutus siklus penularan penyakit infeksi melalui kewaspadaan Isolasi terdiri dari kewaspadaan standar dan berdasarkan transmisi. Rumah sakit menetapkan Komite PPI untuk melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan PPI di rumah sakit serta menyediakan sumber daya untuk mendukung program pencegahan dan pengendalian infeksi PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT Kebersihan tangan Alat Pelindung diri Dekontaminasi peralatan perawatan pasien Pengendalian lingkungan Pengelolaan limbah Penatalaksanaan linen Perlindungan kesehatan petugas Penempatan pasien Kebersihan pernafasan/etika batuk dan bersin Praktik menyuntik yang aman Praktik lumbal pungsi yang aman Kesebelas kewaspadaan standar tersebut yang harus di terapkan di rumah sakit adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Melalui kontak Melalui droplet Melalui udara (Airborne Precautions) Jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi sebagai berikut: 9


Rumah sakit menerapkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk menurunkan risiko infeksi terkait layanan kesehatan. Sebelum kontak dengan pasien Sebelum tindakan aseptik Setelah kontak dengan cairan tubuh Setelah kontak dengan pasien Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien 5 Momen menjaga Kebersihan Tangan: KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE) mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor. Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan: 1. 2. 10


KEBERSIHAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN AIR DAN SABUN 11


KEBERSIHAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ANTISEPTIK BERBASIS ALKOHOL 12


PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) Alat Pelindung Diri (APD) adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan infeksius. APD terdiri dari sarung tangan, masker/respirator rartikulat, pelindung mata (goggles), perisai/pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun pelindung/apron, sandal/sepatu tertutup (sepatu boot). Tujuan Pemakaian APD adalah melindungi kulit dan membran mukosa dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas. Melepas APD segera dilakukan jika tindakan sudah selesai di lakukan. Tidak dibenarkan menggantung masker di leher, memakai sarung tangan sambil menulis dan menyentuh permukaan lingkungan. Setiap tenaga kesehatan di rumah sakit bekerja pada area berisiko, dengan tingkat risiko yang berbeda sehingga memiliki potensi untuk kontaminasi infeksi baik dari pasien kepada petugas maupun sebaliknya. Oleh karena itu penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dapat meminimalkan terjadinya risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit 13


Sarung tangan bedah (steril), dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif atau pembedahan, Sarung tangan pemeriksaan (bersih), dipakai untuk melindungi petugas pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin. Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan, menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan yang terkontaminasi. Terdapat tiga jenis sarung tangan, yaitu: 1. 2. 3. melepas sarung tangan SARUNG TANGAN MASKER memasang sarung tangan Masker bedah, untuk tindakan bedah atau mencegah penularan melalui droplet. Masker respiratorik (N95), untuk mencegah penularan melalui airborne. Masker rumah tangga, digunakan di bagian gizi atau dapur. Terdapat tiga jenis masker, yaitu: Tatacara menggunakan masker respiratorik Gaun pelindung digunakan untuk melindungi baju petugas dari kemungkinan paparan atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, ekskresi atau melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan steril. GAUN PELINDUNG Segera ganti gaun atau pakaian kerja jika terkontaminasi cairan tubuh pasien (darah). 14


GOGGLES DAN PERISAI WAJAH Tujuan menggunakan goggles dan perisai wajah adalah melindungi mata dan wajah dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan eksresi. Indikasi --> Pada saat tindakan operasi, pertolongan persalinan dan tindakan persalinan, tindakan perawatan gigi dan mulut, pencampuran B3 cair, pemulasaraan jenazah, penanganan linen terkontaminasi di laundry, di ruang dekontaminasi CSSD. Tujuan pemakaian sepatu pelindung adalah SEPATU melindung kaki petugas dari tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan, sepatu tidak boleh berlubang agar berfungsi optimal. TOPI PELINDUNG Tujuan pemakaian topi pelindung adalah untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-alat/daerah steril atau membran mukosa pasien dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala/rambut petugas dari percikan darah atau cairan tubuh dari pasien. Lepaskan sepasang sarung tangan Lakukan kebersihan tangan Lepaskan apron Lepaskan perisai wajah (goggles) Lepaskan gaun bagian luar Lepaskan penutup kepala Lepaskan masker Lepaskan pelindung kaki Lakukan kebersihan tangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. LANGKAH-LANGKAH PELEPASAN APD 15


SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) Mengidentifikasi pasien dengan benar; Meningkatkan komunikasi yang efektif; Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai; Memastikan sisi yang benar, prosedur yang benar, pasien yang benar pada pembedahan/tindakan invasif; Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan; dan Mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) wajib diterapkan di rumah sakit untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan pasien mengamanatkan setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan Keselamatan Pasien yang terdiri dari standar keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien dan tujuh langkah menuju keselamatan pasien Sasaran keselamatan pasien nasional yang terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Hak pasien; Pendidikan bagi pasien dan keluarga; Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan; Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan peningkatan keselamatan pasien; Peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien; Pendidikan bagi staf tentang keselamatan pasien; dan Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. Standar Keselamatan Pasien terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 16


MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR Rumah sakit menerapkan proses untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien dilakukan setidaknya menggunakan minimal 2 (dua) identitas yaitu nama lengkap dan tanggal lahir, dan tidak termasuk nomor kamar atau lokasi pasien, agar tepat pasien dan tepat pelayanan. melakukan tindakan intervensi/terapi (misalnya pemberian obat, pemberian darah atau produk darah, melakukan terapi radiasi); melakukan tindakan (misalnya memasang jalur intravena atau hemodialisis); sebelum tindakan diagnostik apa pun (misalnya mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan laboratorium penunjang, atau sebelum melakukan kateterisasi jantung ataupun tindakan radiologi diagnostik); dan menyajikan makanan pasien. Pasien diidentifikasi menggunakan minimal dua jenis identitas pada saat: Penggunaan dua identitas juga digunakan dalam pelabelan. misalnya, sampel darah dan sampel patologi, nampan makanan pasien, label ASI yang disimpan untuk bayi yang dirawat di rumah sakit. 17 Identifikasi pasien ditandai juga dengan warna gelang: Biru : pasien laki-laki, Pink : Pasien perempuan, Kuning: risiko jatuh, Merah : alergi, Ungu : Do Not Resucitation (DNR)


KOMUNIKASI EFEKTIF Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi lisan dan/atau telepon di antara para Profesional Pemberi Asuhan (PPA), proses pelaporan hasil kritis pada pemeriksaan diagnostic termasuk POCT dan proses komunikasi saat serah terima (hand over) . Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima pesan akan mengurangi potensi terjadinya kesalahan serta meningkatkan keselamatan pasien kondisi pasien nilai kritis termasuk POCT serah terima pasien antar PPA maupun antar unit pelayanan &/ unit diagnostik. Gunakan metode SBAR ketika mengkomunikasikan : riwayat masuk keruangan tindakan yang telah dilakukan Pemeriksaan diagnostik yang relevan dengan kondisi saat ini Terapi yang telah diberikan S = Situation --> Sampaikan kondisi pasien pada saat itu baik data subyektif maupun obyektif (termasuk nilai kritis) B = Background --> Sampaikan apa yang melatarbelakangi pasien berada diruangan Anda: A = Asesmen --> Simpulkan menurut penilaian Anda apa yang sedang terjadi berdasarkan S & B R = Recomendation --> sampaikan apa yang telah Anda kerjakan untuk penanganan awal dan sampaikan apa yang Anda harapkan untuk menangani masalah yang dihadap METODE SBAR METODE TBAK Ketika menerima instruksi, lakukan: T = Tulis apa yang diintruksikan Ba = Baca ulang apa yang ditulis K = Konfirmasi apa yang dibaca ulang 18


A = Alfa B = Beta C = Charlie D = Delta E = Echo F = Foxtrot G = Golf H = Hotel I = India J = Juliet K = Kilo L = Lima M = Mike N = November O = Oscar P = Papa Q = Quebec R = Romeo S = Sierra T = Tanggo U = Uniform V = Victor W = Whiskey X = X-Ray Y = Yangkee Z = Zulu Pada saat menerima instruksi pemberian obat LASA/NORUM maka penerima instruksi harus mengeja huruf menggunakan International Phonetic Alphabet (IPA), untuk menghindari kebingungan karena banyak huruf yang terdengar sama, adapun IPA adalah sebagai berikut: Rumah sakit juga telah menyediakan tim penterjemah bahasa termasuk bahasa isyarat sesuai dengan populasi pasien yang dilayani. Format pencatatan hasil SBAR ditulis dicatatan perkembangan dengan format SOAP, instruksi yang diberikan oleh DPJP ditulis pada kolom instruksi, dan DPJP melakukan verifikasi 1x24 jam pada kolom instruksi yang ditulis. Pada saat handover antar PPA pada saat perubahan shift jaga dilakukan dengan metode SBAR, dengan menggunakan catatan perkembangan (SOAP) pada waktu akhir jaga, kemudian distempel serah terima dengan ditandatangani dilengkapi nama dan waktu serah terima. HANDOVER PERTERJEMAH BAHASA 19


MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan keamanan penggunaan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert medication) termasuk obat Look - Alike Sound Alike (LASA). Obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah obat-obatan yang memiliki risiko menyebabkan cedera serius pada pasien jika digunakan dengan tidak tepat. Obat risiko tinggi, yaitu obat dengan zat aktif yang dapat menimbulkan kematian atau kecacatan bila terjadi kesalahan (error) dalam penggunaannya (contoh: insulin, heparin atau sitostatika). Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA) Elektrolit konsentrat contoh: kalium klorida dengan konsentrasi sama atau lebih dari 1 mEq/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan magnesium sulfat injeksi dengan konsentrasi sama atau lebih dari 50% Obat high alert mencakup: strategi untuk mengurangi risiko dan cedera akibat kesalahan penggunaan obat high alert, antara lain: penataan penyimpanan, pelabelan yang jelas, penerapan double checking, pembatasan akses, penerapan panduan penggunaan obat high alert. . STRATEGI 20


MEMASTIKAN SISI YANG BENAR, PROSEDUR YANG BENAR, PASIEN YANG BENAR PADA PEMBEDAHAN/TINDAKAN INVASIF Proses verifikasi sebelum operasi. Penandaan sisi operasi. Time-out dilakukan sesaat sebelum memulai tindakan. Protokol umum untuk pencegahan salah sisi, salah prosedur dan salah pasien pembedahan meliputi: melakukan verifikasi terhadap sisi yang benar, prosedur yang benar dan pasien yang benar; memastikan bahwa semua dokumen, foto hasil radiologi atau pencitraan, dan pemeriksaan yang terkait operasi telah tersedia, sudah diberi label dan di siapkan; melakukan verifikasi bahwa produk darah, peralatan medis khusus dan/atau implan yang diperlukan sudah tersedia. verifikasi praoperasi, meliputi: Rumah sakit menetapkan proses untuk melaksanakan verifikasi pra operasi, penandaan lokasi operasi dan proses time-out yang dilaksanakan sesaat sebelum tindakan pembedahan/invasif dimulai serta proses sign-out yang dilakukan setelah tindakan selesai. VERIFIKASI PRA OPERASI 21


Benar identitas pasien. Benar prosedur yang akan dilakukan. Benar sisi operasi/tindakan invasif. Time-out dilakukan di tempat di mana tindakan akan dilakukan dan melibatkan secara aktif seluruh tim bedah. Pasien tidak berpartisipasi dalam time-out. Keseluruhan proses time-out didokumentasikan dan meliputi tanggal serta jam time-out selesai. Penandaan sisi operasi hanya pada semua kasus yang memiliki dua sisi kiri dan kanan (lateralisasi), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multiple level (tulang belakang). Penandaan lokasi operasi di UOBK RSUD R. Syamsudin, S.H. dengan memberikan tanda O (lingkaran) pada lokasi operasi Penandaan sisi operasi PENANDAAN SISI OPERASI TIME OUT SIGN OUT Nama tindakan operasi/invasif yang dicatat/ditulis. Kelengkapan perhitungan instrumen, kasa dan jarum (bila ada). Pelabelan spesimen (ketika terdapat spesimen selama proses sign-out, label dibacakan dengan jelas, meliputi nama pasien, tanggal lahir). Masalah peralatan yang perlu ditangani (bila ada) Sign out yang dilakukan di area tempat tindakan berlangsung sebelum pasien meninggalkan ruangan. Pada umumnya, perawat sebagai anggota tim melakukan konfirmasi secara lisan untuk komponen sign-out sebagai berikut: Time-Out dilakukan sesaat sebelum tindakan dimulai dan dihadiri semua anggota tim yang akan melaksanakan tindakan operasi. Selama time-out, tim menyetujui komponen sebagai berikut: 22


MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN AKIBAT JATUH Di unit rawat jalan, dilakukan skrining risiko jatuh pada pasien dengan kondisi, diagnosis, situasi, dan/atau lokasi yang menyebabkan risiko jatuh. Jika hasil skrining pasien berisiko jatuh, maka harus dilakukan intervensi untuk mengurangi risiko jatuh pasien tersebut. Skrining risiko jatuh dirawat jalan menggunakan get up and go test. Rumah sakit menerapkan proses untuk mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh di rawat jalan Semua pasien rawat inap baik dewasa maupun anak harus dilakukan pengkajian risiko jatuh menggunakan metode pengkajian yang baku sesuai ketentuan rumah sakit. Pengkajian risiko jatuh pasien dewasa menggunakan. Skala Jatuh Morse sedangkan penilaian risiko jatuh pada pasien anak dengan menggunakan skala jatuh Humpty Dumpty. Kriteria risiko jatuh dan intervensi yang dilakukan harus didokumentasikan dalam rekam medis pasien. Pasien yang sebelumnya risiko rendah jatuh dapat meningkat risikonya secara mendadak menjadi risiko tinggi jatuh. Perubahan risiko ini dapat diakibatkan, namun tidak terbatas pada tindakan pembedahan dan/atau anestesi, perubahan mendadak pada kondisi pasien, dan penyesuaian obat-obatan yang diberikan sehingga pasien memerlukan pengkajian ulang jatuh selama dirawat inap dan paska pembedahan. 23


Skor 7-11 : Risiko rendah untuk jatuh Skor >12 : Risiko Tinggi Keterangan : Skor minimum 7 maksimum 23 HUMPTY DUMPTY Penilaian risiko jatuh pada anak 24


SKALA MORSE Penilaian risiko jatuh pada pasien dewasa 25


PRINSIP PENGELOLAAN DAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI YANG AMAN Seluruh komponen dalam rumah sakit termasuk pimpinan rumah sakit, PPA, kepala unit klinis/non klinis dan staf akan mengumpulkan dan menganalisis, serta menggunakan data dan informasi perlu memahami tentang prinsip pengelolaan dan penggunaan informasi agar dapat berpartisipasi secara efektif. HAK OTORITAS DAN TANGGUNGJAWAB Setiap komponen RS wajib menjaga kerahasiaan, keamanan, privasi, integritas data dan informasi sesuai dengan akses pada ruang lingkup kerjanya melalui proses yang melindungi data dan informasi dari kehilangan, pencurian, kerusakan, dan penghancuran. Data dan informasi meliputi rekam medis pasien, data dari peralatan dan perangkat medis, data penelitian, data mutu, data tagihan, data sumber daya manusia, data operasional dan keuangan serta sumber lainnya, sebagaimana berlaku untuk rumah sakit. Keamanan sistem informasi termasuk keamanan hardware, jaringan dan sofware dan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala oleh SIM RS agar sistem dapat berjalan secara optimal RS telah memberikan otorisasi kepada seluruh pegawai sesuai dengan lingkup kewenangannya, oleh karena setiap pegawai wajib bertanggungjawab menjaga kerahasiaan hak otorisasi yang diberikan sehingga tidak disalah gunakan oleh orang lain, begitupun pegawai itu sendiri tidak menggunakan seluruh maupun sebagian data dan informasi yang menjadi hak aksesnya untuk digunakan selain kebutuhan pasien dan rumah sakit. 26


Rumah sakit mengembangkan, memelihara, dan menguji program untuk mengatasi waktu henti (downtime) dari sistem data, baik yang terencana maupun yang tidak terencana. DOWNTIME TERENCANA/TERJADWAL penghentian sistem atau SIMRS untuk melaksanakan penambahan, penambahan kapasitas dan pemeliharaan rutin untuk mempertahankan sistem secara optimal dalam jangka panjang DOWNTIME Jika aplikasi SIMRS tidak berfungsi hubungi SIMRS di ext 136 Petugas IT menginformasikan ke unit terkait melalui WA grup RS waktu pemulihan sesuai dengan beban kegiatan Jika perbaikan sistem membutuhkan waktu lebih dari 30 menit siapkan rekam medis/pencatatan pelayanan dilakukan secara konvensional/manual DOWNTIME TIDAK TERENCANA/TIDAK TERJADWAL putus jaringan traffic system terlalu tinggi kerusakan hardware kerusakan software serangan hacker kerusakan proses restart sofware (otomatis) gangguan listrik bencana Kegagalan berjalannya sistem informasi yang disebabkan kegagalan koneksi atau tidak berfungsinya server sehingga sistem gagal mencapai fungsi utamanya. Hal ini dapat diseabkan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. TATALAKSANA JIKA TERJADI DOWNTIME 27


bekerja sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya bekerja sesuai dengan regulasi (kebijakan/pedoman/panduan/SPO) yang ditetapkan memastikan semua alat kesehatan dan bahan habis pakai dalam kondisi layak pakai sesuai persyaratan memastikan diri dalam kondisi sehat peduli terhadap keselamatan rekan kerja dan lingkungan Speak Up jika menemukan potensi terjadinya insiden Setiap staf memiliki tanggungjawab dalam mewujudkan keselamatan di rumah sakit, melalui: MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN Rumah sakit wajib memberikan jaminan bahwa bangunan, prasarana, lingkungan, properti, teknologi medis dan informasi, peralatan, dan sistem tidak menimbulkan risiko bahaya bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. PERAN & TANGGUNGJAWAB STAF DALAM PENGELOLAAN KESELAMATAN PERAN & TANGGUNGJAWAB STAF DALAM PENGELOLAAN KEAMANAN lakukan identifikasi semua orang yang berada disekitar Anda lakukan identifikasi potensi risiko kegagalan keamanan dari lingkungan fisik seperti bangunan, lantai, peralatan yang digunakan dan lainnya segera melaporkan kepada IPBP3 jika menemukan potensi ancaman terhadap risiko kegagalan keamanan Setiap staf memiliki tanggungjawab dalam mewujudkan keamanan di rumah sakit, melalui: 28


PERAN & TANGGUNGJAWAB STAF DALAM PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAHNYA PERAN & TANGGUNGJAWAB STAF DALAM PENGELOLAAN PROTEKSI KEBAKARAN PERAN & TANGGUNGJAWAB STAF DALAM PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS pastikan setiap B3 dilengkapi MSDS (Material Safety Data Safety) lakukan penyimpanan B3 secara aman (ditempat tertutup, menggunakan palet, tidak menempel kedinding) penggunaan B3 dengan memperhatikan APD sesuai standar Limbah B3 dibuang sesuai dengan sifatnya Setiap staf memiliki tanggungjawab dalam pengelolaan B3 dan limbahnya di rumah sakit, melalui: setiap staf harus memastikan setiap APAR, smoke detector, hydran yang ada di unit kerjanya berfungsi dengan baik, jika tidak berfungsi segera laporkan ke K3RS setiap staf memastikan telah mengetahui cara mengoperasionalkan APAR laporkan jika melihat titik api/asap ke IPBP3 ext 123 Setiap staf memiliki tanggungjawab dalam pengelolaan proteksi kebakaran di rumah sakit, melalui: pastikan semua peralatan medis telah terkalibrasi dan memiliki riwayat pemeliharaan (kartu menempel dialat), jika tidak ada segera laporkan ke IPSRS lakukan pemeliharaan fungsi dan kebersihan alat medis Jika menggunakan peralatan yang dilakukan reuse maka pastikan sterilisasi dan frekuensi reuse ditulis pada rekam medik Pastikan setiap staf mengetahui cara mengoperasionalkan alat medis yang akan digunakan Setiap staf memiliki tanggungjawab dalam pengelolaan peralatan medis di rumah sakit, melalui: 29


PERAN & TANGGUNGJAWAB STAF DALAM PENGELOLAAN SISTEM UTILITAS PERAN & TANGGUNGJAWAB STAF DALAM PENGELOLAAN BENCANA Setiap staf mengetahui sumber listrik dan air cadangan termasuk komponen kritikalnya yang menyuplay pada unit kerja Anda lakukan efisiensi penggunaan listrik dan air dengan segera mematikan peralatan/lampu/air jika sudah tidak digunakan pastikan peralatan bersumber listrik ditata dengan rapi untuk menghindari terjadinya insiden tersengat listrik atau kebakaran pastikan setiap staf mengetahui hasil uji air bersih di unit kerjanya dan mengetahui nilai standar baku mutunya Setiap staf memiliki tanggungjawab dalam pengelolaan sistem utilitas di rumah sakit, melalui: untuk mencegah terjadinya bencana akibat kebakaran pastikan untuk tidak ada yang merokok di lingkungan rumah sakit, kompor di area dapur gizi telah di lakukan pengecekan keamanannya, gas medis maupun non medis telah dicek dan penataan kelistrikan yang aman. jika terjadi bencana harap tetap tenang, lakukan penanganan pertama dan segera melaporkan kepada IPBP3 di ext 123 Setiap staf perlu memahami peran dalam evakuasi yang dituliskan setiap hari dalam papan code red (helm merah memadamkan api, helm hijau evakuasi pasien/karyawan, helm putih mengamankan dokumen, helm kuning bertugas mengamankan peralatan). Setiap staf mengetahui jalur evakuasi tersedia di setiap gedung dan titik kumpul terdekat Setiap staf harus mengikuti pelatihan/simulasi terkait dengan bencana Setiap staf memiliki tanggungjawab dalam pengelolaan bencana di rumah sakit, melalui: 30


BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) Rumah sakit memastikan setiap staf telah dilatih Bantuan Hidup Dasar (BHD) agar mampu melakukan penanganan pertama pada setiap orang yang memungkinkan terjadi kapan saja dan dimana saja khususnya dilingkungan rumah sakit. DDanger Aman diri, aman lingkungan, aman pasien RRespon Cek respon dengan menepuk punggung & memanggil korban ShoSut for help Minta pertolongan dengan berteriak sebayak 2 kali Ci Crculation Cek nadi & napas, berikan kompresi jika tidak ada nadi AAirway Periksa dan bebaskan jalan napas BBreathing berikan napas LANGKAH-LANGKAH BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) 2020 AHA gudelines Ketika menemukan seseorang yang tidak sadar, pastikan aman diri, aman lingkungan dan aman pasien. kemudian lakukan cek respon dengan menepuk bagian bahu dengan memanggil "pak-pak"/"bubu". kemudian meminta pertolongan sebanyak dua kali dengan mengatakan " tolong panggilkan code blue". Lakukan pengecekan nadi karotis dan napas, jika tidak ada nadi lakukan kompresi jantung 100-120 kali/menit dengan kedalaman kompresi 5-6 cm. evaluasi setiap 2 menit (5 siklus). 31


LANGKAH-LANGKAH BHD PADA MASA PANDEMI COVID-19 PENGEHENTIAN CPR CPR dihentikan pada kondisi: pasien telah berespon Tim code blue/penolong lebih ahli telah datang penolong kelelahan terdapat tanda-tanda kematian pasti/jelas 32


PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) Kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, oleh karena itu setiap petugas di rumah sakit harus memahami cara penggunaan APAR untuk memadamkan api ringan/kecil. POWDER CO KENALI JENIS APAR APAR dapat dibawa dengan dijinjing dan dipikul TEKNIK MEMBAWA APAR CARA PENGGGUNAAN APAR CATRA 1. CABUT PIN Cabut/ Tarik lubang pin pengaman dengan kuat sampai terlepas 2. ARAHKAN SELANG Arahkan selang pada sumber api. APAR jenis powder pegang pangkal selang/nozzle untuk mengarahkan, sedangkan APAR jenis CO2 selang tidak boleh dipegang. 3. TEKAN TUAS Tekan tuas APAR dengan tangan terkuat hingga isi APAR keluar Gerakan selang/ tabung secara merata dengan jarak 1,5-3 meter. Hindari menyemprotkan APAR melawan arah angin 4. RATAKAN 2


Amankan area tumpahan menggunakan peralatan di sekitar seperti ; kursi Ambil spill kit Gunakan APD yang tersedia (apron, sarung tangan, masker) Serap tumpahan menggunakan kain lap, jika tumpahan banyak gunakan pasir, jika serbuk gunakan kain lap yang sudah dibasahi, selanjutnya buang ke kantong plastik sampah yang sudah disiapkan. Jika tumpahan infeksius, bersihkan bekas area tumpahan dengan larutan clorin 0.5% kemudian dilap dan buang ke kantong plastik sampah yang sudah disiapkan. Bersihkan sisa-sisa tumpahan menggunakan peralatan kebersihan. Masukkan ke dalam kantong plastik sampah yang tersedia Lepaskan apron dan sarung tangan, buang ke kantong plastik yang tersedia Jika apron tidak disposible, dapat dibersihkan menggunakan larutan pembersih yang tersedia dan keringkan dengan diangin-angin Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir Buat laporan ke K3RS PENANGANAN TUMPAHAN B3 DENGAN SPILL KIT Penanganan tumpahan B3 menggunakan spill kit adalah kegiatan mengatasi tumpahan bahan kimia berbahaya dan infeksius (darah/cairan tubuh lain) dengan menggunakan seperangkat alat dan bahan (spill kit) yang telah ditentukan di UOBK RSUD R. Syamsudin, S.H. LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN TUMPAHAN B3 34


SEMANGAT KITA RAIH PARIPURNA UOBK RSUD R. Syamsudin, S.H. 2023


Click to View FlipBook Version