Hal | 1 MODUL: Menganalisis Unsur Pembangun Puisi BAHASA INDONESIA X KELAS Disusun Oleh: Citra Ika Prasetya
DAFTAR ISI Menuangkan Rasa Melalui Puisi A. Pengertian Puisi.............................................................................. 1 B. Ciri-Ciri Puisi .................................................................................... 1 C. Jenis-Jenis Puisi............................................................................... 2 D. Unsur Fisik ........................................................................................ 4 E. Unsur Batin ....................................................................................... 14
MENUANGKAN RASA MELALUI PUISI KOMPETENSI INTI Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan dranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KOMPETENSI DASAR 3.17 Menganalisis Unsur Pembangun Puisi INDIKATOR: 1. Mampu memerinci unsur pembangun puisi (fisik dan batin) dalam sebuah puisi yang dibaca atau didengar. 2. Mampu menganalisis unsur pembangun puisi (fisik dan batin) dalam sebuah puisi yang dibaca atau didengar. TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan dari pembelajaran ini, yaitu kamu mampu menganalisis unsur pembangun puisi dengan baik. Agar kamu dapat mendalami sebuah puisi yang dibaca ataupun didengar baik dalam bentuk antologi puisi atau lain sebagainya. Selain itu, kamu juga diharapkan dapat membangun kesadaran bertanggung jawab, rasa ingin tahu, dan sikap menghargai. Pada pelajaran ini kamu akan mempelajari salah satu karya sastra yaitu puisi. Sumber utama pada pelajaran ini ialah buku kumpulan puisi atau sering disebut antologi. Antologi puisi tersebut dapat kamu akses melalui situs website https://www.groovedbutton.eu.org/?m=0#blog. Bukan hanya memahami isi puisi, tetapi kamu juga harus mendemonstrasikan puisi dengan memerhatikan beberapa komponen penting yaitu vokal, ekspresi, dan intonasi.
Hal | 1 A. PENGERTIAN PUISI Secara etimologi, puisi berasal dari bahasa Yunani poites yang berarti pembangun, pembentuk, dan perbuatan. Selain itu, dalam bahasa inggris disebut poem atau poetry yang artinya membuat dan pembuatan. Sedangkan dalam bahasa Latin disebut dengan poeta yang berarti membangun, menyebabkan, menimbulkan, dan menyair. Jadi dapat dipahami bahwa puisi merupakan hasil seni sastra yang kata-katanya disusun sesuai dengan kaidah dan syarat tertentu. Sehingga dalam puisi tersebut memuat irama, sajak, dan kata kiasan. Selain itu, dengan puisi seseorang dapat menciptakan dunianya sendiri melalui pesan yang disampaikan dalam puisi. Pada dasarnya setiap tokoh sastrawan memiliki perbedaan dalam menjelaskan hakikat dari sebuah puisi. Akan tetapi apabila diamati dari berbagai perbedaan tersebut dapat ditarik inti sari. Inti sari yang dimaksud yaitu bahwa puisi merupakan karya sastra yang penuh imajinasi pikiran dan dituangkan dalam bentuk tulisan sehingga menimbulkan kesan bagi pembacanya. Selain itu, agar karya tersebut bisa dikatakan sebagai sebuah puisi, harus memuat tiga hakikat utama dalam puisi. Hakikat yang dimaksud antaranya yaitu fungsi estetik, kepadatan, dan ekspresi dalam bentuk bahasa kiasan. B. CIRI-CIRI PUISI 1. Puisi Lama Puisi Lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu sebagai berikut. a. Jumlah kata dalam 1 baris. b. Jumlah baris dalam 1 bait. c. Persajakan (rima). d. Banyak suku kata di tiap baris.
Hal | 2 e. Irama. Ciri-Ciri Puisi Lama. a. Tak diketahui nama pengarangnya. b. Penyampaiannya yang bersifat dari mulut ke mulut, sehingga merupakan sastra lisan. c. Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata ataupun rima. 2. Puisi Baru Puisi Baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima. Berikut merupakan ciri-ciri puisi baru. a. Mempunyai bentuk yang rapi, simetris. b. Persajakan akhir yang teratur. c. Memakai pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain. d. Umumnya puisi 4 seuntai. e. Disetiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis). f. Ditiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5 suku kata. C. JENIS-JENIS PUISI 1. Puisi Naratif Puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni balada dan romansa. Balada ialah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contoh Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra. Romansa ialah jenis puisi cerita yang memakai bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan. 2. Puisi Lirik Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi, ode, dan serenade.
Hal | 3 a. Elegi ialah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misal Elegi Jakarta karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta. b. Serenada merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata “serenada” bermakna nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak menciptakan serenada dalam 4 Kumpulan Sajak. Misalnya “Serenada Biru”, “Serenada Hitam”, “Serenada Merah Jambu”, “Serenada Kelabu”, “Serenada Ungu”, dan lain sebagainya. Warnawarna di belakang serenade itu menggambarkan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, dan kecewa. c. Ode ialah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Ode banyak ditulis sebagai pemujaan terhadap tokohtokoh yang dikagumi contohnya seperti Teratai (karya Sanusi Pane), Diponegoro (karya Chairil Anwar), dan Ode buat Proklamator (karya Leon Agusta). 3. Puisi Deskriptif Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian. Puisi yang termasuk kedalam jenis puisi deskriptif, misaInya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial. a. Satire ialah puisi yang mengungkapkan perasaan ketidak puasan penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya. b. Puisi kritik sosial ialah puisi yang juga menyatakan ketidak puasan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidak beresan keadaan atau orang tersebut. Kesan penyairan ini juga dapat kita hayati dalam puisipuisi impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.
Hal | 4 D. UNSUR FISIK 1. Diksi Dalam menulis puisi, penyair harus dengan cermat memilih kata-kata agar dapat mewakili makna yang hendak disampaikan serta dapat menimbulkan efek estetis (keindahan) yang diinginkan. Kata-kata yang dipilih penyair berdasarkan pertimbangan dari aspek makna, efek pengucapannya, serta dapat mewakili pikiran dan suasana hati penyair. Adapun diksi muncul karena adanya makna kias, lambang, dan persamaan bunyi atau ritma. Berikut ini penjelasan mengenai hal tersebut. a. Makna Kias (konotatif) Perhatikan puisi berikut! Aku Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang ............................................. Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih perih ............................................. Larik binatang jalang dari kumpulannya terbuang dapat diartikan orang yang selalu bersikap memberontak dan berada di luar organisasi formal. Penyair memilih kata ‘binatang jalang’ untuk menggambarkan bahwa ‘aku’ adalah orang yang tidak bisa mengikuti aturan atau norma sosial yang berlaku. Dalam kehidupan nyata, orang-orang seperti ini menjadi orang terbuang, tidak diakui keberadaannya. Oleh karena itu, Chairil memilih kata ‘terbuang.’ b. Lambang (Simbol) Dalam puisi, banyak digunakan lambang yaitu penggantian suatu hal/ benda dengan benda lain. Ada lambang yang bersifat lokal, kedaerahan, nasional, ada juga yang bersifat universal (berlaku untuk semua manusia).
Hal | 5 Misalnya, bendera adalah lambang identitas negara dan bersalaman adalah lambang persahabatan, pertemuan, atau perpisahan. Contoh: Surat kepada Bunda tentang Calon Menantunya Karya: W.S. Rendra ...................................... Burung dara jantan yang nakal Yang sejak dulu kau piara Kini terbang dan telah menemui jodohnya Ia telah meninggalkan kandang yang kau buatkan Dan tiada akan pulang Buat selama-lamanya ...................................... Dalam puisi tersebut kata ‘kandang’ menjadi simbol rumah. Penyair memilih kata ‘kandang’ karena kandang merupakan simbol tempat tinggal bagi binatang piaraannya, dan di dalamnya tersedia kebutuhan pangan yang cukup bagi binatang piaraan tersebut. Sama seperti rumah orangtua yang menjadi tempat berlindung bagi anak-anak. Di dalam rumah tersebut anakanak mendapatkan kasih sayang dan semua yang ia butuhkan. c. Persamaan Bunyi atau Rima Pemilihan kata di dalam sebuah baris puisi maupun dari satu baris ke baris lain mempertimbangkan kata-kata yang mempunyai persamaan bunyi yang harmonis. Perhatikan contoh berikut. DOA Karya: Chairil Anwar Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh
Hal | 6 Mengingat kau penuh seluruh .............................................. Tuhanku Aku hilang remuk bentuk Remuk .............................................. Dalam puisi di atas, Chairil Anwar dengan cermat memilih kata-kata yang secara bunyi menghasilkan persamaan bunyi. Persamaan bunyi itu membuat puisi tersebut semakin indah ketika dibacakan. Berdasarkan jenis-jenis rima, pertama dapat dilihat secara vertikal (persamaan bunyi pada akhir baris dalam satu bait). Jenis-jenisnya sebagai berikut. a. Rima sejajar berpola : a-a-a-a b. Rima kembar berpola : a-a-b-b c. Rima berpeluk berpola : a-b-b-a d. Rima bersilang berpola : a-b-a-b Kedua dapat dilihat secara horizontal (persamaan bunyi pada setiap kata dalam satu baris), yaitu sebagai berikut. a. Aliterasi yaitu persamaan bunyi konsonan pada setiap kata dalam satu baris. b. Asonansi yaitu persamaan vokal pada akhir kata dalam satu baris. Tugas! 1. Bacalah kembali puisi “Ibu” Karya Zawawi Imron. 2. Analisislah penggunaan diksi dalam puisi tersebut dengan menggunakan tabel berikut ini. No Aspek Diksi Larik Puisi Analisis 1 Makna Konotatif 2 Makna Simbol 3 Rima
Hal | 7 2. Imaji Pengimajian adalah kata atau susunan yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Terdapat hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian sehingga menjadi kata konkret, seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa. Adapun jenis-jenis imaji dalam puisi adalah sebagai berikut. a. Imaji Visual Imaji visual (pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan seolah-olah objek yang dicitrakan dapat dilihat). Berikut adalah contohnya: Gadis Peminta-minta Karya: Toto S. Bachtiar Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa .................................................................... b. Imaji Auditif Imaji auditif (pengimajian dengan menggunakan kata-kata ungkapan seolah-olah objek yang dicitrakan sungguh-sungguh didengar oleh pembaca). Berikut adalah contohnya: Asmaradana Karya: Goenawan Mohamad Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun karena angin pada kemuning Ia dengar resah kuda serta langkah pedati Ketika langit bersih menampakkan bima sakti ......................................................................................
Hal | 8 c. Imaji Taktil Imaji taktil (pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang mampu memengaruhi perasaan pembaca sehingga ikut terpengaruh perasaannya). Berikut adalah contohnya: Yang Terampas dan yang Putus Karya: Chairil Anwar Kelam dan angin lalu mempesiang diriku Menggigit juga ruang di mana dia yang kuingin, Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu Di karet, di karet (daerahku yang akan datang) sampai juga deru dingin Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku ................................................................. Tugas! 1. Baca kembali puisi “Ibu” karya Zawawi Imron dan puisi ‘Telah Kau Robek Kain Biru pada bendera Itu’ karya Aming Aminoedin. 2. Analisislah jenis imaji yang terdapat dalam kedua puisi tersebut dengan menggunakan tabel berikut. No Jenis Imaji Larik 1 2 3
Hal | 9 3. Kata Konkrit Kata konkret adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji karena dapat ditangkap indra. Ini berkaitan dengan kemampuan wujud fisik objek yang dimaksud dalam kata itu untuk membangkitkan imajinasi pembaca. Contoh kata ‘salju’ yang berwarna putih dan rasanya dingin bisa digunakan untuk menyampaikan makna kias tentang kesucian, kehampaan, dan rasa dingin. Dari konsep makna yang terdapat dalam kata salju tersebut, penyair bisa memilih kata salju untuk menggambarkan, misalnya, rasa rindu. Rasa rindu hanya tumbuh pada seseorang yang cintanya suci, tetapi menimbulkan kesedihan di hati yang mengalaminya. Contoh lainnya adalah kata ‘rawa-rawa’ yang melambangkan tempat hidup, bumi, dan kehidupan yang kotor. Dengan kata konkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Pengonkretan kata ini berhubungan erat dengan pengimajian, pelambangan, dan pengiasan. Ketiga hal itu juga memanfaatkan gaya bahasa untuk memperjelas apa yang ingin dikemukakan. Perhatikan contoh berikut ini: Balada Terbunuhnya Atmo Karpo Karya: W.S. Rendra Dengan kuku-kuku besi, kuda menebah perut bumi Bulan berkhianat, gosokkan tubuhnya pada pucuk-pucuk para Mengepit kuat-kuat lutut penunggang perampok yang diburu Surai bau keringat basah, jenawipun telanjang ...................................................................................... Kata-kata konkret pada puisi di atas di antaranya kuku besi diartikan sebagai kaki kuda; kulit bumi diartikan sebagai jalan yang tidak teraspal; Penunggang perampok yang diburu diartikan sebagai Atmo Karpo (seorang perampok yang menunggang kuda); Surai bau keringat basah diartikan sebagai
Hal | 10 perjalanan yang sangat melelahkan; jenawi diartikan sebagai samurai; pun telanjang diartikan sebagai keadaan siap berperang. Tugas! 1. Baca kembali puisi “Ibu” karya Zawawi Imron dan puisi ‘Telah Kau Robek Kain Biru pada bendera Itu’ karya Aming Aminoedin. 2. Analisislah penggunaan kata konkret dalam kedua puisi tersebut dengan menggunakan tabel berikut. No Kata Konkrit Arti 1 2 3 4. Rima atau Irama Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sementara itu, irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanantekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifatsifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dengan kata lain, rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama dapat menciptakan efek musikalisasi pada puisi, membuat puisi menjadi indah, dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan. Berdasarkan jenis bunyi yang diulang, ada 8 jenis rima yaitu sebagai berikut. 1. Rima sempurna, yaitu persamaan bunyi pada suku-suku kata terakhir. 2. Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir. 3. Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi).
Hal | 11 4. Rima terbuka, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan vokal sama. 5. Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan). 6. Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan. 7. Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata. 8. Rima disonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada hurufhuruf mati/konsonan. Perhatikan contoh analisis rima/ritme berikut ini. Menyesal Karya: Ali Hasjmy Pagiku hilang / sudah melayang Hari mudaku / telah pergi Kini petang / datang membayang Batang usiaku / sudah tinggi .................................................. Tugas! 1. Baca kembali “Ibu” karya Zawawi Imron, ‘Doa’ karya Chairil Anwar, ‘Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu’ karya Aming Aminoedin. 2. Analisislah rima dalam puisi-puisi di atas dengan menggunakan tabel berikut. No Jenis Rima Larik Puisi 1 2 3
Hal | 12 5. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapun macam-macam majas antara lain yaitu sebagai berikut. a. Metafora Majas metafora merupakan majas yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama. Adapun contoh dari majas metafora yaitu sebagai berikut. − Beberapa pekerjaan sudah diselesaikan dengan baik oleh tangan kanan Pak Bobi. − Winda memang kembang desa di kampung ini, wajar banyak pemuda yang ingin mendekatinya. − Prestasi Ardi yang selalu jadi bintang kelas semakin membuat bangga ibunya. b. Hiperbola Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan atau membesar-besarkan kenyataan yang sebenarnya. Adapun contoh dari majas metafora yaitu sebagai berikut. Air matanya mengalir menganak sungai Tentunya, sebanyak apa pun seseorang mengeluarkan air mata tidak mungkin sebanyak air sungai apalagi sungai yang beranak (bercabang). c. Personifikasi Majas personifikasi adalah majas yang mengibaratkan sifat manusia ke dalam benda-benda atau makhluk di luar manusia. Artinya, membuat seolah-olah benda mati seakan memiliki sifat bernyawa atau hidup. Ada beberapa karakteristik dari majas personifikasi. Ciri-ciri majas personifikasi di antaranya adalah personifikasi membandingkan benda mati seperti benda hidup, biasanya berupa sifat atau sikap yang ada dalam
Hal | 13 diri manusia, dan personifikasi melibatkan panca indera. Berikut beberapa contoh kalimat majas personifikasi. − Hujan itu menari-nari di atas genting. − Sinar matahari membangunkan para penduduk desa. − Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk. d. Ironi Majas ironi adalah gaya bahasa yang menggunakan makna berlainan atau sebaliknya dari makna sebenarnya yang dimaksud. Contohnya: “Luas sekali ruangan ini, hingga Aku sesak dibuatnya”. “luas” pada kalimat tersebut sebetulnya ingin mengungkapkan bahwa ruangan itu justru sangat “sempit”. Tugas! 1. Baca kembali “Ibu” karya Zawawi Imron, ‘Doa’ karya Chairil Anwar, ‘Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu’ karya Aming Aminoedin. 2. Analisislah gaya bahasa dalam puisi-puisi di atas dengan menggunakan tabel berikut. No Jenis Gaya Bahasa Larik Puisi 1 2 3 6. Tipografi Tipografi adalah teknik penulisan dalam puisi. Tipografi merupakan pembeda yang paling awal yang dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi ataupun drama. Baris-baris dalam puisi membentuk sebuah periodisitas yang disebut bait. Tipografi merupakan aspek bentuk visual yang berupa tata hubungan, susunan baris dan ukiran bentuk yang dipergunakan untuk mendapatkan kesan menarik agar indah dipandang. Tujuan tipografi dalam puisi adalah untuk keindahan indrawi dan untuk mendukung pengedepanan makna rasa dan suasana puisi.
Hal | 14 Tugas! 1. Baca kembali “Ibu” karya Zawawi Imron, ‘Doa’ karya Chairil Anwar, ‘Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu’ karya Aming Aminoedin. 2. Analisislah tipografi dalam puisi-puisi di atas dengan menggunakan tabel berikut. No Tipografi yang digunakan Deskripsi 1 2 3 E. UNSUR BATIN 1. Tema Tema adalah pokok persoalan yang disampaikan pengarang dalam puisinya. Tema sebuah puisi dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung (makna puisi dapat ditemukan setelah membacadan menafsirkannya). Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. 2. Rasa Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan,
Hal | 15 pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. 3. Nada Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dan lain-lain. 4. Amanat Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca atau pendengar. Tugas! 1. Baca kembali “Ibu” karya Zawawi Imron, ‘Doa’ karya Chairil Anwar, ‘Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu’ karya Aming Aminoedin. 2. Analisislah unsur batin dalam puisi-puisi di atas dengan menggunakan tabel berikut. No Unsur Batin Deskripsi 1 Tema 2 Rasa 3 Nada 4 Amanat
Hal | 16 DAFTAR RUJUKAN Harijanti, S. 2020. Modul Pembelajaran SMA Kelas X. Direktorat SMA, Direktorat Jendral PAUD, DIKDAS dan DIKME. Setiawan, K. E. P., & Andayani. (2019). Strategi Ampuh Memahami Makna Puisi (Teori Semiotika Michael Riffaterre dan Penerapannya). Cirebon: Eduvision. Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia Kelas X / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sumarsilah, S. (2018). Pengkajian Puisi. Malang: Media Nusa Creative.