The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ndahindah33, 2022-03-26 13:04:27

Murtado Macan Kemayoran

Murtado Macan Kemayoran

MMaUcanRKTemAayDorOan

Cerita Rakyat DKI Jakarta

Murtado Macan Kemayoran

oleh :
Indah Permatasari

Sumber Cerita : 100 Cerita Rakyat oleh Dian K.

Murtado adalah seorang pemuda yang tinggal di daerah kemayoran.
Sejak kecil, Murtado dididik dengan baik oleh ayahnya. Ayahnya
juga mengajarkan ilmu bela diri padanya. Meskipun menguasai ilmu

bela diri, Murtado tak pernah sekali pun menyalahgunakan
kemampuannya itu.

Pada masa itu, daerah Kemayoran adalah daerah yang tidak aman.
Penguasa Belanda merajalela, merampasi hasil bumi milik penduduk

sebagai pajak. Selain itu, ada juga kawanan perampok yang
dipimpin oleh Warsa.

Ulah Warsa semakin hari semakin menjadi. Belanda jadi kewalahan.
Belanda meminta Bek Lihun, seorang pribumi yang menjadi kaki tangan
mereka, untuk menghalau Warsa.
Dibantu oleh Mandor Bacan, Bek Lihun Berusaha menangkap Warsa.
Namun, Warsa selalu lolos.
Akhirnya Bek Lihun meminta tolong pada Murtado.
“Murtado, Belanda sudah menegurku berkali-kali. Aku dianggap tak
mampu menjaga keamanan daerah kita. Gara-gara Warsa, penduduk
kampung kita semakin miskin dan tak mampu membayar pajak. Kau
maukan membantuku?” pinta Bek Lihun berkali-kali.

Murtado berpikir sejenak. Dia bimbang, membantu Bek Lihun
berarti membantu Belanda.
“Bek Lihun, aku mau membantumu mengusir Warsa dari sini.
Tapi bukan untuk kepentingan Belanda. Aku hanya ingin
melindungi penduduk kampung kita dari kekejian Warsa dan
anak buahnya.” kata Murtado.
“Terima kasih, Murtado. Aku tahu, hatimu pun tak tega melihat
penderitaan teman-teman kita.” jawab Bek Lihun

Murtado mulai Menyusun strategi. Bersama teman-temannya yang benama Saomin
dan Saprin, dia pergi ke markas Warsa dan anak buahnya. Disana, pertarungan tak
terelakkan.
Ternyata, Warsa juga memiliki ilmu bela diri yang hebat. Tak heran jika orang-orang
takut padanya.
“HAHAHA… kau tak mungkin mengalahkanku!” teriak Warsa sambil meloncat ke arah
Murtado.
Namun, Murtado tak kalah hebat. Dia melawan Warsa sekuat tenaga. Sementara itu,
Saomin dan Saprin membantunya melawan anak buah Warsa.
Akhirnya kemenangan berpihak pada Murtado. Warsa menyerah dan bersedia untuk
meninggalkan Kemayoran.
“Sebelum kalian pergi, tunjukkan dimana kalian menyimpan hasil rampokan kalian!”
kata Murtado.

Murtado dan teman-temannya membawa hasil rampokan Warsa Kembali ke
Kemayoran. Mereka mengembalikannya pada pemiliknya masing-masing.
Penduduk Kemayoran amat senang. Bek Lihun pun tak kalah senang. Dia
bahkan melaporkan keberhasilan Murtado itu pada Belanda.
Atas usul Bek Lihun, penguasa Belanda meminta Murtado menjadi pemimpin
daerah Kemayoran, menggantikan Bek Lihun.
“Maaf Tuan, tapi saya lebih senang menjadi rakyat biasa. Biarkan saya berjuang
di jalan saya sendiri.” Tolak Murtado dengan halus.
Ya, Murtado tak mau menjadi kaki tangan Belanda. Dia merasa lebih baik hidup
sebagai rakyat biasa dan membantu menjaga keamanan penduduk Kemayoran
dengan caranya sendiri.
Karena keberaniannya, penduduk Kemayoran dan penguasa Belanda pun
menjulukinya “Macan Kemayoran.”

Pesan moral

Semua orang pasti memiliki kemampuan dan bakat.
Karena itu gunakanlah kemampuan dan bakatmu untuk
membantu orang-orang yang membutuhkan di sekitarmu.


Click to View FlipBook Version