The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

(CGP A5) Modul 1.1_Refleksi Filosofi Pendidikan KHD

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by septiyantinugraheni49, 2022-06-15 11:09:18

(CGP A5) Modul 1.1_Refleksi Filosofi Pendidikan KHD

(CGP A5) Modul 1.1_Refleksi Filosofi Pendidikan KHD

SALAM
&

BAHAGIA

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Damai Sejahtera,
Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu untuk

kita semua di ruang virtual ini"

REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN
KI HADJAR DEWANTARA

ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.1

Pengembang Modul: Simon P. Rafael



Agenda hari ini:

Perkenalan & Komitmen Belajar Bersama (10’)
Materi : Dasar-Dasar Pendidikan KHD (30’)
Refleksi di Padlet (10’) THINK- WRITE- SHARE
Berbagi dan tanya jawab (25’)
Refleksi penutup (10’)
Penutup (5’)

4

Bagaimana kita berinteraksi?

KOMITMEN BELAJAR

1. Membuka diri terhadap perbedaan dalam berpendapat, bertanya dan berbagi

pengalaman

2. Semua peserta berpartisipasi aktif (maksimalkan ruang chat). Apabila sudah

mendapatkan kesempatan bertanya dan berbagi pengalaman, maka berikan
kesempatan yang sama bagi yang belum bertanya atau berbagi cerita

3. Konsisten dengan waktu dan kejelasan saat mempresentasikan ide, bertanya

dan berbagi pengalaman.

4. Tekan ikon ‘raise hand’ bila hendak bertanya dan silahkan berbicara setelah

dipersilahkan; bila ada yang sedang bicara, mohon menunggu untuk dipersilahkan

5. Semua peserta membuka video (bila terkendala jaringan, peserta boleh menutup

video);

6. Chatbox digunakan sebagai media berbagi pendapat dan pengalaman; media bertanya
7. Menjaga ketenangan ruang virtual (gmeet) dengan selalu memonitor Microphone dan

Video agar proses pembelajaran menjadi kondusif dan bermakna;

Mari hadir seutuhnya di ruang belajar virtual

Sadari saat di sini dan sekarang,
Tumbuhkan rasa ingin tahu,
keterbukaan dan kebijaksanaan

TUJUAN PEMBELAJARAN
SESI ELABORASI PEMAHAMAN

Peserta mampu memberikan perspektif reflektif - kritis
tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar
Dewantara dalam forum diskusi.

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah sesi, peserta akan memiliki:

Pemahaman reflektif-kritis tentang dasar-dasar
Pendidikan Ki Hadjar Dewantara melalui diskusi
virtual dan bersama instruktur,
Sikap reflektif-kritis dalam merefleksikan dasar-
dasar Pendidikan KHD pada konteks kelas dan
sekolah masing-masing

Tahapan Belajar Modul 1.1

Merefleksikan pengalaman • CGP mendesain kerangka pembelajaran Membuat Demonstrasi Kesimpulan dan Refleksi
pribadi terkait Filosofi yang sesuai dengan pemikiran KHD Kontekstual dengan berbagi CGP dalam bentuk Media
Pendidikan Ki Hadjar Media dalam menerapkan Filosofi Informasi: Artikel, Ilustrasi
Dewantara dan Pendidikan • CGP membuat kelompok untuk Pendidikan KHD Video, Audio, Infografis.
Nasional Indonesia berkolaborasi
Demonstrasi Koneksi Antar
Mulai dari diri Ruang kolaborasi kontekstual Materi

M E R R DEKA

Eksplorasi konsep Refleksi terbimbing Elaborasi pemahaman Elaborasi
pemahaman
Mandiri: Refleksi bersama Fasilitator dan • Konferensi dan Webinar:
1. Menyimak Video berbagi Praktik Baik CGP dalam Penguatan pemahaman CGP • CGP membuat dokumentasi
2. Membaca Tulisan KHD merefleksikan Filosofi tentang filosofi Pendidikan penerapan filosofi
Pendidikan KHD
BERSAMA INSTRUKTUR Pendidikan KHD – Umpan dan KHD
1. Penguatan Konsep Filosofi Penguatan dari Fasilitator • Paparan filosofi Pendidikan • Dokumentasi sebagai
referensi untuk membuat
Pendidikan KHD oleh Instruktur KHD di Taman Siswa yang portofolio di akhir Modul 1.4.
2. Diskusi Reflektif Kritis disampaikan oleh Majelis Luhur
Taman Siswa

REFLEKSI PERSONAL: 4 Pertanyaan Reflektif (‘2)

1. Refleksikan satu pengalaman Anda terkait proses pembelajaran yang
merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)?

2. Mengapa Pendidikan Indonesia perlu mempertimbangkan kodrat alam
dan kodrat zaman?

3. Bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial
budaya di daerah saya?

4. Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang berhamba pada anak”
dalam peran saya sebagai pendidik?

1.menuntun DASAR-DASAR p5e. bkuerdtii
PENDIDIKAN

KI HADJAR
DEWANTARA

tulodo

h-aynadnai kmaarnsogun 4ta.bbuluakraasna
diri anak
2. kkeokduraattan a. merdeka 6.pfeiltoasnoifi
b.bermain
3. Pendidikan ksousltiour
yang berpihak
pada anak lakunya

1. DASAR PENDIDIKAN KHD - MENUNTUN

“Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia, maupun anggota masyarakat”

(KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraph 4)

1. DASAR PENDIDIKAN KHD - MENUNTUN

“Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat
memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat

anak” (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraph 5)

1. Dasar Pendidikan KHD: Menuntun

Ing ngarso sung
tulodo

Ing madyo Tut wuri

mangun karso handayani

sedsbmeaablangasaamayhinaaamgrtgagaidkaonaatuntasia

2. DASAR PENDIDIKAN KHD – KODRAT ANAK - MERDEKA

Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung

kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri

Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama
ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat)

(KHD – Pendidikan dan Pengajaran Nasional, Desember 1928)

2. DASAR PENDIDIKAN KHD – KODRAT ANAK - MERDEKA

“Pengaruh pengajaran itu umumnya
memerdekakan manusia atas hidupnya lahir,

sedang merdekanya hidup batin
itu terdapat dari pendidikan.”

Merdeka batin - Pendidikan
Merdeka lahir – Pengajaran

[KHD, Prasaran #5 Kongres PPPKI ke-1, Surabaya, 31 Agustus 1928]

2. DASAR PENDIDIKAN KHD – KODRAT ANAK - BERMAIN

Bermain adalah salah satu kodrat anak

Pikiran-Perasaan-Kemauan-Tenaga (Cipta-Rasa-Karsa/Karya-Pekerti)
sudah ada pada diri anak

Permainan anak dapat menjadi bagian
pembelajaran di sekolah

2. DASAR PENDIDIKAN KHD – BERMAIN

Gobak Sodor –Nilai - Strategi

Congklak – Matematika - Strategi

3. PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK

“Bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, bukan untuk

meminta sesuatu hak, melainkan untuk berhamba pada sang anak.” (Ki Hajar

Dewantara, 1922)” [Asas Taman Siswa ke-7, diparafrasakan Profesor Sardjito, Rektor Universitas Gajah

Mada di penganugrahan Doktor Honoris Causa kepada Ki Hajar Dewantara di bidang Ilmu Kebudayaan,
Desember 1956.]

Blog Pak Iwan Syahril: https://www.kompasiana.com/iwansyahril/5ae9d72816835f7afb296792/menuju-sistem-pendidikan-
yang-berhamba-pada-sang-anak?page=all

Pokoknya pendidikan harus terletak di dalam pangkuan ibu bapak karena hanya dua

orang inilah yang dapat “berhamba pada sang anak” dengan semurni-

murninya dan se-ikhlas-ikhlasnya, sebab cinta kasihnya kepada anak-anaknya boleh
dibilang cinta kasih tak terbatas (Karya Ki Hajar Dewantara, Pendidikan, halaman 382 – Buku

Kuning)

3. PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK

’Kowe bakale dak mulya ake
selawase’

(selamanya engkau akan aku muliakan)

3. PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK

Pemikiran tentang berhamba pada anak itu tercetus dari suatu
penyesalan yang pernah dirasakan oleh Soewardi ketika
menghadapi setumpuk pekerjaan yang belum terselesaikan.
Tangis Asti yang tiada henti-hentinya dirasakan sebagai suatu
hambatan yang mengganggu tugasnya. Lalu dengan serta
merta diseretnya anak itu keluar, dan tanpa berpikir panjang,
dibiarkannya Asti kecil menangis di balik hempasan pintu
rumah.

Salju yang berjatuhan di jendela tiba-tiba
menyadarkan kekalutan pikirannya. Dia lari
secepatnya, lalu dibukanya pintu . . . dan Asti sudah

tampak biru, menggigil kedinginan. Soewardi
menyesal, sangat menyesal. Sambil memeluk
anaknya yang sedang tersengal-sengal berurai air
mata itu, terucaplah kata kasih sepenuh hati: “Kowe
bakale dak mulya ake selawase” Artinya: “Selamanya

engkau akan aku muliakan.”

3. PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK

Tuhan mendengar kata umat-Nya. Apa yang akan terjadi,
terjadilah. Asti tidak pernah dapat mengurus dirinya sendiri hingga
sekarang; seluruh keluarga selalu berusaha untuk dapat melayani
keperluannya.

Pengalaman Soerwardi menjadi salah satu teori Pendidikan dalam
perguruan yang dicita-citakan.

(Irna H.N. Hadi Soewita, Soewardi Soerjaningrat dalam Pengasingan, 2019, hal.95-96)

NI ASTI

3. PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK

untuk berhamba pada sang anak. – Pendidikan
yang Berpihak/Berpusat pada Murid

3. PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK

B.77_Yudo Sucitro_CabdindikBlitar 03:44:40

Usul Pak Simon, narasi "menghamba pada anak" bisa dihaluskan dengan bahasa
berpihak/melayani anak.

C.17-135-Imyatun Muayanah 03:52:53

P. Simon, saya buka FB di Forum Guru Indonesia. Di sana ada yang buat status tentang Mars
Guru Penggerak yang dalam kalimat syairnya ada kata menghamba. Rupa-rupanya hampir
seluruh anggota dalam group di Forum Guru Indonesia tersebut yang menolak bahkan lebih
miris ada yang menyudutkan Guru Penggerak dengan kata yang membuat saya menitikkan
air mata yaitu Guru Penggerak adalah kaum kafirin. Saya prihatin dengan guru Indonesia
yang sangat dangkal menafsirkan makna sebuah kalimat “Menghamba Pada Anak". Mereka
berharap agar kalimat itu hanya dikonsumsi di dunia guru penggerak saja. Kata mereka jika
lagu ini beredar ke wali siswa nanti akan mengecilkan posisi guru. Bagaimana menyingkapi
hal ini? Terima kasih.

4. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUKAN TABULA RASA
“Anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai

keinginan orang dewasa”

Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-
samar. Tujuan Pendidikan adalah menuntun
(memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis
samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi

manusia seutuhnya. (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan)

Pertanyaannya: bagaimana menebalkannya?

4. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUKAN TABULA RASA

Menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks diri anak

dan sosio-kultural/budaya

4. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUKAN TABULA RASA

Menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks diri anak:

Tahapan Pembelajaran Sanggar Anak Alam - PELAJAR MANDIRI
Yogyakarta

Tingkat SMA:

orientasi pilihan
hidup/ passion
Memperdalam &

memperluas

Mengenal & Konteks 5/10 ke depan
menguasai Teks
(keterampilan
SD 1 - 3
Ekplorasi Pengenalan bertanya)≥ 4 SD
pengalaman Riset/Proyek
(raga, indra, durasi pendek (1 Riset durasi
imaginasi) – minggu,
Taman Indria dapat bWerIkReAlGomA-pok) semakin panjang

PAUD WIRAMA (8-16 (1 smt)
Tahun)
WIRAGA (0-8 Tahun) Dilakukan mandiri/

kolaborasi WIRAMA

WIRAGA-

WIRAMA (8-16 16 -

Tahun) 24Tahun)

4. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUKAN TABULA RASA

Menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks diri anak:

4. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUKAN TABULA RASA

Menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks sosio-kultural:

laku1. Menebalkan anak dalam sosial budaya MANGGARAI:

Toing – Titong - Toming

Toing – Mengajar, Titong – Menuntun, Toming - Teladan

2. Menebalkan laku anak dalam sosial budaya Jawa Barat:

Niti Surti – Niti Harti – Niti Bukti – Niti Bhakti Niti Jadi (Sajatining Ngahurip)

3. Menebalkan laku anak dalam sosial budaya Bali:

Tri Hita Karana: 3 Asal Kebahagiaan (harmoni dengan Tuhan, Manusia dan Alam)

4. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUKAN TABULA RASA
Menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks sosio-kultural:
4. Menebalkan laku anak dalam sosial budaya Orang Tulang Bawang Barat

NeNeMo (Nemen: kerja keras, Nedes: Ulet, Tangguh Sabar; Nerimo: Ikhlas ) – orang
Tulang Bawang Barat

5. Menebalkan laku anak dalam sosial budaya Orang Biak - Papua

Mambri (baik, bijak, pemberani dalam berbuburu, melaut dan mengatur strategi) &
Binsyowi (murah hati dan penuh kasih sayang kepada semua orang)

6. Menebalkan laku anak dalam sosial budaya Madura:

Petuah dalam Budaya Madura (Baburughan Becce’) :
Tiga perkara yang harus dimiliki oleh orang Madura:

1) kasih sayang; 2) hati yang bersih; 3) jujur

5. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUDI PEKERTI

“Budi pekerti, watak, karakter adalah bersatunya (perpaduan

harmonis) antara gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan
sehingga menimbulkan tenaga/semangat” (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan,

hal.6, paragraph 3)

Budi: pikiran-perasaan-kehendak/kemauan
Pekerti: tenaga/semangat

Cipta + Rasa + Karsa/Karya + Pekerti (tenaga)
Keseimbangan (keselarasan) Hidup

5. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUDI PEKERTI

5. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUDI PEKERTI

5. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUDI PEKERTI

Cipta + Rasa + Karsa/Karya + Pekerti (tenaga) Keseimbangan (keselarasan)
Hidup

6. DASAR PENDIDIKAN KHD – PETANI

. . .seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan
seorang pendidik) yang menanam jagung misalnya, hanya dapat

menuntun tumbuhnya jagung, ia dapat memperbaiki kondisi

tanah, memelihara tanaman jagung, memberi pupuk dan air,
membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup
tanaman padi dan lain sebagainya. (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan,

hal.2, paragraph 1)

6. DASAR PENDIDIKAN KHD – TUKANG KEBUN
KEHIDUPAN

6. DASAR PENDIDIKAN KHD – TUKANG KEBUN
KEHIDUPAN

6. DASAR PENDIDIKAN KHD – TUKANG KEBUN KEHIDUPAN

6. DASAR PENDIDIKAN KHD – TUKANG KEBUN
KEHIDUPAN

6. DASAR PENDIDIKAN KHD – TUKANG KEBUN
KEHIDUPAN

4 Pertanyaan Reflektif:

1. Refleksikan satu pengalaman Anda terkait proses pembelajaran yang
merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)?

2. Bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial
budaya di daerah saya?

3. Mengapa Pendidikan Indonesia perlu mempertimbangkan kodrat alam
dan kodrat zaman?

4. Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang berhamba (berpihak)
pada anak” dalam peran saya sebagai pendidik?

REFLEKSI PERSONAL ’15

https://padlet.com/rusiatiyo/kp0t8sr1bg1pb6bz (A5)

7. RELEVANSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KHD – PESAN KUNCI

“Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia,

maupun anggota masyarakat”

Ki Hadjar Dewantara Pendidikan Abad XXI
Menuntun Kolaborasi, Kritis-Reflektif, Komunikasi, Kreatif, Inovatif
Selamat dan Bahagia Wellbeing

8. REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KHD – PESAN KUNCI

Masa Depan – murid Humanis (penuh kasih sayang,
hati yang bersih, jujur) yang Selamat & Bahagia
(student wellbeing)
Masa Kini – Pendidikan Gotong
Royong (Kolaboratif – Reflektif – Kritis)

Masa Lampau – Pendidikan yang
Menuntun

8. REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KHD – PESAN KUNCI

1. “Guru dan murid berkolaborasi untuk menginisiasi/menciptakan
kedalaman (rasa takdjub dan kasmaran) spiritual, intelektual

dan sosial untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai
manusia ” (Pengembang Modul 1.1)

8. REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KHD – PESAN KUNCI

2. Siswa dan guru merdeka belajar yang berkolaborasi
bersama menggali dan mengembangkan potensi siswa
dan mengakomodasi karakteristik masing-masing untuk
mewujudkan student wellbeing (Ngakan Putu Suarjana (Pengawas) –

Dinas Pendidkan Karangasem, Bali
(catatan: kata well-being dalam bahasa KHD – Selamat dan Bahagia;
di Program Gubernur Jawa Barat, Jabar Masagi disebut BAGDJA)

TERIMA KASIH
SALAM & BAHAGIA


Click to View FlipBook Version