BUKU SAKU MITIGASI BENCANA
CORONAVIRUS
DISEASE 2019
(COVID-19)
DISUSUN OLEH:
YULIA NURFITRI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan buku saku ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Tujuan pembuatan buku saku yang berjudul “Buku
Saku Mitigasi Bencana Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)”
adalah untuk memenuhi syarat dalam memeroleh gelar sarjana
pendidikan di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan.
Buku saku ini berisi tentang berbagai informasi mendasar
terkait upaya mitigasi bencana pandemi COVID-19 yang tengah
terjadi di negara kita. Buku saku ini dibuat agar para pembaca
mendapatkan informasi yang terpercaya ditengah maraknya
berbagai pemberitaan dan kesimpangsiuran informasi yang ada di
media massa maupun media sosial.
Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku saku
ini. Semoga buku saku ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis saja,
tetapi juga dapat bermanfaat bagi pembaca lainnya.
Bogor, Maret 2021
Yulia Nurfitri
(036117007)
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………..........................………......................................i
Daftar Isi ………………………..........................………........................……...………………………ii
BAB I
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)….......................…..................….1
A.Gambaran Umum …………………………...........................................…....……………2
B.Sejarah COVID-19 ………………………..........................................….....………………4
C.Penyebaran COVID-19……………...........................................…...…………………5
D.Penularan COVID-19 ……………........................................……….......……………..9
E.Gejala COVID-19……………………......................................................……………….10
F.Kelompok Berisiko................................................................................................14
G.Dampak COVID-19…………………………………………………………........…………….18
BAB II
Upaya Mitigasi Bencana COVID-19….......................................………..20
A.Pengertian Mitigasi Bencana ...….......................................................….21
B.Upaya Mitigasi Pemerintah.................................................................…..22
C.Upaya Mitigasi Mandiri….............................................................................31
D.Upaya Menanggapi Berita Palsu COVID-19…........................45
E. Daftar Rumah Sakit Rujukan COVID-19....................................48
Daftar Pustaka……………….......................................................………………….....…….52
ii
BAB I
Coronavirus Disease 2019
(COVID-19)
1
A. GAMBARAN UMUM
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh Coronavirus jenis
baru yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). (Hairi, 2020).
COVID-19 ditemukan pertama kali di Wuhan, China pada
akhir tahun 2019. Virus ini dapat menyebar dengan cepat
dan menyebabkan wabah Pneumonia yang meluas secara
global.
COVID-19 telah ditetapkan sebagai pandemi global oleh
organisasi kesehatan dunia (WHO).
COVID-19 awalnya diberi simbol dengan 2019-nCoV oleh
WHO, di mana huruf n diartikan dengan Novel atau
dalam Bahasa Indonesia diartikan dengan kata “baru”
dan CoV berarti Coronavirus.
2
SARS-CoV-2 merupakan virus ketujuh yang telah
diidentifikasi dan telah mengalami infeksi terhadap
manusia, enam virus lainnya yaitu SARS-CoV (virus
penyebab pernafasan akut), MERS-CoV (penyebab virus
pernafasan Timur Tengah), HCoV-OC43, HCoV-HKU1,
HCoV-Nl63 dan HCoV-229E.
SARS-CoV-2 memiliki sifat dapat berkamulfase sehingga
sistem imunitas manusia daopat terlambat mengatasi
respon dan tidak segera mengeluarkan antibodi untuk
melawannya.
COVID-19 dengan komorbiditas (penyakit penyerta)
termasuk wanita hamil, bayi baru lahir, orang tua, dan
pasien dengan komorbid seperti diabetes mellitus,
hipertensi, dan penyakit kardiovaskularcenderung
mengalami kejadian lebih lebih parah dansering
memerlukan perawatan ke unit perawatan intensif.
3
B. SEJARAH
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country
Office melaporkan kasus Pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
·Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah China
kemudian mengumumkan bahwa penyebab kasus tersebut
adalah Coronavirus jenis baru yang kemudian diberi
nama SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2).
Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan
kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC)
Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menetapkan COVID-
19 sebagai pandemic. Pandemi merupakan wabah yang
berjangkit serempak meliputi daerah geografi yang luas.
4
C. PENYEBARAN
COVID-19
Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada
2 Maret 2020 diawali dengan 2 kasus positif dan
jumlahnya terus bertambah hingga saat ini.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19
per 15 Maret 2021 melaporkan terdapat 1.425.044
kasus konfirmasi COVID-19, dengan 1.249.947 jiwa
sembuh dan 38.573 jiwa meninggal dunia. yang
tersebar di 34 provinsi.
5
Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup
cepat, dan menyebar ke berbagai negara dalam
waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020,
WHO melaporkan 11.84.226 kasus konfirmasi
dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case
Fatality Rate/CFR 4,6%).
Thailand merupakan negara pertama di luar
China yang melaporkan adanya kasus COVID-19.
Setelah Thailand, negara berikutnya yang
melaporkan kasus pertama COVID-19 adalah
Jepang dan Korea Selatan yang kemudian
berkembang ke negara-negara lain.
WHO melaporkan pada 30 Juni 2020 bahwa
terdapat 10.185.374 kasus konfirmasi dengan
503.862 kematian di seluruh dunia. Negara yang
paling banyak melaporkan kasus konfirmasi
adalah Amerika Serikat, Brazil, Rusia, India, dan
United Kingdom.
6
Berdasarkan data Pusat Konfirmasi dan Koordinasi
COVID-19 Jawa Barat 28 Maret 2021, kasus
terkonfirmasi COVID-19 di Kabupaten Bogor yaitu
sebanyak 12.553 jiwa diantaranya 1.726 jiwa dalam
perawatan (isolasi), 10.655 jiwa sembuh dan 1172 jiwa
meninggal dunia. Sedangkan, kasus terkonfirmasi
COVID-19 di Kota Bogor yaitu sebanyak 13.289 jiwa
diantaranya 1.499jiwa dalam perawatan (isolasi),
11.670 jiwa sembuh dan 120 jiwa meninggal dunia.
7
Setelah mengatahui kasus persebaran COVID-19
yang terus meningkat di berbagai negara, silahkan
identifikasi bagaimana COVID-19 dapat menyebar
dan bagaimana mengetahui seseorang terkena
COVID-19 secara pasti?
Virus COVID-19 menyebar melalui droplet atau
percikan ludah yang masuk langsung ke tubuh melalui
mata, hidung, dan mulut, atau jika tangan menyentuh
permukaan yang terkontaminasi dan kemudian
menyentuh wajah (mata, hidung, mulut).
Orang yang memiliki gejala COVID-19 akan
diambil sampel melalui swab/usap melalui hidung dan
tenggorokannya. Sampel tersebut selanjutnya akan
diperiksa dengan deteksi molekuler (seperti RT-PCR )
atau Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag).
8
D. PENULARAN
COVID-19
Menurut Kemenkes (2020) penularan COVID-19 dapat
terjadi melalui beberapa cara, antara lain:
Droplet atau tetesan cairan yang
berasal dari batuk dan bersin
Melakukan kontak fisik seperti
menyentuh dan berjabat tangan
Menyentuh benda atau permukaan
dengan virus di atasnya
Menyentuh mulut, hidung, atau
mata sebelum mencuci tangan
9
E. GEJALA COVID-19
Setiap orang memiliki respons yang berbeda
terhadap COVID-19. Sebagian besar orang yang
terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan
hingga sedang, dan akan pulih tanpa perlu dirawat
di rumah sakit.
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat
ringan dan muncul secara bertahap. Tetapi
beberapa orang yang terinfeksi tidak
menunjukkan gejala apapun dan tetap merasa
sehat.
10
GEJALA 1 DEMAM
UMUM
Gejala demam pada
penderita COVID-19 berada
pada suhu diatas 38 derajat
celcius.
2 BATUK KERING
Saat virus masuk ke dalam tenggorokan,
sistem imun merespon dengan cepat
sehingga efeknya tenggorokan akan
terasa kering dan mengalami batuk
kering.
3 SESAK NAFAS
Pada pengidap infeksi COVID-19 di usia
muda, rasa sesak saat bernapas akan
muncul setelah 5 hari gejala awal
sedangkan pada roang tua akan muncul
dalam 2-3 hari setelah gejala awal.
11
GEJALA
TIDAK UMUM
Gangguan Saluran Pencernaan / Diare
Sakit Kepala
Konjugtivitis (Mata Merah)
Hilangnya Kemampuan Mencium Bau
Hilangnya Kemampuan Mengecap Rasa
Ruam Kulit
12
FENOMENA Long Covid adalah suatu kondisi
LONG gejala yang muncul pada pasien
sembuh COVID-19 meskipun hasil tes
COVID-19
menunjukkan hasil negatif.
Kriteria
Kesehatan Dampak Fisik
Kriteria pasien Sakit kepala, nyeri
COVID-19 sembuh otot/pegal-pegal,
lelah berlebihan,
berdasarkan gangguan nafas,
pemeriksaan PCR
nyeri dada.
dengan hasil
negatif Dampak Psikis
Beberapa pasien
sembuh mengalami
pengaruh emosional
akibat masalah
kesehatan dan
membutuhkan
perawatan mental
75-80% atau 7 dari 10 orang pasien terus mengalami
fenomena ini
Long covid dapat berupa gejala ringan atau semakin
parah
Penderita Long Covid tidak menularkan virus kepada
sekitar.
13
F. KELOMPOK
BERISIKO YANG
PERLU DIPANTAU
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
2019 (COVID-19) pada 13 Juli 2020 terdapat istilah baru
mengenai kelompok berisiko COVID-19. Istilah-istilah baru
berdasarkan SK menteri kesehatan, antara lain:
1 KASUS KONFIRMASI
Seseorang masuk ke dalam kasus konfirmasi apabila
hasil pemeriksaan RT-PCR menunjukkan hasil positif
terinfeksi virus COVID-19. Kasus konfirmasi dibagi
menjadi dua tipe, yakni kasus konfirmasi dengan
gejala (simptomatik) dan kasus konfirmasi tanpa
gejala (asimtomatik).
14
2 KASUS SUSPEK
Sebelumnya, kasus suspek lebih dikenal dengan istilah
Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Seseorang masuk ke
dalam kriteria kasus suspek apabila:
1.Mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan
dalam 14 hari terakhir memiliki riwayat perjalanan atau
tinggal di wilayah yang terkonfirmasi adanya penularan
COVID-19.
2.Memiliki salah satu gejala ISPA dan punya riwayat
kontak dekat dengan orang yang terkonfirmasi COVID-
19 atau masuk dalam kriteria kasus probable selama 14
hari terakhir.
3.Mengidap ISPA berat atau pneumonia berat yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit.
GEJALA ISPA
1.Demam 38 derajat celcius
atau lebih
2.Hidung tersumbat dan pilek.
3.Batuk kering tanpa dahak
4.Nyeri tenggorokan.
5.Nyeri kepala ringan.
6.Bernapas cepat atau kesulitan
bernapas.
7.Warna kebiruan pada kulit
akibat kurangnya oksigen.
15
3 KASUS PROBABLE
Kasus probable terjadi ketika seseorang telah
meninggal dunia akibat ISPA berat dan ARDS
(Acute Respiratory Distress Syndrome) dengan
gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 namun
belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
4 KONTAK ERAT
1.Melakukan tatap muka/berdekatan dengan kasus
probable atau kasus konfirmasi dalam radius satu
meter selama 15 menit atau lebih.
2.Bersentuhan fisik secara langsung, seperti berjabat
tangan, berpegangan tangan, berpelukan dan lain-
lain dengan kasus probable atau konfirmasi.
3.Memberikan perawatan untuk seseorang yang masuk
kategori kasus probable atau konfirmasi tanpa
menggunakan standar APD.
4.Situasi lain yang ditandai adanya kontak berdasarkan
penilaian risiko lokal yang telah ditetapkan.
5 PELAKU PERJALANAN
Pelaku perjalanan adalah seseorang yang telah
melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik)
maupun luar negeri dalam 14 hari terakhir.
16
6 SELESAI ISOLASI
1.Memiliki status kasus konfirmasi tanpa gejala
(asimtomatik) dan tidak melakukan pemeriksaan RT-PCR
lanjutan dan telah menjalani 10 hari isolasi mandiri
tambahan sejak pengambilan spesimen diagnosis
konfirmasi.
2.Memiliki status kasus probable atau kasus konfirmasi
dengan gejala (simptomatik) dan tidak melakukan
pemeriksaan RT-PCR lanjutan dihitung 10 hari sejak
tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah
tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan.
3.Memiliki status kasus probable atau kasus konfirmasi
dengan gejala (simptomatik) dan mendapatkan hasil
pemeriksaan RT-PCR lanjutan satu kali negatif, dengan
ditambah isolasi minimal 3 hari setelah tidak lagi
menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
7 DISCARDED
Discarded adalah seseorang dengan status kasus suspek
mendapatkan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif
sebanyak dua kali selama dua hari berturut-turut selang
waktu lebih dari 24 jam.
Seseorang dengan status kontak erat yang telah
menyelesaikan masa karantina selama 14 hari juga masuk
kedalam kategori discarded.
17
Setelah mempelajari berbagai informasi mengenai
COVID-19, analisislah dampak yang ditimbulkan pada
individu yang terinfeksi COVID-19!
G. DAMPAK COVID-19
Virus corona atau SARS-CoV-2 dianggap sebagai virus
pernapasan yang menyerang organ paru-paru, namun
ternyata kerusakan yang diakibatkan dapat
memengaruhi organ lainnya seperti jantung, ginjal, hati
dan saluran pencernaan.
Para peneliti menduga, tingginya peradangan
dalam tubuh disebabkan sistem kekebalan tubuh
yang mencoba melawan virus, sehingga
mengakibatkan berbagai kerusakan organ tubuh.
18
Beberapa dampak yang ditimbulkan COVID-19, antara lain:
Paru-Paru
Virus memasuki sel-sel pernapasan dan
menyebabkan kerusakan pada organ paru.
Rusaknya jaringan membuat paru-paru sulit
melakukan tugasnya dalam mengoksidasi
darah dan membuat orang kesulitan bernapas
atau terengah-engah.
Jantung
Infeksi virus corona dapat menyebabkan
radang otot jantung atau gagal jantung. Jika
organ ini tidak mampu memompa darah
sebagaimana mestinya, maka jantung juga
bisa berhenti karena kekurangan oksigen.
Otak
Dampak virus ini juga dapat menyebabkan
infeksi parah pada otak. Gejala neurologis
juga disebabkan oleh peradangan di otak
yang diakibatkan oleh pembekuan darah.
19
BAB II
UPAYA MITIGASI
BENCANA COVID-19
20
A. PENGERTIAN
MITIGASI BENCANA
Mitigasi bencana adalah upaya meminimalisir atau
pembatasan dampak-dampak merugikan yang
diakibatkan suatu ancaman bahaya atau bencana
(Rusilowati & Binadja, 2012).
BENCANA
Menurut organisasi badan kesehatan dunia (WHO)
menyatakan bahwa bencana merupakan segala
kejadian yang menyebabkan kerusakan lingkungan,
gangguan geologis, hilangnya nyawa manusia atau
memburuknya derajat kesehatan, yang memerlukan
respon cepat dari luar masyarakat atau wilayah
tertentu (Yudiawan, 2020).
21
B. UPAYA MITIGASI
PEMERINTAH
Dilihat dari situasi penyebaran COVID-19 yang
sudah hampir menjangkau seluruh provinsi di
Indonesia dengan jumlah kasus dan kematian
semakin meningkat sehingga berdampak pada
berbagai aspek, Pemerintah Indonesia telah
menetapkan:
22
Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan
Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai
jenis penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan
upaya penanggulangannya.
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai
Bencana Nasional.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020
tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB).
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99
Tahun 2020 tentang pengadaan vaksin dan
pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan
pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
23
VAKSINASI
COVID-19
Salah satu upaya untuk menekan angka kasus COVID-
19 yang kian meningkat adalah dengan penyediaan vaksin
COVID-19 dari pemerintah.
Pemerintah telah menetapkan vaksin COVD-19 yang
diproduksi oleh 6 lembaga yang tertuang dalam Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis
Vaksin Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Berikut jenis-jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia,
antara lain:
24
JENIS VAKSIN
COVID-19
MODERNA ASTRAZENECA
Efektivitas: 94% Efektivitas: 70%
Jenis: Messenger RNA Jenis: Messenger
(mRNA) RNA (mRNA)
Usia Pengguna: 12-18 Usia Pengguna: 18-55
tahun tahun
SINOVAC SINOPHARM
EEffeekkttivivitiatas:s6: 56,53%,3% Efektivitas: 94% 18-80
JJeenniiss: : IInnaakktitviavsai si Jenis: Inaktivasi
Ussiiaa PPeennggggunuan:a: 18-55 Usia Pengguna:
t1a8h-u5n5 tahun tahun
Pfizer Inc - BioNTech BIO FARMA
Efektivitas: 95% 18-80 Efektivitas: -
Jenis: Inaktivasi Jenis: Rekombinasi
Usia Pengguna: protein dari mamalia,
tahun vaksin berbasis DNA &
RNA, serta Adenovirus
Usia Pengguna: -
Setelah mengetahui jeis-jenis vaksin yang diizinkan
beredar di Indonesia, coba kamu cari tahu mengapa
Indonesia tidak menggunakan vaksin produksinya untuk
digunakan secara massal? Jelaskan alasanmu!
25
VAKSIN MERAH PUTIH
Pengembangan vaksin Merah Putih menggunakan isolat virus
corona yang bertransmisi di Indonesia. Pengembangan &
Produksi vaksin dilakukan di Indonesia.
Proses Vaksin Merah Putih
Uji Pra-Klinis Uji Klinis Produksi Massal
Target selesai pada akhir Target dimulai awal Target awal 2022.
2020. Pengujian vaksin 2021. Lembaga Eijkman Vaksin diproduksi
dilakukan pada sel dan
dilanjutkan dengan ditargetkan untuk massal dan
menyerahkan bibit didistribusikan oleh PT,
pengujian terhadap hewan
percobaan. vaksin kepada BioFarma
PT.BioFarma pada
Januari 2021
Lembaga yang ikut
mengembangkan Vaksin
Merah Putih
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI)
Universitas Airlangga
Institut Teknologi Bandung
Universitas Gadjah Mada
26
MANFAAT VAKSIN
COVID-19
Turunkan angka penderita &
kematian akibat COVID-19
Membentuk kekebalan kelompok
(Herd Immunity)
Melindungi & memperkuat sistem
kesehatan secara menyeluruh
Menjaga produktivitas &
meminimalkan dampak
sosial/ekonomi
27
JENIS-JENIS TEST
COVID-19
1. Tes Polymerase Chain Reaction (PCR)
Metode pengujian dilakukan dengan
mengumpulkan sampel lendir dari hidung
atau tenggrokan dengan menggunakan kain
penyeka khusus.
Hasil tes dianggap paling akurat.
2. Rapid Test Antigen / Swab Antigen
Pengambilan sampel dilakukan dengan
mengumpulkan sampel lendir dari hidung atau
tenggorokan melalui metode yang dikenal
dengan istilah swab.
Memiliki tingkat akurasi yang lebih baik
dibandingkan rapid test antibodi. Akan tetapi,
pemeriksaan rapid test antigen dinilai belum
seakurat tes PCR untuk mendiagnosis COVID-
19.
3. Rapid Test Antibodi
Pengambilan sampel dilakukan dengan
mengambil darah untuk mendeteksi virus.
Memiliki tingkat akurasi paling rendah dalam
mendeteksi keberadaan COVID-19 di dalam
tubuh.
28
MENGENAL GeNose
COVID-19
GeNose adalah alat
pendeteksi COVID-19
dalam tubuh melalui
hembusan nafas.
GeNose dikembangkan GeNose diklaim mampu
oleh tim peneliti
Universitas Gadjah mendeteksi COVID-19 lebih cepat
Mada (UGM) sejak
Maret 2020 dengan akurasi di atas 90%.
Pada 24 Desember Akan tetapi, hingga saat ini
2020, GeNose
mendapat izin dari belum ada pernyataan dari
Kementrian Kesehatan
(KEMENKES). Kemenkes ataupun UGM, apakah
alat ini bersifat screening atau
dapat menggantikan peran tes
PCR, rapid antigen dan antibodi.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi
menetapkan penggunaan GeNose di stasiun kereta api mulai
5 Februari 2021 dan per 1 April 2021 GeNose dapat
digunakan untuk seluruh transportasi perjalanan.
29
Bagaimana cara kerja
GeNose dalam
mendeteksi COVID-19 ?
1.GeNose bekerja untuk mendeteksi Volatile
organic Compound (VoC) yang terbentuk
karena adanya infeksi COVID-19 yang keluar
bersama nafas seseorang.
2.Untuk menggunakan GeNose , seseorang akan
diminta intu menghembuskan nafas ke tabung
khusus.
3.Sensor-sensor dalam tabung kemudian
mendeteksi VoC yang terdapat dalam
hembusan nafas.
4.Data yang diperoleh kemudian diolah dengan
bantuan kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence) hingga memunculkan hasil.
30
C. UPAYA MITIGASI
MANDIRI
Menurut Kemenkes (2020) beberapa langkah
upaya mitigasi penyebaran COVID-19 dapat
dilakukan secara mandiri antara lain sebagai
berikut:
31
HAL PENTING CEGAH
COVID-19
Mencuci tangan pakai sabun
Bekerja, belajar & beribadah dari rumah
Pakai masker bila sakit atau di
tempat umum
Jaga jarak & hindari kerumunan
Segera mandi dan ganti pakaian
setelah tiba di rumah
32
MENINGKATKAN
IMUNITAS/KEKEBALAN TUBUH
Konsumsi Gizi Tidak Istirahat
Seimbang Merokok yang
Cukup
Konsumsi
Suplemen/Vitamin
Mengendalikan
Aktivitas penyakit penyerta
fisik/senam ringan seperti diabetes
melitus,
hipertensi,kanker
33
MENERAPKAN ETIKA
BATUK & BERSIN
Gunakan Tutup mulut dan
Masker hidung dengan
lengan atas bagian
dalam
Gunakan tisu
dan buang di
tempat
sampah
tertutup
Segera
cuci tangan
pakai sabun
dengan air
mengalir
34
CARA MEMAKAI MASKER
DENGAN BENAR
Tutup mulut, hidung dan dagu.
Pastikan bagian masker yang berwarna
berada di depan
Tekan bagian atas masker agar
mengikuti bentuk hidung dan tarik ke
belakang dibagian bawah dagu
Lepas masker yang telah digunakan
dengan hanya memegang tali dan
langsung buang ke tempat sampah
Cuci tangan pakai sabun setelah
membuang masker
35
6 LANGKAH GERAKAN CUCI
TANGAN PAKAI SABUN (CTPS)
Gosok kedua telapak Gosok punggung dan Gosok kedua telapak
tangan yang sudah sela-sela jari tangan tangan dan sela-sela
menggunakan sabun. kiri dengan tangan
jari
kanan, kemudian
sebaliknya.
Jari-Jari bagian Gosok ibu jari kiri Jari kiri menguncup,
dalam saling berputar dalam gosokkan dengan
mengunci genggaman tangan memutar ujung jari
kiri ditelapak
60 dan lalukan tangan kanan dan
detik sebaliknya. lakukan sebaliknya.
36
APA YANG PERLU DILAKUKAN
SETELAH BEPERGIAN?
Jika Anda harus berpergian, Anda berpotensi
membawa virus ke rumah. Oleh karena itu, setelah
sampai rumah, lakukan beberapa hal seperti di
bawah ini:
Lepaskan alas kaki sebelum masuk rumah
Letakkan tas, dompet, kunci, hp dan
barang yang sering disentuh di satu
tempat. Lap dengan disinfektan setelah
sebelum dipegang/digunakan kembali.
Baju dan masker kain yang dipakai harus
segera dicuci. Jika pakai masker sekali
pakai, buang di tempat sampah tertutup
Segera cuci tangan dan mandi
37
Apa bedanya?
Pembatasan
Fisik,
Isolasi &
Karantina
38
Pembatasan
Fisik
Pembatasan fisik harus dijalankan
semua orang, baik yang terpapar
COVID-19 maupun tidak.
Langkah-langkahnya sangat
banyak, termasuk tidak berjabat
tangan dan berkerumun, menjaga
jarak, dan tinggal di rumah jika
merasa sakit.
Isolasi
Isolasi ditujukan untuk orang yang
sudah terjangkit COVID-19 dan
berfungsi untuk menjauhkan
orang yang terinfeksi dari orang
yang sehat guna menghentikan
penyebaran virus.
Karantina
Karantina ditujukan bagi
kelompok atau komunitas untuk
memisaskan dan membatasi
pergerakan orang yang terinfeksi
COVID-19.
39
Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan
Selama Karantina & Isolasi
Jika merasa Gunakan Memantau
kurang sehat, masker selama suhu tubuh
tetap di rumah masa isolasi diri dan gejala
selama 14 hari
lainnya
Hindari pemakaian Melapor Bersihkan
bersama peralatan ke puskesmas rumah
makan dan peralatan terdekat tentang
kondisi Anda dengan cairan
mandi disinfektan
Jangan pergi Tetap di rumah Gunakan
bekerja,ke kamar mandi
sekolah,
atau ke tempat terpisah
umum
40
AYO BANTU
&
JANGAN JAUHI !
Jika ada tetangga yang sedang melakukan isolasi
mandiri, jangan diskriminasi mereka. Mereka yang
berusaha mengisolasi diri di rumah sedang melindungi
warga sekitar agar tidak tertular. Mereka kemungkinan
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
karena tidak boleh keluar rumah, sehingga kita harus
bergotong-royong membantu mereka melalui masa
isolasi mereka (14 hari). Bantuan dapat berupa
dukungan moral (seperti menayakan kabar melalui
Whatsapp) hingga memberikan sembako/kebutuhan
sehari-hari lainnya.
41
TIPS JAGA KESEHATAN MENTAL SAAT
PANDEMI COVID-19
Pandemi Virus Corona atau COVID-19
berdampak bagi anak-anak dan remaja
di dunia.
99% 60%
Anak-anak dan Anak-anak
remaja <18 tahun
tinggal di salah satu dari 186 tinggal di salah satu dari 82
negara dengan pembatasan negara dengan lockdown
gerak penuh dan sebagian.
Ciri-ciri kesehatan mental Hal-hal yang dapat dilakukan:
remaja dapat ditandai dengan:
Tidak bersemangat Sadari bahwa kecemasan adalah
Nafsu makan hal yang wajar
berkurang Cari informasi dari sumber
Pola tidur terpercaya
terganggu Terbuka kepada orang tua
Khawatir Batasi menonton berita tentang
berlebihan COVID-19.
Lakukan kegiatan menyenangkan
Hubungi teman-teman untuk
jalani komunikasi.
42
APA SAJA KEGIATAN YANG DAPAT
DILAKUKAN SELAMA PANDEMI
COVID-19?
Hindari Stress Tetap Optimis
Pembatasan aktivitas akibat pandemi
COVID-19 mengakibatkan penyesuaian
perubahan secara mendadak yang
berisiko mengganggu kesehatan anak-
anak maupun remaja. Untuk
menghindari hal tersebut beberapa
aktivitas yang dapat dilakukan, antara
lain:
43
Lakukan aktivitas fisik seperti
membersihkan rumah, (menyapu,
mengepel, mencuci, dll)
Lakukan hobi di dalam rumah
misalnya membaca, masak,
mendengarkan radio/menonton TV
Makan makanan bergizi seimbang,
minum air cukup, dan menghindari
rokok
Buka jendela rumah, usahakan
dapat sinar matahari
Berkomunikasi dengan
keluarga melalui
telepon atau media
sosial
Berjalan-jalan di
taman rumah dan
tetap jaga jarak 1-2
meter dari yang lain
44
D. UPAYA MENANGGAPI
BERITA PALSU COVID-19
Selain tantangan dalam upaya
memutus penyebaran COVID-19,
tantangan lain yang juga dihadapi
masyarakat adalah adanya informasi
palsu (hoaks) mengenai COVID-19.
45
CONTOH-CONTOH
BERITA HOAKS COVID-19
46
LANGKAH LAWAN BERITA
HOAKS COVID-19
Cek informasi dari sumber yang resmi
dan valid (covid19.go.id)
Perhatikan judul berita, jangan
terprovokasi judul provokatif
Perhatikan keaslian foto/video
Pastikan keaslian dan kredibilitas situs
yang dibaca
Jika menerima berita hoaks,
segera hapus atau lapor ke
[email protected]
47